• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan Industri Keuangan Non Bank Syariah (IKNBS) di Indonesia.

a. Bank Umum Syariah di Indonesia

Selama kurun waktu tiga tahun (2018 s.d 2020) jumlah BUS mengalami peningkatan yaitu dari 13 menjadi 14 BUS.

Berikut adalah informasi mengenai 14 BUS di Indonesia.

Tabel 4.1 Bank Umum Syariah di Indonesia

No. Nama Bank Umum Syariah Tahun

berdiri

1 PT Bank Aceh Syariah 2016

2 PT Bank Muamalat Indonesia 1992

3 PT Bank Victoria Syariah (2019) 2010

4 PT Bank BRISyariah 2009

5 PT Bank Jabar Banten Syariah 2010

6 PT Bank BNI Syariah 2010

7 PT Bank Syariah Mandiri 1999

8 PT Bank Mega Syariah 2004

9 PT Bank Panin Dubai Syariah 2009

10 PT Bank Syariah Bukopin 2009

11 PT BCA Syariah 2010

12 PT Maybank Syariah Indonesia 2010 13 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 2014

14 PT BDP Nusa Tenggara Barat syariah 2005 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan tahun 2020

b. Industri Keuangan Non Bank Syariah

(2)

Terdapat 203 IKNB Syariah di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2020. Namun penulis hanya mengambil 11 IKNBS yang didalam laporan keuangannya terdapat zakat.

Tabel 4.2 IKNB Syariah di Indonesia

No. IKNBS Jenis Industri

1 PT Asuransi Takaful Keluarga Full Syariah 2 PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra

Abadi

Full Syariah

3 PT Asuransi Adira Dinamika Unit Usaha Syariah 4 PT Asuransi Jasa Raharja Putera Unit Usaha Syariah 5 PT Asuransi Ramayana Tbk. Unit Usaha Syariah 6 PT Asuransi Sinar Mas Unit Usaha Syariah 7 PT Asuransi Staco Mandiri Unit Usaha Syariah 8 PT Reasuransi Nasional Indonesia Unit Usaha Syariah 9 PT Jaminan Pembiayaan Askrindo

Syariah

Full Syariah

10 PT Penjaminan Jamkrindo Syariah Unit Usaha Syariah 11 PT Asuransi Jasindo Syariah Full syariah

Sumber: data diolah penulis

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Praktik Zakat Oleh Bank Umum Syariah a. Sumber dan Jumlah Realisasi Dana Zakat

1) Realisasi jumlah zakat oleh BUS tahun 2018 s.d 2020 Jika dilihat dari sisi jumlah BUS yang membayarkan Zakat perusahaan berdasarkan laporan keuangan BUS periode 2018 s.d 2020, tampak bahwa pembayaran Zakat perusahaan oleh BUS berfluktuasi setiap tahunnya. Lebih lanjut informasi mengenai jumlah nominal zakat oleh BUS di Indonesia ditunjukan pada tabel berikut.

(3)

Tabel 4.3. Realisasi jumlah zakat oleh BUS tahun 2018 s.d 2020

No. Bank Umum syariah 2018 2019 2020 Jumlah 1 PT Bank Aceh Syariah 10.020 887 1.163 12.070 2 PT Bank Muamalat

Indonesia

10.580 10.870 10.300 31.750 3 PT Bank Victoria Syariah 0,113 0,031 - 0,144 4 PT Bank BRISyariah 7.192 5.837 7.194 20.223 5 PT Bank Jabar Banten

Syariah

206 37 199 441

6 PT Bank BNI Syariah 23.827 31.311 30.393 85.531 7 PT Bank Syariah Mandiri 35.326 63.365 66.534 165.231 8 PT Bank Mega Syariah 1.557 1.655 4.333 7.545 9 PT Bank Panin Dubai

Syariah

- 1.119 168 1.287

10 PT Bank Syariah Bukopin - - - -

11 PT BCA Syariah 67 82 74 223

12 PT Maybank Syariah Indonesia

5 2 1 8

13 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

- - - -

14 PT BDP Nusa Tenggara Barat syariah

3 462 791 1.256

Jumlah 88.783 114.334 122.448 325.566 Sumber: laporan Keuangan BUS, 2018-2020

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 12 BUS yang membayar zakat dan diantaranya ada 10 BUS yang konsisten membayarkan zakat, yaitu PT Bank Aceh, PT Bank Muamalat Indonesia, PT BRI Syariah, PT Bank BNI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Mega Syariah PT Bank BCA Syariah, PT Maybank Syariah Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah.

(4)

Selain itu terdapat 2 BUS yang tidak pernah membayarkan zakat yaitu PT Bank Syariah Bukopin dan PT Bank Tabungan pensiun Syariah .

Dari tabel 4.3. juga dapat diketahui bahwa nilai total Jumlah nominal Zakat perusahaan oleh BUS terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 jumlah nominal zakat yaitu Rp 88.783.216.177 kemudian ditahun 2019 meningkat lagi sebesar Rp 114.333.628.400 dan terus meningkat pda tahun 2020 sebesar Rp.

122.448.999.783.

2) Sumber dan Realisasi zakat selama tiga tahun

Berdasarkan PSAK 101, penyajian sumber zakat berasal dari zakat internal dan eksternal. Berikut adalah informasi Sumber dana zakat dan realisasi zakat tersebut selama kurun waktu tiga tahun.

Tabel 4.4. Sumber dan Realisasi zakat selama tiga tahun

No. Bank Umum syariah

2018-2020 (Jutaan Rupiah) Internal

Zakat

Eksternal Jumlah Zakat

Karyawan

Zakat perusahaan 1 PT Bank Aceh

Syariah

- - 12.070 12.070

2 PT Bank Muamalat Indonesia

- 2.213 29.532 31.745

3 PT Bank Victoria Syariah

- - 0,144 -

4 PT Bank BRISyariah

- 19,650 573 20.223

5 PT Bank Jabar Banten Syariah

- - 441 441

6 PT Bank BNI Syariah

34.485 51.046 85.531

(5)

7 PT Bank Syariah Mandiri

36.276 113.889 15.066 165.231 8 PT Bank Mega

Syariah

- 3,646 - 3.646

9 PT Bank Panin Dubai Syariah

- 1,227 - 1.227

10 PT Bank Syariah Bukopin

- - - -

11 PT BCA Syariah - - 224 224

12 PT Maybank Syariah Indonesia

- - 8 8

13 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

- - -

14 PT BDP Nusa Tenggara Barat syariah

3 1.223 1.226

Jumlah 70.761 195.36 59.175 325.566

Sumber: Laporan Keuangan BUS, 2018-2020

Pada PSAK 101 terdapat 2 unsur dana zakat yaitu zakat dari internal bank dan zakat dari eksternal bank.

Mayoritas bank melaporkan dana zakat atas 3 komponen, yaitu selain 2 komponen tersebut BUS menambahkan zakat dari karyawan. Penelitian terdahulu dari (Anam, 2017) menyatakan hal serupa bahwa Aspek yang dilaporkan dalam laporan dana zakat antara lain zakat dari lembaga, zakat dari karyawan, zakat dari masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan penelitian lainnya oleh (Qurrota'ayyun, 2019) yang mengklasifikasian zakat inrternal bersumber dari Zakat perusahaan dan zakat karyawan sedangkan zakat eksternal bersumber dari zakat nasaban umum atau lainnya.

Setelah ditelusuri kembali melalui LSPDZ dan CALK BUS, mayoritas BUS melaporkan sumber dana zakat atas 3 komponen yaitu, zakat internal, zakat ekternal dan zakat karyawan. Di lain pihak, terdapat

(6)

perbedaan PT Bank Syariah Mandiri dengan BUS lainnya dalam mengklasifikasikan sumber zakat menjadi sumber zakat dari perusahaan, sumber zakat, karyawan dan sumber zakat dari nasabah umum atau lainnya.

Di dalam PSAK 101 hanya menyatakan bahwa entitas syariah menyajikan sumber dana zakat berasal dari zakat internal dan zakat eksternal. Tidak ada informasi spesifik dalam pernyataan tersebut yang menjelaskan lebih lanjut mengenai definisi zakat internal dan eksternal syariah. Ketiadaan informasi maupun peraturan mengenai sumber dana zakat internal maupun zakat eksternal membuat keberagaman pengakuan pada laporan keuangan BUS.

Namun mengenai analisis zakat internal penulis menyimpulkan berdasarkan CALK yang menyatakan bahwa kebijakan BUS mengenai Zakat perusahaan adalah 2,5% dari laba perusahaan. Setelah di analisis ternyata nominal zakat internal sama dengan kebijakan BUS.

Pada tabel di atas dari laporan keuangan tahun 2018-2020 dana zakat yang dilaporkan untuk masing- masing komponen penerimaan zakat antara lain:

1. Zakat dari Karyawan sebesar Rp. 36.279.000.

2. Zakat dari perusahaan bank sebesar Rp.

195.626.743.000.

3. Zakat dari eksternal bank sebesar Rp. 93.660.0.360.

4. Sehingga total dana zakat yang diperoleh adalah Rp.

325.566.000.000.

Laporan penerimaan dana zakat pada bank syariah adalah penting karena nilai dana zakat yang dihimpun dari perbankan cukup besar yaitu Rp. 325.566.000.000.

Jumlah dana tersebut akan berdampak signifikan

(7)

terhadap penerimaan dana zakat secara nasional.

Sementara itu, selama 3 tahun periode penelitian terjadi peningkatan presentase jumlah BUS yang membayarkan Zakat perusahaan. Pada penelitian sebelumnya oleh (Andriani, Rakhmawati, & Fahmi, 2016) tahun 2013 hanya 30% BUS yang membayarkan Zakat perusahaan, angka tersebut meningkat menjadi 38,46% pada tahun 2017 (Qurrota'ayyun, 2019), hingga pada periode penelitian saat ini meningkat lagi ditahun 2020 menjadi 43,66%.

Selama 3 tahun periode penelitian tampak bahwa dari 12 BUS yang membayar zakat terdapat 5 BUS yang tidak membayarkan zakat yang bersumber dari perusahaan yaitu PT Bank Panin Dubai, PT Bank Aceh Syariah, PT Bank Victoria Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, dan PT BCA Syariah. Beberapa hal mungkin menjadi faktor yang menyebabkan BUS tidak menunaikan pembayaran zakat yang bersumber dari perusahaan. Salah satunya adalah ketiadaan dasar hukum MUI yang mewajibkan pembayaran Zakat perusahaan tersebut.

Standar yang dirumuskan AAOIFI dalam FAS no 9 menyatakan bahwa institusi keuangan syariah terkena kewajiban membayarkan Zakat perusahaan apabila salah satu dari 3 kondisi berikut terpenuhi. (1) Terdapat hukum yang mewajibkannya, (2) terdapat dalam anggaran dasar suatu institusi, (3) keputusan pemegang saham suatu institusi (Nadzri, 2009).

Jika melihat dari 3 kondisi yang disyaratkan oleh AAOIFI tersebut. Seperti disampaikan oleh peneliti sbelumnya bahwa salah satu alasan BUS tidak menunaikan kewajiban berzakat adalah ketiadaan dasar

(8)

hukum di Indonesia yang mewajibkan suatu entitas untuk membayarkan Zakat perusahaan (Qurrota'ayyun, 2019).

b. Pelaporan Pembayaran Zakat

1) Penyajian Laporan Keuangan Zakat oleh BUS

Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat merupakan salah satu komponen laporan keuangan bank syariah yang ditetapkan dalam PSAK (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017). berikut ini adalah informasi mengenai penyajian Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat BUS di Indonesia serta pengakuan zakat yang ada di dalam laporan keuangan.

Tabel 4.5. Penyajian Laporan Keuangan Zakat oleh BUS

No. BUS LSPDZ

Pengakuan zakat di dalam Laporan keuangan Beban

Operasional

Beban Non Usaha

Beban Non

operasional Beban

1 PT Bank Aceh Syariah - - - -

2 PT Bank Muamalat Indonesia - - -

3 PT Bank Victoria Syariah (2019) - - - -

4 PT Bank BRISyariah - - -

5 PT Bank Jabar Banten Syariah - - - -

6 PT Bank BNI Syariah - - -

7 PT Bank Syariah Mandiri - - -

8 PT Bank Mega Syariah - - -

9 PT Bank Panin Dubai Syariah - - -

10 PT Bank Syariah Bukopin X - - - -

11 PT BCA Syariah - - -

12 PT Maybank Syariah Indonesia - - - -

13 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah - - - -

14 PT BDP Nusa Tenggara Barat syariah - - - -

Sumber: Laporan Keuangan, 2018-2020

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa dari 14 Bank Umum Syariah (BUS) 13 bank sudah melaporkan dana zakat.

(9)

Mengenai penyajian laporan keuangan zakat oleh BUS diketahui bahwa hanya PT Bank Syariah Bukopin yang tidak menampilkan LSPDZ dan PT Maybank Syariah Indonesia baru menyajikan Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat di tahun 2019. Penyebab PT Bank Syariah Bukopin tidak menyajikan LSPDZ karena Bank tidak secara langsung menjalankan penyaluran dana zakat (PT Bank Syariah Bukopin, 2020) sementara itu, PT Maybank Syariah Indonesia menyajikan LSPDZ di tahun 2019 karena baru resmi menjadi Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) Baznas (PT maybank Syariah, 2020).

Dilihat dari penelitian-penelitian sebelumnya tampak bahwa praktik penyajian LSPDZ oleh BUS selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2013 hingga tahun 2020. Pada penelitian oleh (Andriani, Rakhmawati, &

Fahmi, 2016) ditahun 2013 terdapat 7 dari 10 BUS menyajikan LSPDZ atau sebesar 70%. Kemudian juga penelitian dari (Qurrota'ayyun, 2019) ditahun 2017 terdapat 10 dari 13 BUS yang menyajikan LSPDZ atau sebesar 76,92%, persentase ini meningkat 6,92% dari tahun 2013. Kemudian pada periode penelitian saat ini pada tahun 2020 terdapat 13 dari 14 BUS yang menyajikan LSPDZ atau sebesar 92, 85%, persentase ini meningkat sebesar 15,93%. Peningkatan praktik penyajian LSPDZ ini mengisyaratkan kepedulian BUS dalam menunjukkan laporan tanggung jawab sosialnya kepada publik.

Dalam pembayaran zakat, BUS mengakui zakat sebagai beban hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 ada 7 BUS yang menampilkan pengakuannya di laporan keuangan yaitu PT bank Muamalat Indonesia, PT Bank

(10)

BNI Syariah dan PT Bank Syariah mandiri mengakui zakat sebagai Beban Non Operasional, kemudian PT Bank BRI Syariah mengakui zakat sebagai Beban Non Usaha, selain itu ada juga Bank Mega Syariah, PT Bank Panin Dubai Syariah, dan PT Bank BCA Syariah yang mengakui Zakat sebagai Beban.

2. Praktik Zakat oleh IKNBS

a. Sumber Dana dan Jumlah Realisasi Zakat IKNBS

Jumlah nominal realisasi zakat oleh IKNBS pada periode penelitian ditunjukan pada tabel 4.6 dibawah.

Tabel 4.6 Jumlan Realisasi Zakat Oleh IKNBS

No. IKNBS

Zakat (dalam jutaan rupiah) 2018 2019 2020 Jumlah 1

PT Asuransi Takaful Keluarga

262 243 288

793 2

PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi

14 32 7

53 3

PT Asuransi Adira Dinamika

2 1.884 -

1.886 4

PT Asuransi Jasa Raharja Putera

83 294 -

377 5

PT Asuransi Ramayana Tbk.

217 103 -

320

6 PT Asuransi Sinar Mas 0,669 1 - 2

7

PT Asuransi Staco Mandiri

0,48 80 33

113 8

PT Reasuransi Nasional Indonesia

- 894 732

1.626 9

PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah

962 - -

962 10

PT Penjaminan Jamkrindo Syariah

280 564 -

844 11

PT Asuransi Jasindo Syariah

273 76

349

Jumlah 1.821 4.368 1.136 7.325

(11)

Sumber: laporan Keuangan IKNBS 2018-2020

Tabel di atas menunjukan dana zakat yang dibayarkan IKNBS. Berdasarkan peninjauan laporan keuangan IKNBS periode 2018 s.d 2020, terlihat pada tabel 4.6 bahwa pembayaran Zakat perusahaan oleh IKNBS juga berfluktuasi setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari sisi jumlah IKNBS yang membayarkan zakatnya.

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa selama tiga tahun periode penelitian jumlah IKNBS yang menjadi populasi penelitian membayarkan zakatnya. Lebih lanjut hanya terdapat tiga IKNBS yang konsisten membayarkan Zakat perusahaannya yaitu PT Asuransi Staco Mandiri, PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi. Hal yang mungkin menjadi faktor ketidak konsistenan ini adalah keterbatasan laporan keuangan yang di publish oleh IKNB di periode tersebut. Seperti pada PT Asurasi Adira Dinamika, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Ramayana Tbk, PT Asuransi Sinar Mas yang tidak mempublish laporan keuangan di tahun 2020. Kemudian pada PT Reasuransi Nasional Indonesia dan PT asuransi Jasindo Syariah yang mulai mempublish laporan keuangan di tahun 2019 s.d 2020. Serta PT jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah yang sudah tidak mempublish laporan keuangan sejak tahun 2019.

Dari tabel 4.6 dapat diketahui juga bahwa dilihat dari sisi jumlah zakat adalah sebesar RP 7.325.000.000 selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2018 s.d 2020. Namun hasil penelitian berdasarkan laporan keuangannya, tidak diperoleh informasi yang lengkap mengenai sumber dana zakat oleh IKNBS.

(12)

b. Pelaporan Pembayaran Zakat IKNBS

Berikut ini adalah informasi mengenai penyajian laporan sumber dan penyaluran dana zakat IKNBS di Indonesia serta pengakuan zakat yang ada di dalam laporan keuangan.

Tabel 4.7 Penyajian zakat pada laporan keuangan IKNBS

No. IKNBS LSPDZ Pengakuan zakat

di dalam Laporan Keuangan Beban Utang

1 PT Asuransi Takaful Keluarga x X 2

PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa

Mitra Abadi X

3 PT Asuransi Adira Dinamika x X

4 PT Asuransi Jasa Raharja Putera x X

5 PT Asuransi Ramayana Tbk. x X

6 PT Asuransi Sinar Mas x X

7 PT Asuransi Staco Mandiri x X

8 PT Reasuransi Nasional Indonesia x X 9

PT Jaminan Pembiayaan Askrindo

Syariah X

10

PT Penjaminan Jamkrindo

Syariah x X

11 PT Asuransi Jasindo Syariah X

Sumber: laporan keuangan 2018-2020

Hasil dari penelitian menujukan bahwa 72,72% IKNBS tidak menampilkan Laporan Sumber Dan Penyaluran Dana Zakat (LSPDZ) seperti yang telah ditunjukan oleh table 4.7 hanya 27,27% yang menampilkan LSPDZ yang sesuai dengan PSAK 101. IKNBS yang menampilkan LSPDZ adalah PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi, PT Jaminan Pembiayaan Aksrindo Syariah dan PT Asuransi Jasindo Syariah. IKNBS yang menampilkan LSPDZ mengakui bahwa zakat yang dibayar bersumber dari perusahaan.

(13)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa selain BUS, IKNBS juga mengakui zakat pada Laporan keungannya.

Zakat pada IKNBS di akui sebagai Beban ada juga yang mengakuinya sebagai utang. Informasi mengenai pengakuan akun zakat ini dapat dilihat pada tabel 4.8. ada 9 dari IKNBS mengakui zakat sebagai beban. IKNBS ini adalah PT Asuransi Takaful Keluarga, PT Asuransi Adira Dinamika, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Ramayana Tbk, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Staco mandiri, PT Reasuransi Nasional Indonesia, PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah dan PT Penjaminan Jamkrindo Syariah.

Dilain pihak PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi dan PT Asuransi Jasindo Syariah mengakui zakat sebagai Utang.

Pengakuan zakat sebagai utang mengidikasikan bahwa hingga tanggal pelaporan, zakat tersebut masih terhutang dan belum dibayarkan oleh perusahaan.

IKNBS yang mengakui zakat sebagai Utang telah dijelaskan pada Catatan atas laporan keuangan bahwa Perusahaan menyisihkan sebagian laba Perusahaan sebesar 2,5% dari nilai laba sebelum pajak sebagai zakat penghasilan.

(PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi, 2019); (PT Asuransi Jasindo Syariah , 2019).

Gambar

Tabel 4.1 Bank Umum Syariah di Indonesia
Tabel 4.2 IKNB Syariah di Indonesia
Tabel 4.3. Realisasi jumlah zakat oleh BUS   tahun 2018 s.d 2020
Tabel 4.4. Sumber dan Realisasi zakat selama tiga tahun
+4

Referensi

Dokumen terkait

Science ) berbantuan LKS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran fisika. 2) Tingkat efektivitas model pembelajaran CLIS ( Children Learning In Science )

akan menentukan jumlah bus yang beroperasi tiap shift. Jumlah bus yang beroperasi tiap shift diperoleh dari jumlah penumpang dibagi kapasitas bus. Jumlah bus total

Berdasarkan pengalaman operasi dari NEWater didapatkan hasil bahwa proses ultra filtrasi mengolah air dengan kekeruhan lebih besar 20 NTU tanpa berpengaruh terhadap kualitas

Semoga buku KECAMATAN DALAM DATA TAHUN 2016 dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menunjang tugas-tugasnya dalam rangka meningkatkan pembangunan

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang struktur perulangan alangkah baiknya kita sudah paham atau paling tidak mengerti tentang struktur kondisi dalam PHP, karena jika

(5) Mengingat jarak terdekat antar stasiun ionosonda yang ada di Indonesia saat ini adalah sekitar 800 km (Sumedang-Pontianak), maka pembuatan peta foF2 regional

Tenun di Indonesia dikaitkan dengan berbagai kepercayaan dan dipergunakan dalam berbagai upacara adat atau ritual seperti upacara daur hidup manusia, ada yang

Pada bagian belakang kemasan terdapat lambang/ikon yang menjelaskan keunggulan produk kepada konsumen, diantaranya yaitu logo Chocodot yang menunjukan nama merek