• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI. Studi Pada Sport Station Jogja City Mall dan Sport Station Ambarukmo Plaza SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI. Studi Pada Sport Station Jogja City Mall dan Sport Station Ambarukmo Plaza SKRIPSI"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI

Studi Pada Sport Station Jogja City Mall dan Sport Station Ambarukmo Plaza SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Anselmus Yosef Tao Boko Nim : 142214219

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

(2)

i

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI

Studi Pada Sport Station Jogja City Mall dan Sport Station Ambarukmo Plaza SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Anselmus Yosef Tao Boko Nim : 142214219

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

(3)

ii SKRIPSI

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI

Studi Pada Sport Station Jogja City Mall dan Sport Station Ambarukmo Plaza

Oleh :

Anselmus Yosef Tao Boko NIM : 142214219

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. Tanggal 20 Agustus 2018 Pembimbing II

Dr. Lukas Purwoto, M.Si Tanggal 24 Agustus 2018

(4)

iii SKRIPSI

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI

Studi Pada Sport Station Jogja City Mall dan Sport Station Ambarukmo Plaza

Dipersiapkan dan Ditulis oleh:

Anselmus Yosef Tao Boko NIM: 142214219

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 17 September 2018

dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji

Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Lukas Purwoto, M.Si.

Sekretaris Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A.

Anggota Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A.

Anggota Dr. Lukas Purwoto, M.Si.

Anggota Patrick Vivid Adinata M.Si.

Yogyakarta, 31 Oktober 2018 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Anything is possible when you have the right people there to support you. –Misty Copeland

Working hard is important, but there’s something that matters even more: believing in yourself. –Harry Potter

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. – Mazmur 62:5

Saya bisa sampai disini berkat dukungan, motivasi, kepercayaan dan caci maki dari orang-orang yang peduli dan sayang kepadaku.-Anselmus Yosef

Tao Boko

Skipsi ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat

 Ibuku seorang wanita hebat yang sangat menyayangiku

 Bapakku pria hebat yang selalu mendukung apapun jalan yang ku tempuh

 Adikku yang selalu memberikan motivasi

 Teman-temanku yang ku sayangi

 Orang-orang yang sayang dan peduli padaku

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI (STUDI PADA SPORT STATION CABANG JOGJA CITY

MALL DAN AMBARUKMO PLAZA)

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pikiran penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 31 Oktober 2018 Yang menyatakan

Anselmus Yosef Tao Boko

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anselmus Yosef Tao Boko NIM : 142214219

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI (STUDI PADA SPORT STATION JOGJA CITY MALL DAN AMBARUKMO PLAZA)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 31 Oktober 2018

Anselmus Yosef Tao Boko

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-NYA sehigga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan Terhadap Minat Beli, Studi Pada Sport Station Cabang Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Albetus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mendukung, dan menasehati penulis dengan kesabaran dan kesungguhan hati dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk memberikan bimbingan, mendukung, dan menasehati penulis dengan kesabaran dan kesungguhan hati dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Selaku Pihak Sport Station Yogyakarta yang telah mengizinkan penelitian ini.

4. Seluruh dosen dan staff Sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Herman Yosef Rande, Ayahku tercinta yang selalu memberikan nasihat, dukungan, doa, kepercayaan, dan pembelajaran buat hidupku dalam melewati kehidupan agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

(9)

viii

6. Budi Mulyani, Ibuku tercinta yang selalu mengkhawatirkanku, memberikan kasih sayang tiada henti, dukungan, doa, dan kesabaran dalam mendidik saya sebagai anak pertama yang keras kepala dan pemalas ini.

7. Elysabeth Maria Sewa, Adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, dan motivasi yang membuat masmu ini menjadi lebih semangat.

8. Sahabatku dari Jambi Vita, Gifton, Oskar yang dari satu SMA dan sekarang merantau di Jogja walaupun beda kampus, yang telah memberikan dukungan, motivasi, bantuan, dan kebersamaan kurang lebih 4 tahun di Jogja.

9. Teman-teman Futsal Jambi (Agus, Dito, Bang Anok, Mas Sigrid, Ian, Vincent, Jodi, Gery, Angga, Gifton, Yosef, Gogoh) terima kasih kebersamaannya dan dukungan kalian.

10. HMJM Periode 2016/2017 (Ajeng, Wisnu, Anggit, Nata, Widya, Deli, Aping, Nia, Priska, Bella, Ade, Maya, Loy, Merlin, Liza, Satria, Edu, Phoebe, Ika, Elle, Gita, Gatti) terima kasih atas dinamika kita hampir dua tahun ini yang telah memberikan pengalaman, kebersamaan, perjuangan, suka dan duka yang telah kita alami selama ini.

11. MANFEST Family yang telah memberikan pengalaman, persahabatan, kerjasama tim, pantang menyerah, kekeluargaan.

12. Teman-teman kelas E 2014 (Samantha, Anggit, Dian, Ivana, Andilo, Boy, Sepri, Roy, Nico, Sekar, Rosa, Dea, Yustina, Vivin, Nindy, Im, Ajeng, Seilla, Lia, Widya, Daewoo, Yogas, Shinta, Swasti, Jo, Lince, Dika) yang sama- sama berjuang di perkuliahan selama hampir 4 tahun ini.

13. Teman-teman kerabat Seminar Proposal Pak Yudi (Meliza, Tita, Putu, Lia, Maya, Satria, Dio, Rani, Adhit, Emon, Hesti). Terima kasih telah mengajarkan banyak hal, perjuangan yang luar biasa, serta motivasi yang kalian berikan.

14. Kelompok KKP 26 Sambirejo (Gita, Viani, Wheli) terima kasih atas dinamika kita satu atap selama dua minggu yang telah mengajarkan banyak hal.

(10)

ix

15. Teman-teman Badminton Fun (Andre, Whelin, Daewoo, Rendi, Yogas, Eron, Putra, Boy, Sepri, Nico, Jordi, Darman) terima kasih atas kebersamaan dan dinamikanya selama 4 tahun ini.

16. Teman-teman Manajemen Angkatan 2014, terima kasih atas kebersamaan, perjuangan, suka duka, dalam masa perkuliahan 4 tahun di kampus tercinta Universitas Sanata Dharma.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis sehigga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Yogyakarta, 20 Agustus 2018

Anselmus Yosef Tao Boko

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Pemasaran ... 7

2. Perilaku Konsumen ... 11

3. Gaya Hidup ... 17

(12)

xi

4. Kelompok Acuan ... 22

5. Minat Beli ... 27

B. Penelitian Sebelumnya... 29

C. Kerangka Konseptual ... 31

D. Rumusan Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

1. Subjek Penelitian ... 33

2. Objek Penelitian ... 33

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 33

1. Waktu Penelitian ... 33

2. Lokasi Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian ... 34

1. Identifikasi Varibel ... 34

2. Definisi Variabel ... 37

E. Pengukuran Variabel ... 38

F. Populasi dan Sampel ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 39

G. Teknik Sampling ... 40

H. Sumber Data ... 41

1. Kuesioner ... 41

2. Studi Pustaka ... 41

I. Teknik Pengumpulan Data ... 41

(13)

xii

1. Interview(Wawancara) ... 41

2. Kuesioner ... 41

3. Dokumentasi ... 42

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 42

1. Pengujian Validitas ... 42

2. Pengujian Reliabilitas ... 43

K. Teknik Analisis Data ... 44

1. Analisis Statistika Deskriptif ... 44

2. Uji Asumsi Klasik ... 47

3. Analisis Regresi Berganda ... 48

4. Uji t atau Uji Parsial ... 49

5. Koefesien Determinasi (R2) ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 51

A. Struktur Organisasi ... 53

B. Visi dan Misi ... 54

1. Visi ... 54

2. Misi ... 54

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Analisis Data ... 56

1. Analis Data Deskriptif Responden ... 56

2. Analisis Deskriptif Data Variabel ... 59

B. Pengujian Instrumen ... 63

1. Validitas ... 63

2. Reliabilitas ... 64

C. Uji Asumsi Klasik ... 66

(14)

xiii

1. Uji Normalitas ... 66

2. Uji Multikolinearitas ... 67

3. Uji Heterokedastisitas ... 68

D. Hasil Analisis Data ... 69

1. Analisis Linier Berganda ... 69

2. Uji t ... 70

3. Koefesien Determinasi... 71

E. Pembahasan ... 72

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

c. Keterbatasan ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 81

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

I.1 Top Brand Indeks Sepatu Lari/Olahraga...……….1

II.1 Tabel Dimensi AIO menurut Sumarwan (2011:47)...21

III.1 Kategori Skor Variabel.………...45

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...56

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan.…...57

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...58

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status/Pekerjaan...58

V.5 Deskriptif Variabel dan Indikator Gaya Hidup...60

V.6 Deskriptif Variabel dan Indikator Kelompok Acuan...61

V.7 Deskriptif Variabel dan Indikator Minat Beli...62

V.8 Rangkuman Tes Uji Validitas Variabel Gaya Hidup...63

V.9 Rangkuman Tes Uji Validitas Variabel Kelompok Acuan...63

V.10 Rangkuman Uji Validitas Variabel Minat Beli...64

V.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Gaya Hidup...65

V.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelompok Acuan...65

V.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Beli...66

V.14 Hasil Uji Normalitas...67

V.15 Hasil Uji Multikolinearitas...68

V.16 Hasil Uji Regresi Berganda...70

V.17 Hasil Uji Koefesien Determinasi...72

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Dimensi Pemasaran Holistik...10

II.2 Model Perilaku Konsumen...13

II.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen...14

II.4 Kerangka Konseptual...31

IV.1 Toko Sport Station Tampak dari Depan...52

IV.2 Produk-Produk Sepatu yang Tersedia di Sport Station...53

IV.3 Struktur Organisasi Sport Station...53

V.1 Hasil Uji Heterokedastisitas...69

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner...81 Lampiran 2 Identitas, Data Responden, dan Data Variabel...85 Lampiran 3 Olah Data Ms.Excel, SPSS, Tabel r, Tabel t...105

(18)

xvii ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI

Studi pada Sport Station Cabang Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza Anselmus Yosef Tao Boko

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap minat beli pada konsumen Sport Station Cabang Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza. Pada penelitian ini pengambilan data menggunakan kuesioner dan menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang yaitu masyarakat Yogyakarta yang pernah berkunjung dan mengetahui Sport Station. Penelitian ini menggunakan analisis linier berganda. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik, uji t dan koefesien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh secara parsial pada minat beli.

Kata Kunci: Gaya Hidup, Kelompok Acuan, Minat Beli

(19)

xviii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIFESTYLE AND REFERENCE GROUP TOWARDS PURCHASE INTENTION

Case : Sport Station Jogja City Mall and Ambarukmo Plaza Anselmus Yosef Tao Boko

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2018

This research aims to investigate the influence of lifestyle and reference group towards purchase intension. It is descriptive causal research. The research obtained the data using quetionnaires through accidental sampling technique employing one hundred people of Yogyakarta comunity who had visited Sport Station Jogja City Mall and Ambarukmo Plaza. The technique of analyzing data used are classic assumption, t-test and cofficient of determination. The result of this research indicated that lifestyle and reference group influenced towards purchase intention.

Keyword: Lifestyle, Reference Group, Purchase Intention

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan fashion saat ini menyebabkan munculnya tuntutan di dalam masyarakat untuk selalu update terhadap fashion. Terutama di kalangan anak muda yang masih mencari jati diri dan ingin masuk ke dalam pergaulan yang luas, mereka dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan fashion agar terlihat menarik di pergaulannya. Adanya fenomena ini, perusahaan dituntut untuk bersaing dalam memenangi konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus pandai menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi, dan medistribusikannya dengan efektif.

Dengan adanya perkembangan fashion pasti akan diiringi tingkat konsumsi masyarakat semakin tinggi khususnya produk sepatu. Saat ini sepatu tidak hanya dibuat sebagai pelindung alas kaki dari benda tajam atau panas saja juga meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam sebuah aktivitas tertentu.

Trend yang terjadi di masyarakat melihat semakin baik merek sepatu yang digunakan maka tingkat seseorang semakin naik. Ketepatan pemakaian sepatu sangat berperan penting dalam menunjang aktivitas seseorang. Kesesuaian memakai sepatu sesuai dengan kegiatan dapat membuat seseorang memiliki mood yang baik.

Di Indonesia produk industri sepatu sangat kompetitif dari bentuk, warna, motif, dan merek. Merek-merek sepatu yang ada di Indonesia saat ini sangat beragam antara lain Adidas, Nike, Eagle, Puma, Fila, Converse, Reebook, Bata, dan Specs yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

Perusahaan harus pandai menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba sehingga perusahaan dapat

(21)

mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi, dan mendistribusikan dengan efektif. Berikut akan ditampilkan tabel I.1 merek- merek top berdasarkan produk sepatu lari/olahraga.

Tabel I.1

Top Brand Indeks Sepatu Lari/Olahraga

Merek

2015 2016 2017

Top Brand TOP Indeks

Top Brand Indeks

Top Brand Indeks

Nike 30.30% 30.30% 33.90% TOP

Adidas 23.30% 23.30% 28.50% TOP

Reebok 6.30% 6.30% 6.20%

Diadora - - 6.00%

Bata 4.30% 4.30% 3.10%

Eagle 3.70% 3.70% 3.40%

League - - 2.60%

Ardiles 3.70% 3.70% 2.50%

Sumber :http://www.topbrand-award.com/

Pada tabel I.1 diatas terdapat merk-merk sepatu yang meraih predikat Top atau tebaik. Seperti yang dijelaskan pada website http://www.topbrand- award.com/. Top Brand Awardmerupakan sebuah penghargaan yang diberikan kepada merek-merek yang meraih predikat Top atau tebaik. Penghargaan ini diberikan berdasarkan penilaian yang diperoleh dari hasil survei berskala

(22)

nasional dibawah penyelenggaraan Frontier Consulting Group. Top brand survei melibatkan lebih dari 12.500 responden di delapan kota besar dan tercata hampir 500 kategori produk dan menghasilkan lebih dari 1000 merek yang mendapatkan predikat Top.

Berdasarkan tabel I.1 di atas merek Adidas, Nike, dan Reebok memiliki Top Brand Indeks lebih dari 6 % dari tahun 2015, 2016, dan 2017. Sport Station merupakan salah satu toko yang menawarkan merek top untuk sepatu lari atau olahraga. Hal ini menjadi peluang bisnis bagi Sport Station yang menawarkan berbagai merek khususnya sepatu lari atau olahraga yang berkategori merek Top.

Sport Station cabang Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza merupakan dua dari enam cabang yang berada di wilayah Yogyakarta saat ini. Jogja City Mall terletak di Yogyakarta bagian barat yang memiliki jumlah pengunjung di hari biasa mencapai 12.000 orang. Sementara di hari libur seperti weekend jumlah pengunjung Jogja City Mall bisa mencapai 25.000 orang. Ketika ada special event jumlah pengunjung Jogja City Mall bisa mencapai angka 40.000 orang sampai 60.000. (http://koran-sindo.com/page/2016-05- 28/5/96/news/Jogja_City_Mall_Sasar_Pasar_Premium, diakses tanggal 25 September 2018). Ambarukmo Plaza terletak di Yogyakarta bagian timur yang memiliki jumlah pengunjung di hari biasa bisa mencapai 30.000 orang.

Sementara di hari libur atau long weekend jumlah pengunjung bisa mencapai 50.000 orang. (https://swa.co.id/swa/trends/marketing/jurus-ambarukmo-plaza- tetap-menjadi-idola-segmen-middle-up, diakses tanggal 25 September 2018).

Banyaknya pengunjung dari kedua mall tersebut membuat peneliti memilih Sport Station Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza.

Menurut (Kotler dan Keller, 2011:175) gaya hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan/aktivitas, minat, dan pendapat. Beragam aktivitas yang dilakukan masyarakat perkotaan juga didukung dengan kebutuhan fashion terutama sepatu untuk menunjang suatu

(23)

aktivitas. Mulai dari aktivitas berolahraga, nongkrong, atapun pergi ke kantor maupun kuliah sepatu menjadi pilihan untuk menunjang penampilan. Bagi beberapa orang, penggunaan sepatu bukan lagi untuk melindungi kaki dari panas, tetapi dimanfaatkan untuk manarik perhatian, mendukung lebih dari satu aktivitas, dan membuat diri sendiri lebih percaya diri. Minat konsumen untuk menggunakan merek tertentu dipertimbangkan pada lingkungan sekitar. Opini konsumen berada di dalam diri mengenai apa yang dipikirkan mengenai diri sendiri terhadap dunia sekitar. Perusahaan yang baik berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian konsumen secara penuh, semua pengalaman mereka dalam bentuk pembelajaran, memilih, menggunakan, bahkan menyingkirkan produk (Kotler dan Keller, 2011:184).

Minat beli yang timbul pada konsumen, bukan hanya di dasarkan pada pertimbangan gaya hidup semata, tetapi juga ada dorongan dari faktor-faktor lain seperti faktor sosial. Salah satu faktor sosial dari konsumen adalah kelompok acuan atau referensi (Kotler dan Keller, 2011:170). Konsumen yang memiliki kelompok acuan pada lingkungan hidupnya akan berpengaruh untuk membeli produk di toko sepatu. Kelompok acuan yang memiliki tanggapan positif misalnya dari teman, sahabat, keluarga, rekan kerja, dsb. Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang dalam memilih produk, karena komunitas tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia memiliki pengetahuan yang lebih baik (Sumarwan, 2004:308). Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal (Kotler dan Keller, 2011:184). Keputusan konsumen untuk membeli barang dan jasa, sering juga didasarkan pada pertimbangan irasional, dimana konsumen membeli produk agar dapat meningkatkan harga diri, dikagumi, dan dianggap sebagai kelas tertentu (Susana dalam Saptoadi, 2013:3). Melihat fenomena tersebut, apakah minat beli dipengaruhi gaya hidup dan kelompok acuan? Pertanyaan tersebut yang mendorong peneliti untuk dilaksanakannya penelitian ini, dengan harapan dapat memberikan jawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

(24)

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah dipaparkan, peneliti memberikan judul “PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI (Studi Pada Konsumen Sport Station Jogja City Mall dan Sport Station Ambarukmo Plaza)”.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan permasalahan di atas, peneliti dapat menentukan beberapa pertanyaan penelitian yang menjadi landasan pada penulisan ini, yaitu:

1. Apakah gaya hidup mempengaruhi minat beli di Sport Station?

2. Apakah kelompok acuan mempengaruhi minat beli di Sport Station?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mempersempit masalah yang menjadi bahan dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Subyek penelitian (dalam hal ini responden) merupakan konsumen yang mengetahui dan pernah mengunjungi toko di Sport Station Cabang Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza.

2. Variabel yang diteliti meliputi :Gaya hidup dalam penelitian ini menggunakan Plog’s Psychographic dikutip Park dan Jang dalam jurnal Tourismt Manangement (2011). Indikator kelompok acuan dalam penelitian ini adalah pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai, dan pengaruh informasi (Sumarwan, 2011:307). Indikator minat beli dalam penelitian ini Menurut Ferdinan (dalam Veronika 2016:24) adalah sikap kecenderungan perilaku konsumen yaitu minat refrensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

(25)

D. Tujuan Penelitian

Menurut dengan rumusan penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gaya hidup berpengaruh pada minat beli di Sport Station.

2. Untuk mengetahui kelompok acuan berpengaruh pada minat beli di Sport Station.

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian tersebut mampu memberikan manfaat kepada berbagai pihak. Adapun manfaat pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap minat beli ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi yang berguna dalam bidang pemasaran tentang perilaku konsumen terhadap toko sepatu Sport Station khususnya mengenai gaya hidup dan kelompok acuan pada keputusan pembelian di Sport Station.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi yang baik serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penulisan karya penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan dalam dunia kerja nantinya.

(26)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Secara formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam aktvitas pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk menunjang aktivitas bisnis. pemasaran sangat melekat dalam setiap hal yang kita lakukan dari pakaian kita pakai, situs internet dan iklan yang kita lihat. Pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Kegiatan pemasaran sangatlah penting dalam kesuksesan finansial perusahaan. Kemampuan operasi akutansi, dan fungsi bisnis lainnya tidak akan berarti jika tidak ada cukup permintaan akan produk atau jasa dari konsumen.

Menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2011:5) bahwa pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentinganya. Menurut Kotler dan Keller (2011:5) Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain, karenanya kita memandang manajemen pemasaran (Marketing Management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Memuaskan kebutuhan dan keinginan adalah inti dari

(27)

pemasaran. Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba. Dalam ekonomi yang sangat kompetitif, dengan semakin banyaknya pembeli rasional yang dihadapkan dengan segudang pemilihan, perusahaan dapat meraih kemenangan dengan melakukan proses penghantaran nilai yang bagus serta memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan nilai yang unggul Kotler dan Keller (2011:36). Menurut Kotler dan Keller (2011:36) urutan penciptaan dan menghantarkan nilai melalui tiga frase yaitu:

1) Fase memilih nilai, mempresentasikan “pekerjaan rumah” pemasaran yang harus dilakukan sebelum produk dibuat. Staf pemasaran harus mensegmentasikan pasar, memilih sasaran pasar yang tepat dan mengembangkan penawaran positioning nilai (STP).

2) Fase menyediakan nilai, pemasar harus menentukan fitur produk tertentu, harga, dan distribusi.

3) Fase mengkomunikasikan nilai, dengan mendayagunakan tenaga penjualan, promosi penjualan, iklan dan sarana komunikasi lain untuk mengumumkan dan mempromosikan produk.

b. Konsep Pemasaran

Serangkaian konsep unit dalam pemasaran menurut Kotler dan Keller (2011:12) adalah Kebutuhan, Keinginan, Permintaan. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia yang harus dipenuhi. Keinginan adalah kebutuhan yang diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Menurut Kotler dan Keller (2011:19) pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup lima konsep yaitu:

1) Konsep Produksi

Konsep produksi menyatakan bahwa kosumen lebih menyukai produk yang tersedia dalam jumlah banyak dan harga yang terjangkau. Para

(28)

manajer berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi massal.

2) Konsep Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen lebih menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik.

Manajer berfokus untuk membuat produk yang unggul dan senantiasa memutahirkannya.

3) Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan tidak akan membeli cukup banyak produk organisasi.

Karenanya, organisasi harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif.

4) Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih.

5) Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan, desain, dan pengimplementasian program pemasaran, proses, dan aktivitas- aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungan.

Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan yang berusaha menyadari dan mendamaikan ruang lingkup kompleksitas aktivitas pemasaran. Empat komponen luas yang mencirikan pemasaran holistik: pemasaran hubungan, pemasaran terintegrasi, pemasaran internal, dan pemasaran kinerja.

(29)

Gambar II.1

Dimensi Pemasaran Holistik, Kotler dan Keller (2011:22)

a) Pemasaran Hubungan (Relantionship Marketing), mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan konstituen kunci guna mendapatkan dan mempertahankan bisnis. Tujuan lain dari pemasaran hubungan adalah mendapatkan penekanan yang lebih besar pada kegiatan mempertahankan pelanggan. Empat konstituen kunci untuk pemasaran hubungan adalah pelanggan, pegawai, mitra pemasaran (saluran, pemasok, distributor, dealer, agent) dan anggota masyarakat finansial (pemegang saham, investor, analis)

b) Pemasaran Terintegrasi (Intgrated Marketing), lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen.

c) Pemasaran Internal (Internal Marketing), tugas pemasaran internal ialah tugas merekrut, melatih dan memotivasi karyawan yang

(30)

kompeten, yang ingin melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan yang pertama berfungsi sebagai pemasaran, tenaga penjual, periklanan, pelayanan, pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan pemikiran pemasaran yang “memikirkan pelanggan”, dimana dapat menebus keseluruhan perusahaan.

d) Pemasaran kinerja (Social Responsibility Marketing), konsep pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukan pertimbangan social dan etika ke dalam praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan menyiasati kriteria yang sering mengalami konflik, yaitu laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen, dan kepentingan publik.

2. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2011:166), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dari beberapa definisi yang disebutkan. Menurut Egel et al dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:):7), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Menurut Mown dan Minor dalam Sangadji dan Sopiah (2013:7), perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan, pengguanaan dan pembelian, dan penentuan barang, jasa, dan ide. Schiffman dan Kanuk dalam Sangadji dan Sopiah (2013:7) mendefinisikan perilaku konsumen

(31)

sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.Dari beberapa definisi yang disebutkan, Sangadji dan Sopiah (2013:9) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah:

1) Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman/ide untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.

2) Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, maupun penghabisan barang dan jasa termasuk proses yang mendahului dan yang menyusul.

3) Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengkonsumsi produk tersebut, dan berakhit dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas.

(32)

b. Model Perilaku Konsumen

Gambar II.2

Model Perilaku Konseumen Kotler dan Armstrong (2008:159)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:159) titik tolak untuk memahami perilaku pembelian adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan dalam gambar II.2. Gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki “kotak hitam”

konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Rangsangan pemasaran terdiri dari Empat P, product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan pembeli, ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli yang diubah menjadi sekumpulan respon pembeli. Setelah tahapan-tahapan tersebut dilalui baru pembeli membuat keputusan tentang jenis produk, merek, penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

(33)

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Gambar II.3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kotler dan Armstrong (2008:160)

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat di mana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, yaitu :

Kotler dan Armstrong (2008:159) menguraikan empat faktor yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen dalam membeli suatu produk, yaitu:

1) Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.

a) Budaya

Budaya (culture), adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Perilaku manusia dipelajari secara

(34)

luas. Tumbuh di dalam suatu masyarakat, seseorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan ilustrasi penting lainnya.

b) Subbudaya

Subbudaya (subculture), masing-masing budaya mengandung subbudaya yang lebih kecil atau kelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi umum.

Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan daerah geografis.

c) Kelas Sosial

Kelas sosial (socialclass), adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2) Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.

a) Kelompok Referensi

Kelompok referensi merupakan kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (berhadapan) dan tidak langsung dalam membentuk sikap dan perilaku konsumen.

b) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif.

Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli.

c) Peran dan Status

Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan statusnya. Masing-masing peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.

3) Faktor Pribadi

(35)

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian.

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Para pemasar sering medefinisikan pasar sasaran mereka dengan tahap siklus hidup dan mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang sesuai utnuk setiap tahap itu.

b) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli. Para pemasar berusaha mendefinisikan kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata pada produk dan jasa mereka.

c) Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi yang dilihat dari pendapatan individu seseorang yang mempengaruhi pilihan produk.

d) Gaya hidup

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang yang mempengaruhi perilaku pembelian.

e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian (personality) mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri, sedangkan konsep diri menjurus kepada citra diri yang menunjukkan dan mencerminkan identitas mereka.

4) Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama : motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

a) Motivasi

(36)

Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang mencari keputusan atas kebutuhan tersebut.

b) Persepsi

Persepsi (perception) adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.

c) Pembelajaran

Pembelajaran (learning) menggambarkan perubahann dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d) Keyakinan dan Sikap

Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

3. Gaya Hidup

a. Pengertian Gaya Hidup (lifestyle)

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tecermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya (Kotler dan Keller,2011:175), menurut Mowen dan Minor dalam Sangadji dan Sopiah (2013:46) gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan memanfaatkan waktunya.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:170) gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografisnya. Gaya hidup melibatkan pengukuran dimensi AIO utama pelanggan, activities/kegiatan, interest/minat, dan opinions/pendapat. Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian

(37)

seseorang. Gaya hidup mampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia.

Gaya hidup menurut Mowen dan Minor (2002:192) menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Oleh karenannya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir, berbeda dengan kepribadian yang menggambarkan konsumen dari perspektif yang lebih internal yaitu karakteristik pola berpikir, perasaan dan memandang konsumen.

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (di dalam Sumarwan, 2011:45), gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Menurut Mowen dan Minor di dalam Sumarwan,2011:45), gaya hidup didefinisikan secara sederhana sebagai bagaimana seorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan untuk menguraikan tiga tingkat agregasi orang yang berbeda: individu, sekelompok kecil orang berinteraksi dan kelompok yang lebih besar.

Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang dari bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah.

b. Pengukuran Gaya Hidup

Dalam penelitian ini pengukuran suatu gaya hidup menggunakan Plog’s Psychographic. Model plog sepeti yang dikutip Park dan Jang dalam jurnal Tourismt Manangement (2011) mengatakan ada lima jenis kepribadian psikografis atau gaya hidup individu, antara lain:

1) Psychocentric, konsumen memilih dengan tujuan ingin mengulang kepuasan yang telah dia dapatkan sebelumnya (mencari kepuasan internal)

(38)

2) Mendekati Psychocentric (near psychocentric), konsumen terbiasa menggunakan produk yang lama untuk mendapatkan kepuasan yang sama, namun ada kecenderungan ingin pua mencari produk yang menawarkan hal baru.

3) Midcentric, konsumen meniru orang lain mencari pengalaman baru yang telah didapatkan dari orang lain (mencari kepuasan eksternal atau pujian)

4) Mendekati allocentric (near allocentric), konsumen ingin mencari produk yang menawarkan hal yang baru, namun ada kecenderungan ingin pula tetap menggunakan produk lama.

5) Allocentric, konsumen memilih produk dengan pertimbangan biasanya mencari produk yang menawarkan hal yang baru dan unik (mencari kepuasan internal).

Karakteristik Psychocentric dapat dicirikan sebagai berikut:

1) Kurang menantang dan mengeksplorasi 2) Hati-hati dan konservatif

3) Ketat dalam pengeluaran pendapatan 4) Lebih memilih merek terkenal

5) Kecenderungan tinggi terhadap minat berkunjung kembali setelah mereka puas

Karakteristik allocentric dapat dicirikan sebagai berikut:

1) Penasaran dan ingin menjelajahi atau mencoba 2) Membuat keputusan dengan mudah

3) Membelanjakan pendapatan dengan mudah

4) Memilih produk baru daripada menggunakan merk popular 5) Mencari tujuan baru secara berkesinambungan

c. Identifikasi Gaya Hidup

Menurut Widjaja (2009:43) terdapat empat kategori yang menjadi motif dalam proses pembelian konsumen karena lifestyle, yaitu:

(39)

1) Utilitarian purchase (pembelian produk bermanfaat), konsumen membelanjakan produk ini dalam kondisi tidak sangat mendesak membutuhkan, tetapi memberikan keyakinan bahwa produk/jasa yang dibelinya akan meningkatkan kehidupan yang lebih baik atau lebih mudah.

2) Indulgences (kesukaan/memanjakan diri), individu mencoba untuk hidup menikmati sedikit kemewahan tanpa banyak menambah pengorbanan dari pengeluarannya. Gratifikasi dari produk/jasa ini terletak pada faktor emosional.

3) Lifestyle luxuries (gaya hidup mewah), lifestyle luxuries menawarkan manfaat dan kegunaan bagi konsumen berupa meningkatkan prestige, image, dan superior quality dari sebuah merek. Dalam hal ini, peranan merek menjadi gratifikasi konsumen untuk membeli produk atau jasa.

4) Aspirational luxuries (hasrat kemewahan), seiring dengan indulgences, aspirational luxuries akan memuaskan konsumen dari aspek kebutuhan emosionalnya. Melalui pembelian, konsumen dapat mengekspresikan dirinya, sistem nilai, minat, dan hasratnya.

d. Pertanyaan AIO

Pertanyaan (activity questions) meminta kepada konsumen untuk mengindikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli, dan bagaiman mereka menghabiskan waktu mereka. Pertanyaan minat (interest questions) memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Pertanyaan opini (opinion questions) menyelidiki pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi, dan sosial (Mowen dan Minor,2002:283).

Menurut Prasetijo & Ihalauw (2005:58) AIO (activities, interests, dan opinion) adalah :

(40)

1) Activities(kegiatan) yaitu apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang mereka lakukan untuk mengisi waktu luang.

2) Intersts (minat) yaitu apa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup konsumen.

3) Opinions (opini) yaitu pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal, moral, ekonomi, dan sosial.

Tabel II.1

Tabel Dimensi AIO menurut Sumarwan (2011:47)

Aktivitas Minat Opini

Bekerja Keluarga Diri Sendiri

Hobi Rumah Isu Sosial

Kegiatan Sosial Pekerjaan Politik

Liburan Masyarakat Bisnis

Hiburan Rekreasi Ekonomi

Anggota Club Fashion Pendidikan

Masyarakat Makanan Produk

Belanja Media Masa Depan

Olahraga Keberhasilan Budaya

(41)

4. Kelompok Acuan

a. Pengertian Kelompok Acuan

Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan perilaku (Sumarwan,2011:305).

b. Jenis-Jenis Kelompok Acuan 1) Kelompok formal dan informal

Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal.

Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis atau resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat (Sumarwan, 2011:306).

2) Kelompok primer dan sekunder

Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbatas, interaksi antar anggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai dan sikap serta perilaku. Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok primer, antar anggota kelompok mungkin juga terjadi kontrak tatap muka langsung, antar kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya (Sumarwan, 2011:306)

3) Kelompok aspirasi dan disosiasi

Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota dari kelompok aspirasi berusaha membuat asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuan dengan cara

(42)

bersikap dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut. Kelompok disosiasi adalah

c. Tiga Macam Pengaruh Kelompok Acuan 1) Pengaruh Normatif

Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok acuan jika ada (1) tekanan kuat untuk mematuhi norma-norma yang ada, (2) penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan (3) produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari norma sosial.

Seorang konsumen cenderung akan mengikuti apa yang dikatakan atau disarankan oleh kelompok acuan jika ada tekanan kuat untuk mengikuti norma-norma yang ada. Pengaruh semakin kuat jika ada sanksi sosial bagi konsumen yang tidak mengikuti saran dari kelompok acuan. Seorang bawahan ada kewajiban atau norma untuk meminta ijin kepada atasannya, jika ia ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaanya (Sumarwan, 2011:307).

2) Pengaruh Ekpresi Nilai

Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai. Seorang konsumen akan membeli kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya sebagai orang sukses atau kendaraan tersebut dapat meningkatkan citra dirinya. Konsumen tersebut merasa bahwa orang-orang yang memiliki kendaraan mewah akan dihargai dan dikagumi oleh orang lain. Konsumen memiliki pandangan bahwa orang lain menilai kesuksesan seseorang dicirikan oleh pemilihan kendaraan mewah, karena itu ia berusaha memiliki kendaraan tersebut agar bisa dipandang sebagai seseorang yang telah sukses (Sumarwan, 2011:308).

(43)

3) Pengaruh Informasi

Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seorang konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. Seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para pasiennya.

Apapun obat yang disarankan dokter, biasanya diikuti oleh pasiennya.

Pasien mengganggap bahwa dokter memiliki pengetahuan dan informasi yang dipercaya, selain itu secara sosial dan peraturan, dokter adalah profesi yang memiliki otoritas dalam membuat resep obat (Sumarwan, 2011:308).

d. Beberapa Kelompok Acuan yang Terkait dengan Konsumen 1) Kelompok Persahabatan

Konsumen membutuhkan sahabat dan teman sesamanya. Memiliki teman atau sahabat merupakan naluri dari konsumen sebagai mahkluk sosial. Teman dan sahabat bagi konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan rasa aman, kebutuhan mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa enggan untuk membicarakannya dengan orang tua atau saudara kandung. Konsumen yang memiliki teman adalah tanda bahwa ia telah membina hubungan sosial dengan dunia luar.

Pendapat dan kesukaan teman sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam membeli dan memilih produk dan merek. Kelompok persahabatan adalah kelompok informal dan mungkin bisa berbentuk kelompok primer maupun sekunder. Para pemasar telah memahami bagaimana pentingnya pengaruh kelompok persahabatan terhadap konsumen (Sumarwan, 2011:308).

2) Kelompok Belanja

Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga

(44)

orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama.

Ketika konsumen datang ke toko, mungkin sendiri, tetapi berjumpa orang lain di toko yang sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru dikenalnya mengenai produk dan merek. Informasi tersebut akan mengurangi rasa khawatir akan risiko salah dalam membeli produk.

Seorang konsumen sering membawa teman atau saudara ketika berbelanja. Tujuan membawa teman bisa bermacam-macam. Pertama adalah tujuan sosial, yaitu untuk menikmati kebersamaan dengan saudara atau teman. Yang kedua adalah untuk mengurangi risiko salah dalam membeli produk. Konsumen akan membawa teman atau saudara yang telah mengetahui produk tersebut. Konsumen yang akan membeli komputer, akan membawa teman atau saudara yang memahami seluk-beluk komputer. Teman dan saudara itulah yang memberi saran dan pengaruh dalam pembelian produ (Sumarwan, 2011:310).

3) Kelompok Kerja

Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan waktunya 35 sampai 40 jam di tempat kerja. Dia akan berinterksi dengan teman- teman sekerjanya, baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa, dan pemilihan mereka. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal, jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh perusahaan. Kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok tersebut terdiri dari orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sama.

Kelompok kerja informal akkan saling bertemu saat makan siang, kegiatan sosial atau pulang bersama. Kedua kelompok kerja tersebut

(45)

akan mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan dibelinya (Sumarwan, 2011:310).

4) Kelompok atau Masyarakat Maya

Berbagai kelompok yang telah dibahas sebelumnnya menggambarkan kelompok yang dibatasi oleh geofrafik dan waktu, yaitu kelompok yang bertemu dan berkomunikasi lisan pada ruang dan waktu yang telah ditentukan. Perkembangan teknologi komputer dan internet telah melahirkan suatu kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau negara, bahkan tidak dibatasi oleh waktu.

Melalui internet dan e-mail, seorang konsumen yang masih belajar di sekolah dasar sekarang bisa mencari teman dari kota lain bahkan dari negara lain, ia bisa berhubungan dengan teman sebayanya dari berbagai belahan dunia tersebut, kapan saja ia inginkan. Seorang konsumen dapat membuka internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang luas untuk mencari masyarakat internet yang sesuai dengan kebutuhannya, kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut (Sumarwan, 2011:311)

5) Kelompok Pegiat Konsumen

Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan jasa, akan melakukan beberapa tindakan: (1) diam dan kesal dan menyampaikan kekecewaanya kepada teman, (2) berkirim surat ke tempat pembelian atau mendatangi toko untuk mengeluh dan minta ganti rugi, dan (3) berkirim surat dan mengeluh kepada surat kabar atau majalah, atau mengadu ke lembaga perlindungan. Apa pun yang dilakukan konsumen ketika kecewa terhadap produk adalah gambaran tindakan protes dari konsumen.

Konsumen memerlukan kelompok yang bisa membantunya ketika dirugikan oleh produsen. Perlindungan konsumen semakin

(46)

dipentingkan dan diperhatikan ketika telah diundangkan Undang- undang Perlindungann Konsumen No. 8 Tahun 1999.

Untuk melindungi kepentingan konsumen, pemerintah mengakui adanya lembaga perlindungann konsumen swadaya masyarakat yang diharapkan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesiia (YLKI) adalah lembaga swadaya tertua di Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen. Lembaga ini telah berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan aktif memberikan masukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta. Perusahaan swasta dan pemerintah sering melibatkan YLKI dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kenaikan harga maupun tarif barang dan jasa. Ini merupakan langkah yang baik dari pemerintah dan swasta dalam melindungi kepentingan konsumen, karena YLKI didengar pendapatnya terlebih dahulu, YLKI bisa dianggap sebagai lembaga yang secara tidak langsung mewakili kepentingan konsumen.

(Sumarwan, 2011:311).

5. Minat Beli

a. Pengertian Minat Beli

Menurut Kotler dan Keller (2011:137) minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Assael yang dikutip Arumni (2013:22) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Kinnear dan Taylor (dalam Arumni 2013:23) menyatakan bahwa minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Sedangkan Schiffman dan Kanuk (dalam

(47)

Veronika 2016:22) berpendapat bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalann produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen.

Menurut Winkel (dalam Arumni 2013:23), faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Minat secara intrinsik, yaitu minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar, misalnya: sumber daya konsumen, pengetahuan, sikap, dan gaya hidup.

2) Minat secara ekstrinsik, yaitu minat yang berdasarkan dorongan atau pengaruh dari luar individu, misalnya : iklan, pendapat teman, faktor keluarga, dan pengalaman.

Dapat disimpulan bahwa, pengertian minat beli adalah sikap kecenderungan perilaku konsumen untuk membeli suatu produk yang dalam proses pembeliannya dari mencari informasi produk hingga tindakan yang berhubungan dengan pembelian.

b. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinan (dalam Veronika 2016:24) minat beli dapat didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

2) Minat preferensial, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang memiliki preferensial utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

3) Minat eksploratif, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminati dan mencari

(48)

informasi lain yang mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Bramantio Utomo Saptoadi (2013) meneliti tentang “PENGARUH GAYA HIDUP DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI HONDA VARIO TECHNO 125 PGM – FI STUDI KASUS PADA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang belum menggunakan sepeda motor Honda Vario Techno 125 PGM – FI. Sampel penelitian yang digunakan adalah accidental sampling sebanyak 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis linier berganda, uji F, atau simultan, Uji T serta determinasi.

2. Klementin Vida Arumni (2013) meneliti tentang “PENGARUH GAYA HIDUP BRAND MINDED DAN PERAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK SMARTPHONE SAMSUNG BERBASIS ANDROID”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen counter Trakomindo Selular yang terletak di phone market Ambarukmo Plaza Yogyakarta yang belum memiliki produk Samsung berbasis android dan berminat membeli smartphone. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Teknik samling yang dipakai adalah accidental samling. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Dalam menganalisis data penulis menggunakan regersi linier berganda, uji F, dan uji T. hasil dari analisis data menunjukkan bahwa: (1) Gaya hidup produk brand minded secara parsial berpengaruh terhadap minat beli produk samsung berbasis android. (2) Gaya hidup brand minded dan peran kelompok acuan secara simultan berpengaruh terhadap minat beli produk samsung berbasis android. (3) Peran kelompok

(49)

acuan secara parsial berpengaruh terhadap minat beli produk samsung berbasis android.

3. Ivan Christianus (2017) meneliti tentang “PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP MINAT BELI SMARTPHONE XIAOMI STUDI KASUS:

MAHASISWA/I FAKULTAS EKONOMI KAMPUS I UNIVERSITAS SANATA DHARMA”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Akuntansi, Manajemen, dan Ilmu Ekonomi yang telah mengetahui tentang smartphone Xiaomi namun belum memiliki smartphone Xiaomi. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada 100 responden. Uji validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gaya hidup berpengaruh terhadap minat beli.

(50)

C. Kerangka Konseptual

Gambar II.4

Kerangka Konseptual

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2014:93) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Adapun Hipotesis yang telah dirumuskan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Konsumen dalam menentukan pembelian produk atau jasa, minat beli sesuai dengan gaya hidup yang melekat pada masing-masing dari konsumen itu sendiri. Gaya hidup seseorang merupakan pola hidup di dunia yang diekspresikan melalui aktivitas, minat dan opini.

Christianus (2017) dalam penelitiannya ditemukan bahwa gaya hidup berpengaruh terhadap minat beli. Arumni (2013) dalam penelitiannya Gaya Hidup (X1)

Plog’s

Psychographics

Kelompok Acuan (X2)

 Pengaruh normatif

 Pengaruh ekspresi nilai

 Pengaruh informasi

Minat Beli(Y)

 Minat refrensial

 Minat preferesial

 Minat eksploratif

(51)

ditemukan bahwa gaya hidup brand minded secara parsial berpengaruh terhadap minat beli.

H1 : Gaya hidup berpengaruh terhadap minat beli di Sport Station

2) Sebelum memutuskan membeli atau menggunakan produk atau jasa, konsumen tidak semata-mata langsung yakin dengan produk atau jasa yang akan dibeli. Konsumen sering kali menanyakan atau meminta saran terlebih dahulu mengenai produk atau jasa pada orang sekitarnya seperti teman atau sahabat, keluarga bahkan orang yang tidak dikenali.

Arumni (2013) dalam penelitiannya ditemukan bahwa peran kelompok acuan secara parsial berpengaruh terhadap minat beli.

H2 : Kelompok acuan berpengaruh terhadap minat beli di Sport Station

(52)

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2011:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan dalam penelitian ini adalah kausal, yaitu hubungan sebab akibat.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen pernah mengunjungi Toko Sport Station Cabang Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu gaya hidup, kelompok acuan, dan minat beli.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018 2. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Sport Station Cabang Jogja City Mall dan Ambarukmo Plaza, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

(53)

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Varibel

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Menurut Sugiyono (2011:4) variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya hidup (X1) dan kelompok acuan (X2).

1) Gaya Hidup

Menurut Mowen dan Minor dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:175), gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan memanfaatkan waktunya. Dalam penelitian ini indikator gaya hidup melibatkan karakteristik Plog’s Psychographics yang dikuti Park dan Jang dalam jurnal Tourismt Management (2011), yaitu:

 Psychocentric, konsumen memilih dengan tujuan ingin mengulang kepuasan yang telah dia dapatkan sebelumnya (mencari kepuasan internal)

 Mendekati Psychocentric (near psychocentric), konsumen terbiasa menggunakan produk yang lama untuk mendapatkan kepuasan yang sama, namun ada kecenderungan ingin pua mencari produk yang menawarkan hal baru.

 Midcentric, konsumen meniru orang lain mencari pengalaman baru yang telah didapatkan dari orang lain (mencari kepuasan eksternal atau pujian)

 Mendekati allocentric (near allocentric), konsumen ingin mencari produk yang menawarkan hal yang baru, namun ada kecenderungan ingin pula tetap menggunakan produk lama.

Gambar

Gambar II.1
Gambar II.2
Gambar II.3
Tabel II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahap Inception merupakan tahap awal dimana penelitian dimulai, langkah-langkah atau aktivitas pada tahapan ini diantaranya: (1) analisis, aktivitas analisis dilakukan

Pada dasarnya tujuan pemerintah menetapkan peraturan tersebut yaitu salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam pengelolaan zakat yaitu dengan dibentuknya lembaga

Pada Tugas Akhir ini karya yang dianggap berhasil merepresentasikan hobi sebagai representasi gaya hidup secara keseluruhan adalah karya “ Writing on New Media”

• Set validasi: 10 sampel independen yang terdiri dari campuran lemak babi dengan minyak goreng sawit dengan konsentrasi di dalam set kalibrasi. Parameter yang dilihat adalah nilai

Dengan pembuatan aplikasi psikotes pada mobile Android dapat digunakan untuk mengetahui minat dan bakat yang dimiliki anak.. Psikotes yang dilakukan meliputi

Plaxis adalah salah satu program aplikasi komputer yang menghitung konsolidasi dengan menggunakan teori konsolidasi Biot. Program ini melakukan perhitungan

Dari hasil perancangan, pengujian dan analisa pada penelitian “Implementasi Altivar 12 sebagai Metode Starting dengan Inverter, Pengendalian Kecepatan dan

Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kota di Provinsi Banten.. Berdasarkan uji F