• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PETANI KOPI ARABIKA DI DESA SANGLEPONGAN KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PETANI KOPI ARABIKA DI DESA SANGLEPONGAN KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PETANI KOPI ARABIKA DI DESA SANGLEPONGAN KECAMATAN CURIO

KABUPATEN ENREKANG

The Communication Effectiveness of Arabica Coffee Farmers In Sanglepongan Village, Curio District, Enrekang Regency

Ariyas Indi1, Rosanna2, Isnam Junais2

1Alumni Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

ariyas.indi@gmail.com

2Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No 259. Makassar

rosanna@unismuh.ac.id isnam.junais@unismuh.ac.id

ABSTRACT

Effectiveness is the activity, usefulness, the compatibility of communication in an activity of Arabica Coffee Farmers in Sanglepongan Village, Curio District, Enrekang Regency. This study aims to determine the effectiveness of individual, group and mass communication between Arabica coffee farmers. Population taking in this research is done by purposive (intentionally)..

Technique of determination of sample done by Purposive Sampling with entire population 209 and take 10% from population obtained sample 20 people farmers. Data analysis used descriptive data analysis with scoring technique.

The results showed that communication effectiveness, individually 2.05 and group 2.24 are in the medium category because individual and group communication is easy to obtain information related to arabica coffee business activities, but 2.48 mass communication enter in high category become a fast and easy means of getting information because it is easily accessible from print and television media to increase the knowledge and success of arabica coffee farmers Keywords : Communication, Coffe Farmers, Effectiveness

ABSTRAK

Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian komunikasi dalam suatu kegiatan Petani Kopi Arabika di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas komunikasi individu, kelompok dan massa antara petani kopi arabika. Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive (secara sengaja. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling dengan keseluruhan populasi 209 dan mengambil 10% dari populasi diperoleh sampel 20 orang petani. Analisis data yang digunakan analisis data deskriftif dengan teknik skoring.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi, secara individu 2,05 dan kelompok 2,24 berada pada kategori sedang disebabkan karena komunikasi individu dan kelompok mudah untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan usahatani kopi arabika, akan tetapi komunikasi massa 2,48 masuk pada kategori tinggi menjadi sarana yang cepat

(2)

dan mudah mendapatkan informasi karena mudah terjangkau dari media cetak dan televisi untuk meningkatkan pengetahuan dan keberhasilan petani kopi arabika.

Kata kunci : Komunikasi, petani kopi, efektivitas PENDAHULUAN

Untuk memperoleh informasi petani bisa memanfaatkan berbagai komunikasi massa yang ada yaitu komunikasi massa elektronik berupa televisi dan radio.

Komunikasi massa cetak berupa surat kabar dan majalah ataupun saluran telekomunikasi massa berupa telepon dan internet. Serta komunikasi tatap muka seperti penyuluh pertanian, kelompok tani, perangkat desa dan sebagainya. Dengan adanya berbagai proses komunikasi dan penyebaran informasi dapat berlangsung. Pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati oleh orang lain.

Pemanfaatan saluran komunikasi seperti telepon dan internet untuk menunjang aktivitas pertanian juga masih jarang ditemukan.Padahal di era globalisasi dan pasar bebas seperti saat ini, telah dituntut kemampuan untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi baik dipasaran nasional maupun internasional. Secara intensif untuk pembangunan pertanian hanya dapat dilakukan apabila informasi pertanian tersebut dapat dihimpun secara lengkap serta dikelola dan dikemas dengan baik, memiliki kemampuan akses informasi dari daerah ke berbagai sumber informasi nasional maupun global secara cepat dan akurat. Untuk saat ini komunikasi yang ada di lokasi penelitian yang masih mudah di akses ialah melalui telepon yang sangat mudah menerima informasi bagi pemenuhan petani dalam mengembangkan produksi pertaniannya.

Persoalan timbul ketika beragam komunikasi dalam pengembangan Kopi Arabika di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan informasi pertanian masyarakat desa secara tuntas atau kalaupun memenuhi, komunikasi tersebut sukar dijangkau oleh masyarakat desa yang memiliki keterbatasan sosial ekonomi. Selain itu, yang patut

dipertanyakan adalah seberapa besar efektivitas komunikasi tersebut dalam menyampaikan informasi pertanian pada masyarakat desa dalam pengembangan Kopi Arabika.

Berdasatkan kondisi dilapangan bahwa petani kopi yang komunikatif dapat berhubungan dengan proses pengembangan kopi. Dalam proses pengembangan kopi tidak lepas dari hal-hal yang mempengaruhi keputusan petani untuk bisa menggunakan informasi tersebut yaitu frekuensi kontak dengan sumber-sumber informasi baik itu informasi dari penyuluhan petani, sesama petani, pengurus kelompok ataupun dari media masa, dimana sumber-sumber informasi itu semakin bisa meyakinkan komunikasi sehingga mampu menciptakan suatu keadaan yang diharapkan yaitu peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani dan keluarga. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas komunikasi petani kopi di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang selama dua bulan mulai Juli 2015 sampai dengan Agustus 2015. Jarak Makassar ke Enrekang yaitu sekitar 395 Km.

Penentuan sampel dilakukan dengan metode Purposive sampling atau sengaja, dengan mengambil 10%, sehingga sampel populasi penelitian ini adalah petani kopi arabika di Desa Salengpongan yaitu sebanyak 209 orang yang diambil yakni 20 orang petani kopi.

Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang di lakukan setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan masalah yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap ketajaman dan

(3)

ketepan dalam penggunaan alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan,karena itu kegiatan analisis data merupakan kegiatan yang tidak dapat di abaikan bgitu saja dalam proses penelitian.

Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini bersifat Deskrktif yaitu metode yang mengetahui dan memberikan gambaran mengenai data primer dan data sekunder yang telah di kumpulkan.

Analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data dengan teknik Skoring atau sekala nilai dengan ketentuan (Sugiyono, 2004). Pemberian Score terbagi kedalam bebrapa interval kelas ( efektif, Cukup Efektif, Tidak Efektif ) dengan Score untuk kreteria efektif 3, kurang efektif 2 dan tidak efektif 1.

Interval = 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 3−1

3 = 0,66 Kategori :

Efektif : 2,34 – 3,00 Sedang : 1,67 – 2,33 Rendah : 1,00 – 1,66

HASIL DAN PEMBAHASAN Komunikasi Individu

Komunikasi Individu adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Dan biasa dikatakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Untuk mengetahui tingkat efektifitas komunikasi invidu dalam melakukan penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Komunikasi individu di Desa Sanglepongan, Kecamatan Curio.

No Uraian Nilai Kategori

1. Intensitas Bertanya Kepenyuluh 1,55 Rendah

2. Intensitas Berkomunikasi dengan Petani 1,80 Rendah

3. Kendala Dalam Berkomunikasi 2,75 Tinggi

Rata – Rata 2,05 Sedang

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2015 Usaha tani kopi arabika tidak lepas dari kedala atau masalah yang dihadapi petani khususnya dalam pembudidayaan kopi Arabika, saat petani mempunyai kendala dalam proses pembudidayaan kopi Arabika petani seharus mencari info atau bertanya kepada penyuluh untuk keberhasilan budidaya tanaman kopi Arabika ini dan penambah produksinya, dalam penelitian dari keselurhan responden dengan nilai 1,55 masuka dalam kategori

rendah petani mengatakan bahwa saat mengalami kendala pada pembudidayaan tanaman kopi Arabika kurang aktif bertanya kepada penyuluh sehingga kebanyakan petani lebih mengambil keputusan dengan sendirinya yang menyababkan produksi terkadang mengalami peningkatan dan mengalami penurunan produksi.

Intensitas komunikasi kepada petani harus dilakukan penyuluh dalam peningkatan produksi petani kopi sehingga

(4)

komunikasi penyuluh ke petani sangat berperan penting dalam proses budidaya samapai dengan panen dan pasca panen sehingga hasil produksi petani meningkat, oleh karena itu komunkasi yang baik kepada petani harus terjanin guna dalam peningkatan produksi kopi dalam penelitian keseluruhan responden dengan nilai 1,8 masuk dalam kategori rendah mengatakan bahwasanya intensitas komunikasi yang dilakukan penyuluh kepatani itu jarang dilakukan karena penyuluh kurang aktif dalam menanyakan kendala dan hal yang bersangkutan dengan pembudidayaan hingga panen kopi kepada petani sehingga mengalami peningkatan yang tidak seimbang kadang mengalami peningkatan produksi dan kadang mengalami penurunan produksi petani.

Komunikasi yang baik penyuluh dan petani harus terjalin dengan baik guna peningkatan pengetahuan sehingga akan berdampak kepada peningkatan hasil tani, oleh karena itu komunikasi penyuluh dengan petani harus baik dan sering dilakukan sehingga tidak ketinggalan info atau pada saat membutuhkan informasi tentang kendala yang dihadapi petani oleh karena itu dalam hasil penelitian dari 20 responden dengan nilai 2,75 masuk dalam kategori tinggi mengatakan kendala dalam berkomunikasi dengan penyuluh tidak mempunyai kendala karena penyuluh juga memahami bahasa setempat jika di ajak berkomunikasi dengan penyuluh sehinggan tindak mempunyai kendaladalam berkomunikasi penyuluh dan petani.

Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara

seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.

Komunikasi kelompok terbagi atas kelompok kecil ataupun kelompok besar tergantung pada jumlah orang yang terlibat dan sejauh mana hubungan psikologisnya.

Secara umum komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai interaksi tatapmuka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri (self maintenance) atau pemecahan masalah, sehingga menumbuhkan karakteristik pribadi masing- masing anggotanya.

Pertama, Tatap muka, mengandung makna bahwa dalam komunikasi kelompok setiap anggotanya harus dapat melihat dan mendengan anggota lainnya.Kedua, Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar tiga orang atau lebih. Ketiga, Maksud dan tujuan dari komunikasi kelompok adalah untuk berbagi informasi, dan pemeliharaan diri (self maintenance).

Jika tujuan komunikasi kelompok adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan adalah dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan. Jika tujuannya untuk pemeliharaan diri biasanya komunikasinya dituyjuan sebagai pemuasan kebutuhan pribadi anggota-anggotanya.

Keempat, Kemampuan anggota untuk menumbuhkan karakteristik personal anggota lainnya. Untuk mengetahui tingkat efektifitas komunikasi kelompok dalam membantu menambah informasi tintang kegiatan usaha tani kopi Arabika dapat ditlihat pada Tabel 2:

(5)

Tabel 2. Komunikasi Kelompok dalam Kegiatan Penyuluhan di Desa Sanglepongan, Kecamatan Curio.

No Uraian Nilai Kategori

1. Aktif Kegiatan Penyuluhan Kelompok 2,10 Sedang

2. Komunikasi Kelompok Dapat Memenuhi Kebutuhan Informasi

2,05 Sedang

3. Pemenuhan Tingkat Informasi 2,70 Tinggi

4. Intensitas Komunikasi Kelompok 2,10 Sedang

Rata – Rata 2,24 Sedang

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2015.

Aktifasi dalam kegiatan penyuluhan kelompok harus dilakukan petani guna dalam peningkatan pengetahuan yang informasi yang didapatkan dari interaksi dari kegiatan penyuluhan kelompok, dalam kegiatan penyuluhan kelompok ini sama halnya dengan pertemuan atau penyuluhan kepada kelompok tani yang berada ditiap desa yang yang mempunyai anggota dan PPL (penyuluh pertanian lapang) yang ditugaskan dalam memberikan informasi kepada petani, dalam penelitian ini dari 20 responden dengan nilai 2,10 masuk kategori sedang karena keseluruhanpetani yang ada di Desa Salanglepongan masih kurang aktif dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan penyuluh sehingga mengakibatkan keakitfan

dalam komunikasi kelompok yang dilakukan petani itu masuk dalam kategoti sedang, ini yang mengakibatkan cuman sebagian yang petani yang mendapatkan informasi yang dibutuhkan petani akibat komunikasi dari pertemuan kelompok tani.

Dalam komunikasi kelompok dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan petani karena dalam sebuah komunikasi kelompok atau yang biasa diketahui petani pertemuan kelompok tani dan penyuluh, dalam penyuluhan kekelompok tani oleh penyuluh informasi yang dibutuhkan petani sudah dipersiapkan sedemikian rupa demi daya serap mudah dalam menerima informasi yang di sampaikan penyuluh, dalam pene

litian ini 20 responden dengan nilai 2,05 masuk dalam kategori sedang karena cukup aktif petani mengikuti pertemuan-pertemuan yang telah diagendakan oleh penyuluh sehingga kebutuhan mendapatkan infomasi dalam kegiatan usaha tani cukup memenuhi infomasi yang didapatkan sehingga informasi yang diinginkan petani sudah memenuhi dalam kegiatan usaha taninya.

Pemenuhan kebutuhan tingkat informasi tentang pertanian harus lengkap demi memudahakan dalam kegiatan usaha tani, informasi ini berperan peting dalam peningkatan pengetahuan dan produksi petani oleh sebab itu komunikasi penyuluh kepetani sangat berperan penting dalam peningkatan produksi dan pengetahuan

petani dalam penelitian dari 20 responden nilai 2,70 masuk dalam kategori tinggi karena informasi yang di dapatkan dalam proses dalam kegiatan usaha tani khususnya pembudidayaan hingga panen dan pasca panen kopi Arabika sudah di ketahui petani cara menangan permasalahan yang ada informasi yang diberikan penyuluh sangat tepat dan sudah lengkap yang dikatakan petani.

Dalam kegiatan usaha tani perlu ada komunikasi yang terjalin baik secara individu dan kelompok guna dalam penanganan permasalahan yang di hadapi petani dalam kegiatan usaha taninya sehingga permasalahan dan kendala dapat ditangani dengan sendirinya, intensitas

(6)

komunikasi kelompok dalam beraktifitas ini mempunyai peran penting dalam penigkatan pengetahuan karen dapat mengambil infomasi dari pihak manapun yang termasuk dalam kelompok tersebut. Pada penelitiaan ini dari keseluruhan responden dengan nilai 2,10 masuk dalam kategori sedang mengatakan bahwa intensitas komunikasi kelompok kadang-kadang dilakukan petani sehingga tidak ketinggalan dalam informasi, petani di Desa Salengpongan melakukan komunikasi kelompok ini untuk mendapatkan infomasi yang penting saja demi kelancaran dalam kegiatan usaha taninya.

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepadasejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melaluimedia cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapatditerima secara serentak dan sesaat.

Beberapa pakar ilmu komunikasi membedakan antara komunikasi massa dan komunikasi media massa. Artinya komunikasi media massa adalah komunikasi dengan menggunakan pers atau radio, film, dan televisi, yang ditujukan kepada khalayak sedangkan komunikasi massa ialah komunikasi yang isinya bersifat umum atau terbuka (bukan rahasia/bukan masalah pribadi), sehingga mencakup baik komunikasi dengan menggunakan media massa, maupun dengan langsung (retorika dan pembicaraan ditempat umum). Dengan kata lain komunikasi massa menekankan pada isi atau pesan, sedang komunikasi media massa menitikberatkan pada penggunaan media (Arifin, 2002).Untuk mengetahui tingkat efektifitas komunikasi massa dalam membantu menambah informasi tintang kegiatan usaha tani kopi Arabika dapat ditlihat pada Tabel 3:

Tabel 3. Komunikasi Massa dalam peningkatan informasi Desa Sanglepongan, Kecamatan Curio

No Uraian Nilai Kategori

1. Penggunaa Media Memperoleh Informasi

2,15 Sedang

2. Intensitasitas Penyuluh memberikan informasi komonukiasi massa

2,20 Sedang

3. Media Massa Dalam Peningkatan Pengetahuan

2,45 Tinggi

Rata – Rata 2,48 Tinggi

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2015 Penggunaan media dalam memperoleh informasi adalah kegiatan yang harus dilakukan penyuluh selain memperoleh informasi dari penyuluh pertanian dengan penggunaan media sebagai sumber informasi kedua dari penyuluh ini sangat berperan penting dalam peningkatan keterampilan petani sebab pada media sudah tercantum langkah-langkah dan inovasi-

inovasi baru yang berhubungan dengan kegiatan usaha tani, oleh karena itu penggunaan media komunikasi massa sangat baik bagi petani dari keseluruhan responden dengan nilai 2,15 masuk dalam kategori sedang mengatakan dalam komunikasi massa media yang sering di pergunakan dalam memperoleh informasi terkadang melalui surat kabar dan televisi, informasi

(7)

yang di dapatkan cukup membantu pentai dalam penangan usaha taninya sehinggan penggunaan media dalam memperoleh informasi sangat bermanfaat.

Intensitas penyuluhan pertanian dalam memberikan informasi kepada petani hal yang haru dilalukan penyuluh guna dalam penikatan pengetahuan dan petani tidak tertinggal dalam informasi penting dalam pengelolahan usaha taninya informasi yang penting dalam peningkatan usahatani penyuluh lapangan sangat berperan penting untuk meberikan informasi, penelitian ini dari 20 responden dengan nilai 2,20 masuk dalam kategori sedang mengatakan intensitas pemberian informasi atau materi melalui media massa cukup sering dilakukan penyuluh sehingga informasi yang diberikan penyuluh berdampak pada peningkatan hasil produksi petani dan dapat meningkatkan pengetahuan petani.

Penggunaan media massa sebagai sumber informasi dalam peningkatan pengetahuan, media massa sangat berperan penting dalam peningkatan pengetahuan petani karena media massa mempunyai

banyak referensi yang baerkaitan dengan usahatani sehingga dengan penggunakan media massa dalam melakukan usahatani petani lebih mandiri dan terampil menangani usahataninya, oleh karena itu dalam penelitian dari 20 responden nilai 2,45 masuk dalam kategori tinggi mengatakan bahwa penggunaan media massa sangat baik dalam mencari informasi selain penyuluh karena dalam media massa referensi yang ingin dicari sudah ada serta mempunya inovasi-inovasi yang baru sehingga petani lebih mandiri dan terampil dalam mengelolah usaha taninya.

Efektifitas Komunikasi

Komunikasi yang dilakukan dapat dikatakan efektif jika sebagai komunikator berhasil menyampaikan suatu pesan.

Komunikasi yang efektif adalah apabila komunikan menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim. (Supratiknya, 1995)

Untuk mengetahui tingkat efektifitas komunikasi di Desa Salengpongan Kecamatan Curio pada Tabel 4:

Tabel 4. Efektifitas Komunikasi di Desa Salengpongan Kecamatan Curio

No Uraian Nilai Kategori

1. Komunikasi Invidu 2,05 Sedang

2. Komunikasi Kelompok 2,24 Sedang

3. Komunikasi Massa 2,48 Tinggi

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2015 Komunikasi individu hal yang sering dilakukan masyarakat terkhusunya petani dalam pengelolahan usaha tani maupun melakukan kegiatan lainnya komunikasi individu disini berkomunikasi secara pribadi dengan petani dan berkomunikasi secara pribadi dengan penyuluh pertanian, berkomunikasi ini bertujuan untuk mengambil informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan petani dalam berkomunikasi dalam kegiatan berusahatani biasa dilakukan petani dengan penyuluh, dalam penelitian ini dari rekapitulasi data keseluruhan dengan 20 responden nilai 2,05 masuk dalam kategori

sedang mengatakan berkomunikasi secara individu dengan petani lainnya sering dilakukan dalam memperoleh informasi yang diinginkan akan tetapi berkomunikasi secara individu kepenyuluh ini jarang dilakuakn petani sehingga kebanyakan petani memperoleh informasi dari petani yang lainnya, tetapi petani juga mendapatkan informasi dari penyuluh.

Komunikasi kelompok yang dilakukan petani dapat menambah informasi serta pengetahuan yang di dapatkan dari pihak manapun pada dalam kelompok tersebut, kelompok disini dikatakan kelompok tani yang berada pada Desa

(8)

Salengpongan yang mendapat informasi dari penyuluh dan pihak lain seperti petani lain, oleh karena itu dari hasil rekaputulasi kesuluruhan penelitian ini dengan nilai 2,24 masuk dalam kategori sedang mengatakan dalam komunikasi pada kolompok atau biasa di lakukan kelompok tani mendapat informasi dari penyuluh sehingga kebutuh informasi yang diinginkan petani dapat menerima informasi tersebut dalam proses penyuluhan kekelompok tani.

Komunikasi massa sangat berperan penting dalam peningkatan pengetahuan petani selain dari penyuluh sumber utama dari informasi yang ingin didapatkan petani yaitu komunikasi media massa sudah tersusun sedemikian detail yang memudahkan petani menerpakan apa yang diketahui dari media massa, dari rekapitulasi data 20 responden dengan nilai 2,48 masuk dalam kategori tinggi mengatakan dalam memperoleh informasi dari media cetak dan televisi karena lebih mudah mejangkaunya dan lebih mudah penyerapan petani sehingga berdampak dari pengaplikasian yang di terapkan dalam usaha tani kopi arabika.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi di Desa Salengpongan, komunikasi secara individu dan kelompok berada pada kategori sedang disebabkan karena komunikasi individu2,05 dan kelompok2,24 mudah untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan usaha tani kopi arabika, akan tetapi komunikasi massa2,48 masuk pada kategori tinggi menjadi sarana yang cepat dan mudah mendapatkan informasi karena mudah menjangkaunya dari media cetak dan televisi untuk meningkatkan pengetahuan dan keberhasilan petani kopi arabika.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat 2008. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya., Yogyakarta: Gajah Mada Universitas.

Amri, Jahi. 2001. Komunikasi Massa dan Pembangunan Kopi Pedesaan di Negara-negara Dunia : Suatu Pengantar. PT Gramedia. Jakarta Andre Harjana 2001 Audit Komunikasi

Teori dan Praktek, Jakarta, Grasindo

Arifin, 2002. Membangun Komunikasi di Lingkungan Petani KopiPertanian

Universitas Gadjah

Mada.Yogyakarta

Badan Pusat Statistik, 2002 Produktifitas tenaga Kerja. 20.09 2015

Cangara 2007 Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Raja Grapindo persada Depari dan Mac Andrews, 2001.Komunikasi

Massa Dalam Pembangunan Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Dewi 2007 analisis faktor-faktor produktivitas tenaga kerja di sumatra utara skripsi . Medan Usu Riswandi, 2009. Ilmu Komunikasi (cetakan

Pertama). Yogyakarta : Graha Ilmu Siagaan, 2001Organisasi Kepemimpinan.

Jakarta. Gunung agung

Slamet, Margono., 2004. Komunikasi,

Adopsi dan Difusi

Inovasi.ProyekPembinaan

Pendidikan dan Latihan Pertanian.Ciawi. Bogor.

Sumaryono, 2004.Komunikasi dalam Penyebaran Informasi Pertanian Sosial Ekonomi. Universitas Lampung. Lampung.

Sondang 2008 Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi. FEUS. Jakarta

Gambar

Tabel 1 Komunikasi individu di Desa Sanglepongan, Kecamatan  Curio.
Tabel 2.  Komunikasi  Kelompok  dalam  Kegiatan  Penyuluhan  di  Desa  Sanglepongan,  Kecamatan  Curio
Tabel 3.  Komunikasi  Massa  dalam  peningkatan  informasi  Desa  Sanglepongan,  Kecamatan   Curio
Tabel 4. Efektifitas Komunikasi di Desa Salengpongan Kecamatan Curio

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan kelompok petani peternak di Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang yang meliputi peran

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, hal yang paling signifikan juga bagaimana menerapkan satu sistem pembelajaran yang betul-betul bisa diterima anak yakni sistem pendidikan

Dan yang sudah sertifikasi berjumlah 20 orang guru, sehingga kualitas dan hasil pembelajaran di MTs Negeri Tanjung Raja memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik dalam

Apabila data yang didapat sudah tercukupi, maka tahap selanjutnya adalah training dan testing model Jaringan Syaraf Tiruan dengan beberapa variabel yang diubah-ubah

Yaris Gumelar Eka Saepul Rahmat Muhamad Ridwan Widji Wahyu Saputra Saefudin Badri Rahmat Hidayat Sinta Komariah Soleh.

Declare that the thesis I wrote to accomplish the requirement for the degree of Sarjana Pendidikan (S.Pd) English Education Department, Education and Teachers Training

Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar

1. Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terpusat daripada indsutri di mana mereka menjual. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada