• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BERDASARKAN AL-QUR AN. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BERDASARKAN AL-QUR AN. Skripsi"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

RABIUL YUSRA (2112.111)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2017 M/ 1438 H

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

iii

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq, dan hidayahNya. Penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi muhammad SAW pembawa risalah kebenaran, penyelamat manusia dari kesesatan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat arahan dan bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, sudah sewajarnya bila mengucapkan trima kasih.

1. Rektor dan ibu/bapak Wakil Rektor, bapak dekan tarbiyah, serta bapak ketua jurusan tarbiyah dan ilmu keguruan.yang telah memberikan fasilitas pada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Januar, M. Pd selaku penasehat akademik yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di IAIN Bukittinggi.

3. Bapak Drs. Khairuddin, M. Pd dan bapak Fauzan, M. Ag selaku pembimbing satu dan dua yang telah memberikan arahan, bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

iv ini.

5. Kepada kerabat dan saudara yang selalu memotivasi dan memberikan bantuan baik moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Terakhir penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bukittinggi, agustus 2017 Penulis

Rabiul Yusra 2112.111

(8)

vi

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1

B. BatasandanRumusanMasalah... 6

C. TujuandankegunaanPenelitian ... 6

D. PenjelasanJudul ... 7

E. SistematikaPenulisan... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi guru ... 10

1. Pengertiankompetensi guru ... 10

2. Landasan kompetensi guru……….. 14

3. Jenis-jenis kompetensi guru ... 18

B. Kompetensikepribadian guru ………... 26

C. Komponen dan indikator kompetensi kepribadian... 37

D. Fungsi kompetensi kepribadian... 39

E. Al-Qur’an……….. 41

1. Pengertian al-Qur’an……….. 41

2. Isi kandungan al-Qur’an……….. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 49

B. Metode Pembahasan... 51

C. Metode Analisa Data ... 52

BAB IV KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU MENURUT AL-QUR’AN A. Bersikap adil terhadap anak didiknya ... 53

B. Wibawa ... 58

C. Menjadi teladan bagi siswa... 60

D. Akhlak mulia... 62

E. Ikhlas... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

(9)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi bawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan, dengan tujuan agar individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dirinya sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai individu, warga negara atau warga masyarakat.

Dalam aktivitas pendidikan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendidikan yaitu faktor tujuan, faktor pendidik, faktor peserta didik, faktor isi/ materi, faktor metode pendidikan dan faktor lingkungan.1

Pendidik atau guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang.Gurujuga merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses belajar mengajar, seorang guru ikut berperan serta dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunannya.2

1Fuad Ihsan. Dasar Dasar Kependidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Hal 2

2Muhiddinur Kamal. Mewujudkan Guru Profesional. Stain Sech Djamil M Djambek, Bukittinggi,2014. Hal 1

(10)

Dalam undang-undang No 14 Tahun 2005 dijelaskan “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”3Seorang pendidik adalah orang yang berilmu pengetahuan dan berwawasan luas, memiliki keterampilan dan pengalaman, kepribadian mulia, memahami yang tersurat dan tersirat, menjadi contoh dan model bagi peserta didik.4

Sebagai seorang guru wajib memiliki kompetensi demi mewujudkan tujuan pendidikan nasional, seperti yang terdapat dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.5

Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.6

Seorang guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang kependidikan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Atau dengan

3Supardi. Kinerja Guru. (Jakarta: Raja Wali Pers, 2013). Hal. 52

4Abuddin Nata. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2010). Hal. 165

5Popi Sopiatin. Menajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010) hal. 67

6Popi Sopiatin. Menajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa.... hal 67

(11)

kata lain guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Yang dimaksud terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tapi juga harus menguasai berbagai strategi dan teknik kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi pendidik yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian7, kompetensi sosial, kompetensi profesional.

Adapun yang dimaksud kompetensi pedagogi adalah terkait dengan persiapan dalam pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, kedisiplinan dan penguasaan guru. Sedangkan Kompetensi kepribadian meliputi kewibawaan sebagai pribadi guru, kearifan dan contoh dalam bersikap dan berperilaku. Kemudian Kompetensi sosial meliputi kemampuan menyampaikan pendapat, menerima kritik, saran, mudah bergaul di kalangan, karyawan, peserta didik dan masyarakat. Adapun kompetensi profesional pengembangan diri secara demokratif, adil dan tidak deskriminasi, menjunjung tinggi hak azazi manusia, nilai agama dan nilai kultural.8

Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

7UzerUsman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Hal 15

8Abuddin Nata. Ilmu Pendidikan Islam.... Hal 167

(12)

Guru yang kompeten mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan lebih mampu mengelola kelasnya.9

Setiap guru mempunyai pola mengajar tersendiri, pola mengajar ini akan terlihat dalam tingkah laku pada waktu melaksanakan pengajaran.

Tingkah laku guru dalam mengajarkan mencerminkan pelaksanaan pengajaran yang dilakukan, dan dipengaruhi oleh pandangannya dalam mengajar, konsep-konsep psikologi yang digunakan serta kurikulum yang dilaksanakan.10

Pada masa sekarang banyak ditemukan kasus perilaku guru yang tidak sesuai dengan etika sebagai panutan dan pendidik pada media massa (cetak maupun elektronik) yang sering diberitakan tentang oknum-oknum guru yang melakukan suatu tindakan asusila, asosial, dan amoral.

Perbuatan itu tidak sepatutnya dilakukan oleh guru . lebih fatal lagi apabila perbuatan yang tergolongkan tindakan kriminal itu dilakukan terhadap anak didik sendiri.11

Al-Qur’an sebagi sumber ajaran Islam, tidak hanya berisi tentang persoalan akidah dan ibadah saja, namun juga berfungsi sebagai inspirator, pemandu gerakan umat Islam pada setiap aspek kehidupan.12

9Oemar Malik. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta: PT Bumi Aksara). Hal 36

10Muhammad Ali. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010). Hal 5

11Syaiful Bahri Djamarah. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Hal. 40

12Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). Hal. 106

(13)

Salah satu kemukjizatan al-Qur’andapat dilihat dalam berbagai segi. Bila dilihat dari segi ilmiah, maka tidak satupun pesan-pesan al- Qur’an yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, bahkan dari al- Qur’an banyak yang merupakan sumber ilmu pengetahuan, ia mendorong manusia untuk menggunakan akal, mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperhatikan berbagai gejala yang ada di alam, serta yang ada pada diri manusia itu sendiri.13. Dalam al-Qur’an banyak membahas tentang bagaimana interaksi atau hubungan manusia dengan manusia lainnya, hal ini dapat dilihat dalam pendidikan, hubungan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar sangat menentukan, jika hubungan guru dan siswa tidak baik maka akan mendapatkan hasil yang tidak diinginkan.

Selain itusecara explisit al-Qur’an juga banyak mengkaji tentang masalah interaksi antara guru dan siswa bagaimana seorang guru menghadapi siswanya yang mempunyai perbedaan-perbedaan antara satu dengan yang lainnya, sehingga para siswa merasa dihargai dan disayangi oleh guru meski mereka memiliki perbedaan. Kekurangan dan kelemahan siswa bukanlah suatu penyebab guru untuk tidak bersikap adil kepada siswanya serta menjadi halangan bagi mereka yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan. Hal ini akan menjadi keputusasaan suatu golongan yang memiliki kelemahan dan kekurangan dalam pendidikan.

13SalmanHarun. MutiaraAl-qur’an: AktualisasiPesan Al- qur’anDalamKehidupan.(Jakarta: Logos, 1999). Hal 145-154

(14)

Pentingnya pendidikan dimasa yang akan datang, serta untuk mencapai tujuan dari pendidikan, maka seorang guru harus melaksanakaan pendidikan dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memenuhi kompetensi pendidik. Kompetensi pendidik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.

Bertitiktolak dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisis lebih dalam mengenai kompetensi pendidik yang terkandung dalam Al–Qur’an. Dalam hal ini penulis mencoba menyusun skripsi dengan judul“ Kompetensi Kepribadian Guru Menurut Alqur’an”

B. Batasandan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis buat diatas, maka batasan masalah penelitian ini adalah Kompetensi Kepribadian Guru Menurut Al-Qur’an

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan, maka penulis merumuskan penelitian ini yaitu: “Bagaimana Kompetensi Kepribadian Guru Menurut Al-Qur’an”

C. Tujuan dan Kegunaan Pembahasan

1. Tujuan Pembahasan

(15)

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menemukan kompetensi kepribadian guru yang terdapat dalam al-Qur’an

2. Kegunaan Pembahasan

a. Untuk melengkapi syarat syarat guna mencapai gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.

b. Untuk memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan penulis, disamping pengetahuan dan wawasan yang penulis peroleh di bangku perkuliahan.

c. Untuk memotivasi mahasiswa Islam guna membuat karya tulis melalui ayat ayat al-Qur’an sehingga memudahkan untuk mengambil hikmah atau pelajaran yang terkandung dalam al- Qur’an.

D. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan maksud yang terkandung dalam judul, maka penulis perlu menjelaskan istilah yang terdapat dalam judul tersebut :

Kompetensi kepribadian: sikap kepribadian yang mantap sehingga guru mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti memiliki

(16)

kepribadian yang pantas diteladani, mampu melaksanakan kepemimpinan.14

Guru: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.15

Al-Qur’an : Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw dan membacanya adalah ibadah.16

Maksud dari judul skripsi ini adalah mengenai kemampuan seorang guru dengan kepribadian berakhlak mulia, mantap, stabil dan dewasa, arif dan bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri, mengembangkan diri, relegius. Kepribaadian yang berakhlak mulia dan menjadi teladan yang terdapatdalam al-Qur’an.

E. Sistematika Penulisan

BAB I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah sebagai informasi awal sekaligus pemberitahuan untuk memasuki masalah pokok yang diuraikan pada bab selanjutnya. Pendahuluan terdiri dari beberapa

14Hamzah B Uno. Profesi Kependidikan: Problema, Dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia. (Jakarta: Pt Bumi Akssara, 2011). Hal. 69

15Supradi. Kinerja Guru... Hal 52

16Ilham Khoiri. Al-Qur’an Dan Kaligrafi Arab: Peran Kitab Suci Dalam Transformasi Budaya. (Jakarta:Logos,1999). Hal. 20

(17)

sub bab yakni latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II, Studi Kepustakaan, yang berisi mengenai teori yang berhubungan dengan pendidikan Islam dan kompetensi pendidik yang terdapat dalam al-Qur’an serta segala hal yang berkaitan dengannya.

BAB III, Metodologi Penelitian, yang berisi tentang jenis penelitian, sumber library reserch, Kriteria kepustakaan, langkah langkah melakukan studi pustaka, manfaat kajian pustaka, metode pembahasan, dan sumber data.

BAB IV, Hasil penelitian penulis yang berisikan tentang kompetensi kepribadian guru menurut al-Qur’an.

BAB V, Merupakan penutup skripsi yang berisikan kesimpulan dan saran.

.

(18)

10 A. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi berasal dari Bahasa Ingggris“competency” yang berarti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Kompetensi merupakan kemampuan yang digunakan sebagai standar kinerja seseorang yang diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap kinerja organisasi.1 Seseorang dinyatakan kompeten di bidang tertentu jika menguasai kecakapan bekerja pada suatu bidang tertentu.

Menurut UU Guru dan Dosen pasal 1 dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki di hayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesian.2

Menurut Usman dalam buku karangan Fachruddin dan Ali kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.

Kemampuan kualitatif seseorang adalah perbuatan sikap dan perbuatan seseorang yang hanya dapat dinilai dengan ukuran baik dan buruk.

1Popi Sopiatin. Menajemen Belajar Berbasis... Hal 57

2Hamdani. Dasar-Dasar Kependidikan... Hal 75

(19)

Sedangkan kuantitatif adalah kemampuan seseorang yang dapat dinilai dengan ukuran (terukur).

Jadi, Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk memperoleh sesuatu.3

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang yang meliputi, pengetahuan, sikap, keterampilan yang dapat diwujudkan dalam mencapai tujuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan yang saling mempengaruhi.

Sedangkan guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seseorang yang memiliki profesi mengajar. Sedngkan dalam bahasa arab guru disebut juga dengan al-muddaris yang dapat diartikan sebagai seorang yang mengajar atau memberikan pengajaran atau juga dapat disebut ustadz yang berarti seorang yang mengajar dalam bidang ilmu agama islam.

Pada hakekatnya Allah merupakan satu-satunya guru yang sebenarnya seperti apa yang telah disebutkan dalam al-Qur’an surat al

‘alaq ayat 4-5

3Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas Dalam Pendidikan Islam... Hal 109

(20)





















“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Menurut Ahmad Tafsir guru adalah pendidik yang memegang mata pelajaran di sekolah.4 Istilah guru biasa disebut dengan pendidik, kedua istilah itu artinya sedikit berbeda. Istilah guru sering dipakai dalam pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai di lingkungan formal maupun non formal.5

Guru adalah komponen manusiawi dalam proses belajar mengaja, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.6Dalam bahasa arab dijumpai kata muddaris yang berarti guru, pelatih, dan dosen.7

Dalam bahasa jawa guru merupakan‘digugu’ yyang yang berarti diercaya, dan ‘ditiru’ yang berarti diikuti. Jadi seorang guru harus bisa dipercaya setiap kata-katanya, ucapan dan perilakunya agar menjadi panutan dan teladan mulia untuk diikuti.8

Sedangkan dalam Undang-Undang guru dan dosen pasal 1 dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

4Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994). Hal. 36

5Nur Ubhiyati. Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 1997). Hal. 71

6Sardiman. Interaksi Dan Motivasi... Hal. 125

7Abuddin Nata. Ilmu Pendidikann Islam... Hal. 160

8Jasa Ungguh Muliawan. Ilmu Pendidikan Islam:Studi Kasus Terhadap Struktur Ilmu, Kurikulum, Metodologi Dan Kelembagaan Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015). Hal. 173

(21)

mendidik, mengjar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak pada usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.9

Guru adalah pendidik yang profesional yang memiliki banyak jasa, guru dapat merobah peradaban dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinikmati tidak terlepas dari peran guru. Al-Qur’an dan sunah telah memberi pujian yang luar biasa kepada guru sebagai orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kepada mereka diberikan kedudukan yang tinggi yang tidak dimiliki yang lain, sebagaimana firman Allah SWT QS 58:11































































Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru adalah orang yang memiliki pengetahuan, keterampilan yang dapat mengembangkan potensi siswanya dengan melakukan proses pembelajaran, bimbingan, dan latihan. Guru adalah orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap peserta didiknya.

9Hamdani. Dasar-Dasar Kependidikan... hal. 74

(22)

Dari kedua penjelasan mengenai kompetensi dan guru dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud kompetensi guru adalah kemampuan personal, keilmuan, keterampilan, sosial seseorang yang dapat dipercaya dan dapat ditiru oleh orang lain, yang diperoleh melalui jenjeng pendidikan dan pendidikan profesi. Jadi guru yang berkompetensi adalah seseorang yang memiliki keterampilan serta kemampuan bagi sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi dasar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap siswanya, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

2. Landasan kompetensi guru

Landasan kompetensi guru terdapat pada undang-undang landasan yuridis mengenai seorang guru yaitu seseorang yang dianggap kompeten apabila telah memenuhi persyaratan: landasan kemampuan pengembangan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu ketrampilan, kemampuan berkarya, emampuan menyikapi dan berprilakudalam berkarya sehingga dapat mandiri menilai dambil keputusann secara brtanggung jawab, dapat bermasyarakat dengan kerja sama saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme serta kedamaian.

(23)

Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1:

“Guru adalah pendididk profesional dengan tugas utama mendidik

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendididkan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan mengengah.

Landasan yuridis yang telah ditetapkan secara hukum yang terdapat dalam undang-undang yang berlaku. Dalam peraaturan menteri pendididkan nasional pendididkan nasional republik indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kopetensi guru di jelasan bahwa:

Pasal 1

1) Setiap guru wajib memenuhi stabdar kualifikasi akademik dan kopetensi guru yang berlaku secara nasional.

2) Standar kualifikasi akademik dan kopetensi guru sebagai mana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peratuan menteri ini.

Pasal 2

Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (s1) akan diatur dengan peraturan menteri tersendiri.10

10BSNP, Peraturan Menteri Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, (jakarta, 2007) hal. 6

(24)

Dalam PMPN juga disebutkan bahwa”guru hrus menguasai empat

kompetensi utama, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional.

Keempat kompetensi ini terintegrasi dalam kinerja guru.”11

Tuntutan profesionalitas dalam bekerja atau mengajar sebenarnya telah di isyaratkan dalam sebuah hadis riwayat tabrani berikut:

“sesungguhnya Allah mencintai saat seseorang diantara kalian mengajarkan suatu pekerjaan dengan teliti”12

Teliti dalam bekerja merupakan salah satu ciri profesionalitas sebagaimana dalam firman Allah yang menuntut kita agar bekerja dengan

penuh kesungguhan, apik, dan bukan asal jadi. Al an’am 132







































“Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu[506], Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia iniSe, sungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”.

Dalam al-Qur’an, melalui yusuf as, Allah berfirman yusuf ayat 54- 55:

















































11 12

Bek, A.H. Mukhtar Alhadis Al-Nabawiyah Wa Alhikam Almuhammadiyah. Cet Ke- 4,Hal 1

(25)

“Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap- cakap dengan Dia, Dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);

Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".

Ayat ini secara implisit menjelaskan kepada kita pentingnya profesionalitas bahwa yusuf menawarkan dirinya bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sebab jika tidak, ia khawwatir tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Pada ayat lain dijelaskan bahwa menerima seseorang bekerja disyaratkan dua hal: kuat dan dapa dipercaya. Firman Allah dalam surat alqashas: 26























salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

Yang dimaksud kuat disini adalah kemampuan profesional, sedangkan dapat dipercaya lebih mendekati kemampuan kepribadian.

Demikian al-Qur’an memberikan isyarat tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh pribadi muslim.

Pada firman lain yang telah diturunkan surat an-nahal:43

(26)

































“dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui”,

Ayat tersebut menunjukan pula pentingnya seorang guru menguasai pengetahuan yang mendalam terkait bidang studinya tersebut, agar mereka bisa menjawab pertanyaan dan memberikan pengetahuan yang luas bagi siswanya.

Motivasi belajar diisyaratkan dengan tugas melalui ayat berikut ini:



















































“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Jika kompetensi guru rendah, maka para siswanya kelak menjadi generasi bermutu rendah. Jangankan mampu bersaing, mencari kerjapun sulit, sehingga bukan tidak mungkin kelak mereka menjadi beban sosial bagi masyarakat dan negri ini.

3. Jenis-Jenis Kompetensi Guru

Kompetensi guru dalam pendidikan islam sebagaimana yang diuraikan hamruni sebagai berikut:

(27)

1. Kompetensi personal-religius

Komampuan dasar (kompetensi) yang pertama bagi guru adalah menyangkut kepribadian religius, artinya pada dirinya melekat nilai-nilai utama yang akan ditransfer kepada siswanya. Misalnya nilai kejujuran, keadilan, musyawarah, kebersihan, keindahan, kedisiplinan, ketertiban, dan sebagaiannya.13

Untuk mewujudkan pendidik yang profesional, kita dapat mengacu pada tuntunan nabi SAW, karena beliau satu-satunya guru yang paling berhasil dalam rentan waktu yang singkat. Keberhasilan rasulullah SAW sebagai seorang guru didahului oleh bekal kepribadian yang berkualitas unggul.

Kemampuan dasar yang pertama bagi guru adalah menyangkut kepribadian agamais, artinya pada dirinya melekat nilai-nilai yang lebihyang hendak ditransinternalisasikan kepada siswanya. Misalnya nilai kejujuran, amanah, keindahan, kedisiplinan. Sehingga terjadi ditransinternalisasikan antara guru dan siswa secara lansung atau tidak lansung.14

Dalam alqur’an Allah SWT berfirman dalam surat an-nahl:125















































13BSNP, Peraturan Menteri Nasional Republik Indonesia... hal. 6

14Abdul Mujib. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta:Kencana, 2006). Hal. 96

(28)

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.”

Maksud dari ayat di atas adalah agar mengajak umat dengan ibarat atau nasehat yang baik. Dan hadapilah mereka dengan cara yang lebih baik.15

2. Kompetensi sosial religius

Kemampuan dasar kedua bagi guru adalah menyangkut kepeduliannya terhadap masalah-masalah sosial selaras dengan ajaran Islam. Sikap gotong royong, tolong menolong, persamaan derajat antar sesama manusia, sikap toleransi, dan sebagainya perlu dimiliki oleh guru untuk diciptakan dalam suasana pendidikan Islam dalam rangka transisternalisasi sosial.16

Dalam bidang sosial dan kemasyarakatan rasulullah SAW menyeru agar semua manusia beribadah kepada Allah SWT. Rasulllah memiliki akhlak terpuji dalam segala aktifitasnya tutur katanya lemah lembut kepada sesama, beliau tawadhu’ baik denga kerabat dan tetangga, senantiasa mengunjungi orang sakit menyayangi anak-anak dan menghormati yang lebih tua. Allah SWT telah mengakui ke indahan dari akhlak rasulullah saw dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 417











15Abuddin Nata. Tafsir Ayat-Ayat... Hal. 172

16Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas Dalam Pendidikan Islam...123

17Muhammad abdurrahman. Akhlak:menjadi seorang mukmin... hal. 116

(29)

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

3. Kompetensi profesional relegius

Kemampuan untuk menjalankan tugas secara profesional, dalam arti membuat keputusan berdasarkan keahlian atas berbagai kasus serta mampu mempertanggung jawabkan berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif pendidikan Islam.18

4. Kompetensi pedagogik religius

Kemampuan dalam memahami siswa, merancang pelaksanaan dan mengevaluasi pembelajaran, serta menguasai strategi dan teknik-teknik pembelajaran. Semua dilakukan berdasarkan suatu komitmen terhadap prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, amanah sesuai dengan ajaran Islam.19

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 14 menyatakan bahwa pendidik wajib memiliki empat kompetensi, yaitu: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi profesional, 3) kompetensi kepribadian, 4) dan kompetensi sosial.20

a. Kompetensi pedagogik

18Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas Dalam Pendidikan Islam... Hal 123

19Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas Dalam Pendidikan Islam...123

20Darmansyah.StrategiPembelajaranMenyenangkanDenganHumor. (Jakarta: PT BumiAksara, 2012) h. 10

(30)

Secara umum istilah pedagogik dapat diberikan makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Pendekatan pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan kegiatan belajar.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan pengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap pesertadidik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi pedagogik juga berarti kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa. Pengetahuan masyarakat, serta pengetahuan lainnya.21

Ruang lingkup kompetensi pedagogik antara lain sebagai berikut;

1. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan 2. Pemahaman terhadap peserta didik

3. Perancangan pembelajaran.

4. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

5. Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran.

21Hamzah B Uno. Profesi Kependidikan... Hal. 67

(31)

6. Menguasai ilmu mengajar

7. Menguasai penyusunan kurikulum

8. Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran

9. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

10. Menyalenggarakan pembelajaran yang mendidik22 b. Kompetensi profesional

Pendidik professional adalah pendidik yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.

Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan professional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis, kompetensi professional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secaraluas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

c. Kompetensi sosial

22Muhiddinur Kamal.Mewujudkan Guru Profesional. ..H. 33

(32)

Kompetensi social adalah kemampuan untuk berinteraksi dan berkomonikasi dengan peserta didik, masyarakat disekitar sekolah ataupun di sekitar tempat tinggal. Kompetensi sosial, merupakan kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.23

Guru juga harus menunjukan atau mampu berinteraksi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.24

Kompetensi sosial ini berkaitan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:

1) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk menigkatkan professional

2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarkatan

3) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok25

Ruang lingkup kompetensi sosial pendidikan adalah sebagai berikut:

a) Keterampilan komunikasi secaralisan dan tulisan b) Memiliki sikap empati dan simpatik kepada orang lain

23Muhiddiur Kamal. Mewujudkan Guru Profesional... Hal 36

24Hamzah B Uno. Profesi Kependidikan... Hal. 69

25Wina Sanjaya. Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana, 2008). Hal 279

(33)

c) Dapat bergaul dan bekerja sama dengan peserta didik, tenaga kependidikan, dan orang tua atau wali murid

d) Dapat bergaul dan memahami ligkungan sekitar26 d. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang , mantap, berakhlak mulia, arif, berwawasan luas, disiplin dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi anak didik.27 Kompetensi ini dikembangkan dan diperoleh melalui proses sosialisasi. Kompetensi kepribadian ini merupakan kompetensi yang menunjukan bahwa peran guru tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi sebagai pemberi teladan bagi siswa.28

Selain itu kompetensi kepribadian berarti sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti memiliki kepribadian yang pantas di teladani, mampu melaksanakan kepemimpinan seperti yang dikemukakan ki hajar dewantara, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.29

Kompetensi guru di Indonesia telah dikembangkan pula oleh Proyek Pengembangan Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) depertemen pendidikan dan kebudayaan. Pada dasarnya kompetensi guru menurut P3G bertolak dari analisis tugas-tugas seorang guru, baik dengan

26Muhiddinur Kamal. Mewujudkan Guru Profesional. Hal. 38

27Muhiddinur Kamal. Mewujudkan Guru Profesional. Hal. 33

28Popi Sopiatin. Menagemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa... Hal. 69

29Hamzah B Uno. Profesi Kependidikan... Hal. 69

(34)

pengajar, pembimbing maupun sebagai administrator kelas. Ada 10 kompetensi guru menurut P3G, yakni:

a. Mengusai bahan;

b. Mengelola program belajar-mengajar;

c. Mengelola kelas;

d. Menggunakan media/sumber belajar;

e. Menguasai landasan kependidikan;

f. Mengelola interaksi belajar-mengajar;

g. Menilai prestasi belajar-mengajar;

h. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan;

i. Mengenal dan menyelenggarakn administrasi sekolah; dan

j. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan belajar.30 B. Kompetensi Kepribadian Guru

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b ditemukan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi), sukar

dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan, tindakannya, ucapannya, cara bergaul, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan dan masalah baik yang ringan atau

30Ali Mudlofir. Pendidik Profesional... Hal. 76

(35)

yang berat.31Kepribadian adalah seluruh dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan pisik. Artinya seluruh perbuatan dan sikap seseorang akan menggambarkan sesuatu kepribadian apabila dilakukan secara sadar.32

Kepribadian adalah suatu keseluruhan individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian seluruh sikap dan dan perbuatan yang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian baik atau berakhlak mulia.

Sebaliknya bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan bahwa orang itu tidak mempunyai kepribadian yang baik atau akhlak yang tidak mulia.33

Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru lainnya

Guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasrkan panggilan jiwa, panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan belaka, yang membatasi tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah.

31Dzakiah Darajat. Kepribadian Guru. (Jakarta:Bulan Bintang,1978). Hal. 13

32Akmal Hawi. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2013). Hal. 55

33Syaiful Bahri Djamarah. Guru Dan Anak Didik... Hal. 40

(36)

Tapi jangan hanya menuntut pengabdian guru, kesejahteraan juga patut ditingkatkan.34

Kepribadian guru merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, menurut Meikel Jhon, tidak seorangpun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati kecuali bila ia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami seluruh anak didik dan kata-katanya.35

Menurut Ludwig Klages mengemukakan bahwa ada tiga aspek kepribadian yaitu:

a. Materi atau bahan, yaitu semua kemampuan (daya) pembawaan beserta keistimewaan-keistimewaannya.

b. Struktur, yaitu sifat sifat bentuknya atau sifat-sifat normanya.

c. Kualitas atau sifatnya yaitu sistem dorongan-dorongan36

Seorang guru yang menjadi teladan bagi siswanya tentu harus menunjukan sifat yang baik dalam sehari-harinya, sehingga demikian guru tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Untuk mecapai keberhasilan dalam menjalankan tugas tentu saja guru harus mempunyai beberapa sifat yang dapat mendorongnya agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai yaitu seperti:

34Syaiful Bahri Djamarah. Guru Dan Anak Didik... Hal. 43

35Akmal Hawi. Kompetensi Guru... hal. 14

36Abd Wahab, Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual.

(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011). Hal. 124

(37)

1. Adil

Guru adalah pemimpin di sekolah, yang harus mempertanggung jawabkan semua yang berkaitan dengan kegiatannya di sekolah. Salah satu kunci sukses dalam kepemimpinan yang dapat dipertanggung jawabkan ialah bersikap adil. Guru yang bersikap adil dalam kelas adalah guru yang dapat mempertanggung jawabkan profesinya di hadapan Allah SWT.37

Guru yang tidak adil, biasanya tidak dapat melaksanakan tugasnya secara baik. Oleh karena itu rasulullah SAW memerintahkan agar guru bersikap adil terhadap siswanya sebagaimana hadits rasulullah saw:38

ﻢﻠﺴﻣو ىرﺎﺨﺒﻟا هاور.ﻢُﻛِدَﻻوَا ﻰِﻓ اﻮُﻟِﺪْﻋا َو َﷲﻮُﻘﱠﺗِا

“bertaqwalah kepada Allah dan berlaku adilah kepada anak- anakmu”(riwayat bukhari dan muslim)

Dalam alqur’an Allah juga memerintahkan untuk bersifat adil

seperti yang terdapat dalam surat an nahl: 90

...

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan....”

Dalam kontek ini, alqur’an dan hadits tersebut mengajarkan kepada setiap guru agar bersikap adil dalam pendidikan, bersikap adil dalam bicara, bertindak dan bersikap, sehingga semua anak didik merasa diperlakukan dengan sama. Guru yang adil adalah guru yang menghargai

37Rahman Ritonga. Akhlak: Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia.(Surabaya:

Amelia, 2005). Hal. 192

38Rahman Ritonga. Akhlak: Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia... Hal. 192

(38)

dan memperlakukan siswa dengan baik, yang tidak membeda-bedakan antara yang kaya dan miskin, pejabat atau rakyat biasa.39

2. Ikhlas

Ikhlas artinya suci, bersih, sesuatu yang tidak ternoda. Amal yang ikhlas adalah amal yang tertuju kepada Allah SWT semata, tidak ada pamrih selain kepada Allah semata. Gambaran inilah yang terdapat dalam surat albayyinah:540

 

































“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”

Bagi seorang guru iklas ini hendaknya menjadi motivasi dan dorongan dalam bekerja. Guru yang memulai niatnya dengan ikhlas, agar semua menjadi tampak lebih menarik dan indah. Guru yang ikhlas akan mengutamakan kerjanya, daripada imbalan yang ia dapatkan. Sehingga yang menjadi semangatnya adalah tercapainya tujuan dari yang dilaksanakannya.41

Guru dengan kemuliaannya, dalam menjalankan tugas tidak mengenal lelah. Hujan dan panas bukan rintangan baginya yang penuh dedikasi dan loyalitas untuk turun ke sekolah agar dapat bersatu jiwa

39Rahman Ritonga. Akhlak: Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia... Hal. 192

40Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat. (Jakarta:Kencana, 2014). Hal. 108

41H Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat... Hal 108

(39)

dalam perpisahan raga dengan anak didiknya. Oleh karena itu dalam hati guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik siswa agar menadi manusia dewasa susila yang cakap dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.42

3. Menghargai siswa

Seorang guru hendaklah mempunyai kewibawaan, maksudnya adalah apa yang dikatakan oleh guru baik itu perintah, larangan ataupun nasehat yang diberikan kepada murid diikuti dan dipatuhi, sehingga semua murid hormat dan segan kepada guru.patuhnya seorang murid bukan karena takut, akan tetapi karena segan.43

Siswa adalah manusia yang masih dalam taraf belajar yang usianya jauh lebih muda dari pada guru. Karena usia yang masih terlalu muda dan masih dalam taraf belajar, banyak tingkah laku siswa yang mungkin akan terlihat menyimpang di mata guru. Setiap siswa mempunyai latar belakang keluarga dengan tingkat ekonomi yang bervariasi dan berbeda- beda. Hal ini mengakibatkan keanekaragaman tingkah laku siswa di sekolah. Guru harus cerdas dalam menghadapi itu, sikap menghargai dan menghormati akan selalu tertanam dalam diri guru disetiap menjalankan tugasnya.44

42Syaiful Bahri Djamarah. Guru Dan Anak Didik... Hal. 43

43Akmal Hawi. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam... Hal. 96

44Erwin Widiasworo. Rahasia Menjadi Guru Idola: Panduan Memaksimalkan Proses Belajar Mengajar Secara Kreatif Dan Interaktif (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media,2014). Hal. 100

(40)

Menganggap semua siswa dimata guru adalah hal yang mungkin bagi sebagian besar guru sangatlah sulit kebanyakan guru akan memandang sebelah mata kepada siswayang nakal, selalu membuat onar, sering bolos, dan lambat dalam belajar. Namun bila menemui siswa yang pandai, santun, dan patuh terhadap guru akan lebih diperhatikan, disanjung, dan lebih disukai. Jika perlakuan guru seperti ini akan membuat siswa jauh dari guru, akibatnya siswa tidak tertarik lagi untuk belajar.45

4. Berakhlak mulia

Hakikat dari pendidikan adalah memanusiakan manusia, maka tentu dimulai dari pendidikan akhlak. Siswa akan mempunyai akhlak yang baik jika gurunya juga berakhlak baik. 46Akhlak mulia perlu dimiliki oleh guru karena guru akan menjadi teladan didepan anak didiknya dan masyarakat. Keharusan seorang guru harus memiliki akhlak mulia ini tercermin dari diri rasulullah SAW sebagai seorang pendidik yang utama dan pertama dalam pendidikan Islam, sebagaimana firman Allah SWT Q.s 68:447



dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

Rasulullah adalah teladan paling baik yang harus diikuti agar memperoleh ridha Allah dan keselamatan di dunia dan akhirat.

45Erwin Widiasworo. Rahasia Menjadi Guru Idola... hal. 100

46H Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam... Hal. 105

47Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas Dalam Pendidikan Islam...Hal. 140.

(41)

Keteladanan dan akhlak yang ditunjukan oleh rasulullah menyebabkan semua manusia baik yang beriman maupun yang tidak beriman epada Allah mengagumi Akhlak beliau.48

5. Menjadi teladan bagi siswa

Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik. Gurulah yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membenarkannya. 49mitra anak didik dalam kebaikan. Guru yang baik, maka anak didikpun menjadi baik.

Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna, Itulah kesan guru sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja guru berbuat yang tidak baik maka akan mengurangi kewibawaan dan kharismanya. Rasulullah SAW menunjukan keteladan dalam melaksanakan ajaran islam yang terdapat dalam al-Qur’an. Hal tersebut dinyatakan oleh aisyah ketika ditanya tentang akhlak rasulullah SAW dalam hadits sebagai berikut:

ْﯿِﻋﺎَﻤْﺳِإﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ ِﻦَﺴَﺤﻟا ِﻦَﻋ َﺲُﻧﻮُﯾ ْﻦَﻋ ُﻞ

ﻰَﻠ َﺻ ِﷲ ِلﻮُﺳ َر ِﻖُﻠ ُﺧ ْﻦَﻋ ُﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﺖَﻠِﺌُﺳ َلﺎَﻗ

اْﺮُﻘْﻟا ُﮫُﻘُﻠُﺧ َنﺎَﻛ ْﺖَﻟﺎَﻘَﻓ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲ (ﺪﻤﺣا هاور) َن

“Telah menceritakan kepada kami ismail dari yunus dari Al hasan berkata,

“Aisyah pernah ditanya mengenai akhlaknya Rasulullah SAW, ia menjawab:

Akhlaknya adalah Alqur’an50

48Ridwan Abdullah Sani. Pendidikan Karakter: Mengembangkan Karakter Yang Islami.(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016). Hal. 149

49Syaiful Bahri Djamarah. Guru Dan Anak Didik... Hal 42

50Ridwan Abdullah Sani. Pendidikan Karakter... Hal. 139

(42)

Keteladanan dalam pendidikan merupakan cara yang paling efektif dan paling baik dalam mempersiapkan siswa agar menjadi siswa yang berhasil dalam pendidikannya dari segi akhlak, mental, maupun dalam kehidupan sosialnya. Keteladanan dalam pendidikan dimulai dari diri guru itu sendiri karena guru adalah panutan dan idola siswa dalam segala hal.51

Allah SWT mengutus rasulullah SAW sebaagi teladan yang baik sepanjang zaman bagi semua manusia dimana saja dan kapan saja. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat alahzab:21





































“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”

Rasulullah menjadi pendidik yang baik kerana beliau selalu memberikan contoh terlebih dahulu kepada para sahabat dan keluarganya sehingga apapun yang diajarkannya dapat dilaksanakan sepenuh hati oleh sahabat dan keluarganya.52

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.

Pribadi guru juga sangat berperan dalam makhluk yang suka mencontoh,

51Ridwan Abdullah Sani. Pendidikan Karakter... hal. 141

52Ridwan Abdullah Sani. Pendidikan Karakter... hal. 142

(43)

termasuk mencontoh pribadi pendidiknya dalam membentuk pribadinya.

Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.53

Semua itu menunjukan bahwa kompetensi personal atau kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya.

Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu guru sering dianggap sebagai model atau panutan.54Sebagai model atau panutan, guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian, diantaranya:

1) Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya

2) Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama.

3) Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan system nilai yang berlaku di masyarakat.

4) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun, tata krama dan bermanis muka.

5) Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik55

53Syaiful Bahri Djamarah. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif...Hal 39-40

54WinaSanjaya. Kurikulumdan Pembelajaran... Hal.277

55WinaSanjaya. . Kurikulumdan Pembelajaran... Hal.277

(44)

Kompetensi kepribadian berperan menjadi guru sebagai pembimbing, panutan, contoh, teladan bagi siswa, dengan kompetensi kepribadian yang dimilikinya maka guru bukan saja sebagai pendidik dan pengajar tapi juga sebagai tempat siswa dan masyarakat bercermin.

Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh dan teladan membangkitkan motivasi belajar siswa serta mendorong/

memberikan motivasi dari belakang, oleh karena itu seorang guru dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan dirinya sebagai panutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya, guru bukan hanya pengajar, pelatih, dan pembimbing tetapi juga sebagai cermin tempat peserta didik dapat berkaca.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh gurudalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas berdasrkan undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bab IV pasal 10 ayat 91 yang mengatakan bahwa “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.56

56Ali Mudlofir. Pendidik Profesional... Hal. 75

(45)

Sudirman A.M mengemukakan bahwa faktor terpenting bagi seorang guru adalah kedewasaan atau kepribadiaannya. Kepribadiaan inilah yang akan menentukan apakah ia akan menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya atau akan menjadi perusak bagi masa depan anak didiknya.57

Dengan demikian kompetensi kepribadian guru meliputi kewibawaan sebagai pribadi pendidik, kearifan dalam mengambil keputusan, menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku, satunya kata dan perbuatan, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi serta adil dalam memperlakukan peserta didik.58

C. Komponen dan Indikator kompetensi kepribadian

Dari uraian kompetensi dan penjelasannya tersebut, tersirat bahwa dibalik kinerja yang dapat ditunjukan dan teruji dalam melakukan suatu pekerjaan khas tertentu itu terdapat sejumlah unsur kemampuan yang menopang dan menunjangnya dan secara keseluruhan terstruktur merupakan satu kesatuan terpadu yang dapat dikonseptualisasikan.59 Dalam setiap kompetensi pada dasarnya terdapat enam unsur, yaitu:

1. Performance component, yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang tampak sesuai dengan bidang keprofesiannya (teaching, counseling, management, etc).

57Abd Wahab, Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual.... Hal.

123-124

58.AbuddinNata.Filsafat Pendidikan Islam 1(Jakarta Logos Wancana Ilmu, 1997). Hal 167 59Ali mudlofir. Pendidik profesional... hal. 71

(46)

2. Subject component, yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan/substansi pengetahuan yang relevan dengan bidang keprofesiannya sebagai prasyarat bagi penampilan komponen kinerjanya.

3. Professional, yaitu unsur kemampuan penguasaan substansi pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai dengan bidang keprofesiannyasebagai prasyarat bagi penampilan kinerjanya.

4. Process component, yaitu unsur kemampuan penguasaan proses- proses mental (intelektual) mencakup proses berfikir (logis, kritis, rasional, kreatif) dalam pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dan sebagaiannya. Sebagai prasyarat bagi terwujudnya penampilan kinerjanya.

5. Adjustment component, yaitu unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri berdasarkan karakteristik pribadi pelaku dengan tugas penampilan kinerja.

6. Attitudes component, yaitu unsur komponen sikap, nilai, kepribadian pelaku sebagai prasyarat yang fundamental bagi keseluruhan perangkat komponen kompetensi lainnyabagi terwujudnya komponen penampilann kinerja keprofesiannya.60 Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

60Ali Mudlofir. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi Dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Pendidik Di Indonesia. (Jakarta:Rajawali Pers, 2013). H 72

(47)

Ada lima indikator yang menunjukan keberhasilan guru dalam bidang kompetensi kepribadian sebagai berikut:

1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:

bertindak sesui denga norma agama hukum sosial; bangga sebagi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial;

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3. Kepribadian yang arif memiliki indikator; menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.

4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial; memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, iklas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.61

D. Fungsi Kompetensi Kepribadian

61Muhiddinur Kamal.Mewujudkan Guru Profesionalitas... hal. 33

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar dengan tiga titik hilang ini, semua sisi dari benda akan mengalami. pemendekan ukuran dari yang sebenarnya, baik yang keara sumbu x, y maupun yang

Penelitian ini berfokus pada strategi cyber public relations yang dilakukan Bidang Humas Polda Jawa Timur dalam menanggulangi Ujaran Kebencian (Hate Speech) di media

dibutuhkan waktu 24,64 detik, perubahan pada permukaan topcoat ini setelah uji termal torch terlihat cekung dalam sedangkan pada feedrate 6 gram/menit terjadi kerusakan yang

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses berbagi file berhasil dilakukan dengan menggunakan perangkat access point router yang sudah

Penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui gambaran kemampuan mastikasi pasien pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi..

Nabi SAW bertanya kepada masyarakat suku Bani Amr, “Aktivitas khusus apa yang kalian lakukan yang mana Allah SWT mencintai dan sebagai konsekwensi menyebut kalian sebagai

Opsi Kebijakan yang dihasilkan untuk pelaksanaan surveilans IMS adalah: 1) Fokus upaya pencegahan dan mengatasi penyebaran penyakit IMS diperluas bukan hanya pada kelompok

One way to make the camera be able to move automatically following the lecturer’s position is by using background estimator method based on image process.. This method