• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI FUNGSI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA DEMOKRASI: Studi Deskriptif Analitis Terhadap PW Muhammadiyah Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI FUNGSI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA DEMOKRASI: Studi Deskriptif Analitis Terhadap PW Muhammadiyah Jawa Barat."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI FUNGSI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEBERDAYAAN

MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA DEMOKRASI (Studi Deskriptif Analitis Terhadap PW Muhammadiyah Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh : Deden Kharisma Nugraha

0901200

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Deden Kharisma Nugraha, 2013

Implementasi Fungsi Organisasi Kemasyarakatan Dalam Meningkatkan Partisipasi Dan 2013

IMPLEMENTASI FUNGSI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEBERDAYAAN

MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA DEMOKRASI (Studi Deskriptif Analitis Terhadap PW Muhammadiyah Jawa Barat)

Oleh

Deden Kharisma Nugraha 0901200

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Pendidikan Kewarganegaraan

© Deden Kharisma Nugraha, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

(3)

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, foto copy atau dengan cara lainnya tanpa seijin penulis

(4)

Deden Kharisma Nugraha, 2013

(5)
(6)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI FUNGSI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEBERDAYAAN

MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA DEMOKRASI (Studi Deskriptif Analitis Terhadap PW Muhammadiyah Jawa Barat)

(7)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF SOCIETY ORGANIZATION FUNCTION TO INCREASE SOCIETY'S PARTICIPATION AND SOCIETY'S EMPOWERMENT AS A DEMOCRACY MEDIA (Analytical Descriptive

Study Of PW Muhammadiyah in West Java )

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGATAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 14

1. Tujuan Umum ... 14

2. Tujuan Khusus... 14

D. Manfaat Penelitian ... 15

1. Secara Teoritik ... 15

2. Secara Praktis ... 15

E. Asumsi Penelitian ... 15

F. Definisi Operasional ... 16

1. Organisasi Kemasyarakatan ... 16

2. Partisipasi Politik ... 16

3. Pemeberdayaan Masyarakat ... 17

4. Demokrasi ... 17

5. Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah ... 17

G. Subjek Dan Lokasi Penelitian ... 18

1. Lokasi Penelitian ... 18

2. Subjek Penelitian ... 18

(9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

A. Tinjauan Umum Organisasi Kemasyarakatan ... 20

1. Pengertian Organisasi... 20

2. Pengertian Masyarakat ... 28

3. Pengertian Organisasi Kemasyarakatan ... 30

B. Tinjauan Umum Tentang Partisipasi Dan Keberdayaan Masyarakat34 1. Pengertian Partisipasi Politik Masyarakat ... 34

2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 48

C. Tinjauan Umum Tentang Demokrasi ... 52

1. Pengertian Demokrasi ... 52

2. Model-Model Demokrasi ... 56

3. Partisipasi Masyarakat Dalam Negara Demokrasi ... 59

4. Civil Society Dalam Negara Demokrasi ... 61

5. Good Citizenship Dalam Negara Demokrasi ... 62

D. Tinjauan Umum Tentang Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah ... 64

1. Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah ... 64

2. Peranan Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah Dalam Proses Demokrasi ... 65

3. Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah dan Masyarakat Madani67 BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 69

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ... 69

1. Pendekatan Penelitian ... 69

2. Metode Penelitian... 70

B. Teknik Pengumpulan Data ... 71

1. Observasi ... 71

2. Wawancara ... 72

3. Studi Dokumentasi ... 73

4. Studi Literatur ... 73

5. Triangulasi... 74

(10)

1. Lokasi Penelitian ... 76

2. Subjek Penelitian ... 76

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 77

1. Persiapan Penelitian ... 77

2. Perizinan Penelitian ... 78

3. Pelaksanaan Penelitian ... 78

4. Pengolahan dan Analisis Data ... 78

5. Penyususnan Laporan... 79

E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 79

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data... 80

2. Reduksi Data ... 81

3. Display Data (Penyajian Data) ... 82

4. Kesimpulan / Verifikasi ... 82

F. Jadwal Penelitian ... 83

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ... 84

A. Gambaran Lokasi Penelitan... 84

1. Gambaran Umum Tentang Jawa Barat ... 84

2. Gambaran Umum Tentang PW Muhammadiyah Jawa Barat ... 85

B. Deskripsi Penelitian ... 92

1. Pandangan PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 94

2. Program PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 98

3. Kendala PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 102

4. Upaya PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 104

5. Pandangan Masyarakat Terhadap Fungsi Organisasi Kemasyarakatan Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 106

(11)

1. Pandangan PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan

Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 112

2. Program PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 119

3. Kendala PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 125

4. Upaya PW Muhammadiyah Jawa Barat Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 128

5. Pandangan Masyarakat Terhadap Fungsi Organisasi Kemasyarakatan Dalam Meningkatkan Prtisipasi dan Keberdayaan Masyarakat ... 131

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 139

1. Kesimpulan Umum ... 139

2. Kesimpulan Khusus ... 139

B. Rekomendasi ... 140

1. Ditujukan Kepada PW Muhammadiyah Jawa Barat ... 140

2. Ditujukan Kepada Pemerintah ... 140

3. Ditujukan Kepada Masyarakat ... 140

4. Ditujukan Kepada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 141

5. Ditujukan Kepada Peneliti Selanjutnya ... 141

(12)

BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI FUNGSI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEBERDAYAAN

MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA DEMOKRASI (Studi Deskriptif Analitis Terhadap PW Muhamadiyah Jawa Barat)

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi Indonesia yang telah berlangsung lebih satu dekade, sejak reformasi tahun 1998, reformasi telah membuka kebebasan politik yang telah berhasil mendorong lahirnya perubahan di beberapa aspek kehidupan bangsa serta awal dari berkembangnya demokrasi di Indonesia. Hal tersebut menjadi tantangan serius yang harus dijawab bagaimana negara mampu mewujudkan kebebasan partisipasi masyarakat dan meningkatkan keberdayaan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia. Terdapat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Pasal 28 C, 28 E ayat 2 dan 3 yang menjamin hak kebebasan berpendapat warga negara Indonesia sebagai berikut :

1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

3. Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

4. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

(13)

dalam memberdayakan masyarakat. Dan bangsa indonesia memberikan hak kepada masyarakat untuk memperjuangkan haknya secara individu dan kolektif untuk membangun bangsa, masyarakat memiliki kebebasan dalam menyatakan pikiran dan sikap, dan masyarakat memiliki hak kebebasan mengeluarkan pendapat. Hal ini merupakan usaha bangsa Indonesia dalam menjamin hak partisipasi politik masyarakat.

Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan disebutkan dalam pasal 53 tentang partisipasi masyarakat sebagai berikut : “Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pernbahasan rancangan undang-undang dan rancangan peraturan daerah”.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki kapasitas penting dalam sebuah negara karena dapat memberikan masukan secara lisan maupun tulisan terhadap pemerintah dalm pembuatan kebijakan.

Dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) disebutkan dalam pasal 2 tentang

Sistematika Program Pembangunan Nasional. Bahwa dalam program pembangunan nasional pada dasarnya terdapat upaya pemberdayaan masyarakat dalam meningkatrkan kesejahteraan masyarakat melaui program pendidikan, program ekonomi, program sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa dalam pembangunan nasional hanya untuk mensejahterkan masyarakat.

Dalam Program Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dinyatakan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penguatan lembaga dan organisasi masyarakat setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik.

(14)

Pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam Peremendagri bahwa permberdayaan masyarakat itu merupakan

kesatuan dalam startegi penting proses pembangunan, sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang berkemampuan tinggi, dan dapat mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.

Undang-Undang Republik Indonesia 1945 di atas merupakan payung hukum tentang perlindungan hak asasi masyarakat dalam hak partisipasi politik secara individual maupun kelompok. Dalam konteks ini, jaminan hak-hak kebebasan bagi warga negara dan masyarakat di atur dalam undang-undang tersebut dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan dijadikan sebagai kunci kokohnya demokrasi di indonesia. Menurut Gaffar (2009:85) bahwa demokrasi berkaitan erat dengan hak dasar sebagai manusia, seperti kebebasan berekspresi, kebebasan dalam keyakinan dan kebebasan dalam berprilaku.

Hal di atas merupakan pengaplikasian nilai-nilai demokrasi harus dilaksanakan atau dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari seperti disiplin diri, berpikir objektif, respek terhadap sesama, tanggung jawab, rasional, kasih sayang dan peduli, dan menerima perbedaan pendapat diantara sesama warga masyarakat. Demikian halnya dengan demokrasi pancasila di Indonesia, yang merupakan cirri khusus demokrasi diantara negara-negara lain. Sekalipun ada keterkaitannya dengan konsep dasar demokrasi secara universal.

Demokrasi yang dikembangkan di indonesia adalah demokrasi pancasila, dimana dalam demokrasi pancasila ini sistem pengorganisasian Negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat, dimana keluhuran manusia sebagi makhluk Tuhan Yang Maha Esa dalam bidang politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan diakui, ditata dan dijamin atas dasar gagasan kenegaraan pancasila. (Mushtarie Pide, 2009:88)

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi pancasila dalam hal ini di maksudkan bahwa demokrasi di indonesia menanamkan

(15)

bertanggung jawab dan sesuai dengan aturan menjadi salah satu ciri khas dari demokrasi pancasila.

Partisipasi dan keberdayaan masyarakat merupakan ciri khas dari sebuah negara demokrasi dimana hak kebebasan individu dilindungi serta adanya sebuah kepedulian pemerintah terhadap peningkatan kualitas masyarakatnya.

Kegiatan masyarakat yang disebut partisipasi politik adalah perilaku politik masyarakat (individu atau kelompok) yang berhak mempengaruhi lembaga dan pejabat pemerintah dalam membuat, melaksanakan dan menegakan keputusan politik yang menyangkut kehidupan masyarakat dalam perspektif politik. (Cecep Darmawan, 2008:150)

Pada dasarnya partisipasi politik masyarakat memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap keputusan-keputusan politik untuk kepentingan kehidupan masyarakat yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. dengan itu harus adanya keterlibatan pemerintah dengan masyarakat dalam membuat sebuah keputusan agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dari keputusan pemerintah tersebut. Sebagai usaha untuk mensejahterakan masyarakat, keikutsertaan masyarkat yang menjadi pemecah dalam permasalahan yang ada di masyarakat. Huntington (2008:150) berpendapat bahwa “Partisipasi politik masyarakat merupakan ciri khas modernisasi politik dalam pembangunan”.

Jadi kemajuan demokrasi dapat dilihat dari seberapa besar partisipasi politik masyarakat, dan keberhasilan pembangunan negara merupakan besarnya tingkat partisipasi dan keberdayaan masyarakat terhadap negara yang merupakan ciri dari sistem demokrasi yang modern.

Pemberdayaan masyarakat menurut Friedman Sangat tidak realistis apabila kekuatan-kekuatan ekonomi dan struktur-struktur diluar “civil society” diabaikan. oleh karena itu pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas ekonomi saja namun juga secara politis, sehingga pada akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar baik secara nasional maupun international. (Belbuk.com, 2012)

(16)

Keberdayaan masyarakat menjadi sumber dalam wawasan politik pada tingkat ketahanan nasional. Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung jawab.

Dalam pendidikan kewarganegaraan dengan adanya partisipasi dan keberdayaan masyarakat merupakan wujud ideal dalam negara demokrasi. Hal ini mencerminkan konsep “Good Citizens” warga negara yang paham akan peran, hak, kewajiban dan tanggung jawabnya sebgai warga negara yang baik.

Membentuk warga negara yang baik (good citizen) merupakan tujuan pendidikan kewarganegraan di negara manapun di dunia. Konseptualisasi kewarganegaraan baik ditandai oleh Civic Knowledge, Civic Skills, And Civic Virutes” serta diharapkan berkembang dan terwujud dalam tindakan Civic Reality. Dalam komunitas global diharapkan pula terbentuk “Global Citizens, sebagai suatu tuntutan generasi di masa mendatang. Pendidikan yang mengarahkan pada terbentuknya warga global yang bertanggung jawab, demokratis, dan memiliki tindakan sosial yang sehat dan dinamis. (Iyep Chandra, 2008:773)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang sangat penting dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat. Hal ini dicerminkan dengan konsep “Good Citizens” yang bertujuan memebrikan pemahaman tentang peran, hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara.

(17)

Gambar 1.1

Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Umum di Indonesia

Sumber : Survei KPU dalam Media Cetak Pikiran Rakyat (Kamis, 18/07/2013).

Berdasarkan data diatas penurunan tingkat partisipasi dan keberdayaan masyarakat dalam pemilihan umum di indonesia dikarenakan tingkat kepercayaan masyarakat sudah mulai menurun terhadap dunia politik diakibatkan dinamika politik indonesia yang terus mengalami permasalahan yang kompleks. Masyarakat menilai banyak terjadinya kasus korupsi, seks bebas, narkoba di kalangan pejabat pemerintahan yang menjadikan sikap partisipasi pasif masyarakat. Namun KPU berusaha mentargetkan 75% untuk tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu 2014.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

93% Pemilu 1999 84% Pemilu 2004 71% Pemilu 2009 Prediksi 54% Pemilu

(18)

Gambar 1.2

Indeks Kepercayaan Publik Pada Parpol Terus Menurun

Sumber : Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam Media Cetak Pikiran Rakyat (Rabu, 17/07/2013).

Berdasarkan data diatas mayoritas masyarakat beralasan tidak percaya terhadap partai politik karena partai-partai politik yang dominan di parlemen sekarang ini banyak terlibat kasus korupsi. Keterpurukan persepsi parpol di mata publik juga dipengaruhi oleh pandangan publik yang merasakan sikap parpol yang kurang peduli terhadap masalah masyarakat. banyaknya kasus yang bersifat amoral di mata publik yang melibatkan kader-kader partai seperti perselingkuhan, beristri banyak, skandal seks, narkoba dan sebagainya berpengaruh terhadap kepercayaan publik. Dilihat dari tingkat kepercayaan publik terhadap integritas institusi demokrasi secara umum belum cukup memuaskan. Namun jika dibandingkan dengan terhadap institusi hukum tingkat kepercayaan terhadap institusi demokrasi lumayan lebih baik.

42.6 % percaya terhadap parpol

(19)

Gambar 1.3

Persentase Pilwalkot Kota Bandung 2013

Sumber : Survei KPU Kota Bandung dalam Media Cetak Pikiran Rakyat (Jumat, 28/06/2013).

Melihat data diatas bahwa tingkat partisipasi dan keberdayaan masyarakat dalam Pilwalkot Kota Bandung 2013 masih tergolong rendah hanya 60.48% hampir berbanding dengan 39.52% angka golput, hali ini dikarenakan efektivitas sosialisasi Pilwalkot yang masih kurang. Kebanyakan pemilih tidak menyalurkan hak pilihnya lantaran kejenuhan dalam proses Pilgub 2013, bisa juga karena waktu pencoblosan bertepatan dengan masa liburan sekolah dan isu-isu politik yang berkembang di masyarakat ikut mempengaruhi keputusan warga untuk datang atau tidak datang ke TPS. Seharusnya ditekankan pada peranan organisasi masyarakat dalam mensosialisasikan Pilwalkot Kota Bandung ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini merupakan cara dalam meningkatkan partisipasi dan

0 10 20 30 40 50 60 70

39,52% 60,48%

Pengguna Hak Pilih

(20)

keberdayaan masyarakat Kota Bandung dalam keikutsertaanya Pilwalkot Kota Bandung.

Kenyataan kesejahteraan masyarakat Indonesia masih kurang, upaya pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat belum menghasilkan kenaikan yang signifikan melihat kasus berikut :

Gambar 1.4

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

Sumber : Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survey (INES) dalam OkeZone.Com (7/4/2013).

Melihat data diatas bahwa tingkat keadaan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga rakyat menurun hingga 74,4 persen. Daya beli masyarakat pun menurun sehingga memenuhi biaya kehidupan sehari-hari yang sangat berat karena disebabkan melonjaknya harga kebutuhan pokok.

Melihat fakta dan data bangsa Indonesia masih jauh dari kesan demokrasi dan sejahtera karena melihat sikap partisipasi pasif yang setiap tahun meningkat dan tingkat keberdayaan kesejahteraan masyarakat makin menurun. terjadinya gejolak politik partisipasi dan keberdayaan masyarakat mulai turun sehingga timbulah sikap ketidakpedulian masyarakat terhadap pemerintah, dan adanya indikasi bahwa masyarakat tidak mampu dan tidak mengetahui untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah serta tidak mengetahui cara untuk

0 10 20 30 40 50 60 70 80

(21)

mengembangkan kesejahteraan dirinya. Maka pemerintah memberi kesempatan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam pembangunan negara melalui lembaga-lembaga infrastruktur. organisasi kemayarakatan merupakan lembaga infrasturktur negara sebagai politik kolektif dan memberdayakan masyarakat yang bertujuan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah sehingga mencerminkan keberlangsungan negara demokrasi yang ideal. Maka organisasi kemasyarakatan harus dapat memebantu pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan politik terhadap masyarakat.

Keberhasilan pendidikan politik antara lain ditentukan oleh adanya suatu perspektif yang jelas yang bisa diperoleh melalui dua dimensi. Dimensi pertama berupa gambaran jelas tentang sistem politik ideal yang diinginkan. Dari situ akan kelihatan apa-apa sebenernya yang dituntut oleh sistem politik ideal itu dari masyarakat yang menginginkannya. Dimensi kedua ialah realita atau keadaan sebenernya dari masyarakatitu sendiri yang langsung bisa diperbandingkan dengan tuntutan-tuntutan sistem politik ideal tadi. Melalui perbandingan itulah akan diperoleh suatu perspektif yang jelas bagi pendidikan politik yang selanjutnya akan dapat dipakai untuk menjuruskannya. (Alfian, 1978:236)

Pada kesimpulan diatas bahwa pendidikan politik terhadap masyarakat merupakan pendidikan wajib karena dapat meminimalisir sikap partisipasi pasif masyarakat. Dengan memberikan pemahaman akan pentingnya hak politik masyarakat.

Keberadaan organisasi kemasyarakatan sangat diperlukan sebagai penyalur aspirasi mayarakat untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam pembangunan nasional dan memberdayakan masyarakat demi terciptanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Pada tanggal 2 juli 2013 presiden dan DPR-RI mengsahkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan dalam ini undang-undang tersebut bertujuan untuk mengatur legitimasi organisasi kemasyarakatan. Sebelumnya sudah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan namun banyak permasalahan yang kompleks pada jaman sekarang mengenai organisasi

(22)

Kemasyarakatan. Pengertian organisasi kemasyarakat menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 sebagai berikut:

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan menyatakan bahwa pada pasal 1 ayat 1 “Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya desebut ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara kesatuan republic indonesia yang berdasarkan pancasila”.

Dalam kesimpulannya menjelaskan bahwa tentang penjaminan legalitas sebuah organisasi kemasyarakatan di indonesia, organisasi kemasyarakatan

diciptakan dengan kesamaan tujuan, aspirasi, kehendak, kebutuhan, dan kepentingan mayarakat yang sama untuk ikut serta dalam pembangunan negara namun dalam satu kententuan dalam organisasi masyarakat bahwa pancasila harus dijadikan pondasi dalam ideologi atau pandangan organisasi kemasyarakatan tersebut. Fungsi dalam Organisasi masyarakat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan Pasal 6 sebagai berikut:

Ormas berfungsi sebagai sarana:

a. penyalur kegiatan dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan organisasi,

b. pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan organisasi,

c. penyalur aspirasi masyarakat, d. pemberdayaan masyarakat, e. pemenuhan pelayanan social,

f. partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan/atau,

g. memelihara dan melestarikan norma, nilai-nilai dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam kesimpulan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 pasal 6 diatas bahwa fungsi dari sebuah organisasi masyarakat adalah sebagai salah satu wadah mayarakat untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertanggung

jawab atas negaranya.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisai

(23)

kemasyarakatan sebagai lembaga yang dapat meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakatan sebagai media demokrasi.

Kontribusi organisasi kemasyarakatan sangat penting dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi, agar dapat membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pemilu dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas yang tentunya dapat mendongkrak partisipasi dan keberdayaan masyarkat.

Melihat permasalahan sikap partisipasi pasif masyarakat terhadap pemilihan umum dan rendahnya tingkat keberdayaan masyarakat diatas maka sebagai konsekuensi bagi organisasi kemasyarakatan agar mampu meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi, maka organisasi kemasyarakatan muhammadiyah sebagai salah satu organisasi kemayarakatan yang cukup partisipatif dalam dunia politik di indonesia dan memiliki program-program pemberdayaan masyarakat sehingga dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

Organisasi kemasyarakatan muhammadiyah pada dasarnya memiliki

fungsi dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat bisa dilihat dari ciri perjuangan muhammadiyah. Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan organisasi kemasyarakatan muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri organisasi kemasyarakatan muhammadiyah. Dengan memperhatikan ciri-ciri perjuangan diantaranya sebagai muhammdiyah sebagai gerakan islam, muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam, dan muhammadiyah sebagai gerakan tajdid.

Segala yang dilakukan organisasi kemasyarakatan muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam,

(24)

Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah.

Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya.

Berdasarkan data-data dan fakta-fakta maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap organisasi kemasyarakatan muhammadiyah. Dalam organisasi kemasyarakatan muhammdiyah terdapat pengurus wilayah tingkatan provinsi, maka penulis akan meneliti PW Muhammadiyah di Jawa Barat sebagai subjek penelitian yang merupakan bagian dari organisasi kemasyarakatan

muhammadiyah. PW Muhammdiyah Jawa Barat sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan pada fungsinya mampu meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi khususnya di daerah Jawa Barat.

Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana fungsi organisasi kemasyarakatan berperan sebagai media demokrasi dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat. Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul : IMPLEMENTASI FUNGSI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEBERDAYAAN

MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA DEMOKRASI (Studi Deskriptif Analitis Terhadap PW Muhammadiyah Jawa Barat).

B. Fokus Penelitian

(25)

partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi? Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain:

1. Bagaimana pandangan PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi?

2. Bagaimana program PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi?

3. Bagaimana kendala PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi?

4. Bagaimana upaya PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokarsi?

5. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi fungsi organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi yang dilakukan oleh PW Muhammadiyah Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus antara lain:

a. Untuk mengetahui pandangan PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi. b. Untuk mengetahui program PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan

partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

c. Untuk mengetahui kendala PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

(26)

e. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokarsi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat daimbil dari hasil penelitian ini adalah yang bersifat teoritik dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Secara Teoritik

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam tataran teoritis bidang pendidikan kewarganegaraan khususnya segi ilmu politik. Dapat memberikan bahan kajian bagi PW Muhammadiyah Jawa Barat tentang fungsi ideal organisasi kemasyarakatan Penelitian ini memberikan gambaran tentang pembelajaran politik dan demokrasi di lingkungan masyarakat

sebagai langkah awal untuk menjadikan masyarakat sebagai warga Negara yang baik yang sesuai dengan tujuan PKn yaitu To Be Good Citizenship.

2. Secara Praktis

a. Diketahui pandangan PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

b. Diketahui program PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

c. Diketahui kendala PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

d. Diketahui upaya PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokarsi.

e. Diketahui pandangan masyarakat terhadap organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

(27)

Berdasarkan pengalaman dan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokarsi, maka penulis dapat mengajukan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Partisipasi politik masyarakat merupakan ciri khas negara demokrasi, kemajuan demokrasi dapat di lihat dan seberapa besar tingkat partisipasi politik masyarakatnya terhadap negaranya.

2. Semakin banyak organisasi kemasyarakatan yang digunakan untuk penyalur aspirasi dalam pemberdayaan masyarakat, maka akan mempengaruhi juga terhadap tingkat partisipasi masyarakat.

3. Pendidikan kewarganegaraan memiliki konsep “Good Citizens” menciptakan warga negara yang baik, jika tujuan pendidikan kewarganegaraan terwujud maka tingkat kesadaran politik masyarakat akan meningkat.

4. Sikap partisipasi pasif masyarakat terhadap pemerintahan berkaitan dengan fungsi dari organisasi masyarakat, jika fungsi organisasi mayarakat itu berjalan baik maka sikap partisipasi pasif dalam masyarakat dapat diminimalisir.

F. Definisi Operasional

1. Organisasi Kemasyarakatan

Sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan dan diperbaharui dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan menyatakan bahwa pada pasal 1 ayat 1 “Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya desebut ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara

sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegitan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila”.

2. Partisipasi Politik

(28)

melaksankan dan menegakan keputusan politik yang menyangkut kehidupan masyarakat dalam perspektif politik”.

Huntington dan Nelson (2009:85) Partisipasi politik yang semakin luas merupakan ciri khas modernisasi politik. Partisipasi politik didefinisikan sebagai kegiatan warga negara preman (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah”.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Friedmann juga mengingatkan bahwa adalah sangat tidak realistis apabila kekuatan-kekuatan ekonomi dan struktur-struktur diluar “civil society” diabaikan. oleh karena itu pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas ekonomi saja namun juga secara politis, sehingga pada akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar baik secara nasional maupun international. (Belbuk.com, 2012)

Menurut Ife dan Tesoriero menyatakan bahwa pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya, kesempatan, kosa kata, pengetahuan dan keterampilan

untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk berpartisipasi serta mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. (Wordpress, 29 Agustus 2010)

4. Demokrasi

Gaffar (1999:85) demokrasi berkaitan erat dengan hak dasar sebagai manusia, seperti kebebasan berekspresi, kebebasan dalam keyakinan dan kebebasan dalm berprilaku. Nilai-nilai demokrasi harus dilaksanakan atau dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari seperti tanggung jawab, disiplin diri, berpikir objektif dan rasional, kasih sayang dan peduli, respek terhadap sesama, dan menerima perbedaan pendapat diantara sesama warga masyarakat”.

(29)

5. Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita

dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT:

"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR".

G. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di kantor PW Muhammadiyah Jawa Barat Jl. Sancang No.6 Burangrang, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40262, PW Muhammadiyah Jawa Barat dijadikan sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis dan PW Muhammadiyah Jawa Barat merupakan salah satu bagian pengurus wilayah organisasi kemasyarakatan PP Muhammadiyah Indonesia.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian ini adalah secara khusus PW Muhammadiyah Jawa Barat dan secara umum kepada warga masyarakat muhammadiyah dan tokoh masyarakat non muhammadiyah Jawa Barat.

(30)

No Responden Jumlah

1. Ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat 1 orang

2. Anggota PW Muhammadiyah Jawa Barat 5 orang

3. Warga Masyarakat Muhammadiyah 5 orang

4. Tokoh Masyarakat non Muhammadiyah 5 orang

Sumber: dibuat oleh pengolah 2013

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi mi meliputi lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, teknik pengambilan data, teknik pengelolaan data, subjek dan objek penelitian, sistematika penulisan dan jadwal penelitian

BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai implementasi fungsi organisasi

masyarakat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi

BAB IV : Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang pandangan, kendala, upaya PP Muhammadiyah kota bandung dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang meyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Moleong (2007:3) “Pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” kesimpulanya bahwa pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menhasilkan data deskriptif berupa tulisan dan lisan dari para responden.

Penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara sehingga dapat menyelami dan memahami makna interaksi antar-manusia secara mendalam. (Nasution, 2003:9)

Berdasarkan definisi di atas menunjukan bahwa pada dasarnya dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat peneliti utama adalah peneliti itu sendiri, hal ini memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara mendalam dan memperoleh data secara akurat.

Peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat digunakan dalam penelitian ini. Peneliti bermaksud untuk menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang diteliti, kemudian menggambarkannya kedalam

bentuk uraian-uraian yang menunjukan bagaimana implementasi fungsi organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

(32)

2. Metode Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini, dan memusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi. (Nazir, 2005:54)

Berdasakan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan penelitian terhadap kelompok, objek, kondisi, sistem pemikiran pada masa sekarang, bertujuan untuk menciptakan gambaran yang akurat mengenai fakta, sifat serta fenomena yang terjadi.

Metode deskriptif dipandang tepat digunakan dalam penelitian ini. Alasan penggunaan metode deskriptif yaitu pertama, metode deskriptif tidak terbatas

hanya sampai pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisis data dan menginterpretasikan tentang arti data tersebut. Dengan menggunakan metode tersebut, pembahasan masalah dan analisis data menjadi efektif serta akan mudah dipahami. Kedua, metode deskriptif dapat mendeskripsikan data atau informasi hasil pendapat ahli, observasi dan wawancara yang selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan sehingga memiliki hasil yang maksimal. Ketiga, peneliti bermaksud untuk menggambarkan fenomena serta membuat gambaran mengenai implementasi fungsi organisasi kemasyarakatan PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

(33)

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses yang penting dalam mendukung suatu penelitian.

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan. (Sugiyono, 2012:224)

Berdasarkan pendapat diatas kesimpulannya bahwa teknik pengumpulan data merupakan cara yang tepat dalam sebuah penelitian bertujuan untuk mendapatkan data, teknik pengumpulan data merupakan hal yang utama karena untuk mendapatkan data yang sesuai standar.

Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Mengenai observasi, Endang Danial dan Wasriah (2009:77) “Observasi dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. Alat ini digunakan

untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui observasi merupakan aktivitas peneliti mengamati segala fenomena yang dirasakan responden.

Observasi menurut Sugiyono (2012:145) “Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar”. Dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan strategi pengumpulan data yang spesifik melihat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan responden.

(34)

berkenaan dengan partisipasi dan keberdayaan masyarakat dalam menciptakan Good Citizenship dan Civil Society di Jawa Barat.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ini untuk memperoleh informasi dan data faktual langsung dari sumbernya. Wawancara dilakukan melalui proses tanya jawab lisan secara langsung kepada berbagai pihak dari ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat, anggota PW Muhammadiyah Jawa Barat, warga masyarakat muhammdiyah, dan tokoh masyarakat non muhammadiyah yang berkaitan dengan penelitian ini.

Endang Danial dan Wasriah (2009:71) “Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh” Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengumpulan data dengan cara berdialog antara peneliti dan responden merupakan cara yang tepat dalam sebuah penelitian.

Sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2007:186) “Wawancara adalah Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.” Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dengan terwawancara.

Melalui tanya jawab kita dapat memasuki alam pikiran orang lain sehingga kita memperoleh gambaran tentang dunia mereka. Jadi wawancara dapat berfungsi deskriptif, yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti dialami oleh orang lain. Selain itu, wawancara berfungsi eksploratif, yaitu bila masalah yang kita hadapi masih samar-samar karena belum diselidiki secara mendalam oleh orang lain. (Nasution, 2003:114-115)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan wawancara dapat memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan objektif tentang fokus masalah yang sedang diteliti, karena sesuai dengan kenyataan yang dialami responden.

(35)

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara terbuka sehingga responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau ulasan. Dalam implementasinya di lapangan peneliti melakukan wawancara kepada ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat, Anggota PW Muhammadiyah Jawa Barat, Masyarakat Muhammadiyah, Tokoh Masyarakat non Muhammadiyah untuk memperoleh data dan mengetahui fakta dan gambaran mengenai implementasi fungsi organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan sebagian aktivitas bagian dari penelitian yang dijadikan sebagai bahan data informasi yang sesuai dengan penelitian.

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb. (Endang Danial dan Warsiah, 2009:79)

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi

kegiatan mengumpulkan dokumen yang diperlukan sabagai bahan data informasi sesuai dengan penelitian.

Data yang diperoleh melalui kajian dokumentasi ini dapat dipandang sebagai data profil organisasi kemasyarakatan dan data narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Teknik ini dilakukan dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dan menunjang penelitian.

4. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data atau sumber-sumber informasi teoritis tentang masalah yang diteliti. Teknik ini memperkuat landasan peneliti serta melengkapi hasil penelitian yang peneliti lakukan.

(36)

Dapat ditarik kesimpulan bahwa studi literatur merupakan bagian dari teknik penelitian dengan melakukan pengumpulan data dari buku, majalah, liflet yang berkesinambungan dengan penelitian

Dengan demikian dapat penulis menyimpulkan studi literatur yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah, artikel yang berhubungan dengan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan pelaksanaan organisasi kemasyarakatan.

5. Triangulasi

Triangulasi menurut Sugioyono (2012:241) “Teknik pengumpulan data yang bersifat mengabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada”. Disimpulkan bahwa triangulasi merupakan cara pengumpulan data dengan menggabungkan data dan sumber data yang ada dalam penelitian. Hal tersebut dimaksudkan untuk pengujian kredibilitas dalam observasi.

Membagi triangulasi atas 2 jenis yakni sebagai berikut triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. (Sugiyono, 2012:195)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa triangulasi merupakan menggabungkan teknik pengumpulan data dari observasi, wawancara dan dokumentasi dan menggabungkan teknik pengumpulan sumber dari data sumber berbeda namun dengan teknik penelitian yang sama.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan subjek

(37)

Gambar 3.1

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Sumber : Sugiyono (2012:242)

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Tiga Sumber

Sumber : Sugiyono (2012:242)

Untuk mendukung dan lebih meningkatkan kekuatan data, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sebagai pengumpulan data.

Wawancara

Observasi

Studi

Literatur

Ketua PP Muhammadiyah

Kota Bandung

Anggota PP Muhammadiyah

Kota Bandung Warga

Masyarakat Muhammadiyah

(38)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di kantor PW Muhammadiyah Jawa Barat Jl. Sancang No.6 Burangrang, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40262, PW Muhammadiyah Jawa Barat dijadikan sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis dan PW Muhammadiyah Jawa Barat merupakan salah satu bagian pengurus wilayah organisasi kemasyarakatan PP Muhammadiyah Indonesia.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini ditujukan kepada subjek penelitian ini adalah untuk secara umum untuk warga masyarakat muhammdiyah dan tokoh masyarakat non muhammadiyah, tetapi khususnya kepada PW Muhammadiyah Jawa Barat.

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi” di dalamnya”. (Sugiyono, 2012:215)

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian kulitatif menggunakan situasi sosial yang terdiri dari tempat, pelaku, dan aktivitas yang saling berinteraksi dan bersinergi, hal tersebut dapat dikatan sebagai objek penelitian.

Jadi dalam penelitian kualitatif lebih mengutamakan situasi sosial tersebut sebagai objek maksudnya adalah sumber itu adalah seseorang yang mengerti akan permasalahan yang akan kita wawancarai dengan demikian penelitian tersebut dapat lebih mendalam dan valid.

(39)

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa subjek penelitian kualitatif adalah sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Oleh karena itu, subjek

yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah dan tujuan peneliti. Akan tetapi, ada juga subjek yang ditentukan secara khusus dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk dijadikan sample penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan sample purposive, sehingga

besarnya jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi.

Dalam pengumpulan data, responden di dasarkan pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh informasi yang sama, maka itu sudah dianggap cukup untuk proses pengumpulan data yg diperlukan sehingga tidak perlu meminta keterangan dari responden berikutnya.

Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa subjek penelitian ini dapat di lihat dari tabel berikut :

Tabel 3.1 Responden Penelitian

No Responden Penelitian Jumlah Responden

1. Ketua PP Muhammadiyah Kota Bandung 1 orang 2. Anggota PP Muhammadiyah Kota Bandung 5 orang

3. Warga Masyarakat Muhammadiyah 5 orang

4. Tokoh Masyarakat non Muhammadiyah 5 orang

Sumber: Data diolah oleh peneliti (2013)

D. Tahap-Tahap Penelitian 1. Persiapan Penelitian

(40)

2. Perizinan Penelitian

Perizinan penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian sesuai dengan objek serta subjek penelitian.

Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapat surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, peneliti meminta izin penelitian kepada ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat, anggota PW Muhammadiyah Jawa Barat, masyarakat Muhammadiyah, dan tokoh masyarakat non muhammadiyah.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk

memecahkan fokus masalah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penelitian adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat yang akan diwawancarai, b. Menghubungi anggota PW Muhammadiyah Jawa Barat yang akan diwawancarai, c. Mengadakan wawancara dengan ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat,

d. Mengadakan wawancara dengan anggota PW Muhammadiyah Jawa Barat, e. Menghubungi masyarakat Muhammdiyah,

f. Menghubungi tokoh masyarakat non Muhammadiyah, g. Mengadakan wawancara dengan masyarakat,

h. Mengadakan wawancara dengan tokoh masyarakat non Muhammadiyah,

i. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Pengolahan dan Analisis Data

(41)

5. Penyusunan Laporan

Tahap ini peneliti menggabungkan seluruh bagian/bab penelitian yang telah telah ditulis penelitian, untuk dipertanggungjawabkan peneliti dalam sebuah sidang ujian skripsi.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah terjaring dan terkumpul selanjutnya diolah, dianalisis, dan diinterpretasi sehingga data tersebut memiliki makna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam masalah penelitian. Proses tersebut dilakukan secara terus menerus sejak awal perolehan data hingga akhir penelitian. Dengan hasil analisis dan interpretasi data tersebut maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan serta rekomendasi yang perlu.

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2012:244)

Dapat disimpulkan bahwa analisis data kualitatif merupakan proses untuk mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi secara sistematis, dengan mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan data ke dalam-unit-unit, melakukan sintesa data, menyusun pola data, memilih mana data yang penting dana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan data sehingga mudah dipahami.

Pengelolan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data akan dilakukan melalui proses menyusun, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan

dengan kajian penelitian.

(42)

(display) data, dan pengambilan kesimpulan di reduksi data. (Nasution, 2003: 129)

Dapat disimpulkan bahwa analisis penelitain terdiri terurai dari langkah-langka reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan reduksi data.

Data yang terkumpul dan terekam dalam catatan-catatan lapangan kemudian dirangkum dan diseleksi. Merangkum dan menseleksi data didasarkan pada pokok permasalahan yang telah ditetapkan dan dirumuskan sebelumnya. Kegiatan ini sekaligus juga mencakup proses penyusunan data ke dalam berbagai fokus, kategori atau pokok permasalahan yang sesuai. Pada akhir tahap ini semua data yang relevan diharapkan telah tersusun dan terorganisir sesuai kebutuhan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti apa yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1992:16-18), bahwa terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.. Ketiga rangkaian tersebut merupakan aktivitas teknik analisis data, penulis terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 3.3

Komponen-Komponen Analisis Data

Sumber: Miles dan Huberman (1992: 20)

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data

Data yang sudah terkumpul lalu diseleksi kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya

Reduksi data

Penumpulan data Penyajian data

Kesimpulan : Penarikan/

(43)

berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.

Untuk memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat, anggota PW Muhammadiyah Jawa Barat, warga masyarakat muhammadiyah, dan tokoh masyarakat non muhammadiyah. Dengan kata lain, reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang dapat diteliti.

2. Reduksi Data

Sugiyono (2012:247) “Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”. Kesimpulanya reduksi merupakan aktivitas dari sebuah analisis data dengan cara merangkum dan memilih data mana saja yang penting yang diperoleh dari lapangan yang akan digunakan untuk dijadikan bahan laporan. Melalui teknik memilah dan memilih, peneliti akan mengetahui data

mana saja yang diperlukan dan membuang data yang tidak perlu. Data yang telah direduksi ini lah yang akan memberikan gambaran jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya bila diperlukan.

3. Display Data (Penyajian Data)

Penyajian data atau display data adalah sekumpulan informasi yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain, menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.

Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang tebal akan sulit dipahami, oleh karena itu agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, networks, chart, dan grafik. (Nasution, 2003:128)

Dapat disimpulkan bahwa data yang bertumpuk dan laporan observasi

lapangan yang tebal akan sulit dipahami, untuk mencegah hal tersebvut maka peneliti harus mengusahakan berbagai macam matrik, uraian singkat, networks,

(44)

Data yang diperoleh dari lapangan pasti banyak sekali, oleh karena itu supaya peneliti tidak terjebak dalam tumpukan data dari lapangan yang banyak, peneliti melakukan display data. Display data yang dilakukan lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat.

Penyajian data merupakan hasil dari wawancara dengan ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat, anggota PW Muahammadiyah Jawa Barat, warga masyarakat muhammadiyah dan tokoh masyarakat non muhammadiyah, hasil dari observasi lapangan, dan dokumentasi. Dari keseluruhan data yang telah didapat tersebut, dipahami satu persatu, kemudian disatukan dan diinterpretasikan sesuai dengan rumusan masalah.

4. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat tentang bagaimana implementasi fungsi organisasi masyarakat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi.

Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “Grounded”. Jadi kesimpulan itu harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung. (Nasution, 2003:130)

Kesimpulan pendapat diatas bahwa membuat kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung agar kesimpulan itu lebih Grounded.

Tujuan dari kesimpulan dan verifikasi adalah untuk mendapatkan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotetis atau teori.

Langkah yang ketiga ini peneliti lakukan di lapangan dengan maksud untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan. Agar mencapai suatu

kesimpulan yang baik, kesimpulan tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, supaya hasil penelitiannya jelas dan dapat dirumuskan

(45)

F. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian JENIS

KEGIATAN

BULAN

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Penyusunan

Proposal Bab Penelitian Pengerjaan bab I,II,III Observasi kelapangan Pengolahan Data Pengerjaan bab IV,V Penyusunan akhir

Laporan Sidang Wisuda

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Organisasi kemasyarakatan PW Muahammadiyah Jawa Barat telah merefleksikan fungsi organisasi kemasyarakatan sebagai media demokrasi dengan meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum diatas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Pandangan PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi bahwa diketahui PW Muhammadiyah Jawa Barat memiliki kedudukan strategis sebagai media demokrasi dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

b. Program PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi sebagai berikut: 1) intensipikasi kajian-kajian khusus dan advokasi kebijakan publik; 2) peningkatan hubungan sinergis antar kader dan simpatisan muhammadiyah untuk partisipasi aktif; 3) pengembangan pendidikan kewarganegaraan dan kader politik, 4) pemberdayaan sarana prasarana pendidikan , kesehatan masyarakat, dan ekonomi mikro.

(47)

d. Upaya PW Muhammadiyah Jawa Barat dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat sebagai media demokrasi sebagai berikut: 1) Meningkatkan kualitas program dan save finance; 2) Menjalin kerajasama dengan pemerintah, organisasi kemasyarakatan lain, akademisi, dan tokoh masyarakat 3) Mengfungsikan kembali kesadaran politik masyarakat dengan kaderisasi internal dan eksternal.

e. Pandangan masyarakat terhadap fungsi organisasi kemasyarakatan sebagai media demokrasi masih terjadi pro kontra pemahaman disebabkan oleh latar belakang masyarakat yang beragam.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Ditujukan Kepada PW Muhammadiyah Jawa Barat

a. Membenahi sistem administrasi organisasi untuk menjalankan kegiatan keorganisasian.

b. Mengadakan dialog interaktif dengan masyarakat dan pemerintah untuk menjalin koordinasi dan kerja sama.

c. Mengadakan program kegiatan yang berkualitas, menarik dan inovatif sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam organisasi kemasyarakatan

2. Ditujukan Kepada Pemerintah

a. Mensosialisasikan organisasi kemasyarakatan sebagai media demokrasi untuk meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

b. Mendukung program kegiatan organisasi kemasyarakatan sebagai bentuk apresiasi dan menampung aspirasi.

c. Mengadakan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

3. Ditujukan Kepada Masyarakat

(48)

b. Menyampaikan aspirasi berupa kritik dan saran mengenai kebijakan pemerintah sebagai bahan kajian organisasi kemasyarakatan untuk disampaikan kepada pemerintah.

c. Ikut serta dalam pemilihan umum sabagai apresiasi hak politik masyarakat. 4. Ditujukan Kepada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Menjadi rekan organisasi kemasyarakatan untuk meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

b. Memberikan apresiasi terhadap organisasi kemasyarakatan sebagai media demokrasi dalam meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

c. Menjadikan pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana pembelajaran politik masyarakat.

5. Ditujukan Kepada peneliti selanjutnya

Gambar

Gambar 1.1 Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Umum di Indonesia
Gambar 1.2 Indeks Kepercayaan Publik Pada Parpol Terus Menurun
Gambar 1.3 Persentase Pilwalkot Kota Bandung 2013
Gambar 1.4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Auch von der Seite der Schule wird nur zum Teil genug für die sprachlich begabten Kinder gesorgt, weil die meisten Schulen keine außerschulischen Aktivitäten, die für das

Dengan demikian maka yang dimaksud dengan homoseksual mengacu pada orang-orang yang memiliki dorongan impuls, preferensi, perilaku seksual dan ketertarikan secara fisik, emosi

Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak

Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh tidak diberikannya ASI Eksklusif, pemberian MP-ASI yang tidak tepat, penyakit infeksi yang dialami oleh anak, status ekonomi pada

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada aspek bentuk yang meliputi elemen pembentuk ruang terbuka yang terdiri dari taman, jalur hijau kota,

Juli 2015 86 Di samping data dari Laporan Keuangan Badan Wakaf Indonesia di atas, potensi dana wakaf uang juga dapat dilihat dari Tabung Wakaf Indonesia (TWI) Dompet

sistem yaitu system BSP Link untuk tiket Garuda. Dalam hal terjadi.. pembatalan penerbangan tiket domestik dan internasional PT.AntaVaya,. pihak airlinesmempunyai

Dalam konteks narasi besar sufistik, syair Hamzah dan dangding Mustapa mewakili ekspresi tafsir sufistik yang diungkapkan dengan rasa bahasa dan sastra Nusantara. Sebagaimana