9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian terdahulu
Penelitian (Bird & Manning, 2008)yang menyatakan yaitu besar kecilnya penetapan upah minimum didasarkan pada tinggi rendahnya biaya yang digunakan untuk mememnuhi kehidupan masyarakat selain itu juga didasarkan pada besar kecilnya tinggkat biaya yang digunakan untuk memeproduksi suatu barang didalam sebah perusahaan. Penentuan upah juga dipenagruhi oleh harga dari tenaga yang ada disektor informalmaupun formal. Tenaga kerja yang ada di sektor informal sebagian besar terdiri dari angakatan kerja
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Erfit, 2018) tentang pengaruh Partisipasi angkatan kerja dan indeks harga konsuman terhadap upah minimum di Provinsi Jambi ,varibel yang digunakan menunjukan nilai secara bersama sama tingkat partisipasi angkatan kerja dan indeks harga konsumen tidak berprngaruh signifikan dan negatif terhadap upah minimum sedangkan secara parsial partisipasi angkatan kerja memiliki nilai uji F sebesar 0,2366 melebihi 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak berpangaruh signifikan terhadap upah minimum sedangkan indeks harga konsumen berpnegaruh signifikan dan negatif terhadap upah minimum di Provinsi Jambi. Inimembuktikan bahwa Indek harga memliki penagaruh yakni apabila Indeks harga naik naik akan menurunkan tingkat upah minimum dikarenakan harga yang naik maka upah yang diterima tenaga kerja tidak dapat untuk membeli barang maupun jasa sehingga menurunkan daya beli yang membuah harga upah menurun
Penelitian yang dilakukan (Charysa, 2013) tentang Pemgaruh Pertumbuhan Ekonomi danInflasi Terhadap Upah Minimum Regonal Dikabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 besarnya upah minimum dipenagruhi oleh Inflasi yang terjadi. Dalam penelitian ini inflasi berpengaruh negative signifikan pada signifikansi (α) sebesar 9,503857 terhadap upah minimum.Tingkat inflasi yang naik akan membuat naiknya harga barang yang dikonsumsi masyarakat,dalam teori cost push inflation kenaikan dari barang
akan dikalkulasikan sebagai kenaikan biaya produksi , sehingga perusahaan menaikan harga output yang diproduksi untuk mendapat keuntungan selanjutnya apabila upah minimum naik maka tenaga kerja akan mendapat uang lebih sehingga akan membeli barang maupum jasa dengan berlebihan.sehingga ketika upah minimum naik maka inflasi akan lebih tinggi. variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan dengan koefisien sebesar 2,180914ini menyatakan apabila pertumbuhan ekonomi naiksebesar 1 % maka aka meniakan upah sebsar Rp 21.809,14 sehingga dapat disimpulkan Ketika suatu daerah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka akan berdampak pada penetapan upah minimum yang juga mengalami peningkatan
Penelitian yang dilakukan oleh (Merdekawaty, Rahmah, 2016) yang membahas tetang Faktor faktor yang Mempengaruhi Upah Minimum Kabupaten/kota Di Provinsi Jawa Tengah.dalam penelitian ini menggunakan metode SAR yang menyatakan bahwa Indek harga Konsumen dengan nilai koefisien SAR sebesar -4.963,4 yang artinya apabila nilai Indek Harga Konsumen naik sebesar 1% maka akan menurunkan tingkat upah minimum sebsar 4.963.
sedangkan variabel lainya yaitu KHL bepengaruh signifikan positif sebesar 1,0394 dan sedangkan variabel PDRB memliki koefisien SAR sebesar -0,000143 berpengaruh signifikan negatif dapat disimpulkan apabila PDRB niak sebesar 1 maka akan mengurangi nilai UMK sebesar 0,000143 rupiah,.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nurtiyas, 2016)yang membahas tentang faktor yang mempengaruhi upah minimum di Pulau jawa.
Indeks harga konsumen secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap upah minimum di Provinsi di pulau Jawa.sedangkan variabel lainya yaitu Partisipasi angkatan kerja memiliki pengaruh terhadap upah minimum, dalam penelitian ini partisipasi angkatan kerja memliki pengaruh negatif terhadap besarnya nilai upah minimum daerah dengan nilai koefisien sebesar -0,115096.
hal ini menunjukan bahwa besarnya tingkat partisipasi angkatan kerja apabila mengalami kenaikan sebesar 1% maka kan menurunkan upah sebesar 0,11% hal ini terjadi karena adanya penyesuaian terhadap upah dan penawaran tenag kerja di
pasar tenaga kerja Terjadinya penurunan permintaan tenaga kerja akan mula-mula menciptakan penawaran tenaga kerja berlebih, akibatnya upah akan turun..
sedangkan variabel PDRB secara individu memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai Upah Minimum Propinsi di Pulau Jawa. Nilai koefisien regresi sebesar - 0.115096 Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan PDRB 1% akan menyebabkan penurunan nilai Upah Minimum Propinsi di Pulau Jawa sebesar 0.11%
Dari semua penelitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan yaitu perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu menggunakan tahun 2015-2019 dan juga menggunakan 8 kabupaten dan kota yang ada di provinsi jawa timur sedangkan persamaan dari penelitian ini dari variabel bebas pertumbuhan ekonomi,angkatan kerja dan inflasi
B. Landasan Teori
Dalam penelitian ini yang menanalisis Determinan Upah yang ada di 8 Kota /Kabupaten Jawa Timur , mendasarkan pada teori teori yang relevan sehingga dapat mendukung penelitian ini agar dapat menghasilkan penelitian yang ilmiah 1. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah penduduk atau warga dalam usia produktif (15-64 tahun) atau semua penduduk yang dapat bekerja dan memproduksi sebuah barang maupun jasa dalam satu negara bila terdapat permintaan akan barang maupun jasa dan mereka ikut serta dalam aktivitas tersebut
Menurut BadanPusat Statistik tenga kerja adalah semua warga atau penduduk dalam suatu negara yang bekerja disektor usaha yang berkaitan dengan produksi maupun administrasi, Tenaga terbagi menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja yaitu:
a) angkatan kerja yaitu orang yang mempunyai sebuah pekerjaan , smentara bekerja dan penggangguran
b) bukan angkatan kerja yaitu orang sedang melakukan kegiatan pribadi seperti masih dalam masa sekolah,mengurus rumah tangga dan lain lain yang menerima pendapatan.
Dalam Teori lewis menjelakan bahwa pertumbuhan penduduk yang berlebih (pekerja) merupakan bukan sebuah permmasalahan melainkan sebuah kesempatan, kelebihan penduduk (pekerja) memeberikan kontribusi dalam peningkatan output dan penyedia tenagakerja bagi sektor sektor lainya, kelebihan penawan dari tenaga kerja merupakan bukan sebuah permasalahan yang ada dalam pembangunan ekonomi melainkan kelebihan tenaga kerja merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No13 Tahun 2003 yang membahas Ketenagakerjaan dalam Bab 1 pasal 1 angka 30 membahas tetntang upah yaitu hak atu balas jasa atas pekejaan dlam bentuk uang yang diterima oleh pekerja atau buruh yang sesuai dengan perjanjian yang sudah dintentukan melalui perjanjian kerja,kesepakatan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang didalamnya termasuk tunjangan bagi buruh/perkerja dan keluarganya ata sperjaan yang sudah dilakukan
Selanjutntya menurut Badan Pusat Statitik Menjelaskan bahwa pendpatn yang diperoleh buruh/pekerja dalam bentuk uang. Uang yang diterima tenaga kerja didalamnya sudah termasuk biaya tunjangan seperti uangmakan ,biaya transportasi serta uang lembur apabila melakukan kerja lembur. uang tersebut juga termasuktunjangn hari raya dan lain lain namun bukan tunjangn rutin dan natural.
1.1 Tingkat partisipasi angkatan kerja
Partisipasi angkatan kerja menurut (Gregory, 2011)) seluruh jumalha orang yang bekerja maupun tidak bekerja (menganggur). sedangkan pengangguran adalah prosentase angkatan kerja yang tidak bekerja. Menurut Badan Pusat Statistik Tingkat Partisipasi Angkatan kerja merupakan prosentase dari jumlah angkatan kerja yang ada terhadap angkatan usia kerja
Partisipasi angkatan kerja merupakan indikator ketenagakerjaan yang melihatkan gambaran aktivitas kegiatan ekonomi sehari hari tenga kerja dalam sebuah waktu atau periode tertentu.Dalam pandangan klasik upah akan selalu menyesuaikan dengan kelebihan penawaran tenaga kerja yang terjadi di pasar tenaga kerja. Apabila terjadi kenaikan penawaran tenga kerja sedangkatn
permintaan akan tenaga kerj yang dibutuh kan dalam perusahaan atau unit usaha menurun akan mengakibatkan menurunya upah. Di dalampasar tenaga kerja ada dua golongan tenaga kerja yang pertama tenga kerj ayang terdidik dan tenga kerrja yang tak terdididk , ada perbedaan dalam kedua pasar tersebut yang pertama pada umumnya produktivitas tenga kerja terdidik lebih tinggi dari pada produktivitas tenga kerja yang tek terdidik .Produktivitas tenga kerja dapat dilihat dari upah dan hasil pekerjaan yaitu berbanding lurus dengan pendidikan yang telah ditempuh,yang kedua dari segi waktu,penawaran akan tenaga kerja harus melalui pelatian maupun pendidikan sehingga elatisitas penawaran dari tenga kerja terdidik lebih rendah dari pada tenga kerja tak terdidik.Yang ketiga dalam proses pengisisan lowongan pekerjaan dalam perekrutanya perlunya waktu yang lebih dalam menyelksi tenga kerja terdidik dari pada tidak terdidik.
1.2 Permintaan dan penawaran Tenaga kerja
Permintaan tenaga kerja sangant erat berakitan dengan besarnya penggunaan sebuah tenaga kerja di dalam perusahaan atau unit usaha tertentu, Permintaan akan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memeproduksi barang maupun jasa biasanya dipengaruhi oleh besarnya upah yang harus dibayar sebagai salah satu faktor dalam proses produksi. Dalam hal ini permintaan tenaga kerja sangant dipengaruhi oleh upah karena dapat memebuat harga output dari hasil produksi menjadi lebih tinggi . apabila tingkat upah dari tenaga kerja tinggi maka perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja yang digunakan (Chusna, 2013)
Penawaran tenaga kerja adalah besarnya jumlah ketersediaan tenaga kerja dari pemilik tenaga kerja dengan setiap kemungkinan upah dalam janga waktu tertentu. Dalam teori klasik dapat dijelakan bahwa pekerja memeliki kemampuan untuk memilih ingin bekerja atau tidak. Selain itu pekerja memliki kemampuan memilih untuk menetukan jam kerja sesuai dengan kehendaknya. hal ini juga dinyatakan dalam teroi tentang konsumen yang mana setiap seseorang atau individu memiliki tujuan meningkatkan kepuasan samapai titik maksimum dengan semua kendala yang dihadapi
permintaan dan penawaran tenaga kerja sangat erat dengan upah disebuah sektor usahaa yang terjadi apabila jumlah permintaan tenaga kerja besar namun penawaran tenaga kerja rendah maka upah yang ditawarkan akan semakin tinggi namun sebaliknya apabila permintaan tenaga kerja rendah namun penawran tinggi ini akan memebuat upah yang ditawarkan rendah (Sukirno, 2002)
`
Sumber : Mankiw 2004
Gambar 2.1
Keseimbangan Tenaga Kerja Keterangan :
𝑆𝐿 : Penawaran Tenaga Kerja (Supply of Labor) 𝐷𝐿: Permintaan Tenaga Kerja (Demand of Labor ) W : Upah
L : Jumlah Tenaga Kerja 𝑊𝑒: Keseimbangan Upah
𝐿𝑒: Jumlah Tenaga Kerja Keseimbangan E : Kesembangan permintaan dan penawaran
Dari gambar 2.1 keseimbangn pasar tenaga kerja dipengfaruhi oleh permintaan dan penawaran dari tenaga kerja, dapat dilihat penawaran tenaga kerja di pengaruhi oleh para tenaga kerja ,sedangkan permintaan dipengaruhi oleh
m n h k
𝑆𝐿
𝐷𝐿
L
𝐿𝑒 𝑊𝑒 E
W
perusahaan atau unit usaha yang diminta. dan dapat dilihat upah mengikuti permintaan dan penawaran dari tenaga kerja apabila pemerintah tidak ikut campur dalam menentukan upah
dalam ekonomi neoklasik bahwa penawaran tenaga kerja akan meningkat apabila upah dari tenaga kerja meningkat, namun sebakliknya permintaan tenaga akan berkurang apabila upah tenaga kerja meningkat
Sumber : (Chusna, 2013)
Gambar 2.2
Penawarn dan Permintaan Tenaga Kerja Sumber : (Chusna, 2013)
Dalam ekonomi neoklasik yang bernggapan bahwa permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja akan sama dengan mengansumsi bahwa semua orang memliki informasi yang bnyak tentang pasar tenaga kerja. dapat dilihat bahwa permintaan dan penwaran tenaga kerja akan seimbang pada titik ekluibrium (E) sehingga tidak adanya pengangguran.
namun pada kenyataan titik ekulibrium tidak lah pernah terjadi karena semua informasi belum tentuk masuk sempurna selain itu juga hambatan institutional juga terus terjadi.dapat dilihat upah keseimbangan pada titik 𝑊𝑒 namun kenyataan dalm perusahaan upah selalu lebih tinggi dari pada titik keseimbngan yaitu 𝑊𝑖,sedangkan penawan tenaga kerja sebesar𝐿𝑠 karena upah
𝐷𝐿
L
𝑊𝑒 E 𝑊𝑖
𝐿𝑑 𝐿𝑒 𝐿𝑠
𝑆𝐿
yang tinggi permintaan tenga kerja hanya pada titik 𝐿𝑑 hal ini menyebabkan pengaaguran yaitu selisih antara 𝐿𝑠 dan 𝐿𝑑.
2 Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga harga secara umum dalam periode tertentu, inflasi yang tidak dapat dikontrol akan membuat tingkat harga di seluruh wilayah naik yang berakibat menurunya daya beli masyrakat yang dikarenakan tingkat upadah dari tenaga kerja yang diterima mengalami penurunan, kebijakan untuk mengatasi inflasi juga harus diperhatikan dalam penerapan dipemerintahan agar daya beli dari masyarakat tetap dan dapat mencukupi kebutuhan. selain itu inflasi juga bukan masalah namun faktor dari pertumbuhan ekonomi inflasi yang dapat dikendalikan membuat perekonomian meningkat karena disetiap tahunya harga dari produk dihasilkan akan mengalami kenaikan yang membuat tingkat keuntungan dari perusahaan maupun unit usaha meningkat. adapun faktor yang penyebab inflasi sebafgai berikut:
a) Demand-pull inflasi
Demand-pull inflasi terjadi karena permintaan akan barang yang bertambah.sehingga menikan harga barang yang diminta. Inflasi ini terjadi dalamperekonomian yang mengalami perkembangan yang pesat. Tingkat penyerpan tenga kerja yang tinggi akan menciptakan pendapatan yang tinggi yang selanjutnya mengakibatkan pengeluran yang dilakkukan oleh masyarakat untuk membeli barang menjadi berlebih dari pada barang yang disediaka hal ini yang akan mengakibatkan inflasi . Sedangkan dalam pemerintahan juga terdapat perang polotik untuk menja perekonomian sehingga pemerintah melakukan pengeluran yang bebrlebih melebihi tingkat penyerapan pajak yang diterima sehingga pemerintah melakukan pencetaan uang atau juga bisa melakukan pinjaman kepada negara atau bank central. Pengeluran pemerintah yang berlebih ini selanjutnya kan meningkatkan permintaan agregat yang tidak dimbangi dengan ketersediaan barang hal ini yang membuat terjadinya sebuah inflasi.
b) cost pull inflasi
inflasi yang terjadi karena adanya tingkat kenaikan dalam memproduksi sebuah barang yang diakinatkan adanya depresiasi nilai tukar. dampak inflasi yang terjadi dari luar ngeri terutama dari pihak patner perdagangan. Peningkatan harga harga yang dilakukan oleh pemerintah dari akibat bencana maupun distribusi yang terhambat, Inflasi ini terjadi pada perekonomian yang mengalami perkembangan yang pesat dan tingkat pengganguran yang rendah,. Apabila permintaan dari barang yang diproduksi oleh sebuah perusahaan meningkat maka perusahaan akan melakukan segala cara untuk menaikan produktivitas dalammemproduksi barang, salah satunya addalah menaikan gaji tenga kerja maupun mencarai tambhan tenga kerja baru yang selanjutnya akan meningkatkan biaya produsi yang berkibat naiknya harga harga barang tersebut.
3 TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Menurut Teori Neoklasik, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh faktor:
penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal an tingkat kemajuan teknologi ).
Analisis teori ini didasarkan atas asumsi-asumsi dari teori klasik yaitu bahwa perekonomian berada pada tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan tingkat penggunaan penuh dari faktor-faktorproduksinya.Model ini menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan menentukan besarnya output yang diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. salah satu faktor penting dalam pertumbuhan. Solow menekankan pertumbuhan jangka panjang dan peranan modal, tenaga serta teknologi sebagai faktor produksi. Lebih jauh menurut Solow, pertumbuhan akan terjadi apabila ada modal, ada pertumbuhan penduduk dan ada teknologi, walaupun teknologi masih dianggap sebagai faktor eksogen.Dengan demikian fungsi produksi dapat diformulasikan ke dalam Persaman beriku
Y= F(K, LE)...
dimana E adalah variabel yang disebut efisiensi tenaga kerja. LEmengukur jumlah para pekerja efektifyang memperhitungkan jumlah pekerja Ldan efisiensi masing-masing pekerja. Fungsi produksi ini menyatakan bahwa output total Y bergantung pada jumlah unit modal Kdan jumlah pekerja efektif LE. Ini bermaknabahwapeningkatan efisiensi tenaga kerja Esejalan dengan peningkatan angkatan kerja L Dalam model ini, tabungan akan mendorong pertumbuhan
ekonomi untuk sementara, tetapi pengembalian modal yang kian menurun pada akhirnya akan mendorong pencapaian perekonomian yang mapan akan tergantung pada kemajuan
4 Teori upah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No13 Tahun 2003 yang membahas Ketenagakerjaan dalam Bab 1 pasal 1 angka 30 membahas tetntang upah yaitu hak atu balas jasa atas pekejaan dlam bentuk uang yang diterima oleh pekerja atau buruh yang sesuai dengan perjanjian yang sudah dintentukan melalui perjanjian kerja,kesepakatan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang didalamnya termasuk tunjangan bagi buruh/perkerja dan keluarganya ata sperjaan yang sudah dilakukan
Selanjutntya menurut Badan Pusat Statitik Menjelaskan bahwa pendpatn yang diperoleh buruh/pekerja dalam bentuk uang. Uang yang diterima tenaga kerja didalamnya sudah termasuk biaya tunjangan seperti uangmakan ,biaya transportasi serta uang lembur apabila melakukan kerja lembur. uang tersebut juga termasuktunjangn hari raya dan lain lain namun bukan tunjangn rutin dan natural.
Upah yang diterima oleh pekerja dan asal mula terbentuknya harga dari upah menurut para ahli:
a. Malthus
Malthus merupakan salah satu seorang tokoh klasik yang meninjau upah dalam kaitannya dengan perubahan penduduk. Menurut Malthus dalam (Sukirno, 2002),jumlah penduduk merupakan faktor strategis yang dipakai untukmenjelaskan berbagai hal. Malthus menyatakan bila penduduk bertambah,penawaran tenaga kerja juga bertambah sehingga dapat menekan tingkat upah. Demikian juga sebaliknya, tingkat upah akan meningkat jika penawaran tenaga kerja berkurang akibat jumlah penduduk yang menurun.Lebih tepatnya maltus menjelakan apabila tenga kerja yang ada meningkat dan faktor lain dianggap tetap upah akan mengalami penurunan karena bnyaknya perja yang
digunakan untuk memproduksi barang tersebut,namun sebaliknya apabila tenaga kerja yang ditawarkan lebih sedidkit maka upah alan mengalami kenaikan disebabkan oleh perusahaan atau dala produksi memerlukan tenga kerja namun dengan adanya penurunan tenaga kerja mengakibatkan perusaan menjadi sulit untuk memeperoleh perkeja untuk memenuhi target yang ada sehingga melakukan kenaikan upah untuk menarik tenaga kerja.
A. Teori upah efisiensi
Dalam teori ini membahas perusahaan akan dapat berjalan secara lebih efisien apa bila upah yang diberikan kepada tenaga kerja akan lebih baik lebih tinggi dari pada ekuilibrium,Sehingga lebih menguntungkan apa bila upah yang diberikan tetap tinggi walaupun penawaran tenaga kerja naik.Karena dalam teori ini mengupah dengan lebih tinggi akan menguntungkan perusahaan karena bisa meningkatkan efisiensi para tenaga kerja
ada beberapa jenis teori upah efisien yang dikemukakan oleh (Gregory, 2011) sebagai berikut:
a. Kesehatan tenaga kerja
Teori upah efisien berkaitan dengan kehidupan masyarakat atau tenga kerja salah satunya keseahatan, Upah yang diberika kepa tenaga kerja yang semakin tinggi maka kebutuhan nutrisi tenga kerja dapat tercukupi karena dapat membeli dengan lebih banyak. dengan hal ini perusahaan akan lebih diuntungkan karena memberi upah yang tinggi namun dengan tenaga kerj ayang sehat dan semkin produktif dari pada memberi upah kecil namun tenga kerja yang kurang sehat sehingga menghambat produktifitas perusahaan
b. Perputaran pekerja
Teori ini menjelakan adanya hubungan upah dengan perputan pekerja. Para tenaga kerja melakukan berhenti bekerja dikarenakan beberapa hal seperti pindah pekerjaan, pindah tempat tinggal. meninggalkan tenaga kerja yang lain. Perputan tenaga kerja ini tergantung pada diri tenga kerja yaitu manfaat berhenti bekerja dan manfaat terus bekerja apa kah dengan insetif yang mereka teria akan lebih baik tetp maupun keluar dari pekerjaan. Hal ini yang membuat sebuah perusahaan mau memberi upah yang tinggi untuk mengurangi perputaran tenaga kerja
dikarenakan semakin tinggi upah yang diberikan semakin rendah juga tenaga kerja akan berhenti. Dalam hal ini yang dikawatirkan adanya terus perputanran tenaga kerja akan menambah lebih banyak biaya dan juga untuk merekrut atau melatih tenaga kerja baru akan memerlukan biaya
c. Kerja keras Pekerja
Jenis teori ini (Gregory, 2011)menjelakan katain upah dengan kerja keras tenaga kerja. Dalam sebuah pekerjaan tenaga kerja bebas melakukan pekerjaan sehingaga perusahaan harus memantau apa bila tenga kerja lalai dalam melakasanakan tugasnya. tenaga kerja yang lalai akan dipecat namun disisi lain tidak semua tenaga kerja kana terpantau dengan baik karena untuk melakukan pengawasan memerlukan biaya dan waktu yang lebih sehingga tidak efisien
d. Kualitas pekerja
Jenis teori upah ini (Gregory, 2011) menyatakan bahwa kualitas rata rata sebuah kelompok tenaga kerja tergantung pada besarnay upah yang diterima oleh tenaga kerja yang dibayar oleh sebuah perusahaan. Apabila upah diturunkan maka tenag kerja terbaik di sebuah perusahaan akan menggalkan pekerjaan dan melilih perusahaan lain dengan gaji yang lebih tinggi. meninggalkan tenag kerja yang tidak terdidik yang memliki sedikit kualitas dalam bekerja. hal ini berkaibat terhambatnya produktifitas karena tenga tidak terdidi aka sulit melkukan pekerjaan karena kurangnya informasi dari tenaga terdidik. Hal ini membuat perusahaan akan memberi upah lebih tinggi sehingga dapat mempertahankan tenga kerja terdidik yang mampu memberi ontribusi yang lebih dan dapat meningkatkan produktifitas
C. PENGARUH ANTAR VARIABEL
1. Pengaruh Partisipasi angkatan kerja Terhadap Upah minimum Penelitian (Nurtiyas, 2016) Variabel Pastisipasi Angkatan Kerja dari hasil penelitian yang dilakukan melilki nilai t-hitung sebsar -3.259259 dengan probabilitas sebesar 0,0032 Hal ini menunujukan bahwa probalitas kurang dari dari 0,05 sehingga Partisipasi angkatan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap Upah minimum, memiliki koefisien regresi sebesar sebesar -0.024393
dapat dilihat bawha partisipasi angkatan memliki pengaruh negatif terhadap upah minimum sehinga dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi kenaikan Partisipasi angkatan kerja sebesar 1% maka akan engurangi tingkat upah sebsar 0,02%.Selanjutnay penelitian yang dilakukan (Erfit, 2018) oleh Variabel Partisipasi angkatan kerja memliki nilai p-value 0,2366 halini menunjukan nilai p-value lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini tpartisipasi angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap upah minimum
Dalam teori klasik pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi tingkat upah minimum. Pertumbuhan penduduk yang tinggi angkan membuat tngkat angkatan kerja naik sehingga penawaran tenga kerja akan naik. kelebihan penawaran tenaga kerja yang tidak di imbangi dengan penyerapan tenaga kerja akan membuat penurunan permintaan tenaga kerja akan mula-mula menciptakan penawaran tenaga kerja berlebih, akibatnya upah akan turun (Nurtiyas, 2016) 2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap upah minimum
Penelitian (Charysa, 2013) Variabel Pertumbuhan ekonomi memliki pengaruh signifikan positif dengan nilai koefisien sebesar 2,180914 sehingga dapat disimpulkan apabila pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebsar 1% maka upah minimum akan naik sebsar Rp 21.809,14. Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh (Efendi, 2020) Untuk variabel pertumbuhan ekonomi terlihat bahwa nilai probabilitas 0.9911, hal ini membuat nilai variabel Pertumbuhan Ekonomi lebih besar dari alpha (0,05 > 0.911) ini menjukan bahwa pertumbuhan ekonomi secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap upah minimum
Laju PDRB yang tingi membuat prekonomian yang ada akan meningkat sehingga laju pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat dari bebagai sektor.
Ketika suatu daerah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka akan berdampak pada penetapan upah minimum yang juga mengalami peningkatan.(Charysa, 2013)
3. Pengaruh Inflasi terhadap upah minimum
Penelitian (Erfit, 2018) IHK menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,0102 dengan coefisien sebesar -0,008145. Dengan demikian, p-value 0,0102 < α = 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil estimasi tersebut, diketahui bahwa IHK berpengaruh signifikan terhadap UMP. Koefesien regresi variabel IHK sebesar - 0,008145 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 persen per tahun IHK, maka akan menurunkan UMP sebesar 0,8145 persen per tahun. Selanjutnya penelitian (Charysa, 2013) Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan dengan koefisien negatif sebesar 9,503857 Hal ini menunjukkan bahwa apabila inflasi mengalami penurunan sebesar 1% maka akan meningkat Upah Minimum Regional sebesar Rp 95.038,57.
inflasi yang tidak tekendali akan menyebabkan daya beli masyrakat menurun bahkan akan semakin rendah, hal ini terjadi bagi masyrakat yang berpendapatan tetap. upah yang diterima oleh masyrakat atau tenaga kerja yang tidak dimbangi dengan tingkat keniakan harga barang.akan mengakibatkan upah rii dari setiap individu menurun terutama tenga kerja yang bependapatan tetap.(Charysa, 2013) D. Kerangka berfikir
Gambar 2.3 Kengka pemikiran
UPAH MINIMUM
PERTUMBUHAN EKONOMI
INFLASI ANGKATAN KERJA
2.4 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yangcd masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara Hipotesis merupakan pernyataan peneliti mengenai hubungan antara variabel yang mempengaruhi dengan variabel yang dipengaruhi di dalam penelitian. Maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
1. Partisipasi Angkatan Kerja, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap Upah Minimum 8 kabupaten/ kota di Jawa Timur.