• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan peran pencak silat Kembang Setaman di Magelang 1974-2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sejarah dan peran pencak silat Kembang Setaman di Magelang 1974-2006"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

SEJARAH DAN PERAN PENCAK SILAT KEMBANG SETAMAN DI MAGELANG 1974-2006

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Sejarah

Disusun Oleh:

Yohanes Putra Bayuaji NIM: 164314014

PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2022

(2)

ii

SKRIPSI

SEJARAH DAN PERAN PENCAK SILAT KEMBANG SETAMAN DI MAGELANG 1974-2006

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Sejarah

Disusun Oleh:

Yohanes Putra Bayuaji NIM: 164314014

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Yogyakarta, 10 Juni 2022

Dr. Yerry wirawan

(3)

iii SKRIPSI

SEJARAH DAN PERAN PENCAK SILAT KEMBANG SETAMAN DI MAGELANG 1974-2006

Disusun Oleh:

Yohanes Putra Bayuaji NIM: 164314014

Sekripsi ini telah diuji dalam ujian tertutup pada tanggal 18 Mei 2022 dan telah Direvisi sesuai saran-saran penguji.

Hasil revisi telah disetujui pada tanggal 10 Juni 2022 Oleh :

Tim Penguji : Ketua : Dr. Yerry Wirawan

Sekertaris : Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum.

Anggota : Heri Priyatmoko M.A.

Yogyakarta, 10 Juni 2022 Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma

Dr. Tatang Iskama

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan dibawah ini.

Nama Mahasiswa :Yohanes Putra Bayuaji Nomor Mahasiswa :164314014

Progam Studi :Sejarah

Tempat dan Tanggal Lahir :Wonokerto, 30 September 1998

Alamat :Wonokerto, rt/rw 003/004 Tulang Bawang Tengah,Tulang Bawang Barat, Lampung

Menyatakan bahwa skripsi saya, dengan judul Sejarah dan Peran Pencak Silat Kembang Setaman di Magelang 1974-2006. Bukan jiplakan dan belum pernah diteliti serta ditulis oleh orang lain. Penggunaan pendapat dan ide orang lain dalam skripsi ini sudah mengikuti etika ilmiah, dengan cara mencantumkan catatan halaman dan daftar Pustaka.

Yogyakarta, 10 Juni 2022

Materai 10k

Yohanes Putra Bayuaji

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswaUniversitas Sanata Dharma:

Nama : Yohanes Putra Bayuaji Nomor Mahasiswa : 164314014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

SEJARAH DAN PERAN PENCAK SILAT KEMBANG SETAMAN DI MAGELANG 1974-2006

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal: 10 Juni 2022

Yang Menyatakan Yohanes Putra Bayuaji

(6)

vi MOTTO

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh imam; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.

(Efesus 2:8)

“Satu-satunya kebijakansanaan sejati adalah mengetahui bahwa anda tidak mengetahui apa-apa”

(Socrates)

(7)

vii ABSTRAK

Yohanes Putra Bayuaji, Sejarah dan Peran Pencak Silat Kembang Setaman di Magelang 1974-2006. Yogyakarta: Progam Studi Sejarah, Falkultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2022.

Skripsi berjudul Sejarah dan Peran Pencak Silat Kembang Setaman di Magelang 1974-2006 bertujuan untuk menyusun kembali berdasarkan fakta-fakta mengenai sejarah organisasi pencak silat Kembang Setaman di Magelang selama periode awal di dirikannya hingga di sahkan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Penelitian ini juga akan membahas fungsi dan peran pencak silat Kembang Setaman bagi masyarakat Magelang. Penelitian ini akan menjawab dua pertanyaan.

Pertama, Bagaimana sejarah pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah 1974-2006?. Kedua, bagaimana peran pencak Silat Kembang Setaman bagi masyarakat di Magelang?

Penelitian ini disusun, mengunakan metode sejarah, yaitu pencarian topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan analisis, serta historiografi.

Penelitian ini menggunakan sumber tertulis berupa, arsip, koran, buku dan juga wawancara dengan narasumber sebagai pelaku sejarah serta yang berkaitan dengan sejarah Kembang Setaman.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sejarah Kembang Setaman begitu komplek selama masa periode awal sebagai bagian dari Setia Hati Organisasi (SHO). Diawali rasa ingin mengembangkan SHO hingga terpecahnya dan menjadi Kembang Setaman. Peran dari Kembang Setaman dapat di rasakan oleh setiap anggota dan juga masyarakat setempat, dengan dasar tulung-tinulung sebagai pedoman yang di pegang pada setiap anggotanya dengan harapan pencak silat Kembang Setaman dapat berguna bagi masyarakat.

Kata Kunci: Pencak Silat Kembang Setaman, Pencak Silat, dan Pelestarian

(8)

viii ABSTRACT

Yohanes Putra Bayuaji, History and Role of Kembang Setaman Pencak Silat in Magelang 1974-2006. Yogyakarta: History Studies Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma University, 2022.

The thesis entitled History and Role of Kembang Setaman Pencak Silat in Magelang 1974-2006 aims to reconstruct based on facts about the history of Kembang Setaman's pencak silat organization in Magelang during the initial period of its establishment until it was legalized by the Indonesian Pencak Silat Association (IPSI). This study will also discuss the function and role of the Kembang Setaman pencak silat for the Magelang community. This research will answer two questions. First, what is the history of Kembang Setaman's martial arts in Magelang, Central Java, 1974-2006? Second, what is the role of Kembang Setaman pencak silat for the people of Magelang?

This research was structured, using historical methods, namely topic search, source collection, source criticism, interpretation and analysis, and historiography. This study uses written sources in the form of archives, newspapers, books and also interviews with sources as historical actors and those related to the history of Kembang Setaman.

The results of this study indicate that the history of Kembang Setaman was very complex during the early period as part of the Setia Hati Organization (SHO).

It started with a sense of wanting to develop SHO until it split and became the Flower of Setaman. The role of Kembang Setaman can be felt by every member and also the local community, on the basis of tulung-tinulung as a guideline that is held by each member in the hope that Kembang Setaman pencak silat can be useful for the community.

Keywords : Kembang Setaman Pencak Silat, Pencak Silat, and Preservation

(9)

ix PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Sejarah Dan Peran Pencak Silat Kembang Setaman di Magelang 1974-2006 dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program studi Sejarah, Fakultas sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Tatang Iskandar, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Silverio Raden Lilik Aji Sampurno, M.Hum. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Hery Priyatmoko, M.A.Selaku Pembimbing Akademik

4. Sejarah 2016 Universitas Sanata Dharma yang selalu mendampingi dan selalu memberi inspirasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Dr. Yerry Wirawan. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

6. Mas Doni, staf secretariat yang sudah banyak membantu saya dalam berkuliah di Sanata Dharma

7. Tinuk selaku ketua organisasi Kembang Setaman yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di padepokan dan membantu peneliti dalam melakukan pengumpulan sumber-sumber.

8. Para dosen dan Staf Sejarah yang telah melayani peneliti dengan baik.

(10)

x

9. Ayah dan ibunda tersayang, Ayah Sujarno dan Ibu Jublina Naomi yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kakak Yuli, Uut, dan Rita yang selalu memberikan semangat dan doa untukku sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

11. Sahabat-sahabat terhebat mahasiswa Sejarah 2016 yang selalu ada dalam suka dan duka dan selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 10 Juni 2022 Peneliti

Yohanes Putra Bayuaji

(11)

xi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendengarkan semua permohonanku sehingga semua bisa diselesaikan dengan baik

Ayah dan ibundaku tercinta Bapak Sujarno dan Ibu Naomi yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan doa sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik. Serta Kakakku Yuli, Uut, Rita yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa sehingga skripsi ini diselesaikan. Adikku Nana, dan Rahel Yang selalu memberikan semangat dan doa sehingga skripsi ini deselesaikan dengan baik.

Sahabat-sahabat tercinta: Bogar, Udin,Vivi, Ukung, Nia, Elma serta teman-teman Program studi Sejarah 2016 yang telah memberikan semangat, dukungan dan doa mereka sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.

(12)

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

PRAKATA ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR FOTO ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 4

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

1.6. Tinjauan Pustaka ... 7

1.7. Landasan Teori ... 10

1.8. Metode Penelitian ... 15

1.9. Sistematika penulisan ... 16

BAB II ... 18

(13)

xiii

2.1. Pendahuluan ... 18

2.2. Pembahasan ... 19

2.2.1 Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya ... 19

2.2.2 Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat ... 21

2.3. Sejarah Setia Hati Organisasi ... 22

2.3.1 Pecahnya SHO dari Setia Hati ... 22

2.3.2 Pecahnya Pra SH (Kembang Setaman) ... 25

2.4. Kesimpulan ... 27

BAB III ... 29

3.1. Pendahuluan ... 29

3.2. Hasil Penelitian ... 30

3.2.1 Sejarah Kembang Setaman ... 31

3.2.2 Sejarah Nama Kembang Setaman ... 36

3.2.3 Arti logo Kembang Setaman ... 38

3.2.4 Konflik Kembang Setaman ... 41

3.3. Kesimpulan ... 43

BAB IV ... 44

4.1. Pendahuluan ... 44

4.2. Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Peran Organisasi Terhadap Lingkungan Masyarakat ... 45

4.2.2 Upaya pelestarian Kembang Setaman ... 48

4.3. Kesimpulan ... 55

BAB V ... 58

5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

Lampiran ... 67

(14)

xiv

DAFTAR FOTO

Foto 1. Munandar Harjowiyoto ... 22

Foto 2. Ki Ngabei Soerodiwirjo beserta Istri ... 23

Foto 3. Guru Besar Hesti Wibowo ... 31

Foto 4. Sumekto pada saat mengikuti PON 1989 Di Jakarta ... 35

Foto 5. Penjelasan Sejarah Kembang Setaman oleh Drs. Cipto Legowo dan Drs. Sengkut Pandega ... 37

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Kembang Setaman sebelum dan sesudah adanya perubahan .... 39 Gambar 2. Artikel berita IPSI sarankan Bela Diri jadi olah raga wajib ... 48 Gambar 3. Artikel Kawasan Air Terjun untuk Berlatih Silat ... 50

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Table 1. Identitas Informan ... 30

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto wawancara dengan Sumekto ... 67

Lampiran 2. Foto wawancara dengan Agus ... 67

Lampiran 3. Foto wawancara dengan Sutejo dan Sumini ... 68

Lampiran 4. Profil dari Munandar Harjowiyoto ... 68

Lampiran 5. Foto Hesti Wibowo Bersama kedua anaknya ... 69

Lampiran 6. Peresmian Padepokan oleh walikota Magelang Ir. H. Sigit Widyonindito ... 69

Lampiran 7. Peresmian Padepokan oleh Prof Dr Irawan Abdulah ... 70

Lampiran 8. Pemukulan Gong Perwakilan dari kota Magelang ... 70

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang berlimpah dengan warisan- warisan budaya bangsa. Pakar antropologi menjelaskan suatu seni merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya atas kepedulian rakyat dalam kehidupan sehari- hari. Kebudayaan dapat diilustrasikan sebagai “suatu motif faedah (a pattern of meanings).1

Melihat lebih berkerucut mengenai warisan budaya, pencak silat merupakan bagian dari seni beladiri otentik dari bangsa Indonesia dengan keanekaan Teknik, maupun manfaat dan jukai nilai-nilai luhur yang harus untuk di lestarikan eksistensinya. Abad ke-7 Masehi adalah perkiraan oleh beberapa ahli tentang keberadaan pencak silat di Indonesia.2 Minimnya pengetahuan masyarakat umum yang melihat bahwa suatu bela diri itu sama, membuat minat akan beladiri pencak silat masih terbatas.

Tidak sedikit pelajar yang kurang mengetahui mengenai pencak silatserta manfaatnya. Padahal apabila pelajar mengerti manfaat dari pencak silat, maka akan dapat lebih memahami bahwa nilai positif dari pencak silat bisa menunjukan jati

1Daniel L. Pals, Seven Theories of Religion, Yogyakarta: IRCiSoD, 2011, hlm.

342

2Asepta Yoga Permana, Pencak Silat’ Surabaya: Insan Cendikia, 2011, hlm.3

(19)

diri pelajar melalui sikap dan nilai-nilai luhur yang diturunkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dengan salah satu kegiatan pencak silat.

Kata pencak silat sendiri memiliki dua suku kata yang petama adalah pencak dan yang kedua adalah silat. Pencak memiliki arti sebagai gerakan dasar dalam beladiri terkait pada peraturan. Sedangkan Silat memiliki artian suatu gerakan

Pencak silat yang sempurna berasal dari dalam kerohanian yang suci murni, untuk keselamatan diri dan orang lain dan menghindari dari suatu musibah ataupun bencana (kejahatan , penyakit, tenung, dan hal-hal yang merugikan lainnya) Pencak silat merupakan karya dari kebudayaan Indonesia guna membela, menjaga, dan juga integritas (manunggal) manusia dengan lingkungan sekitar dan alam untuk memperoleh harmoni hidup dengan harapan dapat meningkatkan iman serta taqwa. Dengan belajar pencak silat setiap individu manusia memdapatkan manfaat, seperti pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keahlian kognitif berproses seiring dengan diberikan pelatihan konsep dari pencak silat, durasi berfikir untuk menghasapi suatu problem dapat dengat cepat, tepat dan akurat terselesaikan dalam mengambil keputusan.

Sedangkan keahlian afektif berproses dapat diperoleh setelah mempelajari latihan-latiahan yang menjurus ke arah sportivitas, saling menghargai dan menghormati teman latih tanding, disiplin, rendah hati seperti dengan prinsip pencak silat yang telah diajarkan dalam perguruan silat. Mengenai kemampuan psikomotorik akan berproses seiring dengan dilakukannya latihan-latihan yang berfokus dengan kegiatan jasmani, misalnya adalah pembelajaran pencak silat yang

(20)

dinamis, mamacu dan memuaskan. Dari pelatihan ini murid dapat memperoleh yaitu: kepercayaan diri, meningkatkan kewaspadaan diri, disiplin, berjiwa kesatria, memiliki mental yang tidak rapuh dan juga kegigihan yang besar.

Selain dari keberagaman teknik-teknik penjagaan diri, pencak silat juga kaya akan nilai-nilai luhur, Nilai-nilai yang terdapat dalam suatu organisasi pencak silat juga merupakan salah satu dari pelestarian nilai-nilai budaya Indonesia yang saat ini di terima oleh masyarakat sudah pula di akui pada masyarakat jaman dahulu sampai sekarang juga. Terdapat empat aspek nilai-nilai luhur dalam pencak silat, yang pertaman, aspek mental spiritual, yang kedua olah raga, yang ketiga aspek Seni, dan yang keempat adalah aspek beladiri. Adanya suatu nilai luhur yang terdapat pada pencak silat, dengan tujuan pencak silat yang ada dapat memproduksi manusia-manusia yang bersifat taqwa, Tangguh, tanggap dan trengginas. Hal yang dimaksudkan adalah yang pertama adalah pelatihan mental spiritual dan budi pekerti, dapat meresap oleh pesilat, dan yang kedua pembimbingan mental spiritual dan bela diri serta olah raga sebagai aspek integral subtansinya.

Dahulu pencak silat digunakan sebagai alat beladiri dari tantangan alam seperti binatang buas.3 Kemudian pencak silat juga dijadikan cara untuk mempertahankan diri dari musuh-musuh karena pada zaman dulu perang antar suku masih sering terjadi. Pada masa kolonial pula pencak silat dipelajari oleh para pejuang untuk ilmu bela diri untuk mempertahankan diri dan mengusir para penjajah. Menariknya pencak silat kini dijadikan media untuk memperoleh

3 Muhammad Mizanudin, Andri Sugyanti, dan Saryanto, “Pencak Silat Sebagai Hasil Budaya Indonesia yang Mendunia”, Jurnal SENASBASA, Edisi 3 (Januari, 2018), 270

(21)

pekerjaan. Sebagai contoh, penjaga pasar, satpam, dan penjaga pelabuhan.

Berdasarkan uraian dan penjelasan dalam latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian Kembang Setaman Magelang 1974- 2006.

1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Pencak Silat Kembang Setaman merupakan sebuah organisasi beladiri yang tergolong masih baru dalam perkembangannya, usia dari organisasi pencak silat ini tergolong muda apa bila dibandingkan dengan Pencak Silat lain seperti : PSHT (Persaudaraan Setia Hati Teratai), Merpati Putih, Tapak Suci dan masih banyak lagi lainnya. Pencak silat Kembang Setaman didirikan oleh Hesti Wibowo sebagai upaya mengenalkan kesenian pencak pada generasi muda. Meskipun begitu untuk memfokuskan pembahasan maka dilakukan batasan-batasan dalam penulisan yang diantaranya: Pokok pembahasan dilakukan periode awal berdirinya Kembang Setaman pada tahun 1974, serta di sahkannya secara resmi oleh IPSI pada tahun 2006 dan penelitian hanya dilakukan di padepokan pusat dan lingkungan masyarakat sekitar padepokan di Magelang Jawa Tengah.

(22)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan untuk dijadikan fokus dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana sejarah pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah 1974-2006?

2. Bagaimana peran pencak silat Kembang Setaman bagi masyarakat di Magelang?

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting peran peran pencak silat dan menjelaskan sejarah pencak silat Kembang Setaman, maka penilitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan sejarah pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah 1974-2006.

2. Mendeskripsikan dan mengetahui peran pencak silat Kembang Setaman bagi masyarakat di Magelang.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini membahas tentang sejarah pencak silat Kembang Setaman dan pentingnya bagi masyarakat sekitar, pencak silat ini memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memperkaya akan pemahaman masyarakat terhadap sejarah kesenian pencak silat

(23)

yang sudah lama ada serta dampak atau peranan dari adanya pencak silat di tengah- tengah masyarakat pada tahun 1947-2006. Pencak silat adalah warisan budaya yang tidak ternilai harganya, oleh sebab itu penelitian ini berusaha menghidupkan kembali minat masyarakat untuk menaikan eksistensi pencak silat serta peran pencak silat bagi masyarakat.

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat, guna untuk pengetahuan dan informasi suapaya masyarakat dapat mengenal lebih jauh serta menghayati seni pencak silat sebagai warisan leluhur dan berpartisipasi untuk melestarikan 2. Bagi pembaca, guna untuk sebuah wadah menggali informasi dan

pengetahuan bahwa pencak silat adalah warisan bangsa Indonesia yang memiliki banyak manfaat untu masyarakat dalam bermasyarakat sehari-hari. Dengan tujuan tersebut diharapkan bahwa pembaca dapat lebih mencintai budaya bangsa yaitu pencak silat dan berminat untuk ikut serta dalam usaha melestarikan dengan maksud agar tidak hilangnya eksistensi pencak silat oleh adanya perubahan jaman.

(24)

1.6. Tinjauan Pustaka

Beberapa tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian skripsi sebagai pendukung penelitian di antaranya sebagai berikut:

Penelitian Irvan Setiawan. Menjelaskan serta menjabarkan strategi guna pencak silat tetap eksis serta berkembang sebagai sebuah seni beladiri yang diolahragakan dan kesenian tradisional di Purwakarta. Hasil analisis diketahui bahwa masyarakat di Purwakarta sangat mendukung adanya progam pelestarian pencak silat namun tidak dapat dipungkiri bahwa hanya beberapa wilayah saja di daerah Purwakarta yang memiliki pandangan itu. Wilayah yang diketahui pada saat ini meliputi wilayah Kecamatan Pasawahan, Wanayasa, Purwakarta, dan Plered.

Sedangkan wilayah-wilayah lainnya hanya segelintir masyarakat yang berminat melestarikan pencak silat. Hal tersebut di duga karena masuknya budaya luar, sehingga pelestarian pencak silat sendiri menjadi terhambat.4

Penelitian Muhammad Mizanudin, Andri Sugiyanto, & Saryanto yang”

mendeskripsikan pencak silat sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia. Budaya Melayu di anggap sebagai akar dari bela diri di Asia. Pencak silat telah di kenal oleh masyarakat Indonesia sejak nenek moyang duhulu. Para ahli dan Pesilat menduga bahwa masyarakat Melayu telah menciptakan ilmu bela diri pada awal masa pra sejarah dengan alasan bahwa guna untuk menghadapi kerasnya alam yang liar. Teknik yang digunakan pada saat itu adalah pemguasaan pernapasan, gerakan, jurus dan materi. Pencak silat di Indonesia sendiri memiliki sebuah induk organisasi

4Irvan Setiawan, Eksistensi Seni Pencak Silat di Kabupaten Purwakarta Kajian tentang Strategi Adaptasi, Patanjala, Vol.3-3, Hlm. 402-423.

(25)

yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia yang di singkat (IPSI). Berbeda dengan dulu pada jaman prasejarah saat ini pencak silat telah menjadi ajang perlombaan antar negara baik ASEAN Games yang diadakan setiap empat tahun sekali maunpun kejuaraan Dunia. Negara di Asia bahkan Amerika dan Eropa juga mulai mendalami pencak silat sebagai cabang olah raga.5

Penelitian Mila Mardotillah dan Dian Mochammad Zein. Menjelaskan bahwa pencak silat sebagai bagian dari identitas Bangsa Indonesia yang didalamnya mengandung tentang pendidikan yang berkembang dalam masyarakat. Di era modern ini pencak silat tidak hanya digunakan untuk beladiri saja akan tetapi berkembang sebagai suatu media Kesehatan melalui olahraga selain dari itu pencak dalam penelitian ini pencak silat digambarakan dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan jasmani maupun rohani melalui peraturan yang telah dibuat oleh organisasi pencak silat masing-masing. Pribadi yang memiliki jasmani dan rohani yang kuat dianggap dapat membentuk karakter bangsa yang kuat, Tangguh, serta berbudi luhur dan menjadikan suatu watak sifat identitas bangsa. Di tuntutan modern ini pencak silat di giring menjadi salah satu sarana dalam kebutuhan Kesehatan melalui di tingkatkannya produktivitas masyarakat. 6

Penelitian Moh. Nur Kholismembahas mengenai nilai-nilai luhur dari pencak silat sebagai alai membentuk integritas bangsa. Kurangnnya integritas di Indonesia di sebut juga dapat menimbulkan krisi sosial, ekonomi budaya, politik

5Muhammad Mizanudin, Andri Sugiyanto, & Saryanto, (2018), Pencak Silat Sebagai Hasil Budaya Indonesia yang Mendunia, Prosiding SENASBASA, 264-270.

6Mila Mardotillah dan Dian Mochammad Zein, Silat: Identitas Budaya, Pendidikan, Seni Bela Diri, dan Pemeliharaan Kesehatan, Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 2016, Vol.18-2, hlm. 121-133..

(26)

dan juga hukum, hal ini di rasakan oleh semua kalangan masyarakat. Kurangnya integritas juga berdampak pada timbulnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Hal yang di takutkan adalah krisisnya integritas juga akan berdampak pada kemrosotan integritas penerus bangsa yaitu pemuda. Sebagai sebuah organisasi pencak silat sendiri memiliki beberapa aspek di antaranya adalah: aspek mental spriritual, aspek seni dan budaya, aspek bela diri, dan juga aspek olah raga.

Keempat aspek tersebut memiliki satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Selain empat aspek tersebut dalam penelitian ini jjuga di sebutkan bahwa pencak silat memiliki beberapa nilai-nilai positif: yang pertama pencak silat dapat mendekatkan keyakinan terhadap sang Pencipta, yang kedua memiliki rasa akan cinta tanah air, ketiga meningkatkan Kesehatan diri, ke empat membangun rasa percaya diri, kelima, memperkuat mental ketuju,menjadikan jiwa sportivitas dan jiwa kesatria dan yang terakhir adalah mendisiplinkan diri. Secara keseluruhan dengan memperdalam ilmu pencak silat manusia akan memiliki sifat yang tanggap, taqwa, Tangguh. dan juga trengginas. 7

Buku selanjutnya yang menjadi tinjauan Pustaka dalam penelitian ini adalah buku dari O’ong Maryono dengan judul “Pencak Silat Merentang Waktu”.

Buku ini berfokus mengenai pembahasan yang berkaitan tentang pencak silat meliput beberapa pembahasan diantaranya dalah sejarah pencak silat, peran pencak silat didalam masyarakat, dan juga seni silat serta solat sebagai media olahraga.

Sejarah yang dibahas mengenai sejarah asal usul pencak silat dan pada masa

7Moh Nur Kholis, Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk Moralitas Bangsa, Jurnal Sportif, Vol.2-2, November 2016, hlm. 80.

(27)

kemerdekaan memjadikan buku ini dapat dijadikan landasan teori untuk penulisan penelitian skripsi ini .8

Apa yang membedakan dalam penulisan skirpsi ini dari penelitian- penelitian sebelumnya adalah, jika penelitian sebelumnya membahas secara umum mengenai sejarah pencak silat baik itu sejarah awal dari nenek moyang, sejarah IPSI sampai sejarah pertandian. Penelitian ini lebih berfokus di satu sejarah perguruan yaitu pencak silat Kembang Setaman yang berada di Magelang sebagai padepokan pusat. Kemudian perbedaan yang kedua, periodesasi dalam penelitian ini adalah 1974-2006 penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan kepada pembaca mengenai fungsi-fungsi pencak silat Kembang Setaman dalam masyarakat.

1.7. Landasan Teori

Erwin Setyo Kriswanto berpendapat bahwa pencak silat merupakan beladiri dari leluhur sebagai budaya Indonesia yang mesti di turunkan , dibina, dan dikembangkan.9 Jadi harus melestarikan pencak silat yang telah diwariskan oleh nenek moyang sebagai seni beladiri yang perlu dilestarikan, sehingga akan terus berkembang. Keberagaman masyarakat di Nusantara menyebabkan perbedaan penamaan atau pencak silat di Indonesia tentunya juga berbeda-beda. Menurut Kriswanto, berbagai macam istilah pencak silat di berbagai daerah yaitu sebagai berikut:

8O’ong Maryono, Pencak Silat: Merentang Waktu, Yogyakarta: Galang Press, 2010, hlm 10.

9Erwin Setyo Kriswanto, Pencak Silat, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015, hlm 13.

(28)

a. Sumatera Barat dengan Silek dan Gayuang.

b. Pesisir timur Sumatra Barat dan Malaysia dengan Bersilat.

c. Jawa Barat dengan Maempok dan Penca.

d. Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dengan Pencak.

e. Madura dan Pulau Bawean dengan Mancak.

f. Bali dengan Mancak atau Encak.

g. Kabupaten Dompu dan NTB dengan Mpaa Sila.10

1. Nilai-Nilai Pencak Silat

Secara umum dan dari sejumlah anggapan para ahli mengatakan bahwa pencak silat merupakan seni bela diri untuk mempertahankan dirinya dari keadaan lingkungan ekitar, namun pencak silat juga tidak meninggalkan karakter sebagai manusia diciptaan Tuhan, maka dari itu pencak silat tentunya terdapat nilai-nilai yang patut dimiliki oleh setiap individu. Nilai-nilai pencak silat tersebut harus diterapkan dalam kehidupan dan juga dapat diterapkan ketika sedang melakukan kegiatan bela diri karena untuk mengingatkan ketaqwaan terhadap Tuhan sang Pencipta.

Menurut Anting Dien Gristyutawati, dengan berlatih beladiri pencak silat akan mendapatkan beberapa nilai positif yaitu: kepercayaan diri, terbentuknya mental, menajamkan insting, berjiwa kestria, dan juga memiliki kedisiplinan serta

10Ibid.

(29)

keuletan yang lebih tinggi11 Telah dilihat ada beberapa nilai-nilai poitif yang terdapat dari pencak silat dapat dikatakan bahwa pencak silat juga melestarikan karakter yang telah terdapat dalam nenek moyang yang tidak menghilangkan jiwa karakter orang-orang terlebih dahulu sehingga dampak positif dari pencak silat tersebut dapat terlihat dari karakter seseorang yaitu memiliki jiwa yang percaya diri, dapat melatih ketahanan mental seseorang, mengembangkan kewaspadaan diri serta memiliki disiplin dalam hidupnya masing-masing. Oleh karena itu dari beberapa dampak positif tersebut diharapkan pembaca dapat mengambil hak yang positif dan dapat mengembangkan warisan dari nenek moyang.

Nuraida menyebutkan bahwa pendidikan pencak silat dapat menumbuhkan lima nilai karakter yang positif yaitu: karaktetr taqwa, tangguh, trengginas, tanggap dan .12 Dalam KBBI arti dari takwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, sedangkan tangguh berarti sukar dikalahkan, trengginas berarti kincah dan terampil, tanggap berarti segera mengetahui keadaan dan berarti memiliki mental yang kuat.13 Sehingga dari berbagai arti tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pesilat harus memiliki lima karakter yakni harus menjadi seorang yang kuat mental jiwa dan raga serta dapat peka terhadap lingkungan sekitar dan yang paling utama juga selalu ingat kepada sang pencipta.

11 Anting Dien Gristyutawati, E. P., Presepsi Pelajar terhadap Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Bangsa Sekota Semarang, Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 2012, hlm. 130.

12Nia Nuraida, Analisis Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Pencak Silat, Bandung: Universitas Perguruan Indonesia, 2016.

13Kamus. 2021. Pada KBBI Daring. Diambil 23 Feb 2019, dari https://kbbi.web.id/takwa

(30)

Pembahasaan yang mengarah pada karakter trengginas dalam pencak silat berarti cerdas dan aktif maupun memiliki gagasan dalam mencari peluang peluang dalam menghadapi lawan. Trengginas pula dapat diartikan lincah gesit dan tangkas menggunakan jurus-jurus yang telah dipelajari, maka dengan itu menjadikan lawan tidak dapat menghadapi semua serangan yang telah diterima.

Nur Kholis berpendapat bahwa sebuah nilai-nilai luhur yang terletak pada pencak silat bertumbuh pada empat aspek, yaitu: aspek spiritual, aspek seni gerak, aspek beladiri, dan aspek olahraga.14 Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat nya terdapat berbagai nilai luhur yang harus dikembangan dalam pencak silat dan menjadi empat aspek yang menjadi kesatuan yaitu:

a. Aspek spiritual yang berarti dalam pencak silat tentunya harus membangun karakter sesorang yang menjadi lebih baik terutama bagi umat yang beragama tentunya sikap spiritual yang di tekankan adalah taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sikap percaya diri disiplin dengan dirinya agar lebih teratur untuk menjalani hidupnya, selanjutnya adalah sikap terhadap lingkungan masyarakat tentunya dalam aspek ini juga di tekankan sikap individu terhadap masyarakat karena sejatinya manusia tidak bisa hidup sendiri sehingga membutuhkan manusia yang lain, maka sikap saling bekerja sama antar manusia bisa juga

14Moh Nur Kholis, Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk Moralitas Bangsa, Jurnal Sportif, Vol.2-2:80, 2016, Hlm.79.

(31)

saling gotong royong untuk membangun keakraban serta keutuhan masyarakat sekitar.

b. Aspek seni gerak yang berarti dalam setiap gerakan pancasila yang memiliki arti sehingga dapat dikatakan seni dalam bela diri.

c. Aspek bela diri ini yang berarti bahwa dalam pesilat harusnya memiliki siafat yang tangguh dan ksatria, sehingga dapat menggunakan keahliannya saat bertarung membela dirinya.

d. Aspek olahraga, dalam aspek ini berarti bahwa pesilat tidak hanya untuk menjaga dirinya untuk bertarung namun juga dpaat dikatakan olahraga, karena setiap gerakannya menggunakan otot sehingga dapat melatih otot dan syaraf manusia, dalam aspek ini tentunya pesilat juga harus mengatur pola hidupnya untuk menjaga kebuguaran jasmani seorang peislat ketika akan melakukan pertandingan.

Sifat dan sikap ideal tersebut sebagai satu kesatuan dapat diringkas sebagai sifat dan taqwa, tanggap, tangguh, tangon, dan trengginas. Dari berbagai aspek yang telah dijeaskan di atas dapat dikatakan bahwa aspek-aspek tersebut juga memiliki tujuan yang diinginkan, yaitu untuk membentuk manusia seutuhnya yang berlandasan pada pancasila dan UUD 1945.

(32)

1.8. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan kaidah metode sejarah yakni dengan memilih topik, heuristic (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi sumber, dan historiografi atau penulisan sejarah.15 Penyajian data berdasarkan hasil dari penelitian lapangan dengan metode kualitatif serta beberapa studi pustaka dan arsip digunakan untuk menggali lebih jauh proses perubahan social dan budaya masyarakat dengan sumber-sumber yang telat diperoleh.

Penelitian ini dilakukan pada padepokan pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah. Untuk mendapatkan sumber tersebut, peneliti secara langsung mencari topik, seperti wawancara (Interview) terstruktur terhadap responden yang merupakan sumber data primer yang terkait dengan penelitian ini, yaitu; pimpinan dan pengasuh Padepokan Pencak Silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah, guru-guru padepokan pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah, dan murid padepokan pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah.

Dokumen berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah dengan meminta data-data dari pihak pengurus padepokan untuk bahan penulisan skripsi. Hal ini dilakukan agar informasi yang didapatkan benar-benar

15Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yayasan Bentang Budaya : Yogyakarta,1995, Hlm 89

(33)

bersumber dari objek yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Teknik dokumentasi juga dapat dilakukan dalam bentuk memotret semua kejadian yang berlangsung selama peneliti melakukan kegiatan penelitian.

1.9. Sistematika penulisan

Penulisan ini diawali dengan, bab I pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II akan membahas Sejarah Pencak Silat SHO (Setia Hati Organisasi) 1932 sebagai dasar berdirinya Pencak Silat Kembang Setaman 1974. Serta membahas sedikit pecahnya Setia Hati Organisasi dengan Setia Hati Teratai. Akibat dari 2 organisasi tersebut terbentuklah organisasi pencak Silat Baru yaitu Kembang Setaman.

Bab III menjelaskan mengenai Sejarah Kembang Setaman yang dimulai pada tahun 1974 membahas mengenai peristiwa-peristiwa sebab akibat dari munculnya Kembang Setaman dan juga akan menjelaskan mulai dari sejarah nama Kembang Setaman, Arti dari symbol atau logo yang di gunakan serta tujuan dan mengapa pencak silat Kembang Setaman di bentuk.

Bab IV membahas mengenai dampak serta peran Pencak Silat Kembang Setaman di masyarakat lingkugan Padepokan Pusat Magelang dan juga menjelaskan bagaimana usaha untuk pelestarian pencak silat terkhusus Kembang Setaman periode 2006.

(34)

Kemudian, Bab V membahas tentang kesimpulan yang didapat dari pembahasan di bab II sampai bab IV. Dalam bab ini akan disampaikan jawaban atas rumusan masalah yang menjadi dasar dari penulisan ini dan akan menguraikan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya periode 1974 sampai 20

(35)

18

BAB II

Setia Hati Organisasi

Awal berdirinya Pencak Silat Kembang Setaman 1974

2.1. Pendahuluan

Pencak silat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai kepandaian berkelahi dan juga diartikan sebagai seni bela diri khas Indonesia dengan ketangkasan membela diri dan menyerang untuk pertandingan atau berkelahi.16 Jadi dapat disimpulkan secara garis besar pencak silat merupak seni bela diri yang dapat digunakan untuk membela diri atau mempertahankan diri dan pencak silat biasa digunakan untuk pertandingan atau untuk berkelahi. Pencak silat merupakan seni bela diri yang dikatakan telah ikut ambil adil dalam penelitian seni bela diri sejak lama, peneletian tersebut dilakukan dengan beberapa cara.

Pertama, munculnya indikasi dalam beberapa waktu terakhir banyak sekali makalah yang membahas seni bela diri yang disuguhkan di kongres olahraga. Gristyutawati berpendapat bahwa pencak silat merupakan hasil dari budaya masyarakat Indonesia guna membela, mempertahankan diri dari lingkungan hidup atau alam sekitar

16Kamus. 2021. Pada KBBI Daring. Diambil 23 Feb 2019, dari https://kbbi.web.id/pencak

(36)

dengan tujuan mencoba untuk memperoleh keselarasan hidup untuk meningkatkan iman dan taqwa.17

Jadi dapat disimpulkan bahwa pencak silat merupakan hasil budaya manusia untuk membela dirinya sediri atau untuk mempertahankan dirinya sendiri terhadap lingkungan untuk tercapainya hidup yang memiliki iman serta ketaqwaan terhadap sang pencipta.

2.2. Pembahasan

2.2.1 Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya

Pencak silat sudah diakui oleh masyarakat menjadi salah satu cabang olahraga tradisional dari leluhur. Masyarakat dan instansi olahhraga berkewajiban untuk melestarikan serta mengembangkannya. Upaya pendidikan dilakukan sebagai salah satu cara untuk pelestarian dari pencak silat. Muhtar berpendapat bahwa pencak silat adalah suatu bentuk kebudayaan di Indonesia dan juga merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia.18 Jadi pencak silat adalah bentuk kebudayaan dari nenek moyang yang perlu dilestarikan agar keberadaannya tidak punah tertinggalnya zaman.

Para ahli menyimpulkan bahwa pencak silat meruapakan seni bela diri yang diwariskan oleh nenek moyang, sehinga pencak silat selalu di lestarikan agar tidak punah keberadaanya, pencak silat juga merupakan seni bela diri yang

17 Anting Dien Gristyutawati, Endro Puji Purwono, Persepsi Pelajar terhadap Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Bangsa Sekota Semarang Tahun 201, Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 2012, hlm 130.

18Tatang Muhtar, Pencak Silat, Sumedang : UPI Sumedang Press, 2020, hlm 8.

(37)

bertujuan untuk mempertahan kan diri sendiri dan juga dapat digunakan dalam acara pertandingan.

Kriswanto berpendapat, dilihat dari asal dan usul serta kaidahnya pencak silat pada esensinya merupakan subtansi dan sarana pendidikan mental dan pendidikan jasmani guna membentuk pribadi yang dapat mempelajari dan melakukan ajaran budi pekerti luhur.19 Pelaksanaan seputar hakikat dari berlatih pencak silat harus mengisi artian yakni.20

a. Manusia sebagai makhluk Tuhan wajib menaati dan melaksanakan secara konsisten dan sesuai nilai-nilai keutuhan dan agama, baik secara vertikal maupun horizontal

b. Manusia sebagai makhluk pribadi dituntut untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas kepribadiannya untuk mencapai kepribadia yang luhur, yaitu kepribadian yang layak dan berkualitas serta ideal menurut pandangan masyarakat dan ajaran agama

c. Manusia sebagai makhluk sosial harus memiliki pikiran orientasi, pandangan, pandangan, motivasi, sikap, perilaku dan tindakan sosial yang luhur dalam arti layak dan bermutu tinggi serta ideal menurut pandangan masyarakat

d. Manusia sebagai makhluk alam semesta dituntut dengan kondisi dan keseimbangan alam semesta yang memberikan kemajuan, kemakmuran dan kebahagiaan kepada manusia sebagai anugrah dari Tuhan

19Erwin Setyo Kriswanto, Pencak Silat, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015, hlm 19.

20 ibid.

(38)

Dapat disimpulkan bahwa belajar Pencak silat bukan hanya sekedar adu kekuatan ataupun ketangkasan. Lebih dari itu, terdapat etika-etika yang perlu ada ketika belajar pencak silat. nilai agama menjadi salah satu pedoman yang harus di perhatikan dalam mempelajari pencak silat.

2.2.2 Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat

Nilai-nilai luhur pun tidak dapat dipisahkan dari pencak silat oleh karena itu tidakan, perilaku, moral sangat ditekankan pada hakikat pencak silat menjalin persaudaraan di masyarakat juga menjadi sebuah arti pentingnya pencak silat, sebagai tujuan utamannya adalah kedamaian.

Pencak silat juga memiliki beberapa aspek yang harus di ketahui, menurut Kriswanto terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat.21 yaitu :

a. Aspek Mental Spritual

Aspek mental spiritual meliputi sikap dan sifat takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akhlak mulia, cinta tanah air, penuh persaudaraan dan tanggung jawab, suka memaafkan, serta memiliki rasa solidaritas yang tinggi dengan menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran dan keadilan.

b. Aspek Seni

Aspek seni pencak silat merupakan wujud kebudayaan berupa gerak dan irama, sehingga tercipta keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara tubuh, irama dan rasa.

21Erwin Setyo Kriswanto, Pencak Silat, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015, hlm 13

(39)

c. Aspek Bela Diri

Aspek bela diri meliputi sifat dan sikap kesiagaan mental dan fisik yang dilandasi kesopanan, ketanggapan dan selalu melaksanakan atau mengamalkan bela diri dengan benar kesadaran diri dan perilaku diri serta perilaku dari rasa dendam d. Aspek Olahraga

Aspek Olahraga meliputi sifat dan sikap menjamin kesehatan jasmani dan rohani serta prestasi di bidang olahraga.

Aspek olahraga meliputi pertandingan dan peragaan bentuk gerakan baik tunggal, ganda maupun beregu.

2.3. Sejarah Setia Hati Organisasi 2.3.1 Pecahnya SHO dari Setia Hati

Foto 1. Munandar Harjowiyoto

Sumber : foto koleksi http://dwinandawibowo.blogspot.com/2012/09/laskar- moen-wesi.html

(40)

Setia Hati Organisasi adalah organisasi pencak silat yang berdiri pada tanggal 22 Mei 1932 di Semarang, Jawa Tengah, dengan nama Setia Hati yang merupakan sumpah janji bersama sejumlah Tokoh SH dari Semarang, Magelang, Solo, Yogyakarta dan lain-lain, atas gagasan SH Munandar Harjowiyoto dari Ngambe, Ngawi, Jawa Timur.22 Dengan terbentuknya organisasi oleh sejumlah kadhang SH, maka disebut dengan nama Setia Hati Organisasi (SHO), yaitu orang- orang SH yang berorganisasi. Dihadir oleh 50 saudara SH dan utusan-utusan, antara lain Suwignyo, Sukandar, Sumitro, Kasah, Karsiman, Suripno, Sutardi, Hartadi, Sayuti Melok (R Sudarso Wirokusumo, 1979 : Stensilan).23

Foto 2. Ki Ngabei Soerodiwirjo beserta Istri

Sumber: foto koleksi http://pshtrantingtoroh.blogspot.com/2015/05/ki-ngabei- soerodiwirjo.html

22 R. Mashadi Sastrohadipranoto.”Catatan Sang MISISUCI Mashadi Sastrohadipranoto”. My Setia Hati. 5 September 2017. Hlm.4.

23 Ibid.

(41)

Lahirnya Setia Hati Organisasi di awali dari Moenandar Hardjowiyoto yang merasa tidak puas terhadap Ki Ngabehi Soerodiwirjo dalam membuat peraturan persaudaraan di kalangan warga SH Winongo, dimana anggota terbanyak yang bisa masuk sebagai warga hanya dari kalangan ningrat dan pegawai pangreh projo saja. titik puncak ketidakpuasan ini terjadi ketika Ki Ngabehi Soerodiwirjo melatih Sinyo Belanda dan sudah sampai jurus ke-20 tingkat-1.24 Pada saat Ki Ngabehi Soerodiwirjo mengajak Moenandar sebagai senior untuk menemani berlatih ‘sambung persaudaraan’, orang Belanda itu mendapatkan perlawanan hingga tak sadarkan diri hal tersebut menimbulkan kekecewaan dari Ki Ngabehi Soerodiwirjo terhadar Moenandar..

Setelah itu pada tahun 1932 Moenandar Hardjowijoto beserta beberapa saudara dari SH memohon restu kepada Ki Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan Persaudaraan Setia Hati dengan menambahkan nama Organisasi sebagai sarana mengatur rumah-tangga, hal tersebut di setujui oleh Ki Ngabehi Soerodiwirjo dan berjanji akan datang dalam acara tersebut.

Akan tetapi dikarenakan Ki Ngabehi Soerodiwiryo tidak datang dalam pertemuan dan menimbulkan kekecewaan para saudara SH yang telah hadir.

Kemudian diputuskan secara aklamasi dalam musyawarah, berdirinya Pengurus Besar Setia Hati Organisasi ( SHO ) dan Moenandar Hardjowijoto sebagai ‘Ketua’

nya, dengan tidak berminat mengganggu SH Winongo di bawah kepemimpinan Ki Ngabehi Soerodiwirjo, dengan kata lain ‘berpisah tetapi satu tujuan’. 25

24 Ibid,.

25Ibid,. hlm. 23

(42)

2.3.2 Pecahnya Pra SH (Kembang Setaman)

Pada pencak silat Setia Hati Organisasi (SHO) memiliki beberapa persyaratan untuk dapat mengikuti latihan. Langkah yang pertama adalah perlu dilakukannya pelantikan. Pelantikan tersebut di antaranya bagi para calon pesilat diharuskan memenuhi beberapa kriteria, salah satunya adalah usia. Pada saat itu usia awal untuk dapat mengikuti pencak silat setia hati yaitu 21 tahun, hal tersebut dikarenakan usia 21 tahun dianggap sudah matang dan dapat mempertanggung jawabkan akan dirinya sendiri.26 Kemudian syarat setelahnya adalah diwajibkan bagi setiap calon pesilat harus meminta tanda tangan kepada sesepuh SHO, dengan tujuan meminta pangestu kepada pelatih senior SHO. Tanda tangan yang ada minimal 10 orang karena pelatih SH tidak boleh asal melatih pencak silat ke semua orang. Meskipun demikian para calon pesilat belum tentu diterima karena masuk pencak silat SHO haruslah memilliki budi baik, tidak terlibat kasus kriminal, dan harus disaring perilakunya dengan istilah “Kudu di Gembleng Ndisik Kjoyo Curigo Ono Neng Rongko”

Pada tahun 1973 diadakan pertandingan pencak silat, waktu itu sudah dinyatakan bahwa pencak silat dipertandingkan sebagai prestasi artinya, olahraga yang diadu antar organisasi pencak silat.27 Alurnya adalah setelah pertandingan di Kerisidenan kemudian seleksi di Jawa Tengah, semenjak saat itu tahun 1973 PON (Pekan Olah Raga Nasional) ke 8 Hesti Wibowo maju sebagai perwakilan dari Magelang dan berhasil sampai ke Jakarta serta memperoleh juara. Setelah Hesti

26Wawancara dengan Sengkut, 13 November 2020 di padepokan pusat Magelang.

27 Ibid.

(43)

Wibowo mengikuti pertandingan dari PON (Pekan Olah Raga Nasional) akhirnya terlihatlah perbedaan antara organisasi lain yang memiliki atlet-atlet muda. Sejak saat ini diketahui bahwa usia 21 ke atas sudah tidak ideal untuk bertanding, kemudian tercetuslah ide bahwa melatih anak-anak muda akan tetapi tidak memakai jurus-jurus SHO karena adanya larang melatih jurus SHO kepada orang yang belum dilatik SHO. Kemudian diubahlah jurus pada saat mengikuti pertandingan yang diawali oleh rasa keprihatinan terhadap SHO yang ingin dimajukan.

Pada tahun 1973 Sengkut (adik dari Hesti Wibowo) ditunjuk sebagai ketua PKK remaja Desa Tidar yang digulirkan oleh Gubenur Jawa Tengah Munadi. Ketua remaja yang dibentuk pertama kali di Indonesia. Kemudian Sengkut mengikutkan kegiatan pencak silat sebagai kegiatan remaja. Hesti Wibowo (Hesti Wibowo) dengan adiknya Sengkut mengolah jurus-jurus yang telah diserap adalah kejuaraan kejuaraan saat PON. Sebagai Pra SHO dengan maksud disalurkan ke SHO setelah mahir dengan tujuan SHO tidak ketinggalan atlet yang berpotensi. Kemudian timbulah Kembang Setaman dan SH Rembulan yang didirikan tahun 1990 atau Setia Hati Rembulan (Remaja Bulungan Jakarta) yang merupakan pimpinan Oyong mulai merapat dan juga berintegrasi ke Persaudaraan Setia Hati, sehingga yang awalnya sebelum dikecer (dilantik) memakai lambang SH. Rembulan yang saat ini semua sudah diganti dengan lambang Persaudaraan Setia Hati. Namun pada tahun 2005 atas alasan lebih mengedepankan pembinaan prestasi dan perbedaan prinsip organisasi SH Rembulan yang dulunya melakukan integrasi ke Persaudaraan Setia Hati melakukan musyawarah dan memutuskan berpisah kembali dan membentuk

(44)

Persaudaraan Setia Hati Organisasi. Akan tetapi SHO bersih kukuh tetap membatasi tidak mengajar usia muda.

Pada tahun 1996 terjadi keputusan yang mengejutkan bahwa di Kongres Karisidenan Kedu Magelang memutuskan bahwa SHO dapat melatih menggunakan jurus-jurus SHO kepada usia muda dan tidak diperbolehkan menggunakan jurus di luar SHO. 28Jurus yang digunakan adalah SHO muda atau SH remaja dan Kembang Setaman tidak diperbolehkan menjadi pra SH. Oleh sebab itu, memberikan pilihan kepada murid dari pra SHO untuk memilih masuk SHO akan tetapi harus keluar dari Kembang Setaman. Oleh karena keputusan Kongres SHO tidak diperbolehkan menggunakan jurus Kembang Setaman. Hal mengejukannya adalah murid-murid dari perguruan SHO banyak yang keluar dan bergabung dengan Kembang Setaman.

Tahun 2006 adalah tahun yang menyatakan Kembang Setaman berdiri sendiri, walaupun lama sebelum itu sudah mencatatkan di IPSI pusat tepatnya pada tahun 1974.

2.4. Kesimpulan

Dapat dari tarik kesimpulan berdasarkan penjabaran yang ada, bahwa pencak silat adalah salah satu cabang olahraga tradisional di Indonesia, dan sebuah kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia serta memiliki sistem bela yang terdapat empat nilai, yakni: etis, teknis, estetis, dan atletis.

Kemudian, Pencak silat Kembang Setaman yang pada awalnya di dirikan untuk melatih pemuda-pemudi sebelum memasuki Setia Hati Organisa

28 Ibid,. hlm. 25.

(45)

dengan tujuan menjadikan atlet yang berkualitas malah lantas menjadikan Kembang Setaman sebagai suatu organisasi yang berdiri sendiri karena adanya keputusan dari kongres Magalang 1996 pihak SHO untuk tidak mengakui Kembang Setaman sebagai bagian dari SHO.

(46)

29

BAB III

SEJARAH KEMBANG SETAMAN 1974-2006

3.1. Pendahuluan

Bab III ini menjelaskan analisis tentang sejarah dan peran pencak silat kembang setaman di Magelang 1974-2006. Pembahasan analisis hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) sub bab sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, analisis hasil penelitian ini dimulai dari mendeskripsikan sejarah pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah 1974-2006 dan dilanjutkan dengan mendeskripsikan peran pencak silat Kembang Setaman bagi masyarakat di Magelang.

Data kualitatif dari penelitian ini berasal dari wawancara pelatih/anggota padepokan pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah. Pada analisis ini peneliti melakukan wawancara terhadap subjek yang peneliti tentukan dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Subjek yang peneliti ambil sebagai narasumber tentunya diambil berdasarkan pertimbangan yang peneliti lakukan. Hal yang diajukan pertama kali untuk pertanyaan adalah yang berkaitan dengan data pribadi masing-masing subjek, dengan mengajukan pertanyaan tersebut, maka peneliti dapat mengetahui beraneka ragam karakter dari masing-masing subjek yang diteliti.

Selanjutnya untuk tahap berikutnya, mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana sejarah pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah 1974-

(47)

2006 dan dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan peran pencak silat Kembang Setaman bagi masyarakat di Magelang.

3.2. Hasil Penelitian

Berikut ini disajikan identitas informan penelitian.

Table 1. Identitas Informan Nama Jenis Kelamin Usia

(Tahun) Jabatan Pendidikan Terakhir Sudrajat Laki-laki 70 Pelatih/Anggota STM

Agus Laki-laki 60 Pelatih/Anggota SMK

Sumekto Laki-laki 55 Pelatih/Anggota Ikatan Dinas Sumini Laki-laki 51 Pelatih/Anggota SMK

Sutejo Laki-laki 65 Pelatih/Anggota SMK Tinuk Perempuan 49 Pelatih/Anggota S1

Sumber: Data Primer Diolah dari Hasil Wawancara, 2022.

Berdasarkan Tabel 1 di atas bahwa subjek dalam penelitian ini terdiri atas 5 laki-laki dan 1 perempuan. Hal ini berkaitan dengan sejarah dan peran pencak silat kembang setaman di Magelang 1974-2006. Subjek dalam penelitian ini semuanya berusia > 49 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini berusia dewasa akhir sampai usia lanjut yang sudah sangat memahami tentang permasalahan penelitian terkait dengan sejarah pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah 1974-2006. Bahwa subjek dalam penelitian ini dengan jabatan dari pelatih/anggota padepokan pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah. Hal ini supaya hasil wawancara dalam penelitian ini berkompeten dari berbagai pihak berkaitan dengan sejarah dan peran pencak silat kembang setaman di Magelang 1974-2006. Selanjutnya subjek dalam penelitian ini

(48)

berpendidikan SMA/K (tingkat menengah). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini yang berpendidikan tingkat menengah yang lebih berkompeten dalam memahami tentang permasalahan penelitian terkait dengan sejarah pencak silat Kembang Setaman di Magelang Jawa Tengah 1974-2006.

3.2.1 Sejarah Kembang Setaman

Pencak Silat Kembang Setaman merupakan sebuah organisasi beladiri yang tergolong masih baru dalam perkembangannya, usia dari organisasi pencak silat ini tergolong muda apabila dibandingkan dengan Pencak Silat lain.

Foto 3. Guru Besar Hesti Wibowo

Sumber: Foto Dokumentasi Kembang Setaman

(49)

Pencak silat Kembang Setaman didirikan oleh Hesti Wibowo pada tanggal 2 Mei 1974 sebagai upaya mengenalkan kesenian pencak pada generasi muda.29 Berikut ini kutipan wawancara dengan informan tentang sejarah pencak silat Kembang Setaman.

...“Pada saat tahun tersebut Sudrajad masih duduk di bangku sekolah dasar, latihan pencak masih berpindah pindah tempat karena belum mempunyai wilayah yang tetap, di antaranya Balai Desa Tidar, Balai Desa Panjang, Cacaban dan lapangan bola Abu Bakrin”(Wawancara dengan Sudrajat (Pelatih/Anggota Pencak Silat Kembang Setaman) 12 Oktober 2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa pada saat tahun tersebut Sudrajad masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Latihan pencak silat masih berpindah-pindah tempat karena belum mempunyai wilayah yang tetap, di antaranya Balai Desa Tidar, Balai Desa Panjang, Cacaban, dan lapangan bola Abu Bakrin. Lapangan bola Bakri adalah salah satu tempat yang telah mencetak atlet-atlet yang berprestasi. 30 Pelatihan TNI pada tahun 1982 oleh Hesti Wibowo, asisten Nardi dan, Sardiman almarhum. Sudrajad mulai mengikuti pertandingan tahun 1983. Pada saat itu kejuaraan Porda dan dirinya memperoleh juara 3 di kelas D sampai terakhir mengikuti pertandingan sejak tahun 1999. Sedangkan menurut Sumekto, sejarah pencak silat Kembang Setaman sendiri didirikan oleh Hesti Wibowo pada tahun 1974 yang didorong karena keinginan beliau untuk menjadikan atlet-atlet juara dari organisasi Pencak Silat yang dikutinya. Kemudian menurut Sumini, pencak silat Kembang Setaman memiliki sejarah panjang. Perjalanan dimulai dari munculnya pencak silat Setia Hati Organisasi yang didirikan oleh

29 Wawancara dengan Tinuk, 13 November 2020 di padepokan pusat Magelang.

30Wawancara dengan Sudrajad, 12 November 2020 di Kediaman Sudrajad.

(50)

Munandar. Oleh sebab suatu peristiwa dimana SHO selaku pencak silat yang berpartisipasi di pertandingan Hesti Wibowo selaku anggota

Kembang Setaman, melatih anak-anak muda pada waktu itu dengan nama Pra SH dengan harapan melahirkan atlet yang berkualitas sejak dini.31 Oleh karean hal tersebut munculah larangan pencak silat SHO untuk di ajarkan kepada usia dini.

Kemudian munculah gagasan membuka suatu organisasi pencak silat baru yang saat ini dikenal dengan Kembang Setaman yang tepatnya didirikan di Magelang pada tahun 1974. Hal tersebut ditambahkan Sutejo, sejarah Kembang Setaman sendiri diawali oleh keprihatinan Hesti Wibowo akan atlet pencak silat SHO yang pada saat itu tidak mempuyai atlet muda dalam kejuaraan.32 Hal teresebut mendorong Hesti Wibowo mendirikan pelatihan untuk anak muda dengan tujuan mempersiapkan atlet bagi SHO, dengan dasar pada saat itu SHO tidak menerima siswa dengan umur di bawah 21 tahun. Hal tersebut disebabkan karena SHO beranggapan usia di bawah 21 tahun belum dapat mengontrol dan menguasai dirinya sendiri serta dianggap belum mampu mengikuti pelatihan di pencak silat Setia Hati Organisasi. Akan tetapi pada tahun 1992 setelah dilakukan konferensi pers telah ditetapkan bahwa organisasi SHO telah membuka pelatihan pencak silat Pra SH serta membuat keputusan bahwa pencak silat yang didirikan Hesti Wibowo pada saat itu tidak diakui sebagai bagian dari Pra SH. Kemudian terciptalah Kembang Setaman yang dirintis pada tahun 1974 dan disahkan secara resmi oleh IPSI pada tahun 2006.

31https://drive.google.com/file/d/1kDZsgBAdLDFEzZZFdl2JVJ46D5yNLHKp/

view?usp=drivesdk (diakses pada 28 November 2021).

32 Wawancara dengan Sutejo, 13 November 2020 di padepokan pusat Magelang.

(51)

Berikut ini kutipan wawancara dengan informan tentang cara masyarakat dalam mendalami dan menjiwai pencak silat sebagai warisan budaya bangsa:

...“Pentingnya mendalami suatu warisan budaya bangsa adalah tugas kita semua. Salah satu warisan tersebut adalah pencak silat. Dalam konteks Pencak silat sendiri menurut pak Agus adalah warisan yang sangat penting untuk di perdalam baik secara ilmu (seni bela diri) maupun spiritual”33

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa pentingnya mendalami suatu warisan budaya bangsa adalah tugas semua orang. Salah satu warisan tersebut adalah pencak silat. Dalam konteks Pencak silat sendiri adalah warisan yang sangat penting untuk diperdalam baik secara ilmu (seni bela diri) maupun spiritual. Begitupun dengan penjiwaan akan pencak silat, salah satu cara masyarakat khususnya lingkungan padepokan dalam menjiwai pencak silat Kembang Setaman yakni ikut guyup rukun dalam kegiatan-kegiatan yang diagendakan oleh Padepokan dengan cara menghadiri dan ikut serta membantu dalam acara-acara khusus contonya peringatan ulang tahun Kembang Setaman.

Menurut Sudrajat, cara menjiwai pencak silat sendiri sudah mengikuti pencak silat sejak kecil dan belum sempat tertarik pada beladiri di luar pencak silat.

Padahal pada saat itu lagi gencar-gencarnya ada banyak perguruan lainnya seperti karate Kera Sakti dan sebagainmya. Hal tersebut mungkin karena dari keturunan orangtua karena dulu orangtua yang notabene seorang pesilat juga. Sebagai contoh

33 Wawancara dengan Agus. 21 November 2020 di Padepokan Pusat Magelang

(52)

dulu kakak dari Sudrajat sempat mengikuti karate kemudian tertarik dan beraralih ke pencak silat setelah menyaksikan jurus-jurus yang ada. Sedangkan menurut Sumekto, pencak silat adalah silaturah silat merupakan ilmu manusia yang terdiri jiwa dan raga, pencak silat merupakan upaya manusia agar selamat dunia akhirat.

Foto 4. Sumekto pada saat mengikuti PON 1989 Di Jakarta

Sumber: Potret Dokumentasi dari Sumekto

Pencak silat adalah bagian dari budaya Indonesia bagaimana cara menjiwai. Sumekto belajar pencak silat sejak tahun 1967. Sejak saat kelas 5 SD ayahnya yang memasukan ke Pencak Silat Kembang Setaman, karena ayah beliau juga memiliki darah pencak silat akan tetapi tidak memiliki waktu untuk melatih.

Kemudian dirinya dititipkan di Kembang Setaman, yaitu kepada Hesti Wibowo dalam pelatihan diajarkan suatu ilmu kebatinan. Oleh karena adanya bakat dan cinta kepada pencak silat pada sekolah SMP dirinya sudah berhasil mengikuti kejuaraan

(53)

nasional dan pada tahun 1987 menikuti kejuaraan Jurmas Ismail Cup Jawa Tengah yang mendapatkan mendali emas dan menjadi pemain terbaik.

Kemudian tahun 1989 dirinya mengikuti PON dan sampai tahun 1995 juara Jawa Tengah dari tahun 1982-1995. Dirinya juga mengikuti kejuaraan dunia pada tahun 1992 di Thailand dan berhasil mendapatkan mendali emas. Selanjutnya menurut Sumini, masyarakat secara umum menjiwai pencak silat sebagai warisan budaya dengan cara medukung kegiatan kegiatan yang ada di lingkungan pencak silat. Keikutsertaan masyarakat dalam menjaga dan mendukung setiap kegiatan dalam pencak silat, misalnya antusias sewaktu adanya pertandingan adalah salah satu bentuk masyarakat dalam menjiwai pencak silat. Sedangkan menurut Sutejo, kecintaan terhadap pencak silat membuat dirinya mengerti bagaimana dirinya dapat menjadalami serta menjiwai pencak silat sebagai warisan budaya.

3.2.2 Sejarah Nama Kembang Setaman

Mengenai sejarah kembang setaman setelah PKK remaja banyak anak muda yang mengikuti latihan, kemudian ada gagasan dari Hesti Wibowo untuk memberikan nama pada pencak silat Kembang Setaman, karena pada saat itu Kembang Setaman masih menggunakan nama pra SH. Kemudian karena konsentrasinya pencak silat ini di Desa Tidar kemudian ada wacana kalau nama jurus-jurus tersebut diberi nama Pencak Gempar (artinya Gerakan Masa Pemuda Tidar) akan tetapi setelah nama itu tiba-tiba muncul berbondong-bondong siswa yang mendaftarkan diri untuk berlatih di luar Desa Tidar, yaitu murid sekolah STM,

(54)

karena nama Gempar tidak sesuai lagi dengan kondisi saat itu. Oleh sebab itu, dilakukan perubahan nama kembali oleh Hesti Wibowo.34

Foto 5. Penjelasan Sejarah Kembang Setaman oleh Drs. Cipto Legowo dan Drs.

Sengkut Pandega

Sumber: Video Dokumentasi musyawarah Kembang Setaman 2017.

Pada saat pertemuan musyawarah Kembang Setaman Sengkut Pandega juga menegaskan bahwa pemberian nama pencak silat bukanlah hal yang dapat dikatakan sepele dilakukan perlunya pencarian pentunjuk kepada Tuhan YME oleh Hesti Wibowo selaku pencipta nama Kembang Setaman dengan melakukan istiqaroh dan nyepi. Oleh karena jurus pencak silat ini diciptakan berdasarkan jurus- jurus yang bagus dan berseni yang dikumpulkan dari berbagai pencak silat di Indonesia dengan atlet-atlet pilihan yang dilihat pada waktu pertandingan di PON, maka jurus yang bagus tersebut disimbolkan sebagai kembang yang baunya harum dan dikumpulkan dari seluruh Indonesia yang disimbolkan sebagai sebuah taman.

Oleh sebab itu, Hesti Wibowo menjadikan kumpulkan jurus-jurus dari seluruh

34https://drive.google.com/file/d/1kDZsgBAdLDFEzZZFdl2JVJ46D5yNLHKp/

view?usp=drivesdk (diakses pada 28 November 2021).

(55)

pencak silat Indonesia, kemudian dikembangkan oleh Hesti Wibowo dan terciptalah nama satu kesatuan, yaitu Kembang Setaman. Artinya kumpulan kumpulan gerakan jurus yang bagus dari seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, jurus Kembang Setaman memiliki ciri khas, yaitu hanya dengan menggunakan jurus satu pencak silat Kembang Setaman sudah mencakup hal menyerang dan bertahan. Hal tersebut membuat pencak silat Kembang Setaman memiliki kepraktisan tersendiri dimana Setia Hati memiliki 36 jurus lain halnya dengan Kembang Setaman yang hanya memilliki 14 jurus karena diciptakan berdasarkan terapan-terapan jurus yang sudah ada.

3.2.3 Arti logo Kembang Setaman

Kembang setaman memiliki logo berbentuk perisai alasannya adalah pertama kali yang diajarkan dalam bela diri disimbolkan perisai sebagai pengartian sebuah tameng guna membela diri. Terdapat tulisan Kembang Setaman dengan aksara Jawa pada logo, hal tersebut adalah sebuah monumental Pencak Silat Kembang Setaman lahir di Pulau Jawa. Kemudian di dalamnya terdapat 6 (enam) jantung terangkai menjadi 1 (satu) yang menggambarkan bunga matahari, alasanya adalah bahwa matahari merupakan simbol dari sinar yang menghidupi segala makhluk yang hidup di bumi. Kemudian kehidupan yang lain adalah jatung.

35Terdapat 6 (enam) jantung pada simbol kembang setaman yanmg artinya mewujudkan bahwa manusia memiliki 6 (enam) hubungan yang menjadi kehidupan sehari hari.36

35https://drive.google.com/file/d/1kDZsgBAdLDFEzZZFdl2JVJ46D5yNLHKp/

view?usp=drivesdk (diakses pada 28 November 2021).

36 Ibid,.

Referensi

Dokumen terkait