• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 8 Bani Umayyah

N/A
N/A
Khaerun Umam

Academic year: 2022

Membagikan "Kelompok 8 Bani Umayyah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam Dosen Pengampu: Drs. H. Akhmad Zaeni, M.Ag.

Disusun Oleh :

1. Khaerun Umam 2121270

2. Ghina Karima Anjalina 2121259 3. Diah Ariibatul Ulum 2121260 4. Siti Amina Fimbay 2121303

KELAS C

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

▸ Baca selengkapnya: sebutkan dan jelaskan beberapa dewan atau departemen pada masa pemerintahan bani umayyah

(2)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH” yang telah kami susun semaksimal mungkin agar pembaca dapat mendapatkan pelajaran, informasi, dan manfaat yang bisa kita terapkan dalam bermasyarakat.

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan. Kami ucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Drs. H. Akhmad Zaeni, M.Ag.

selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat bagi kami sendiri maupun pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun pengetahuan kami dalam makalah ini. Oleh karena itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi lebih baiknya kinerja kami dalam kedepannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekalongan, 21 Oktober

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

(3)

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Makalah...1

C. Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Asal-usul Terbentuknya Pemerintahan Bani Umayyah...2

B. Khalifah Masa Dinasti Umayyah...2

C. Kemajuan Dan Sebab Kemajuan Kepemimpinan Bani Umayyah...3

D. Keruntuhan Dan Sebab Keruntuhan Kepemimpinan Bani Umayyah...6

BAB III PENUTUP...9

A. Simpulan...9

DAFTAR PUSTAKA...9

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bani umayyah adalah kekhalifahan islam pertama setelah masa khulafaur rasyidin yang memerintah dari 661-750 M di jazirah Arab yang berpusat di Damaskus, Syiria, serta dari 756- 1031 di Cordoba Andalusiana dan Spayol. Dinasti Umayyah berawal dari berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib, maka lahirlah kekuasaan Dinasti Umayyah. Pada masa periode Ali dan Khalifah sebelumnya, pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi.

Para khalifah dipilih melalui proses musyawarah. Ketika mereka menghadapi kesulitan- kesulitan, maka mereka mengambil kebijakan langsung melalui musyawarah dengan para pembesar yang lainya.

Hal ini jauh berbeda dengan masa sesudah khulafaur rasyidin atau masa dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya, yang di mulai pada masa Dinasti Umayyah. Dengan adanya perkembangan tersebut maka akan kita bahas pada makalah ini, untuk dapat memberi pengetahuan kepada kita bagaimana perkembangan peradaban islam yang berkembang setelah khulafaur rasydin, khususnya pada masa Dinasti Umayyah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Asal-usul Terbentuknya Pemerintahan Bani Umayyah 2. Siapa Sajakah Khilafah Pada Masa Dinasti Umayyah

3. Bagaimana Kemajuan Dan Sebab Kemajuan Kepemimpinan Bani Umayyah 4. Bagaimana Keruntuhan Dan Sebab Keruntuhan Kepemimpinan Bani Umayyah C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Asal-usul Terbentuknya Pemerintahan Bani Umayyah 2. Untuk mengetahui Khilafah Pada Masa Dinasti Umayyah

3. Untuk mengetahui Kemajuan Dan Sebab Kemajuan Kepemimpinan Bani Umayyah 4. Untuk mengetahui Keruntuhan Dan Sebab Keruntuhan Kepemimpinan Bani Umayyah

(5)

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Asal-usul Terbentuknya Pemerintahan Bani Umayyah

Muawiyah adalah pendiri Dinasti Umayah, ia merupakan putra dari Abu Sufyan ibn Harb ibn Umayyah ibn Abdu Syam ibn Abdu Manaf. Sebagai keturunan dari Abdu Manaf, Muawiyah memiliki hubungan kerabat dengan nabi Muhammad SAW. Ia masuk islam pada hari penaklukan kota Makkah( Fathul Makkah ) dengan penduduk lainya. Ketika itu Muawiyyah berusia 23 Tahun.1

Dinasti Umayyah berkuasa selama 91 tahun ( 41-132 H / 661-750 ). Dengan 14 orang khalifah yang dimulai dengan Umayyah ibn Abu Sufyan dan di akhiri oleh Marwan bin Muhammad. Pada awalnya pemerintahan Bani Umayyah bersifat demokrasi lalu berubah menjadi feodal atau kerajaan. Pusat pemerintahanya berpusat di Damaskus, hal ini di maksudkan agar lebih mudah dalam memerintah, karena Muawiyyah sudah begitu lama memegang kekuasaan di wilayah tersebut serta ekspansi teritorial sudah begitu luas.2

Muawiyah dalam kepemimpinanya lebih banyak mengadopsi sistem kerajaan Persia dan Romawi, cenderung otoriter, dan keputusanya ada pada pemimpin (khalifah). Menjelang hari hayatnya, ia menujuk anaknya yang bernama Yazid, untuk menjadi penggantinya. Dan ia meminta seluruh rakyat untuk mengikuti dan menaatinya. Demikian pula pada tahap selanjutnya setiap pergantian kekuasaan dilakukan secara turun-temurun.3

B. Khalifah bani Umayyah

Dinasti Umayyah dijabat empat belas orang khalifah, yaitu : 1. Muawiyah (I) bin Abi Sufyan (41-60 H/661-680 M) 2. Yazid (II) bin Muawiyah (60-64 H/680-683 M) 3. Muawiyah (II) bin Yazid (64 H/683-684 M) 4. Marwan (I) bin Al-Hikam (64-65 H/684-685 M) 5. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M) 6. Al-Walid (I) bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M) 7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-717 H)

1 Prof.DR.H. Samsul Nizar, M.Ag. Sejarah Pendidikan Islam. Prenada Media Group, Jakarta, 2009, hlm. 56

2 Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Pustaka Al-Husna, Jakarta, 1982, hlm 30-31.

3 Drs. Mahrus As’ad, Sejarah Kebudayaan Islam, Erlangga, 2009, hlm 62.

(6)

8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 H)

9. Yazid (II) bin Abdul Malik (101-105 M/720-724 M) 10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M)

11. Al-Walid (II) bin Yazid bin Abdul Malik (125-126 H/743-744 M) 12. Yazid (III) bin Al-Walid bin Abdul Malik (126 H/744 M)

13. Ibrahim bin Al-Walid bin Abdul Malik (127 H/744-745 M)

14. Marwan (II) bin Muhammad bin Marwan (127-132 H/745-750 M)4 C. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dibidang ilmu pengetahuan

Dalam kepemimpinannya, Dinasti Umayyah mencapai banyak gemilangan diantaranya:

1) Perluasan Wilayah

Pada kekuasaan Bani Umayyah Islam semakin melebarkan sayapnya sehingga wilayah kekuasaan Islam mapu menjangkau wilayah Spanyol, seluruh wilayah Jazirah Arab, Syiria, Palestina, Afrika Utara, sebagian daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India dan negeri- negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztari yang termasuk Soviet Rusia.5

2) Bidang Politik (Tata Pemerintahan)

Dalam bidang ini, selain megangkat Majelis Penasihat Bani Umayyahjuga membentuk beberapa sekretaris yang terdiri dari:

a) Katib Ar-Rasail, yang bertugas mengelolaadministrasi dan suratmenyurat dengan para pembesar setempat.

b) Katib Al-Kharraj, bertugas mencatatpemasukan dan pengeluaran negara.

c) Katib Al-Jundi, bertugas mengatursemua hal yang berkaitan dengan ketentaraan.

d) Katib Asy-Syurtah, bertugas menguruskeamanan dan ketertiban umum.

e) Katib Al-Qudat, betugas dalam system pengadilan dan hakim.

3) Bidang Kemiliteran

4 Prof. Dr. Abdurrasyid Muhammad Abdul Lathif, “Bangkit Dan Runtuhnya Bani Umayyah”, (Jakarta Timur; Al- Kautsar; 2008), hlm 136.

5 Abrari Syauqi, Ahmad Kastalani, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yoyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hal.. 37-38.

(7)

Membentuk organisai kemiliteran yang terdiri dari angkatan laut (AlBahriyah) dan angkatan kepolisian (As-Syurtah).6

4) Bidang Ekonomi

Perkembangan di bidang perdagangan dan ekonomi,serta pengelolaan pendapatan negara yang diatur dengan baik membawa masyarakatnya pada tingkat kemakmuran.Tercatat dalam setahun hasil penerimaan pajak di wilayah Syam saja mencapai 1.730.000 dinar emas. 7

5) Bidang Kesehatan

Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya maka Dinasti Umayyah mendirikan rumah sakit yang bukan brfungsi sebagai tempat pengobatan saja akan tetapi juga menjadi tempat mendidik tenagatenaga keperawatan serta sebagai pusat penelitian dalam bidang kedokteran.8

6) Bidang Sosial Budaya

Keterbukaan interaksi sosial antara kaum Muslim dengan negeri taklukannya menghasilkan perpaduan budaya baru, baik di bidang seni dan ilmu pengetahuan.Seperti dalam bidang seni bangunan(arsitektur), menoreh pencapaian gemilangseperti Dome of the Rock (Qubah AshShakhra) di Yerusalem.Dalam seni sastra mendapat perhatian yang meningkat sehingga melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Al-Akhtal, Farazdag,Jurair, dan lain-lain.9

7) Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan), terdapat beberapa kemajuan yang diraih pada masa Bani Umayyah dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan, diantaranya sebagai berikut:10

a) Pengembangan bahasa Arab.

b) Marbad sebagai kota pusat kegiatan ilmu.

c) Ilmu qira’at.

d) Ilmu tafsir.

e) Ilmu hadist.

6 31Muhammad Infithar Al Ahqaf, Pemikiran Dan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah,(UIN Antasari Banjarmasin: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2020), hal. 7.

7 32Muhammad Infithar Al Ahqaf, Pemikiran Dan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah,(UIN Antasari Banjarmasin, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2020), hal. 7.

8 Zainal Azman, Pendidikan Pada Zaman Bani Umayyah, vol. XI, no. 02, (El-Ghiroh, 2016), hal. 79.

9 Samsul Munir Amin, 2018, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah), hal. 132.

10 Ibid, hal. 133-135.

(8)

f) Ilmu Fiqh.

g) Ilmu Nahwu.

h) Ilmu Jughrafi i) Tarikh.

j) Usaha Penerjemahan.

Diantara ilmu pengetahuan lain selain ilmu keagamaan juga dikembangkan seperti ilmu pengobatan, ilmu hisab dan sebagainya. Mereka mengkhususkan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Latin yang berkembang dari Yunani diterjemahkan ke bahasa Arab.11

Adapun lembaga pendidikan yang digunakan pada masa Bani Umayyah sudah mengalami perkembangan selain Masjid dan Kuttab juga terdapat Majelis Sastra, perpustakaan, pendidikan Istana (diperuntukkan khusus para pejabat), pendidikan Badi’ah (tempat belajat bahasa Arab fasih dan murni), dan madrasah-madrasah.12 Dan pada masa Pemerintahan Walid bin Abdul Malik (707-714 M) didirikanlah Masjid terbesar yaitu Masjid Zaitunnah di Tunisia yang dianggap sebagai Universitas tertua hingga sekarang.13

8) Ilmuwan-ilmuwan Muslim

Para ilmuan Muslim pada masa dinasti Umayyah banyak bermunculan bukan hanya dengan karya mereka dalam keilmuan agama tetapi juga banyak karya pemikiran mereka dalam keilmuan sains. Berikut beberapa ilmuwan diantanya:14

a) Ilmuan dalam Pengetahuan Agama

a. Ilmu Fiqh seperti Imam Hanafi dengan kitabnya Al-Faraid, As-Syurut, Al-Fiqhul Akbar. Dan Imam Malik dengan kitabnya yang sangat terkenal yaitu Al-Muwatta’.

b. Bidang Tasawuf seperti Hasan Al-Basri dengan ajarannya Al-Khauf wal Raja’. Rabi’ah Al- Adawiyah dengan knsep Mahabbbahnya.

c. Ilmu Hadits, para tabi’in yang ikut mengembangkan Hadits antara lain

Abu Qatadah, Muhammad Sirin, Asy-Sya’ibi, A-Nakhari, Abu Khair Marsyad, Yazid bin Habib, Thawus bin kaisan al-Yamani, dan Ibn Munabbbin.

11 Ahmad Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam Paradigma Teks, Reflektif, dan Filosofis,(Surabaya: CV. Indo Pramaha, 2012), hal. 88.

12 Zainal Azman, Pendidikan Pada Zaman Bani Umayyah, vol. XI, no. 02, (El-Ghiroh, 2016), hal. 75-80.

13 38Muchlis, Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah (41-132 H/661-750 M),vol. 5, no. 1, (Tsaqofah &

Tarikh: Jurnal Kebudayaan Sejarah Islam), hal. 48.

14 https://id.scribd.com/document/393999794/Cendekiawan-Islam-Pada-Zaman-Bani-Umayyah

(9)

d. Ilmu Tafsir seperti Abdulla bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin Jabir, Al-Asmi, dan Mujahid.

b) Ilmuan dalam Pengetahuan Sains

a. Ilmu Kimia dan Fisika, Abu Al-Qasim Abbas bin Farnas mengembangan Ilmu Kimia murni dan terapan yang merrupakan dasar dari Ilmu Farmasi yangberkiatan dengan Ilmu Kedokteran.

b. Ilmu Kedokteran, Abu Al-Qasim Az-Zahrawi dengan karyanya AlTa’rif li Man ‘Ajaza ‘an Al-Ta’lif yang menjadi rujukan di universitas universitas terkemuka di Eropa. Beliau terkenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu penyakit telinga, serta peloporilmu penyakit kulit.

c. Bidang Sejarah, Abu Marwan Abdul Malik bin Habib dengan karyanya yang berjudul Al- Tarikh. Dan Abu Bakar Muhammad bin Umar atau disebut dengan Ibn Quthiyah dengan bukunya yang berjudul Tarikh Iftitah Al-Andalus.

d. Bahasa dan Sastra, Ali Al-Qali dengan karyanya Al-Amali dan AlNawadir. Abu Bakar Muhammad bin Umar dengan bukunya yang berjudul Al-Af’al dan fa’alta wa Af’alat. Abu Amr Ahmad bin Abd Rabbih dengan karya prosanya Al-Aqd Al-Farid. Abu Amir Abdullah bin Syuhaid dengan prosanya Ar-Risalah Al-Wabi’ wa Al-Zawabig, dan Kasyf al-Dakk wa Aear Al- Syak, serta Hanut ‘Athar.

e. Penemuan dalam bidang Matematika, penemu angka nol yang memiliki banyak karya besar dalam matetika, astronomi, geografi, kartografi, teori aljabar, trigonometri dia adalah Al- Khawarizmi atau di Barat lebih dikenal dengan Algorisme.

f. Penemuan dalam bidang Biologi, Ibn Al-Haitam yang menemukan berbagai data penting mengenai cahaya, sehingga dengan hasil temuannyalah ilmuan Barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler berhasil menciptakan mikroskop dan teleskop. Percobaannya dalam kaca yang dibakar berhasil menemukan teori lensa pembesar.Selain penemuan tersebut, ia juga berhasil menemukan tentang teori optik dimana dalam temuan ini menjadi salah satu rujukan penring dalam pemgembangan sains Barat.15

D. Masa Keruntuhan dan Kehancuran Dinasti Umayyah

Tak ada gading yang tak retak". Peribahasa ini bisa dialamatkan pada kekhalifahan Bani Umayyah. Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Berbagai persoalan dan pemberontakan muncul akibat ketidakpuasan terhadap kepemimpinan khalifah saat itu. Bahkan, perpecahan ini menjadi salah satu faktor runtuhnya Dinasti Umayyah.

Berikut beberapa faktor penyebab runtuhnya Dinasti Umayyah:

15Imam Amrusi Jailani, Kontribusi Ilmuan Muslim Dalam Perkembangan Sains Modern, vol. 29, no. 1, (UIN Sunan Ampel Surabaya: Jurnal Theologia, 2018), hal. 170-171.

(10)

Pergantian khalifah mengalami penyelewengan dari sistem musyawarah Islam sebelumnya yang diganti dengan sistem monarki atau kerajaan, yaitu pergantian kekuasaan melalui garis keturunan yang menyebabkan persaingan tidak sehat dalam memperebutkan tampuk pemerintahan.

Latar belakang terbentuknya Dinasti Umayyah tidak terlepas dari konflik-konflik politik yang terjadi pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Adanya pertentangan antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb). Sebagian besar golongan mawali (non-Arab) terutama di Irak tidak setuju dengan status mawali yang menggambarkan suatu inferioritas (rasa rendah diri).

Mu'awiyah mengingkari perjanjian Madain dengan Hasan bin Ali. Ketika Mu'awiyah naik tahta, disebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Mu'awiyah diserahkan kepada pemilihan umat Islam. Akan tetapi, ia menyerahkan kepemimpinan kepada putranya, Yazid.

Pengangkatan putra mahkota lebih dari satu.

Pemerintahan yang korup, boros, dan bermewah-mewah di kalangan istana.

 Memecat dan mengganti orang-orang dalam jabatannya de ngan orang-orang yang disukai padahal penggantinya bukan orang yang ahli di bidangnya.

Kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan agama sehingga menimbulkan pergolakan.

Munculnya kekuasaan baru yang dipelopori oleh Abbas bin Abdul Muthalib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, Syi'ah, dan mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah (kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Dinasti Abbasiyah).16

Ketika Mu'awiyah bin Abu Sufyan menyerahkan tampuk kekua saan kepada putranya, Yazid bin Mu'awiyah, muncul gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan. Saat itu, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Yazid bin Mu'awiyah kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husain bin Ali dan Abdullah bin Zubair Ibnul Awwam. Bersamaan dengan itu, kaum Syi'ah (pengikut Abdullah bin Saba' al-Yahudi) melakukan konsolidasi (penggabungan) kekuatan kembali, dan menghasut Husain bin Ali melakukan perlawanan. Peristiwa inilah yang menyebabkan Husain bin Ali terbunuh dalam pertempuran di Karbala.

Sejak saat itu, kelompok Syi'ah terus melakukan perlawanan dengan lebih gigih, di antaranya yang dipimpin oleh al-Mukhtar di Kufah pada 685-687 M. Al-Mukhtar (yang kemudian mengaku sebagai nabi) mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum mawali (umat Islam non-Arab yang berasal dari Persia, Armenia, dan lain-lain) yang dianggap sebagai warga negara kelas dua. Na mun, perlawanan al-Mukhtar berhasil ditumpas oleh Abdullah bin Zubair yang menyatakan dirinya secara terbuka sebagai khalifah setelah Husain bin Ali terbunuh.

Namun, Abdullah bin Zubair juga tidak berhasil menghentikan gerakan Syi'ah secara keseluruhan. Selain itu masih banyak gerakan-gerakan oposisi lainnya yang dapat diredakan.

Hubungan pemerintah Dinasti Umayyah dengan kaum penen tang (oposisi) membaik pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, ia berhasil membina hubungan baik dengan kaum Syi'ah. Ia juga memberi kebebasan beragama

16 Abdul Syukur al-Azizi “Sejarah Terlengkap Peradulam Island Abdul Syukur” al-Azizi-crt. 1-(Yogyakarta;

Noktah, 2017), hlm 169.

(11)

dan beribadah sesuai kepercayaan yang diyakini masing-masing orang. Sebagaimana dibahas sebelumnya, pajak diperingan dan kedudukan mawali disejajarkan dengan mus lim Arab.17 Sepeninggal Umar bin Abdul Aziz, khalifah selanjutnya, yaitu Yazid bin Abdul Malik yang sangat menyukai kemewahan, kurang memperhatikan kehidupan rakyat sehingga masyarakat menyatakan konfrontasi yang berlanjut hingga pemerintahan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M). Bahkan, pada masa inilah muncul kekuatan baru dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali yang kelak mampu menggulingkan Dinasti Umayyah dan menggantinya dengan dinasti baru, yaitu Dinasti Abbasiyah.

BAB III

17 Abdul Syukur al-Azizi “Sejarah Terlengkap Peradulam Island Abdul Syukur”, al-Azizi-crt. 1-(Yogyakarta;

Noktah, 2017), hlm 170 & 171.

(12)

PENUTUP A. Simpulan

Muawiyah adalah pendiri Dinasti Umayah, ia merupakan putra dari Abu Sufyan ibn Harb ibn Umayyah ibn Abdu Syam ibn Abdu Manaf. Sebagai keturunan dari Abdu Manaf, Muawiyah memiliki hubungan kerabat dengan nabi Muhammad SAW. Ia masuk islam pada hari penaklukan kota Makkah( Fathul Makkah ) dengan penduduk lainya. Ketika itu Muawiyyah berusia 23 Tahun.

Dinasti Umayyah berkuasa selama 91 tahun ( 41-132 H / 661-750 ). Dengan 14 orang khalifah yang dimulai dengan Umayyah ibn Abu Sufyan dan di akhiri oleh Marwan bin Muhammad. Muawiyah dalam kepemimpinanya lebih banyak mengadopsi sistem kerajaan Persia dan Romawi, cenderung otoriter, dan keputusanya ada pada pemimpin (khalifah).

Menjelang hari hayatnya, ia menujuk anaknya yang bernama Yazid, untuk menjadi penggantinya. Dan ia meminta seluruh rakyat untuk mengikuti dan menaatinya. Demikian pula pada tahap selanjutnya setiap pergantian kekuasaan dilakukan secara turun-temurun.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syukur al-Azizi. 2017. “Sejarah Terlengkap Peradulam Island Abdul Syukur”.Yogyakarta; Noktah.

Syauqi, Abrari. Ahmad Kastalani, dkk. 2016. “Sejarah Peradaban Islam”. Yoyakarta: Aswaja Pressindo.

Ahmad Syalabi. 1982. “Sejarah dan Kebudayaan Islam 2”. Pustaka Al-Husna;Jakarta.

Ahmad Zakki Fuad. 2012.Sejarah Peradaban Islam Paradigma Teks, Reflektif, dan Filosofis, (Surabaya: CV. Indo Pramaha).

Drs. Mahrus As’ad.2009. “Sejarah Kebudayaan Islam”. Erlangga.

https://id.scribd.com/document/393999794/Cendekiawan-Islam-Pada-Zaman-Bani-Umayyah Ibid. hal. 133-135.

Imam Amrusi Jailani. 2018. “Kontribusi Ilmuan Muslim Dalam Perkembangan Sains Modern”.

vol. 29, no. 1, (UIN Sunan Ampel Surabaya: Jurnal Theologia).

Muchlis. “Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah”.vol. 5, no. 1, (Tsaqofah &

Tarikh: Jurnal Kebudayaan Sejarah Islam).

Muhammad Infithar Al Ahqaf. “Pemikiran Dan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah”.

(UIN Antasari Banjarmasin: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2020), hal. 7.

Prof. Dr. Abdurrasyid Muhammad Abdul Lathif. 2008 “Bangkit Dan Runtuhnya Bani Umayyah”. (Jakarta Timur; Al-Kautsar).

(13)

Prof. DR.H. Samsul Nizar, M.Ag.. 2009. “Sejarah Pendidikan Islam”. Prenada Media Group;

Jakarta.

Samsul Munir Amin. 2018. “Sejarah Peradaban Islam”. (Jakarta: Amzah), hal. 132.

Zainal Azman. 2016. “Pendidikan Pada Zaman Bani Umayyah”. vol. XI, no. 02, (El-Ghiroh).

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh perbedaan jerapan debu dan partikel timbal oleh daun berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan kegitan Rumah Pintar Pijoengan. 2) Mendeskripsikan kegiatan bimbingan belajar anak di Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Leng dan Ding (2011), mereka menemukan adanya hubungan positif antara ukuran dewan dengan pengungkapan

• Kalimat tersebut di atas bukan merupakan pernyataan, sebab tidak dapat ditentukan nilai kebenaran dari

(ASIA) scale , berdasarkan tipe dan lokasi lesi atau trauma. Tujuan penatalaksanaan pada kasus cedera medula spinalis adalah untuk menjaga sel yang masih hidup agar terhindar dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Aktivitas spin doctor menjelang pemilihan Gubernur 2018 di Provinsi Sulawesi Selatan, 2) Strategi spin doctor

Dalam perkuliahan ini dibahas konsep dasar bina diri, lingkup materi bina diri, konsep dasar bina gerak, lingkup materi bina gerak, asesmen gerak,

Pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang akan di terapkan, siswa diajak lebih aktif dalam memahami suatu materi pelajaran dengan cara berkelompok khususnya pelajaran seni