• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. (eksperimental murni) dengan metode Post test only group design. Metode yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4. (eksperimental murni) dengan metode Post test only group design. Metode yang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian True experimental (eksperimental murni) dengan metode Post test only group design. Metode yang digunakan adalah Tube dilution test dan Dilution agar test untuk mengetahui pengaruh cuka apel (Apple Cider Vinegar) terhadap pertumbuhan jamur M. globosa secara in vitro.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang selama tanggal 16 Juni 2021 sampai tanggak 25 bulan Juni 2021.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah biakan murni M. globosa yang diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

4.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah jamur M. globosa yang diambil dengan metode Simple random sampling. Metode ini digunakan dikarenakan tiap unit pada populasi bersifat homogen, dan bertujuan agar setiap unit populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel.

(2)

4.3.3 Besar sampel

Pada penelitian ini terdapat 10 kelompok, yang dimana terdiri dari 8 kelompok perlakuan cuka apel dan 2 kelompok control. Penentuan jumlah pengulangan menggunakan rumus Federer, yaitu :

(k-1) (r-1) ≥ 15 (10-1) (r-1) ≥ 15

9r-9 ≥ 15

9r ≥ 24

r ≥ 2,66 à 3 (dibulatkan) keterangan:

k : Jumlah perlakuan

r : Jumlah pengulangan yang dilakukan

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh r ≥ 3, sehingga diperlukan 3 kali pengulangan untuk setiap kelompok perlakuan. Sehingga pada penelitian ini membutuhkan 30 kelompok perlakuan.

4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel bebas

Cuka apel (Apple Cider Vinegar) dalam konsentrasi 100% (kontrol positif), 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%, 0,39%, dan 0%

(kontrol negatif). Penetapan konsentrasi pada penelitian ini berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ardiani mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2020.

(3)

4.4.2 Variabel kontrol

Medium biakan dengan suhu inkubasi 37ºC dan waktu inkubasi 18- 24 jam.

4.4.3 Variabel terikat

Kadar hambat minimum (KHM) dan Kadar bunuh minimum (KBM) jamur M. globosa.

4.5 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara

Pengukuran

Indikator Penilaian

Skala 1. Cuka apel

(Apple Cider Vinegar)

Cuka apel

merupakan olahan fermentasi yang berasal dari buah apel

Penghitungan dengan mikro pipet

Konsentrasi : 1. 100%

(kontrol positif) 2. 50%

3. 25%

4. 12,5%

5. 6,25%

6. 3,125%

7. 1,56%

8. 0,78%

9. 0,39%

10. 0%

(kontrol negatif)

Kategorik, ordinal

2. Pertumbuhan M. globosa

Pertumbuhan jamur di amati dengan

menghitung koloni dari M.

globosa

Penghitungan menggunakan Colony Counter

Jumlah koloni

jamur M.

globosa pada setiap agar plate

Numerik, ratio

KHM (Kadar Hambat Minimal)

Konsentrasi minimal cuka apel (Apple Cider Vinegar) yang dapat

menghambat pertumbuhan jamur M. globosa dengan melihat tingkat kejernihan pada tabung

Penilaian secara visual, dinilai oleh minimal 3 orang

1. Jernih (+):

apabila garis hitam pada kertas di belakang tabung terlihat jelas, atau warna tabung sama dengan warna pada tabung kontrol positif 2. Agak keruh (++) : apabila

Kategorik, ordinal

(4)

4.5 Alat dan Bahan Penelitian

4.6.1 Alat-alat yang digunakan:

a. Tabung reaksi steril b. Ose lengkung c. Neraca

d. Mikropipet 1ml e. Inkubator f. Vortex

g. Colony Counter

garis hitam pada kertas di belakang tabung masih terlihat, tetapi samar- samar

3. Sangat keruh (+++): apabila garis hitam pada kertas di belakang tabung tidak terlihat, atau warna tabung sama dengan warna tabung kontrol negatif

KHM dinilai dengan

perubahan indikator dari

“Agak keruh”

menjadi “Jernih”

KBM (Kadar Bunuh

Minimal)

Konsentrasi minimal cuka apel (Apple Cider Vinegar) yang dapat membunuh jamur M. globosa hingga 99,9% dari inoculum asal pada Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

Penghitungan dengan Colony Counter

KBM dinilai dengan tidak adanya

pertumbuhan

jamur M.

globosa atau maksimal 0,1%

dari kontrol bahan yang dihitung dengan Colony Counter

Numerik, ratio

(5)

h. Lampu spirtus i. Label

j. Spektrofotometer

4.6.2 Bahan-bahan yang digunakan:

a. Cuka apel b. Aquadest c. Alkohol 70%

d. NaCl fisiologis

e. Biakan jamur Malassezia globosa f. Sebouraud Dextrose Agar (SDA) g. Sebouraud Dextrose Broth (SDB)

4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Sterilisasi alat

a. Semua alat dicuci dengan sabun lalu dibilas dengan air bersih, dan biarkan hingga mongering.

b. Alat berbahan dasar gelas disterilkan dengan cara dimasukkan kedalam oven selama 2 jam pada suhu 180ºC, ose lengkung disterilkan dengan dipijarkan pada api spiritus. Alat-alat yang bisa di sterilisasi dengan autoklaf dibungkus dengan kertas lalu

dimasukkan kedalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit (Bahar & Yusmaini, 2018).

4.7.2 Pembuatan medium Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

a. Timbang Sabouraud Dextrose Agar Base sebanyak 40gr, dan tambahkan aquadest sebanyak 600ml.

(6)

b. Sabouraud Dextrose Agar Base yang sudah ditambahkan dengan aquadest lalu direbus hingga tercampur rata, selanjutnya SDA

dilakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.

c. SDA yang sudah steril dituangkan ke dalam cawan petri masing – masing sebanyak 20ml (Bahar & Yusmaini, 2018).

4.7.3 Pembuatan medium Sabouraud Dextrose Broth (SDB)

a. Timbang bahan Sabouraud Dextrose Broth (SDB) sebanyak 2gr, lalu tambahkan aquadest sebanyak 30ml dan diaduk hingga merata.

b. Rebus Sabouraud Dextrose Broth (SDB) hingga tercampur rata c. Sabouraud Dextrose Broth (SDB) yang sudah direbus disterilisasi

dengan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.

d. Sabouraud Dextrose Broth (SDB) yang sudah steril dituangkan ke dalam tabung reaksi (Bahar & Yusmaini, 2018).

4.7.4 Peremajaan jamur

Jamur M. globosa dilakukan peremajaan dengan cara mengambil satu ujung ose steril dari biakan jamur M. globosa, selanjutnya diinokulasikan atau digoreskan pada medium SDA lalu diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37º C (Litaay et al., 2017).

4.7.5 Pembuatan perbenihan cair jamur

Pembuatan perbenihan cair dilakukan dengan mengambil satu ujung ose steril dari hasil peremajaan jamur M. globosa, selanjutnya dicampurkan dengan cairan NaCl fisiologis pada tabung reaksi lalu divortex hingga konsentrasi sesuai dengan standart McFarland I yaitu 108 CFU/ml.

(7)

4.7.6 Uji kepekaan cuka apel terhadap M. globosa

Metode yang digunakan untuk uji ini adalah metode dilusi tabung.

Pada penelitian ini digunakan 10 macam kadar cuka apel dengan 2 kelompok kontrol, pada tabung kontrol positif konsentrasinya adalah 100% dan pada tabung kontrol negatif adalah 0%. Kemudian diinokulasi atau dicampurkan dengan perbenihan cair jamur M. globosa. Proses selanjutnya adalah inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC dengan cara sebagai berikut :

Hari ke – 1 :

a. Menyediakan 10 tabung reaksi steril dan diberi label tabung 1 (kontrol positif cuka apel), tabung 2, tabung 3, tabung 4, tabung 5, tabung 6, tabung 7, tabung 8, tabung 9, tabung 10 (kontrol negatif jamur M. globosa).

b. Masukan 1 ml Sabouraud Dextrose Broth (SDB) ke dalam tabung3,4,5,6,7,8,9, dan 10.

c. Masukan 2ml cuka apel ke dalam tabung 1 dan 2.

(8)

d. Masukan 1ml cuka apel dari tabung 2 ke dalam tabung 3.

e. Campurkan cuka apel dan Sabouraud Dextrose Broth (SDB) pada tabung

3 hingga merata, selanjutnya masukan 1ml dari tabung 3 ke dalam tabung 4.

f. Lakukan hal yang sama pada tabung 4,5,6,7,8, dan 9.

g. Tabung 9 diaduk hingga tercampur rata, lalu dibuang sebanyak 1ml.

h. Dari pengenceran diatas maka didapatkan konsentrasi awal cuka apel masing-masing tabung adalah.

i. Masukkan 1 ml perbenihan cair jamur M. globosa ke dalam tabung 2 sampai 10.

j. Dengan demikian volume masing-masing tabung menjadi 2 ml sehingga konsentrasi akhir berubah menjadi seperti berikut.

Konsentrasi cuka apel : Tabung 2 à 1 ml (100%) Tabung 3 à 2 ml (50%)

Konsentrasi cuka apel : Tabung 3 à 1 ml (50%) Tabung 4 à 2 ml (25%)

(9)

k. Inkubasikan semua tabung ke dalam incubator dengan suhu 37ºC selama 18-24 jam.

Hari ke – 2 :

Pada hari ke – 2 semua tabung dikeluarkan dari inkubator, lalu amati kejernihan tabung secara visual dengan peniliaian minimal oleh 3 orang dan akan didapatkan nilai KHM (Kadar Hambat Minimal). Kemudian masing – masing tabung diambil dengan ose steril sebanyak 1 kali dan dilakukan streaking pada media SDA, selanjutnya diinkubasikan kembali selama 18-24

jam pada suhu 37ºC.

Hari ke – 3 :

Semua media SDA dikeluarkan dari incubator dan dilakukan pengamatan kuantitatif pada masing – masing konsentrasi dengan menggunakan colony counter. Colony counter berfungsi untuk menghitung jumlah koloni jamur M. globosa pada media SDA sehingga didapatkan nilai KBM (Kadar Bunuh Minimum). Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan dikonfirmasi oleh analis laboratorium.

(10)

4.8 Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan

Pembuatan medium SDA dan SDB

Inokulasi M. globosa pada medium SDA

Inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC

Pembuatan perbenihan cair jamur dengan cairan NaCl fisiologis

Uji kepekaan cuka apel dengan tube dilution

Pengenceran larutan cuka apel dengan 8 konsentrasi dan 2 tabung sebagai kontrol

Penambahan 1 ml jamur pada tabung 2-10

Inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37ºC

Pengamatan KHM

Streaking dari masing-masing tabung ke medium SDA

Inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37ºC

Pengamatan KBM

Analisis data

Konsentrasi akhir larutan pada tabung Konsentrasi awal larutan pada tabung

(11)

4.9 Analisis Data

Data yang akan diolah pada penelitian ini merupakan data skala kategorik dan numerik. Maka analisis data yang digunakan untuk menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) cuka apel (Apple Cider Vinegar) terhadap M.

globosa adalah sebagai berikut :

a. Analisis data yang digunakan adalah komparatif numerik tidak berpasangan

>2 kelompok yaitu uji One Way ANOVA. Sebelum dilakukan uji One Way ANOVA data diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu, jika data normal dan homogen maka dilanjutkan uji One Way ANOVA.

b. Besar sampel data yang digunakan ≤ 50 sehingga uji normalitas

menggunakan uji Saphiro-Wilk. Data dianggap normal jika nilai p > 0,05, jika nilai p < 0,05 maka data harus dilakukan transformasi terlebih dahulu.

Apabila setelah ditransformasikan data tetap tidak normal maka dilakukan uji komparatif menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Post Hoc Mann Whitney.

c. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene. Data dianggap normal bila nilai p > 0.05.

d. Bila pada uji normalitas dan uji homogenitas didapatkan data normal dan homogen, maka dilanjutkan uji One Way ANOVA dan uji post hoc Bonferroni. Namun jika didapatkan data normal dan tidak homogen, maka digunakan uji One Way ANOVA dengan post hoc Games-Howell.

(12)

e. Selanjutnya dilakukan uji Independent Sample T Test untuk mengetahui perbedaan antara 2 kelompok perlakuan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi toksisitas dari ekstrak n-Hexan, Etil asetat dan Etanol 70% akar parang romang terhadap larva Artemia salina

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat dari kulit akar mangrove kedabu memiliki potensi aktivitas sitotoksik terhadap sel

Hubungan durasi tidur terhadap kejadian obesitas dengan mengontrol variabel sedentary lifestyle , asupan energi, dan jenis kelamin dapat memprediksi kejadian obesitas pada anak

Langkah 2: Kita doakan dari form list dosa untuk mengikat dan mengusir setiap kuasa roh jahat keluar di dalam nama Tuhan Yesus.. Kita bisa doakan secara satu persatu dan

Dari sini dapat di munculkan dua nilai utama sebagai titik temu etos belajar santri dengan etos kerja merka yang terlibat dalam berbagai bisnis Pesantren,

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) besarnya penyerapan tenaga kerja usahatani padi pada Program Simantri di Desa Baha dan Kelurahan Lukluk Kecamatan

Kemudian, skor rata-rata pemahaman guru terkait dengan materi tujuan penguatan berada pada kategori baik dan bentuk penguatan berada pada kategori cukup, serta (2) pendapat

Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif dengan jenis penelitian survey, dan desain korelasional kausalitas, yakni hendak mengetahui hubungan sebab akibat