• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 46

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS PROYEK

WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

STRUKTUR FINISHING 4.1 PIHAK YANG MENANGANI

Pada Laporan Kerja Praktek ini tinjauan khusus yang diamati adalah Mechanical Electrical dan Plumbing, proyek Apartment Royal 1 pada kawasan Puri Village. PT.

MANDIRI CIPTA GEMILANG

PT. Glenindo Citra Mandiri merupakan perusahaan yang menangani semua proses pekerjaan mechanical electrical dan plumbing di lapangan. Sehingga tanggung jawab terhadap pengerjaan tersebut berada di tangan perusahaan ini.

4.2 INSTALASI MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Gambar instalasi atau gambar jaringan adalah gambar yang memuat rencana sistim atau jaringan utilitas (ME) dalam sebuah bangunan. Yang dimaksud dengan mekanikal dan elektrikal adalah berbagai elemen dan atau sistim yang berfungsi menunjang fungsi bangunan. Yang termasuk dalam bagian utilitas antara lain :

1. System plumbing

 air bersih,

 air kotor,

 air hujan 2. System mekanikal

 pengudaraan/tata udara(AC),

 transportasi dalam bangunan (tangga, escalator, lift, dll),

 penanggulangan kebakaran

Waktu praktik

(2)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 47 3. System elektrikal

 kelistrikan dan penerangan

 komunikasi dan penangkal petir.

4.3 SKEMA INSTALASI PROYEK

Dibawah ini saya mencoba menggambarkan instalasi mekanikal & elektrikal pada proyek St. Morist Royal 1 Apartment. Yaitu seperti yang terlihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 skema instalasi proyek Fresh

INSTALASI

Listrik

Penerangan Lainnya

Saluran drainase kota

recycling

Siram taman

tanah Tata udara

AC Exhaust

PAM

GWT Deep wall

Air

Pemeliharaan bangunan

Air Hujan Grease

trap

Keb.air

hunian Fire watter Keb.domestik

Limbah

STP temporer

WC

Mandi / cuci

Restoran/kantin

STP Kawasan Puri

Village

(3)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 48

4.3.1 SYSTEM PENGOLAHAN AIR

St.Moritz merupakan suatu kawasan vertical development yang dikembangkan oleh Lippo Group di kawasan Jakarta Barat yang akan direncanakan akan dibangun mall, office building, hotel, medical centre, Sea World, sekolah, apartment dengan total luas bangunan 1,073,430 m2.

Berdasarkan data yang saya terima dari PT. Mandiri Cipta Gemilang, konsep penyediaan dan pengelolaan air di area pengembangan tersebut di rencanakan sebagai berikut;

a. Penyediaan air terdiri dari 2 produk yaitu potable dan non potable water yang akan disalurkan ke pelanggan melalui 2 pipa terpisah. Potable water untuk kebutuhan domestic langsung, sedangkan non potable water untuk kebutuhan flush toilet, cooling tower, landscape dan cleaning.

b. Air limbah diolah langsung pada instalasi pengolahan air limbah terpusat, effluent-nya dimanfaatkan kembali sebagai air baku non potable water.

Buangan lumpurnya dimanfaatkan untuk pupuk organic.

c. Potensi air baku yang dapat dimanfaatkan adalah; sambungan PDAM, air hujan, effluent STP, deep well.

Kebutuhan kapasitas masing masing plant adalah sebagai berikut;

1. Potable Water Plant = 25 liter/detik 2. Non Potable Water Plant = 25 liter/detik 3. Sewage Treatment Plant = 35 liter/detik Catatan:

Proyek Apartment Royal 1 untuk pengolahan air kotornya menggunakan STP temporer (STP sementara) yang akhirnya akan di tampung dalam STP pusat yang mengolah air dari kawasan Puri Village.

(4)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 49

4.4 ALAT DAN BAHAN DALAM PEKERJAAN ME & P

A. Kawat pengikat

Kawat pengikat digunakan sebagai penguat pada rangkaian instalasi M.E.&P atau sambungan pipa agar tidak mengalami pergeseran selama proses pemasangan. Lihat gambar 4.2.

Gambar 4.2: Kawat pengikat B. Lem pipa

Lem pipa ini berfungsi untuk perekat, sebagai penyambungan pada pipa berjenis PVC. Lihat gambar 4.3.

Gambar 4.3: Lem pipa C. Box M.K.

Box m.k. ini berfungsi sebagai tempat untuk pemasangan saklar/stop kontak pada dinding. Pada gambar 4.4 adalah gambar lubang untuk pemasangan stop kontak. Sedangkan pada gambar 4.5 adalah gambar stop kontak yang sudah di pasang di dinding.

Gambar 4.4: Box M.K. Gambar 4.5: Box M.K yang sudah terpasang.

(5)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 50 D. Kabel instalasi (electrical dan electronic)

Kabel instalasi ini berfungsi untuk mengalirkan aliran listik, untuk penerangan, dll. Konduit dengan pengait warna merah adalah untuk Fire Alarm, warna biru adalah pekerjaan telekomunikasi, warna kuning adalah Sound System, warna ungu adalah MATV, warna abu-abu adalah CCTV, warna hijau adalah Acces Control & Video Phone, dan warna putih adalah Elektrikal. Pada gambar 4.6 terlihat ada warna biru, merah dan putih.

Gambar 4.6: kabel instalasi E. Pipa mechanical

Pipa mechanical ini berfungsi untuk jalur instalasi splinkler, hidrant, dan AC.

Pipa sprinkler berwana merah seperti di tunjukan pada gambar 4.7. Sedangkan pipa AC berwana putih yang di dalamnya sudah di pasang insulasi, seperti di tunjukan pada gambar 4.8.

Gambar 4.7: Pipa Sprinkler Gambar 4.8: Pipa AC

F. Pipa plumbing

Pipa plumbing ini berfungsi untuk jalur instalasi saluran air kotor, air bersih dan air hujan, yang terletak pada area core dan diunit-unit hunian apartemen. Pipa untuk air bersih berwana hijau. Untuk air biasa pipanya berwarna hijau dengan garis biru.

(6)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 51 Untuk air panas pipanya berwarna hijau dengan garis merah. Untuk air kotor (toilet) pipanya berwarna abu-abu. Lihat gambar 4.9.

Gambar 4.9: Pipa plumbing G. Shock ‘L’ bow (Fitting PVC)

Shock “L” bow ini berfungsi untuk penyambungan pipa, antara pipa yang satu dan pipa yang lain. Lihat gambar 4.10.

Gambar 4.10: Shock ‘L’bow H. ‘T’duss

„T‟duss berfungsi sebagai tempat untuk tempat penyambungan (terminasi) instalasi electrical. Lihat gambar 4.11.

Gambar 4.11: ‘T’duss

(7)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 52 I. Klem penggantung

Klem penggantung ini berfungsi sebagai penggantung pipa plumbing, agar pipa tersebut menjadi tidak bergerak atau tidak goyang sepanjang proses pipa itu bekerja. Lihat gambar 4.12.

Gambar 4.12: Klem penggantung J. Trafo Arus Lemah.

Sumber kebutuhan alat listrik arus lemah sementara untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal sementara didalam proyek Royal 1 Apartment untuk memenuhi kebutuhan pengerjaan mekanikal dan elektrikal. Lihat gambar 4.13.

Gambar 4.13 : Trafo Arus Lemah K. Mini Genset.

Mini genset adalah mesin untuk mensuplai energy listrik ketrafo alrus lemah yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan klistrikan pada setiap lantainya untuk membantu mengerjakan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Lihat gambar 4.14.

Gambar 4.14: Mini Genset

(8)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 53 L. Tabung Gas LPG.

Tabung gas LPG biasanya digunakan mesin las untuk pekerjaan mengelas bracet atau ataupun untuk penjoinan pipa besi. Lihat gambar 4.15.

Gambar 4.15: Tabung Gas LPG

M. Mesin Bor

Mesin bor biasanya digunakan untuk melubangi beton agar lubang betonya bisa digunakan untuk lunang bracet ataupun dinabold. Lihat gambar 4.16.

Gambar 4.16: Mesin Bor N. Mesin Snay.

Mesin snay ini digunakan dalam proyek untuk membuat drat pada pipa besi agar pipa besi dapat dijoin dengan menggunakan drat/uliran yang dihasilkan dari mesin snay. Lihat gambar 4.17.

Gambar 4.17:Mesin Snay

(9)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 54 O. Kuas .

Kuas digunakan untuk mengecat pipa untuk memnberi lapaisan anti karat agar pipa besi dapat awet dan trlindung dari karat. Lihat gambar 4.18.

Gambar 4.18 : Kuas P. Tangga Staiger

Tangga staiger biasanya banyak digunakan pada orang-orang elektikal dilapangan untuk memasang pipa counduit sampai pemasangan kabel di dalam pipa counduit. Lihat gambar 4.19.

Gambar 4.19 : Tangga Staiger Q. Mesin Element.

Mesin elemen digunakan untuk memanaskan pipa agar pipa bisa terkunci pada elbow dan pipa berada pada posisi top. Lihat gambar 4.20.

Gambar 4.20 : Mesin Element & Hasil Dari Mesin Element

(10)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 55 R. Bending

Alat bending ini digunkan pembengkok pipa counduit jika pipa mengalalmi posisi yang harus dibengkokan. Lihat gambar 4.21.

Gambar .4.21. Bending & Hasil Dari Dibending

S. Glaswool.

Glaswool digunakan untuk melapisi duckting ac agar duckting takterjadi kebocoran udara dan presure suara yang di timbulkan mesin ac pada saat digunakan. Lihat gambar 4.22.

Gambar 4.22 : Glaswoool T. Kotak Baut Dan Kunci-Kunci.

Para tukang biasanya menggunakan kotak baut sebagai tempat untuk menyipan baut,bracet,kunci-kunci ring/pas untuk membantu pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

Lihat gambar 4.23.

Gambar 4.23 : Kotak Baut Dan Kunci-Kunci

(11)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 56

4.5 JENIS-JENIS PEKERJAAN ME&P

Gambar instalasi atau gambar jaringan adalah gambar yang memuat rencana sistim atau jaringan utilitas (ME&P) dalam sebuah bangunan. Yang dimaksud dengan mechanical electrical dan plumbing (utilitas) adalah berbagai elemen atau sistim yang berfungsi menunjang fungsi bangunan. Yang termasuk dalam bagian utilitas antara lain :

 Mechanical (Instalasi splinkler, hidrant, pengudaraan dan AC, dan lift).

 Electrical (Instalasi listrik penerangan, instalasi stop kontak, Exhaust fan, instalasi electrical sound system, Telpon, dan genset).

 Plumbing (Instalasi air bersih, air kotor dan air hujan).

4.5.1 PEKERJAAN MEKANIKAL

Dalam pembangunan proyek Apartment Royal 1 ini, pekerjaan mechanical meliputi sebagai berikut:

A.1 Instalasi splinkler

A.2 Instalasi hidrant (pipa pemadam kebakaran) A.3 Pengudaraan AC

A.1 Instalasi splinkler

Instalasi splinkler berfungsi sebagai jalur untuk pendistribusian air yang paling baik apabila saat terjadi kebakaran didalam gedung. Karena instalasi splinkler dilengkapi dengan pemakaian alat heat detector, yang berfungsi apabila terjadi kebakaran heat detector tersebut langsung menyemburkan air kedalam ruangan yang terjadi kebakaran. Lihat gambar 4.24.

Gambar 4.24: Skematik Pendistribusian air Splinkler

(12)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 57

Uraian system proses

1. Wet Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap

2. Dry Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alarm memerintahkannya.

- Pada proyek Royal 1 Apartment ini menggunakan sistim Wet Riser, sehingga bila suhu di ruangan panas, maka kepala sprinkler pecah dan langsung mengeluarkan air.

Uraian system proses kerja splinkler

Proses penyuplai air untuk splinkler dari ground water tank (GWT) yang terletak di bawah basement, kemudian di alirkan ke 3 pompa (Jockey Pump, Electric Pump, & Diesel Pump). Setelah dari pompa kemudian di distribusikan kedalam gedung melalui pipa-pipa splinkler.

1. Pompa kebakaran terdiri dari Jockey Pump, Electric Pump, & Diesel Pump.

 Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.

 Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah) maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey berhenti. (Jockey pump bekerja hanya pada kebakaran ringan)

 Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa Elektikal secara otomatis akan bekerja.

 Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator akan adanya gangguan.

 Apabila kebakaran terlalu besar dan menyebabkan listrik padam, maka yang akan bekerja adalah pompa Diesel.

 Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan

“Mati secara Manual”.

(13)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 58

 Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka dan segera membunyikan alarm gong. Aliran didalam pipa cabang akan memberi indikasi pada flow switch yang terpasang pada setiap cabang & dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan alarm pada lantai bersangkutan.

2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.

3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan

4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.

5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih

6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan

7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran.

 Tekanan pancaran air dari splinkler yang terdapat didalam hunian-hunian apartemen mempunyai tekanan air sktar ± 7 kg dan radius pemancaran airnya sekitar 2 m².

(14)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 59

 Proses pemasangan untuk instalasi splinkler

1. Shop drawing

2. Metode kerja

3. profil material

4. Izin kerja

5. Pemotongan pipa sesuai ukuran di gambar kerja. (Lihat gambar 4.25)

6. Pemasangan klem untuk

penggantung pipa splinkler. (Lihat gambar 4.26)

7. Proses penggantungan pipa splinkler (klem). (Lihat gambar 4.27)

8. Proses pemberian warna merah (symbol pipa fire fighting). (Lihat gambar 4.28)

9. Hanya proses pemasangan katup splinklernya saja. (Lihat gambar 4.29)

Gambar 4.25

Gambar 4.26

Gambar 4.27

Gambar 4.28

Gambar 4.29

(15)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 60

Peraturan Sprinkler

Dwi Tanggoro menyatakan dalam bukunya UTILITAS BANGUNAN (37), Penempatan titik sprinkler harus disesuaikan dengan standard yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap kepala sprinkler harus dapat melayani luas area 10-20 m2 dengan ketinggian ruangan 3 m. Ada beberapa cara pemasangan kepala sprinkler seperti di pasang di bawah plafond/langit- langit, di atas plafond atau di tempel di tembok. Kepala sprinkler yang di pasang dekat tembok harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari tembok. Pada proyek Royal 1 Apartment, menggunakan sprinkler berwarna merah yang artinya tabung akan pecah pada suhu 680C. Sprinkler pada area corridor di pasang di plafond berdampingan dengan bagian elektrikal lainnya sehingga dapat mencerminkan keindahan dalam perletakannya. Sedangkan pada area unit Apartment ada yang di pasang pada plafond, tembok dan pada drop ceiling. Dibawah ini akan coba digambarkan radius dari kepala sprinkler sehinnga kita dapat mengetahui apakah telah memenuhi syarat atau belum. Lihat gambar 4.30-4.32.

Gambar4.30 : Unit MA Gambar4.31 : Unit MB Gambar4.32 : Unit MC

Pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa semua area pada unit apartment mendapatkan radius dari sprinkler. Namun, pada wet area seperti kamar mandi memang tidak terjangkau oleh sprinkler. Karena area tersebut termasuk area basah yang memang terdapat banyak kandungan air.

(16)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 61 Contoh perhitungan pada buku Utilitas Bangunan karangan Dwi Tanggoro(p.45) menjelaskan bahwa jumlah sprinkler = luas lantai di bagi standard jangkauan sprinkler (10-20 m2/buah) Jadi,

Jumlah sprinkler per lantai =

966 ,93 m2

10−20 m2 / buah

= 49 ~

97 bh sprinkler.

Pada gambar 4. 33 adalah gambar dari titik sprinkler yaitu yang berwarna merah.

Gambar 4.33 Titik sprinkler (merah) Dari gambar di atas jumlah titik sprinkler ada:

 Sprinkler type pendent = Type MC 4 x 6 = 24 Type MB 2 x 3 = 6 Type MA 2 x 3 = 6 Koridor = 10 Total = 46

 Sprinkler type side wall = Type MC 4 x 5 = 20 Type MB 2 x 4 = 8 Type MA 2 x 4 = 8 Total = 36 TOTAL sprinkler = 82 buah.

Jadi, jumlah sprinkler sudah dapat memenuhi syarat dan dapat menjangkau semua kawasan.

A.2 Instalasi Hidrant

Instalasi Hidrant berfungsi sebagai jalur untuk pendistribusian air, apabila saat terjadi kebakaran didalam gedung. Karena instalasi Hidrant dilengkapi

(17)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 62 dengan Box Hidrant dan selang elastis yang berfungsi untuk memancarkan air dari dalam pipa hidrant, dan di gerakan secara manual yang disemprotkan pada area kebakaran didalam gedung. Lihat gambar 4.34.

Gambar 4.34: Skematik Pendistribusian air untuk Hidrant

Uraian system proses kerja hidrant

Proses penyuplai air untuk hidrant dari ground water tank (GWT) yang terletak di bawah basement, kemudian di alirkan ke 3 pompa (Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump). Setelah dari pompa kemudian didistribusikan kedalam gedung.

1. Pompa kebakaran terdiri dari Jockey Pump, Electric Pump, & Diesel Pump.

 Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.

 Jika tekanan terus menurun (misal akibat penggunaan salah satu hydrant) maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey berhenti.

 Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik kemudian pompa Elektikal secara otomatis akan bekerja.

 Apabila kebakaran terlalu besar dan menyebabkan listrik padam, maka yang akan bekerja adalah pompa Diesel.

 Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator akan adanya gangguan.

(18)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 63

 Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan “Mati secara Manual”

2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.

3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan

4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.

5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih

6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan

7. Fire House Cabinet ( FHC ) : Adalah box hydrant yang berfungsi untuk memancarkan air melalui hose dan nozzle, dipasang pada setiap lantai.

Setiap lantai asrama sebanyak 2 FHC. Standar pemasangan box FHC setiap kelipatan 800 m2.

 Pemakaian hydrant didalam ruangan apabila saat terjadi kebakaran didalam unit hunian apartement, dan hidarant digerakan secara manual, pancaran airnya melalui selang hidrant yang tedapat didalam box (FHC). Menurut hasil diskusi saya dengan pembimbing di lapangan yaitu bapak Iman Nurachman, bukaan pintu box hidran haruslah berlawanan. Sehingga apabila tedapat 2 buah box hidrant, selang pada kedua box hidran tersebut dapat melayani bagian tengah, sehingga semua ruang pada lantai tersebut dapat terlayani. Lihat gambar 4.35.

Gambar 4.35: Box Hydrant

(19)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 64 Menurut Dwi Tanggoro dalam bukunya UTILITAS BANGUNAN (29-30), terdapat 4 klasifikasi bangunan menurut ketentuan struktur utamanya terhadap api. Yaitu:

1. Kelas A

Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 3 jam.

Bangunan kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti hotel, pertokoan dan pasar raya, perkantoran, rumah sakit, bangunan industri, dll.

2. Kelas B

Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 2 jam.

Bangunan tersebut meliputi Perumahan Bertingkat (Apartment), Asrama, Sekolah, dan tempat ibadah.

3. Kelas C

Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur utamanya selama 1 jam biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana.

4. Kelas D

Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A, B, C dan di atur tersendiri, seperti instalasi nuklir dan gudang senjata/mesin.

Jadi, Bangunan Royal 1 Apartment ini termasuk ke dalam kelas B. Jumalah pemakaian hidran kebakaran untuk klasifikasi kelas B adalah 1 buah/1.000 m2. Luas typical gedung Royal 1 Apartment adalah 966,93 m2. Sehingga apabila mengacu pada buku ini hanya di perlukan 1 buah hidrant. Namun pada kenyataannya di lapangan terdapat 2 buah hidrant, seperti di tunjukan pada gambar 4.36. Hal ini terjadi karena beberapa pertimbangan. Di antaranya adalah karena bila dilihat dari gambar 4.36, area apartment terbagi menjadi 2 zona. Maka diputuskan untuk memakai 2 buah hidrant untuk memudahkan dalam pencegahan kebakaran.

(20)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 65 Gambar4.36 : Perletakan box hidrant

A.3 Instalasi Pengudaraan AC

 Sistem pengudaraan MVAC di tiap-tiap unit apartment Royal 1 memakai sistem AC split.

 Sistem pengudaraan MVAC di tiap-tiap toilet dalam unit apartment menggunakan sistem EXHAUST FAN. Mesin exaush fan terletak di ceiling, sistem kerja exaush fan dengan cara penyedotan udara yang ada didalam toilet dan dialirkan ke udara luar. Listrik exhaush fan dipasang secara paralel dengan lampu toilet, apabila saklar lampu toilet dihidupkan, secara otomatis maka mesin exaush fan juga ikut berfungsi.

 Sistem pengudaraan MVAC untuk di tiap-tiap pantry dalam unit apartment Royal 1 menggunakan sistem EXHAUST FAN. Mesin exaush fan terletak di pipa instalasi exaush fan. Sistem kerja exaush fan ini sama seperti di area toilet. Sistem penghidupan mesin exaush fan dengan cara manual, mempunyai saklar sendiri sendiri.

 Sistem pengudaraan MVAC pada coridor apartment, menggunakan sistem FRESH AIR. Sistem kerja fresh air ini adalah memberikan udara

(21)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 66 yang segar untuk ruang koridor. Jadi,apabila exhaust fan menyedot udara, maka fresh air ini mngeluarkan udara segar.

 Sistem pengudaraan MVAC pada tangga darurat apartment, menggunakan sistem PREASURE AIR. Sistem kerja preasure air ini adalah mendorong udara agar pada saat kebakaran, asap kebakaran tidak masuk ke ruang tangga darurat.

Jadi, pada Apartment Royal 1 ini, menggunakan 4 sistem pengudaraan, yaitu dengan AC split, Exhaust fan, Fresh air, dan Preasure Air. Dibawah ini terdapat gambar contoh perletakan AC split dan Exhaust Fan. Lihat gambar 4.37

& 4.38. Sedangkan skema dari perletakan sistem udara pada Apartment Royal 1 ditunjukkan oleh tabel di bawah.

Gambar4.37 : perletakan AC split (indoor)

Gambar4.38 : exhaust fan pada toilet

(22)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 67 SISTEM PENGUDARAAN

AC Split Exhaust Fan Preassure Air Fan Fresh Air Fan Ruang-ruang Apartment

- Kamar tidur - Living Room

- Toilet - Dapur

- Tangga darurat - Ruang ME

Corridor Lobby

Saya mencoba menggambarkan perletakan AC Split dan Exhaust Fan dalam unit apartment berdasarkan gambar kerja. Lihat gambar 4.39-4.41.

Gambar 4.39 : unit MA Gambar 4.40: unit MB (AC Split = ungu, Exhaust fan = hijau)

Gambar 4.41: unit MC

AC Split Exhaust Fan

(23)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 68 4.5.2 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Dalam pembangunan proyek Apartment Royal 1 ini, yang saya amati pekerjaan Electrical hanya meliputi sebagai berikut:

Penyaluran listrik

Penyaluran tegangan listrik Apartment Royal 1, dialirkan dari gardu distribusi PLN, kemudian dialirkan ke panel utama apartment, setelah itu dialirkan ke panel switching tegangan menengah (MVMDB) yang berfungsi sebagi switcher dan pengendali daya. Setelah masuk kepanel tegangan menengah kemudian dialirkan ketrafo penurun tegangan. Setelah dari trafo dialirkan ke panel distribusi utama tegangan rendah (LVMDB), kemudian dialirkan kepanel distribusi ketiap-tiap lantai apartemen. Perletakan meteran listrik terletak di shaft elektrikal area core.

Instalasi listrik Penerangan, dan stop kontak

Instalasi listrik untuk penerangan berfungsi untuk menyalakan lampu, dan instalasi stop kontak berfungsi untuk menyalakan peralatan elektronik seperti (Tv, Setrika, Radio, AC, kulkas, dll).

Pemasangan kabel instalasi untuk penerangan dan stop kontak ada yang ditanam didalam dinding dan ada pula yang di expose diluar dinding.

Sedangkan yang saya amati untuk instalasi penerangan dan stop kontak di proyek Apartment Royal 1, instalasinya tertanam didalam dinding, proses pemasanganya sebagai berikut:

1. Soft drawing 2. Metode kerja 3. Profil material 4. Izin kerja

5. Marking line didinding

6. Pembobokan dinding yang setelah di marking 7. Pemasangan pipa condoit

8. Pemasangan box M.K.

9. Plester dinding

10. Pemasangan instalasi wearing (instalasi kabel) 11. Kabel diterminasi (disambung kepanel)

12. Testing.

(24)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 69 4.5.3 Pekerjaan plumbing

Dalam pembangunan proyek Apartment Royal 1, yang saya amati pekerjaan Plumbing hanya meliputi sebagai berikut:

 Instalasi air bersih

 Instalasi air kotor

 Instalasi air hujan (roof drain) C.1 Instalasi air bersih

 Sistem penyediaan dan distribusi air bersih.

 Grund water tank (GWT)

Ground water tank Apartment Royal 1 terletak di bagian belakang.

 Roof tank

Roof tank Apartment Royal 1 terletak di top roof yang mempunyai 2 buah roof tank. Roof tank yang 1 digunakan untuk air bersih yang di gunakan untuk mandi, keran air, dll. Sedangkan roof tank yang satu lagi adalah pengolahan dari grey water yang di gunakan untuk flasing toilet.

 Sumber air bersih bisa didapat dari PDAM dimasukan kedalam bak air bersih, sedangkan sumber air yang berasal dari Deep Well dimasukan kedalam raw water tank.

 Air yang berada di raw water tank ditreatment di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan kebak air bersih / clear water tank.

 Air yang berada didalam bak air bersih selanjutnya dialirkan ke bak air atas dengan Pompa Transfer.

 Distribusi air bersih pada dua lantai teratas menggunakan

packaged booster pump, sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

 Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 (satu) hari pemakaian air.

Lihat skema pendistribusian air bersih pada gambar 4.42.

(25)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 70 Gambar 4.42: Skematik Pendistribusian air bersih

C.2 Instalasi air kotor

Sistem Pembuangan Air Buangan, merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan dari lantai paling atas yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil buangan dapur / kamar pembantu.

Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan perletakannya:

1. Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada didalam gedung, pipa-pinya terletak didalam shaft-shaft plumbing air kotor.

2. Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung, disebut juga riol gedung. Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari

(26)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 71 buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang dipersyaratkan. Setelah pembuangan air kotor di Sewage Treatment Plant (STP) kemudian baru dialirkan ke roil kota.

 Sewage Treatment Plant ( STP ), mempunyai empat sekat ruang, untuk proses menghancurkan kotoran dan memfiltrasi. 2 Ruang sekat yang pertama, proses untuk menghancurkan kotoran dengan cara memakai alat motor listrik, dan 2 ruang sekat yang ke dua, untuk proses pemfiltrasi kotoran yang sudah dihancurkan, setelah difiltrasi kemudian dibuang kesaluran roil kota. Proses pembuangan ke roil kota dengan cara penyedotan oleh diesel pump.

Untuk proyek apartment Royal 1 air kotor akan di tampung sementara oleh STP temporer yang terdapat pada Royal 1 Apartment dan kemudian akan di transfer ke STP permanen yaitu pada kawasan Puri Village. Jadi setiap gedung pada kawasan Puri Village mempunyai STP temporer sendiri yang kemudian di transfer ke STP kawasan.

C.3 Instalasi air hujan (roof drain)

System pembuangan air hujan dari roof drain dialirkan melalui pipa-pipa tegak yang kemudian dialirkan ke bak kontrol. Setelah dari bak kontrol langsung dialirkan keriol kota. Dan system pembuangan air hujan yang ada di balkon di tiap-tiap unit hunian unit apartment dialirkan ke pipa tegak yang terletak di unit- unit hunian (dibawah balkon hunian unit apartment), kemudian dialirkan ke bak kontrol. Setelah dari bak kontrol langsung dialirkan keriol kota.

4.5.4 Pekerjaan Utilitas lainnya D.1 Lift

Dalam buku Utilitas Bangunan karangan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch (p.1-20) dijelaskan cara menghitung jumlah lift dalam sebuah gedung. Disini saya akan mencoba menghitung jumlah lift untuk gedung tempat praktikan saya yaitu di Royal 1 Apartment, sehingga dapat diketahui apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.

(27)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 72 Waktu Menunggu

Waktu menggu sangat variabel tergantung jenis gedung. Contohnya sebagai berikut:

 Perkantoran : 25 – 45 detik

Flat : 50 – 120 detik

 Hotel : 40 – 70 detik

Dengan persamaan w= 𝑁𝑇

, kita dapat mengetahui jumlah lift yang di butuhkan.

Dimana: w = waktu menunggu

T = waktu perjalanan bolak-balik N = jumlah lift

Waktu perjalanan bolak-balik

T = 2h + 4s n − 1 + s(3m + 4) s

Dimana: T = waktu perjalanan bolak –balik lift h = tinggi floor to floor

s = kecepatan rata-rata lift m = kapasitas lift

n = jumlah lantai

T = 2h + 4s n − 1 + s(3m + 4) s

T = 2. 3,2 + 4 .4 39 − 1 + 4(3.20 + 4) 4

T =

22,4 38 +4(64)

4

=

851,2+256

4

= 276,8

𝑤 = 𝑇 𝑁 𝑁 = 𝑇

𝑤= 276,8

100 = 2,768 𝑙𝑖𝑓𝑡 ≈ 𝟑 𝑳𝒊𝒇𝒕

Jumlah lift dalam perhitungan sama dengan kenyataan di lapangan yaitu 3 Lift penumpang.

(28)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 73 Sedangkan untuk lift barang, masih dalam buku UTILITAS BANGUNAN

karangan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch, ketentuannya adlah untuk setiap 5 lift orang di perlukan 1 lift barang. Sehingga lift barang yang di perlukan dalam proyek Royal 1 Apartment adalah 1 lift barang.

Gambar 4. 43 Core D.2 Tangga Darurat

Ir. Hartono Poerbo dalam bukunya UTILITAS BANGUNAN (p.24) menjelaskan tentang tangga darurat. Royal 1 Apartment terdiri dari 39 lantai dengan 220 unit flat dengan rata-rata luasnya 92,06 m2/flat dengan 8 flat/lantai.

Jumlah penghuni gedung perlantai di perhitungkan 92,06 x 8

5

= 147 orang

Waktu pengosongan gedug 5 menit setiap 0,6 m lebar tangga melewatkan 30 orang/menit.

Lebar tangga minimum = 147

5 x 30 = 0,98 m

Dipasang 2 tangga dengan lebar minimum 2 m. Minimum

Setiap gedung harus dilengkapi dengan 2 tangga darurat dengan jarak pencapaian maksimum 30 meter. Lihat gambar 4.44

Lift orang

Lift

barang

(29)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 74

Gambar 4. 44 Radius tangga darurat Gambar 4. 45 Core

Lebar masing-masing tangga darurat pada proyek Royal 1 Apartment adalah 1600 mm. Dan terdapat 2 buah tannga darurat yang di letakan berdampingan, namun dengan pintu masuk yang berlawanan. Hal ini karena terdapat 2 zona dalam apartment ini.

Sedangkan menurut Dwi Tanggoro dalam bukunya Utilitas Bangunan (p.43- 44), Tangga kebakaran memiliki syarat-syarat tertentu.

a. Tangga darurat terbuat dari konstruksi beton atau baja yang mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam. (pada Royal 1 Apartment, tangga darurat terbuat dari konstruksi beton.)

b. Tangga di pisahkan dari ruang-ruang lain dengan dinding tembok 30 cm yang mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam. (pada Royal 1 Apartment,tebal tangga darurat adalah 40 cm.)

c. Bahan-bahan finishing, seperti lantai dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak licin, suluran tangga terbuat dari besi. (pada Royal 1 Apartment, suluran tangga darurat terbuat dari besi, namun bahan finishing lantai belum diketahui karena selama masa praktikan lantai pada tangga darurat belum di pasang.)

d. Lebar tangga minimum 120 cm untuk lalu lintas 2 orang. (pada Royal 1 Apartment,lebar tangga darurat adalah 160 cm dapat digunakan untuk lalu lintas 3 orang.)

e. Pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakarannya 2 jam. (pada Royal 1 Apartment, pintu tangga darurat terbuat dari besi dan tahan api.)

(30)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 75 f. Pintu paling atas membuka ke arah luar (atap bangunan) dan semua pintu

lainnya membuka ke arah ruangan tangga, kecuali pintu paling bawah membuka ke luar dan langsung berhubungan dengan ruang luar.

g. Daun pintu yang terbuat dari pintu tahan api dilengkapi dengan engsel, kuns=ci, dan pegangan yang juga tahan api. Pintu tidak dapat di buka secara otomatis dari ruangan tangga, kecuali pintu paling atas atau paling bawah.

h. Letak pintu kebakaran paling jauh dapat di jangkau oleh pengguna dalam jarak radius 25m. Oleh karena itu, diperlukan satu tangga kebakaran dalam suatu bangunan dengan luas 600 m2, yang ditempati 50-70 orang.

(pada Royal 1 Apartment, luas typicalnya adalah 966,93 m2 , sehingga jumlah tangga darurat yang diperlukan adalah 966,93 m2/600 m2 =1,6 ≈ 2 buah tangga darurat.)

i. Supaya asap kebakaran tidak masuk dalam ruangan tangga diperlukan : (i) Exhaust Fan, yang berfungsi menghisap asap yang ada di depan tangga; (ii) Pressure Fan, yang berfungsi menekan/memberi tekanan di dalam ruang tangga yang lebih besar daripada tekanan pada ruag luar.

j. Di dalam dan di depan tangga di beri alat penerangan sebagai penunjuk arah ke tangga dengan daya otomatis/emergency.

4.5 PERMASALAHAN DALAM PROYEK 4.6.1. PEMASANGAN FIXTURE ME

A. Pada Unit Apartment

Pemasangan fixture ME pada unit apartment ini banyak mengalami beberapa permasalahan, seperti pemasangan fixture ME yang tidak sesuai dengan gambar kerja. Beberapa kesalahan yang biasa terjadi adalah:

 Jaraknya tidak sesuai (bisa terlalu jauh ataupun terlalu dekat)

 Kesalahan pemasangan fixture ME berupa ketidaksesuaian jenis fixture yang pasang

 Pemasangan fixture ME pada shop drawing adalah sejajar (berada dalam satu garis), namun pada pelaksanaannya fixture ME yang terpasang tidak sejajar.

Permasalahan pada unit apartment ini terjadi pada hampir seluruh titik, seperti pada living room, bedroom, bathroom, dan pantry. Kesalahan yang banyak terjadi pada unit apartment ini adalah jarak dan ketidak sejajaran fixture ME. Ketidak sejajaran fixture ME ini pun berdampak pada berkurangnya estetika interior unit

(31)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 76 apartment, yaitu menjadikan terlihat kurang rapi. Sebagai contoh akan di bahas pada unit apartment type A.

A. Living Room

Gambar 4.46. Ceiling Kordinasi Living Room Unit-A

Gambar 4.47. Foto Living Room Unit-A

Yang biasa terjadi kesalahan adalah pada pemasangan lampu dan smoke detector. Pemasangan lampu seharusnya sejajar atau berada dalam satu garis lurus terhadap sprinkler. Namun pada pelaksanaannya jaraknya tidak sesuai sehingga lampu tersebut tidak sejajar dengan sprinkler. Lampu seharusnya berada pada as antara smoke detectore dan garis ceiling. Jadi seharusnya lampu berada pada seperempat ruangan.

Begitu juga dengan smoke detector. Seharusnya smoke detector berada pada as ruangan. Namun pada pelaksanaannya juga banyak yang mengalami kesalahan.Heat detector tidak berada pada as ruangan sehingga tidak sejajar

Sprinkler Smoke Detector

Lampu

(32)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 77 dengan lampu. Untuk kesalahan seperti ini maka fixture lampu dan smoke detector harus diperbaiki perletakannya. Lihat gambar 4.48 & 4.49

Gambar 4.48. Kesalahan pada Unit-A

Gambar 4.49 . Perbaikan yang harus dilakukan

Kesalahan lain yang biasa terjadi pada area living room adalah perletakan sprinkler. Dibawah ini contoh kesalahan

perletakan sprinkler. Lihat gambar 4.46

Gambar 4.50. Kesalahan pada Unit-A Gambar 4.51. Perbaikan yang harus dilakukan

Karena untuk perbaikan sprinkler membutuhkan waktu yang lumayan lama dan pekerjaan yang lumayan berat, maka lampu yang mengikuti sprinkler. Hal ini karena kesalahan perletakan sprinkler yang tidak terlalu fatal dan juga karena lampu lebih mudah di pindah. Hal ini tidak masalah karena tidak terlalu berdampak pada estetika. Namun, apabila kesalahan perletakan sprinkler fatal, maka sprinkler tetap harus di perbaiki perletakannya.

Semua kesalahan yang dibahas hampir terjadi pada semua type dan juga hampir terjadi pada seluruh lantai. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya:

 Perubahan shop drawing yang tidak diikuti dengan peubahan di lapangan

 Kurangnya pengawasan, baik dari pihak kontraktor maupun dari pihak owner

(33)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 78

 Keterlambatan pemberian berita acara dan kurangnya tanggap dari pihak kontraktor terhadap komplain.

Disini kita dapat menyimpulkan faktor terbesar penyebab kesalahan yang terjadi adalah karena kurangnya pengawasan sehingga kesalahan yang sama terjadi hampir pada seluruh lantai dimana hampir 50% ruang sudah tertutup ceiling.

Sehingga perbaikan yang dilakukan akan menghambat pekerjaan ceiling. Apabila pengawasan dilakukan secara rutin dan dilakukan dengan baik, maka kesalahan yang terjadi bisa teratasi dan tidak menerus sehingga kesalahan yang sama tidak akan terulang pada lantai berikutnya.

Solusi:

 Menambah pengawasan untuk menghindari kesalahan lebih lanjut

 Memperbaiki langsung fixture ME yang mudah di perbaiki perletakannya, seperti lampu, smoke detector, heat detector, speaker, dll.

 Sedangkan untuk fixture ME yang sulit diperbaiki perletakannya seperti sprinkler, dapat diperbaiki secara bertahap. Apabila kesalahan penempatannya fatal, maka penempatan sprinkler tersebut harus diperbaiki,namun apabila kesalahan penempatan tidak terlalu fatal, maka yang harus diperbaiki adalah fixture yang lebih mudah dipindah agar di dapat fixture ME yang sejajar seperti pada shop drawing.

4.6.2. LUBANG PADA CEILING

Karena permasalahan pertama yang telah di bahas, menyebabkan berbagai permasalahan lain yang terjadi. Salah satunya adalah permasalahan pelubangan kembali pada ceiling akibat perbaikan fixture ME. Permasalahan tersebut antara lain:

 Dengan banyaknya kesalahan pemasangan fixture ME pada ceiling, menyebabkan banyaknya pelubangan kembali pada ceiling

 Penutupan kembali lubang ceiling yang tidak rapi dan sangat berantakan

 Pelubangan ceiling yang terlalu besar dan tidak seperlunya

 Kurangnya komunikasi antara pihak ME dan pihak Ceiling menyebabkan berbagai permasalahan yang timbul tersebut

Permasalahan tersebut sudah pernah di perdebatkan dalam Meeting, sehingga timbul kesepakatan bahwa yang melubangi ceiling adalah pihak ME dan yang memperbaiki ceiling adalah pihak Ceiling dengan catatan, pihak ME kena cash.

(34)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 79 Skema yang seharusnya terjadi:

Namun hal tersebut juga menimbulkan permasalahan baru. Pihak ceiling memberikan harga yang sangat tinggi kepada pihak ME. Sehingga untuk perbaikan ceiling, pihak ME memakai jasanya sendiri untuk memperbaikinya.

Skema yang terjadi di lapangan 1:

Gambar 4.52. Pelubangan ceiling yang sangat buruk

Karena pekerjaan pihak ME dalam memperbaiki ceiling sangat buruk, maka pihak owner meminta kepada pihak ME untuk memperbaiki ceiling secara benar dan rapi. Karena pihak ceiling meminta harga yang sangat tinggi kepada pihak ME, maka akhirnya pihak ME membayar salah satu pekerja ceiling untuk memperbaikinya.

Ceiling rapi

Perbaikan ME

Pelubangan ceiling

Perbaikan ceiling

Pihak ME Pihak ceiling (pihak ME kena cash)

Lubang ME Perbaikan

Ceiling Ceiling

rapi

Perbaikan ME

Pelubangan ceiling

Perbaikan ceiling

Pihak ME Pihak ME

(35)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 80 Skema yang terjadi di lapangan 2:

Permasalahan-permasalahan tersebut terjadi karena permasalahan sebelumnya yang telah di bahas, yaitu kesalahan pemasanagan perletakan fixture ME. Dan hal tersebut di manfaatkan oleh pihak ceiling untuk meminta harga yang sangat tinggi kepada pihak ME. Akibat dari skema yang terakhir adalah terjadinya salah paham antara kedua belah pihak.

Solusi:

 Memperbaiki komunikasi antara pihak ME dan Ceiling. Apabila hubungan sudah baik dan akrab, maka pihak ceiling pun tidak akan meminta harga yang sangat tinggi kepada pihak ME.

 Memberikan kejelasan kerja sama antara pihak ME dan Ceiling dalam hal perapihan kembali ceiling yang dilubangi pihak ME agar kedua belah pihak tidak saling merugikan.

4.6.3. KETERLAMBATAN PEMASANGAN

 Keterlambatan pemasangan ceiling menyebabkan keterlambatan pemasangan fixture ME yang terletak pada ceiling, seperti lampu, smoke detector, dll.

 Keterlambatan perapihan dinding, dan ceiling menyebabkan keterlambatan pengecatan.

 Terutama keterlambatan pada ceilingmenyebabkan pengecatan belum bisa di mulai. Karena tahap pengecatan yang pertama adalah pada bagian ceiling, setelah itu baru kepada pengecatan dinding. Karena pada pengecatan ceiling, maka akan menimbulkan cipratan cat ke lantai dan dinding. Sehingga tahap pertama dalam pengecatan adalah pengecatan ceiling.

 Keterlambatan pembuatan tanggulan, menyebabkan keterlambatan pemasangan railing, jendela, dll.

Ceiling rapi

Perbaikan ME

Pelubangan ceiling

Perbaikan ceiling

Pihak ME Pihak ME membayar pekerja ceiling secara

diam-diam

(36)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 81

4.6.4. ANGIN YANG KENCANG

Angin yang kencang menyebabkan tekanan angin di dalam ruang menjadi tinggi. Sehingga pabila pintu tidak di tutup, maka pintu akan tertutup sendiri dengan kencang. Hal ini menyebabkan permasalahan, yaitu menjadikan opening menjadi rusak dan gompal-gompal.

4.6.5. PENGUNCIAN UNIT

Setelah pemasangan fixture MEP yang rawan pencurian, maka pintu unit apartment harus di kunci. Hal ini menimbulkan berbagai hal positif maupun hal negatif, diantaranya:

(+) – Setelah penguncian unit, maka fixture MEP yang rawan pencurian sudah dapat dipasang.

– Barang-barang di dalam unit apartment menjadi aman dan dapat meminimalkan kerusakan pada benda-benda di dalam unit.

(+) – Ribet. Karena pekerjaan d dalam unit apartment masih banyak yang belum selesai. Maka untuk menyelesaikan pengerjaan tersebut harus meminjam kunci unit apartment dahulu kepada pihak owner. Dan apabila ada pihak lain yang ingin menyelesaikan pekerjaan, maka harus menunggu hingga pihak [ertama selesai dan mengembalikan kunci kepada pihak owner. Dan pihak kedua yang ingin menyelesaikan pekerjaan tersebut harus meminjam kembali kepada pihak owner.

– Di setiap penggantian kunci tidak diikuti oleh monitoring. Jadi apabila ada barang yang rusak atau hilang susah melacak pihak mana yang menyebabkan kerusakan, karena pada saat pengembalian kunci, pihak owner tidak

melakukan pengecekan kembali.

4.6.6. LOBBY LIFT

Lobby lift (bagian dinding pada lift) yang biasa digunakan pada apartment menengah atas menggunakan marmer sebagai finishing dindingnya, namun pada proyek Apartment Royal 1 hanya di finishing dengan cat, menjadikan interior apartment ini menjadi tidak mewah.

(37)

CHRISTY VIDIYANTI 41208010022 |TEKNIK ARSITEKTUR | FTPD-UMB| 82

4.6.7. STOP KONTAK PADA TOILET

Toilet termasuk ke pada wet area. Untuk itu harus hati-hati dalam penempatan serta penggunaan listrik, karena bisa menyebabkan hal-hal fatal. Stop kontak pada toilet untuk menghindari setruman sebaiknya menggunakan stop kontak waterproofing. Namun pada pelaksanaannya stop kontak pada toilet unit apartment Royal 1, masih banyak yang mengalamikesalahan pemasangan, yang di pakai adalah stop kontak biasa, bukan stop kontak waterproofing.

Gambar 4.53 Stop kontak toilet

4.6.8. MAID ROOM

Ruang pembantu pada apartment ini sangatlah kecil yaitu pada :

 unit MA berukuran 1,5 m x 1,9 m

 unit MB berukuran 1,5 m x 1,9 m

 unit MC berukuran 1,25 m x 1,85 m

Kamar pembantu tersebut sangatlah kecil. Hanya dapat untuk menaruh tempat tidur saja.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Variabel disiplin kerja berpengaruh positif signifikan terhadap variabel

Pendapatan adalah total penerimaan dari usaha ternak ayam petelur yang. dipelihara selama proses produksi dikurangi dengan jumlah

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus- menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

Dari hasil analisa diperoleh strategi pengembangan ekonomi lokal di Kampung Nambangan adalah membantu masyarakat membuka usaha kuliner hasil

[r]

Ternyata Indonesia telah menjadi negara  predator  yang memakan rakyatnya sendiri. 

Arah medan magnetik dari sebuah kawat yang dialiri arus listrik dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan Oersted, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 7.14F. Arah

In this article I examine how performers and spectators use the three components of wayang narration – the puppets and their mise-en-scène , the accompanying music, and the