i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI
DI DESA CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
AYU SEKAR RINI B11 067
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Umur 3-12 Bulan Tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun 2014“. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ir. Muryanto Darmo Suwito, selaku Kepala Desa Candirejo Klaten, yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Kepada ibu-ibu di desa Cadirejo yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Ayu Sekar Rini B11 067
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA
CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014 xv +65 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 47 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Penurunan AKB di Indonesia melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu 35 menjadi 32/1000 kelahiran hidup. Penyebab antara lain BBLR 70-80%, Asfiksia 15-20%, Infeksi 2-7% (Depkes, 2012). Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak diperlukan stimulasi atau rangsangan salah satunya melalui pijat bayi. Dari hasil studi pendahuluan hasil wawancara 10 orang ibu diberikan 5 pertanyaan dan diketahui sebanyak 2 orang (20%) dengan tingkat pengetahuan baik tentang pijat bayi, 5 orang (50%) dengan kategori cukup dan 3 orang (30%) dengan kategori kurang. Serta masih banyak masyarakat yang memijatkan bayinya di dukun karena faktor adat istiadat yang dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi di Desa Candirejo, Klaten.
Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian ini diambil di Desa Candirejo Klaten pada 20 Maret 2014. Jumlah populasi 49 responden, jumlah sampel 49 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrument menggunakan kuesioner tertutup.
Analisi data dengan menggunakan univariat dan dibantu dengan program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 10 responden (20,4%), kategori cukup sebanyak 35 responden (71,4%) dan kategori kurang baik sebanyak 4 responden (8,1%).
Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan tentang pijat bayi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 35 responden (71,4%) yang mungkin dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor lingkungan budaya, informasi dan sosial ekonomi.
Kata kunci : Pengetahuan, Bayi, Pijat Bayi Kepustakaan : 16 buku ( Tahun 2006-2013)
vii MOTTO
Ø Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al- insyiroh : 6)
Ø Jangan malas untuk belajar dan jangan mengeluh saat bekerja. Karena kesuksesan bukan milik meraka yang malas dan suka mengeluh.
Ø Berani bermimpi dan punya impian berarti berani untuk hidup dalam upaya terbaik. Karena impian adalah perjuangan.
Ø Orang pesimis selalu mempersulit kesempatan yang dia miliki, sedangkan orang optimis selalu menciptakan kesempatan dari kesulitan-kesulitan yang dialami
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT yang selalu menyertai di setiap perjalanan hidupku
2. Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan do’a dan semangat selama ini.
3. Adikku yang selalu memberikan semangat dalam pembuatan Karya Tulis ini.
4. Pembimbingku ibu Dheny Rohmatika, S.SiT yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada saya.
5. Sahabatku terimakasih atas bantuan dan semangat selama perjuangan yang tempuh bersama.
6. Teman-teman seperjuanganku, terimakasih atas dukungan selama ini
viii
CURICULUM VITAE
Nama : AYU SEKAR RINI
Tempat/ Tanggal Lahir : KLATEN, 27 JULI 1993
Agama : ISLAM
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Alamat : GABUGAN RT 09/05 CANDIREJO, NGAWEN,
KLATEN
Riwayat Pendidikan
1. SD N 1 Candirejo Ngawen Klaten, LULUS TAHUN 2005 2. SPM N 1 Ngawen Klaten, LULUS TAHUN 2008
3. SMA N 1 Ceper Klaten, LULUS TAHUN 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma HUsada Surakarta Angkatan 2011
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK. ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ... vii
CURICULUM VITAE. ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Keaslian Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 9
1. Pengetahuan ... 9
2. Bayi ... 18
3. Pijat bayi ... 21
x
B. Kerangka Teori ... 45
C. Kerangka Konsep ... 46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 48
D. Variabel Penelitian ... 49
E. Definisi Operasional... 49
F. Instrumen Penelitian ... 50
G. Teknik Pengumpulan Data ... 53
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 54
I. Etika Penelitian ... 57
J. Jadwal Penelitian ... 58
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian. ... 59
B. Hasil Penelitian. ... 59
C. Pembahasan ... 60
D. Keterbatasan ... 63
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 49 Tabel 3.2. Kisi Kisi Kuesioner ... 51 Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Mean dan SD. ... 59 Tabell 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang
Pijat Bayi. ... 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Perahan Cara India ... 27
Gambar 2.2. Cara perah dan Putar ... 27
Gambar 2.3. Telapak Kaki ... 28
Gambar 2.4. Tarikan Jari Lembut ... 28
Gambar 2.5. Gerakan Peregangan ... 28
Gambar 2.6. Gerakan Tarik Tekan ... 29
Gambar 2.7. Gerakan Punggung Kaki ... 29
Gambar 2.8. Gerakan Peras dan Putar Pergelangan Kaki ... 29
Gambar 2.9. Peahan Cara swedia ... 29
Gambar 2.10. Gerakan Menggulung ... 30
Gambar 2.11. Gerakan Akhir ... 30
Gambar 2.12. Gerakan Mengayuh Sepeda ... 31
Gambar 2.13. Mengayuh sepeda dengan Kaki Diangkat ... 31
Gambar 2.14. Gerakan Ibu Jari ke Samping ... 31
Gambar 2.15. Gerakan Bulan Matahari ... 32
Gambar 2.16. Gerakan I LOVE U ... 32
Gambar 2.17. Gerakan Jari-jar berjalan ... 33
Gambar 2.18. Jantung Besar ... 33
Gambar 2.19. kupu-kupu ... 33
Gambar 2.20. Memijat Ketiak ... 34
Gambar 2.21. Perahan Cara India ... 34
xiii
Gambar 2.22. Gerakan Peras dan Putar ... 35
Gambar 2.23. Membuka Tangan ... 35
Gambar 2.24. Pijat Jari-jari ... 35
Gambar 2.25. Punggung Tangan ... 36
Gambar 2.26. Peras dan Putar Pergelangan Tangan ... 36
Gambar 2.27. Perahan Cara Swedia ... 36
Gambar 2.28. Gerakan Menggulung ... 37
Gambar 2.29. Memijat Dahi ... 37
Gambar 2.30. Memijat Alis ... 37
Gambar 2.31. Memijat Hidung ... 38
Gambar 2.32. Memijat Mulut bagian Atas ... 38
Gambar 2.33. Memijat Mulut bagian Bawah ... 39
Gambar 2.34. Lingkaran Kecil di Rahang ... 39
Gambar 2.35. Memijat Belakang Telinga ... 39
Gambar 2.36. Gerakan Maju Mundur ... 40
Gambar 2.37. Gerakan Menyetrika ... 40
Gambar 2.38. Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Kaki ... 40
Gambar 2.39. Gerakan Melingkar ... 41
Gambar 2.40. Gerakan Menggaruk ... 41
Gambar 2.41. Gerakan Tangan di Silangkan ... 42
Gambar 2.42. Gerakan Membentuk Diagonal Tangan-kaki ... 43
Gambar 2.43. Gerakan Menyilangkan Kaki ... 43
Gambar 2.44. Gerakan Menekuk Kaki ... 44
xiv
Gambar 2.45. Gerakan Kaki Bergantian ... 44 Gambar 2.46. Kerangka Teori ... 45 Gambar 2.47. Kerangka Konsep Penelitian ... 46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendaahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Ijin Validitas
Lampitan 5. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 6. Surat Balasan Dari Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Permohonan Responden Lampiran 8. Inform Consent
Lampiran 9. Kuesioner dan Kunci Jawaban
Lampiran 10. Data Tabulasi Hasil Uji Coba Kuesioner
Lampiran 11. Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 12. Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 14. Hasil Perhitungan Prosentase Jumlah Ibu Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Later Belakang Masalah
Jumlah bayi di Indonesia 4.372.600 jiwa dari 21.805.800 balita atau 20,50% (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai tahun 2012 yaitu 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Target Renstra kemenkes yang ingin dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015 (Depkes, 2013).
Di Jawa Tengah sendiri angka kematian bayi mencapai 10,75/ 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Jawa Tengah seperti halnya provinsi lainnya premature/ berat badan lahir rendah (BBLR) 70 - 80%, asfeksia 15 – 20%, infeksi 2 – 7% (Depkes, 2012).
Bayi adalah individu yang sangat lemah dan memerlukan proses adaptasi. Kesulitan proses adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan, perilaku yang tidak teratur bahkan bisa sampai meninggal dunia (Mansur, 2009). Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kemampuan personal sosial adalah kemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan. Sehingga orang tua sangat banyak berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Desmita, 2008).
Terciptanya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi yang saling berkaitan yaitu faktor genetika, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003). Ikatan batin yang sehat sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya.
Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009)
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi yang dimiliki dapat berkembang maksimal (Adriana 2011).Salah satu bentuk stimulasi yang umum dilakukan untuk bayi adalah stimulasi taktil atau dalam bentuk pijat, fleksi, ekstensi dan posisi (Soedjatmiko, 2006).
Pijat bayi yaitu suatu sentuhan lembut yang mampu memberikan rasa aman, menciptakan hubungan emosi yang baik antara ibu dan bayi.Seimgga orang tua bisa menyampaikan kasih sayang mereka kepada anaknya (Prasetyo, 2009).Pijat bayi merupakan seni keperawatan kesehatan dan pengobatan yang di praktikkan sejak berabad - abad silam.Bahkan di perkirakan ilmu ini telah di kenal sejak awal manusia di ciptakan di dunia (Roesli, 2010).
3
Berbagai riset mengenai pijat bayi telah dilakukan, antara lain riset yang menemukan peningkatan lama tidur pada bayi yang diberikan terapi pijat bayi (Aprilia, 2009). Hal ini membuktikan bahwa pijat bayi memiliki manfaat untuk memberikan kenyamanan, sehingga bayi dapat memiliki waktu tidur yang lebih lama.Adapun manfaat lainnya dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan produksi ASI serta membina ikatan kasih sayang Orang tua dan anak (Roesli, 2003).
Namun pijat bayi masih belum diketahui oleh semua masyarakat, dikerenakan sebagian masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada dukun bayi.Faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan bahwa dukun bayi dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat bayi yang sudah dipraktikkan sejak berabad- abad silam (Roesli,2010).
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 31 Oktober 2013 di desa Candirejo Klaten terdapat data sebanyak 56 ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan. Hasil wawancara dari 10 orang ibu diberikan 5 pertanyaan dan diketahui sebanyak 3 orang (30%) mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi karena hanya bisa menjawab dua pertanyaan, sebanyak 5 orang (50%) mempunyai pengetahuan yang cukup karena bisa menjawab tiga pertanyaan dan sebanyak 2 orang (20%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang pijat bayi karena bisa menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, yang harus dilakukan seorang bidan yaitu memberikan penyuluhan dan informasi mengenai pijat bayi kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi.Diharapkan para ibu dapat mengetahui berbagai informasi tentang pijat bayi atau para ibu bisa melakukan pijat sendiri dirumah tanpa harus membawa bayinya ke bidan atau ke dukun.
Berdasarkan latar belakang diatas, karena masih kurangnya pengetahuan ibu tentang ilmu pijat bayi sehingga banyak masyarakat yang memijatkan bayi di dukun.Serta faktor adat istiadat yang dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu yang memiliki Bayi Usia 3- 12 Bulan tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai Bayi Umur 3-12 Bulan tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun 2014 ?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun 2014.
5
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3- 12 bulan tentang pijat bayi pada kategori baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3- 12 bulan tentang pijat bayi pada kategori cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3- 12 bulan tentang pijat bayi pada kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
2. Bagi peneliti
Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menerapkan ilmu pengatahuan yang diperoleh selama pendidikan.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Sebagai referansi dan sumber bacaan meliputi pengetahuan tentang pijat bayi serta dapat dijadikan sebagai wawasan penelitian selanjutnya.
b. Bagi Desa Candirejo Klaten
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menambah pengetahuan ke semua warga khususnya yang mempunyai bayi tentang pijat bayi.
E. Keaslian Penelitian
Ana Novitasari (2012), dengan Judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dekuh Cemetuk Desa Lorong Tawangsari Sukoharjo”.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel sebanyak 35 ibu yang mempunyai bayi dengan teknik total sampling. Teknik analisis menggunakan deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (28%), berpengetahuan cukup 9 orang (26%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (46%).
Dari penelitian yang lalu dan penelitian sekarang didapat perbedaan antara lain lokasi penelitian, jumlah, populasi, sampel dan hasil penelitian.
Sedangkan kesamaannya antara lain jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, tehnik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.
7
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ada 5 BAB dalam penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latarbelakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara mendapat pengetahuan. Teori tentang bayi yang terdiri dari pengertian, pertumbuhan dan perkembangan. Teori tentang pijatbayi yang terdiri dari pengertian, manfaat, mekanisme dasar pemijatan, waktu pijat bayi, perpiasan pijat bayi, hal- hal yang harus diperhatikan dalam pijat bayi, hal- hal yang tidak boleh dilakukan pijat bayi, cara pijat bayi.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sample dan teknik pengambilan sample, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisi data dan etika penulisan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari gambaran umum daerah peneitian, hasil penelitian, pembahasan serta keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari dari saran dan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9 BAB II
LANDASAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”.Pengetahuan adalah apa yag diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).
Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2010).
b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang seperti berikut:
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk kategori ini adalah kemampuan
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang telah berhasil dihimpun atau dikenali (recall offacts).
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai diartikan sebgai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tetang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek dalam komponen-komponen yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi.
5) Sistesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur didalam suatu bentuk keseluruhan yangmengandung arti tertentu.
11
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan ustifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek.Penelitian- penelitian itu didasarkan pada suatu kriteran yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu :
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.
Orang yang berpendidikan tinggi akan mudahmenerima informasi dan pada akhirnya akan makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaa dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental).
Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya cirri-ciri baru.Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
4) Minat
Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh penegtahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadianyang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan
13
yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Aplikasi dalam suatu wilayah mempunyai budaya untukmenjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
7) Informasi
Kemudahan dalam memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
d. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni cara tradisonal (non ilmiah) yaitu tanpa melalui penelitian ilmiah dan modern (ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan seperti berikut:
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari : a) Coba- salah (trial and eror)
Cara ini digunakan orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara
coba- coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
b) Cara kebetulan
Penemuan kebetulan secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik apatidak.Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisioanal saja,seolah dterima dar isumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
15
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melaluipara Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini dterima oleh para
Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh diperoleh dari manusia secara cepat sekali melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Malalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara berfikir manusia juga ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Indukdi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan
17
yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman- pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu,berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebis sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah,atau metode penelitia (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan- pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala- gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan di tinjukkan pada skala pengukuran sebagai berikut : 1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD
2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD 3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
2. Bayi
a. Pengertian
Bayi merupakan anak usia 0-12 bulan. Masa bayi terbagi atas neonatus dan bayi.Neonatus adalah sejak lahir (0 hari) sampai 28 hari. Di atas 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk kategori bayi (Marmi dan Kukuh, 2012)
b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi 1) Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktus tubuh dalam arti sebagian atau
19
seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel- sel tubuh dan juga bertambah besar selnya.
Pertumbuhan dimulai dari aktifitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernafasan antara 35- 50 kali per menit, penyesuaian dengan denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkandengan rongga dada, kemudian terjadi aktifitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar kepala dan menghisap (rooting reflex) dan menelan. Petubahan selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi dalam 24 jam yang terdapat mekonium. Hal tersebut akan dilanjutkan proses defleksi tersebut yang berkisar antara 3-5 kali seminggu, akan tetapi juga banyak dijumpai pada bayi yang mengalami konstipasi pada bayi dengan PASI (Hidayat,2005).
Perubahan pada fungsi organ yang lain seperti ginjal belum sempurna. Urine masih mengandung sedikit protein dan pada minggu pertama akan dijumpai urinemoglobin darah pada neonatus berkisar antara 17-19 g/dl, kadar hematokrit saat lahir adalah 52%, terjadi peningkatan kadar leukosit sekitar 30.000/uI dn setelah umur satu minggu akan terjadi penurunan hingga kurang dari 14.000/uI (Hidayat,2005).
Kadar fungsi hati pun masih relatif imatur dalam memproduksi faktor pembekuan sebab belum terbentuknya flora usus yang akan berperan dalam absorbsi vitamin K, kemudian adanya kekebalan bayi oleh karena adanya imunoglobin (Hidayat,2005).
2) Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam dkk,2008).
Menurut Hidayat (2005), ada 4 kriteria perkembangan yakni :
a) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala.
b) Motorik halus dimulainya tanda- tanda kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan.
c) Pada perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara dan bel.
21
d) Pada perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengaenali seseorang.
3. Pijat bayi a. Pengertian
Pijat merupakan terapi sentuh paling tua dan paling populer yang dikenal manusia.Pijat seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah di praktikkan sejak berabad- abad silam (Roesli,2010).
b. Manfaat
Menurut Roesli (2010), pijat bayi mempunyai banyak manfaat, antara lain :
1) Dampak biokimia yang posotif
a) Merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa menurunkan nyeri, sehingga bayi menjadi tenang dan mengurangi frekuensi menangis.
b) Meningkatkan tonus nervousvagus (syaraf otak ke-10). Ini membuat kadar enzim penyerapa gustrin dan insulin naik, sehingga penyarapan terhadap sari makanan menjadi baik.
c) Menurunan kadar hormon stress (catecholamine)
d) Peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) terutama kadar zat IgG, IgA dan IgM.
2) Dampak klinis yang positif
a) Meningkatkan jumlah dan daya racun (sitotoksisitas) dari imunitas (sel pembunuh alami)
b) Mengubah gelombang otak secara alami c) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan d) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan e) Meningkatkan kenaikan berat badan
f) Mengurangi depresi dan ketegangan g) Membuat tidur lelap
h) Mengurangi rasa sakit
i) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut)
j) Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi (bounding) k) Meningkatkan volume air susu ibu
c. Mekanisme Dasar Pijat Bayi (Fisiologi Pijat Bayi)
Menurut Roesli (2010), ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorphine, antivitas nervus vagus dan produksi serotonin.
1) Pengeluaran beta endorphine
Pengeluaran beta endorphine dapat menyebabkan terjadinya kondist.
a) Menurunkan enzim ODC (ornithin decarboxylase). Suatu enzim yang merupakan petunjuk yang peka bagi pertumbuhan sel.
23
b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical beta- endorphine, yang akan mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunya jumlah dan aktifitas ODC jaringan.
2) Peningkatan tonus syaraf ke-10
Bayi yang mendapat rangsangan melalui sentuhan/pijatan mengalami peningkatan tonus nervus vagus (sarap otak ke-10).
Pijatan ini dapat merangsang peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Itulah sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat bertambah lebih banyak bila dibandiingkan dengan bayi yang tidak dipijat.
3) Peningkatan aktifitas neurotransmiter serotonin
Pemijatan ini dilakukan pada bayi dapat meningkatkan aktifitas neurotransmiter serotonin, yaitu meningkatkan glucocorticoid (adrenalin). Proses ini sangat membantu dalam penurunan kadar hormon daya tahan tubuh terutama igM (imunoglobulin M) dn IgG (Imunoglobulin G).
d. Waktu Pijat Bayi
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan orang tua. Semakin cepat dimulainya pemijitan, semakin
banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh bayi. Apabila dilakukan setiap hari dari sejak lahir sampai bayi berusia 6-7 bulan (Roesli,2010). Pemijatan dapat dilakukan pada waktu- waktu berikut:
1) Pagi hari, yaitu sebelum mandi.
2) Malam hari, yaitu sebelum tidur.
e. Persiapan Pijat Bayi
Menurut Roesli (2010), sebelum melakukan pemijatan pada bayi yang harus diperhatikan adalah hal- hal sebagai berikut :
1) Mencuci tangan dan hangatkan tangan.
2) Hindari kuku panjang dan perhiasan agar tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi.
3) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.
4) Bayi sedang tidak lapar atau sehabis makan.
5) Secara khusus menyediakan waktu minimal 15 menit untuk melakukan proses pemijatan.
6) Ayah/ibu duduk pada posisi yang nyaman dan tenang.
7) Baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih.
8) Menyiapkan handuk, popok, baju ganti dan baby lotion/babyi oil 9) Meminta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi smabil mengajaknya berbicara.
25
10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zitun, minyak telon, atau baby oil.
Jangan menggunakan minyak arroma karena terlalu keras untuk kulit bayi.
f. Hal- hal yang Perlu diperhatikan dalam Pijat Bayi.
Menurut Roesli (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memijat bayi, antara lain :
1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung.
2) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu- lagu yang lembut guna membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.
3) Awalilah pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya bila ibu sudah merasa yakin bahwa bayi mulai menikmati pijatan.
4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin.
5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki, karena umunya bayi lebih menerima apabila pijat pada daerah kaki. Dengan demikian akan memberikan kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badan yang
disentuh. Urutan pijat bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung.
6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis, coba untuk menenangkan sebelum pemijatan dilanjutkan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikan pemijatan mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.
7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir, agar bayi merasa segar dan bersih dari baby oil, namun jika pemijatan dimalam hari cukup diseka dengan menggunakan air hangat.
8) Hindarkan mata bayi dari baby oil
9) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pijat bayi.
g. Hal – hal yang Tidak Boleh dilakukan dalam Pijat Bayi.
Menurut Roesli (2010), hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam pijat bayi :
1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan.
2) Memijat bayi pada saat kurang sehat.
3) Memijat bayi saat bayi tidak mau dipijat.
4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.
h. Cara Pijat Bayi
Secara umum pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi.
Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi untuk
27
membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Ini sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudia perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung (Prasetyono,2009).
Menurut Roesli (2010), adapun urutan pijat bayi antara lain:
1) Kaki
a) Perahan cara India
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha dan gerakkan tangan ke bawah secara bergantian.
Gambar 2.1 Cara Perahan India b) Perah dan putar
Pegang kaki pada pangkal paha sengan kedua tangan.Peras dan putar kaki dengan lembut dari pangkal paha mearah mata kaki.
Gambar 2.2Cara Perah dan Putar c) Telapak Kaki
Urut telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, dari tumit.
Gambar 2.3Cara Telapak Kaki d) Tarikan Jari Lembut
Pijat jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki menuju jari-jari telapak kaki.
Gambar 2.4Cara Tarikan Jari Lembut e) Gerakan Peregangan
Pijat telapak kaki dengan jari telunjuk, di mulai dari batas jari-jari kearah tumit.Dengan jari tangan regangkan punggung kaki kearah tumit.
Gambar 2.5Cara Gerakan Peregangan f) Tarik Tekanan
Seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari dengan menggunakan kedua ibu jari.
29
Gambar 2.6Cara Tarik Tekanan g) Punggung Kaki
Pijat punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari dengan menggunakan kedua ibu jari.
Gambar 2.7Cara Pijat Punggung Kaki h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki
Membuat gerakan meremas dengan menggunakan jari-jari.
Gambar 2.8Cara Peras dan Putar Pergelangan Kaki i) Perahan Cara Swedia
Pegang pergelangan kaki bayi.Gerakan tangan bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha.
Gambar 2.9Cara Perahan Swedia j) Gerakan Menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan.Buat gerakan menggulung dari pangkal paha ke pergelangan kaki.
Gambar 2.10Cara Gerakan Menggulung k) Gerakan akhir
Setelah gerakan dilakukan semua, rapatkan kedua kaki bayi.Letakkan kedua tangan bersamaan pada pantat dan pangkal paha.Usap kedua kaki dengan lembut dari paha ke pergelangan kaki.
Gambar 2.11Cara Gerakan akhir 2) Perut
a) Mengayuh Sepeda
Memijat perut bayi dari atas ke bawah dengan kedua tangan secara bergantian.
31
Gambar 2.12Cara Mengaruh Sepeda b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tanagn yang lain pijat perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
Gambar 2.13Cara Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat
c) Ibu jari ke samping
Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar bayi.Gerakkan kedua ibu jari kearah tepi perut kanan dan kiri.
Gambar 2.14Cara Memijat Ibu Jari ke Samping d) Bulan-matahari
Membuat lingkaran searah jarum jam, jari tangan mulai dari perut bagian bawahn ke atas kemudia kembali ke bawah.
Tangan kanan membuat setengah lingkaran dari bagian kanan perut bayi sampai ke bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambat bulan).
Lakukan gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan stengah lingkaran (bulan).
Gambar 2.15Cara Pemijatan Bulan-Matahari e) Gerakan I Love You
“I”, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membuat huruf
“I”.
“Love”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri bawah.
“You”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudia ke kiri, kebawah dan terakhir di perut kiri bawah.
Gambar 2.16Cara Gerakan “I Love U”
33
f) Gerakan atau Jari-Jari Berjalan
Letakkan ujung-ujung jari satu tangan pada bagian perut bagian kanan.
Gambar 2.17Cara Gerakan Jari-jari Berjalan 3) Dada
a) Jntung Besar
Meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada bayi.Baut gerakan ke atas sampai ke bawah leher, kemudian ke samping diatas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
Gambar 2.18Cara Pemijatan Jantung Besar b) Kupu-Kupu
Tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati.Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.
Gambar 2.19Cara Gerakan Kupu-kupu 4) Tangan
a) Memijat Ketiak
Membuat gerakan memijat pada aderah ketiak dari atas ke bawah.
Gambar 2.20Cara Memijat Ketiak b) Perahan cara India
Pegang pundak bayi dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.Gerakkan tangan kanan dan kiri di mulai dari pundak kearah pergelangan tangan.Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian dan berulang seperti memerah susu sapi.
Gambar 2.21Cara Perahan India c) Peras dan Putar
35
Peras da putar tangan bayi dari arah pundak ke pergelangan tangan.
Gambar 2.22Cara Peras dan Putar Tangan d) Membuka Tangan
Pijt telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan sampai ke arah jari-jari.
Gambar 2.23Cara Memijit Membuka Tangan e) Pijat Jari-jari
Pijat jari bayi satu persatu kearah ujung bayi dengan gerakan memutar.Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung bayi.
Gambar 2.24Cara Pijat Jari-jari f) Punggung Tangan
Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan kita.Usapkan punggung tangan bayi dari arah pergelangan tangan ke arah jari-jari.
Gambar 2.25Cara Memijat Punggung Kaki g) Peras dan Putar pergelangan Tangan
Peras skeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Gambar 2.26Cara Peras dan Putar Pergelangan Tangan
h) Perahan cara Swedia
Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian dari pergelangan tangan kearah pundak.Lanjutkan pijatan dari pergelangan tangan kiri ke arah pundak.
Gambar 2.27Cara Perahan Swedia i) Gerakkan menggulung
37
Pegang lengan bayi bagian atas dengan kedua telapak tangan.Bentuk gerakan menggulung dari pangkal lengan kearah pergelangan jari-jari tangan.
Gambar 2.28Cara Gerakan Menggulung Tangan 5) Muka
a) Dahi
Letakkan kedua jari tangan pada pertengahan dahi.Tekan dahi dengan lembut dari dahi bagian tengah keluar ke samping kanan dan kiri.Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, membuat lingkaran kecil di daerah pelipis kemudian gerakkan ke bawah melalui daerah pipi di bawah mata.
Gambar 2.29Cara Memijat Muka b) Alis
Meletakkan kedua ibu jari diantara kedua mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.
Gambar 2.30Cara Memijat Alis c) Hidung
Letakkan kedua ibu jari di pertengahan alis. Tekan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan membuat gerakan ke samping dann ke atas.
Gambar 2.31Cara Memijat Hidung d) Mulut Bagian Atas
Letakkan kedua ibu jari di atas mulut, bawah sekat hidung.Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke aderah pipi.
Gambar 2.32Cara Memijat Mulut bagian Atas e) Mulut bagian Bawah
39
Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu.Tekan kedua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping kemudian ke atas kearah pipi.
Gambar 2.33Cara Memijat Mulut bagian Bawah f) Lingkaran kecil di Rahang
Dengan menggunakan ke dua jari tangan membuat lingkaran kacil di daerah rahang bayi.
Gambar 2.34Cara memijat Lingkaran kecil di Rahang
g) Belakang Telinga
Memberi tekanan lembut dengan ujung-ujung jari pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
Gambar 2.35Cara Memijat Belakang telinga 6) Punggung
a) Gerakan maju mundur
Tengkurapkan bayi melintang dengan kepala disebelah kanan dan kiri.Pijat punggung bayi dengan gerakan meju mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher sampai ke pantat bayi dan kembali ke leher.
Gambar 2.36Cara Gerakan Meju Mundur b) Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.Tangan kiri memijat dari leher ke bawah sampai ketemu dengan tangan kanan.
Gambar 2.37Cara Gerakan Menyetrika c) Gerakann Menyetrika dan Mengangkat Kaki
Ulangi gerakan menyetrika punggung, tangak kanan memegang kaki dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki.
41
Gambar 2.38Cara Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Kaki
d) Gerakan melingkar
Jari kedua tangan membuat gerakan melingkar kecil dari tengkuk turun ke bawah kanan tulang punggung sampai ke pantat.Mulai lingkaran kecil di leher, kemudian lingkaran besar di pantat.
Gambar 2.39Cara Gerakan melingkar e) Gerakan menggaruk
Buat gerakan menggaruk memanjang sampai ke pantat bayi dengan lima jari tangan.
Gambar 2.40Cara Gerakan menggaruk i. Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut
Menurut Roesli (2010), gerakan relaksasi dan peregangan yaitu:
1) Gerakan relaksasi
Membuat goyangan-goyangan ringan, tepuk-tepukan halus dan melambung-lambungkan secara lembut adalah contoh gerakan
relaksasi.Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana.Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi.Misalnya waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayyi ternyata kakinya tegang dan kaku.Gunakan sentuhan relaksasi dan suara ibu untuk menolong agar kaki bayi menjadi rileks dan lemas (Roesli,2010).
2) Gerakan peregangan lembut
Gerakan peregangan lembut adalah gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul, serta meluruskan tulang belakang bayi.Peregangan lembut ini dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pemijatan.Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan selama 4- 5 menit (Roesli,2010).
Menurut Roesli (2010), terdapat beberapa macam gerakan peregangan lembut :
a) Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada.Luruskan kembali kedua tangan bayi kesamping, ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.
Gambar 2.41Cara Tangan disilangkan b) Membentuk diagonal tangan-kaki
43
Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi diatas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal.Selanjutnya tarik kembali tangan dan kaki bayi keposisi semula.Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
Gambar 2.42Cara membuat diagonal Tangan dan Kaki
c) Menyilangkan kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan keatas perut.Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam.Setelah itu, kembalikan psisi kaki pada posisi semula.
Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam bertem dengan mata kaki luar.Setelah itu, kembalikan pada posisi semula.Gerakan ini dpat diulang sebanyak 4-5 kali.
Gambar 2.43Cara Menyilangkan Kaki d) Menekuk Kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi lalu tekuk kaki perlahan menuju ke arah perut.
Gambar 2.44Cara Menekuk Kaki e) Gerakan Kaki bergantian
Gerakan sama dengan menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian.
Gambar 2.45Cara Gerakan Kaki Bergantian
45
B. Kerangka Teori
Gambar 2.46 Kerangka Teori
Sumber: Modofikasi Notoatmodjo (2010), Hidayat (2005) dan Roesli (2010) Pijat
Bayi :
1. Pengertian 2. Pertumbuh
an dan perkemban gan
Pengetahuan Pijat bayi :
1. Pengertian pijat bayi 2. Manfaat pijat bayi 3. Mekanisme dasar
pemijatan (fisiologi pijat bayi)
4. Waktu pijat bayi 5. Persiapan pijat bayi 6. Hal-hal yang
dilakukan selama pemijatan
7. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika sedang memijat bayi 8. Gerakan relaksasi
dan peregangan lembut
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
1. Informasi 2. Kultur (budaya
dan agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman 5. Soaial
ekonomi 6. usia
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.47 Kerangka Konsep Penelitian Baik
Cukup
Kurang Pengetahuan ibu
tentang pijat bayi
47 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.Penelitian deskriptifyaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentudengan pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data dan bersifat kuantitatif (Notoadmodjo, 2010).Kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka (Ridwan, 2012).
Penelitian yang dilakukan mendiskripsikan Tingkat Pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 3- 12 bulan tentang pijat bayi di desa Candirejo Klaten.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk mengambil data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2007).Penelitian ini dilakukan di Desa Candirejo Klaten.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2007).Penelitian ini dilaksanakan tanggal 20 Maret2014.
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan sebanyak 49 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan di Desa Candirejo Klaten. Apabila populasi <100 diambil semua, jika populasi >100 diambil rata-rata 20-30%.Berdasarkan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 maka diambil semua sebagai sample. Jadi, sampel pada penelitian ini adalah 49 ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan yang tinggal di Desa Candirejo Klaten.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2010).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
49
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam, 2008).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Alat
Ukur Kriteria
Skala Penguk
ur Pengetahuan
Ibu tentang pijat bayi
Kemampuan ibu menjawab dengan benar kuesioner tentang Pijat Bayi meliputi :
1. Pengertian 2. Manfaat
3. Waktu pijat bayi 4. Persiapan 5. Mekanisme 6. Hal-hal yang
dilakukan
selama pijat bayi 7. Hal-hal yang tidak
dianjurkan selama pijat bayi 8. Teknik
9. Gerakan
Kuesioner 1. 1. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
2. 2. Cukup : bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤mean + 1 SD
3. 3. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Ordinal
Sumber: Data Primer November 2013
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
Pengetahuan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan tertutup dengan tipe memilih alternatif. Tipe ini diminta memilih satu jawaban yang dianggap terbaik seperti tipe benar salah. Pernyataan yang digunakan biasanya selalu berisi aitem dalam jumlah yang banyak, skor bagi jawaban yang benar pada setiap aitem pernyataan positif (favorable) adalah pernyataan yang jika jawabannya benar mendapat skor 1, jika salah mendapat skor 0. Sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) adalah pernyataan yang jika jawabannya benar mendapat skor 0, jika salah mendapat skor 1 (Azwar, 2010).
51
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Kuisioner
Variabel Sub Variabel
No. Item
Jumlah Favourable unfavourable
Tingkat pengetahuan Ibu tentang pijat bayi
Pengertian 1*,2 - 2
Manfaat Waktu pijat
3, 5 7, 8, 9
4,6 10, 11, 12
4 6 Persiapan
Mekanisme Hal-hal yang di perhatikan selama pijat Hal-hal yang tidak dianjurkan ketika sedang memijat
Teknik pijat Gerakan
relaksasi dan peregangan
13, 16 17, 18 20, 21, 22
23
26
27, 28, 29, 31, 32
14, 15
19
24
25
30, 33, 34,35 4 2 4
2
2 9
21 14 35
*nomor kuesioner yang tidak valid
Untuk mengetahui apakan kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap populasi dengan karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu di Desa Drono, Ngawen, Klaten. Jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan sebanyak 36 ibu dengan 35 item pernyataan. Dari hasil validitas menunjukkan bahwa pada item pertanyaan untuk variabel pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari
35 item pertanyaan terdapat 34 item pertanyaan yang valid dan 1 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 1. Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dengan taraf 5% dilakukan dengan bantuan komputer program for sosial science (SPSS). Sehingga item yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian ini, karena masih ada item pernyataan yang mewakili.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010).
Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner yang dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut:
rxy=
( )( )
( )
[
Nå
XN2å
-å
XYX-2] å [NXå å
YY2 -( å
Y)
2]
Keterangan :
N : Jumlah subjek
X : Skor setiap item
Y : Skor total
( å
X)
2 : Kuadrat jumlah skor itemå
X 2 : Jumlah kuadrat skor item( å
Y)
2 : Kuadrat jumlah skor total53
Hasil penggunaan rumus tersebut kemudia dianalisis. Instrumen dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,334). Pada taraf signifikan 5%.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Riyanto, 2010). Formula statistika yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah Alpha Cronbach, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
úú û ù êê
ë é -
= -
å
2 2
11 1
) 1
( St
Si k
r k
Keterangan:
r 11 = Reabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å
Si2 = Mean kuadrat kesalahan St2 = Variabel totalDari 34 item pernyataan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variable dalam penelitian ini memiliki alpha cronbach 0,863 >
0,60sehingga kuesioner yang disusun dalam penelitian ini reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada pengetahuan menggunakan kuesioner.
Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Pada teknik penumpulan data dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013).Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah identitas responden dan hasil pengisisan dari kuesioner pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013).Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dalam hal ini adalah pada bulan Maret jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan di desa Candirejo Klaten sebanyak 49 orang.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data manual menurut Notoatmodjo (2010), yaitu melalui 4 tahapan diantaranya:
a. Editing
55
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka kuesioner tesebut dikeluarkan (droup out).
b. Coding (pengkodean)
Instrumen berupa kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar dapat lebih mudah dalam mengelola data selanjutnya.
c. Dataentry (memasukkan data)
Memasukkan data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam program komputer untuk dilakukan analisis selanjutnya.
d. Tabulating (tabulasi)
Menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah di beri kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
e. Cleaning (pembersihan)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan- kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak kelengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.
2. Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini menggunakan analisis univariatdan di bantu dengan program SPSS.
Menurut Notoatmodjo (2010),analisis univariatyaitu menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi.
Menurut Riwidikdo (2009) hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentangpijat bayi maka, ditunjukkan dengan keterangan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1SD.
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤ x
≤ mean + 1SD.
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean – 1SD.
Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui nilai mean dengan rumus sebagai berikut :
X = n
å
xKeterangan :
X = Nilai rata – rata
ΣX = Jumlah seluruh data
57
n = Banyaknya data
Menurut Riwidikdo (2009), untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SD =
1 )
( 2
2
- - S S
n n xi xi
Keterangan :
SD = Simpangan baku
Xi = Nilai dari data
n = Banyaknya data
Menurut Riwidikdo (2009), cara mengukur prosentase yang digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan yaitu dengan rumus:
Jumlah nilai responden Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Menurut Notoadmojo (2010), etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang.
Masalah etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian dan perlu diperhatian menurut (Hidayat, 2007) antara lain :
Skor prosentase = x 100%