• Tidak ada hasil yang ditemukan

(4) Privileges and Immunities

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "(4) Privileges and Immunities"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LOGO

Privileges and

Immunities

Masitoh Indriani, SH., LL.M Department of International Law Faculty of Law Universitas Airlangga

masitoh@fh.unair.ac.id

(2)

Contents

1. Latar Belakang & Teori

2. Landasan Hukum

3. Privileges (Hak-hak Istimewa)

(3)

Latar Belakang

(4)

1) Latar Belakang

a. Asas Hubungan LN à Konsideran UU Hub. LN (UU 37/99)

ü  Kesamaan derajat / kesetaraan

ü  Saling menghormati

ü  Saling memberikan manfaat

ü  Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing

b. Diberikan guna menjamin pelaksanaan fungsi perwakilan secara baik dan sempurna (secara timbal balik)

(5)

Hak-hak istimewa dan kekebalan diberikan untuk :

1. Untuk menjamin pelaksanaan sebaik-baiknya tugas-tugas resmi,

2. Tidak untuk mencari keuntungan pribadi,

3. Kewajiban semua orang untuk menghormati hukum dan peraturan,

4. Tidak mencampuri urusan dalam negeri.

(6)

LATAR BELAKANG PEMBERIAN FASILITAS DIPLOMATIK

Kesetaraan kedaulatan semua Negara (ideologi, sistem poliCk dan sosial

Perdamaian dan Keamanan Internasional

Pemberian fasilitas diCnjau dari priviliges dan immuniCes

TIDAK utuk kepenCngan pribadi (individual) tetapi untuk

menunjang pelaksanaan fungsi misi diplomaCk

Tingkat hubungan baik antar negara

Amandemen dan Pembukaan UUD 1945

Konvensi WINA 1961 & 1963 diraCfikasi dengan

UU No. 1 th 1982

Globalisasi, borderless world, global village

UU No.37 Tahun 1999 HUBUNGAN LUAR NEGERI

Total Diplomasi

Otonomi Daerah UU No. 32 tahun 2004

(7)

Teori-teori tentang Pemberian

Kekebalan

1. Teori Extra Territoriality/ Exterritoriality

2. Teori Perwakilan/ Representative Character

3. Teori fungsional/ Functional Necessity

(8)

1. Teori Extra Territoriality/ Exterritoriality v Teori paling tua (HI klasik)

v Dasar pemikiran : sbg fiksi bahwa perwakilan (misi) diplomatik merupakan perpanjangan atau bagian tambahan negara pengirim, karenanya berada di luar negara penerima.

v Anggapan demikian terlihat pada petugas

perwakilan yang telah mendapat kepercayaan dan diangkat oleh kekuasaan yang berwenang di negara pengirim.

(9)

v  Teori ini semakin mapan pd abad 18, praktek

kebiasaan internasional mengenai hal ini termasuk jg harta milik, gedung dan komunikasi para diplomat.

v  Untuk menunjukkan totalitas à digunakan istilah

exterritoriality atau extra-territoriality.

v  Kelamahan à Dalam beberapa hal masih berguna, namun secara praktis tidak dapat dipertahankan. (penolakan dari sarjana2 modern maupun dalam putusan-putusan pengadilan)

(10)

2. Teori Perwakilan/representative character

v  Perwakilan diplomatik merupakan perwakilan

negara yang berdaulat, terikat pada sumpah setia kpd negara yang mengangkatnya, karenanya bukan merupakan subjek dari hukum dan yurisdiksi

setempat.

v  Karenanya setiap penghinaan atau tindakan yang tidak menyenangkan sama dg menghina

kehormatan negara yang diwakili.

(11)

3. Teori Fungsional/ Functional Necessity v Teori yang banyak diterima.

v Sir Gerald Fitzmaurice (reporter khusus ILC):

functional theory tidak saja teori yang paling memuaskan, ttp jg teori yang paling benar.

v  Kekebalan dan keistimewaan diberikan sesuai dg fungsinya agar dapat melaksanakan

tugasnya secara sempurna.

v Pemberian didasarkan pada ukuran standar minimum “ne impediatur legato”.

(12)

v Teori ini dianut oleh ILC dan dimasukkan dalam Konvensi Wina 1961, namun dalam praktek,

negara2 tetap berbeda dalam pemberian kekebalan dan keistimewaan, terutama menyangkut ukuran minimum standar.

(13)
(14)
(15)

2) Landasan Hukum

1. Keppres No. 51 Tahun 1969 tentang Pengesahan C o n v e n t i o n o n t h e Privileges and Immunities o f t h e U n i t e d N a t i o n s (1946) dan Convention on t h e P r i v i l e g e s a n d Immunities of Specialized Agencies (1947). Lembaran Negara No. 33/1969

2. UU No. 1 Tahun 1982 tentang Ratifikasi Konvensi W i n a 1 9 6 1 t e n t a n g Hubungan Diplomatik dan K o n v e n s i W i n a 1 9 6 3 tentang Hubungan Konsuler

3. UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri Privileges and Immunities

7. U N C o n v e n t i o n o n

Jurisdictional Immunities of States and Their Property 2004

8. Hukum dan Kebiasaan Internasional

(16)
(17)

Konvensi Wina 1961

à kekebalan dan keistimewaan perwakilan asing di

suatu negara pd hakekatnya digolongkan dalam 3 kategori :

1. Kekebalan meliputi tidak diganggu gugatnya para

diplomat termasuk tempat tinggal serta miliknya (Article 29, 30 dan 41)

2. Keistimewaan atau kelonggaran yg diberikan kpd para diplomat à bebas dr kewajiban membayar pajak, bea cukai, jaminan sosial dan perorangan (Article 33, 34, 35 dan 36)

3. Kekebalan dan keistimewaan yang diberikan termasuk juga pembebasan dari segala perpajakan dari negara penerima (Article 22, 23, 24, 26 dan 27)

(18)

Konvensi Wina 1963

v Chapter II : Facilities, Privileges and Immunities Relating to Consular Posts, Career Consular Officer and Other Members of a Consular Post

v Section I and II,

v Facilities, Privileges and Immunities relating to:

1. a Consular Post (Article 28 – 39)

(19)

Convention on Special Mission

v Privileges Including:

1. Person, family members, staff members

2. Accommodation

3. Dues and Taxes

v Article 22 – 30, 32 - 42

v Immunity à Art. 31

(20)

UU Hub. LN à Bab IV

Kekebalan, Hak Istimewa, dan Pembebasan

Pasal 16 à

Pemberian kekebalan, hak istimewa, dan pembebasan dari kewajiban tertentu

kepada perwakilan diplomatik dan konsuler, misi khusus, perwakilan Perserikatan

Bangsa-Bangsa, perwakilan badan-badan khusus

Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi internasional lainnya, dilakukan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan nasional serta

hukum dan kebiasaan internasional.

PENJELASAN Pasal 16

Kekebalan, hak istimewa, dan pembebasan kewajiban tertentu hanya dapat

diberikan kepada pihak-pihak yang ditentukan oleh

pernjanjian-perjanjian internasional yang telah

disahkan oleh Indonesia

(21)
(22)
(23)

3) Hak-hak Istimewa (Privileges)

Yang berhak memperoleh:

1. Kantor Perwakilan Diplomatik dan Konsuler

2. Staf Diplomatik / Konsuler

3. Anggota Keluarga Staf Diplomatik / Konsuler yang menjadi bagian dari rumah tangganya

4. Staf Administrasi dan Teknik

5. Anggota Keluarga Staf Administrasi Teknik yang menjadi bagian dari rumah tangganya

yang dibuktikan dengan Kartu Identitas / ID Card yang dikeluarkan oleh Direktorat Fasilitas Diplomatik, Kementerian Luar Negeri.

(24)

Contoh ID Card Perwakilan Diplomat.

Red:

(25)

(c) MI, Maret 2016

Blue:

International Organization

(26)
(27)

Hak-hak Istimewa Yang Diberikan Berupa

Pembebasan à

a. Bea-masuk

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) d. Pajak Penghasilan (PPh)

e. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

f. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(28)

Miscellaneous

Pengamanan Fisik Korps Diplomatik di Indonesia

Direktorat Fasilitas Diplomatik bekerjasama dengan

Direktorat Pengamanan Obyek Vital (Pam Obvit), Direktorat Lalu Lintas, Polda Metro Jaya, dalam penanganan pengawasan dan pengamanan

Perwakilan Diplomatik dan Konsuler, Misi Khusus, Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perwakilan Badan-badan Khusus PBB, dan Organisasi

(29)

4) Immunities (Kekebalan)

KW 1961 Art. 29

The Person of a diplomatic agent shall be inviolable. He shall not be liable to any form of arrest or detention. The receiving state shall treat him due respect and shall take all appropriate steps to prevent any attack of his person, freedom and dignity”

KW 1963 Art. 41.1

“Consular officers shall not be liable to arrest or detention pending trial, except in case of a grave crime and

pursuant to a decision by the competent judicial authority”

(30)

Convention on Special Mission 1969 Art. 29

“The person of the representatives of the

sending State in the Special Mission and of the members of its diplomatic staff shall be

(31)
(32)

Immunity juga menyangkut

v  Surat-surat, dokumen-dokumen, korespondensi perwakilan dan pejabat

v  Kantong diplomatik (diplomatic bag)

(33)

Batasan-batasan???? Duration?

Potential threats???

(34)

Duration

KW 1961 Art. 43

KW 1969 Art. 53

(35)

E-diplomacy???

Digital diplomacy, also

referred to as e-Diplomacy

has been defined as the use of the Internet and new

information communication technologies to help achieve diplomatic objectives (Fergus Hanson)

(36)
(37)

LOGO

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan variasi jarak lapis geogrid teratas dan jumlah lapisan perkuatan dengan rasio d/b =0,5 dan b=6 cm terhadap

Pelaksanaan Tindakan , Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I hanya saja pada siklus II ini diadakan penyempurnaan atas kelemahan dan

Retinopati pneumatik merupakan metode yang sering digunakan pada ablasio retina regmatogenosa terutama jika terdapat robekan tunggal pada bagian superior retina.Tujuan

Bahu Jalan : adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk

Upaya Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pendidikan Agama Islam Materi Sholat Jenazah di Kelas XI SMK Harapan Mulya Brangsong.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH berpengaruh sangat nyata (α=0.01) terhadap kadar asam lemak bebas, bilangan penyabunan, kadar air, kadar

21 Ada banyak teori mengenai terjadinya konflik antara lain: Pertama, Teori hubungan masyarakat yaitu menganggap bahwa konflik disebabkan oleh olarisasi yang terus

Untuk mengukur estimasi jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai yang diaudit bagi setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalm audit