• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 11

PERANAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG PROSEDUR

PEMBERIAN KREDIT

Siti Junaesih Tati Sumarti Bisri

STIE Tridharma Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan struktur pengendalian internal dalam menunjang prosedur pemberian kredit di Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-C. Yang menjadi latarbelakang penelitian ini karena adanya fenomena atau masalah kredit macet di beberapa perbankan atau koperasi di Indonesia serta pengajuan kredit yang meningkat karena beberapa faktor misalnya kebutuhan hidup semakin tinggi, maka pengajuan kredit terus bertambah.

Metedologi penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data diperoleh dari data primer yaitu wawancara, pengamatan, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur- literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan dari penelitian, struktur pengendalian internal pada Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU sudah cukup memadai dikarenakan unsur-unsur struktur pengendalian internal sudah dijalankan dengan baik.

Kata Kunci : Struktur Pengendalian Internal, Prosedur Pemberian Kredit

(2)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 12 PENDAHULUAN

Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis. Koperasi dalam hal ini berperan dalam membantu permasalahan yang dihadapi usaha kecil dan menengah melalui penyaluran kredit atau membantu permodalan ke sektor usaha kecil dan menengah sehingga usaha kecil dan menengah dapat membantu pertumbuhan ekonomi.

Salah satu unit usaha koperasi adalah memberikan kredit simpan pinjam. Kredit yang diberikan oleh koperasi harus memberikan manfaat bagi koperasinya sendiri maupun bagi anggotanya. Maka dari itu harus dilakukan beberapa proses terhadap anggota yang akan melakukan kredit sehingga meminimalisir resiko yang timbul agar kredit berjalan lancar dengan cara melakukan proses kredit sesuai dengan ketentuan prosedur yang berlaku.

Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU Bandung merupakan koperasi yang bergerak dibidang unit usaha simpan pinjam dan bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan masyarakat pada umumnya dalam rangka mewujudkan terlaksananya masyarakat yang maju, adil dan makmur.

Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya risiko yang timbul dalam struktur pemberian kredit. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu struktur pengendalian internal yang dapat menunjang prosedur pemberian kredit. Untuk mampu berperan sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri, koperasi melalui usaha pemberian kreditnya harus mampu meningkatkan efektivitas struktur pemberian kredit dan berusaha sebaik mungkin mengurangi risiko kegagalan kredit. Jika diteliti lebih dalam, kegagalan kredit terutama disebabkan oleh lemahnya struktur pengendalian internal.

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Peranan Struktur Pengendalian Internal Dalam Menunjang Prosedur Pemberian Kredit”.

Rumusan Masalah

1. Apakah struktur pengendalian internal telah memadai?

2. Apakah prosedur pemberian kredit telah memadai?

3. Bagaimana Peranan Struktur Pengendalian Internal Dalam menunjang Prosedur Pemberian Kredit?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Apakah struktur pengendalian internal telah memadai 2. Untuk mengetahui Apakah prosedur

pemberian kredit telah memadai.

3. Untuk mengetahui peranan struktur pengendalian internal terhadap prosedur pemberian kredit.

KAJIAN PUSTAKA Koperasi

Menurut International Cooperative Alliance (ICA) dan undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian di Indonesia, yang dikutip oleh Hendar Kusnadi (1999:17) : “Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi”.

Pengendalian Internal

Valery G Kumaat dari Wikipedia dalam bukunya yang berjudul Internal Audit (2011;15), yaitu: “Pengendalian Internal yaitu suatu keadaan di mana terdapat sistem akuntansi yang memadai, sehingga

(3)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 13 menjadikan akuntan perusahaan dapat

menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham kreditur dan para pemakai laporan keuangan

(stakeholder) lain, yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi.”

Menurut Niswonger Warren Reeve Fees (2000:184), adapun tujuan pengendalian internal yaitu memberikan jaminan yang wajar bahwa setiap bank melakukan suatu control yang dapat meminimalisasi penyimpangan- penyimpangan yang akan terjadi.

Menurut Hiro Tugiman (2002:5) dalam bukunya Audit Internal mengatakan 5 (lima) tujuan pengendalian internal, yaitu:

1) Dapat dipercaya dan integritas informasi

2) Ketaatan pada kebijakan, rencana, prosedur, undang-undang dan peraturan

3) Pengamanan aktiva

4) Ekonomis dan efesien pemanfaatan sumber

5) Efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atas kegiatan dan program Pengendalian internal adalah sebuah serangkaian bagian proses yang saling tergantung dan bekerja sama dalam mempengaruhi dewan direksi, manajemen dan personal lainnya yang dirancang guna memberikan suatu jaminan bagi pencapaian tujuan perusahaan yang meliputi:

1. Kendala laporan keuangan,

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,

3. Efektif dan efisiensi dari kegiatan operasi perusahaan

Indikator dalam struktur pengendalian internal:

1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Risiko

3. Aktivitas Pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan

Struktur Pengendalian internal merupakan alat bagi manajemen dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Struktur Pengendalian Internal perkreditan harus ditetapkan pada semua tahap proses perkreditan mulai permohonan kredit sampai tahap penyelesaian kredit.

Beberapa faktor yang memperlemah pengendalian internal seperti dikemukakan oleh Theodorus Tuanakotta dalam bukunya Auditing Petunjuk Pemeriksaan Intern Akuntan Publik (2000:98), mengatakan bahwa ketebatasan pengendalian intern:

1. Persekongkolan (Collution)

Pengendalian intern mengusahakan agar persekongkolan dapat dihindari sejauh mungkin. Contohnya saja dilarang bekerja dalam satu bagian atau fungsi jika mempunyai hubungan saudara, keharusan untuk bergiliran tugas, keharusan mengambil cuti dan sebagainya. Akan tetapi pengendalian intern tidak menjamin persekongkolan tidak terjadi.

2. Biaya

Tujuan dari pengendalian intern bukan hanya untuk sekedar pengendalian.

Pengendalian berguna dan diperlukan untuk kelangsungan pelaksanaan tugas atau usaha yang efisien dan mencegah tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Untuk itu pengendalian juga harus mempertimbangkan biaya dan kegunaanya.

3. Kelemahan manusia

Banyak kebobolan terjadi pada prosedur pengendalian secara teroritis sudah baik karena pelaksanaannya adalah manusia yang mempunyai segala keterbatasan dan kelemahan, contohnya saja orang-orang yang memeriksa apakah prosedur- prosedur tertentu sudah atau belum dilaksanakan sering membubuhkan paraf secara rutin dan otomatis tanpa benar-benar melakukan pengawasan.

(4)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 14 Kredit

Menurut Undang-undang Pokok Perbankan No. 10 tahun 1998: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan ini, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Menurut Raymond P. Kent yang dikutip oleh Thomas Suyatno (1995:13) mendefinisikan arti kredit sebagai berikut:

“Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta atau waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.”

Pengertian yang lebih luas menurut Simorangkir (1991:100), yaitu: “Kredit adalah pemberian investasi (misalnya uang dan barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) yang terjadi pada waktu mendatang”.

Jadi kredit adalah pemindahan dana kepada para peminjam untuk mendapatkan keuntungan atas jasa yang diberikan kepada peminjam, didasarkan pada kepercayaan kedua belah pihak dan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam hutang atau pinjaman setelah jangka waktu tertentu bahkan dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan atau disepakati.

1. Indikator Struktur Pemberian Kredit:Struktur pemberian kredit sesuai dengan prinsip-prinsip dan prosedur- prosedur serta ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Adanya jaminan yang memadai merupakan salah satu keamanan kredit.

3. Adanya bunga dan kelancaran pengembalian kredit sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Pemberian kredit yang selektif diarahkan dan diprioritaskan pada sektor usaha kecil dan menengah.

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2002:103) adalah sebagai berikut:

1) Kepercayaan

Kepercayaan adalah keyakinan bagi pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang, atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

2) Kesepakatan

Kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian yang dituangkan dalam akad kredit dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

3) Jangka Waktu

Merupakan batas waktu penegmbalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.

4) Risiko

Adalah akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.

5) Balas Jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit, atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.

Prinsip-prinsip dalam pemberian kredit, yang menurut Kasmir (2002:104- 105), terdiri dari:

1. Character / Watak

Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.

2. Capacity / Kemampuan

Capacity adalah kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.

(5)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 15 3. Capital / Modal

Capital adalah sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4. Collateral / Jaminan

merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.

5. Condition of Economic / Kondisi Ekonomi

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing

Formula lain yang sudah lazim digunakan untuk menentukan nilai kredit adalah dengan analisis 7P kredit, menurut Kasmir (2002:105-107) yaitu:

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

2. Party

Yaitu mengklasifikasi nasabah ke dalam golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda pula dari pihak bank.

3. Purpose

Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam- macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan lain- lain.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suati fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank atau koperasi yang rugi, akan tetapi nasabah juga.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.

Sehingga jika salah satu usahanya akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar- benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus

.

Pengertian metode deskriptif Moh. Natsir (2005:63) adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu struktur pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009:38), pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

(6)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 16 ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.”

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer dari perusahaan, maka cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat yang bersangkutan untuk masalah yang diteliti, sehingga penulis dapat memperoleh data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, pendapat terhadap prosedur pengendalian internal dalam pemberian kredit.

2. Pengamatan (observasi) Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian.

Hipotesis Penelitian

Pendekatan masalah menunjukkan hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (tergantung). Variabel dependen dalam penelitian adalah Prosedur pemberian kredit (Y), sedangkan Independen dalam penelitian ini adalah Struktur pengendalian internal (X).

Gambar 1.1

Analisis Data

Metode analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif, dimana tidak menggunakan perhitungan statistik, tetapi menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, yaitu suatu analisis penelitian yang berusaha untuk mengumpulkan dan menyajikan data dari perusahaan untuk

dianalisis sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti.

Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis struktur pengendalian internal, untuk mengetahui apakah pengendalian internal kas sudah memadai.

2) Menganalisis apakah pelaksanaan pengelolaan kas yang dilaksanakan sudah berjalan dengan efektif.

3) Menganalisis apakah struktur pengendalian internal berperan dalam menunjang pengendalian pemberian kredit.

Pembahasan

Pada dasarnya struktur pengendalian internal harus diadakan dalam setiap perusahaan karena perusahaan yang mempunyai ruang lingkup kegiatan operasi yang cukup luas dan kompleks sering mengalami permasalahan yang cukup rumit dan seringkali pemimpin perusahaan harus dapat menanggulangi dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. setidaknya struktur pengendalian internal tersebut dapat menekan atau mengurangi terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan yang terjadi di dalam perusahaan.

Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU dalam menjalankan aktivitas telah menerapkan suatu struktur pengendalian internal yang memadai terhadap pelaksanaan pemberian kredit.

Unsur-unsur pengendalian internal yang diterapkan oleh Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian perusahaan terdiri dari berbagai faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nilai Integritas dan Etika X:

Struktur Pengendalian

Internal

Y:

Prosedur Pemberian Kredit

(7)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 17 Setelah dilakukan penelitian, nilai

integritas dan etika yang diterapkan oleh koperasi sudah bagus, hal ini dengan adanya peraturan mengenai kode etik yang ada di koperasi.

Hal ini membuktikan bahwa seorang karyawan koperasi harus memiliki integritas dan standar perilaku yang baik untuk tidak curang terhadap keuangan.

b. Komitmen terhadap Kompetensi Komitmen terhadap kompetensi meliputi pertimbangan manajemen dan keahlian yang dibutuhkan. Kompetensi adalah pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas individu.

Dalam menunjang keahlian seorang karyawan, Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU selalu mengadakan pelatihan atau training baik untuk karyawan baru ataupun karyawan lama, sehingga para karyawan Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU semakin meningkat keahliannya.

Seluruh karyawan koperasi tidak hanya ahli dalam satu bidang saja, harus bisa dalam bidang pekerjaan lainnya.

C. Partisipasi Dewan Komisaris dan Komite Pemeriksa

Dewan komisaris dan komite

pemeriksaan sangat

mempengaruhi kesadaran pengendalian dari perusahaan.

Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU selalu melakukan pemeriksaan secara rutin baik laporan keuangan, prosedur, dll. Hasil pengecekkan biasanya dituangkan dalam laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas setiap tahunnya.

d. Filosopi Manajemen dan Gaya Operasi

Filosofi manajemen merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh manajemen. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu kesatuan usaha harus dilaksanakan. Filosofi dan gaya operasi manajemen mempengaruhi kualitas pengendalian internal.

e. Struktur Organisasi

Struktur organisasi mencerminkan pembagian wewenang di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.

Disamping itu, dengan pembagian wewenang yang jelas akan memudahkan pertanggungjawaban dalam melakukan tugasnya.

f. Praktik dan kebijakan personalia Karenanya penting perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur agar tercipta lingkungan pengendalian yang diharapkan, maka perusahaan perlu memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompetensi mereka, menilai prestasi, dan memberikan kompensasi atas prestasi mereka.

Secara umum prosedur pemberian kredit menurut Thomas Suyatno (1995:62), yaitu:

1. Prosedur Permohonan kredit Permohonan kredit mencakup:

 Permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit.

 Tambahan terhadap suatu kredit yang sedang berjalan.

 Perpanjangan jangka waktu kredit atas kredit yang telah berakhir jangka waktunya.

(8)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 18

 Lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas yang sedang berjalan, misalnya penukaran jaminan.

Pengajuan permohonan kredit hendaknya berisi data yang bersifat umum, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Nama dan alamat calon debitur

 Nama para pemilik dan pemegang saham

 Susunan pengurus

 Bidang usaha

 Hubungan dengan bank atau koperasi atau dengan yang lainnya

 Rencana usaha

 Laporan usaha

 Jaminan

 Jumlah kredit yang dibutuhkan

 Tujuan penggunaan kredit

 Jangka waktu kredit

2. Prosedur Penyelidikan dan Analisa Kredit

Koperasi akan melakukan penyelidikan dan analisa kredit. Hal ini dimaksudkan untuk memeriksa kebenaran atas hal- hal yang dikemukakan calon debitur dan informasi lainnya yang diperoleh.

Sedangkan yang dimaksud dengan analisa adalah penguraian dari segala aspek, baik di keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui

kemungkinan dapat

dipertimbangkannya suatu permohonan kredit.

Prosedur Keputusan Atas Permohonan Kredit

Laporan penyelidikan, hasil analisa kredit dan lampiran-lampiran permohonan kredit, diajukan pada pihak atasan yang

mempunyai wewenang untuk

menjadikannya sebagai dasar keputusan pemberian atau penolakan kredit. Biasanya wewenang tersebut diatur dalam bentuk tingkatan, sesuai dengan besarnya kredit yang diminta.

1. Prosedur Penolakan Kredit

 Oleh kepala unit

Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi syarat.

 Oleh bagian kredit kantor cabang setelah mendapat keputusan penolakan kepala cabang.

2. Prosedur Persetujuan Kredit

Persetujuan fasilitas kredit adalah keputusan untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur, untuk melindungi keputusan keporasi dalam pelaksanaan persetujuan tersebut maka dibuat surat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan pengikatan jaminan dihadapan notaris.

3. Prosedur Pencairan Fasilitas Kredit Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi untuk menggunakan kredit yang telah disetujui oleh pihak koperasi, pencairannya baik berupa tunai ataupun pemindahbukuan ke rekening penerima kredit.

4. Prosedur Pelunasan Fasilitas Kredit Setelah keseluruhan kewajiban debitur terhadap koperasi telah dipenuhi, koperasi akan menyerahkan kembali dokumen-dokumen jaminan kepada debitur. Hal yang perlu diperhatikan oleh pihak koperasi adalah bahwa penyerahan kembali dokumen-dokumen jaminan kepada debitur hanya dapat dilakukan setelah debitur menyelesaikan semua kewajibannya. Penyerahan dokumen jaminan tersebut harus dengan surat tanda terima dan ditandatangani oleh yang berhak.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU dan didukung oleh landasan teori serta pembahasan yang dipaparkan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Bahwa struktur pengendalian internal pada koperasi telah memadai. Hal ini didukung oleh:

(9)

JAM – Jurnal Akuntansi & Manajemen | Vol 15, No 2 – Desember 2021 19 a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian internal yang ada di koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU telah memadai, seperti faktor-faktor pendukungnya yaitu, nilai integritas dan etika yang telah diterapkan di koperasi kepada seluruh karyawan

b. Penilaian Risiko

Penilaian risiko yang dilakukan di koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera, Rahastra-CU telah memadai, hal ini didukung dengan adanya usaha koperasi dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang akan timbul.c.

C. Aktivitas pengendalian di koperasi sudah memadai dengan adanya pemisahan tugas, otorisasi yang tepat atas transaksi, dokumen dan catatan yang memadai, pengendalian fisik atas aktiva dan catatan, pemeriksaan independen atau verifikasi internal.

D. Informasi dan komunikasi akuntansi Pencatatan dan pelaporan data yang dilakukan oleh koperasi. Seperti pada saat pengajuan kredit, dari awal pengajuan kredit sampai pelunasan kredit tercatat dengan baik.

e. Pemantauan

Koperasi telah melakukan pemantauan terhadap kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Hasil pemantauan ini dituangkan dalam buku laporan tahunan koperasi setelah rapat anggota tahunan.

2 Prosedur Pemberian Kredit di Koperasi Rahasta sudah memadai, hal ini didukung oleh beberapa prosedur yang sudah ada di koperasi.

3. Peranan struktur pengendalian internal sangat berperan dalam prosedur kredit, karena koperasi rahastra dalam menjalankan aktivitas kreditnya perlu struktur pengendalian

internal yang baik, sehingga prosedur kredit pun berjalan dengan baik, dan meminimalisir berbagai risiko yang akan timbul dari aktivitas kredit.

DAFTAR PUSTAKA

Hendar, dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI

Valery G Kumaat. 2011. Internal Audit.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Niswonger, Warren, Reeve, and Fees. 2000.

Prinsip-prinsip Akuntansi. Edisi 19, Jilid ke-1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hiro Tugiman 2002, Laporan Audit Internal Sebaiknya Ditandatangani Auditor Bersertifikat, Bandung.

Theodorus M Tuanakotta. 2010. “Akuntansi Forensik Dan Audit Investigative Seri Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia”.

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Theodorus Tuanakotta. 2000. Auditing Petunjuk Pemeriksaan Intern Akuntan Publik. Jakarta. LPFE UI Thomas Suyatno dkk, Dasar-dasar

perkreditan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995.

P. Simorangkir, Seluk Beluk Bank Komersial,(Jakarta PT AKsara Persada Indonesia,1991)

O.Kasmir. (2002). Dasar-dasar Perbankan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada P.Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Kualitatif Kuantitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian ini beberapa hal yang terkait dengan kepuasan tamu adalahDari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dominan kualitas

Puji syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat kelulusan dari Fakultas Teknik Elektronika

[r]

[r]

Hasil yang diperoleh adalah ketika smart card dihubungkan dengan smart card reader dan saldo mencukupi serta data keberangkatan sesuai dengan kondisi pada saat itu, maka

Peserta didik memilki kemampuan mengaplikan konsep kalkulus dalam masalah kontekstual pada topik limit fungsi aljabar... 2 | Husein Tampomas, Limit Fungsi, Soal-soal

mempunyai tinggi sama dengan dua kali panjang sisi ABCD.. kali sisi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan remaja putri tentanng vulva hygiene terhadap tindakan pencegahan keputihan di SMK Kansai Pekanbaru tahun