SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan
Ekonomi Islam/Manajemen Perbankan
WIZRANITA NIM: SES.141561
JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
ii
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di FEBI UIN STS Jambi.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN STS Jambi.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN STS Jambi.
Jambi, Agustus 2018
WIZRANITA
NIM:
SES141561
iii Telp/Fax (0741) 65600
Jambi, Agustus 2018 Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di__
Tempat
NOTA DINAS
Assalamu’ alaikum wr.wbSetelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari Wizranita yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMEPENGARUHI PERTUMBUHAN ASET BANK SYARIAH INDONESIA TAHUN 2013-2017” telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa, dan Bangsa.
Wassalamu’ alaikum wr.wb
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Arsa, M.HI Eja Armaz Hardi, Lc., MA
Nip.19621229193021001 Nip.19850412201503105
iv
v
Artinya:“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”. (QS. al-Nisa‟
[4]: ayat 29)
vi
yang amat ku cinta Atir karena tidak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa moril dan materil selama proses perkuliahan serta dalam penyusunan skripsi ini. Dan semoga ibunda dan Ayahanda
selalu dalam lindungan Allah SWT amin.
Kepada kedua saudariku, (wiwin angra ini dan wanda holifatul silma) yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku
Cyntia paramita, maratusholekah(eka), maratusholehah(ara), Zumratul aini terima kasih atas semuanya
teman-teman lokal seperjuangan nurliza ayu nurul moza alpa baijuri. sekalian yang telah membantu
Berupa dukungan serta petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan skripsi ini saya ucapkan
terima kasih.
vii
penyelesaian skripsi ini penulis selalu di berikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa iringan sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “Analisis Faktor-Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia Tahun 2013-2017” disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program Sarjana Ekonomi Syariah Strata Satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan dari pembimbing I yaitu Drs. Arsa, M.HI dan bapak pembimbing II Eja Harmaz Hardi, Lc.,MA maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu hal yang pantas penulis ucapkan kata terimakasih, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA., selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
viii
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
ix
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Rumusan masalah... 10
C. Tujuan penelitian ... 11
D. Manfaat penelitian ... 11
E. Kerangka teori ... 12
F. Tinjauan pustaka ... 27
G. Kerangka pemikiran ... 29
H. Hipotesis ... 30
BAB II METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian... 32
B. Jenis dan sumber data... 32
C. Objek Penelitian ... 33
D. Metode pengumpulan data ... 34
E. Uji Hipotesis ... 34
F. Definisi operasional variabel ... 38
G. Teknis analisi data ... 36
H. Sistematika penulisan ... 39
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Bank Indonesia ... 40
B. Perkembangan Bank Syariah Indonesia ... 43
C. Visi misi ... 46
D. Budaya Perusahaan ... 47
E. Produk jasa/bsm ... 46
x
B. Analisis berganda ... 54 C. Uji F parsial ... 56 D. Uji T Silmultan ... 57 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi Syariah adalah sistem ekonomi yang bersumber dari wahyu yang transcendental (Alqur‟an dan As-Sunnah) dan sumber interpretasi dari wahyu yang disebut dengan ijtihad.
1Hukum-hukum yang diambil dari Alqur‟an dan Hadist secara konsep dan prisip adalah tetap tidak dapat berubah kapanpun dan dimanapun, tetapi dalam hal yang berhubungan dengan nash yang bersifat zhanni itu dapat berubah yang dipengaruhi oleh waktu, tempat dan keadaan.
Dalam integrasi yang Islami terdapat beberapa hal yang perlu dipandang penting dalam ekonomi Islam yaitu: Islami dan kerjasama: pandangan Al- Qur‟an dan As-Sunnah, memahami konsep dasar integrasi ekonomi Islam dan dentifikasi transaksi terlarang dalam integrasi ekonomi Islam.
2Dengan mengikuti apa yang telah di ajarkan oleh Rasulullah sebagai panutan umat muslim seluruh dunia, kita akan mendapatkan kedamaian dan syafat dari Allah. Oleh karena itu, fungsi pokok ekonomi Islam seperti halnya dengan pengetahuan yang lainnya, akan dapat merealisasikan atau menciptakan pencapaian kesempurnaan manusia melalui aktualisasi maqasid (tujuan), dalam hal ini perspektif ekonomi Islam dapat di defenisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang dapat membantu mewujudkan sumber keadaan manusia
1Ahmad Roziq, Buku Cerdas Investasi dan Transaksi Syariah, (Jakarta: Trasmedia, 2012), hlm vii.
2Jusmaliani. Dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 95-99.
melalui penataan, pengalokasian dan pendistribusian sumber daya alam yang sesuai dengan ajaran agama Islam, tanpa mengabaikan kebebasan individual atau terus menciptakan kondisi makro ekonomi yang semakin baik dan mengurangi terjadinya ketidak seimbangan ekologi.
3Bank syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulasi yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hah-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan yang halal.
4Sejarah bank syariah di indonesia, pertama kali dipelopori oleh
Bank Muamalat indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awalberdirinya diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta mendapat dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Pada saat krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990, bank ini mengalami kesulitan sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. Saat itu kondisi perbankan Indonesia memang sulit karena Bank Indonesia tidak bisa mengendalikan tingkat suku bunga di bank-bank yang membumbung tinggi. Sehingga pemerintah mengeluarkan deregulasi tanggal 1 Juni 1983 yang menimbulkan kemungkinan
3Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2008), hlm. 4.
4Abu Muhammad Dwiono Koesen, Selamat Tinggal Bank Konvensional, (Jakarta: Tifa Publishing House, 2012), hlm. 34-35.
bank mengambil untung dari bagi hasil sistem kredit yaitu melalui bank Syariah.
5Lahirnya bank Syariah yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga pada bank-bank konvensional, merupakan peluang bagi umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin.
Hal didasarkan pada asumsi bahwa Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulasi yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hah-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan yang halal.
6Masyarakat mulai sadar bahwa bank-bank konvensional yang adadi Indonesia saat ini tidak bisa menjadi solusi terbaik dalama menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya umat muslim di Indonesia, sehingga masyarakat melirik kembali ajaran Islam yang bebas riba. Perbankan syariah merupakan suatu badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist
7Adapun perbedaan lembaga bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
5Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta, Al- Fabet, 2010), hlm. 33.
6Jusmaliani. Dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 95-99.
7Anwar Syamsuddin, Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Teori Akad Dalam Fiqih Muamalat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 50.
Tabel 1.1:
Perbedaan Lembaga Bank Syariah dengan Bank Konvensional
No Indikator Syariah Konvensional
1. Akad Akad berdasarkan
hukum-hukum Islam.
Berpatokan pada hukum-hukum positif.
2. Hukum yang digunakan
Didasarkan pada syariat- syariat Islam yang memiliki landasan Al- Quran, Hadist, serta Fatwa Ulaman
Berlandaskan hukum- hukum positif yang berlaku di Indonesia.
3. Investasi usaha yang dijalankan halal dan baik
Usaha mendapatkan perijinan dari hukum positif
4. Bunga dan Bagi Hasil
menerapkan sistem pendapatan usaha melalui bagi hasil
Sistem bunga pada pendapatan usahanya 5. Pengelolaan Dana Menolak pengajuan
kredit yang ditujukan untuk hal-hal yang dapat melanggar hukum Islam
Penyaluran kredit dapat disetujui tanpa harus pihak bank 6. Orientasi Berorientasi pada
keuntungan, kemakmuran serta kebahagiaan dunia dan akhirat
Mendapatkan
keuntungan atau profit oriented
7. Cicilan dan Promosi
Menerapkan sistem pembayaran cicilan dengan jumlah yang tetap berdasarkan keuntungan bank
Memiliki banyak sekali program- program promosi
8. Pengawasan Pengawasan Dewan Pengawas
Tidak ada Dewan Pengawas
9. Hubungan Bank Dengan Nasabah
Pada bank syariah, nasabah akan
diperlakukan sebagai seorang mitra/partner
hubungan pihak bank
dengan nasabah lebih
seperti antara debitur
dan kreditu
Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Perbankan syariah sebagai komponen perbankan di Indonesia mampu menarik perhatian dunia dengan ketahanannya dalam menghadapi krisis keuangan global, salah satunya bank syariah indonesia, dimana hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan aset perbankan syariah Indonesia yang terus tumbuh setiap tahun khususnya dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017, seperti dapat diliht pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1:
Perkembangan Aset Perbankan Syariah Indonesia (Growth of Aset
of Sharia Bank) Milliar Rp (Billion Rp) Tahun 2013 s/
a2017
8No Tahun Total Pertumbuhan Aset Persentase
1 2013 180.360
2 2014 5. 615.150 46 %
3 2015 6.129.146 51 %
4 2016 6.729.790 56 %
5 2017 7.183.773 59 %
Berdasarkan pertumbuhan aset bank syariah Indonesia khusunya dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat bahwa pertumbuhan aset Bank syariah indonesia mengalami peningkatan signifikan secara bertahap. Pertumbuhan aset pada tahun 2013 Aset bank syariah Indonesia mengalami peningkatan dengan jumlah aset Rp. 180.360 sedangkan pada tahun 2014 Aset Bank syariah indonesia lebih meningkat sangat drastis dan signifikan karena mencapai Rp. 5. 615.150 dengan persentase mencapai 46%, data menunjukan aset Bank Syariah Indonesia meningkat mencapi 31% dari tahun sebelumnya.
8Sumber Data: Indonesia Banking Statistik. Vol. 15.No 11, Oktober 2017
Selanjutnya, pada tahun 44 2015 Aset bank syariah indonesia kembali meningkat sangat baik karena mencapai aset Rp. 6.129.146 dan berada pada persentase 51%, sedangkan pada tahun 2016 Aset Bank Syariah Indonesia kembali meningkat menjadi Rp. 6.729.790 dengan jumlah persentase mencapai 56% serta tahun 2017 aset Bank Syariah Indonesia mencapai Aset Rp.7.183.773 dengan persentase mencapai 59%. Data menunjukan pertumbuhan aset bank syariah Indonesia meningkat secara bertahap dan sangat signifikan pada setiap tahunya. Jika dilihat dari pertumbuhan Aset Bank syariah indonesia maka terlihat jelas peran dan kontribusi positif perbankan syariah indonesia dalam memajukan perekonomian Indonesia.
Akselerasi Bank syariah indonesia mulai dari ekspansi pembiayaan yang berkelanjutan dan peningkatan dana pihak ketiga yang terus bertumbuh semakin ditingkatkan oleh pihak bank. Bank syariah indonesia juga mengantisipasi bila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ekspansi yang terganjal oleh faktor Eksternal maupun Internal. Berdasarkan pengamatan penulis terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya Aset Bank Syariah Indonesia diantaranya yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor Internal yang mempengaruhi Aset Bank Syariah Indonesia diantaranya Financing Deposit Rasio merupakan rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh Bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.
Financing Deposit Rasio (FDR) di Bank Syariah Indonesia merupakan suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau
realtif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Selanjutnya faktor Internal yang lainya yaitu Non Perfoming financing (NPF) merupakan kredit yang disalurkan oleh bank. Non Perpoming financing (NPF) merupakan proksi dari risiko gagal bayar yang dihadapi sektor perbankan. Kondisi makro ekonomi yang berpengaruh pada tingkat NPF adalah pertumbuhan rill dan nilai tukar. 9
Di samping faktor Internal, Terdapat juga faktor Eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh bank, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Dana Pihak Ke tiga (DPK). yang merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).
Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip ju’alah dalam mata uang rupiah. SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip Syariah. Faktor eksternal lainnya adalah Dana Pihak Ketiga Dana Pihak Ketiga yang merupakan sumber dana bank yang bersumber dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito.
Dalam proses penghimpunan Dana Pihak Ketiga dipengaruhi risiko sistematis yang
9 Sumber Data: Indonesia Banking Statistik. Vol. 15.No 11, Oktober 2017.
tidak dapat dikendalikan oleh suatu unit bisnis yang berupa fenomena ekonomi secara global.10
Berdasarkan penelitian terdahulu, Diamatin Rohadiatul Aisy meneliti tentang
“faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan Aset Bank Syariah di indonesia tahun 2006-2015‟ menyimpulkan bahwa faktor eksternal memiliki pengaruh negatif seknifikan terhadap faktor internal bank syariah di indonesia sebesar 0,873; faaktor eksternal tidak memiliki faktor internal tidak memiliki pengaruh seknifikan terhadap pertumbuhan bank syariah di indonesia,serta faktor faktor dari yang paling mempengaruhi aset bank sariah adalah faktor internal, faktor Eksternal melalui faktor Internal,serta faktor Eksternal secara langsung. 11dalam penelitian Ida Safrida,Ahmad Abror yang berjudul “faktor-faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah di indonesea‟menyimpulkan bahwa peningkatan rasio NPF memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan aset perbankan di indonesia.Akan tetapi peningkatan NPF tidak mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah secarra segnifikan.ini berarti peningkatan NPF tidak selalu mengakibatkan perubahan pada pertumbuhan aset perbankankan syariah di indonesia12. Sedangkan menurut Mia maraya Auliani,Syaicu yang berjudul “Analisis pengaruh faktor Internal dan Eksternal terhadap tingkat pembiayaan bermasalah pada Bank syariah di indonesia periode tahun 2010-2014. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan BOPO, CAR, FDR, SBIS, sentivitas Kurs berpengaruh memiliki pengaruh terhadap Non perfoming financing (NPF) bank umum syariah indonesia periode tahun 2010-2014. Secara
10Sumber Data: Dokumentasi Bank Syariah Mandiri di Jambi: Indonesia Banking Statistik. Vol. 15.No 11, Oktober 2017.
11 Aisy, et al/jurnal ekonomi syariah teori dan terapan vol. 3 n0 3 maret 2016:249-265 :faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset bank syariah di indonesia tahun 2006-2015.
12 Ida Syarida, Ahmad Abror jurusan akuntansi politenik negeri jakarta, kampus baeu UI DEPOK 16425V.
parsial BOPO terhadap NPF sedangkan CAR dan sensitivitasi inflasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap NPF bank syariah.13
Berdasarkan uraian di atas penulis mengidentifikasi permasalah yang serupa oleh karena itu dengan tema yang berjudul”Analisis Faktor-Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia Tahun 2013-2017”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini merupakan suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomen a yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah yang di paparkan maka penulis merumuskan permasalahan antara lain:
1. Bagaimana pengaruh Analisis faktor Eksternal Dan Internal terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia Tahun 2013-2017 ?
2. Bagaimana pengaruh Analisis Faktor Eksternal dan Internal ?
C. Batasan MasalahBatasan masalah dalam penelitian ini merupakan pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang akan dilakukan. Fokus penelitian harus dilakukan dengan cara eksplisit agar kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum melakuka dokumentasi. Penulis membatasi permasalahan penelitian pada berapa besar pengaruh yang signifikan antara Analisis Faktor-Faktor Eksternal dan Internal terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia Tahun 2013-2017?
13 Mia Maraya Auliani, Syaichu fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro semarang.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan, maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a Untuk menganalis pengaruh Faktor Eksternal dan Internal terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
b Untuk menganalisis pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penilitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan ekonomi Islam (dibidang Perbankan), dalam rangka memperkaya khasanah penelitian lapangan yang berkaitan dengan Analisis faktor-faktor Eksternal dan Internal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia Tahun 2013-2017.
b. Sebagai bahan informasi ataupun rujukan bagi Bank Syariah sehingga dapat dijadikan bahan koreksi terhadap produk ataupun pembiayaan agar produk/pembiayaan lebih ditingkatkan lagi dan dapat memberikan inovasi-inovasi yang dapat membuat nasabah merasa puas.
E. Kerangka Teori
1.
Faktor-Faktor Eksternal PerbankanFaktor eksternal bank syariah Faktor ekstenal merupakan pengambilan kebijakan dan strategi operasional bank seperti keputusan yang berkaitan dengan
permodalan, pembiayaan serta pengelolaan risiko bank. Salah satu faktor eksternal adalah sebagai berikut:
14Menurut Brimigham dan Erhart (2005), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan di karenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinngi. Dengan demikian perusahaan pendanaan dari pada perusahan dengan tingkat pertumbuhan rendah.
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disebut SBIS adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Tujuan penerbitan SBIS Pasal 2 SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah.15
Bank Indonesia melakukan operasi pasar untuk mengendalikan jumlah uang beredar, agar pelaksanaan operasi pasar terbuka berdasarkan prinsip syariah dapat berjalan maka diperlukan alat khusus untuk pelaksanaan tersebut. Alat yang sesuai dengan prinsip syariah itu adalah SBIS. Pada saat bonus SBIS naik maka bank syariah lebih memilih menyalurkan dananya pada SBIS dibandingkan menyalurkan dananya melalui pembiayaan yang dinilai beresiko dan sebaliknya apabila bonus SBIS turun maka bank lebih memilih menyalurkan dananya kepada masyarakat melalui pembiayaan karena dinilai lebih menguntungkan.
14 Junal eka amelia judul analisis pengaruh faktor intenal terhadap pertumbuhan aset tahun 2005-2009.
15Aulia pohan, Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasi di Indonesia, (Rajawali Press, Jakarta, 2008), hlm. 20.
Dengan adanya penyaluran dana ke instrument SBIS menyebabkan Bank dalam menyalurkan pembiayaan terhadap masyarakat berkurang. Selain memiliki tingkat risiko kecil, penyaluran dana ke instrument SBIS pun memiliki return yang pasti bagi bank.16
b. Dana Pihak Ketiga.
Sumber dana yang berasal dari masyarakat luas merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional Bank dan merupakan ukuran keberhasilan Bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Pentingnya sumber dana dari masyarakat luas disebabkan sumber ini merupakan sumber utama bagi Bank. Untuk mendapatkan sumber dana pihak ketiga (DPK), Bank dapat menawarkan berbagai jenis simpanan yang nantinya Bank akan memberikan keuntungan melalui bagi hasil dari setiap simpanan.17
Pembiayaan DPK merupakan sumber pendanaan Bank Syariah yang paling utama, semakin besar jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank Syariah maka semakin besar pula pembiayaan yang akan diberikan oleh Bank Syariah kepada masyarakat. Dalam menjalankan fungsi intermediasi, Bank Syariah mengoptimalkan dana yang dihimpun dari masyarakat untuk dialokasikan dalam bentuk pembiayaan,oleh karena itu besarnya pembiayaan dapat diengaruhi oleh besarnya dana pihak ketiga (DPK). 18 Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga ini diantaranya : Simpanan giro, tabungan dan deposito. Giro adalah Simpanan berdasarkan
16Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta:
Grasindo, 2010), hlm. 33-34.
17Lifstin Wardiantika, Rohmawati Kusumaningtias “pengaruh DPK, CAR, NPF, DAN SWBI terhadap pembiayaan murabahah pada bank umum syariah tahun 2008-2012, journal ilmu manajemen vol 2 no 4 oktober 2014, hlm. 54.
18Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”, (BPFE, Yogyakarta, 2011), hlm. 42.
Akad wadi‟ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindah bukuan.
2.
Faktor-Faktor Internal PerbankanFaktor internal merupakan variable-variabel yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank, tetapi faktor tersebut secara tidak langsung memberikan efek bagi perekonomian dan hukum yang akan berdampak pada kinerja lembaga keuangan. Salah satu faktor Internal adalah sebagai berikut:
a. Non Perfoming Financing (NPF)
Non Perfoming Financing atau kredit bermasalah sering juga dikenal dengan Non Performing Loan (NPL) dalam perbankan konvensional dan Non Performing Financing (NPF) pada perbankan syariah. Kredit bermasalah atau NPF merupakan kredit yang disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah di tandatangani oleh bank dan nasabah.19 NPF berfungsi mengukur kemampuan bank dalam mengcover risiko kegagalan pengembalian pembiayaan oleh nasabah. NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi tingkat NPF maka semakin besar pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh pihak bank, besarnya NPF menunjukan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam mengelola pembiayaan, sebagaimana di tetapkan oleh Bank Indonesia besar NPF maksimal 5%.
Menurut peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 yang dimaksud kredit bermasalah Non Performing Financing adalah kredit dengan kualitas kurang
19Edo Widiyanto, dan Lucia Ari Diyanti. “Analisis pengaruh tingkat suku bunga BI terhadap Pembiayaan Mudharabah” tahun 2008-2012, Journal Bisnis dan Komunikasi vol 2 No 1 Februari 2015.
lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif yang berlaku. Tingginya Non Performing Financing (NPF) akan mengurangi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit hal ini disebabkan dana yang akan disalurkan akan berkurang, begitu juga sebaliknya jika NPF menurun maka kredit yang disalurkan akan meningkat.20
Non Perfoming Financing atau Non Performing Loan/ kredit bermasalah merupakan rasio dari risiko kredit, dimana Non Performing Loan ini adalah sebuah kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap pegawai bank.
Karena dengan kredit bermasalah tersebut akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank yang selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba.21 Dalam terminology bank syariah NPL disebut dengan non perfoming financing (NPF) yaitu rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.Bank syariah dalam kegiatan menyalurkan Pembiayaan tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian bank, kemungkinan akan berpotensi terjadinya Non Performing Financing (kredit bermasalah). Terjadinya Non Performing Financing ini akan memperburuk kondisi kesehatan bank sekaligus menyebabkan ke tidak mampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan.22
20Febriana Dwijayanthy, dan Prima Naomi 2009. Analisis pengaruh inflasi. BI rate dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007, Journal Karisma, Vol 3 no 2, h.87-98.
21Muhammad Luthfi Qolby, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia, Economics Development Analysis Journal. Vol 2 No 4.
November 2013, h. 380.
22Hirsanuddin, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Genta Press, 2008), hlm.
21-23.
b. Financing Deposit Rasio (FDR)
Financing Deposit Rasio (FDR) adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu giro, deposito, dan tabungan.
Financing deposit rasio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber liquiditasnya.23
Financing deposit rasio merupakan salah satu rasio yang menggambarkan liquiditas perbankan. Rasio ini menyatakan seberapa besar kemampuan bank dalam mengembalikan penarikan dana yang dilakukan oleh masyarakat (DPK) dengan mengandalkan pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah melalui pembiayaan. Dalam dunia konvensional financing deposit rasio (FDR) dikenal dengan loan to deposit (LDR) yang fungsinya sama sebagai mengukur liquiditas bank, semakin tinggi rasio FDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa LDR/FDR berpengaruh terhadap kredit/ pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat.24
3.
Pengaruh Variabela) Pengaruh Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS) terhadap Pertumbuhan Aset.
23Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta, Al- Fabeta, 2010), hlm. 31-33.
24Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
65-66.
b) Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pertumbuhan Aset.
Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana atau likuiditas dari masyarakat, baik dalam skala kecil maupun besar. Sebagai lembaga keuangan operasional utama bank bergantung dari kekuatan dana yang dimiliki, sehingga apabila bank tidak memiliki dana yang memadai maka bank akan sulit untuk beroperasi.
Semakin banyak dana pihak ketiga yang dihimpun maka akan semakin besar pula pertumbuhan aset bank syariah.25
c) Pengaruh Non Perfoming Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset.
NPF merupakan rasio yang menunjukkan jumlah pembiayaan yang tergolong dalam kolektabilitas 3 sampai 5, jika NPF suatu bank selalu tinggi maka akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena NPF yang tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi PPAP yang terbentuk, Bila hal ini terus menerus terjadi maka mungkin saja modal bank tersebut akan tersedot untuk membayar PPAP. Karena itulah bank mengingikan NPF yang rendah akan meningkatkan nilai profibilitas bank syariah.26
d) Pengaruh Financing Deposit Rasio (FDR) terhadap Pertumbuhan Aset.
FDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank (terutama dana masyarakat). Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin tinggi resiko kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam
25 ,Faktor-faktor mempengaruhi tingkat pertumbuhan aset perbankan syariah di indonesia tahun 2011-2015,(Universitas islam Negeri).
26 Cleeopatra, Yulia pratiwi. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah inonesia. Depok : Universitas Indonesia.
menyalurkan pembiayaan. Karena semakin tinggi FDR dimana kondisi likuiditas terancam dan tidak mampu menahan kerugian, maka pertumbuhan aset semakin menurun, maka FDR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan aset.27
4.
Aset PerbankanAset (asets) adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Perusahaan biasanya memperoleh Aset melalui pengeluaran berupa pembelian atau produksi sendiri. Akan tetapi, tidak adanya pengeluaran yang bersangkutan tidak mengecualikan suatu barang atau jasa memenuhi definisi Aset, misalnya barang atau jasa yang telah didonasikan kepada perusahaan dapat dianggap sebagai Aset.28
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, dalam bentuk arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Selain itu, ada beberapa manfaat ekonomi Aset di masa depan, misalnya Aset dapat:
a. Digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan
b. Dipertukarkan dengan aset lain
c. Digunakan untuk menyelesaikan liabilitas d. Dibagikan kepada para pemilik perusahaan.29
27 Ian Ahmad Fauzi, 2011 faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset keuangan bank syariah jakrta : Uin Syarif hidayatullah.
28Abdul Halim dan Hanafi Mamduh, Analisis Laporan Keuangan. 4th ed. (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2009), hlm.331.
29www.bi.co.id Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan diakses pada tanggal 4 September, 2017.
Aset atau aktiva dalam
akuntansi memiliki pengertian sebagaisumber daya atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas. Aset tersebut diperoleh dari peristiwa di masa lalu dan diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Aset dalam
laporan keuangan disusunberdasarkan konsep likuidtas, yaitu sistem pengurutannya berdasar pada seberapa cepat perubahannya dikonversi menjadi satuan uang kas. Ada beberapa cara untuk memperoleh Aset, yaitu bisa diperolah dengan cara diproduksi atau dibangun sendiri, bisa didapat dengan dibeli, juga dengan pertukaran aset maupun sumbangan dari pihak lain. Aset ada yang sifatnya berwujud dan tidak berwujud.
305.
Bank SyariahBank syariah merupakan salah satu Bank Islami adalah Bank yang yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah.
31Bank Syariah adalah suatu system perbankan yang dikembangkan berdasarkan prinsip Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip hokum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang Syariah.
32Bank syariah yang merupakan gabungan antara Bank komersil dan Bank investasi, menawarkan serangkaian produk pelayanan bagi para pelanggan, selain itu motivasi utama aktivitas Bank Syariah tolong
30Sutriya, Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta, Yrama Widya, 2009), hlm. 58-59.
31Andi Soemitra, Bank Dan Lembaga keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 61.
32Abu Muhammad Dwiono Koesen, Selamat Tinggal Bank Konvensional, (Jakarta: Tifa Publishing House, 2012), hlm. 39.
menolong dan kemitraan, tetapi dalam operasionalnya tidak boleh mengesampingkan orientasi untuk mencari keuntungan, motif mencari keuntungan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bank Syariah dalam operasionalnya harus selalu menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Tidak boleh melakukan, terlibat, mendukung, menfalitasi, membiayai dan sebagaimana dalam aktivitas yang di larang agama.
b) Selalu berusaha menghindari transaksi yang bathil yaitu: maisir (perjudian) bai‟al-Ihktiar, bay najasy, tadlis (penipuan) dan riba.
c) Selalu berusaha menjalankan ekonomi Islam‟ yaitu:
1. Memerangi kebodohan 2. Memerangi kemiskinan 3. Memerangi kebatilan 4. Memerangi kedzaliman 5. Memerangi ketidakadialan.33
d) Menjalankan asas dan prinsip transaksi sebagai berikut:
1. Ukhuwah (persaudaraan), saling tolong menolong (ta‟awun), menjunjung tinggi kebersamaan, saling mengenal (ta‟aruf), saling memahami (tafahum), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan beralisinasi (tahaluf).
2. Keadilan, menempatkan sesuai dengan porsi, fungsi dan profesinya dalam kerangka Islam.
3. Masalahah (kemaslahatan), pemanfaatan yang di peroleh harus mencakup keuntungan dunia dan akhirat, kepatuhan terhadap Syariah, halal dan
33 Ibid.,37.
baik, serta dalam rangka mencapai maqashid Syariah yaitu memelihara addin, al‟aql, an nafs, al maal dan an nasl.
4. Tawazun (keseimbangan): keseimbangan dunia akherat, materil maupun spiritual, privat dan public, sektor keuangan dan sector rill dalam perekonomian, bisnis dan sosial, kemenfaatan dan pelestarian.
Keuntungan tidak hanya untuk pemegang saham (stockholder) melainkan untuk semua pihak (stakeholder).
5. Universalisme dalam operasionalnya tidak membedakan suku, agama, ras, golongan sesuai dengan semangat Islam rahmatan lil alamin.34
e). Memenuhi karateristik sebagai berikut ;
1. Implementasi transaksi harus sesuai dengan paradikma, (berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridho).
2. Kebebasan transaksi asalkan halal dan baik.
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan pengukur nilai.
4. Tidak mengandung unsure „‟magrib‟‟ (maisir, gharar, dan riba).
5. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value Of money).
6. Perjanjian (akad) harus jelas dan benar demi keuntungan semua pihak serta tidak boleh merugikan pihak lain dan berdampak negative pada lingkungan.
7. Tidak ada kolusi dan mengandung unsure suap menyuap (risywah).
8. Transaksi non bisnis akad tabbaru, zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah, bonus dan aktivitas non bisnis lainnya sepanjang tidak melanggar ajaran Islam.
34 Ibid., 37.
9. Selalu berusaha menjalankan ajaran Islam secara kaffah kapanpun dan dalam keadaan yang bagaimanapun.35
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.36
Kegiatan Bank Syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip- prinsip yang berlaku pada bank syariah.
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
35 Ahmad Roziq dan Mufti Mubarok,Buku Cerdas investasi & transaksi Syariah, (jakarta : Dinarmedia, 2012), hlm. 37-39.
36 Warkum Sumitro,Asasa-Asas perbankan islam,(jakarta :Raja Grafindo Persada, 2009), hlm 67-68.
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).37
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. bagi Bank Syariah, bunga bank adalah riba.
Dalam perkembangannya kehadiran Bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim.
6. Produk Bank Syariah
a) Produk Penghimpunan Dana dari Masyarakat (funding)
Jenis-jenis produk perbankan syariah yang ditawarkan di bidang penghimpunan dana masyarakat (funding) hampir sama dengan produk yang ditawarkan kedua lembaga perbankan tersebut sama-sama bernama giro, tabungan dan deposito. Namun perbedaan adalah dari segi prinsip dan akad yang digunakan sehingga jenis keuntungan yang diberikan kepada masyarakat pun juga berbeda. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis akan menjelakan berbagai produk funding yang ada di Bank Syariah.
1. Giro Syariah
Giro merupakan simpanan pada bank yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, billyet giro, sarana perintah bayar lainnya atau dengan pemindahbukuan. Pada Bank Syariah produk giro dikenal dengan nama giro syariah. Giro syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini Dewan
37Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta, Al- Fabet, 2010), hlm. 39.
Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa giro yang dibenarkan secara Syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.38
a. Giro wadiah
giro wadi‟ah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip wadiah, yakni titipan dana yang berasal dari pihak ketiga (nasabah) pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, ATM, serta sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Nasabah yang disebut juga giran (pemegang rekening giro) wadiah.
Giro wadiah menggunakan akad wadi’ah yad dhamanah dimana bank boleh menggunakan dana nasabah yang terhimpun untuk tujuan mencari keuntungan dalam kegiatan yang berjangka pendek untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, selama dana tersebut tidak ditarik. Biasa nya Bank tidak menggunakan dana ini untuk pembiayaan bagi hasil karena sifatnya yang jangka pendek.
Keuntungan bank yang diperoleh dengan penggunaan dana ini menjadi milik bank. Demikian juga kerugian yang timbul menjadi tanggung jawab Bank sepenuhnya. Baank diperbolehkan memberikan insetif berupa bonus kepada nasabah, selama hal ini tidak disyaratkan sebelumnya. Besarnya bonus tidak diteteapkan dimuka.39
38 Nofinawati, et al/jurna produk perbankan syariah vol. 8 No. 2 juli-desember 2014:224-.225.
39 Nofinawati, et al/jurna produk perbankan syariah vol. 8 No. 2 juli-desember 2014:224-.225.
2. Tabungan wadiah
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.40
F. Tinjauan Pustaka
Mengacu kepada hasil penelitian sebelumnya yang identik dengan hasil penelitian yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian Ida Syafrida, Ahmad Abror dalam penelitian tentang faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan Syariah di Indonesia, hasil penelitian menjelaskan bahwa target pertumbuhan pangsa pasar bank syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5 persen dapat diupayakan tercapai, salah satunya dengan cara meningkatkan jumlah aset yang ada di bank syariah. Peningkatan aset perbankan syariah dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum dapat diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Dalam hal ini faktor-faktor internal yang digunakan adalah jumlah kantor bank syariah, rasio NPF, rasio FDR, biaya promosi, dan jumlah dana pihak ke-tiga (DPK) yang ada di bank syariah. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang dipilih adalah office chaneling dan jumlah uang beredar (M2). Dimana data-data yang digunakan adalah data statistik bank umum syariah (BUS) dan unit USAha syariah (UUS) di Indonesia pada periode September 2008 sampai dengan September 2010. Dari tujuh variabel yang diteliti, ternyata hanya lima variabel yang memenuhis persyaratan BLUE, yaitu jumlah kantor bank syariah, rasio
40 Wiroso,et al/jurnal produk perbankan syariah jakarta barat nopember 2011:34-35
NPF, rasio FDR, biaya promosi, dan office chaneling dan berdasarkan hasil penelitian diperoleh faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah junlah kantor, rasio FDR, dan biaya promosi.
41Hasil penelitian Diamantin Rohadatul Aisy tentang Pengaruh faktor internal terhadap faktor pertumbuhan aset bank syariah memiliki nilai p-
value> 0.05, yaitu 0.889, maka H2 ditolak. Hal ini berarti faktor eksternaltidak mempengaruhi pertumbuhan aset bank Syariah. Pengaruh faktor internal terhadap pertumbuhan aset bank Syariah memiliki p-value< 0.05, yaitu 0.847, maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti faktor internal tidak mempengaruhi pertumbuhan aset bank Syariah. Berdasarkan pada nilai analisis dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain faktor eksternal memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap faktor internal bank Syariah di Indonesia sebesar 0.873; faktor eksternal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset bank Syariah di Indonesia, faktor internal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset bank Syariah di Indonesia, serta faktor-faktor dari yang paling mempengaruhi pertumbuhan aset bank Syariah adalah faktor internal, faktor eksternal melalui faktor internal, serta faktor eksternal secara langsung.
42Hasil Penelitian Mia Maraya Auliani, Syaichu tentang Analisis pengaruh faktor Internal dan Eksternal terhadap tingkat pembiayaan bermasalah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2010-2014. Berdasarkan hasil
41 Ida Syarida, Ahmad Abror jurusan akuntansi politenik negeri jakarta, kampus baeu UI DEPOK 16425V.
42 Aisy, et al/jurnal ekonomi syariah teori dan terapan vol. 3 n0 3 maret 2016:249-265 :faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset bank syariah di indonesia tahun 2006-2015.
analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan BOPO, CAR, FDR, SBIS, sentivitas Kurs berpengaruh memiliki pengaruh terhadap Non perfoming financing (NPF) bank umum syariah indonesia periode tahun 2010-2014. Secara parsial BOPO terhadap NPF sedangkan CAR dan sensitivitasi inflasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap NPF bank syariah.
43G. Kerangka Pemikiran
Kerangka
44pemikiran dalam penelitian ini dibuat untuk menggambarkan apakah Faktor-Faktor Ekstenal dan Internal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri, yang dimana terdapat 5 Faktor yang mempemgaruhi pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
Bagan: 1.1: Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor Eksternal SBIS, DPK dan faktor Internal FDR, NPF dapat mempengaruhi pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri.
43 Mia Maraya Auliani, Syaichu fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro semarang.
44Ayunda Rahma, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan total aset bank Syariah di Indonesia periode penelitian 2010-2014, Artikel jurnal Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2015
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Pertumbuhan Aset
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitia.
45Berdasarkan pengertian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
a: Terdapat pengaruh signifikan SBIS, DPK, FDR, NPF terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
H
o: Tidak terdapat pengaruh sifnifikan SBIS, DPK, FDR, NPF terhadap Pertmbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
45 Hariwijaya,pedoman penulisan Ilmiah Proposal dan skripsi-Landasan Teori, Hipotesis, Analisis Statistik, Pedoman Teknis, Bahasa Ilmiah pendaraan dan Yudisium, (yogyakarta : Tugu publisher, 2009) hlm. 50-51.
28
BAB IIMETODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Untuk memperoleh data maka diperlukan sebuah metode atau cara untuk memperolehnya, setelah selesai penelitian, maka data yang di peroleh terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi kuantitatif.
Desain dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, desain yang digunakan yaitu dengan memilih sebagian sampel penelitian dari keseluruhan jumlah populasi yang ada, pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak dan didasarkan pada karakteristik yang sangat berhubungan dengan penelitian. Jadi dalam penelitian ini kelompok yang sama diobservasi atau diselidiki pada waktu yang berlainan.
B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data
Data dalam sebuah penelitiaan merupakan bahan pokok yang akan diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian berbentuk data sekunder. Data
Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau
pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah terhadap
dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau literature laporan
yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian.
46Jenis data dalam penelitian ini berupa Wawacara dan dokumentasi Suku Bunga Bank Indonesia (BI rate) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
Dana Pihak Ketiga(DPK), Financing Deposit Rasio (FDR), Non Perfoming financing (NPF).
2. Sumber Data
Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penlitian.
47Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data-data berbentuk arsip dan dokumentasi dimana berupa data laporan keuangan baik dari Bank Syariah Mandiri ataupun dari OJK sehingga akan diperoleh data Pertumbuhan Aset melalui Suku Bunga Bank Indonesia (BI rate) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Dana Pihak Ketiga(DPK), Financing Deposit Rasio (FDR), Non Perfoming financing (NPF).
C. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini menjadi informasi adalah pihak-pihak yang dimintai informasi menyangkut fokus penelitian. Dalam penelitian ini, objek penelitian berupa arsip dan dokumentasi yaitu berupa Laporan Keuangan dari Bank Syariah indonesia, Laporan Keuangan Bank Indonesia, Laporan Pertumbuhan Aset Pertahun Bank Syariah.
46Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008), hlm. 77.
47Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 155.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang dikumpulkan sebagai penguatan data wawancara, karena dokumentasi adalah satu kesatuan dengan data observasi dan wawancara yang dilakukan sebelumnya.48 Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara dari dokumen-dokumen resmi.
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan inforrmasi di dalam Bank Syariah Mandiri, sumber informasi (data) di Bank Syariah Mandiri berupa catatan-catatan, laporan Keuangan, atau surat-surat lainnya, catatan-catatan dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus penelitian.
2. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis sebelumnya dilakuka pengujian Normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal, setelah itu baru dilakukan pengujian hipotesis simultan (uji F), uji hipotesis parsial (Uji T), melihat nilai koefisien determinasi.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji asumsi normalis adalah untuk menguji normalitas residual dilakukan dengan cara menguji distribusi dari data residualnya, yaitu dengan menganalisis nilai kolmogorof sminov dan signifikansinya. Jika nilai kolmogorof smonov( K-S) signfikan atau signifikansinya dari nilai kolmogorof smirnov di bawah 0,05 bearti data residualnya berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya jika nilai K-S tidak signifikan atau nilai signifikan dari nilai S-K di atas 0,05 maka data residual berdistribusi normal.
48Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskripstif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013), 119.
b. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Salah satu ukuran ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji durbin-watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah-2 Tidak terjadi autokorelasi, jika DW berada diatas 2 c. Uji Heteroskedasitasitas
Adalah asumsi yang menyatakan bahwa residu atau deviasi dari garis yang paling tepat muncul secara random sesuai dengan besarnya variabel-variabel independen. Bila kesalahan yang terjadi tidak acak tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu variabel independen atau lebih beartii adanya heterokedaististas.
Heterokedastisitas indikasi yang salah dan menyebabkan koefisiensehingga memberikan idikasi yang salah dan menyebabkan koefisien determinasi menunjukkan daya menjelaskan yang terlampau besar.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan data yang telah dikumpulkan menjadi data yang dikelola, yang dalam prosesnya diterapkan teknik statistik tertentu. Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah:
a) Analisis Regresi Linier Berganda
Penggunaan teknik ini karena dalam penelitian digunakan satu
variabel terikat (variabel dependen) dalam hal ini yaitu Pertumbuhan
Aset dan empat variabel independen yaitu faktor eksternal, ,SBIS (X1),DPK (X2)dan internal , NPF (X3), FDR (X4) Pertumbuhan Aset Model yang dapat dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian adalah:
Dimana:
Y = Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia a = Konstanta
b
1= koefisien regresi dari variabel X1 (SBIS) b
2= koefisien regresi dari variabel X2 (DPK) b
3= koefisien regresi dari variabel X3 (NPF) b
4= koefisien regresi dari variabel X4 (FDR) X
2= SBIS
X
3= DPK X
3= NPF X
4= FDR X
5= NPF
e = standar Error b) Uji Parsial ( t )
Uji parsial t berguna untuk menguji pengaruh dari masing- masing variabel independen secara persial terhadap variabel dependen.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang digunakan adalah: Menentukan Ho dan Ha : Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3+ b
4X
4+ e
= e
1. Ho diterima, Ha tolak, jika t
hitung< t
totalatau Sig > ᾳ (tidak terdapat pengaruh yang signifikan)
2. Ho diterima, Ha tolak, jika t
hitung> t
totalatau Sig < ᾳ ( terdapat pengaruh yang signifikan)
c) Uji Simultan (f )
Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikan koefisien regresi variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen.Uji ini dibantu dengan menggunakan program software SPSS.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan f
hitungdengan ketentuan:
1. Ho diterima, Ha tolak, jika f
hitung< f
totalatau Sig > ᾳ (tidak terdapat pengaruh yang signifikan)
2. Ho diterima, Ha tolak, jika f
hitung> f
totalatau Sig < ᾳ ( terdapat pengaruh yang signifikan
d) Uji Koefisien Determinasi ( R
2)
Koefisien determinasi (R
2) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dalam penelitian ini perhitungan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas (Y) dalam menjelaskan variabel terikat (X
1,X
2,X
3,X
4X
5).
Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi dapat dijelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen.
Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel depeden.
Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat adjuster R
square pada analisis regresi berganda.4. Definisi Oprasiona
Pertumbuhan Aset sebagai perubahan tahunan dari total aset bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana. Ini berarti di samping dana internal yang tersedia diperlukan juga tambahan dana yang berasal dari luar perusahaaan termasuk utang .
1. SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang terbitkan oleh Bank Indonesia, data perbulan dari bank syariah indonesia.
H
a: Terdapat pengaruh yang sifnifikan SBIS terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
H
o: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan SBIS terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
2. DPK Merupakan utama bagi Bank untuk mendapatkan sumber dana pihak tiga (DPK), Bank dapat menawarkan berbagai jenis simpanan yang nantinya Bank akan memberikan keuntungan melaui bagi hasil dari setiap simpanan.
H
a:Terdapat pengaruh yang sifnifikan DPK terhadap Pertumbuhan
Aset Bank Syariah Indonesia.
H
o:Tidak terdapat pengaruh yang signifikan DPK terhadap Pertumbuhan Aset Bank Indonesia.
3. NPF Merupakan kredit yang disalurkan oleh Bank dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah di tandatangani oleh Bank dan nasabas.
H
a: :Terdapat pengaruh yang sifnifikan NPF terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
H
o: :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan NPF terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
4. FDR Merupakan kredit yang disalurkan oleh Bank dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah di tandatangani oleh Bank dan nasabah.
H
a: :Terdapat pengaruh yang sifnifikan FDR terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
H
o: :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan FDR terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Indonesia.
5. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri
dari sub-sub. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi
saling berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika
pembahasan adalah:
BAB I: Bab ini membahas tentang pendahuluan mencakupi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
BAB II: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, dan tekhnik analisis data.
BAB III: Bab ini membahas mengenai gambaran umum mengenai Bank Syariah Jambi, yaitu mengenai berbagai Analisis Faktor-Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri Indonesia.
BAB IV:Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh penulis mengenai Analisis Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri Indonesia.