• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL), NET INTEREST MARGIN (NIM) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL), NET INTEREST MARGIN (NIM) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DHIAN ANDANARINI MINAR SAVITRI STIE Totalwin Semarang

ABSTRACT

The performance of the company's management expects higher earnings changes and flexibility of company’s operation activities. Estimates of future earnings changes can be made by analyzing financial statements. In banking, an increase in profits can be used by management to improve or strengthen its capital structure to withstand such profits. So the opportunity was the chance of funding that require substantial funds can be readily handled by the bank.

Samples of this study was taken in the 42 banks that Divided into 26 foreign exchange banks and 16 non bank foreign exchange with purposive sampling methods. The data analyzed by multiple regression tests which previously performed test of normality, the assumption of classical test irregularities (multicollinearity, autocorrelation and heteroscedasticity), hypothesis testing (t and F) and test of coefficient determinations.

The results obtained non-performing loans (NPLs) and loan to deposit ratio (LDR) was not shown significant negative effects and changes on foreign exchange earnings in the banking system and the Non-Foreign Exchange. Net interest margin (NIM) was not shown significant positive effects on earnings of changes in Foreign Exchange and Non-bank Foreign Exchange.

Keywords : Changes in Income, non-performing loans (NPL), Net interest margin (NIM) and loan to deposit ratio (LDR)

PENDAHULUAN

Perbankan merupakan salah satu unsur penting dalam menopang keberhasilan pembangunan (Dewi dan Juniati, 2003). Keterlibatan sektor moneter dan perbankan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Dahlan Siamat, 2001). UU No. 10 Tahun 1998 (revisi UU No. 14 Tahun 1992) menyatakan bahwa yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat.

Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan prinsip kehati – hatian (Hasibuan, 2006). Prinsip kehati – hatian dalam kebijakan perbankan merupakan kunci sukses bagi bisnis perbankan saat ini.

Bank dalam menjalankan aktivitas bisnisnya memerlukan dukungan informasi yang cepat dan berkesinambungan agar

perusahaan dapat memperoleh keuntungan atau terhindar dari kerugian. Informasi internal perusahaan mengenai kondisi keuangan perusahan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Garrison (1988) menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah membantu para pemakai potensial laporan keuangan untuk memprediksi masa depan melalui perbandingan, evaluasi dan analisa.

Informasi yang dimuat dalam laporan keuangan bank yang disusun secara transparan dan memenuhi norma-norma yang berlaku tentunya akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi para pengelola bank dalam proses pengambilan keputusan tetapi juga masyarakat pengguna jasa bank. Selain itu, bagi Bank Indonesia sebagai pengelola kebijakan publik di bidang perbankan, laporan-laporan yang disampaikan oleh bank merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan bank (Dewi dan Juniati, 2003).

MARGIN (NIM) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI

INDONESIA TAHUN 2006-2010

(2)

Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja manajemen (Sarifudin, 2005). Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya.

Secara umum, kinerja perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemen dalam memperoleh laba (SFAC No. 1). Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba dan atau berusaha untuk dapat meningkatkan labanya. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena bermanfaat untuk kelangsungan hidup perusahaan. Laba juga merupakan salah satu unsur dari laporan keuangan yang lebih diperhitungkan oleh investor.

Hal ini disebabkan karena investor pada prinsipnya lebih berkepentingan dengan keuntungan saat ini dan masa yang akan datang, stabilitas keuntungan tersebut dan hubungan dengan keuntungan perusahaan-perusahaan lainnya (Husnan, 1996). Selain itu perubahan laba juga digunakan sebagai parameter penilaian kinerja manajemen oleh pemilik perusahaan.

Upaya bank dalam menjalankan aktivitas bisnisnya memerlukan dukungan informasi yang cepat dan berkesinambungan agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan atau terhindar dari kerugian. Informasi internal perusahaan mengenai kondisi keuangan perusahan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Garrison (1988) menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah membantu para pemakai laporan keuangan untuk memprediksi masa depan melalui perbandingan, evaluasi dan analisis.

Informasi yang dimuat dalam laporan keuangan bank yang disusun secara transparan dan memenuhi norma-norma yang berlaku tentunya akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi para pengelola bank dalam proses pengambilan keputusan tetapi juga masyarakat pengguna jasa bank. Selain itu, bagi Bank Indonesia sebagai pengelola kebijakan publik di bidang perbankan, laporan-laporan yang disampaikan oleh bank merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam

melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan bank (Dewi dan Juniati, 2003).

Stake holders pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen (Sarifudin, 2005). Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya.

Secara umum, kinerja perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemen dalam memperoleh laba. Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba dan atau berusaha untuk dapat meningkatkan labanya. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena bermanfaat untuk kelangsungan hidup perusahaan. Laba juga merupakan salah satu unsur dari laporan keuangan yang lebih diperhitungkan oleh investor. Hal ini disebabkan karena investor pada prinsipnya lebih berkepentingan dengan keuntungan saat ini dan masa yang akan datang, stabilitas keuntungan tersebut dan hubungan dengan keuntungan perusahaan-perusahaan lainnya (Husnan, 1996). Selain itu perubahan laba juga digunakan sebagai parameter penilaian kinerja manajemen oleh pemilik perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dari pengambil keputusan ekonomi.

Kinerja perusahaan dari sisi manajemen mengharapkan perubahan laba yang tinggi karena semakin tinggi perubahan laba maka semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan (Sarifudin, 2005).

Perubahan laba yang terus meningkat atau dengan kata lain perubahan laba yang tinggi berdampak pada aktivitas operasional bank karena mampu memperkuat modal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan karena salah satu fungsi laba bank adalah menjamin kontinuitas berdirinya bank (Hasibuan, 2006).

Hal lain yang terkait dengan perolehan laba yang sesuai dengan harapan pemilik, perusahaan dapat mengembangkan (ekspansi) usaha sehingga keuntungan menjadi berlipat. Hal lain yang terkait laba adalah perusahaan dapat mensejahterakan pemegang saham melalui pemberian deviden. Sehingga dengan tercapainya

(3)

kesejahteraan pemegang saham melalui deviden dapat menarik investor untuk masuk dan bergabung dalam kepemilikan saham.

Peningkatan perubahan laba di dalam perusahaan sangat diharapkan dalam setiap periodenya. Perkiraan perubahan laba yang akan dicapai perusahaan untuk periode mendatang sangat dibutuhkan. Perkiraan terhadap perubahan laba mendatang dapat dilakukan dengan melakukan analisis laporan keuangan. Informasi laporan keuangan tahun ini dan tahun lalu berguna untuk memprediksi perubahan laba tahun depan (Penman, 1992). Pada perbankan, peningkatan laba dapat digunakan oleh manajemen untuk meningkatkan usahanya atau memperkokoh struktur permodalan dengan menahan laba tersebut. Sehingga kesempatan – kesempatan pendanaan yang membutuhkan dana yang besar dapat segera ditangani oleh bank tersebut. Hal lain terkait peningkatan laba perbankan dapat memprediksi kemampuan untuk tahun- tahun mendatang terkait investasi yang akan dilakukan untuk mengembangkan usahanya (Sudarini, 2005).

Analisis laporan keuangan dalam hal ini rasio keuangan sangat bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan (Hartono dan Zainuddin 1999). Bagi pihak manajemen, rasio keuangan dapat dijadikan alat untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang dan beberapa kebijakan lain seperti kebijakan permodalan, ekspansi, dan lain-lain (Usman, 2003). Sedangkan bagi investor dapat membantu untuk mengambil keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan.

Kredit bermasalah (non performing loan) mencerminkan risiko kredit yang harus ditanggung oleh perbankan, semakin kecil non performing loan semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank, demikian sebaliknya. NPL menunjukkan rasio pinjaman yang bermasalah terhadap total pinjamannya.

Semakin tinggi NPL mengakibatkan semakin tinggi kredit macet bank sehingga dana bank menjadi iddle money dan

berpotensi menurunkan perubahan laba (Muljono,1999).

Kredit bermasalah yang dimiliki oleh perbankan sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh. Semakin tinggi non performing loan menunjukkan bahwa kredit bermasalah yang ditanggung oleh bank semakin tinggi, sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba. Hasil penelitian dari Wijaya (2007) menunjukkan bahwa non performing loan berpengaruh negatif terhadap perubahan laba perbankan, hasil penelitian ini kontradiktif dengan penelitian Sudarini (2005) bahwa non performing loan tidak terbukti berpengaruh terhadap perubahan laba.

NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit. Muljono (1999) menyatakan bahwa bank merupakan lembaga pemberi kredit, maka dalam aktivitasnya sangat berkaitan dengan sifat kredit, pengaturan tata cara dan prosedur pemberian kredit, analisis kredit, penetapan plafon kredit dan pengamanan kredit.

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk mendapatkan hasil yang tinggi, dan tujuan yang lain adalah keamanan bank sehingga bank tetap dipercaya oleh masyarakat, hal tersebut berdampak pada meningkatnya perubahan laba (Muljono, 1999)

Penelitian Sudarini (2005) mengenai penggunaan rasio keuangan dalam memprediksi laba masa yang akan datang pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa net interest margin memiliki pengaruh positif terhadap perubahan laba. Zainuddin dan Hartono (1999) melakukan penelitian mengenai manfaat rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan net interest margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas dalam perbankan yang sering digunakan adalah : cash ratio, reserve requirement, loan to

(4)

deposit ratio, loan to asset ratio dan rasio kewajiban bersih call money. Likuiditas bank dinilai dengan rasio antara kredit yang diberikan terhadap dana yang tersimpan dari pihak ketiga (loan to deposit ratio) (Dendawijaya, 2005).

Hasil penelitian dari Wijaya (2007) menunjukkan bahwa perubahan loan to deposit ratio berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Rasio loan to deposit ratio mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Sarifudin (2005) menunjukkan hasil bahwa perubahan loan to deposit ratio tidak terbukti berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hasil lain ditunjukkan oleh Pahlevie (2009) bahwa variabel loan to deposit ratio mempnyai pengaruh yang negatif signifikan terhadap perubahan laba.

Persaingan bisnis dalam dunia perbankan yang semakin ketat menuntut bank untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat memperoleh laba. Bank dalam usaha untuk meningkatkan kinerjanya memerlukan informasi baik secara internal maupun eksternal. Salah satu cara yang dapat digunakan dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan kebijakan bisnis termasuk dalam perusahaan perbankan dalam hal ini adalah Bank Devisa dan Non Devisa.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah perkembangan perubahan laba pada kelompok bank devisa dan non devisa sangat kontradiktif dibandingkan dengan bank lainnya. Pada kelompok bank non devisa lebih berfluktuatif yaitu pada tahun 2007 mempunyai laba tertinggi dan pada tahun 2009 mempunyai perkembangan laba terendah. Hal ini berbeda dengan kelompok bank devisa yang lebih stabil

Hasil penelitian Sudarini (2005) menunjukkan bahwa net interest margin memiliki pengaruh positif terhadap perubahan laba. Hasil penelitan Zainuddin dan Hartono (1999) menunjukkan hasil bahwa net interest margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Hasil penelitian Wijaya (2007) menunjukkan bahwa loan to deposit ratio (LDR)

berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hasil ini didukung oleh Tumirin (2004) pada kasus manufaktur yang memberikan hasil bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sudarini (2005) yang menunjukkan hasil bahwa loan to deposit ratio (LDR) tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Hasil penelitan terdahulu yang berbeda – beda menunjukkan adanya research gap mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Hal ini mengakibatkan pemahaman mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba memerlukan justifikasi lebih mendalam. Research problem dalam penelitian ini adalah perubahan laba masih belum bisa diprediksi oleh rasio keuangan yang ada.

TELAAH PUSTAKA DAN

PENGEMBANGAN MODEL Laba

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disebutkan bahwa laba atau penghasilan bersih seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan beban (Kuncoro, 2002).

Laba hanya salah satu jenis informasi akuntansi yang memiliki keterbatasan untuk mengungkapkan informasi yang dibutuhkan investor. Apa yang perlu diperhitungkan untuk menghasilkan laba, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dari pengujian laba itu sendiri. Tujuan utama penyajian laba adalah untuk menyediakan informasi bagi mereka yang berkepentingan dengan laporan keuangan.

Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts ) no.5, tujuan penyajian laba yang lebih spesifik meliputi :

a. Penggunaan laba sebagai pengukur efisiensi manajemen.

b. Penggunaan laba histories untuk membantu dalam memprediksi perilaku

(5)

perusahaan di masa yang akan datang atau memprediksi dividen yang akan dibagikan.

c. Penggunaan sebagai alat bantu untuk pengambil keputusan manajemen.

Non Performing Loan

Merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko kegagalan pengembangan kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). Non performing loan mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank.

Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit (Ali, 2004).

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). Irmayanto (2001), semakin banyak dana/uang terkumpul dari masyarakat pada suatu bank, maka bank tersebut memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk menyalurkan kembali kepada masyarakat dana tersebut.

Penilaian aspek kredit bermasalah suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa kredit yang telah salurkan kepada debitur mengalami gangguan pada pengembalian.

Terdapat tiga kategori kredit bermasalah, yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. (Mulyono, 1990).

Semakin besar non performing loan yang ditanggung bank menunjukkan bahwa kinerja bank dalam penyaluran kredit terjadi masalah, yang berdampak pada penurunan laba yang diperoleh bank (Wijaya, 2007).

Menurut penelitian yang dilakukan Wijaya (2007) menunjukkan bahwa non

performing loan (NPL) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perubahan laba, yaitu tingginya non performing loan (NPL) mempunyai pengaruh terhadap penurunan perubahan laba perbankan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis 1 (H1) : Terdapat pengaruh negatif non performing loan (NPL) terhadap perubahan laba Net Interest Margin (NIM)

Net interest margin (NIM) yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit). pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan.

Net interest margin (NIM) suatu bank dikatakan sehat apabila mempunyai rasio diatas 2 % (Muljono, 1999). Sumber dana bank terdiri dari 3 jenis yaitu :

a. Dana dari pihak 1 (modal sendiri), yaitu dana yang bersumber dari modal yang disetor dari para pemilik bank itu sendiri

b. Dana pihak kedua (pinjaman dari bank – bank lain), yaitu dana yang diperoleh dari pihak ketiga yang berupa pinjaman dari pihak lain atau perbankan yang lainnya.

c. Dana dari pihak ketiga (dana dari masyarakat), yaitu dana yang diperoleh masyarakat berupa giro, tabungan dan diposito.

Untuk mendapatkan rasio Net interest margin (NIM) yang meningkat, perlu menekan biaya dana. Biaya dana adalah biaya bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing – masing sumber dan bank yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh bank akan menentukan berapa persen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikannya kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank.

Terdapat 5 unsur yang merupakan komponenn – komponen biaya yang pada akhirnya menentukan besarnya bunga kredit bank yaitu cost of loanable funds biaya dana setalah dikurangi ketentuan giro waib minimum (GWM), , overhead cost

(6)

(biaya tidak langsung, risk factor (risiko), spread (selisih bunga tabungan dan kredit) dan pajak. Kelima unsur tersebut, biaya dana yang dicakup dalam cost of loanable funds merupakan unsur biaya yang paling dominan.

Hal ini menunjukkan seberapa jauh bank dalam menekan biaya dananya akan memperbaiki peroleh Net interest margin (NIM) bagi bank. Oleh sebab itu penting sekali bagi bank untuk memantau secara akurat biaya dana (Masyud Ali, 2004). Net interest margin (NIM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dalam menggunakan aktiva produktif (Kusuno, 2003). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit (Sarifudin, 2005). Semakin meningkat rasio ini maka semakin meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).

Pada sektor perbankan ukuran efisiensi dapat diketahui dengan net interest margin. Net interest margin (NIM) merupakan rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit). pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. Net interest margin (NIM) suatu bank dikatakan sehat apabila mempunyai rasio diatas 2 % (Muljono, 1999).

Menurut Sudarini (2005) rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi atau tidak perbankan tersebut. atau melalui net interest margin (NIM) pendapatan bunga yang menjadi salah satu komponen penghasilan bank berhasil secara optimal atau tidak (Zainuddin dan Hartono, 1999).

Hasil penelitian dari Sudarini (2005) menunjukkan bahwa rasio net interest margin (NIM) mempunyai pengaruh yang positif terhadap perubahan laba. Semakin tinggi net interest margin (NIM) suatu bank, maka berarti semakin baik kinerja bank dari sudut pendapatan bunganya, yang

akan mempengaruhi perubahan laba yang diperoleh. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis 2 (H2) : Terdapat pengaruh positif signifikan net interest margin (NIM) terhadap perubahan laba

Loan to Deposit Ratio

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

Beberapa rasio likuiditas dalam perbankan yang sering digunakan adalah : cash ratio, reserve requirement, loan to deposit ratio, loan to asset ratio dan rasio kewajiban bersih call money (Dendawijaya, 2005).

Likuiditas merupakan faktor penting dalam kelancaran usaha suatu perusahaan, baik perusahaan dagang, industri maupun perbankan. Perusahaan perbankan sangat memperhatikan masalah likuiditas karena dasar kepercayaan masyarakat terhadap kekayaan dan kelancaran serta kemampuan usaha bank antara lain terletak pada kelancaran lalu lintas pembayaran dalam melayani masyarakat.

Rasio likuiditas bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah LDR (loan to deposit ratio) yaitu rasio perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap dana yang tersimpan dari pihak ketiga. Rasio ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2005).

Loan to deposit ratio (LDR) menunjukkan perbandingan antara volume kredit dibandingkan volume deposit yang dimiliki oleh bank (Muljono, 1999). LDR memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit (Dahlan Siamat, 2001).

Menurut Bank Indonesia, loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio perbandingan

(7)

antara jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana pihak ketiga.

Semakin rendah loan to deposit ratio (LDR) menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Loan to deposit ratio (LDR) yang rendah menunjukkan bank belum sepenuhnya mampu mengoptimalkan penggunaan dana masyarakat untuk melakukan ekspansi kredit (Widayani, 2005). Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio loan to deposit ratio (LDR) suatu bank adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio LDR suatu bank berada pada pada angka di bawah 80 % (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun

Sehingga bank kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba.

Rasio likuiditas mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba (Tumirin, 2004).

Pada perbank`an likuiditas diukur dengan loan to deposit ratio, yang merupakan indikasi dari kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Hasil penelitian dari Wijaya (2007) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara loan to deposit ratio terhadap perubahan laba. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis 3 (H3) : Terdapat pengaruh positif signifikan loan to deposit ratio (LDR) terhadap perubahan laba

Kerangka Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio dari kredit bermasalalah dalam kategori kredit yang macet Besarnya NPL dihitung sebagai berikut :

2. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam mendapatkan pendapatan bunga dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan. Rasio Net interest

margin (NIM) dapat dihitung sebagai berikut (Muljono, 1999)

x

100 %

3. LDR (loan to deposit ratio)

LDR adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank tersebut mampu membayar utang – utangnya dan membayar kembali kepada deposannya (pihak ketiga) serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan (Wahyuningsih dan Hadinugroho, 2004). LDR bank diukur dengan menggunakan :

Non Performing Loan (NPL)

Net Interest Margin (NIM)

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Perubahan Laba H1

H2

H3

(8)

4. Perubahan Laba

Variabel terikat (dependen) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel terikat pada penelitian ini adalah perubahan laba. Perubahan laba merupakan perubahan laba relatif yang terjadi pada tahun tertentu.

Perhitungan perubahan laba adalah sebagai berikut (Juliana dan Sulardi, 2003).

∆Yit =

n it

n it

Y Y

) (Yit

Dimana :

∆Yi : perubahan laba pada periode tertentu

Yit : laba perusahaan tertentu pada periode tertentu

Yit – t : laba perusahaan tertentu pada

periode sebelumnya Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 84 bank yang terbagi atas bank Devisa sebanyak 43 bank dan Bank Non Devisa sebanyak 32 bank pada periode tahun 2006 s/d tahun 2010.

Sampel adalah bagian populasi yang memiliki karakteristik hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. (Djarwanto dan Subagyo, 1998).

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling (Sugiyono, 2002), yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Berdasarkan teknik purposive sampling bank Devisa sebanyak 26 bank dan Non Devisa 16 bank, sehingga total sebanyak 42 bank

Sumber Data

Penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan keuangan periode 2006 sampai dengan tahun 2010 yang dipublikasikan di media cetak Indonesia (Info Bank) maupun di directory Bank

Indonesia. Periodisasi data penelitian yang mencakup data periode 2006 sampai dengan 2010 dipandang cukup mewakili kondisi bank Devisa dan Non Devisa di Indonesia pada saat itu.

Metode Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, data – data penelitian dapat diperoleh secara langsung pada obyek penelitian atau dikenal dengan data primer maupun diperoleh dari sumber lain yang tidak langsung pada obyek penelitian tersebut. Penelitian ini akan menggunakan sumber data historis. Data sekunder akan diambil dari laporan keuangan bank yang terdapat dalam Direktori Perbankan 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010. Data pendukung lainnya akan diperoleh dan dikumpulkan dari Bank Indonesia, Capital Market Directory, Majalah atau Jurnal, Majalah Info Bank dan sumber – sumber lain yang relevan.

Analisis Data

Metode analisis ini digunakan untuk mengungkap atau menguji serta melakukan estimasi dari data – data yang diperoleh dalam suatu permodelan. Alat analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh non performing loan (NPL) net interest margin (NIM) dan loan to deposit ratio (LDR) terhadap perubahan laba pada perbankan devisa dan non devisa.

Untuk memperkuat pengujian regresi berganda tersebut dilakukan uji normalitas serta uji penyimpangan asumsi klasik (multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas). Pengujian hipotesis menggunakan uji parsial (uji t) dan uji simultan (Uji F). Koefisien determinasi diperuntunkkan untuk mengetahui seberapa besar model atau variabel terikat (perubahan laba) mampu dijelaskan oleh variabel bebas (NPL, NIM dan LDR).

Hasil dan Pembahasan

Regresi Berganda Perbankan Devisa dan Non Devisa

Hasil analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. yaitu pengaruh antara NPL, NIM dan LDR terhadap perubahan laba pada perbankan yang Perbankan Devisa dan Non Devisa.

(9)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 31,652 – 1,680 NPL+ 4,098 NIM - 0,445 LDR

Pengaruh Non performing loan terhadap Perubahan laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa non performing loan Bank Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar -0,663 yang lebih besar dari - t tabel (- 1,960) serta nilai probabilitas (0,508) > α (0,05). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa non performing loan perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba atau semakin besar non performing loan maka semakin menurunkan perubahan laba pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia, namun pernyataan ini tidak akurat (tidak signifikan). Sehingga dapat diberikan kesimpulan bahwa hipotesis 1 tidak terbukti.

Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Perubahan laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa net interest margin (NIM) pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 1,780 yang kurang dari t tabel (1,960) serta nilai probabilitas (0,077) > α (0,05). Hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa net interest margin (NIM) perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba atau semakin besar rasio penghasilan bunga atas kredit yang diberikan maka semakin meningkatkan perubahan laba pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia, pernyataan ini tidak akurat. Sehingga dapat diberikan kesimpulan bahwa hipotesis 2 tidak terbukti.

Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Perubahan laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa loan to deposit ratio (LDR) perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai - t hitung sebesar -1,840 yang lebih besar dari - t tabel (- 1,960) serta nilai probabilitas (0,067) > α (0,05). Sehingga dapat dijelaskan bahwa loan to deposit ratio (LDR) perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba atau semakin besar rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak yang diterima maka semakin meningkat pula perubahan laba pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia, namun pernyataan ini kurang signifikan. Sehingga dapat diberikan kesimpulan bahwa hipotesis 3 tidak terbukti.

Uji statistik F

Hasil perhitungan program SPSS diperoleh nilai F hitung sebesar 1,650 serta nilai probabilitas sebesar 0,179. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (0,179) > α (0,05) dan F hitung kurang dari F tabel (1,650 < 2,60).

Sehingga dapat dikatakan bahwa permodelan yang dibangun, yaitu variabel bebas yang berupa NPL, NIM dan LDR secara bersama - sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia.

Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,026. Hal ini berarti besar variasi variabel perubahan laba pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia yang dapat diterangkan oleh variasi variabel NPL, NIM dan LDR adalah sebesar 2,6 persen sedang sisanya 97,4 persen dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian.

PENUTUP Kesimpulan

1. Non performing loan Bank Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba

2. Net interest margin (NIM) pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba

(10)

3. Loan to deposit ratio (LDR) perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba Implikasi Manajerial

Hasil dari temuan penelitian dapat direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi pihak pimpinan. Berikut ini diuraikan beberapa implikasi manajerial yang bersifat strategis :

1. Target – target kredit yang disalurkan pada kondisi yang relevan dan logis, sehingga bagian kredit dapat bekerja secara hati – hati dan lebih profesional.

Keberhasilan pengelola dalam menurunkan NPL dapat menurunkan perubahan laba oleh manajemen.

2. Perusahaan harus tetap meningkatkan kinerjanya dengan kemampuan memonitor, mengadakan perencanaan pengendalian serta peningkatan pengawasan terhadap semua kegiatan perusahaan secara intensif dan lebih profesional, supaya kondisi perusahaan semakin sesuai dengan tujuan perusahaan.

Agenda Mendatang

Beberapa agenda penelitian mendatang yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain, adalah :

1. Penelitian ke depan perlu dengan menambah atau memasukkan konstruk atau variabel lain berupa variabel fundamental yang dapat berpengaruh terhadap perubahan laba sehingga nilai koefisien determinasinya dapat lebih bervariasi secara signifikan dan dapat ditingkatkan, sehingga permodelan menjadi lebih komplek.

2. Penelitian mendatang hendaknya mengarahkan penelitian pada obyek penelitian yang lebih luas dengan mengambil obyek semua perbankan di Indonesia dan menambah tahun pengamatan, sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik karena unsur keterwakilan data yang lebih tinggi dibandingkan pengambilan sampel yang lebih sedikit.

DAFTAR PUSTAKA Ali, Masyud, 2004, Asset Liability

Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional, PT. Gramedia Jakarta.

a

Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas, 2005, Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, NO. 2

a

Algifari, 2000, Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta

a

Darmawan, Komang, (2004), “Analisis Rasio-Rasio Bank,” Info Bank, Juli, 18-21 Laporan Pengawasan Perbankan 2008, Bank Indonesia.

a

Dewi, Purnama S dan Juniati Gunawan, 2003, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dan Luas Pengungkapan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Pada Laporan Tahunan Perbankan yang Terdaftar di BEJ, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol. 3, No. 2, agustus 2003 : 155- 180.

a

Dendawijaya, Lukman, 2005, Manajemen Perbankan, Jakarta, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia

a

Djarwanto PS dan Subagyo, Pangestu, 1998, Statistik Induktif, Edisi keempat, Yogyakarta, BPFE.

a

Garrison, Ray H, 1988, Managerial Accounting Concepts For Planning, Control, and Decision Marking, Fifth Edition, Illinois : R.R. Donnelley & Sons.

a

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit Undip, Semarang.

a

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta.

a

Hasibuan, Malayu SP, 2006, Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta, PT.

Bumi Aksara.

(11)

Husnan, Suad, 1996, Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

a

Irmayanto Juli, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, Media Ekonomi Publishing- Universitas Trisakti

a

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.

a

Kuncoro M, Suhardono, 2002, Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama, BPFE Yogyakarta.

a

Kusumo, Achmad, T, 2003, “Analisis Rasio-Rasio Keuangan sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis, Vol XV, No 1, Juni, hal 54-75

a

Meythi (2005), Rasio Keungan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perushaaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol XI, No 2 September

a

Mulyono, P. Teguh, 1990, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek Perbankan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

a

Muljono, Teguh Pudjo, 1999, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek Perbankan, edisi 3, BPFE Yogyakarta.

a

Pahlevie, Nu,man Hamzah, 2009, Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR,NPL, BOPO DAN EAQ Terhadap Perubahan Laba ( Studi Empiris Pada Bank Umum di Indonesia Periode Laporan Keuangan Tahun 2004 – 2007 ), Tesis, Program Pascasarjana Magister manajemen UNDIP, Semarang, Tidak Dipublikasikan.

a

Penman, Stephen H, 1992, Financial Statement Information and the Pricing of Earning Changes, The Accounting Review, Vol. 67, No.

3.

a

Sugiyono, 2002, Statistika untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta.

a

Sudarini (2005), Penggunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ), Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol XVI, No, 3.

a

Siamat, Dahlan, 2001, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

a

Sarifudin, Muhamad, 2005, Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba: Suatu Studi Empiris Pada Industri Perbankan Yang Listed di BEJ, Tesis Program Pascasarjana Magister manajemen UNDIP, Semarang, Tidak Dipublikasikan.

a

Usman, Bahtiar, 2003, Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol. 3, No. 1, April 2003.

a

Wijaya, Tony, 2007, Kontribusi Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Perbankan Di Bursa Efek Surabaya, Modus, Vol 19 No 1.

a

Zainudin dan Hartono, Jogiyanto (1999), Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 2, No 1.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, Dari hasil Uji t dengan melihat nilai signifikansi, yang paling signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba adalah Rasio Gross Profit Margin (GPM)

Operator matematika yang akan sering digunakan dalam Rumus Microsoft Excel adalah sebagai berikut:..

Universitas Sumatera

My house has four bedroom, two living rooms, a dining room, a kitchen and two bathrooms.. My bedroom is in the front part of the house, next to the

Hasil penelitian menemukan bahwa melalui bahan ajar berbasis etnomatematika pada topik himpunan mampu memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan matematika

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik kausal, dimana data dianalisis dengan analisis jalur (path analysis). Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh

Dalam penelitan ini pengumpulan data dilakukan dengan mencari, mencatat, dan mengumpulkan data melalui hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang terkait

The forest stand in the plot at the lower montane forest of the Foja Mountains, Papua showing dense structure with Nothofagus rubra and Parinari corymbosa as the dominant