• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Aplikasi

Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju.

Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna. Aplikasi merupakan rangkaian kegiatan atau perintah untuk dieksekusi oleh komputer.

Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tetapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi yaitu pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan setiap aplikasi [3]. 2.2 Sistem Pakar

Pakar adalah seorang narasumber yang sangat menguasai suatu bidang tertentu melebihi orang lain sehingga banyak orang yang akan bertanya dan mencari informasi melalui seorang pakar. Sistem adalah suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan untuk menjalankan suatu fungsi dan tujuan tertentu. Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar [9].

(2)

Sistem pakar digunakan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah yang di maksud adalah seperti pembuatan keputusan (decision making), pemanduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forescating), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosa (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring).

Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan pengetahuan pakar. Salah satu contohnya yaitu General purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff dan Herbert. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin cerdas. Sistem pakar untuk diagnosa kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali di buat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Standard University yang di beri nama MYCIN. MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosa penyakit Meningitis dan infeksi Bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikroba. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Program MYCIN mampu menunjukan kemampuan seperti seorang spesialis [13].

2.2.1 Ciri-ciri Sistem Pakar Berikut ciri-ciri sistem pakar : 1. Terbatas pada bidang tertentu.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang lengkap atau tidak pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.

(3)

4. Berdasarkan pada rule atau aturan tertentu.

5. Di rancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 6. Output bersifat nasihat atau solusi

7. Knowledge base dan interface engine terpisah [18].

2.2.2 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar Berikut adalah keuntungan sistem pakar :

1. Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar.

2. Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan tersebut mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan dan akhirnya memperkecil biaya.

3. Sistem pakar menyediakan solusi yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan.

4. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman.

5. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks [3].

Selain memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Biaya yang diperlukan dan memeliharanya sangat mahal.

2. Sulit dikembangkan. Hal tersebut erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dibidangnya.

3. Sistem pakar tidak 100% benar. 4. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.

5. Sebagian besar pakar tidak memiliki sarana mandiri untuk memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal.

(4)

2.2.3 Bagian-bagian Sistem Pakar a. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan untuk penyelesaian masalah. Bagian sistem pakar ini disusun atas 2 elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang suatu objek dalam area permasalahan tertentu sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari yang telah diketahui.

b. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Bagian ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metode untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan untuk memformulasikan kesimpulan.

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi).

Metode inferensi merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh mesin inferensi untuk menyelesaikan masalah. Ada dua metode inferensi yang umum dalam sistem pakar, yaitu :

1. Forward Chaining (Runut Maju)

Forward Chaining adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir). Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Sistem pakar menganalisis persoalan dengan mencari fakta yang sesuai dengan bagian JIKA dari aturan JIKA-MAKA.

(5)

Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil [3].

Gambar 2.1 Forward Chaining [7].

2. Backward Chaining (Runut Balik)

Backward Chaining adalah suatu metode pengambilan keputusan dimulai dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan user.

Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut. Runut balik disebut juga sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur. Tujuan inferensi adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis [7].

Penelusuran didasarkan pada suatu keyakinan bahwa ada kemungkinan konklusi dari daftar konklusi merupakan salah satu tujuan atau konklusi terpilih berdasarkan fakta yang diberikan oleh user. Sistem dengan urutan tertentu akan mengambil sebuah konklusi sebagai calon konklusinya.

Proses diawali dari Goal (yang berada dibagian THEN dari rule IF-THEN), kemudian pencarian mulai dijalankan untuk mencocokkan apakah fakta-fakta yang ada cocok dengan

(6)

premis-premis dibagian IF. Jika cocok, rule dieksekusi, kemudian hipotesis dibagian THEN ditempatkan di basis data sebagai fakta baru. Jika tidak cocok, simpan premis dibagian IF ke dalam stack sebagai subGoal. Proses berakhir jika GOAL ditemukan atau tidak ada rule yang bisa membuktikan kebenaran dari subGoal atau Goal.

Tujuan IF (kondisi)

Gambar 2.2 Backward Chaining [7]. c. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Antarmuka Pemakai merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

(7)

2.2.4 Kaidah Produksi

Menurut Hanifah, Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah produksi if-then menghubungkan antesenden dengan konsekuensi yang diakibatkannya. Berikut berbagai struktur kaidah if-then yang menghubungkan objek atau atribut lain :

IF premis THEN konklusi IF masukan THEN keluaran IF kondisi THEN tindakan IF antesenden THEN konsekuen IF data THEN hasil IF tindakan THEN tujuan IF sebab THEN akibat IF gejala THEN diagnosa

Premis mengacu pada fakta yang harus benar sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Masukan mengacu pada data yang harus tersedia sebelum keluaran dapat diperoleh. Kondisi mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum tindakan dapat di ambil. Antesenden mengacu pada situasi yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan.

2.3 Faktor Kepastian (Certainty Factor) 2.3.1 Pengertian Certainty Factor

Dalam menghadapi suatu masalah sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem.

Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu aturan tunggal, penyelesaian konflik dan ketidakcocokan (incompatibility) antar konskuen dalam aturan. Aturan tunggal yang

(8)

dapat menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu kesalahan, probabilitas dan kombinasi gejala (evidence). Kesalahan dapat terjadi karena sebagai berikut [9] :

1. Ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara, 2. Ketidaklengkapan data

3. Kesalahan informasi

4. Ketidakpercayaan terhadap suatu alat 5. Adanya bias

Faktor kepastian (Certanty Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN, Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty factor didefinisikan sebagai berikut [15] :

CF(H, E) = MB(H, E) – MD(H, E) Keterangan:

CF(H, E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukkan kepercayaan mutlak.

MB(H, E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

MD(H,E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

Suatu sistem pakar seringkali memiliki kaidah lebih dari satu dan terdiri dari beberapa premis yang dihubungkan dengan AND atau OR. Pengetahuan mengenai premis dapat juga tidak pasti, hal ini dikarenakan besarnya nilai (value) CF yang diberikan oleh pasien saat menjawab pertanyaan sistem atas premis (gejala) yang dialami pasien atau dapat juga dari nilai CF hipotesa.

(9)

Nilai certainty factor ada dua, yaitu :

1. Nilai certainty factor kaidah yang nilainya melekat pada suatu kaidah/ rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar.

2. Nilai certainty factor yang diberikan oleh pengguna untuk mewakili derajat kepastian/keyakinan atas premis (misalnya gejala, kondisi, ciri) yang dialami pengguna.

Pada Aplikasi Diagnosa Hama dan Peyakit Cabai ini besarnya nilai Certaity Factor diberikan oleh pakar yang nilainya melekat pada suatu kaidah tertentu.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factor Kelebihan metode Certainty Factor :

1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosa penyakit sebagai salah satu contohnya.

2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.

Kekurangan metode Certainty Factor :

1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan numerik metode certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran.

2. Metode ini hanya mengolah ketidakpastian/kepastian hanya dua data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari dua buah.

3. Nilai CF yang diberikan bersifat subyektif karena penilaian setiap pakar bisa saja berbeda-beda tergantung pengetahuan dan pengalaman pakar [3].

2.3.3 Perhitungan Certainty Factor

Berikut ini perhitungan CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis, jika h1 dan h2 adalah hipotesis maka [9] :

(10)

MB[h1 ∧ h2,e] = min(MB[h1,e],MB[h2,e]) MB[h1 ∨ h2,e] = max(MB[h1,e],MB[h2,e]) MD[h1 ∧ h2,e] = min(MD[h1,e],MD[h2,e]) MD[h1 ∨ h2,e] = max(MD[h1,e],MD[h2,e]) CF[h1 ∧ h2,e] = MB[h1 ∧ h2,e] - MD[h1 ∧ h2,e] CF[h1 ∨ h2,e] = MB[h1 ∨ h2,e] - MD[h1 ∨ h2,e] Untuk menghitung nilai CF digunakan rumus :

CF = MB – MD Dimana :

CF = Certainty Factor

MB = Nilai kepercayaan pakar(Meansure Believe)

MD = Nilai ketidak percayaan pakar(Meansure Disbelieve) Sedangkan untuk nilai CF dari suatu rule digunakan rumus :

1. Gabungan “Dan”

CF = Min(MB[E1,H1]; MB[E1,H2]) - Min(MD[E1,H1]; MD[E1,H2]) 2. Gabungan “Atau”

CF = Max(MB[E1,H1]; MB[E1,H2]) - Max(MD[E1,H1]; MD[E1,H2]) Tabel 2.1 Cara Menentukan Nilai Certainty Factor

MD/MB Certain Term 0 - 0.2 0.2 - 0.4 0.4 - 0.6 0.6 - 0.8 0.8 -1.0

Tidak Tahu/Tidak Ada Mungkin

Kemungkinan Besar Hampir Pasti

Pasti

Contoh 1:

Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h1 dengan MB[h1,e] = 0,5 dan MD[h1,e] = 0,2 maka :

(11)

CF[h1,e] = 0,5 – 0,2 = 0,3

Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan terhadap h2 dengan MB[h2,e] = 0,8 dan MD[h2,e]=0,1, maka :

CF[h2,e] = 0,8 – 0,1= 0,7

Untuk mencari CF[h1 ∧ h2,e] diperoleh dari : MB[h1 ∧ h2,e] = min (0,5 ; 0,8) = 0,5 MD[h1 ∧ h2,e] = min (0,2 ; 0,1) = 0,1 CF[h1 ∧ h2,e] = 0,5 – 0,1 = 0,4 Untuk mencari CF[h1∨ h2,e] diperoleh dari :

MB[h1 ∨ h2,e] = max (0,5 ; 0,8) = 0,8 MD[h1∨ h2,e] = max (0,2 ; 0,1) = 0,2 CF[h1 ∨ h2,e] = 0,8 – 0,2 = 0,6

Kesimpulan dari hasil perhitungan diatas yaitu semula faktor kepercayaan terhadap h1 adalah 0,3. Demikian pula faktor kepercayaan terhadap h2 adalah 0,7. Dengan adanya gejala yang sama mempengaruhi 2 hipotesis yang berbeda ini memberikan faktor kepercayaan :

1. CF[h1 ∧ h2,e] = 0,5 – 0,1 = 0,4 2. CF[h1∨ h2,e] = 0,8 – 0,2 = 0,6 Contoh 2:

Diketahui: IF Bintik

THEN Cacar , MB = 0,80 dan MD = 0,01

maka CF[cacar,bintik] = 0,80 – 0,01 = 0,79 Jika observasi tersebut juga diketahui :

IF Bintik

(12)

maka CF[alergi,bintik] = 0,4 – 0,3 = 0,1

Untuk mencari CF[cacar ∧ alergi, bintik] diperoleh dari : MB[cacar ∧ alergi,bintik] = min (0,8 ; 0,4) = 0,4 MD[cacar ∧ alergi,bintik] = min (0,01 ; 0,3) = 0,01 CF[cacar ∧ alergi,bintik] = 0,4 – 0,01 = 0,39 Untuk mencari CF[cacar ∨ alergi, bintik] diperoleh dari

MB[cacar ∨ alergi,bintik] = max (0,8 ; 0,4) = 0,8 MD[cacar ∨ alergi,bintik] = max (0,01 ; 0,3) = 0,3 CF[cacar ∨ alergi,bintik] = 0,8 – 0,3 = 0,5

Kesimpulan :

Semula faktor kepercayaan bahwa Pasien terkena cacar dari gejala munculnya bintik-bintik di wajahnya adalah 0,79. Demikian pula faktor kepercayaan bahwa Pasien terkena alergi dari gejala munculnya bintik-bintik di wajah adalah 0,1. Dengan adanya gejala yang sama mempengaruhi 2 hipotesis yang berbeda ini memberikan faktor kepercayaan :

- Pasien menderita cacar dan alergi = 0,39 - Pasien menderita cacar atau alergi = 0,5

2.4 Klasifikasi Nearest Neighbor

Klasifikasi Nearest Neighbor (K-NN) merupakan algoritma yang melakukan klasifikasi berdasarkan kedekatan lokasi (jarak) suatu data dengan dengan data yang lain. Pada algoritma K-NN, data berdimensi q, jarak dari data tersebut ke data yang lain dapat dihitung. Nilai jarak inilah yang digunakan sebagai nilai kedekatan/kemiripan antara data uji dengan data latih.

(13)

Umumnya K-Nearest Neighbor menggunakan Euclidean Distance sebagai metode pengukur jarak spektral. Distance Space berfungsi untuk menghitung jarak antara data dan sentroid [10].

2.4.1 Algoritma Nearest Neighbor

Pada algoritma K-NN, data berdimensi N, dapat dihitung jara dari data tersebut ke data yang lain, nilai jarak ini yang digunakan sebagai nilai kedekatan/ketidakmiripan antara data uji dengan data latih. Nilai K pada K-NN berarti K-data terdekat dari data uji.

Pada algoritma K-NN, ada sebuah data uji z = (x’,y’), dimana x’ adalah vektor/atribut data uji, sedangkan y’ adalah label kelas data uji yang belum diketahui, kemudian menghitung jarak (atau kemiripan) data uji ke setiap data latih d(x’,x), kemudian mengambil K tetangga terdekat pertama dalam Dz. Setelah itu dihitung jumlah data yang mengikuti kelas yang ada dari K tetangga tersebut. Kelas dengan data terbanyak yang mengikutinya menjadi kelas pemenang yang diberikan sebagai label kelas pada data uji y’. Algoritma prediksi dengan K-NN :

1. Z = (x’,y’), adalah data uji dengan vektor x’ dan label kelas y’ yang belum diketahui.

2. Hitung jarak d(x’,x), jarak di antara data uji z ke setiap vektor data latih, simpan dalam D.

3. Pilih Dz

D, yaitu K tetangga terdekat dari z.

4. y’ = ∑(xi,yi) Dz I(v = yi) (3)

Salah satu masalah yang dihadapi K-NN adalah pemilihan nilai K yang sulit, cara voting mayoritas dari K-tetangga untuk nilai K yang besar bisa mengakibatkan distorsi data yang besar, jika K terlalu kecil bisa menyebabkan algoritma sensitif terhadap noise [10].

(14)

2.5 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang menggambarkan hubungan atau relasi antar entitas (Entity), setiap entity terdiri atas satu atau lebih attribut yang merepresentasikan seluruh kondisi atau fakta dari dunia nyata yang ditinjau [17].

Ada tiga macam komponen- komponen ERD yang digunakan yaitu:

No. Komponen Keterangan Simbol

1. Entity/objek data

Entity adalah kumpulan objek atau suatu yang dapat dibedakan atau dapat diidentifikasi secara unik, kumpulan entitas yang sejenis disebut entity set penggambaran entitas pada ERD menggunakan simbol persegi panjang.

2. Relationship

Relationship adalah Hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih, kumpulan relationship yang sejenis disebut Relationship set.Hubungan digambarkan dengan bentuk belah ketupat, tiap belah ketupat diberi label kata kerja

3. Atribut

Atribut merupakan sifat atau karakteristik suatu entitas yang menyediakan penjelasan detail tentang entitas tersebut.

(15)

2.6 Diagram Konteks (Context Diagram)

Untuk menggambarkan suatu interaksi dalam sistem informasi secara umum diperlukan suatu diagram konteks yang menjelaskan mengenai keterkaitan sistem informasi tersebut dengan entitas-entitas yang ada didalam sistem.

Diagram konteks merupakan kasus khusus DFD (Data Flow Diagram) atau bagian dari DFD yangberfungsi memetakan model lingkungan, yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem [17].

2.7 Data Flow Diagram (DFD)

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program [17].

No. Komponen Keterangan Simbol

1.

Terminator atau Sumber

Berbentuk segi empat untuk simbol keadaan external yang bertujuan untuk menunjukan tempat asal data.( sumber atau tempat tujuan data).

2.

Data Flow atau ( arus data )

Berbentuk anak panah yang menunjukan alur data (informasi atau objek).

(16)

No. Komponen Keterangan Simbol

3. Process (proses)

Berbentuk simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudut tumpul.

4.

Data Store ( Simpanan data )

Berbentuk sepasang garis horizontal paralel yang tertutup disalah satu ujungnya

2.8 Pengujian Perangkat Lunak

Meningkatnya visibilitas perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan “biaya” yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti. Pengujian perangkat lunak merupakan elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan pengkodean [4].

Terdapat beberapa aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian:

a. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. b. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan

kesalahan yang belum ditemukan sebelumnya.

c. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Metode yang digunakan untuk testing pada program yang dikerjakan yaitu Black Box. Pengujian Black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif dari teknik white-box,

(17)

tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan dari pada metode white-box.

Pengujian Black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut : a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

b. Kesalahan interface.

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. d. Kesalahan kinerja.

e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi [4].

2.9 PHP (Personal Home Page)

PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML [5].

PHP dikembangkan pertama kali pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf yang merupakan anggota group Apache, dan pertama kali di desain sebagai alat tracking pengunjung website Lerdorf. PHP dikembangkan sepenuhnya untuk bahasa script side server programming serta bersifat open source sehingga dapat dikembangkan oleh siapa saja lalu digabungkan dengan berbagai server yang berbeda-beda platform.

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh PHP adalah kemampuannya untuk melakukan koneksi ke berbagai macam software sistem manajemen basis data/Database Management System (DBMS), sehingga dapat menciptakan suatu halaman web yang dinamis.PHP mempunyai koneksitas yang baik dengan beberapa DBMS antara lain Oracle, Sybase, mSQL, mySQL, Microsoft SQL Server, Solid, PostgreSQL, Adabas, FilePro, Velocis, dBase, Unix dbm, dan tak terkecuali semua database ber-interface ODBC.

(18)

Beberapa kelebihan PHP, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari mulai apache, IIS, lighttpd, nginx, hingga xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.

3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.

4. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem [5].

2.9.1 Struktur Kendali

Struktur kendali merupakan pengatur aliran program, mempunyai rangkaian perintah yang harus ditulis untuk memenuhi beberapa keadaan yaitu :

a. Mengulang suatu perintah jika suatu kondisi terpenuhi. b. Melanjutkan sebuah pernyataan bila kondisi terpenuhi.

c. Memilih sebuah pilihan dari beberapa alternatif bila kondisi terpenuhi.

Struktur kendali dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu struktur kendali percabangan (pengambilan keputusan) dan struktur kendali pengulangan (looping) [5].

1. Struktur kendali percabangan

Struktur kendali percabangan (pengambilan keputusan) adalah struktur kendali yang berfungsi untuk melakukan pemilihan atas perintah yang akan dijalankan sesuai dengan

(19)

kondisi tertentu. Ada empat perintah percabangan dalam PHP, yaitu if, if ... else , if ... elseif, dan switch.

a. Perintah IF

Perintah IF digunakan untuk menjalankan satu atau lebih perintah berdasarkan suatu kondisi. Sintaks penulisan perintah IF yaitu sebagai berikut :

IF (kondisi) {

Pernyataan yang akan dijalankan apabila kondisi benar

}

b. Perintah IF-ELSE

Perintah IF-ELSE digunakan untuk memilih salah satu pernyatan berdasarkan suatu kondisi. Perintah ini akan menjalankan pernyataan tertentu bila kondisi bernilai benar dan akan menjalankan pernyataan yang lain jika kondisi bernilai salah. Sintaks dan penulisannya yaitu sebagai berikut :

IF (kondisi) { Pernyataan_1 } ELSE { Pernyataan_2 }

c. Perintah IF- ELSEIF

Perintah IF-ELSEIF digunakan untuk menjalankan suatu pernyataan dengan melibatkan lebih dari satu kondisi. Sintaks penulisannya sebagai berikut :

IF (kondisi_1) { Pernyataan_1 } ELSEIF (kondisi_2) { Pernyataan_2 } ELSE

(20)

{

Pernyataan_3 }

d. Perintah Switch

Perintah switch digunakan sebagai alternatif pengganti dari perintah if ... elseif. Dengan perintah ini program percabangan akan lebih mudah dibuat dan dipelajari. Sintaks penulisan switch yaitu sebagai berikut :

switch (kondisi) { case konstanta_1: pernyataan_1; break; base konstanta_2: pernyataan_2; break; default: pernyataan_3; }

Perintah switch akan menyeleksi kondisi yang diberikan dan membandingkan hasilnya dengan konstanta-konstanta yang berada pada case. Pembandingan akan dimulai dari konstanta_1 sampai konstanta terakhir [5].

2. Struktur Kendali Pengulangan

Struktur kendali pengulangan digunakan untuk mengulang suatu perintah sebanyak yang diinginkan. Ada tiga jenis perintah pengulangan dalam PHP, yaitu FOR, WHILE, dan DO-WHILE. [5]

a. Perintah FOR

Perintah FOR digunakan untuk mengulangi suatu perintah dengan jumlah pengulangan yang sudah diketahui. Pada perintah ini tidak perlu menuliskan suatu kondisi untuk diuji. Kita hanya perlu menuliskan nilai awal dan akhir variabel

(21)

penghitung. Nilai variabel penghitung akan secara otomatis bertambah atau berkurang tiap kali sebuah pengulangan dilaksanakan. Sintaks penulisan perintah FOR yaitu sebagai berikut :

FOR (nilai_awal; nilai_akhir; penambahan/pengurangan) {

Pernyataan yang dijalankan }

b. Perintah WHILE

Perintah WHILE digunakan untuk mengulangi suatu perintah sampai jumlah yang bisa ditentukan. Pengulangan akan terus berjalan selama kondisi masih bernilai benar. Sintaks penulisan perintah WHILE yaitu sebagai berikut :

WHILE (kondisi) {

Pernyataan yang akan dijalankan }

c. Perintah DO-WHILE

Dengan perintah DO-WHILE, proses pengulangan akan terus dikerjakan jika kondisi yang diperiksa di WHILE masih bernilai benar. Proses pengulangan akan dihentikan jika kondisi sudah bernilai salah. Sintaks penulisannya sebagai berikut:

DO {

Pernyataan yang dijalankan }

WHILE (kondisi);

Perbedaan antara perintah WHILE dan DO-WHILE adalah letak dari kondisi yang diperiksa. Pada perintah WHILE, kondisi yang diperiksa terletak di awal perulangan, sehingga sebelum masuk ke dalam perulangan WHILE kondisi harus bernilai benar. Sedangkan pada perintah DO-WHILE, kondisi diperiksa di akhir perulangan. Ini berarti paling sedikit sebuah perulangan akan dilakukan oleh DO-WHILE, karena untuk masuk ke perulangan tidak ada kondisi yang harus dipenuhi [5].

(22)

2.10 MySQL

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya. Kepopuleran MySQL antara lain karena MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya sehingga mudah untuk digunakan, kinerja query cepat, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah-kecil. MySQL juga bersifat open source dan free pada berbagai platform [5].

MySQL merupakan database yang pertama kali di dukung oleh bahasa pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap sebagai pasangan software pengembangan aplikasi web yang ideal.

MySQL adalah salah satu software database relational (Relational Database Management System atau RDBMS) seperti Oracle, PostgreSQL, MSSQL, dan lain-lain yang mendukung multi threading dan multi user serta telah diinstalasi pada 11 juta komputer di dunia. Berdasarkan riset dinyatakan bahwa di platform web baik untuk kategori open source maupun umum, MySQL adalah datebase yang paling banyak dipakai. MySQL merupakan sistem database yang banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi web. Alasannya karena gratis, pengelolaan datanya sederhana, memiliki tingkat keamanan yang bagus, mudah diperoleh, dan lain-lain [6].

Beberapa keistimewaan yang dimiliki MySQL yaitu sebagai berikut [6] :

1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, dan masih banyak lagi.

2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, di bawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis

3. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

(23)

4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu 5. Ragam tipe data. MySQL memiliki tipe ragam data yang sangat kaya, seperti

signed/unsigned integer, float,double,char, text, date, timestamp, dan lain-lain.

6. Perintah dan fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan where dalam perintah (query).

7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

8. Skabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (record) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klient menggunakan protokol

TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klient dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.

11. Antar muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

12. Klient dan peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.

13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya.

(24)

MySQL memiliki beberapa tipe data, berikut ini tabel yang dapat digunakan untuk field-field tabel pada database MySQL.

Tabel 2.7 Tipe Data MySQL [5]

Tipe Data Ukuran Keterangan

TINYINT 1 byte Nilai integer yang sangat kecil

SMALLINT 2 bytes Nilai integer yang kecil

MEDIUMINT 3 bytes Integer dengan niali medium

INT 4 bytes Integer dengan nilai standar

BIGINT 8 bytes Integer dengan nilai besar

FLOAT 4 bytes Bilangan desimal dengan

single-precission

DOUBLE 8 bytes Bilangan desimal dengan

double-precission DECIMAL (M,D) M bytes (D+2, if M <

D)

Bilangan float (desimal) yang dinyatakan sebagai string

CHAR (M) M bytes, 1 <= M <= 255

String karakter dengan panjang yang tetap

VARCHAR (M) L+1 bytes, L <= M and 1 <= M <= 255

String karakter dengan panjang yang tidak tetap

TINYBLOB L+1 bytes, L < 2ˆ8 BLOB (Binary Large Object) yang sangat kecil

BLOB L+1 bytes, L < 2ˆ16 BLOB berukuran kecil MEDIUMBLOB L+1 bytes, L < 2ˆ24 BLOB berukuran sedang LONGBLOB L+1 bytes, L < 2ˆ32 BLOB berukuran besar TINYTEXT L+1 bytes, L < 2ˆ8 String teks yang sangat kecil TEXT L+1 bytes, L < 2ˆ16 String text berukuran kecil MEDIUMTEXT L+1 bytes, L < 2ˆ24 String text berukuran sedang LONGTEXT L+1 bytes, L < 2ˆ32 String text berukuran besar ENUM(‘v1’,’v2’, ...) 1 or 2 bytes, (65535

values max)

Enumerasi, kolom dapat diisi dengan 1 member enumerasi

SET(‘val1’,’val2’, ...) 1,2,3,4, or 8 bytes, (64 max)

Himpunan, kolom dapat diisi dengan beberapa nilai himpunan.

(25)

Lanjutan Tabel 2.7

Tipe Data Ukuran Keterangan

DATE 3 bytes “1000-01-01” sampai “9999-12-31”

TIME 3 bytes “-832:59:59” sampai “838:59:59”

DATETIME 8 bytes “1000-01-01 00:00:00” sampai “9999-12-31 23:59:59”

TIMESTAMP 4 bytes Range: 19700101000000 (suatu nilai tanggal pada tahun 2007)

YEAR 1 bytes 1901 sampai 2155

NULL Nilai kosong (hampa)

2.11 Hama dan Penyakit Cabai 2.11.1 Hama Cabai

1. Ulat tanah atau agrotis sp

Serangga ini disebut ulat tanah karena biasanya terdapat di dalam tanah dan memiliki warna yang menyerupai tanah. Pada siang hari, ulat tanah bersembunyi didalam tanah dan mulai beraktivitas pada malam harinya. Biasanya, ulat ini sering memotong batang tanaman yang masih muda. Satu ekor ulat tanah dapat merusak ratusan tanaman muda [2].

Gejala

1. Batang tanaman muda yang baru ditanam menjadi patah. 2. Serangan hebat dapat mengakibatkan tanaman roboh dan mati.

Pencegahan

(26)

2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain dari famili solanaceae seperti terung, tomat dan kentang. Tanaman yang berasal dari famili sama umumnya memiliki jenis sama atau penyakit yang relatif sama.

3. Menggunakan bibit yang sehat.

4. Menjaga kebersihan kebun dan mencabut gulma yang tumbuh [2].

2. Ulat buah atau helicoverpa armigera hubner

Serangan ulat buah biasanya terjadi saat tanaman mulai berbuah. Ulat menyerang buah dengan cara melukai dinding buah cabai. Saat musim hujan, luka bekas serangan ulat mudah terkontaminasi cendawan, sehingga buah menjadi busuk. Kehilangan hasil akibat serangan helicoverpa armigera dapat mencapai 60% [2].

Gejala

1. Buah berlubang

2. Jika buah dibelah akan terdapat ulat di dalamnya 3. Buah menjadi busuk dan rontok

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung ulat buah 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanamani tanaman lain dari famili

solanaceae

3. Menggunakan bibit yang sehat

4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh [2].

3. Lalat buah atau bactrocera dorsalis

Lalat buah berwarna cokelat kekuningan dengan garis kuning membujur di bagian punggung. Hama ini paling banyak menyerang buah dengan tingkat kerusakan mencapai

(27)

20-25%. Lalat ini bersifat polifag yaitu mampu menyerang berbagai macam tanaman dan memiliki banyak inang. Telur lalat disimpan ke dalam buah oleh serangga betina dewasa dengan jalan menusukan ovipositornya ke dalam buah cabai. Telur akan menetas dan menjadi ulat di dalam buah. ulat atau larva lalat buah ini mampu melentingkan badan dan meloncat-loncat dengan cepat. Selain di dalam buah, biasanya larva juga banyak terdapat di bagian daun dan bunga yang akan dilihat pada siang hari. Setelah keluar dari dalam buah, larva akan membentuk pupa di dalam tanah [2].

Gejala

1. Terdapat titik hitam di pangkal buah

2. Jika buah dibelah, akan terdapat belatung (larva) lalat 3. Buah menjadi busuk dan rontok

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi lalat buah 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah di tanami tanaman lain 3. Menggunakan bibit yang sehat

4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh [2].

4. Ulat Grayak atau Spodoptera sp.

Hama ini disebut ulat grayak karena jumlahnya yang banyak (grayak) saat menyerang daun dan buah. serangan yang terberat terjadi saat menjelang sore hari dan terus memuncak hingga malam hari. Pada siang hari, hama ini tidak aktif dan bersembunyi di rerumputan sekitar tanaman cabai. Warna larva ulat grayak bervariasi dari cokelat kehitaman hingga putih kehitaman dengan ciri khas cincin berwarna hitam di ruas

(28)

ketiga dari abdomen badannya. Kehilangan hasil akibat serangan ulat grayak dapat mencapai 80%. Sementara itu, serangan berat menyebabkan gagal panen [2].

Gejala

1. Daging daun bagian bawah berwarna agak putih, karena habis dimakan ulat. 2. Terdapat lubang tidak beraturan di permukaan buah.

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung ulat 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain

3. Menggunakan bibit yang sehat

4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh

5. Menggunakan mulsa plastik hitam perak. Warna perak di permukaan atas mulsa dapat memantulkan sinar ultraviolet yang bisa mengusir hama, terutama yang banyak bersarang di bagian bawah daun cabai [2].

5. Thrips atau thrips tabaci linderman

Thrips merupakan hama utama yang sering menyerang tanaman cabai. Intensitas serangannya dapat mencapai 87%. Hama ini biasanya menyerang pada musim kemarau. Sebaliknya, pada musim hujan hama ini akan hilang. Thrips menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan yang terdapat pada jaringan daun. Serangan diawali dari daun bagian bawah, lalu menuju ke atas permukaan daun. Kotoran dari hama thrips berwarna hitam yang dapat menutupi permukaan daun dan menimbulkan bercak-bercak. Thrips juga mampu mengeluarkan embun madu yang dapat mengundang munculnya cendawan jelaga berwarna hitam. Serangan sering terjadi pada tanaman yang kurang sehat dan memiliki lapisan epidermis yang tipis [2].

(29)

Gejala

1. Muncul bercak dekat tulang daun berwarna perak dan sering menjalar ke tulang daun, sehingga daun menjadi putih

2. Daun menjadi keriting dan menggulung ke dalam

3. Daun terlihat layu dan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga menyebabkan tanaman menjadi kerdil

Pencegahan

1.Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung ulat 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain

3 Menggunakan bibit yang sehat dan tahan terhadap hama thrips 4 Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh 5 Menggunakan mulsa plastik hitam perak [2].

6. Kutu Daun Persik atau Myzus persicae

Kutu daun persik berwarna kuning kehijauan. Biasanya, hama ini hidup berkelompok di bagian bawah daun yang terlindungi dari sinar matahari. Selain menghisap cairan pada daun tanaman, hama ini juga dapat berperan sebagai vektor virus yang membawa penyakit. Tingkat kerusakan akibat serangan kutu daun persik relatif rendah, biasanya tidak mencapai 10% [2].

Gejala

1. Daun berwarna kekuningan, menjadi keriput, dan terpuntir

2. Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil 3. Serangan dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu dan mati

(30)

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung kutu 2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain

3. Menggunakan bibit yang sehat

4. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh

5. Menggunakan mulsa plastik hitam perak. Pantulan sinar matahari dari mulsa akan menyebabkan kutu tidak berkumpul di bawah daun [2].

7. Nematoda bintil akar atau Meloidogyne sp.

Nematoda bintil akar bersifat parasit terhadap tanaman. Hama ini disebut nematoda binti akar karena serangannya mengakibatkan bengkak seperti bintil pada akar. Bengkakan ini berisi nematoda betina, telur, dan larva. Akar tanaman yang membengkak dan busuk akan membebaskan nematoda dan telurnya ke dalam tanah, kemudian masuk ke dalam akar tanaman yang lain. Air ludah atau kotoran dari nematoda inilah yang menyebabkan pembengkakan sel pada jaringan akar. Jika tanaman yang terserang, maka transportasi bahan makanan akan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematoda dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri [2].

Gejala

1. Munculnya pembengkakan pada akar tanaman yang berbentuk bulat atau panjang dengan ukuran yang beragam

2. Daun menjadi cepat menguning dan gugur

Pencegahan

(31)

2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain dari famili solanaceae

3. Lakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili solanaceae 4. Menggunakan bibit yang sehat

5. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh 6. Menggunakan mulsa plastik hitam perak [2].

2.11.2 Penyakit Cabai 1. Antraknosa

Antraknosa merupakan salah satu penyakit utama yang sering menyerang tanaman cabai dan menyebabkan penurunan produksi. Kerugian dan penurunan produksi akibat serangan antraknosa dapat mencapai 60%. Antraknosa dapat disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp. Beberapa cendawan yang dapat menularkan penyakit antraknosa adalah Colletorichum capsici, Colletotrichum gloeosporioides, dan Colletotrichum acutatum. Penyakit ini dapat ditularkan dalam benih, sehingga serangan dapat terjadi pada biji, batang, dan daun. Biasanay serangan tertinggi terjadi pada buah, terutama buah yang telah matang. Penyebaran penyakit sangat cepat, terutama pada musim hujan dan angin yang kencang,. Pasalnya, air hujan dan angin dapat membantu penyebaran spora [2].

Gejala

1. Benih gagal berkecambah

2. Bibit yang telah verkecambah bisa rebah

3. Daun dan batang berwarna cokelat, kemudian mengering dan berwarna cokelat gelap kekeringan.

(32)

4. Terdapat bercak cokelat kehitaman pada buah dengan bentuk lingkaran atau memanjang, kemudian membusuk dan kering.

5. Adanya selaput-selaput cendawan berwarna putih di sekitar bercak hitam pada buah atau bagian tanaman lain yang terserang.

6. Jika cuaca kering, cendawan hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Namun jika buah telah dipetik dalam memiliki kelembapan tinggi selama penyimpanan, penyebaran penyakit akan meningkat. Umumnya, penyakit cepat tersebar pada suhu 30 derajat celcius.

Pencegahan

1.Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan penyebab antraknosa.

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain dari famili solanaceae. Hal ini karena tanaman yang berasal dari famili yang sama relatif memiliki jenis penyakit yang sama pula.

2. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain

3. Melakukan solarisasi tanah, yaitu menutup tanah selama 2-3 minggu dengan plastik transparan setelah proses pencangkulan. Tanah akan terkena sinar matahari secara langsung sehingga diharapkan dapat mematikan spora penyakit yang terdapat pada tanah.

4. Menggunakan bibit yang sehat.

5. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit antraknosa dan berumur genjah. Varietas berumur genjah memiliki masa tumbuh dan panen yang lebih cepat sehingga dapat meminimalisir serangan penyakit.

6. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh di lahan. 7. Menggunakan mulsa plastik hitam perak.

(33)

8. Pada musim hujan, jarak tanam cabai diperlebar (menjadi 60-75 cm) untuk mengurangi kelembapan.

9. Menjaga drainase di tanah yang basah dan pada saat musim hujan [2].

2. Bercak daun

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici Heald et wolf. Serangan dapat terjadi pada tangkai daun, daun, bunga dan batang. Umumnya, menyeran saat tanaman pertama kali berbunga. Tingkat kerusakan akibat penyakit bercak daun ini relatif rendah, sekitar 8,7% [2].

Gejala

1. Munculnya bercak bulat di bagian tanaman yang diserang. Bagian tengah bercak berwarna abu-abu tua dan cokelat tua, sedangkan bagian tepinya berwarna lebih gelap

2. Serangan yang hebat mengakibatkan tangkai daun dan buah menjadi kuning bahkan daun dan buah menjadi bolong dan rontok

3. Pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan akhirnya menjadi kerdil

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan Cercospora

2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanami tanaman lain

3. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili solanaceae. 4. Melakukan solarisasi tanah

5. Menggunakan bibit yang sehat

6. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit bercak daun dan berumur genjah

(34)

7. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh di lahan. 8. Menggunakan mulsa plastik hitam perak

9. Memperlebar jarak tanam saat musim hujan

10. Menjaga drainase di tanah yang basah dan pada saat musim hujan [2].

3. Layu Bakteri

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini dapat tumbuh secara optimum pada suhu 27 derajat celcius saat curah hujan dan suhu udara tinggi. serangan penyakit akan meningkat seiring dengan pertumbuhan gulma. Kerusakan tanaman cabai karena serangan layu bakteri dapat mencapai lebih dari 8%. Bahkan, hampir 90% tanaman cabai di dataran rendah dapat terserang layu bakteri [2].

Gejala

1. Daun ujung yang lebih muda akan layu.

2. Jika batang dipotong akan mengeluarkan lendir berwarna keabu-abuan. 3. Berkas pembuluh pada batang yang dipotong akan menjadi cokelat.

4.Tanaman yang terserang layu bakteri akan membentuk benang-benang putih halus ketika batangnya dipotong dan direndam dalam gelas yang berisi air jernih. Benang-benang putih tersebut merupakan massa bakteri penyebab penyakit layu. Apabila digerakkan, benang-benang tersebut akan putus.

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai dilahan yang telah terinfeksi atau mengandung patogen layu bakteri. Pasalnya, bakteri Pseudomonas solanacearum dapat bertahan selama dua tahun di dalam tanah yang terinfeksi

(35)

2. Tidak menanam cabai di lahan yang teah ditanami tanaman lain dari famili Solanceae

3. Melakukan rotasi tanamandengan komoditas lain yang bukan famili Solanaceae 4. Melakukan solarisasi tanah

5. Areal persawahan dapat dijadikan alternatif penanaman untuk mengurangi penyebaran bakteri ini

6. Menggunakan bibit yang sehat

7. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit layu bakteri dan berumur genjah

8. Menjaga kebersihan kebun dengan mencabut gulma yang tumbuh di lahan 9. Menggunakan mulsa platsik hitam perak

10. Memperlebar jarak tanam saat musim hujan

11. Menjaga drainase di tanah yang basah dan pada saat musim hujan [2].

4. Layu fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawanfusarium oxysporum schlecht. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian dan gagal panen hingga 50%. Serangan tertinggi terjadi pada cabai yang ditanam di dataran tinggi sehingga mendukun perkembangan cendawan. Umumnya, cendawan layu fusarium mampu bertahan dalam tanah selama dua tahun. Karena itu, jika terjadi serangan hebat, tidak disarankan untuk menanam tanamandari famili Solanaceae selama dua tahun berikutnya di lahan yang sama [2].

Gejala

1. Tulang-tulang daun muda menjadi kuning, kemudian menyebar ke daun muda 2. Tangkai daun terkulai

(36)

3. Jaringan kayu berwarna cokelat, karena cendawan berada di dalam pembuluh kayu 4. Terjadi pembusukan pada batang. Jika pangkal batang dipotong, akan tampak warna

cokelat berbentuk cincin pada berkas pembuluhnya 5. Akar dengan mengeluarkan bau amoniak

6. Leher batang membusuk kering, kemudian berubah warna menjadi putih ke abu-abuan karena terbentuk masa sporangia

7. Tanaman menjadi layu bahkan mati

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan layu fusarium

2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanamai tanaman lain dari famili Solanaceae

3. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili Solanaceae 4. Melakukan solarisasi tanah

5. Menggunakan bibit yang sehat

6. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit layu fusarium dan berumur genjah

7. Melakukan pemupukan berimbang. Pemberian pupuk yang berlebih akan mengakibatkan tanaman tumbuh subur dan mudah terserang penyakit.

8. Menjaga kebersihan kebun dan mencabut gulma yang tumbuh di lahan. 9. Menggunakan mulsa plastik hitam perak.

10. Memperlebar jarak saat musim hujan.

(37)

5. Rebah semai

Rebah semai (dumping off) umumnya terjadi pada bibit selama persemaian. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia Solani Kuhn dan Phytium spp. Miselium pada cendawan Rhizoctonia solani dapat terlihat di atas permukaan tanah pada pagi hari. Bentuk miseliumnya menyerupai sarang laba-laba. Cendawan ini tergolong patogen luar tanah yang menyerang pada suhu rendah dan tanah masam. Bibit yang mati dapat mencapai 100% karena dari gejala ayng ditimbulkan menyebabkan kerusakan yang cukup besar dan proses penularan yang cepat sehingga menyebabkan tanaman mati [2].

Gejala

1. Hipokotil (bagian batang di bawah keping tembaga atau kotiledon) berwarna pucat, karena adanya infeksi dari tanah.

1. Batang berwarna cokelat dan membusuk. 2. Batang menjadi kecil dan mengerut. 3. Tanaman menjadi rebah dan mati.

Pencegahan

1. Tidak menanam cabai di lahan yang telah terinfeksi atau mengandung cendawan layu fusarium

2. Tidak menanam cabai di lahan yang telah ditanamai tanaman lain dari famili Solanaceae

3. Melakukan rotasi tanaman dengan komoditas lain yang bukan famili Solanaceae 4. Menggunakan bibit yang sehat

(38)

5. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit rebah kecambah dan berumur genjah

6. Menggunakan media persemaian yang bersih yang tidak terinfeksi cendawan rebah

7. Menjaga kebersihan selama di persemaian.

8. Melakukan pernyiraman secukupnya dan pembukaan sungkup pada pagi dan sore hari.

9. Melakukan perendaman benih selama 4-6 jam menggunakan air hangat yang telah diberi fungisida Previcur N dengan konsentrasi 1,5 ml per liter air dan Derosal 2 gram per liter air [2].

6. Penyakit yang disebabkan virus

Penyakit yang disebabkan virus umumnya berupa mosaik (belang) dan diakibatkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang secara bersamaan. Penyakit virus pada cabai yang banyak menyerang adalah virus mosaik mentimun atau Cucumber Mosaic Virus (CMV). Selain CMV, jenis virus lain menyebabkan penyakit pada cabai adalah Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), Tomato Ringspot Virus (TRSP), Curly Top Virus (CTV), dan Potato Virus Yellow (PVT).

Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus umumnya dibantu oleh serangga vektor, seperti thrips, kutu kebul, dan kutu daun persik. Gulma –seperti Ageratum conyzoides- juga berperan dalam penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus karena dapat dijadikan sebagai inang serangga vektor. Selain itu, penyakit juga mudah ditularkan secara mekanis melalui gosokan atau sentuhan. Jika kita menyentuh bagian tanaman yang terserang, kemudian menyentuh kembali bagian tanaman lain yang sehat, kemungkinan besar penyakit dapat meluas ke bagian tanaman sehat yang telah kita

(39)

sentuh. Tingkat serangan yang berat daat menyebabkan kehilangan hasil yang mencapai 30-40% [2].

Gejala

1. Tulang-tulang daun tanaman menjadi kuning atau terbentuk jalur berwarna kuning pada tulang daun. Hal ini menyebabkan warna daun menjadi belang antara hijau muda dan hijau tua.

2. Ukuran daun menjadi lebih kecil dan sempit.

3. Jika tanaman terinfeksi saat masih muda, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan menjadi kecil.

4. Tanaman yang terserang akan menghasilkan buah yang berukuran lebih kecil.

Pencegahan

1. Penyemaian dilakukan dengan menyungkup tempat semaian menggunakan kain kasa atau plastik yang telah dilubangi.

2. Jika pembibitan disimpan di atas rak, tinggi rak diatur sekitar 1 meter [2].

2.10 State Of The Art

Dibawah ini adalah pembahasan penelitian dan aplikasi yang berhubungan dengan aplikasi yang akan di buat.

1. Rado Anum (2012), membuat diagnosa penyakit tanaman kedelai berbasis web. Pada penelitian ini dirancang aplikasi berbasis web dengan metode certainty factor yang dimaksudkan untuk membantu petani dalam mendiagnosa penyakit tanaman kedelai. Dengan fitur yang berbasis web yang dimiliki, aplikasi untuk diagnosa penyakit tanaman kedelai yang telah dibangun dapat digunakan sebagai alat bantu untuk diagnosa penyakit tanaman kedelai dan dapat diakses oleh petani dimanapun juga untuk mengatasi persoalan

(40)

keterbatasan jumlah pakar pertanian dalam membantu petani mendiagnosa penyakit tanaman kedelai.

2. Yudi dan Laila (2013), membuat aplikasi sistem pakar untuk diagnosa hama jeruk dan pengobatannya menggunakan metode Certainty Factor dan Algoritma Nearest Neighbor. Metode ini digunakan dalam mesin inferensi yang mengolah basis pengetahuan menjadi kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Data yang yang didapat berupa data gejala yang diinput oleh user yang kemudian data tersebut akan diolah dengan sistem pakar berbasis aturan dan fakta melalui mekanisme inferensi. Hasil pengolahan data tersebut berupa jenis hama penyakit tanaman cabai, solusi, dan nilai CF dari masing-masing hama penyakit berdasarkan gejala yang diinput.

3. Denok Puspitasari (2013), membuat sistem pakar diagnosa diabetes nefropathy dengan metode certainty factor berbasis web dan mobile. Dengan memberikan pengetahuan akurat yang didasarkan pada pengetahuan dan diikuti oleh test yang dilakukan dengan serius, diharapkan bahwa sistem ini dapat membantu melakukan diagnosis dan memberikan terapi penyakit diabetes mellitus secara benar dan teliti.

Gambar

Gambar 2.1  Forward Chaining [7].
Diagram konteks merupakan kasus khusus DFD (Data Flow Diagram) atau bagian dari DFD  yangberfungsi  memetakan  model  lingkungan,  yang  direpresentasikan  dengan  lingkaran  tunggal yang mewakili keseluruhan sistem [17]
Tabel 2.7  Tipe Data MySQL [5]

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan dalam mengelola kualitas pelayanan, promosi, dan kepercayaan untuk meningkatkan keputusan pembelian jasa

Selain itu, jika dikaitkan dengan judul dari tesis ini tentang perlindungan hukum bagi konsumen terhadap penyalahgunaan kartu kredit, maka yang menjadi elemen dari struktur

Sebenarnya pada contoh diatas, kita bisa saja hanya memberikan alias hanya pada tiga class saja sudah cukup, namun agar tidak timbul kebingungan, akan lebih baik jika kita

Terlepas dari pendekatan perencanaan yang digunakan, formulasi strategi harus berlandaskan pada pemahaman secara mendalam pada pasar, kompetisi, dan lingkungan

Pemeriksaan kesehatan bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang akan dikirim bekerja ke luar negeri merupakan bagian tidak terpisahkan dari program penempatan

Selanjutnya perubahan yang dirasakan jama’ah setelah mengikuti khalwat yaitu bisa mengendalikan amarah, rendah hati, empati, menghargai orang lain, berpikir positif,

Data pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif Talking Chips dan Fan-N-Pick dapat meningkatkan hasil belajar dilihat peningkatan hasil

Perbedaan Olahraga Aerobik Intensitas Sedang dan High Intensity Interval Training Terhadap Kebugaran Fisik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.. Komang Satrya