BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sabun
Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti
natrium stearat, (C17H35COO⁻Na⁺).Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan
melalui kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan
permukaan air.Konsep ini dapat dipahami dengan mengingat kedua sifat dari
anion sabun (Rukaesih, 2004). Menurut SNI 06-3532-1994 sabun mandi adalah
senyawa natrium dengan asam lemak yang digunakan sebagai bahan pembersih
tubuh, berbentuk padat, berbusa, dengan atau penambahan lain serta tidak
menyebabkan iritasi pada kulit.
Sabun merupakan produk pembersih untuk kulit manusia yang
mmempunyai gugus hidrofobik yang berinteraksi dengan minyak dan ujung anion
yang larut air.Mekanisme sabun mengangkat minyak/lemak dari benda.Molekul
sabun larut dalam air dimana ujung hidrofobik mengepung molekul minyak
sedangkan ujung anion terlarut dalam air membentuk misel sehingga minyak
terlepas dari benda.Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak
dapat larut dalam air yang dikenal sebagai sabun. Asam lemak yang digunakan
untuk sabun umumnya adalah asam palmitat atau stearat, dalam industri sabun
tidak dibuat dari asam lemak tetapi langsung dari minyak yang berasal dari
tumbuhan, dimana minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dalam gliserol (
2.1.1 Bahan baku
Sabun terdiri dari asam lemak dengan rantai karbon dari 12 sampai
18.Rantai pendek seperti asam laurat meningkatkan kelarutan dan menghasilkan
banyak busa tetapi kemampuan membersihkan kurang.Rantai yang lebih panjang
seperti asam palmitat mempunyai kemampuan membersihkan yang bagus tetapi
kelarutan kurang dan busa yang dihasilkan sedikit (Spitz, 1996).
Pembuatan sabun, lemak dipanasi dalam ketel besi yang besar dengan
larutan natrium hidroksida dalam air, sampai lemak itu terhidrolisis
sempurna.Pereaksi semacam itu sering disebut penyabunan karena reaksi ini telah
digunakan sejak zaman Romawi kuno untuk mengubah lemak dan minyak
menjadi sabun. Persamaan reaksi menurut Charles, 1980adalah :
(RCO2)3C3H5 + 3NaOH → 3RCO2Na + C3H5(OH)3
Suatu molekul sabun mengandung rantai hidrokarbon panjang plus
ion.Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air.Adanya
rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah
benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena
membentuk misel (micelles), yakni segerombol (50 – 150) molekul yang rantai
hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung – ujung ion yang menghadap ke air
2.2 Kegunaan Sabun
Sabun berkemampuan untuk mengemulsi kotoran berminyak sehingga
dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat
sabun yaitu:
1. Rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun bersifat nonpolar sehingga larut
dalam zat non polar, seperti tetesan-tetesan minyak.
2. Ujung anion molekul sabun, yang tertarik dari air, ditolak oleh ujung anion
molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Adanya
tolak menolak antara tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat saling
bergabung tetapi tersuspensi (Fessenden, 1992).
2.3 Jenis Sabun
Berdasarkan jenis basa yang digunakan maka sabun dapat dibedakan
menjadi dua,yaitu :sabun natrium dikenal dengan sabun keras dan sabun kalium
dikenal sabun lunak. Pembuatan sabun natrium apabila basa yang digunakan
adalah NaOH setelah asam lemak dididihkan, dalam NaOH akan terbentuk
endapan garam Na-stearat seperti lilin yang terpisah dari larutan (Dewi, 2010).
2.4 Saponifikasi
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur
dengan larutan alkali, dengan kata lain saponifikasi merupakan proses pembuatan
sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali yang
merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk mencuci baik pakaian maupun
alat-alat lain (Anonymous, 2007).Alkali yang biasanya digunakan adalah NaOH
dan Na2CO3 maupun KOH dan K2CO3. Ada dua produk yang dihasilkan dalam
proses ini, yaitu sabun dan gliserin. Secara teknik, sabun adalah hasil reaksi kimia
antara fatty acid dan alkali. Ada beberapa jenis minyak yang dipakai dalam
pembuatan sabun, anatara lain : minyak zaitun (olive oil), minyak kelapa (coconut
oil), minyak sawit (palm oil), minyak kedelai (soybean oil). Masing-masing
mempunyai karakter dan fungsi yang berlainan (Anonymous, 2007).
2.5 Minyak dan Lemak
Pada dasarnya, lemak dan minyak dihasilkan oleh alam yang bersumber
dari hewan dan tanaman sedangkan berdasarkan pada sumbernya, minyak dan
lemak dapat diklasifikasikan atas hewan (minyak hewani) dan tumbuhan (minyak
nabati). Perbedaan mendasar daripada lemak hewani dan lemak nabati adalah:
1) Lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung
fitosterol,
2) Kadar lemak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil daripada lemak nabati,
3) Lemak hewani mempunyai bilangan Reicher-Meiss lebih besar dari bilangan
lemak nabati.
Beberapa sifat fisik dari minyak dan lemak antara lain: warna, bau amis,
odor dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymerism, titik didih, splitting point,
titik lunak, shot melting point, berat jenis, indeks bias dan kekeruhan.Zat warna
komponen kimia yang terdapat dalam minyak. Zat warna alamiah terdapat secara
alamiah dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrasi bersama
minyak bersama dalam proses ekstrasi. Zat warna tersebut antara lain alfa dan
beta karoten, xanthofil dan anthosianin. Zat warna ini menyebabkan minyak
berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan (
Cahyono,2009).
2.5.1 Lemak
Lemak tergolong senyawa ester, merupakan senyawa yang berasal dari
turunan alkohol yang satu atom H pada OH-nya disubstitusi (diganti) dengan
asam. Lemak dan minyak adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada
konsistensinya pada suhu kamar. Pada suhu kamar (25ºC-30ºC) minyak akan cair
dan lemak akan padat. Lemak merupakan salah satu makanan pokok manusia
yang bersumber dari tumbuhan dan hewan, sedangkan kolesterol hanya berasal
dari hewan (Zulbadar, 2008).
Lemak mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigensama
seperti pada karbohidrat. Mereka adalah ester dari gliserol dan asam lemak.
Gliserol adalah alkohol trihidrat, yaitu mempunyai tiga gugus hidroksil,
-OH.Rumus umum asam lemak adalah R.COOH dimana R menunjukkan suatu
rantai hidrokarbon.Setiap gugus –OH dari gliserol bereaksi dengan –COOH dari
asam lemak membentuk sebuah molekul lemak.Lemak adalah campuran
trigliseridayang terdiri atas satu molekul gliserol yang berikatan dengan tiga
molekul asam lemak.Digliserida terdiri dari gliserol yang mengikat dua molekul
dan monogliserida sering terdapat dalam makanan berlemak dalam jumlah sedikit
(Murdijati, 1992).
Lemak merupakan suatu zat yang tidak larut dalam air yang dapat
dipisahkan dari tanaman atau binatang, sedangkan minyak sering disebut juga
asam lemak (fatty acid).Lemak adalah triester dari gliserol yang disebut gliserida
atau trigliserida. Lemak hampir sebagian besar mengandung ester-ester dan pada
dasanya lemak mempunyai komposisi yang sederhana,dan terbentuk dari gliserol
yang dapat mengadakan penggabungan dengan asam-asam organik yang disebut
asam-asm lemak membentuk rangkaian alifatik yang lurus (Sastrohamidjojo,
2005).
2.5.2 Asam lemak
Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida, yaitu lipida
sederhana, fosfogliserida, ester kolesterol, lilin.Telah diisolasi lebih dari 70
macam asam lemak dari berbagai sel dan jaringan.Semuanya berupa rantai
hidrokarbon dengan ujungnya berupa gugus karboksil.Rantai ini bisa jenuh atau
juga mengandung ikatan rangkap.Bahkan ada beberapa, asam lemak yang
mempunyai 2, 3, 4, 5, dan 6 ikatan rangkap.Perbedaan sifat asam lemak justru
terletak pada panjang rantai serta jumlah dan posisi ikatan rangkapnya (Aisjah,
1998).
Asam lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon
lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada ujung
lain gugus metil (CH3). Asam lemak jarang terdapat bebas pada alam, akan tetapi
yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hidrogen yang terdapat
diikatannya dinamakan asam lemak-jenuh.Asam lemak yang mengandung satu
atau lebih ikatan rangkap dimana dapat diikat tambahan atom hydrogen
dinamakan asam lemak–tidak jenuh.Asam lemak tidak jenuh tunggal mengandung
satu ikatan rangkap, sedangkan asam lemak-tidak jenuh ganda mengandung dua
atau lebih ikatan rangkap (Sunita, 2001).
Asam lemak bersama dengan gliserol merupakan penyusun utama minyak
nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk
hidup. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang
terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida (Cahyono,2009).
2.6 Gravimetri
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri
merupakan cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan).
Pekerjaan analisis secara gravimetri dapat dibagi dalam beberapa langkah sebagai
berikut, yaitu pengendapan, penyaringan, pencucian endapan, pengeringan,
pemanasan atau pemijaran, dan penimbangan endapan hingga konstan (Rohman,
2007).
Terdapat beberapa produk detergen sesuai dengan keperluannya sabun
dalam cair biasanya mempunyai kadar air tinggi. Sabun dalam bentuk padat/
batangan juga mempunyai kadar air rendah. Analisis kadar air dalam detergen
penimbangan yang teliti. Menurut SNI 06-3532-1994 prosedur dalam analisis ini
adalah ditimbang krus porselin sampai berat kosntan dengan menggunakan neraca
analitik, kemudian timbang dengan teliti sampel sabun menggunakanalat yang
sama. Sampel yang terdapat dalam cawan porselin dikeringkan dalam oven 100°C
dalam krus 1 jam, untuk memaksimalkan penghilangan uap air dalam sampel
selama proses penguapan sebelumnya. Sampel didinginkan dan dikeringkan
dalam desikator selama 30 menit, selanjutnya sampel ditimbang dengan teliti
sampai berat konstan.Perbedaan berat sampel mula-mula dengan sampel yang