Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya.
Laporan berisi Indeks Gotong Royong Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 dapat terselesaikan. Laporan ini merupakan hasil penelitian kerja sama antara Departemen Statistika. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Indeks Gotong Royong ini disusun berdasarkan tingkat persepsi masyarakat terhadap beberapa dimensi nilai-nilai Gotong Royong.
Dengan terbitnya laporan ini. diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam membuat kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk meningkatkan nilai kegotong royongan masyarakat. khususnya pada dimensi yang memiliki nilai rendah. Akhir kata. kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga terselesaikannya Laporan ini. Kami menyadari bahwa meskipun telah berupaya maksimal. namun masih banyak kekurangan yang dijumpai. Oleh karena itu kami menyampaikan permohonan maaf. Masukan dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka. Semoga inisiasi kerjasama di tahun 2018 ini dapat berlanjut ke depannya.
.
Surabaya. November 2018 Hormat kami.
Tim Penyusun
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iDAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Gotong Royong ... 5
2.2 Tinjauan Statistika ... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15
3.1 Sumber Data ... 15
3.2 Kerangka Konseptual Indeks Gotong Royong ... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 17
4.2 Karakteristik Responden ... 17
4.3 Hasil Analisis ... 22
DAFTAR PUSTAKA ... 30
LAMPIRAN ... 31
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Uji Reliabilitas dan Validitas ...17Tabel 4.2 Dimensi Sukarela dan Semangat Menghargai Kerjasama ...22
Tabel 4.3 Dimensi Tolong Menolong dan Aksi kolektif Masyarakat dalam membantu yang Membutuhkan ...23
Tabel 4.4 Dimensi Kerja Bakti ...24
Tabel 4.5 Dimensi Kemudahan Mendapat Pertolongan...25
Tabel 4.6 Dimensi Jejaring Sosial / Sosialisasi ...25
Tabel 4.7 Dimensi Komitmen Keputusan Bersama. Musyawarah Mufakat ...26
Tabel 4.8 Dimensi Peduli ...27
Tabel 4.9 Dimensi Kepercayaan terhadap Lingkungan Sekitar ...27
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Nawa Cita ... 2Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Dimensi dalam Indeks Gotong Royong ...16
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ...17
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Menurut Usia ...18
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan ...18
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Menurut Agama/ Keyakinan ...19
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir ...20
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ...20
Gambar 4.7 Ketersediaan Ruang Terbuka Publik ...21
Gambar 4.8 Ketersediaan Fasilitas/ Lapangan Olahraga ...22
Gambar 4.9 Dimensi Sukarela dan Semangat Menghargai Kerjasama ..23
Gambar 4.10 Dimensi Tolong Menolong dan Aksi kolektif Masyarakat dalam membantu yang Membutuhkan ...24
Gambar 4.11 Dimensi Kemudahan Mendapat Pertolongan ...25
Gambar 4.12 Dimensi Jejaring Sosial / Sosialisasi ...26
Gambar 4.13 Dimensi Peduli ...27
Gambar 4.14 Dimensi Kepercayaan terhadap Lingkungan Sekitar ...28
Gambar 4.15 Indeks per Dimensi ...29
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Karakteristik Responden ... 31 Lampiran 2 Data Persepsi Responden ... 35
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Visi Pembangunan Nasional RI tahun 2015-2019 adalah
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat. Mandiri. dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) Misi Pembangunan. yaitu: (1) mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah. menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim. dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; (2) mewujudkan masyarakat maju.
berkesinambungan. dan demokratis berlandaskan negara hukum; (3) mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; (4) mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi. maju. dan sejahtera; (5) mewujudkan bangsa yang berdaya saing; (6) mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri. maju. kuat. dan berbasiskan kepentingan nasional; dan (7) mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Nawa Cita memuat sembilan agenda prioritas untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik. mandiri dalam bidang ekonomi.
dan berkepribadian dalam kebudayaan (Gambar 1.1). Sembilan agenda (Nawa Cita) yang merupakan rangkuman program-program yang tertuang dalam Visi-Misi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019: (1) norma pokok pembangunan kabinet kerja; (2) prioritas pembangunan yang dibagi ke dalam tiga dimensi pembangunan (Dimensi Pembangunan Manusia. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan. dan Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan) dan kondisi perlu; dan (3) penekanan (fokus) tahunan yang tercermin dalam tema pembangunan.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 2 Tiga dimensi pembangunan dan kondisi perlu dari strategi pembangunan 2015-2019 selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah.
Gambar 1.1 Nawa Cita
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
Rencana Kerja Pemerintah tahun 2019 disusun sebagai pedoman pelaksanaan bagi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka mencapai tujuan bernegara sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada Pemerintah Pusat. RKP tahun 2019 digunakan sebagai pedoman bagi K/L yang berbasis sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pada saat menjabarkan PN ke dalam Rencana Kerja (Renja) K/L 2019 dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) K/L 2019 dengan prinsip money follows program. yang selanjutnya dituangkan dalam Rancangan UndangUndang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) 2019. Pada Pemerintah Daerah. RKP tahun 2019 digunakan sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2019. yang kemudian dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Raperda APBD) 2019.
Keterkaitan antara Dimensi Pembangunan Manusia dengan Nawa Cita dijelaskan dengan program prioritas: sektor pendidikan dengan
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 3 melaksanakan Program Indonesia Pintar; sektor kesehatan dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat; perumahan rakyat;
melaksanakan revolusi karakter bangsa; memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia; dan melaksanakan revolusi mental. Program program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita Kelima. Cita Kedelapan. dan Cita Kesembilan dari Nawa Cita (Agenda Pembangunan Nasional – RPJMN 2015-2019).
Salah satu agenda pembangunan nasional yang tercantum di dalam Nawa Cita adalah Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia dan Masyarakat Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dijalankan melalui pembangunan manusia sebagai insan dan sumber daya pembangunan. baik laki-laki maupun perempuan. mulai dari dalam kandungan ibu sampai usia lanjut. Peningkatan kualitas hidup manusia tidak hanya tercermin pada penyediaan lapangan pekerjaan dan jaminan pendapatan semata. tetapi juga pemenuhan hak-hak dasar warga negara untuk memperoleh layanan publik. antara lain pendidikan dan kesehatan.
Dalam perspektif demikian. pembangunan manusia dimaksudkan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sehat.
berpendidikan. berakhlak mulia. beretika. berbudaya. dan berdaya saing.
sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas. Kualitas SDM tercermin dari taraf pendidikan. derajat kesehatan. dan tingkat pendapatan penduduk. yang menjadi komponen utama Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus mengalami peningkatan dari 71.8 pada tahun 2009 menjadi 73.8 pada tahun 2013.
Sementara itu. kualitas pembangunan masyarakat dicerminkan pada Indeks Pembangunan Masyarakat. yang merupakan komposit dari indeks gotong royong. toleransi dan rasa aman. yang relatif masih rendah yaitu 0.55 pada tahun 2012. Indeks ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya dapat menjunjung nilai nilai gotong royong yang mengukur kepercayaan kepada lingkungan tempat tinggal.
kemudahan mendapatkan pertolongan. aksi kolektif masyarakat dalam
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 4 membantu masyarakat yang membutuhkan. kegiatan bakti sosial. serta jejaring sosial; indeks toleransi yang mengukur nilai toleransi masyarakat dalam menerima kegiatan agama dan suku lain di lingkungan tempat tinggal; dan indeks rasa aman yang mengukur rasa aman yang dirasakan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
Misi ke empat dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebagaimana tertuang dalam Dokumen RPJMD Pemerintah Kabupaten Mojokerto adalah Membuka ruang komunikasi yang efektif dan efisien untuk menumbuh kembangkan kepercayaan social (social trust) dan menstimulasi kreatifitas serta inovasi masyarakat berlandaskan pada etika budaya dan kearifan lokal yang lebih berkarakter. Tujuannya adalah Meningkatkan Kepercayaan dan Dukungan Masyarakat dalam Pembangunan Daerah. dengan Sasaran 1 adalah Meningkatnya Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan. Indikator kinerja yang ditargetkan adalah Indeks Gotong Royong.
Karena selama ini belum ada nilai baseline capaian Indeks Gotong Royong untuk Kabupaten Mojokerto. maka dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai Indeks tersebut pada tahun 2018.
Baseline Indeks Gotong Royong Nasional pada RPJM 2015 – 2019 adalah sebesar 0.55 (pengukuran tahun 2012) dimana target tahun 2016 dan seterusnya adalah nilai indeks tersebut meningkat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat gotong royong di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Gotong Royong
Setiap bangsa dalam sebuah negara pasti memiliki kebudayaan yang khas yang membedakan dari bangsa lainnya. seperti bangsa Indonesia yang dikenal ramah dan menjunjung tinggi nilai luhur kebudayaan yang diwariskan oleh generasi terdahulu. Salah satu budaya yang masih dipegang oleh masyarakat Indonesia yaitu budaya gotong royong. Budaya yang mengedepankan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi. dimana setiap orang bahu membahu membantu meringankan beban orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan.
Budaya gotong royong merupakan salah satu perwujudan nyata dari semangat persatuan masyarakat Indonesia. Presiden Republik Indonesia yang pertama. yakni Presiden Soekarno. bahkan menyampaikan jika gotong royong merupakan “jiwa” masyarakat Indonesia pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di tahun 1945.
Menurut Abdillah (2011. hlm. 7). gotong royong berasal dari kata dalam Bahasa Jawa. atau setidaknya mempunyai nuansa Bahasa Jawa.
Kata gotong dapat dipadankan dengan kata pikul atau angkat. Kata royong dapat dipadankan dengan bersama-sama. Dalam bahasa Jawa kata saiyeg saeko proyo atau satu gerak satu kesatuan usaha memiliki makna yang amat dekat untuk melukiskan kata royong ini. Definisi dari kata "gotong royong" menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) dan menurut para ahli bahasa adalah bekerja bersama-sama (tolong- menolong. bantu-membantu). Adapun pengertian gotong royong menurut Sudrajat (2014. hlm. 14) mengatakan bahwa “Gotong royong adalah sebagai bentuk solidaritas sosial. terbentuk karena adanya bantuan dari pihak lain. untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 6 sehingga di dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap warga sebagai satu kesatuan”. Kemudian menurut Sajogyo dan Pudjiwati (2005. hlm. 28) mengungkapkan “gotong royong adalah aktifitas bekerjasama antara sejumlah besar warga desa untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu yang dianggap berguna bagi kepentingan umum”. Selain itu pendapat lain diungkapkan oleh Pasya (dalam Sudrajat. 2014. hlm. 16) bahwa
„gotong royong sebagai bentuk integrasi banyak dipengaruhi oleh rasa kebersamaan antarwarga komunitas yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya jaminan berupa upah atau pembayaran dalam bentuk lainnya‟.
Berdasarkan pernyataan di atas. dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian dari gotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan menolong secara sukarela. Melalui kegiatan gotong royong masyarakat bisa bersatu dalam sebuah kesatuan. Beberapa daerah di Indonesia diantaranya masih ada yang mempertahankan budaya gotong royong. Karena selain menguntungkan bagi warganya sendiri. gotong royong juga dapat menumbuhkan rasa persaudaraan sebagai rasa senasib sepenanggungan sesama warga. Gotong royong juga lahir dari kesadaran diri sendiri tanpa adanya unsur paksaan atau perintah dari orang lain.
Menurut Sudrajat (2014. hlm. 16). dengan adanya gotong royong masyarakat dapat memperoleh beberapa keuntungan. diantaranya:
“Pertama. pekerjaan menjadi lebih mudah dan ringan dibandingkan apabila dilakukan secara perorangan. Kedua. memperkuat dan mempererat hubungan antarwarga komunitas dimana mereka berada bahkan dengan kerabatnya yang telah bertempat tinggal di tempat lain.
Ketiga. menyatukan seluruh warga komunitas yang terlibat di dalamnya”.
Walaupun kegiatan gotong royong merupakan sebuah tradisi dalam masyarakat. tetapi dalam pelaksanaannya tidak dilakukan secara memaksa. Seperti yang diungkapkan oleh Marzali (2005. hlm. 161): Jika seseorang tidak berperan serta dalam suatu kegiatan gotong royong
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 7 sebagaimana yang diinginkan oleh anggota kelompok masyarakat. maka tidak ada yang merasa dirugikan dan patut untuk menuntut balas dari individu tersebut. Karena di dalam gotong royong yang dituntut adalah komitmen seseorang terhadap kelompoknya. bukan untuk kepentingan satu pihak saja. selain itu dituntut dari setiap anggota kelompok adalah semangat solidaritas sebagai anggota kelompok.
Dari beberapa literasi diketahui bahwa budaya gotong royong terdiri dari dua bentuk yaitu gotong royong tolong menolong dan gotong royong kerja bakti. Bentuk pertama yaitu gotong royong tolong menolong menurut Bintarto (1980. hlm. 10) mengemukakan: Gotong royong dalam bentuk tolong menolong ini masih menyimpan ciri khas gotong royong yang asli.
Jenis gotong royong ini berupa tolong menolong yang terbatas di dalam lingkungan beberapa keluarga tetangga atau satu dukuh. misalnya dalam hal kematian. perkawinan. mendirikan rumah dan sebagainya. Sifat sukarela dengan tiada campur tangan pamong desa. Gotong royong semacam ini terlihat sepanjang masa. bersifat statis karena merupakan suatu tradisi saja. merupakan suatu hal yang diterima secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Koentjaraningrat (1990. hlm. 59) mengemukakan bahwa aktivitas tolong menolong juga tampak dalam aktivitas kehidupan masyarakat lain.
yaitu:
a. Aktivitas tolong menolong antar tetangga yang tinggal berdekatan.
untuk pekerjaan-pekerjaan kecil sekitar rumah dan pekarangan.
misalnya: menggali sumur. mengganti dinding bambu dari rumah.
membersihkan rumah dan atap rumah dari hama tikus dan sebagainya. Adat untuk meminta bantuan tetangga guna pekerjaan- pekerjaan serupa itu di daerah Karanganyar-Kebumen dikonsepsikan sebagai suatu hal yang berbeda dengan sambatan. dan disebut dengan istilah lain. yaitu guyuban.
b. Aktivitas tolong menolong antara kaum kerabat (dan kadang-kadang beberapa tetangga yang paling dekat) untuk menyelenggarakan pesta
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 8 sunat. perkawinan atau upacara-upacara adat lain sekitar titik-titik perlaihan pada lingkaran hidup individu (hamil tujuh bulan. kelahiran.
melepaskan tali pusat. kontak pertama dari bayi dengan tanah.
pemberian nama. pemotongan rambut untuk pertama kali. pengasahan gigi dan sebagainya). Adat tolong menolong antara kaum kerabat seperti itu di daerah Karanganyar-Kebumen disebut Njurung.
c. Aktivitas spontan tanpa permintaan dan tanpa pamrih untuk membantu secara spontan pada waktu seorang penduduk desa mengalamni kematian atau bencana. Adat untuk membantu secara spontan seperti itu. di daerah Karanganyar-Kebumen disbeut tetulung layat.
Bentuk kedua yaitu gotong royong kerja bakti. Koentjaraningrat (1990. hlm. 60) mengemukakan definisi gotong royong (kerja bakti) yaitu:
Kerjabakti adalah satu aktivitas pengarahan tenaga tanpa bayaran untuk suatu proyek yang bermanfaat untuk umum atau yang berguna untuk pemerintah. Kerjabakti ini berasal dari zaman kerajaan-kerajaan kuno.
dimana rakyat di desa dapat dikerahkan untuk bekerja tanpa bayaran dalam proyek-proyek pembangunan bagi raja. bagi agama atau bagi kerajaan. Dalam penjajahan. sistem kerja bakti itu dipergunakan untuk mengerahkan tenaga bagi proyek-proyek pemerintah kolonial. Namun dalam kerja bakti ini harus bisa membedakan antara kerjabakti yang
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 9 bersifat sukarela dan kerja bakti yang bersifat perintah. Menurut Koentjaraningrat (1990. hlm. 48) mengemukakan bahwa „gotong royong kerja bakti kita juga harus membedakan antara: (1) kerjasama untuk proyek-proyek yang timbul dari inisiatif atau swadaya warga desa sendiri dan (2) kerjasama untuk proyek-proyek yang dipaksakan dari atas (pemerintah)‟.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai bentuk budaya gotong royong dapat dibedakan bahwa gotong royong tolong menolong masih bersifat asli karena belum ada campur tangan pihak penguasa untuk memerintah. Masyarakat masih secara inisiatif melakukannya atas dasar kekeluargaan sesama warga. Namun dalam gotong royong tolong cakupannya masih sempit karena sebatas berada disekitar lingkungan keluarga dan kerabat. Berbeda dengan gotong royong kerja bakti yang sudah melibatkan banyak lapisan masyarakat dan telah ada unsur pemerintah di dalamnya. Menurut Peraturan Presiden tentang Rencana Kerja Pemerintah tahun 2016. Indeks Gotong Royong mengukur kepercayaan kepada lingkungan tempat tinggal. kemudahan mendapatkan pertolongan. aksi kolektif masyarakat dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. kegiatan bakti sosial. serta jejaring sosial
NILAI-NILAI DALAM GOTONG ROYONG
Jika dilihat sekilas. gotong royong tampaknya hanya terlihat seperti suatu hal yang mudah dan sederhana. Namun dibalik kesederhanaannya tersebut. gotong royong menyimpan berbagai nilai yang mampu memberikan nilai positif bagi masyarakat. Nilai-nilai positif dalam gotong royong antara lain:
(i) Kebersamaan
Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat. Dengan gotong royong. masyarakat mau bekerja secara bersama-sama untuk membantu orang lain atau untuk membangun fasilitas yang bisa dimanfaatkan bersama.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 10 (ii) Persatuan
Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada.
masyakarat menjadi lebih kuat dan mampu menghadapi permasalahan yang muncul.
(iii) Rela berkorban
Gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban.
Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apapun. mulai dari berkorban waktu. tenaga. pemikiran. hingga uang. Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama.
(iv) Tolong menolong
Gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu sama lain. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong royong. selalu dapat memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain.
(v) Sosialisasi
Di era modern. kehidupan masyarakat cenderung individualis. Gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah maskhluk sosial. Gotong royong membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga proses sosialisasi dapat terus terjaga keberlangsungannya.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama. menjalin komunikasi dan persahabatan. memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai. kerja sama. komitmen atas keputusan bersama. musyawarah mufakat. tolong menolong. solidaritas.
empati. anti diskriminasi. anti kekerasan. dan sikap kerelawanan.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 11 2.2 Tinjauan Statistika
Statistika deskriptif adalah statistika yang berkaitan dengan meringkas informasi dari datat atau sampel yang dikumpulkan. Cara-cara sederhana untuk mengolah data yang terdiri atas pembuatan grafik dan perhitungan mengenai ukuran pemusatan dan sebaran data. Dengan cara-cara ini dapat diperoleh informasi mengenai data anata lain pola atau bentuk. pemusatan dan sebaran data serta hubungan antar data. Namun dalam statistika diskriptif data yang diperoleh tidak dapat diambil kesimpulan. Dalam statistika deskriptif dikenal istilah ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data.
Ukuran pemusatan data yang paling sering digunakan adalah nilai Mean. Median dan Modus. Mean adalah rata-rata dari beberapa buah data. nilai mean dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data (Walpole. 1995). Mean didenotasikan dengan x . Median adalah nilai tengah sehingga 50% data dibawah median dan 50% diatas median. Untuk menghitungnya data disusun terlebih dahulu. Median merupakan nilai sentral dari sebuah distribusi frekuensi sampel. nilai sedemikian merupakan nilai sentral berhubung dengan posisi sentral yang dimilikinnya dalam distribusi sampel tersebut. Tidak mengherankan jika median juga dinamakan rata-rata posisi (positional average). Secara teoritis. median membagi seluruh jumlah observasi atau pengukuran sampel ke dalam dua bagian yang sama. Penentuan median disusun mulai dari data terkecil sampai data terbesar. Median gugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau sebaliknya adalah pengamatan yang tepat ditengah-tengah bila banyaknya pengamatan itu ganjil atau rata-rata kedua pengamatan yang tengah bila yang tengah bila banyaknya genap (Walpole.1995). Modus segugus pengamatan adalah nilai yang sering terjadi paling sering muncul atau yang mempunyai frekuensi paling tinggi (Walpole. 1995).
Berikut adalah rumus untuk mencari mean. median dan modus dari data secara berturut-turut.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 12 𝑥 = 𝑛𝑖=1𝑥𝑖
𝑛
𝑀𝑒 = 𝑄2 =
𝑥𝑖+1 2
𝑗𝑖𝑘𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑥𝑖
2
+ 𝑥𝑖 2+1
2 𝑗𝑖𝑘𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝
𝑀𝑜 = L + i b1 b1+ b2 Keterangan :
𝑥 = Mean 𝑀𝑒 = Median 𝑀𝑜 = Modus 𝑥𝑖 = Data ke-i
𝑛 = Banyaknya data
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi terbesar b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
terdekat sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
Sedangkan ukuran penyebaran data yang sering digunakan adalah Varians dan Simpangan baku. Varians adalah suatu besaran yang mengukur besarnya ragam data yang dinotasikan dengan 𝑆2 sedangkan simpangan baku adalah akar dari ragam (variance). Simpangan baku dinotasikan dengan 𝑆. Rumus varians dan simpangan baku adalah sebagai berikut.
𝑆2 = (𝑥𝑖=𝑥 )
𝑛 𝑖=1
2 𝑛 −1
𝑆 = 𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 = 𝑥 )2 𝑛 − 1 Keterangan :
𝑆2 = Varians
𝑆 = Simpangan baku
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 13 𝑥𝑖 = Nilai tengah data ke-i
𝑥 = Mean
n = Banyak data
Korelasi adalah salah satu metode dalam analisis statistik yang digunakan untuk mencari hubungan linier antara dua variabel. Salah satu metode yang paling sering digunakan untuk mengetahui korelasi antar dua variabel adalah Korelasi Pearson. Selain untuk mengetahui nilai korelasi antara dua variabel korelasi pearson juga dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan dari kedua variabel tersebut. Jika didapatkan nilai korelasi mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak berhubungan secar linier. Sebalikanya jika didapatkan bahwa nilai korelasi mendekati 1 atau -1 maka dapat dikatakan bahwa kedua variable tersebut mempunyau hubungan linier yang erat.
Persamaan korelasi antara dua variabel adalah sebagai berikut 𝑟𝑥𝑦 = 𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑥 𝑦𝑖 − 𝑦
𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑥 2 𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 − 𝑦 2 dengan
𝑟𝑥𝑦 = nilai korelasi
𝑥𝑖 = observasi ke-i pada variabel pertama 𝑥 = rata-rata observasi pada variabel pertama 𝑦𝑖 = observasi ke-i pada variabel kedua
𝑦 = rata-rata observasi pada variabel kedua
Dalam pengolahan hasil survey terutama dalam skala likert.
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk menghitung korelasi antara masing- masing pertanyaan dengan skor total. Korelasi yang tinggi menunjukkan responden mengerti maksud dari setiap pertanyaan dalam kuisioner.
Sedangkan reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 14 alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Uji reliabilitas yang digunakan dapat menggunakan persamaan Cronbanch Alpha sebagai berikut
𝑟𝑖 = 𝑘
𝑘 − 1 1 − 𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 dengan
𝜎𝑏2 = jumlah varians pertanyaan 𝜎𝑡2 = varians total
𝑟𝑖 = reliabilitas instrumen 𝑘 = banyaknya pertanyaan
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu hasil survey terhadap individu penduduk Kabupaten Mojokerto.
Survey dilakukan pada bulan Oktober dan November 2018. Kabupaten Mojokerto memiliki 18 kecamatan dimana setiap kecamatan diambil sampel secara acak. Dalam setiap kecamatan akan dipilih acak beberapa desa kemudian dipilih sampel di setiap desa. Menurut BPS dalam Mojokerto Dalam Angka (BPS. 2017). jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada akhir tahun 2017 adalah 573.415 orang laki-laki (50.4 %) dan 564.847 orang perempuan (49.6 %) dengan total jumlah penduduk adalah 1.138.262. Berdasarkan rumus Slovin. jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁𝑒2 dimana N = jumlah populasi
e = margin error
sehingga untuk margin error sebesar 6%. jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah
𝑛 = 1138262
1 + (1138262 ∗ 0.062) = 277
Dalam penelitian ini. jumlah responden adalah 300 orang yang tersebar secara proporsional di tiap kecamatan.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 16 3.2 Kerangka Konseptual Indeks Gotong Royong
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Dimensi dalam Indeks Gotong Royong
Langkah pengolahan dan analisis data:
- Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap hasil survey
- Mengetahui karakteristik responden menggunakan statistika deskriptif - Menghitung Indeks Gotong Royong di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018
- Melakukan analisis dan interpretasi hasil Indeks Gotong
Royong Sukarela &
Kerjasama
Tolong Menolong
Kerja Bakti
Kemudahan Mendapat Pertolongan Jejaring
Sosial Peduli, Keper
cayaan terhadap masyarakat
Komitmen Keputusan Bersama, Mu
syawarah Mufakat
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Nilai alpha cronbach‟s lebih dari 0.8 sehingga Instrumen Kuisioner tersebut reliable. Hasil dari Uji Validitas juga menunjukkan bahwa setiap butir pertanyaan valid sehingga instrument tersebut dapat digunakan untuk mengetahui apa yang ingin diukur.
Tabel 4.1 Uji Reliabilitas dan Validitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
0.831 0.851 33
4.2 Karakteristik Responden
Persentase responden berdasarkan jenis kelamin. yaitu sebanyak 50.33% berjenis kelamin laki-laki dan 49.67% responden berjenis kelamin perempuan seperti dalam Gambar 4.1. Persentase tersebut mendekati proporsi yang sebenarnya di Kabupaten Mojokerto yaitu 50.4 dan 49.6 %.
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 18 Berdasarkan Gambar 4.2. sebanyak 42.67% responden berusia 25- 40 tahun. 42% responden berusia 41-64 tahun. dan 13.67% responden berusia 24 tahun ke bawah. Responden usia lanjut (65 tahun ke atas) sebanyak 1.67%. Rata-rata usia responden adalah 39 tahun dengan usia termuda adalah 18 tahun dan tertua adalah 70 tahun.
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Menurut Usia
Persentase responden berdasarkan status perkawinan ditampilkan dalam Gambar 4.3. yaitu sebanyak lebih dari 70% responden berstatus menikah. Urutan berikutnya adalah Belum Menikah (17.67%). Duda/
Janda karena Pasangan Meninggal (1.67%). dan Duda/ Janda karena Perceraian (1%).
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 19 Komposisi responden berdasarkan agama/ keyakinan yang dianut disajikan dalam Gambar 4.4. Responden dalam penelitian ini yang beragama Islam adalah sebanyak 96% dan sisanya adalah responden beragama Kristen (1.67%). beragama Katolik (1%). dan beragama Buddha serta keyakinan lainnya masing-masing sebanyak 0.33%.
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Menurut Agama/ Keyakinan
Responden yang tamat SLTA/ sederajat berada pada urutan pertama. yaitu sebanyak 43.14%. Selanjutnya. responden yang berpendidikan S1 sebanyak 25.75% dan responden yang berpendidikan SLTP/ sederajat 12.37%. Tiga urutan terakhir ditempati oleh kategori berpendidikan S2. tidak tamat SLTP/ sederajat. dan tidak tamat SD/
sederajat masing-masing sebanyak 1.67%. 1%. dan 0.67% yang ditunjukkan dalam Gambar 4.5.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 20 Gambar 4.5 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Dari seluruh responden yang diteliti. sebanyak 25.75% bekerja sebagai pegawai swasta. 18.73% responden bekerja selain dari kategori yang ada. dan 17.39% responden tidak bekerja. Kurang dari 10%
responden bekerja sebagai pedagang (3.34%). petani/ nelayan (2.68%).
dan kru kendaraan bermotor (1%).
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 21 Rata-rata pendapatan responden dalam satu bulan sebesar 2.943.146.42 rupiah dengan nilai tengah sebesar Rp 2.500.0000.
Pendapatan terendah responden adalah 300.000 rupiah dan pendapatan tertinggi adalah 20 juta rupiah. Nilai rata-rata tersebut lebih rendah daripada upah minimum Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 sebesar Rp 3.565.660.82.
Berdasarkan Gambar 4.7. responden yang menyatakan bahwa lingkungannya tersedia ruang terbuka publik yang tidak berbayar sebanyak 57% responden. Sebanyak 43% responden menyatakan bahwa di lingkungannya tidak tersedia ruang terbuka publik.
Gambar 4.7 Ketersediaan Ruang Terbuka Publik
Fasilitas/ lapangan olahraga merupakan salah satu fasilitas umum di lingkungan tempat tinggal. Sebanyak 83% responden menyatakan bahwa di lingkungannya tersedia fasilitas/ lapangan olahraga dan sisanya menyatakan bahwa tidak ada fasilitas/ lapangan olahraga yang ditampilkan dalam Gambar 4.8.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 22 Gambar 4.8 Ketersediaan Fasilitas/ Lapangan Olahraga
4.3 Hasil Analisis
(i) Dimensi Sukarela dan Semangat Menghargai Kerjasama
Tabel 4.2 Dimensi Sukarela dan Semangat Menghargai Kerjasama
Indikator Rata-rata
Berusaha bekerja dengan baik meskipun tidak dibantu orang
lain 0.75
Tetap semangat dalam bekerja meskipun tidak dibantu
orang lain 0.76
Memikirkan pekerjaan saya sendiri dan tidak peduli pada
pekerjaan orang lain* 0.73
Ketika bekerja bersama orang lain. saya sangat kecewa jika ada orang yang tidak bekerja sebagaimana yang saya
lakukan* 0.65
Ketika bekerja bersama orang lain. saya merasa kecewa ketika hasil pekerjaan saya tidak diapresiasi oleh teman satu
tim. meskipun saya sudah bekerja dengan baik* 0.65 Dalam bekerja secara tim. saya bersedia membantu
pekerjaan teman lain meskipun tidak diminta 0.75
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 23
Indikator Rata-rata
Meskipun dalam satu tim. bagi saya pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan pribadi sesuai dengan tugas
masing-masing* 0.53
Meskipun dalam satu tim. kita tidak perlu saling membantu.
karena membantu teman satu tim bisa mengakibatkan
pekerjaan kita sendiri terbengkalai* 0.73
Rata-rata = 0.69
Gambar 4.9 Dimensi Sukarela dan Semangat Menghargai Kerjasama
(ii) Dimensi Tolong Menolong dan Aksi kolektif Masyarakat dalam membantu yang Membutuhkan
Tabel 4.3 Dimensi Tolong Menolong dan Aksi kolektif Masyarakat dalam membantu yang Membutuhkan
Indikator Mean
Dalam bekerja secara tim. saya peduli dengan kesulitan
teman bekerja 0.70
Saya bersedia membantu ketika teman satu tim mengalami
kesulitan dalam melaksanakan pekerjaanya 0.67 Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. saya selalu
peduli terhadap kesulitan orang lain 0.66
0.75 0.76 0.73
0.65 0.65 0.75 0.53
0.73
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
1 2 3 4 5 6 7 8
Dimensi Sukarela dan Menghargai Semangat Kerjasama
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 24
Indikator Mean
Jika terjadi bencana alam. saya selalu menyempatkan diri untuk berkontribusi meringankan beban korban bencana.
baik diminta maupun tidak 0.70
Jika ada teman yang mengalami masalah/musibah saya
dengan sukarela membantu. baik diminta maupun tidak 0.69
Rata-rata = 0.68
Gambar 4.10 Dimensi Tolong Menolong dan Aksi kolektif Masyarakat dalam membantu yang Membutuhkan
(iii) Dimensi Kerja Bakti
Tabel 4.4 Dimensi Kerja Bakti
Indikator Mean
Saya mengikuti Kerja bakti di RT/RW/Kampung 0.59 Saya aktif Mengikuti Siskamling (bagi laki-laki) 0.49 Saya bersedia memberikan bantuan untuk fasilitas umum atau
fasilitas bersama. sesuai kemampuan
- Pembangunan/ perbaikan rumah ibadat - Pembangunan/ perbaikan jalan
- Pembangunan/ perbaikan sarana Olah Raga
0.5
Rata-rata = 0.53
0.70 0.67 0.66 0.70 0.69
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
1 2 3 4 5
Dimensi Tolong Menolong dan Aksi Kolektif Masyarakat Membantu yang
Membutuhkan
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 25 (iv) Dimensi Kemudahan Mendapat Pertolongan
Tabel 4.5 Dimensi Kemudahan Mendapat Pertolongan
Indikator Mean
Pada saat saya mengalami musibah/ kesulitan. masyarakat
sekitar bersedia membantu 0.76
Jika ada salah satu warga yang mengalami musibah.
para tetangga memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuan masing-masing. 0.77
Rata-rata = 0.76
Gambar 4.11 Dimensi Kemudahan Mendapat Pertolongan
(v) Dimensi Jejaring Sosial / Sosialisasi
Tabel 4.6 Dimensi Jejaring Sosial / Sosialisasi
Indikator Mean
Saya sering bertemu langsung dengan tetangga untuk
membicarakan sesuatu. 0.65
Jika berkomunikasi dengan tetangga. saya lebih suka menggunakan media sosial/telepon dari pada ketemu
langsung* 0.65
Saya sering mengikuti pertemuan warga dalam rapat RT/RW 0.53
0.76 0.77
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
1 2
Dimensi Kemudahan Mendapat
Pertolongan
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 26
Indikator Mean
Saya selalu mengadiri undangan tetangga. jika tetangga
punya hajat 0.79
Saya aktif mengikuti Kegiatan sosial masyarakat: PKK.
Arisan. Posyandu atau yang lain 0.56
Saya aktif mengikuti kegiatan keagamaan/ pengajian
bersama warga sekitar 0.62
Saya aktif melakukan kegiatan olahraga bersama warga sekitar 0.36 Rata-rata = 0.59
Gambar 4.12Dimensi Jejaring Sosial / Sosialisasi
(vi) Dimensi Komitmen Keputusan Bersama, Musyawarah Mufakat Tabel 4.7 Dimensi Komitmen Keputusan Bersama. Musyawarah Mufakat
Indikator Mean
Jika terjadi masalah antar warga RT/RW/Lurah selalu
menyelesaikan secara musyawarah mufakat 0.73
Dalam komunitas sekitar seperti oleh RT/RW/Kelurahan
keputusan selalu diambil secara musyawarah mufakat 0.68 Dalam interaksi sosial. saya tidak pernah mendahulukan
kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama 0.71 Rata-rata = 0.70
0.65 0.65 0.53
0.79
0.56 0.62 0.36
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
1 2 3 4 5 6 7
Dimensi Jejaring Sosial/ Sosialisasi
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 27 (vii) Dimensi Peduli
Tabel 4.8 Dimensi Peduli
Indikator Mean
Saya akan memberitahu tetangga manakala melihat
gelagat tamu yang mencurigakan 0.62
Saya akan memberitahu tetangga ketika melihat pintu pagar rumah tetangga tidak terkunci. sementara kondisi
rumah sepi. 0.64
Saya akan memberitahu tetangga jika ada yang lupa mematikan lampu teras. lupa menutup kran air. atau lupa
tidak mengunci pintu pagar 0.61
Rata-rata = 0.62
Gambar 4.13 Dimensi Peduli
(viii) Dimensi Kepercayaan terhadap Lingkungan Sekitar
Tabel 4.9 Dimensi Kepercayaan terhadap Lingkungan Sekitar
Indikator Mean
Percaya terhadap Orang lain pada umumnya 0.50
Percaya pada Tetangga 0.64
Percaya pada Tokoh Agama/ Tokoh Masyarakat 0.76 Rata-rata = 0.63
0.62 0.64 0.61
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80
1 2 3
Dimensi Peduli
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 28 Gambar 4.14 Dimensi Kepercayaan terhadap Lingkungan Sekitar
Berdasarkan dimensi-dimensi di atas maka nilai Indeks Gotong Royong di Kabupaten Mojokerto yang merupakan rata-rata dari nilai yang diperoleh per dimensi adalah sebesar 0.65. dimana rangkuman nilai per dimensi dapat dilihat pada Gambar 4.15. Dimensi yang perlu mendapatkan perhatian untuk peningkatan adalah Kerja Bakti dan Jejaring Sosial/ Sosialisasi. Sedangkan dimensi yang paling baik adalah Kemudahan dalam Mendapatkan Pertolongan.
0.5
0.64
0.76
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
1 2 3
Dimensi Kepercayaan terhadap
Masyarakat Sekitar
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 29 Gambar 4.15 Indeks per Dimensi
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Sukarela & Menghargai Semangat Kerjasama
Tolong Menolong & Aksi Kolektif Masyarakat dalam Membantu yang Membutuhkan
Kerja Bakti Kemudahan Mendapat Pertolongan Jejaring Sosial/ Sosialisasi Komitmen Keputusan Bersama, Musyawarah Mufakat
Peduli Kepercayaan terhadap Lingkungan Sekitar
0.69 0.68 0.53
0.76 0.59
0.7 0.62
0.63
Dimensi
Indeks per Dimensi
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 30
DAFTAR PUSTAKA
Walpole. R.E. (1995). Pengantar Statistika (edisi ke-3). Terjemahan oleh Sumantri. B. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 31
LAMPIRAN
Lampiran 1 Karakteristik Responden
No Usia Status
Perkawinan Agama Pendidikan
Terakhir Pekerjaan Rata-rata Pendapatan
Ruang Publik
Fasilitas OR
1 50 1 1 10 4 5.000.000 T T
2 54 1 1 2 7 1.200.000 T Y
3 38 1 1 7 3 3.500.000 T T
4 46 1 1 5 1 1.500.000 T Y
5 46 1 1 9 1 3.000.000 T Y
6 56 1 1 11 4 20.000.000 Y Y
7 41 1 1 7 8 3.000.000 Y Y
8 41 1 1 7 7 1.500.000 Y Y
9 54 1 1 3 6 1.000.000 Y Y
10 48 1 1 7 2 3.000.000 Y Y
11 34 1 1 9 2 1.000.000 Y Y
12 23 2 2 7 7 1.000.000 T Y
13 30 2 2 10 9 7.000.000 Y Y
14 52 4 1 3 5 2.500.000 Y Y
15 43 1 1 3 8 3.000.000 T Y
16 47 1 1 7 9 3.000.000 T Y
17 27 1 1 7 7 2.500.000 Y Y
18 43 1 1 5 9 2.000.000 Y Y
19 31 1 1 10 9 500.000 Y Y
20 50 1 1 7 9 1.000.000 Y Y
21 33 1 1 10 9 300.000 Y Y
22 27 2 1 10 1 1.000.000 Y Y
23 27 2 1 7 2 1.000.000 T Y
24 23 1 1 7 2 6.000.000 Y Y
25 24 2 1 7 1 5.000.000 Y Y
26 34 1 1 10 4 5.000.000 T Y
27 38 1 1 10 9 500.000 T Y
28 54 1 1 10 4 4.120.000 Y Y
29 35 1 1 7 2 2.500.000 t y
30 35 1 1 5 1 1.200.000 t Y
31 63 3 5 6 9 1.250.000 T T
32 44 4 1 7 4 3.000.000 T Y
33 52 1 1 3 9 2.000.000 Y Y
34 50 1 1 5 2 2.000.000 Y Y
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 32 No Usia Status
Perkawinan Agama Pendidikan
Terakhir Pekerjaan Rata-rata Pendapatan
Ruang Publik
Fasilitas OR
35 40 1 1 7 5 2.000.000 Y Y
36 42 1 1 7 9 2.000.000 Y Y
37 35 4 1 3 9 2.000.000 Y Y
38 34 1 1 5 7 1.000.000 Y Y
39 32 1 1 7 9 2.000.000 Y Y
40 30 2 1 10 4 5.000.000 Y Y
41 50 1 1 10 9 1.300.000 T Y
42 42 1 1 7 9 1.300.000 T T
43 54 1 1 3 7 3.000.000 T T
44 49 1 2 7 3 2.750.000 T Y
45 49 1 2 10 3 2.500.000 T Y
46 54 1 1 9 3 1.500.000 T T
47 36 1 1 7 8 1.500.000 T Y
48 35 1 1 7 9 1.300.000 Y Y
49 28 1 1 10 2 8.000.000 T Y
50 26 1 1 10 9 5.000.000 Y Y
51 26 1 1 7 9 3.500.000 T T
52 47 1 1 5 2 3.000.000 T Y
53 59 1 1 10 2 5.000.000 T Y
54 50 1 1 5 3 1.000.000 Y Y
55 40 1 1 7 3 3.500.000 Y Y
56 37 1 1 10 3 4.000.000 T Y
57 38 1 1 11 4 6.000.000 T Y
58 36 1 1 5 1 1.500.000 Y Y
59 42 1 1 3 1 2.000.000 T Y
60 54 1 1 10 4 3.000.000 Y Y
61 35 1 1 10 2 10.000.000 Y Y
62 55 1 1 7 2 2.500.000 Y Y
63 26 1 1 10 2 2.500.000 Y Y
64 25 1 1 10 3 3.500.000 Y Y
65 21 2 1 4 5 4.000.000 Y Y
66 32 1 1 5 9 3.000.000 Y Y
67 52 1 1 3 9 4.000.000 Y T
68 42 1 1 10 3 4.000.000 T Y
69 28 1 1 7 9 2.300.000 T T
70 43 3 1 7 9 1.400.000 T T
71 52 1 1 6 9 1.400.000 T T
72 59 1 1 3 1 750.000 T T
73 42 1 1 3 1 500.000 T T
Survey Gotong Royong Kabupaten Mojokerto 2018 33 No Usia Status
Perkawinan Agama Pendidikan
Terakhir Pekerjaan Rata-rata Pendapatan
Ruang Publik
Fasilitas OR
74 55 1 1 7 9 3.200.000 Y Y
75 52 1 1 7 3 2.500.000 Y Y
76 46 1 1 3 2 1.500.000 T T
77 44 1 1 10 4 4.500.000 Y Y
78 68 1 1 7 9 488.000 T T
79 27 1 2 10 9 2.000.000 T Y
80 20 2 1 7 7 2.000.000 Y Y
81 27 1 1 10 3 5.600.000 Y Y
82 56 1 1 7 7 1.500.000 Y Y
83 48 1 1 7 7 5.000.000 Y Y
84 32 1 1 10 3 6.500.000 Y Y
85 45 1 1 7 7 4.500.000 Y Y
86 47 1 1 7 7 4.500.000 Y Y
87 57 1 1 5 7 3.500.000 Y Y
88 35 1 1 10 4 4.000.000 Y Y
89 58 1 1 5 2 1.500.000 T Y
90 30 1 1 7 1 2.000.000 Y T
91 37 1 1 5 8 3.000.000 T T
92 30 1 1 7 2 4.000.000 Y Y
93 45 1 1 7 3 3.500.000 Y Y
94 40 1 1 7 2 3.000.000 Y Y
95 37 1 1 7 2 3.700.000 Y Y
96 50 1 1 3 7 2.500.000 Y Y
97 49 1 1 10 3 6.500.000 T Y
98 30 2 3 10 3 1.500.000 Y Y
99 25 2 3 10 2 2.900.000 T Y
100 54 1 1 5 1 3.000.000 Y Y
101 30 2 1 10 9 3.000.000 T Y
102 34 1 2 10 9 5.000.000 T Y
103 54 1 1 10 4 3.200.000 T Y
104 41 1 1 10 3 4.000.000 T T
105 35 1 1 11 4 10.000.000 Y Y
106 41 1 1 10 4 5.000.000 Y T
107 34 1 1 10 3 8.000.000 Y Y
108 53 1 1 7 9 1.400.000 Y Y
109 37 1 1 7 9 1.500.000 Y Y
110 51 1 1 7 2 3.000.000 Y Y
111 53 1 1 7 9 5.000.000 Y Y
112 39 1 1 6 4 3.000.000 Y Y