35 BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan penelitian yang dilakukan ini, maka penulis melakukan penelitian di Malang. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu bahwa penulis berdomisili pada daerah yang sama, adapun alasan dalam memilih lokasi tersebut yaitu lokasi yang mudah dijangkau oleh peneliti, mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan, adanya keterbatasan biaya yang dikeluarkan, waktu, serta tenaga yang dimiliki oleh peneliti sendiri.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode Explanatory research dimana menurut Laksmitadewi et al (2015) dalam hal ini yaitu dengan memberi penjelasan tentang mengapa dan bagaimana suatu hubungan dapat berpengaruh ataupun terjadi satu sama lain. Sehingga pada penelitian ini menekankan pada penelitian dan eksplorasi dari sesuatu yang belum diketahui maupun belum banyak informasi yang tersedia untuk menunjukkan pengaruh Brand Image dan dimensi brand equity terhadap keputusan pembelian Coca-cola.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek dalam suatu penelitian, yang padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah membeli produk Coca Cola.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan teknik Accidental sampling karena pada teknik tersebut untuk penentuannya berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel serta mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan, adanya keterbatasan biaya yang dikeluarkan, waktu serta tenaga yang dimiliki oleh peneliti.
Penentuan pengukuran sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Widiyanto (2008)
n = Z2 4(Moe)2
n = (1,96)2 4(10%)2
n = 96,04 = 100 Keterangan:
n= jumlah sampel
z= skor pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyainan ditentukan 95%) maka nilai tabel z (distribusi normal) = 1,96
Moe = Kesalahan penarikan sampel maksimum 10%
Widiyanto (2008) mengatakan bahwa jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 100 responden dengan penentuan sampel.
Karena jumlah responden sebanyak 100 orang tersebut dianggap sudah mewakili (representative) karena sudah lebih besar dari batas minimal sampel. Sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel atau responden dan dapat mewakili konsumen Coca-Cola.
C. Definisi Operasional
Untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam judul skripsi ini, maka peneliti akan memberikan penjelasan tentang pengaruh Brand Image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Coca-Cola. Adapun penjelasannya pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber
Keputusan Pembelian
(Y)
Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian atau tidak terhadap produk Coca- Cola
1. Menetapkan pilihan terhadap produk 2. Kemantapan pada sebuah produk.
3. Pembelian ulang produk.
4. Yakin pada sebuah produk.
Krystia Tambunan dan Ibnu Widiyanto (2012)
Brand Image (X1)
Penilaian konsumen terhadap suatu produk akan baik atau buruknya merek Coca- Cola
1. Logo mudah diingat 2. Merek mudah dikenali.
3. Reputasi merek yang baik.
4. Kemasannya menarik.
Krystia Tambunan dan Ibnu Widiyanto (2012)
&
Tri Kartika Yudha (2015)
Brand Awarenes
s (X2)
Ingatan yang sering muncul di benak konsumen ketika mengenal atau memikirkan sebuah produk Coca-cola.
.
1. Merek yang sering kali muncul di benak.
2. Mempunyai ciri khas yang berbeda.
3. Iklan merek mudah diingat.
4. Slogan mudah diingat.
Putu Ratih Arta Eliasari dan
I Putu Gde Sukaatmadja (2017)
&
Astuti dan Cahyadi (2007)
&
Lilik Suprapti (2010)
Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber Brand
Associatio n (X3)
Segala sesuatu yang menghubungkan ingatan konsumen akan adanya merek Coca- cola.
1. Sudah lama berada di pasar.
2. Berkesan produk luar negeri 3. Lebih banyak diminati.
4. Praktis dikonsumsi
Erna Listiana (2015)
Perceived Quality
(X4)
Sesuatu yang dirasakan konsumen terhadap Kualitas dan keunggulan merek Coca-cola dengan apa yang diharapkan.
1. Kemasan yang kokoh.
2. Rasa minuman yang enak 3. Desain kemasan yang simple, 4. Awet dan tahan lama setelah
kemasan dibuka.
Krystia Tambunan dan Ibnu Widiyanto (2012)
&
Putu Ratih Arta Eliasari dan
I Putu Gde Sukaatmadja (2017)
&
Erna Listiana (2015)
&
Audry Veronica Haryanto (2012) Brand
Loyalty (X5)
Pola pembelian konsisten yang dilakukan oleh konsumen terhadap merek Coca-cola.
1. Kebiasaan membeli merek 2. Kepuasan terhadap merek 3. Kefanatikan terhadap merek 4. Memberikan rekomendasi kepada
orang lain.
Putu Ratih Arta Eliasari dan
I Putu Gde Sukaatmadja (2017)
Sumber: Data diolah (2020)
D. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, data yang berpengaruh terhadap bagian-bagian maupun fenomena yang ada di lapangan serta hubungan terhadap variabel yang sudah ditentukan. Menurut Sugiyono (2005) data kualitatif merupakan data yang diukur dari fenomena-fenomena social dari sudut panjang partisipan yang berupa dalam kondisi objek yang alamiah.
2. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subyek yang akan diteliti, dalam hal ini maka peneliti peneliti mendapat data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan sebelumnya. Data primer ini sendiri dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner pada sampel yang telah ditentukan sebelumnya.
Sehingga mendapatkan data dimana pengaruh Brand Image dan demensi brand equity terhadap keputusan pembelian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sebagai pelengkap untuk pembahasan ini maka diperlukan adanya suatu data atau informasi baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Dalam hal pengumpulan data ini sendiri, peneliti terjun secara langsung pada obyek penelitian yang dituju untuk mendapatkan data yang valid, maka dengan itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner.
F. Skala Pengukuran
Pengukuran penelitian dilakukan dengan menggunakan skala Likert, dimana skala ini menghasilkan suatu jawaban sangat tidak setuju sampai dengan jawaban setuju dalam rentang nilai 1 sampai 5 untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang maupun kelompok mengenai adanya fenomena atau gejala yang ada. Berikut ini merupkan contoh dari kategori item scale pada kusioner:
1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju
3= Netral 4= Setuju
5= Sangat Setuju
Sumber: Malhotra (2005)
Cara pengumpulan yaitu dengan menggunakan prosedur: 1) respoden diberikan kuisioner, 2) Lalu sambil mengisi kuisioner, ditunggu akan tetapi jika responden tidak mengerti maka akan diberikan penjelasan terhadap yang dibaca, 3) Setelah responden mengisi jawaban maka dari data tersebut ditabulasi, diolah dan dianalisis setelah itu disimpulkan.
G. Uji instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner menurut (Sugiyono, 2013). Perhitungan ini dengan cara corrected item total Correlation dan menggunakan SPSS (Statistcal Package for Social Science). Yaitu dengan cara membandingkan nilai r hitung (corrected item total Correlation) dengan r table dengan ketentuan degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah sampel.
Kriteria penilaain uji validitas adalah:
a. Apabila r hitung ≥ r tabel (pada taraf signifikansi 5%) maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 5%) maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan variabel. Sudjana (2004:12) mengatakan bahwa ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang harus dinilai.
Untuk mencari reliabilitas instrumen meggunakan rumus cornbach alpha (α) karena instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner (angket) yang skornya 1 sampai 5 dan uji reliabilitas menggunakan item total dimana untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornnya bukan 1 dan 0. Instrumen bisa dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih dari 0,6 atau mendekati 1 berarti item dinyatakan reliabel.
Pengujian reliabelitas dengan teknik alpha untuk jenis data interval dengan rumus sebagai berikut:
rn = ( n
n − 1) (1 −∑ αt2 αt2 ) Keterangan:
rn = Reliabiltas yang dicari
n = Jumlah item pertanyaan yang di uji
∑αt2 = Jumlah varians skor tiap item-item αt2 = Varians total
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan model analisis regresi berganda harus menggunakan sejumlah asumsi-asumsi klasik dan valid. Pengujian asumsi harus dipenuhi atau valid agar persamaan regresi dapat digunakan dengan baik sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel, bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dengan hal ini bisa menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Menurut ghozali (2011) mengatakan bahwa uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal.
Penguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov dengan SPSS. Uji Kolmogorov Smirnov merupakan uji beda antara data yang di uji dengan data normal baku. Uji tersebut dilakukan dengan cara membandingkan data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku.
Distribusi normal baku ialah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal.
Pengambilan keputusan dengan memperhatikan signifikasi yang ada pada perhitungan Kolmogorov smirnov. Menurut Santoso (2012) jika signifikasi ≥ 0,05 dapat dikatakan berdistribusi normal dan apabila < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel inependen (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantar variabel independen.
Jika terjadi variabel bebas yang saling berkorelasi diantara variabel maka ini tidak ortogonal. Variabel ortogonl ialah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas di dalam model regeresi adalah:
1) Mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF)<10 2) Mempunyai nilai tolerance>10
3) Koefisien korelasi antar variabel harus lemah (dibawah 0,05) jika korelasi kuat menjadi multikolineritas.
c. Uji Heteroskedisitas
Menurut Ghozali (2011) mengatakan bahwa bahwa model regresi yang baik itu adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Tujuan dari pengujian ini
yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamtan ke pengamatan lainnya.
Cara yang dilakukan untuk menguji model ini yaitu dengan menggunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Apabila variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka akan ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Gejala heteroskedastisitas terjadi jika terdapat nilai probabilitas yang signifikannya >0,05.
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar presentase pengaruh variasi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinasi antara 0 dan satu. Menurut Ferdinand (2006) jika nilai R2 kecil memiliki arti bahwa kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amatlah terbatas, namun jika nilai mendekati satu maka variabel-variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi variasi variabel terikat
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam upaya menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian maka digunakan analisis regresi linier berganda (Multiple
Regression). Analisis linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel indepanden Brand Image (X1) Brand Awareness (X2) Brand Association (X3) Perceived Quality (X4) Brand Loyalty (X5) terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen berhubungan positif atau negatif dengan memprediksi nilai dan variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya interval atau rasio. Rumus matematis dari regresi linier berganda yang umum digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta
b = Koefisien regresi X1 = Brand Image X2 = Brand Awareness X3 = Brand Association X4 = Perceived Quality X5 = Brand Loyalty
e = Residual atau kesalahan prediksi
4. Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul maka data akan diolah dengan emnggunakan teknik yaitu analisis berganda. Teknik tersebut digunkan karena untuk meguji pengaruh akan variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis statistik yang terdiri dari berbagai:
a. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual sehingga dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2011). Dalam hal ini apakah variabel Brand Image dan dimensi Brand equity benar- benar berpengaruh secara terpisah atau persial terhadap variabel keputusan pembelian.
Sebagai dasar pengambilan keputusan maka dapat digunakan kriteria pengujian sebagai berikut:
1) Apabila tingkat signifikansi < α (0,05), maka variabel independen secara individual akan berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Apabila tingkat signifikansi ≥ α (0,05), maka variabel independen secara individual akan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Uji Dominasi
Uji dominasi digunakan untuk mengetahui mana variabel yang paling dominan yang berpengaruh terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan variabel bebas terhadap yang paling (dominan) dalam mempengaruhi nilai variabel terikat dalam suatu model regresi linear, menggunakan kriteria uji dominasi sehingga dilihat dari hasil uji t yang paling besar nilainya.