commit to user 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teh
Dalam taksonomi tumbuhan teh dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotiledonae Ordo : Parietales Famili : Theaceae Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinesis (Backer 1965)
Teh herbal adalah preparat yang diperoleh segera, dari satu atau lebih obat herbal, digunakan secara teratur untuk tujuan terapeutik (teh medisinal) atau digunakan sebagai media pembawa obat lain. Teh ini dapat berasa manis, beraroma atau harus dikonsumsi segera. Ada 3 macam teh umumnya dijual sebagai produk jadi, seperti tea bag teas (teh dalam kantong), species (blended tea) dan soluble tea (teh larut air) (Supriyatna 2014).
Teh dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu teh herbal dan teh non-herbal. Teh non-herbal dikelompokkan lagi menjadi 3 golongan, yaitu teh hitam, teh hijau dan teh oolong. Teh herbal tidak berasal dari daun teh, namun merupakan hasil pengolahan dari bunga, biji, daun dan akar dari berbagai tanaman (Winarsi 2007).
Teh dapat dikemas dalam berbagai bentuk, seperti teh celup, teh seduh, teh dipres, teh stik dan teh instan. Teh celup adalah teh yang dikemas dalam kantong kecil yang biasa dikemas dalam kantung kecil berbahan kertas, teh jenis ini banyak yang menggunakan karena mudah untuk dibuat. Teh seduh adalah teh yang dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan bahan yang terbuat dari plastik atau kertas. Teh dipres merupakan teh yang dijual dalam bentuk padat dan masa simpannya lebih
commit to user
lama. Teh stik adalah teh yang dikemas dalam stik dari lembaran alumunium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil untuk menyaring teh. Teh bubuk adalah teh yang berbentuk bubuk sedangkan teh instan merupakan teh yang sudah ditambah beberapa rasa (Danamurti 2009).
Herbal tea atau teh herbal merupakan salah satu produk minuman campuran teh dan tanaman herbal yang memiliki khasiat dalam membantu pengobatan suatu penyakit atau sebagai minuman penyegar tubuh.. Produk ini merupakan salah satu bentuk perubahan produk kesehatan. Dengan adanya teh herbal, masyarakat dapat mengkonsumsi minuman sehat tanpa mengganggu rutinitas sehari-hari sehingga kesehatan tubuh tetap terjaga (Hambali et all 2005).
B. Bahan Baku 1. Binahong
Dalam taksonomi tumbuhan Binahong diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Basellaceae Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia (Backer 1965)
Gambar 1 Tanaman Binahong
commit to user
Binahong merupakan tanaman yang menjalar yang bersifat oerennial (berumur lama). Panjang tanaman bisa mencapai 5 meter, batang lunak, bentuk silindris, saling membelit, berwarna merah dan bagian dalam solid dengan permukaan halus serta memiliki akar tunggang berdaging lunak dan berwarna coklat kotor. Binahong memiliki daun tunggal, tangkai pendek, tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung, panjang daun 5- 10 cm, lebar daun 3-7 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata dan permukaan licin (Utami Prapti dan Desty 2013).
Daun binahong merupakan tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Penggunaannya dapat dikunyah atau dimasak dengan segelas air dan dapat juga diminum dengan ampasnya. Daun ini juga dapat digunakan untuk pengobatan luar untuk menyembuhkan memar karena terpukul atau jatuh, rematik, terkena api (panas), pegal linu, menghaluskan kulit, nyeri urat. Cara untuk pengobatan luar dengan menumbuk daun dan batang hingga halus kemudian oleskan pada bagian yang sakit (Bargumono 2013).
Secara farmakalogi binahong memiliki kandungan antioksidan dan antivirus yang cukup tinggi. Binahong memiliki manfaat untuk revitalisasi kulit, member stamina ekstra, melancarkan peredaran darah, mencegah stroke, asam urat. Binahong juga berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bagi penderita kanker (Mangan Yelia 2009).
Bagian tanaman binahong yang dapat dimanfaatkan adalah daun. Menurut Arief, Utami dan Paju (2013), kandungan kimia pada daun binahong antara lain, flavonoid, asam oleanolik, protein, asam askobat, fenol, minyak atsiri dan saponin. Kandungan kimia binahong bersifat sebagai antibakteri, antivirus, antiinflamasi, analgesik, antimikroba dan antioksidan sehingga binahong dapat meningkatkan daya tubuh, memperkuat daya tahan sel terhadap infeksi, memperbaiki sel rusak, melancarkan dan menormalkan peredaran darah, mencegah
commit to user
stroke, mengatasi diabetes, mengobati maag, membantu pengobatan luka, tipus, radang usus, ambeien, pembengkakan darah, rematik, luka memar, asam urat dan stroke. Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat atau membunuh bakteri dengan penyebab infeksi sedangkan senyawa flavanoid dan turunanya memilki dua fungsi fisiologi tertentu, yaitu sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai antibakteri) dan anti virus bagi tanaman.
2. Lemon
Dalam taksonomi tumbuhan Lemon diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Citrus
Spesies : Citrus limon (L) (Backer 1965)
Gambar 2 Buah Lemon
Tanaman lemon merupakan perdu atau pohon, daunnya berbentuk oval, sayap daun sempit, warna bunga kemerahan disertai dengan stamens yang banyak. Buah lemon berwarna kuning dengan bentuk membundar, kulit kasar dan rasanya masam serta bijinya kecil dengan bentuk ovoid. Jeruk lemon akan berbuah sedang pada waktu
commit to user
proses pembungaan berlangsung tidak diganggu oleh angin dan hujan (Martasari dan Mulyanto 2008).
Jeruk lemon memiliki vitamin C yang tinggi dibanding dengan jeruk nipis serta sebagai sumber vitamin A, B1, B2, fosofor, kalsium, pektin, minyak atsiri, limoneae, felandren, kumarins bioflavonoid, geranil asetat, asam sitrat, linalil asetat, kalsium dan serat. Buah lemon terkenal sebagai bahan untuk diperas dan diambil sarinya untuk pembuatan minuman. Air perasan lemon juga dimanfaatkan sebagai obat herbal yang ditambahkan the untuk mengobati demam, asam lambung, radang sendi dan mengobati sariawan (Tomotake 2005).
Lemon mempunyai komposisi gula dan asam sitrat dan kandungan lemon berupa flavonoid (flavanones), limonene, asam folat, vitamin (A, B1,C) dan mineral. Kulit lemon terdiri dari 2 lapis, bagian luar mengandung miyak esensial 6%, dengan komposisi limonene dan citral. Lemon memiliki rasa asam dan berbau aromatik, yang berkhasiat meluluhkan kencing, meringankan batuk, dan meningkatkan sirkulasi pembuluh darah. Kandungan flavonones dan vitamin C pada lemon memiliki khasiat sebagai antioksidan antikanker (Budiana 2013).
C. Produksi
Produksi dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk mengubah serta mengelola sumber ekonomi menjadi bentuk serta kegunaan baru.
Kegiatan produksi adalah kegiatan menciptakan serta menambah kegunaan suatu barang atau jasa menggunakan faktor-faktor produksi.
Faktor- faktor produksi tidak terlepas dari fungsi manajemen, fungsi tersebut seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan (Ahmad Eeng dan Epi indriani 2005).
Proses produksi adalah suatu aktivitas mengenai bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis (Baroto 2002). Proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
commit to user
produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada. Proses produksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Proses Produksi Terus-Menerus
Proses produksi ini berlangsung secara continue tidak memerlukan waktu yang lama karena proses ini memproduksi secara terus-menerus untuk jenis produk yang sama. Beberapa karakteristik dari proses produksi yang terus-menerus yaitu: produk yang dihasilkan dalam jumlah besar, menggunakan sistem atau cara urutan pengerjaan, apabila salah satu mesin rusak maka proses produksi akan berhenti, mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi bersifat khusus untuk menghasilkan produk, dan persediaan bahan baku dan bahan dalam proses lebih rendah dibandingkan dengan proses terputus.
2. Proses Produksi Terputus
Proses produksi terputus ini memerlukan total waktu set up yang lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai spesifikasi barang sesuai pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set up yang berbeda. Beberapa karakteristik proses produksi terputus yaitu produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan fungsi dalam proses produksi, mesin-mesin yang dipakai proses produksi bersifat umum, proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan dan persediaan bahan baku biasanya tinggi (Nasution et al 2008).
D. Kemasan
Kemasan merupakan salah satu cara atau metode untuk memberikan perlindungan pada pangan yang telah dihasilkan baik dalam bentuk bungkusan maupun menempatkan produk ke dalam suatu wadah. Hal ini dimaksudkan agar produk dapat terhindar dari pencemaran (senyawa kimia dan mikroba), kerusakan akibat fisik (gesekan, getaran dan bentura), senyawa lingkungan (oksigen,uap air), dan gangguan binatang seperti
commit to user
serangga, sehingga mutu dan keamanan produk tetap terjaga serta dapat disimpan dalam kurun waktu yang lebih lama (Widyasari, Rucita 2010).
Banyak jenis bahan yang digunakan untuk mengemas makanan, diantaranya adalah berbagai jenis plastik, kertas, fiberboard (kayu), gelas dan alumunium. Dalam industri pangan, kemasan mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi kemasan, antara lain: (1) melindungi produk terhadap pengaruh cuaca, sinar matahari, benturan, kotoran, dan lain-lain, (2) menarik perhatian konsumen, (3) memudahkan distribusi, penyimpanan, dan pemajangan, (4) tempat penempelan label yang berisi informasi tentang nama produk, komposisi bahan, isi bersih, nama dan alamat produsen/importir, nomor pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluarsa, petunjuk penggunaan, informasi nilai gizi, tanda halal, serta klaim atau pernyataan khusus (Badan POM RI. 2007)
Saat ini kemasan alami masih juga digunakan, namun telah banyak berkembang kemasan yang termasuk dalam kelompok kemasan sintetis dan kemasan modern. Berbagai jenis material kemasan sintetis bahan pangan yang beredar di masyarakat, misalnya kertas, kaca, kaleng dan plastik mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu, sehingga penggunaannya juga didasarkan pada kecocokan dengan sifat bahan pangan yang dikemas. Kemasan modern yang telah digunakan untuk mengemas bahan pangan antara lain kemasan aseptik, kemasan dengan variasi atmosfir di dalamnya atau kemasan yang diaplikasikan dengan penyimpanan suhu rendah, baik sebagai pengemas primer (langsung kontak dengan bahan yang dikemas) maupun sekunder, tersier dan seterusnya (Rosalina, Yessy 2010)
Kemasan atau packaging memiliki peran dan fungsi yang besar dalam usaha makanan, dan minuman. Pada praktik industri pangan modern, kemasan merupakan faktor penting dalam upaya bahwa produk yang dihasilkannya mudah dijajakan dan aman dikonsumsi. Proses pengemasan yang baik dapat mengendalikan proses penurunan mutu suatu produk
commit to user
pangan, sehingga produk tersebut dapat diterima dan dikonsumsi konsumen (Nugroho 2012).
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penjualan produk makanan. Fungsi dari kemasan adalah mempercantik produk, melindungi produk dari bahaya bakteri, meningkatkan mutu dan menjaga kualitas produk. Karton atau kardus biasanya digunakan untuk mengemas makanan untuk produk kering taua semi kering sperti keripik, cheese stik, singkong rendang, dll (Buckle et all 1987).
E. Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang digunakan induvidu, rumah tangga maupun organisasi untuk memperoleh kebutuhan dan kekininan mereka dengan cara menciptaakan dan mempertukarkan produk dan nilai. Pemasaran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan induvidu maupun organisasi. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai (Simamora Bilson 2005).
Pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuan dari pemasaran adalah untuk mengindentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi kebutuhan- kebutuhan tersebut dengan sangat baik sehingga produk terjual sendiri.
Jika seluruh pekerjaan pemasaran telah dilakukan dengan baik, pelanggan tidak perlu banyak dibujuk mereka akan siap untuk membelinya sendiri dan akan merasa puas dan siap membeli produk dengan cara yang sama pada kesempatan berikutnya (Joseph et all 2008).
Di dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut bauran pemasaran (marketing mix) yang mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan dan keberhasilan pemasaran produk maupun jasa dipasar.
Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan
commit to user
yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk (product), struktur harga (price), kegiatan promosi (promotion) dan distribusi atau tempat(place) (Kotler 2000).
F. Analisis Usaha
Menurut Mubyarto (1989), analisis usaha adalah proses perhitungan tentang besarnya seluruh biaya (pengeluaran) yang diperlukan dalam suatu proses produksi, penerimaan dan pendapatan yang akan dan atau diperoleh dari produksi yang dapat dihasilkan dari usaha tersebut. Analisis finansial sangat dibutuhkan dalam usaha apapun untuk mengetahui tingkat efisiensi, serta tingkat keberhasilan usaha dan layak tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan.
1. Biaya tetap (Fixed cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Semakin banyak volume produksi maka semakin sedikit biaya tetap yang dikeluarkan karena tidak mengurangi umur pakai alat. Biaya tetap meliputi peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi dan juga terdiri dari biaya penyusutan alat. Secara keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan dalam proses produksi merupakan biaya total produksi (Soeharjo 1973).
2. Biaya tidak tetap (Variable cost)
Biaya tidak tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar kecilnya produksi, yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas. Semakin besar volume penjualan, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan. Biaya tidak tetap ini terdiri dari biaya bahan baku produk, bahan pembantu produk, biaya kemasan produk, biaya energi, serta biaya perawatan dan perbaikan (Soeharjo 1973).
commit to user 3. Biaya Lain-lain
Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya produksi diluar biaya tetap dan biaya tidak tetap, misalnya kebutuhan listrik, gas, transportasi dan tenaga kerja.
4. Total Biaya Produksi
Total biaya produksi merupakan jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap yang dikeluarkan dalam satu produksi.
5. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Perhitungan HPP dimaksudkan untuk menetapkan modal atau biaya yang diperlukan untuk membuat suatu produk, untuk kemudian dijadikan pedoman dalam menentukan harga jual produk (Soekartawi 1995).
Rumus untuk menghitung HPP sebagai berikut : HPP =
6. Harga Jual Produk (HJP)
Penetapan HJP dimaksudkan untuk menghindari kerugian dengan mendapatkan keuntungan yang layak. Penetapan HJP didasarkan pada HPP suatu produk untuk kemudian ditambahkan dengan laba yang diinginkan. Penetapan besarnya prosentase keuntungan menggunakan beberapa pertimbangan antara lain sifat- sifat produk, kondisi penawaran dan permintaan barang, dan kewajaran tingkat keuntungan (Soekartawi 1995).
Rumus menghitung HJP sebagai berikut : Harga Jual Produk = HPP + Laba
7. Total Penerimaan (TR)
Menurut Soekartawi (1995) rumus menghitung TR sebagai berikut : Total Penerimaan = harga x jumlah produksi
8. Keuntungan
Menurut Soekartawi (1995) rumus menghitung Keuntungan sebagai berikut :
Keuntungan = penerimaan (TR) – biaya total (TC)
commit to user 9. BEP (Break Event Point)
BEP dibagi menjadi tiga jenis yaitu BEP in cash, BEP single product, dan BEP multi product. BEP in cash merupakan BEP dari operasi usaha yang hanya mempertimbangkan biaya tunai saja. BEP single product merupakan BEP untuk usaha yang hanya memproduksi satu jenis barang saja. Sedangkan BEP multi product merupakan BEP untuk usaha yang dapat menghasilkan lebih dari satu jenis. Break Event Point (BEP) merupakan kondisi suatu perusahaan yang tidak mengalami keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian. Jadi, suatu perusahaan yang ada pada kondisi seperti ini maka perusahaan tersebut telah mengalami keseimbangan atau kesetaraan antara modal yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima (Hansen 2006).
Rumus menghitung BEP sebagai berikut : BEP (Harga) =
BEP (Produksi) =
10. R/C Ratio
Menurut Soekartawi (1995), suatu pekerjaan disebut efisien jika hasil tertentu dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Efisiensi merupakan gambaran perbandingan terbaik antara suatu usaha dan hasil yang dicapai. Efisien tidaknya suatu usaha ditentukan oleh besar kecilnya hasil yang diperoleh dari usaha tersebut serta besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh hasil tersebut. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan efisiensi usaha, yaitu ukuran perbandingan antara Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = TC). Dengan nilai R/C, dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Usaha efisiensi (menguntungkan) jika nilai R/C > 1.
Rumus R/C Ratio sebagai betikut :
R/C ratio = Total Penerimaan (R) : Total Biaya Produksi (TC)
commit to user 11. B/C Ratio
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara pendapatan (Benefit = B) dengan Total Biaya produksi (Cost = C). Dalam batasan besaran nilai B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan .
Rumus menghitung B/C Ratio sebagai berikut :
B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B) : Total Biaya Produksi (TC)