• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2011."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan

Untuk memeroleh gelar Sarjana Hukum

Oleh:

Rina Permata Sari 0810112485

Program Kekhususan Hukum Tata Negara

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2012

(2)
(3)

ii PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2011 (Rina Permata Sari, 0810112485, Fakultas Hukum Universitas Andalas, Jumlah

Halaman 65+vii, tahun 2012).

ABSTRAK

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Berkat rahmat dan karuniaNya itulah,

penulis diberi kemudahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa

ajaran kebenaran dan memberikan suri teladan bagi kita semua.

Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Fungsi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti ujian akhir dalam

meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Andalas.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua

orangtua, Ayahanda Muzni dan Ibunda Darmiwati, atas dorongan semangat, cinta,

do’a dan seluruh kasih sayang yang tak pernah henti dicurahkan kepada penulis

dan buat kakakku Hengki Esa Putra S.T, Doni Wahyudi S.T, Yora Fitriani S.Pd,

dan kakak iparku Tirta Sari S.Pd, Veni Murna Putri S.Ip dan Husni Thambrin

S.Pd serta untuk seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan

(5)

iv Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini:

1. Bapak Prof. DR. Yuliandri, SH, MH selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Andalas, Bapak Yoserwan, SH, MH, LLM selaku Wakil

Dekan I, Bapak Frenadin Adegustara, SH. MH selaku Wakil Dekan II,

dan Bapak DR. Kurnia Warman, SH. MH selaku Wakil Dekan III

Fakultas Hukum Universitas Andalas.

2. Bapak Dian Bakti Setiawan, SH. MH selaku Ketua Bagian Hukum Tata

Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas dan Ibu Delfina Gusman,

SH.MH selaku Sekretaris Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum

Universitas Andalas.

3. Bapak Dian Bakti, SH. MH sebagai pembimbing I dan Bapak Charles

Simabura, SH. MH sebagi pembimbing II, yang telah memberi masukan

dan bimbingan kepada penulis agar penulisan skripsi ini berhasil dengan

baik.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas yang telah

mendidik dan membantu penulis dalam selama menuntut ilmu di

Fakultas Hukum Universitas Andalas, serta seluruh Staf Biro dan

perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas.

5. Kepada Bapak Drh. Harmen selaku wakil ketua DPRD Kabupaten Lima

Puluh Kota yang telah memberikan masukan, data-data dan keterangan

(6)

v

6. Kepada Bapak Husin, SH. M.Si selaku sekretaris DPRD Kabupaten

Lima Puluh Kota, Bapak Budi Jonhendri, SE selaku kasubag keuangan

dan Ibu Mayke Sahirman selaku staf kasubag risalah yang telah

memberikan data-data dan keterangan-keterangan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat penulis Benny Dahna, Dini Wahyuni SH, Emo, Ilham

SH, Nanda SH, Vista Anggarda P SH, Riola Wulan Dhany Putri SH,

Engla Puspita Haria SH, Ziffany Firdinal, Andi Suhendra, karena telah

memberikan semangat dan bantuannya kepada penulis.

8. Serta semua teman-teman angkatan 2008 di Fakultas Hukum Universitas

Andalas.

Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi masukan dan manfaat bagi

penulis dan pembaca. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Alhamdulillahirabbil’alamiin

Padang, Agustus 2012

(7)

vi

Fungsi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

1. Dasar Hukum dan Pengertian Fungsi Anggaran

DPRD...

2. Asas Umum APBD...

3. Tahap-Tahap Penyusunan APBD...

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota

1. Tugas dan Wewenag Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah...

2. Hak dan Kewajiban Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah...

3. Alat Kelangkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Bidang Anggaran... 14

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

B.

Pelaksanaan Fungsi Anggaran DPRD Kabupaten Lima Puluh

Kota Tahun 2011...

Kendala-Kendala yang Dihadapi oleh DPRD Kabupaten Lima

Puluh Kota dalam Melaksanakan Fungsi Anggaran... 42

(8)

vii

C. Upaya yang Dilakukan DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota

untuk Menyelesaikan Kendala Pelaksanaan Fungsi Anggaran... 59

BAB IV PENUTUP

A.

B.

Kesimpulan...

Saran... 63

65

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan

mempunyai peranan yang penting dalam menjalankan pemerintahan daerah. Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ada yang berkedudukan di provinsi, kabupaten dan kota.

DPRD Provinsi merupakan lembaga yang mewakili rakyat untuk daerah provinsi, DPRD

Kabupaten adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah kabupaten yang bersangkutan,

sedangkan DPRD Kota adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah kota yang bersangkutan.

DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten dan DPRD Kota, mempunyai fungsi, hak dan kewajiban

yang sama tapi yang membedakannya adalah ruang lingkup kerjanya.1

Anggota DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih

melalui pemilihan umun. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintah daerah memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi

anggaran.2 Fungsi legislasi merupakan fungsi untuk membuat peraturan daerah. Pelaksanaan

fungsi legislasi tidaklah sepenuhnya berada ditangan DPRD, yang mana peraturan daerah

ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bersama DPRD.3 Peraturan daerah

tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan

daerah merupakan penjabaran dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan

memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.

1

Hanif Nurcholis, 2007, Teori dan Praktik Pemerintahan Dan Otonomi Daerah, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, hlm.225.

2

Pasal 41 Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang Nomor 3 Tahun 2005 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pemerintahan Daerah

3

(10)

Fungsi pengawasan merupakan fungsi untuk melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan peraturan daerah dan juga pengawasan terhadap Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah. Dengan adanya pengawasan dari DPRD, maka penyimpangan maupun

penyelewengan dalam hal menjalankan peraturan perundang-undangan dapat dihindari.

Fungsi anggaran adalah fungsi DPRD bersama-sama Pemerintah Daerah untuk

menyusun dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang didalamnya

termasuk anggaran untuk pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan model penganggaran

pemerintah daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah dan mencerminkan program

tahunan pemerintah daerah.5

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan instrumen yang akan menjamin

terciptanya kedisiplinan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan

pendapatan maupun belanja daerah.6 Pada dasarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

mencerminkan kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah

dan masyarakat dalam format pendapatan, belanja maupun pembiayaan.7 Dengan adanya

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maka daerah akan mempunyai pedoman operasional

dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak hanya dilakukan ditingkat

provinsi, tapi juga ditingkat kota maupun kabupaten. Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan

4

Pasal 14 Ayat 3 Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2010 Tantang Perubaha Atas Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 39/ KPTS-DPRD/LK/XI/2009 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota

5

Hanif Nurcholis, op. cit.,hlm.197

6

Nurlan Darise, 2006, Pengelolaan Keuangan Daerah, Indeks, hlm. 141.

7

(11)

salah satu kabupaten yang menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Peraturan Menteri

Dalam Negeri Republik Indonesia Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah). Selain

itu, penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah juga berpedoman kepada Peraturan

Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahunnya.

Menurut Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan

Peraturan Daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, secara ringkas proses penyusunan APBD dilakukan

dalam beberapa tahap. Pertama pengusulan rancangan peraturan daerah tentang APBD,

selanjutnya pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan

kepala daerah tentang penjabaran APBD dan yang terakhir evaluasi dan penetapan peraturan

daerah tentang APBD dan Peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.

Penyampaian rancangan peraturan daerah tentang APBD menurut Pasal 104 ayat (1)

Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD besererta lampirannya dan nota keuangan

paling lambat minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang

direncanakan untuk mendapatkan persetujuan bersama. Rancangan peraturan daerah tentang

(12)

diterimanya rancangan tersebut. Apabila gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan

peraturan daerah tentang APBD tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi, maka kepala daerah bersama DPRD melakukan

penyempurnaan selama 7 hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.8 Rancangan

peraturan daerah tentang APBD yang telah dievaluasi oleh gubernur dan hasil evaluasinya

menyatakan rancangan peraturan daerah tentang APBD sudah sesuai dengan kepentingan

umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka kepala daerah akan

menetapkan rancangan tersebut menjadi peraturan daerah, penetapan ini paling lama dilakukan

pada tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.9

Penyusunan APBD juga telah di atur didalam Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Keputusan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor

39/KPTS-DPRD/LK/XI/2009 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima

Puluh Kota. Pada Pasal 164 dinyatakan bahwa bupati menyampaikan rancangan peraturan

daerah tentang APBD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran

sebelumnya dari tahun yang direncanakan, sedangkan pengambilan keputusan oleh DPRD

mengenai rancangan Peraturan Daerah tentang APBD selambat-lambatnya satu bulan sebelum

tahun anggaran dilaksanakan. Tapi pada tahun 2011 kesepakatan antara DPRD dengan

pemerintah daerah mengenai Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD baru ada pada

tanggal 7 Januari 2011, padahal menurut Pasal 105 ayat (3) poin c Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan tegas

menyatakan bahwa persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD terhadap rencana

8

Pasal 111 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 jo Peraturan Menteri dalam Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

9

(13)

peraturan daerah tentang APBD ditandatangani oleh kepala daerah dan pimpinan DPRD paling

lama satu bulan sebelum tahun anggaran berakhir. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Daerah Tahun Anggaran 2011 pada lampirannya juga menyatakan bahwa kesepakatan

terhadap Ranperda APBD antara pemerintah daerah dengan DPRD paling lambat tanggal 30

November 2010.

Keterlambatan persetujuan bersama antara pemerintah daerah dengan DPRD mengenai

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, secara tidak langsung mengakibatkan

keterlambatan dalam penetapan APBD. Keterlambatan penetapan APBD menimbulkan

kerugian bagi pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Menurut Pasal 105A ayat (1)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah disebutkan bahwa dalam hal penetapan APBD mengalami keterlambatan kepala

daeerah melaksanakan pengeluaran setiap bulan setinggi-tingginya sebesar seperduabelas

APBD tahun anggaran sebelumnya, pada ayat (2) dinyatakan pengeluaran setinggi-tingginya

dibatasi hanya untuk belanja bersifat tetap. Tentunya hal tersebut akan memberikan kerugian

yang besar bagi pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Adanya pembatasan pengeluaran

yang hanya boleh dilakukan untuk belanja yang bersifat tetap bisa mengakibatkan kegiatan di

daerah Kabupaten Lima Puluh Kota tidak terlaksana, bahkan pembangunan di Kabupaten Lima

Puluh Kota bisa tertunda.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai pelaksanaan fungsi anggaran DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2011,

serta kendala dalam melaksanakan fungsi anggaran dan upaya apa saja yang dilakukan oleh

DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam menyelesaikan kendala tersebut. Hasil penelitian

(14)

PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2011

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan fungsi anggaran DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota pada

tahun 2011?

2. Apakah kendala DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam melaksanakan fungsi

anggaran?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota untuk

menyelesaikan kendala pelaksanaan fungsi anggaran?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengkaji bagaimana pelaksanaan fungsi anggaran DPRD Kabupaten Lima Puluh

Kota.

2. Mengkaji kendala-kendala yang dihadapai oleh DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota

dalam melaksanakan fungsi anggaran.

3. Mengkaji upaya yang dilakukan DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota untuk

menyelesaikan kendala pelaksanaan fungsi anggaran.

(15)

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan

memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu hukum pada umumnya dan

Hukum Tata Negara pada khususnya.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya refernsi dan literatur dalam dunia

keperpustakaan tentang pelaksanaan fungsi anggaran DPRD.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah

Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dan DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam

penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

E. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang kongkret dan hasil yang diharapkan, maka penulisan

proposal ini menggunakan metode-metode dalam penelitian, antara lain:

1. Metode Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah

metode sosiologis normatif, yaitu suatu pendekatan masalah penelitian hukum

dengan melihat norma hukum yang berlaku dan dihubungkan dengan fakta yang

ada dalam masalah yang akan diteliti baik melalui keperpustakaan maupun melalui

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tulisan ini.

2. Jenis data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data yang terdiri dari:

(16)

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

lapangan. Data primer ini penulis peroleh dari wawancara yang

dilakukan dengan responden10.

b) Data Skunder

Data skunder diperoleh dari literatur melalui penelitian pustaka,

yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.11

1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat12,

yang terdiri atas:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana terakhir dirubah dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

terakhir dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah

10

Zainudin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, Hlm.23.

11

Bambang Sunggono, 2011, Metodelogi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hlm.113-114

(17)

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010

Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011.

6. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima

Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas

Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima

Puluh Kota Nomor 39/KPTS-DPRD/LK/XI/2009 Tentang Tata

Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lima

Puluh Kota

7. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 12 Tahun 2010

Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lima

Puluh Kota Tahun 2011

2) Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan

hukum primer, misalnya hasil penelitian, hasil karya ilmiah,

buku-buku, dan lain-lain.13

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah prosedur sistimatika untuk memperoleh data

yang diperlukan. Untuk mendapatkan data, keterangan dan fakta-fakta

selengkap mungkin, maka penelitian menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

a) Studi Pustaka

(18)

Yaitu mengumpulkan, mempelajari dan menyeleksi data-data yang

diperoleh dari buku-buku, peraturan perundangan, serta bahan-bahan

pustaka lainnya yang ada hubungan dengan penelitian ini.

b) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.14

Dalam wawancara ini penulis akan mewawancarai Bapak Drh. Harmen,

selaku wakil ketua DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota.

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a) Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari penelitian akan diolah melalui proses

editing. Proses editing ini dilakukan untuk meneliti kembali dan mengoreksi

terhadap hasil penelitian sehingga menghasilkan kesimpulan.

b) Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang sesuai.15

Analisis data dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif. Analisis data

kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan

14Lexy J. Moleong, 2005,Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm.

186.

(19)

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi suatu yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mancari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.16

Referensi

Dokumen terkait

Soalan: Jurulatih atau doktor yang membantu atau menggalakkan atlet mengambil bahan larangan boleh dikenakan hukuman jika ujian atlet didapati positif..

Penelitian ini menggunakan metode analisis naratif model aktan oleh Algirdas Greimas untuk melihat bagaimana karakter perempuan Amerika ditampilkan dalam film Panic

• Acuan diberikan dalam badan tulisan di dalam tanda kurung. • Tulis nama keluarga pengarang, diikuti dengan tahun, kemudian beri tanda koma dan tulis nomor halaman

Secara umum, arahan pengendalian konversi hutan menjadi perkebunan sawit ialah membentuk kepolisian khusus dan tim teknis pengawasan dan pertimbangan konversi

Keanggotaan koalisi berdasarkan ideologi terlihat pada pemilihan presiden tahun 1999, dimana ada dua kubu yaitu “poros tengah” yang terdiri dari partai-partai Islam dan kubu

Selesainya skripsi dengan judul, “Upaya Optimalisasi Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.) dengan Pemberian Dried Decanter Solid dan Fungi Mikoriza Arbuskula

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2022 merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun sebagai penjabaran tahun

Dilakukan analisa untuk modulasi 4-QAM, 8-QAM dan 16-QAM karena untuk mendeteksi nilai Eb/No pada modulasi 32-QAM dan 64-QAM sudah tidak dapat dilakukan karena konstelasi