EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISKUSI TEKNIK
CONFERENCE WRITING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS
BAHASA INGGRIS SISWA
(Penelitian di MTs. Al-Musdariyah Cileunyi Kabupaten Bandung)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Megister
Pendidikan Pada Program Studi Pengembangan Kurikulum
Dede Yusuf M
NIM 1102631
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISKUSI TEKNIK
CONFERENCE WRITING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS
BAHASA INGGRIS SISWA
(Penelitian di MTs Al-Musdariyah Cileunyi Kab. Bandung)
Telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd NIP. 195206071976031003
Pembimbing II
Dr. Rusman, M.Pd NIP. 197205051998021001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarja
Universitas Pendidikan Indonesia
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
METODE DISKUSI TEKNIK
CONFERENCE WRITING TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS BAHASA
INGGRIS SISWA
Oleh
Dede Yusuf Muharam
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pengembangan Kurikulum
Dede Yusuf Muharam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Efektivitas Penggunaan Metode Diskusi Teknik Conference Writing Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Siswa
(Studi Kuasi Eksperimen Pada
Madrasah Tsanawiyah Al-Musdariyah Cileunyi Kab. Bandung) Dede Yusuf Muharam
ABSTRAK
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Hakekat Pembelajaran Menulis (Writing) ... 10
1. Teori Pembejaran Menulis ... 10
2. Tujuan Menulis ... 13
B. Hakekat Metode Diskusi Teknik Conference Writing ... 14
1. Pengertian Metode Diskusi dan Teknik Conference Writing ... 14
2. Karakteristik Metode Diskusi Teknik Conference Writing ... 20
3. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Diskusi Teknik Conference Writing ... 22
C. Menulis Bahasa Inggris ... 25
1. Tahap PraPenulisan ... 26
2. Tahap Penulisan ... 28
D. Kerangka Berfikir ... 29
E. Hipotesis ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
A. Metode Penelitian... 32
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
C. Prosedur Penelitian... 34
1. Tahap Persiapan ... 34
2. Tahap Pelaksanaan... 34
3. Tahap Akhir ... 35
D. Instrumen Penelitian... 35
E. Uji Coba dan Analisis Instrumen ... 36
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kelas Eksperimen ... 47
2. Kelas Kontrol ... 51
C. Temuan Hasil Penelitian ... 52
D. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 72
A. Kesimpulan Umum ... 72
B. Kesimpulan Khusus ... 72
C. Rekomendasi ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi memiliki peran utama dalam masyarakat, karena tanpa komunikasi masyarakat tidak bisa berinteraksi satu sama lain. Dalam komunikasi, bahasa memiliki peran yang sangat penting karena bahasa sebagai media utama yang digunakan untuk berkomunikasi.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris ada empat keterampilan yang harus dikuasai diantaranya, speaking, listening, reading, writing. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir dan keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan keterampilan menulis dalam proses pembelajaran bahasa tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya seperti menyimak, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan tersebut menjadikan saling melengkapi satu sama lainnya.
Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan teknik tertentu, bahkan bagi sebagian orang menulis bukanlah hal yang mudah dan menyenangkan termasuk bagi para siswa, baik siswa SD, SMP, maupun SMA. Seseorang yang tidak terbiasa menulis akan mengalami kesulitan ketika harus menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seseorang yang sudah terbiasa menuangkan ide atau peristiwa yang dialaminya dalam bentuk tertulis (biasa menulis buku harian) maka ini akan mudah baginya. Menurut Tarigan (2009:5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.
mudah menuangkannya dalam bentuk tulisan karena mengetahui dan memahami hal-hal yang akan ditulis.
Dalam konteks ini Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989:1) mengemukakan bahwa, writing is one of the most important things you do in college. Dari pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan
faktor yang sangat penting dilakukan oleh setiap siswa di sekolah, karena dalam kegiatan di sekolah menulis selalu erat kaitannya dengan pembelajaran.
Sebagaimana dikatakan dalam Standar Kompetensi SMP/MTs bahwa pembelajaran dengan keterampilan menulis bahasa Inggris untuk siswa SMP/MTs diarahkan pada pencapaian siswa dalam kemampuan mengungkapkan berbagai makna dengan langkah-langkah yang benar di dalam teks tertulis tentang suatu topik yang berkaitan dengan pengalaman nyata atau kehidupan sehari-hari, dengan penekanan ciri-ciri ragam bahasa tulis. Bahasa tulisan berarti membuat gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Materi ini diberikan secara bertahap, karena menulis merupakan keterampilan lanjutan yang cukup kompleks. Indikator dari kemampuan menulis tersebut diantaranya: (1) menggunakan tata bahasa formal dan gaya (2) pengorganisasian materi, dan (3) menggunakan mekanisme penulisan (Harris, 1969: 71-77).
siswa dihadapkan pada tugas menulis, meraka mengalami kesulitan dalam mengekspresikannya ke dalam tulisan. Akibatnya mereka tidak dapat melanjutkan kegiatan menulisnya karena menganggap bahwa kegiatan menulis merupakan suatu beban yang berat.
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di sekolah adalah pendekatan tradisional yakni mengajar siswa secara langsung dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu. Siswa disuruh mengembangkan kerangka, dengan penekanan pada hasil tulisan. Strategi semacam ini menjadi kendala bagi pengembangan keterampilan menulis siswa. Hal tersebut diakibatkan karena siswa tidak terbiasa mengkaji secara langsung permasalahan yang hendak ditulis. Akibatnya, siswa terbentur dalam menuliskan materi yang ada dalam pikirannya. Padahal, kemampuan menulis siswa akan sangat bergantung pada penguasaan hal yang hendak ditulis.
Lebih lanjut, diantara yang menyebabkan keterampilan menulis mereka rendah adalah: (1) masih banyak guru yang belum menemukan teknik yang tepat dalam mengajarkan writing, (2) kurangnya minat siswa dalam menulis, (3) minimnya kosa kata yang dimiliki siswa, (4) kurangnya sarana buku bacaan yang disediakan di perpustakaan sekolah. Alasan lainnya, yang ditemuka, mengapa meraka rendah dalam kemampuan menulis adalah disebabkan oleh motivasi siswa yang rendah, hal ini karena disebabkan oleh metode penilaian yang tidak tepat, atau karena rendahnya penguasaan tata bahasa Inggris, atau mungkin karena metode mengajar yang tidak tepat, dan frekuensi latihan yang tidak cukup.
dimaksimalkan. Mading dibuat hanya pada saat tertentu saja, padahal dengan mengoptimalkan mading sekolah, dapat digunakan sebagai tempat menunjukan hasil karya siswa.
Lebih dari itu, pembelajaran menulis juga masih belum banyak mendapat perhatian dari guru. Siswa pun masih kurang terbiasa untuk menulis, apalagi jika pembelajaran menulis cerpen tentang refleksi kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena guru belum memberikan bimbingan kepada siswa secara maksimal. Banyak metode yang bisa digunakan saat ini dalam pembelajaran bahasa Inggris diantaranya:
Pertama, Grammar Translation Method, pada metode inisiswa
mempelajari kaidah-kaidah gramatika bersama-sama dengan daftar atau kelompok-kelompok kosakata. Kata-kata tersebut kemudian dijadikan frase atau kalimat berdasarkan kaidah yang telah dipelajari. Pada metode ini penguasaan kaidah-kaidah lebih diutamakan daripada penerapannya. Ketrampilan lisan, seperti pelafalan, tidak dilakukan. Metode ini mudah penerapannya karena guru tidak harus fasih berbicara bahasa yang harus dipelajari, sedangkan evaluasi dan pengawasannya juga tidak sulit.
Kedua, Direct Method, proses pembelajaran ini guru menyuruh siswa
untuk membaca nyaring, kemudian, guru memberi pertanyaan dalam bahasa yang sedang dipelajari. Selama proses pembelajaran berlangsung, realia seperti peta atau benda yang sesungguhnya bisa dipergunakan. Guru bisa menggambar atau mendemonstrasikan. Ketiga, The Silent Way, dalam proses pembelajarannya, guru hanya menunjuk ke suatu chart yang berisi dengan vocal konsonan. Guru menunjuk beberapa kali dengan diam. Setelah beberapa saat guru hanya memberi contoh cara pengucapannya, kemudian menunjuk siswa untuk melafalkan sampai benar. Dalam proses pembelajaran guru banyak berdiam diri, dia hanya mengarahkan/menunjuk pada materi pembelajaran.
Keempat, Metode diskusi teknik Conference Writing adalah
menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan tolong menolong. Metode ini mempunyai kelebihan yaitu dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan, menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan antar sesama kelompok sehingga timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok. Penggunaan metode ini akan membuat siswa lebih interaktif, dikarenakan pada kegiatan ini siswa bisa saling merespon, saling menyunting serta mengecek setiap tulisan yang dipresentasikan.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah efektivitas penggunaan metode diskusi teknik Conference Writing terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris siswa?”.
Adapun rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek diksi?
2. Apakah metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gaya bahasa?
3. Apakah metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gramatikal?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek diksi.
2. Untuk mengetahui metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gaya bahasa. 3. Untuk mengetahui metode diskusi teknik Conference Writing efektif
dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gramatikal.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaat atau kegunaan, terutama dalam mengimplementasikan metode diskusi yang diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan yang berhubungan dengan metode diskusi teknik Conference Writing dalam mata pelajaran bahasa Inggris di MTs Al-Musdariyah Cileunyi Kab. Bandung.
Selanjutnya, secara umum penelitian diharapkan memiliki dua manfaat sekaligus, baik manfaat secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan teori ilmu-ilmu pendidikan dan pengajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah/madrasah. Sehingga dapat menambah khazanah pengetahuan yang bermanfaat bagi semua, terutama dalam peningkatan kemampuan dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris.
2. Secara Praktis
a. Bagai lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam implementasi metode diskusi dalam mata pembelajaran bahasa Inggris.
c. Bagi guru mata pelajaran bahasa Inggris, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai pengetahuan, ketrampilan dalam menyusun program pembelajaran baha Inggris di sekolah. d. Bagi pimpinan (Kepala MTs), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan dalam rangka meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran bahasa Inggris.
e. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan pengalaman awal dalam melakukan penelitian sejenis yang lebih lanjut.
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan Menulis Bahasa Inggris
Kemampuan menulis bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat penting bagi seorang siswa. Menulis bahasa Inggris merupakan sarana komunikasi dalam bahasa tulisan. Kemampuan menulis bahasa Inggris sangat menuntut kecakapan dan kemahiran dalam mengatur penggunaan bahasa, melakukan dengan langkah-langkah terorganisir, menuangkan ide dan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat dan akurat. Sebagaimana dikatakan oleh Gie (2002:3) bahwa menulis adalah “segenap rangkaian seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.”
Sebagai suatu keterampilan, menulis memang melalui proses belajar dan berlatih. Semakin sering belajar dan berlatih, tentu semakin cepat terampil. Kebiasan menuslikan sebuah ide, gagasan dan pendapat, maka akan membuat seseorang lebih mudah dalam menulis. Berbeda halnya jika seseorang jarang atau tidak pernah membuat sebuah karya tulis. Tentunya orang tersebut akan mengalami kesulitan ketika dalam menuliskan sesuatu.
Kegiatan menulis membutuhkan banyak waktu, tenaga, keterampilan, dan juga perhatian. Untuk meningkatkan kemampuan menulis juga diperlukan penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Dalam hal ini baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah ditata sedemikian rupa, sehingga tersusun suatu karangan yang runtut dan padu. Dalam kegiatan berbicara seseorang harus menguasai lambang-lambang bunyi, maka dalam kegiatan menulis seseorang hendaknya menguasai lambang-lambang atau simbol-simbol visual atau aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan. Kelancaran komunikasi dalam suatu tulisan tergantung dari bahasa yang diperlihatkan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan. Penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur dan lengkap.
2. Metode diskusi teknik Conference Writing
Metode diskusi teknik Conference Writing adalah metode menulis yang dilakuakn secara bersama (kelompok), dimana para siswa melakukan kegiatan saling merespon, mengedit, mengecek dan mempresentasikan atau mempublikasikan hasil karangan. Bridges dalam Sanjaya (2006:155) menjelaskan bahwa “Dalam penerapan metode diskusi, setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan siswa dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi”.
bertatap muka untuk memecahkan sebuah permasalahan dalam sebuah kelompok. Dengan metode diskusi ini siswa bisa saling memberikan persepsinya masing-masing pada rekannya untuk saling memberikan ide dan gagasan. Ada dua metode diskusi yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama diskusi kelompok, diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan dan yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri. Kedua, diskusi kelompok kecil, pada diskusi ini peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dengan cara guru menyajikan masalah dan beberapa sub masalah. Setiap kelompok memecahkan sub masalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Metode diskusi salah satu metode yang dianggap efektif dalam penyampaian materi secara jelas, dan baik juga dalam melatih komunikasi serta keberanian siswa dalam memberikan atau menyampaikan ide dan gagasan. Beberapa keunggulan metode diskusi dari metode yang lainnya antara lain, dengan metode ini wawasan siswa akan luas tentang sesuat, membuat rasa saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan jiwa kreatifitas dan memunculkan idea atau gagasan dalam menyelesaikan masalah.
3. MTs Al-Mudariyah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen (A) O
1 X O2
Kontrol (B) O
1 _ O2
Keterangan:
A: Kelompok Eksperimen B: Kelompok Kontrol
O1: - Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
kelompok eksperimen dan kelompk kontrol.
O2: - Postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan setelah
diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tanpa diberi perlakuan.
X: Perlakuan untuk kelompok eksperimen
Conference Writing dapat ditetapkan sebagai kelompok eksperimen.Sebelum diberi perlakuan (X), kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yang mempergunakan media metode diskusi teknik Conference Writing. Kedua kelompok tersebut diberikan post test, hasilnya akan dibandingkan dengan skor pre test,sehingga diperoleh gain atau selisih antara skor pre test dan post test.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang belajar di kelas VIII MTs Al-Musdariyah Cileunyi Bandung, metode dalam pengambilan sampel, yaitu secaraacak yang sering kita sebut dengan random sampling dan pengambilan sampel tidak acak yang telah
ditentukan terlebih dahulu berdasarkan pertimbangan sebelumnya. Dalam penelitian ini tidak dilakukan penugasan secara acak, tetapi peneliti mengambil kelas yang sudah ada untuk dijadikan sebagai sampel penelitian (cluster slamping). Sebagai sampel penelitian dipilih dua kelas, pengelompokkan sampel terdiri atas satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
a. Studi pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah dan penyebabnya serta merumuskan masalah. Studi literatur, untuk memperoleh kajian teori yang tepat mengenai permasalahan yang akan dikaji.
b. Telaah kurikulum, untuk mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, menyusun perangkat pembelajaran
c. Membuat dan menyusun instrumen penelitian lalu mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen.
d. Menguji coba instrumen penelitian dan menganalisis hasil uji d. coba instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaanmeliputi :
a. Melaksanakan pretest, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Melaksanakan observasi selama kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi teknik Conference Writingyang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran untuk kelas eksperimen.
d. Menyebarkan angket untuk melihat pendapat tanggapan siswa terhadap penggunaanmetode diskusi teknik Conference Writing.
e. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain :
a. Melakukan analisis dan pembahasan data-data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, sehingga masalah dan pertanyaan penelitian dapat terjawab.
b. Membahas hasil penelitian dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini, peneliti menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Pedoman Observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jenis observasi yang dilaksanakan adalah observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.Pedoman observasi tersebut digunakan untuk memfokuskan pengamat terhadap aspek-aspek tertentu yang akan diselidiki dalam proses observasi.Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini dirancang berdasarkan langkah-langkah proses pembelajaran yang tercantum dalam RPP.
2. Wawancara.
jawaban atas pertanyaan itu. Melalui wawancara data utama yang berupa ucapan, pikiran dan tindakan dari tempat atau lokasi penelitian akan mudah diperoleh. Karana teknik wawancara ini digunakan untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran responden. Itulah sebabnya, salah satu cara yang ditempuh dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara secara mendalam dengan objek penelitian, dengan berpegang pada arah, sasaran dan fokus penelitian.
3. Tes
Tes hasil belajar bentuk objektif (pilihan ganda). Tes bentuk objektif digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan menulis bahasa Inggris, yang telah diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran (perlakuan) sebagai pre test dan post test.
4. Angket
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh respon siswa terhadap penggunaan metode diskusi teknik Conference Writingdalam peningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris yang terdiri yang mencakup aspek pemahaman siswa, motivasi siswa, partisipasi siswa dan kesulitan siswa.
E. Uji Coba dan Analisis Instrumen
Instrumen tes yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif khususnya pengetahuan dan pemahaman harus dilakukan pengujian validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda terlebih dahulu.Ujicoba instrumen dilakukan pada kelompok yang berbeda dalam populasi (bukan kelas eksperimen dan kontrol).Tes ujicoba terdiri dari 40 butir soal berbentuk pilihan ganda.
1. Validitas Tes
Validitas digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal tes terhadap skor total.Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.Dalam penelitian ini validasi instrumen dilakukan dengan bantuan MS Excel 2007.
Secara manual rumus yang digunakan padaMS Exceladalah rumuskorelasi product moment Pearsonsebagai berikut:
}
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Interpretasi besarnya koefesien korelasi dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas Tes
Nilai rxy Klasifikasi
rxy≤ 0,00 Tidak valid
0,00 <rxy≤ 0,20 Validitas sangat rendah
0,20 <rxy≤ 0,40 Validitas rendah (kurang)
0,40 <rxy≤ 0,60 Validitas sedang (cukup)
0,60 <rxy≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
Hasil dari perhitungan statistik dari validitas tes dapat di lihat sebagai
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabililas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan dihitung dengan koefesien reliabilitas.Untuk mengukur atau menguji reliabilitas soal pilihan ganda/objektif dapat digunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR-20) di hitung dengan menggunakan spss 20
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = Proporsi siswa yang menjawab soal dengan jawaban benar q = Proporsi siswa yang menjawab soal dengan jawaban salah s2 = Variansi skor-skor tes
Tabel 3.4
Klasifikasi Reliabilitas Tes
Nilai r Klasifikasi
0,000 <r< 0,199 Sangat rendah
0,200 <r< 0,399 Rendah
0,400 <r< 0,599 Cukup
0,600 <r< 0,799 Tinggi
0,800 <r< 1,000 Sangat tinggi
(Arikunto,2002)
Berdasarkan data pada perhitungan koefisien reliabilitas instrumen tes tertulis adalah sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
930 40
Melalui interpretasi koefisien reliabilitas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian memenuhi kriteria dengan reliabilitas yang sangat tinggi. Itu dapat dikatakan bahwa instrumen dapat dipakai untuk pre test dan post test. Untuk lebih detail dapat di lihat di lampiran A Hasil Uji Reabilitas.
3. Indeks Kesukaran Tes
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.Tingkat kesukaran soal diuji dengan menggunakan rumus:
JS B P
Keterangan :
B = Jumlah siswa yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalis
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00 (Arikunto, 2002:207). Perhitungan instrumen tes dilakukan dengan menggunakan kategori untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.5
Berdasarkan hasil tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.6 menunjukan hasil dari tingkat kesukaran tes.
Table 3.6
Hasil Tingkat Kesukaran Tes
Tingkat Kesukaran
No Soal Tes Raw Skor Interpretasi 2,3,6,9,10,18,19,21,22,30. 0.00 – 0.30 Soal Sukar 1,7,8,11,12,14,15,16,20,23,
24 25,26,27,28,29
0.30 – 0.70 Soal Sedang
4,5,13,17 0.70 – 1.00 Soal Mudah
4. Daya Pembeda Tes
Daya pembeda soal adalah keterampilan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berketerampilan tinggi dengan siswa yang berketerampilan rendah (Arikunto, 2002: 211).Daya pembeda pokok uji instrumen tes tertulis dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
B
BA = jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawab benar
pada pokok uji yang dianalis
BA = jumlah siswa kelompok rendah yang menjawab benar
pada pokok uji yang dianalis JA = jumlah siswa kelompok tinggi
JB = jumlah siswa kelompok rendah
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Perhitungan untuk instrumen tes dilakukan dengan menggunakan kategori daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.7
Berdasarkan hasil dari tingkat daya pembeda tes dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 3.8
Hasil Tingkat Daya Pembeda Tes
Tingkat Daya Pembeda Tes
No Soal Raw Skor Interpretasi 3,6,17,18,22,24,25,27,2 daya pembeda jelek. 14 soal mempunyai tingkat daya pembeda cukup, dan 6 soal mempunyai tingkat daya pembeda baik. Itu dapat disimpulkan bahwa 20 soal telah sesuai dan dapat dijadikan instrumen penelitian. Dimana 10 soal tidak dapat dijadikan instrumen. Untuk lebih detail dapat dilihat dilampiran A Hasil Analisis Daya Pembeda.
F. Prosedur dan Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Uji Statistik
Data peningkatan kemampuan menulis bahasa inggris dengan uji statistik.Dalam penelitian ini analisis data statistik menggunakan program SPSS versi 20 untuk melihat normalitas, homogenitas varians, peningkatan
kemampuan menulis bahasa Inggris.
Untuk melihat peningkatan kemampuan menulis bahasa Inggris sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (Cheng, et. al, 2004) sebagai berikut :
Keterangan:
<g > = gain (peningkatan hasil belajar)
Spos = skor posttest
Smaks = skor maksimum ideal
Gain ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan kemampuan
menulis bahasa Inggris dengan kriteria seperti pada tabel 3.9
Tabel 3.9
Kriteria Skor Gain Rata-Rata
Batasan Kriteria
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g > 0,3 Rendah
Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS 20 (Statistical Product and Service Solution).Kriteria pengujiannyaadalah jika nilai Sig. (Signifikansi)
atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusiadalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilaiprobabililtas > 0.05 maka distribusi adalah normal.Uji normalitas distribusi data peningkatan kemampuan menulis bahasa Inggris dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Uji statistik yang digunakan untuk pengujian normalitas
dengan program SPSS versi 20.
b. Uji Homogenitas
pengujian homogenitas dengan program SPSS versi 20. Uji Levene Testakan muncul bersamaan dengan hasil uji bedarata-rata atau uji-t. Kriteria pengujiaanya adalah apabila nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilaiprobabilitas > 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.
c. Uji Hipotesis
Uji hipoesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen dua arah (t-test independent) untuk mengujij signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolah data SPSS 20. Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah gain skor post test dan pre testantara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Untuk menguji
tingkat signifikansi perbedaan rata kemampuan menulis bahasa Inggris siswa dilakukan dengan analisis secara statistik dengan menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test jika sebaran data berdistribusi normal dan homogen. Dengan kriteria pengujian: jika tHitung> tTabel maka Ha
diterima pada taraf signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1 +
n2 - 2). Apabila data tidak berdistribusi normal maka dipakai uji non
parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
2. Analisis Data Observasi
a. Analisis Data Angket
Pernyataan-pernyataan dalam angket diolah berdasarkan tes skala Likert. Pernyataan angket tersebut mencakup aspek sikap siswa terhadap pembelajaran. Setiap jawaban pernyataan yang bersifat positif diberi nilai 4, 3, 2, 1 sedangkan setiap jawaban pernyataan yang bersifat negatif diberi nilai 1, 2, 3, 4. Skor pernyataan skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.10
Skor Pernyataan Angket Skala Likert
Sifat Pernyataan
Jawaban
S
S S
T
S STS
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Pengolahan data angket dilakukan baik untuk melihat sikap siswa sebelum dan setelah pembelajaran secara keseluruhan. Langkah-langkah pengolahan data angket yang dilakukan untuk melihat sikap secara keseluruhan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Menghitung skor jawaban siswa sebelum dan setelah berdasarkan skor pada Tabel 3.8.
2) Menghitung nilai rata-rata siswa secara keseluruhan pada sebelum dan sesudah pembelajaran.
3) Mengubah nilai rata-rata menjadi bentuk persen.
Tabel 3.11
Kategori Sikap Siswa
Nilai (%) Kategori
81 – 100 Sangat Positif 61 – 80 Positif 41 – 60 Cukup 21 – 40 Negatif
< 20 Sangat Negatif
b. Menganalisis perbedaan nilai persentase rata-rata sebelum dan sesudah pembelajaran dengan uji statistik.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian maka dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan baik secara umum maupun kesimpulan secara lebih khusus.
A. Kesimpulan Umum
Kesimpulan secara umum bahwa dalam meningkatkan kemampuan menulis itu perlu adanya penguasaan tentang gramatikal, dan juga paham terhadap elemen-elemen konseptual di antaranya penggunaan bahasa tulisan yang benar dengan kalimat-kalimat yang baik, kemampuan untuk menggunakan secara benar aturan untuk bahasa tulis, misalnya, tanda baca, ejaan, kemampuan berpikir secara kreatif dan mengembangkan pikiran-pikiran, keterampilan untuk memanipulasi kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf dan menggunakan bahasa secara efektif, keterampilan-keterampilan menilai, untuk menulis materi-materi yang sesuai untuk tujuan khusus dengan pemikiran pembaca, bersama-sama dengan kemampuan menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengurutkan informasi yang relevan.
B. Kesimpulan Khusus
Berdasarkan hasil temuan dan analisis data penelitian maka dapat disimpulkan beberapa poin dari penemuan hasil peneletian ini diantaranya: Bahwa metode diskusi teknik Conference Writing sangat memberikan efektivitas dalam meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris siswa. Pertama, dalam diksi yang digunakan oleh murid dalam menulis bahasa
Inggris menunjukkan bahwa kata-kata yang digunakan sudah tepat, hal ini ditunjukan dalam menggambarkan suatu kiasan keadaan sesuai dan dapat membangkitkan imajisi pembaca.
Kedua, aspek dalam gaya bahasa menunjukkan bahwa rata-rata siswa
tersebut menjelaskan suatu makna yang jelas dan dapat dipahami oleh si pembaca. Selain itu, siswa yang menulis dengan memanfaatkan banyak gaya bahasa dengan penuh makna menunjukan penguasaan kalimat siswa berkembang.
Ketiga, aspek dalam penggunaan gramatikal, dalam penulisan bahasa
inggris siswa mengalami perkembangan dalam penggunaan tenses. Dilihat dari segi penulisan siswa sudah bisa menyesuaikan penggunaan tenses sesuai dengan keadaan waktu dari pengalaman atau pengetahuan yang mereka tulis sehingga kalimat yang ditulis dalam setiap paragraph menjadi kalimat yang komunikatif kepada si pembaca.
C. Rekomendasi
Berdasarkan pada penjelasan di atas, penggunaan metode diskusi teknik Conference Writing dapat dijadikan rekomendasi sebagai suatu cara
alternatif dari pengajaran menulis bahasa Inggris. Oleh karenanya, ada beberapa saran atau rekomendasi yang dapat disampaikan:
1. Bagi Guru Bahasa Inggris
Guru sebaiknya memilih bahan ajar yang cocok sebelum melaksanakan KBM dan menggunakanan berbagai metode yang membuat pengajaran lebih inovatif dengan bahan ajar yang sederhana karena hal ini akan mengurangi rasa bosan dengan pelajaran bahasa Inggris khususnya menulis. Menulis merupakan hal yang paling sulit dalam bahasa Inggris dan keragaman cara mengajar sangat diperlukan dalam hal mengajar.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian yang berhubungan dengan penggunaan metode diskusi teknik Conference Writing, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut yang berminat dan memanfaatkan metode diskusi teknik Conference
mengalokasikan banyak waktu dalam mengadakan penelitian dan untuk menemukan beberapa teori yang mendukung penggunaan media metode diskusi teknik Conference Writing dalam pengajaran menulis bahasa Inggris
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, M. (1990), Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra, Malang, YA3 Malang.
Akhadiah, S., dkk., (2004), Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta, Erlangga.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta.
Atar., (1993), Anatomi Sastra, Padang, Angkasa Raya.
Cooper, P.J., & Simonds, C., (1995), Communication for the Classroom Teacher. (6 ed.). Massachusetts, Allyn & Buncg University Speaking Center ____________., (1990), Classroom Teaching Skill, Cananda, DC. Health and
Company.
Darsono, (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.
Elizabeth L. B., (1955), College English, Published by National Council Teacher Of English.
Gagne and Briggs. L. J., (1979), Principles of Instructional Design, New York, Holt Rinehart and Winston
Gebhardt and Dawn R., (1989), Writing Processes and Intentions, Mac Millan Publishing Company.
Gould, Eric. (1989), The Act of Writing, New York, Random House, Inc.
Harris, David P., (1969), Testing English as a Second Language, New York, McGraw-Hill
Hasibuan J.J. dan Moedjiono, (1995), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya
Ibrahim, M., , (2000), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, Universtiy Press Keraf, G., (1995), Dari Narasi Sampai Argumentasi, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama.
_________, (1993), Kamus Linguistik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Lie, A. (2002), Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta, Grasindo.
Notoatmodjo, S., (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Robbins, S.P., (1998), Organizational behavior, 8th edition. New Jersey, Prentice Hall.
Rochintaniawati, D., & Nurjhani, M., (2003), Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi, (EdisiRevisi), Bandung
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Pers.
Sanjaya, W., (2009), Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta.
Soekidjo, N., (2003), Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta., Rineka Cipta.
St.Y. Slamet, (2007), Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia, Surakarta, Universitas Sebelas Maret Press.
Subroto, S., (2002), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, Ardi Mahatya Sudjana, N., (2011), Penilaian Hasil Proses Belaja Mengajar, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Sudrajat, A., (2006), Psikologi Pendidikan, Kuningan, PE-AP Press Sugiyono, (2009), Statistika untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta. Sumantri, (2001), Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Maulana ________, (1998), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Depdikbud. Surana, (2001), Pengantar Sastra Indonesia. Solo, Tiga Serangkai.
Syah, M., (2000), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya
Syaodih, N., (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya
Tafsir, A., (2004), Ilmu Pendidikan dalam Persefektif Islam, Bandung, Remaja Rosda Karya.
__________, (1996), Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung, Remaja Rosda Karya.
Tarigan D., (2009), Membina Keterampilan Menulis Paragraf, Bandung, Angkasa.