• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHATANI SAWI HIJAU (Brassica rapa var parachinensis L.) DI NAGARI PANINJAUAN KECAMATAN X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS USAHATANI SAWI HIJAU (Brassica rapa var parachinensis L.) DI NAGARI PANINJAUAN KECAMATAN X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI SAWI HIJAU

(Brassica rapa

var

parachinensis L.)

DI NAGARI PANINJAUAN KECAMATAN X KOTO KABUPATEN

TANAH DATAR

OLEH

Stefany Ervin

08 1022 1020

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

ANALISIS USAHATANI SAWI HIJAU

(Brassica rapa

var

parachinensis L.)

DI NAGARI PANINJAUAN KECAMATAN X KOTO KABUPATEN

TANAH DATAR

OLEH

Stefany Ervin

08 1022 1020

SKRIPSI

SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR

SARJANA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

(3)

ANALISIS USAHATANI SAWI HIJAU

(Brassica rapa

var

parachinensis L.)

DI NAGARI PANINJAUAN KECAMATAN X KOTO KABUPATEN

TANAH DATAR

OLEH

Stefany Ervin

08 1022 1020

MENYETUJUI

Dosen Pembimbing I

Ir. Yusri Usman, M.Si NIP. 19580601 198603 1 003

Dosen Pembimbing II

Cipta Budiman, S.Si, MM NIP. 19770119 200501 1 002

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Prof. Ir. H. Ardi, M.Sc NIP. 19531216 198003 1 004

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Andalas

(4)

Skripsi Ini Telah Diuji Dan Dipertahankan Di Depan Sidang Panitia Ujian

Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Andalas Pada Tanggal 30 Agustus

2012

No.

Nama

Tanda Tangan

Jabatan

1.

2.

3.

4.

5.

Dr. Ir. Faidil Tanjung, MSi

Ir. Yusri Usman, MS

Cipta Budiman, SSi, M.M

Ir. M. Refdinal, MSi

Dian Hafizah, SP, MSi

Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

(5)

PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI INTEGRASI TERNAK DENGAN USAHATANI PADI NON-INTEGRASI TERNAK DI NAGARI SUNGAI SARIAK KABUPATEN

PADANG PARIAMAN

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman, yang dilakukan pada bulan April sampai Mei 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budidaya usahatani padi integrasi ternak dengan usahatani padi non-integrasi ternak dan menganalisis perbandingan pendapatan dan keuntungan usahatani padi integrasi ternak dengan usahatani padi non-integrasi ternak di Nagari Sungai Sariak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Pengambilan sampel untuk petani usahatani padi integrasi ternak dan usahatani padi non-integrasi diambil secara sengaja (purposive) dengan melakukan wawancara dan pengamatan di lapangan. Data dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan budidaya usahatani padi integrasi ternak dengan usahatani padi non-integrasi ternak, sedangkan analisa kuantitaif digunakan untuk menghitung perbandingan pendapatan dan keuntungan usahatani padi integrasi dan non-integrasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya yang dilakukan petani integrasi dengan non-integrasi memiliki perbedaan, dimana petani integrasi ternak memiliki ternak sapi, sehingga bisa memperoleh pupuk kandang dengan cara mengolah sendiri sedangkan petani non-integrasi harus membeli. Pendapatan untuk usahatani padi integrasi sebesar Rp. 10.707.389,74/Ha dan rata-rata pendapatan usahatani padi non-integrasi ternak sebesar Rp. Rp. 10.309.734,88/Ha. Berdasarkan hasil uji t didapat bahwa tidak terdapat perbedaan secara nyata antara pendapatan integrasi dengan non-integrasi. Keuntungan yang diperoleh dari usahatani padi integrasi ternak Rp. 9.428.056,32/Ha sedikit lebih besar dari keuntungan non-integrasi ternak Rp. 9.232.354,67/Ha. Berdasarkan hasil uji t didapat bahwa tidak terdapat perbedaan secara nyata antara pendapatan integrasi dengan non-integrasi. Perhitungan R/C yang didapat untuk usahatani integrasi sebesar 2,79 dan untuk usahatani non-integrasi sebesar 2,86. Ini Berarti kedua usahatani ini menguntungkan, tetapi pada penelitian ini usahatani padi non-integrasi lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi non-integrasi.

Berdasarkan hasil penelitian, maka sebaiknya perlu adanya penambahan jumlah ternak untuk petani agar pupuk kandang yang digunakan bisa memenuhi kebutuhan usahatani, kotoran ternak yang dihasilkan ternak sebaiknya dijadikan pupuk kompos oleh petani agar hasil yang diperoleh lebih baik dan integrasi yang dilakukan oleh petani integrasi sebaiknya tidak terputus agar limbah limbah ternak dan tanaman termanfaatkan sehingga kesehatan tanah dan lingkungan terjamin, dan sumber pakan ternak terjamin. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengkaji integrasi tanaman dengan ternak secara menyeluruh.

(6)

vii

1.2. Perumusan Masalah………..

1.3. Tujuan Penelitian………..

1.4. Manfaat Penelitian……….

2.3. Budidaya Ternak Sapi………...

2.4. Usahatani dan Pendapatan……….

2.5. Penelitian Terdahulu………..

6

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian………..

3.2. Metoda Penelitian……….

3.3. Metoda Pengambilan Sampel………

3.4. Metoda Pengumpulan Data………..

3.5. Variabel yang Diamati………..

3.6. Analisa Data………..

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian...

4.1.1. Letak Geografis...

4.1.2. Topografi dan Keadaan Tanah...

(7)

viii 4.1.4. Sarana dan Prasarana...

4.1.5. Karakterisitik Responden...

4.2. Gambaran Integrasi Ternak Kelompok Ternak rambut Bumi...

4.2.1. Gambaran Ternak Sapi Kelompok Ternak Rambut Bumi...

4.2.2. Pemanfaatan Limbah...

4.2.3. Gambaran Integrasi Padi Ternak Pada Kelompok Ternak

Rambut Bumi...

4.3.Analisa Budidaya Usahatani Padi (Integrasi dan Non-integrasi)...

4.3.1. Kultur Teknis...

4.3.2. Sarana Produksi Usahatani Padi...

4.4. Analisa Pendapatan dan Keuntungan...

4.4.1. Biaya...

4.4.2. Penerimaan ...

4.4.3. Pendapatan...

4.4.4. Keuntungan...

4.4.5. R/C Rasio...

4.4.6. Manfaat dan Kelemahan Integrasi...

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi

nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

berperan dalam pembentukan PDB (Produk Domestika Bruto), penciptaan

kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan perolehan devisa. Peran

sektor pertanian juga dapat dilihat secara lebih komperhensif, antara lain : (a) sektor

pertanian sebagai penyedia pangan masyarakat, sehingga mampu berperan secara

strategis dalam penciptaan ketahanan pangan nasional, yang sangat erat kaitannya

dengan ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik dan keamanan atau

ketahanan nasional, (b) sektor pertanian menghasilkan bahan baku untuk

peningkatan sektor industri dan jasa, (c) sektor pertanian dapat menghasilkan atau

menghemat devisa yang berasal dari ekspor atau produk subtitusi impor dan (d)

sektor pertanian merupakan pasar yang potensial bagi produk-produk sektor industri

(Daryanto, 2009).

Sektor pertanian di Sumatera Barat juga mempunyai peranan yang penting

dalam pembangunan ekonomi daerah terutama kontribusinya terhadap ketahanan

pangan, kesempatan kerja dan lapangan usaha. Pada tahun 2005, sumbangsih sektor

pertanian terhadap PDRB Sumatera Barat juga cukup tinggi yaitu sebesar 25,29%

atau sedikit lebih meningkat daripada tahun 2004, yaitu sebesar 24,27% (Badan

Pusat Statistik Sumatera Barat, 2006).

Salah satu konsep pertanian ekologis adalah kombinasi sistem antara

usahatani padi dengan beternak sapi. Konsep integrasi ternak dalam usahatani

tanaman, baik itu tanaman perkebunan, pangan, atau hortikultura adalah

menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak, tanpa mengurangi aktifitas dan

produktivitas tanaman. Bahkan keberadaan ternak ini harus dapat meningkatkan

produktivitas tanaman sekaligus dengan produksi ternaknya. Pengelolaan ternak

dalam hal ini dilaksanakan oleh keluarga petani yang dalam waktu yang bersamaan

(9)

2

1 Hasil wawancara penulis dengan ketua kelompok ternak Rambut Bumi pada hari rabu, 16

November 2011

pengelolaan ternak sebagian besar diharapkan dapat diperoleh dari sisa hasil

pertanian tanaman, meskipun sebagian kecil pasokan harus diperoleh dari luar.

Konsekuensinya adalah keluarga petani yang akan mengusahatanikan integrasi

ternak dalam tanamannya, harus menguasai teknik pemeliharaan dan pemanfaatan

ternak secara baik, disamping pengetahuan praktek usahatani tanamannya, terutama

pengetahuan dalam mengintegrasikan berbagai manfaat ternak pada tanaman dan

sebaliknya (Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2010).

Khusus integrasi tanaman dengan ternak, ada delapan keuntungan yang

dapat diperoleh, yaitu: (1) diversifikasi penggunaan sumber daya produksi; (2)

mengurangi resiko; (3) efisiensi penggunaan tenaga kerja; (4) efisiensi penggunaan

komponen produksi; (5) mengurangi ketergantungan energi kimia dan energi

biologi serta masukan sumber daya lainnya dari luar; (6) sistem ekologi lebih lestari

dan tidak menimbulkan polusi, sehingga melindungi lingkungan hidup; (7)

meningkatkan output; dan (8) mengembangkan rumah tangga petani yang lebih

stabil (Risdiono, 2010).

Manfaat integrasi tanaman dengan ternak menurut Luice (2006),

diantaranya:

1. Meningkatkan akses terhadap kotoran ternak. Ternak menghasilkan limbah

berupa limbah padat dan limbah cair yang kadangkala apabila tidak dikelola

dengan baik akan menimbulkan masalah terhadap lingkungan.

2. Peningkatan nilai tambah dari tanaman. Tanaman dipanen biasanya

meninggalkan hasil ikutan berupa jerami ataupun sisa-sisa tanaman yang tidak

akan digunakan lagi (sampah). Sisa tanaman ini sebagian masih bisa digunakan

sebagai pakan ternak ataupun dikombinasikan dengan kotoran ternak diolah

menjadi kompos yang bermutu baik.

3. Mempunyai potensi mempertahankan kesehatan dan fungsi ekosistem. Oleh

karena itu, dengan adanya sistem integrasi tanaman dan ternak maka siklus ”sin

and source” dalam ekosistem tersebut dapat terpelihara yaitu manusia

(10)

3

organik untuk peningkatan produktivitas tanaman dan memelihara kesehatan

tanah, limbah tanaman dan ternak termanfaat sehingga kesehatan tanah dan

lingkungan terjamin, sumber pakan ternak terjamin.

4. Mempunyai kemandirian yang tinggi dalam penggunaan sumberdaya mengingat

nutrisi dan energi saling mengalir antara tanaman dan ternak.

Namun belum semua petani menyadari pentingnya integrasi tanaman-ternak

ini, sehingga masih ada petani yang mengusahakan usahatani padi secara

monokultur (bertani padi sawah saja). Hal ini juga didasari karena kurangnya

sumberdaya baik itu modal maupun lahan dan kurangnya pengetahuan tentang

integrasi tanaman-ternak ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana

pendapatan dan keuntungan dari usahatani padi integrasi ternak dengan usahatani

padi non-integrasi ternak di Nagari Sungai Sariak Kecamatan VII Koto Kabupaten

Padang Pariaman.

1.2.Perumusan Masalah

Kecamatan VII Koto merupakan salah satu kecamatan yang memproduksi

tanaman padi sawah dengan luas tanam 3.592 hektar dan rata-rata produktivitas

yang dihasilkan adalah 5,29 Ton/Ha (Lampiran 1). Kecamatan VII Koto juga

merupakan daerah dengan jumlah populasi ternak sapi ketiga tertinggi di Kabupaten

Padang Pariaman (Lampiran 2).

Nagari Sungai Sariak merupakan salah satu nagari yang terletak pada

Kecamatan VII Koto Kabupaten Padang Pariaman. Nagari Sungai Sariak

mempunyai daerah dengan luas panen yang cukup tinggi tetapi produktivitasnya

rendah dibandingkan dengan nagari lainnya (Lampiran 3). Begitupula dengan

jumlah ternak, nagari ini mempunyai jumlah populasi ternak tertinggi dibandingkan

dengan 3 nagari lainnya (Lampiran 4). Di Nagari Sungai Sariak terdapat kelompok

tani ternak yang menjalankan sistem pertanian berintegrasi dengan ternak yaitu

Kelompok Ternak Rambut Bumi. Kelompok Ternak Rambut Bumi ini merupakan

kelompok ternak yang mendapat bantuan dari Dinas Peternakan Kabupaten Padang

(11)

4

1 Hasil wawancara penulis dengan ketua kelompok ternak Rambut Bumi pada hari rabu, 16

November 2011

dalam memanfaatkan jerami padi dari BPTP Sumatera Barat. Pada tahun 2011

Kelompok Ternak Rambut Bumi mendapatkan bantuan dana dari APBN sebesar

Rp. 1.000.000.000,- dimana Rp. 500.000.000 digunakan untuk kelompok tani dalam

merehab bangunan dan pengadaan sapi dan Rp. 500.000.000 lainnya digunakan

untuk pasar ternak sebagai sumber dana1. Bantuan dana yang diberikan kepada

Kelompok Ternak Rambut Bumi merupakan program Dinas Peternakan Kabupaten

Padang Pariaman dan tidak ada timbal balik dari kelompok ternak kepada dinas

terkait. Adapun usaha yang telah dilaksanakan pada Kelompok Ternak Rambut

Bumi sampai saat ini adalah pertanian (padi, kakao, jagung, dan pisang), usaha

ternak sapi dan pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak

Di Nagari Sungai Sariak lebih banyak petani yang mengusahakan bertani

sawah saja, yang baru mengimplementasikan padi ternak pada usahatani sawahnya

masih sangat sedikit. Pada Kelompok Ternak Rambut Bumi yang menerapkan

sistem padi-ternak sapi sekitar 25 orang dari jumlah anggota kelompok yaitu 38

orang sisanya ada yang beternak saja dan ada yang melakukan integrasi ternak

dengan tanaman pertanian lainnya.

Penerapan integrasi antara padi dengan ternak sapi ini merupakan

pemanfaatan sebagian sisa tanaman untuk pakan tambahan ternak sapi serta

pemanfaatan sisa kotoran ternak untuk memenuhi hara bagi tanaman padi.

Keterpaduan antara pertanian dan peternakan diharapkan mampu menghemat

penggunaan pakan ternak dan pupuk, serta biaya semurah mungkin sehingga

produksi ternak dan padi yang dihasilkan lebih meningkatkan pendapatan petani.

Dari uraian diatas maka timbul pertanyaan :

1. Bagaimana budidaya usahatani padi integrasi ternak dengan padi

non-integrasi ternak dan non-integrasi tersebut dilakukan?

2. Bagaimana perbandingan pendapatan dan keuntungan antara usaha tani

(12)

5

Maka dari masalah yang ada di atas, penulis melakukan penelitian dengan

judul Perbandingan Pendapatan dan Keuntungan Antara Usahatani Padi

Integrasi Ternak dengan Usahatani Padi Non-Integrasi Ternak di Nagari Sungai

Sariak Kabupaten Padang Pariaman

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan budidaya usahatani padi integrasi ternak dengan padi

non-integrasi ternak di Nagari Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman.

2. Menganalisis perbandingan pendapatan dan keuntungan antara usahatani

integrasi padi ternak dengan usahatani padi non-integrasi ternak.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, hasil penelitian ini semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat.

2. Sebagai bahan referensi untuk para petani yang telah menerapkan sistem

integrasi tanaman padi dengan ternak sapi dan yang belum menerapkan

sistem integrasi padi ternak untuk melihat bagaimana gambaran keadaan

finansial dari penerapan sistem tersebut.

3. Sebagai referensi dan kontribusi bagi pembuat kebijakan untuk penerapan

serta pengembangan sistem integrasi tanaman dan ternak.

4. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul tinjauan kuat tank tidal( langsung, kuat tekan bebas,

Berdasarkan posisi kasus sebagaimana telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan telah sesuai dengan ketentuan baik hukum pidana formil maupun hukum pidana materil

Ibadah terdiri dari ibadah murni ( mahdhah ) dan ibadah tidak murni ( ghairu mahdhah ). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah, bentuk, kadar, atau

Giver dimensionerne af en matrix eller et datasæt som en vektor c( n , m ) hvor n er antal rækker og m

Untuk dapat memperbaiki hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen yang diyakini dapat

Hal ini terjadi karena ekstrak ampas teh mengandung tanin terkondensasi, yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan protein bungkil biji kapuk, sehingga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Proses integrasi sosial di Desa Mulya Agung yaitu dari permasalahan konflik yang pernah terjadi antara kedua belah pihak mampu

Asas-asas umum penyelenggaraanpemerintahan yang baik menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN dalam perpanjangan