• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

Supervisi akademik merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Maka supervisor perlu memahami konsep supervisi akademik sebagai dasar dalam melaksanakan supervisi sehingga kegiatan yang dilakukan lebih bermakna, efektif dan berhasil guna.

1. Pengertian Supervisi Akademik

Menurut Sahertian (2010:19) supervisi merupakan usaha membantu guru baik secara individual maupun secara kelompok agar pembelajaran lebih baik. Boardman et al. (Sagala 2012) dari sudut supervisi merupakan upaya menstimulasi, membimbing guru secara kontinu agar guru memahami efektivitas pembelajaran. Menurut Purwanto (2012:76), supervisi merupakan pembinaan yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu para guru agar mencapai efektivitas pembelajaran yang lebih baik. Sedangkan Menurut Pidarta (2009:2) supervisi pendidikan adalah kegiatan pembinaan bagi para guru agar dapat

(2)

2

mengembangkan proses pembelajaran, termasuk segala unsur penunjangnya”. Menurut Daresh (Mulyadi & Fahriana, 2018:1) supervisi akademik merupakan upaya untuk membantu guru-guru mengembangkan kemampuannnya mencapai tujuan pengajaran.

Sedangkan menurut Charter Good’s Dictionary of Education (dalam Mulyasa, 2003 : 155), supervisi akademik merupakan segala usaha memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, agar dapat memperbaiki pengajaran dengan stimulasi, memperbaiki tujuan, bahan pelajaran, metode serta evaluasi pembelajaran. Menurut Iskandar (2009:51), supervisi pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan supervisor untuk membantu guru agar dapat mengembangkan kemampuannya dalam pengelolaan pembelajaran. Nawawi (1999 dalam Aguslani Mushlis dan Rudi Ahmad Suryadi : 2018), supervisi adalah pelayanan untuk membantu guru-guru agar menjadi guru yang profesional sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Menurut Daryanto (2015:196) supervisi merupakan kegiatan yang terencana, terprogram untuk

(3)

3

mengubah perilaku guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara terencana, untuk memberikan layanan atau bantuan kepada guru secara terus menrus dengan menstimulasi, membimbing, mengarahkan, memperbaiki, untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan efektivitas dan kualitas dalam mengelola proses pembelajaran.

Supervisi akademik sangat perlu dilaksanakan di sekolah karena dapat memotivasi dan memperbaiki kinerja guru agar lebih bermutu dan inovatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Suharsaputra (2018:26), bahwa supervisi akademik perlu dikembangkan melalui praktik-praktik baru untuk menjadikan inovasi pendidikan sebagai pendorong perubahan yang lebih baik, bermutu dan produktif.

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

Menurut Sergiovanni ( dalam Mukhtar & Iskandar, 2009 : 53), supervisi pembelajaran bertujuan agar pembelajaran yang

(4)

4

dilakukan lebih eefktif dan efisien, proses pembelajaram mudah dikontrol, meningkatkan keterampilan dan profesionalisme guru serta meningkatkan tanggungjawab guru dalam melaksanakan tugas. Menurut Ametembun (dalam Mulyasa E 2003 : 157), tujuan supervisi antara lain membina guru agar memahami tujuan pendidikan, mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan semangat dan motivasi guru untuk berprestasi serta mengoptimalkan kinerja guru.

Sedangkan menurut Yushak Burhanudin (Mulyadi & Fahriana (2018 : 3-4) tujuan supervisi akademik antara lain: membantu guru memecahkan masalah, memperbaiki kekurangan, meningkatan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, mengendalikan pelaksanaan dan menjamin keterlaksanaan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan kegiatan supervisi pada prinsipnya bertujuan agar guru dapat memahami tujuan pendidikan, membantu guru memotivasi guru agar dapat mengembangkan profesionalisme, meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran secara optimal. Dengan

(5)

5

demikian supervisor mempunyai peranan mendorong (supporting), membantu assisting) dan bekerja sama (sharing).

3. Prinsip - Prinsip Supervisi Akademik

Dalam melaksanakan supervisi akademik perlu pemahaman tentang prinsip-prinsip supervisi akademik. Menurut Sahertian (2010:20-21), supervisi akademik akan berhasil dengan baik dengan memperhatikan prinsip : a) ilmiah, dimana data dibuat secara objektif, menggunakan alat perekam data, dan dilaksanakan secara sistematis; b) Demokratis, yaitu supervisi dilaksanakan berdasarkan hubungan kesejawatan penuh keakraban, mengahargai guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan; c) kerjasama saling memberi dukungan anatara satu dengan yang lain; d) konstruktif dan kreatif yairu dilaksanakan dalam suasana kerja yang menyenangkan sehingga setiap guru termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitasnya. Selain prinsip-prinsip tersebut supervisi perlu memperhatikan prinsip praktis, sistematis, objektif, realistis, aktif, antipatif, terpadu, komprehensif dan berkesinambungan (Mushlih & Suryadi, 2018:55). Praktis artinya supervisi mudah dilakukan sesuai

(6)

6

dilaksanakan secara sistematis melalui perencanaan program dan penetapan tujuan. Agar memperoleh data yang benar maka perlu memperhatikan prinsip objektif, artinya sesuai dengan aspek- aspek dalam instrumen. Dengan prinsip realistis berarti supervisi dilakukan sesuai kenyataan yang sebenarny. Supervisi akn berhasil jika dikasanakan dengan prinsip aktif. Artinya antara supervisor dan guru sama sama aktif. Prinsip antisipatif dalam supervisi merupakan kemampuan menghadapi masalah-masalah yang akan terjadi selama kegiatan supervisi. Terpadu berarti supervisi merupakan bagian program pendidikan. Komprehensif mengandung pengertian bahwa supervisi akademik memenuhi tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan supervisi berhasil dan efektif maka perlu medengan prinperhatikan prinsip ilmiah, demokratis, objektif, kerjasama, kreatif, berkesinambungan, terpadu dan komprensif dilakukan dengan kekeluargaan dan saling memberikan dukungan.

(7)

7 4. Pendekatan Supervisi Akademik

Supervisi dilakukan melalui berbagai pendekatan. Menurut Sahertian (2010:46-47) terdapat tiga pendekatan dalam supervisi akademik yaitu pendekatan langsung, pendekatan tidak langsung dan pendekatan kolaboratif. Dalam pendekatan langsung supervisor memberikan arahan secara langsung kepada guru atas kekurangan dan permasalahan yang dihadapi guru. misalnya dengan contoh- contoh dan keteramgan agar guru memahami apa yang dijelaskan supervisor. Berbeda dengan pendekatan tidak langsung. Dalam pendekatan ini supervisi supervisor memberi kesempatan guru mengungkapkan masalahnya dan supervisor mendengarkan dulu. Kemudian supervisor memberi penguatan, menerangkan, aktif membantu solusi terhadap masalah yang dikemukakan guru. Pendekatan kolaboratif merupakan perpaduan antara pendekatan langsung dan tidak langsung.

Daryanto (2013:187) menjelaskan bahwa pendekatan kolaboratif merupakan pendekatan yang dilaksanakan dengan mengatur hubungan antara kepala sekolah dan guru bersama sama menyepakati langkah-langkah kegiatan dan kriteria dalam

(8)

8

melaksanakan pembelajaran. Dalam pendekatan ini supervisor lebih banyak bernegoisasi dan melakukan komunikasi dua arah secara aktif dengan guru untuk mendiskusikan permasalahan secara bersama-sama mencapai kesepakatan sehingga masalah terpecahkan dengan baik.

Menurut Pidarta (2009:117) supervisi akademik berbasis kolaboratif adalah supervisi dengan melakukan kerjasama antara guru dan supervisor dalam memecahkan masalah pembelajaran dalam kelas. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Dharma 2009 (dalam Bahrodin, 2018: 10) bahwa supervisi akademik dengan strategi kolaboratif merupakan salah satu usaha supervisor dalam melaksanakan tindakan untuk memberikan bantuan kepada guru dengan memadukan cara-cara langsung (direktif ) dan tidak langsung ( non direktif) untuk mencapai tujuan supervisi yang ditetapkan. Menurut Jumara, 2008 (dalam Bahrodin, 2018 : 13) prinsip supervisi akademik yang dibangun dalam kolaboratif adalah kerjasama maksimal dalam suasana yang kondusif, menyenangkan, saling menghargai, dan terbuka.

(9)

9

Kesimpulannya pendekatan kolaboratif adalah pendekatan supervisi yang memadukan dari antara pendekatan langsung dan tidak langsung dimana dalam pelaksanaannya terjadi komunikasi dua arah antara supervisor dan guru secara demokratis membangun kesepakatan untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam memecahkan masalah-masalah yang diobservasi. Denga demikian pendekatan supervisi akademik kolaboratif akan tercipta suasana yang terbuka dan menyenangkan dan guru tidak merasa tertekan

5. Langkah-langkah Operasional Supervisi Akademik Kolaboratif

Menurut Bahrodin ( 2018 : 45-46 ), langkah supervisi akademik kolaboratif meliputi :

a. Perencanaan :

1) Merencanakan sasaran supervisi yaitu guru, waktu, pendekatan, metode/teknik;

2) Merencanakan program yang realistis;

3) Menyusun jadwal dan agenda kunjungan;

(10)

10

4) Merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan meliputi pra observasi, observasi, analisis data, tindak lanjut, pelaporan dan pemantauan;

5) Menyosialisasikan kepada seluruh guru sasaran supervisi;

6) Menyiapkan instrumen supervisi.

b. Pelaksanaan

Pertemuan awal untuk membangun hubungan baik, kesepakatan, kordinasi, keakraban, keterbukaan, penyiapan instrumen. Pertemuan awal dilakukan agar guru termotivasi dan lebih siap mengikuti supervisi.

1) Pelaksanaan

Informasi jadwal, penyampaian materi observasi, pengamatan dokumen perencanaan, PBM dan penilaian.

2) Tahap akhir dengan diskusi (balikan ) terhadap kelemahan-kelemahan dan mediskusikan pemecahan masalah

c. Evaluasi

(11)

11

Evaluasi dalam supervisi akademik kolaboratif meliputi evaluasi dan pengukuran kompetensi guru didasrkan hasil pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian.

d. Tindak Lanjut

Tindak lanjut supervisi merupakan umpan balik bagi setiap guru berdasarkan hasil pemantauan terhadap perencanaan, pelaksanaan, penilaian.

e. Pelaporan Supervisi Akademik Kolaboratif.

Pelaporan supervisi disusun berdasarkan guru berdasarkan hasil supervisi,evaluasi, tindak lanjut bagi setiap guru sasaran supervisi.

Langkah-langkah supervisi Menurut Sahertian (2010:51). Supervisi dilakukan melalui langlah-langkah :

a. Percakapan awal. supervisor bertemu dengan guru membicarakan fokus masalah yang akan disupervisi, tujuan dan kesepakatan bersama.

b. Obsevasi. Supervisor mengobservasi kelas atau guru mengundang supervisor.

c. Analisis/interpretasi. alam observasi digunakan alat pencataatn data, Data dianalisis dan ditafsirkan.

d. Percakapan akhir. Dalam percakapan akhir, supervisor bersama guru membahas hasil analilis dalam suatu percakapan.

e. Menganalisis hasil supervisi f. Mendikusikan hasil supervisi

(12)

12 6. Penilaian Hasil Belajar

a. Pengertian Penilaian

Menurut Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian, penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan menurut Majid (2017:35) penilaian merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran sebagai cara untuk memperoleh data dan informasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran”. Sedangkan menurut Arikunto (2018 : 3), penilaian berarti kegiatan yang didahului dengan pengukuran untuk memperoleh hasil baik ataupun buruk.

Menurut Kunandar, (2015: 61) penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki penguasasan terhadap kompetensi pembelajarn yang dilakukan. Menurut Gronlund (dalam Arifin, 2015 : 4) mengartikan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan informasi secara sistematis, diabalisa dan diintepretasikan mengetahui ketercapaian tujuan

(13)

13

pembelajaran. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses kegiatan mengumpulkan berbagai informasi, mengolah informasi, untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik dan keberhasilan tujuan pembelajaran yang digunakan dalam mengambil keputusan.

b. Tujuan Penilaian

Menurut Kunandar (2015:70), tujuan penilaian adalah : a).mengetahui kemajuan kemampuan peserta didik; b) mengecek sejauhmana kompetensi yang sudah dikuasai yang belum dikuasai peserta didik; c) masukan bagi guru untuk malakukan perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik mengacu KKM yang ditetapkan. Sedangkan Menurut Arifin (2009 : 15) penilaian anatara lain bertujuan untuk mengetahui sikap, pemahaman, keterampilan, minat bakat peserta didik, perkembangan peserta didik, menentukan jurusan yang tepat dan menentukan kenaikan kelas.

Sedangkan menurut Sujana (Majid 2017: 28), penilaian

(14)

14

bertujuan untuk mendiskrepsikan kemampuan belajar siswa mengukur keberhasilan pembelajaran, menentukan perbaikan pembelajaran dan membuat laporan kepada pihak-pihak yang terkait. Arikunto (2018: 18) menjelaskan bahwa penilaian berfungsi yaitu : a) untuk menyeleksi siswa dalam memilih meneruskan sekolah, kenaikan kelas, kelulusan; b) mendiagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa; c) menentukan dengan tepat seorang siswa harus ditempatkan;

d) mengukur keberhasilan sebuah program yang diterapkan

c. Prinsip-prinsip Penilaian

Menurut Kemdikbud (2016 : 8) penilaian sesuai standar harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian.

Penilaian menjadi shahih bila berdasarkan data yang diukur.

Agar objektif maka menggunakan prosedur dan kriteria yang jelas. Penilaian harus adil sehingga menguntungkan peserta didik. Penilaian merupakan bagian tak terpsahkan dari pelajaran maka harus terpadu. Dengan prisip terbuka hasil penilain dapat diketahui siswa, orang tua maupun pihak

(15)

15

yang terkait. Penilaian perlu komprehensif yang mencakup semua aspek kompetensi, direncanakan dengan langkah- langkah baku, mengacu kriteria yang ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan proses dan hasilnya. Berdasarkan uraian tersebut untuk meewujudkan penilaian yang baik maka perlu memperhatian prinsip-prinsip penilaian yang jelas.

d. Ruang Lingkup Penilaian

Menurut Kemdikbud (2016:9) lingkup penilaian hasil belajar peserta didik mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap perilaku peserta didik sehari-hari dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Penilaian pengetahuan merupakan penilaian. Penilaian pengetahuan untuk mengukur kompetensi peserta didik terhadap penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan. Penilaiannya dilakukan dalam nentuk tes tertulis, lisan dan penugasan.

Sedangkan penilaian keterampilan merupakan penilaian untuk mengukur aspek keterampilan peserta didik yeng

(16)

16

meliputi kinerja, projek da portofolio. Menurut Kunandar (2015: 165) penilaian kompetensi pengetahuan mengetahui pencapaian peserta didik dalam menguasai mata pelajaran.

Sedanngkan menurut Anderson (dalam Majid, 2017:182), penilaian pengetahuan adalah penilaian potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi.

Dari pendapat-pendapat tersebut disimpulkan bahwa penilaian pengetahuanmerupakan penilaian untuk mengetahui kemampuan intelektual peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

e. Langkah-langkah Penilaian

Menurut Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016, penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan: a).

perencanaan; b). penyusuna instrumen; c). pelaksanaan penilaian; d). Pengolahan dan pemanfatan hasil penilaian;

dan e). melaporkan hasil penilaian. Selain itu Menurut Sani (2019:179) langkah-langkah dalam merencanakan penilaian

(17)

17

pengetahuan yaitu : a) menentukan kompetensi dasar yang akan dinilai; b) menyusun indikator soal; c) menentukan waktu pelaksanaan tes; d) menentuken tipe bentuk tes; e) menentukan butir soal f) menentukam cakupan materi tes g) menentukan proporsi butir soal h) menentukan distribusi tingkat kesukaran soal ; i) Menyusn kisi-kisi soal.

Dari uraian tersebut dapat disimoulkan bahwa dalam melaksankan penilaian oerlu melakukan langkah-langkah perencanaan sehingga penilaian lebih terarah dan dapat tercapai tujuan.

f. Ciri- Ciri Tes yang Baik

Menurut Arikunto ( 2018 : 94 ) tes yang baik harus yang valid artinya dapat mengukur dengan tepat sesutu yang akan diukur. Untuk tes yang reliabel jika hasilnya menunjukkan ketetapan. Agar tes berhasil maka tes dilaksanakan megutamakan objektivitas uyang tinggi. Tes yang baik adalah yang praktis mudah diterapkan, dikoreksi oleh guru, dan ekonimis tidak memakan biaya dan tenaga yang banyak.

(18)

18 B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Astuti (2016) di SD Laboratorium UKSW Salatiga. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa penerapan supervisi akademik mampu meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun administrasi penilaian. Hasil penelitian Penelitian Hasan (2017), penelitian tindakan sekolah di SMA Negeri 1 Syamtalia Aron. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru di SMA Negeri 1 Syamtalira Aron Aceh dalam menyusun administrasi penilaian.

Penelitian Mujiharti (2016) merupakan penelitian tindakan sekolah melalui supervisi kunjungan kelas. Hasil tersebut adalah melalui supervisi akademik kunjungan kelas tercapai tiga standar keberhasilan guru dalam menyusun RPP, melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi sesuai tujuan yang ditetapkan.

Penelitian Kuntari (2015), Penelitian tindakan sekolah melalui supervisi akademik di SD Walitelon Utara Temanggung.

Jenis penelitian tindakan dengan metode kualitatif. Penelitian

(19)

19

yang dilaksanakan 2 siklus dengan subjek 7 orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dari 6 orang kategori baik dan 1 orang kategori cukup. Kesimpulan penelitian tersebut bahwa penerapan suervisi akademik di SD Walitelon Utara Temanggung dapat meningkatkan kinrja guru dalam pembelajaran.

Penelitian Suyadi (2015). Penelitian tindakan sekolah untuk mengetahui gambaran supervisi yang dilakuka kepala sekolah. Subjeknya adalah kepala SD dan guru SD Mijen 01 Kebonagung Demak. Hasil penelitian diketahui bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah melalui teknik observasi kelas dengan perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut dengan teknik individu dan kelompok melalui rapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan supervisi ada peningkatan kesiapan guru dalam mengajar dan merancang perangkat pembelajaran.

Penelitian Saleh & Mohamad & Ali (2016). “The Effect of School Administration and Educational Supervision on Teachers teaching performance: Training Programs as a MediatorVariable”. Tujuan penelitian untuk mengetahui

(20)

20

pengaruh supervisi pendidikan sebagai pada kinerja mengajar guru bahasa Inggris sebagai peran program pelatihan guru. Hasil penelitian ini adalah bahwa supervisi pendidikan berkorelasi positif dengan kinerja guru dalam mengajar Bahasa Inggris di kota Zawiya di Libya. Selain itu, program pelatihan juga berperan penting sebagai memiliki dampak positif tidak langsung yang dari supervisi akademik terhadap kinerja mengajar guru.

Penelitian Ayeni (2012). “Assessment of Principals„Supervisory Roles for Quality AssuranceIn Secondary Schools in Ondo State, Nigeria”. Peneitian tersebut mengidentifikasi peran kepala sekolah dalam peningkatan kualitas guru dan persepsi kepala sekolah dalam supervisi terhadap tugas guru dan menyelidiki hambatan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi di sekolah.Subjek penelitian terdiri dari kepala sekolah dan guru di sekolah menengah di negara bagian Ondo yang terdiri sampel 60 kepala sekolah dan 540 guru dengan teknik pengumpulan data menggunakan skala penilaian pupervisi, panduan wawancara dan panduan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(21)

21

sebagian besar kepala sekolah memiliki perhatian untuk memantau kehadiran guru, persiapan pembelajaran dan kebutuhan buku para guru. Tantangan yang dihadapi kepala sekolah dalam tugas-tugas pengelolaan sekolah memerlukan kolaborasi yang efektif dan sinergis antara tujuan sekolah dan pemangku kepentingan.

Penelitian Lyonga (2017). “Supervision and Teachers‟

Work Performances in Primary Schools in Konye Sub-Division in Cameroon”. Penelitian survei tersebut menguji dampak praktik supervisi kunjungan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Sub-bagian Konye di Kamerun. Hasil penelitiannnya menunjukkan supervisi kunjungan kelas secara teratur dengan observasi berdampak positif terhadap kinerja guru dalam perbaikan rencana pelajaran, pembelajaran, penggumaam metode

Penelitian Rahabav (2016). Peneilian berjudul “The Effectiveness of Academic Supervision for Teachers”. Tujuan penilaian survei ini untuk mengetahui efektivitas supervisi akademik untuk guru yang difokuskan pada analisis kompetensi supervisi pengawas, program supervisi akademik, pelaksanaan

(22)

22

supervisi, hasil supervisi serta dampak supervisi akademik. Hasil penelitianya diketahui bahwa pengawas belum memilki kompetensi supervisi akademik, kurang menguasai konsep supervisi, tidak menyusun program. Kepala sekolah kurang memahami tentang materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Kurangnya supervisi berdampak pada komitmen guru rendah dan bekerja untuk mengejar kesejahteraan.

Penelitian Ekpoh & Imo (2015) ”Principals‟

Supervisory Techniques And Teachers' Job Performance In Secondary Schools In Ikom Education Zone, Cross River State, Nigeria”. Penelitian Ekpoh & Imo bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teknik pengawasan kepala sekolah dan kinerja guru di Zona Pendidikan Ikom di Cross River State, Nigeria.

Hasil yang diperoleh mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara teknik pengawasan kepala sekolah melalui kunjungan kelas dan lokakarya dan kinerja guru.

Kesimpulannnya kinerja pekerjaan guru akan meningkat ketika mereka diawasi dengan baik oleh kepala sekolah menggunakan berbagai teknik pengawasan.

(23)

23

Kotirde & Yunos (2014) “The Supervisor‟s Role For Improving The Quality of Teaching and Learning in Nigeria Secondary School Educational System”. Tujuan penelitiannya untuk memuat tinjauan tentang peran pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan efektivitas supervisi.

Hasil penelitiannnya menyimpulkan bahwa sistem sekolah menengah di Nigeria kualitasnya buruk dikaitkan dengan sistem dana yang tidak memadai, fasilitas yang tidak memadai, moral staf yang rendah, pengawasan sekolah yang buruk, dan kebijakan yang sering berubah.

Penelitian Donkoh & Dwamena (2014). ”Effects Of Educational Supervision On Professional Development:

Perception Of Public Basic School Teachers At Winneba, Ghana

“. Penelitiannya bertujuan menyelidiki persepsi sekolah dasar negeri guru di Winneba, Ghana, tentang supervisi akademik dalam kaitannya dengan pengembangan profesional. Hasil penelitiannya menemukan bahwa guru memiliki persepsi supervisi memiliki dampak positif dalam pengembangan profesionalime mereka dalam kurikulum, metode; pengelolaan

(24)

24

kelas kelas, karakteristik murid dan penilaian. Supervisi dapat mendoong kinerja guru dan dapat mendorong guru mengatasi tantangan dan memmukan solusi untuk mengatasinya. Selain itu ada perbedaan yang signifikan tanggapan mereka dalam hal kurikulum, metode dan bahan pengajaran.

Prasetyono & Abdillah & Fitria (2018). “Academic Supervision toward Teacher‟s Performance through Motivation as Intervening Variable“. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru sekolah bisnis dan kelompok menengah kejuruan negeri dan swasta di Kota Depok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja, supervisi akademik terhadap kinerja guru, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru guru.

Usman & Dangara (2015) Penelitian berjudul “ The Impact of Instructional Supervision on Academic Performance of Secondary School Students in Nasarawa State, Nigeria”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi akademik reguler

(25)

25

menggunakan strategi pengawasan yang kuat seperti memeriksa buku catatan siswa, kunjungan kelas, memeriksa rencana pelajaran guru pemeriksaan catatan guru memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru dan prestasi akademik siswa.

Penelitian Khasanah & Kristiawan & Tobari (2019). “The Implementation Of Principals‟Academic Supervision In Improving Teachers‟Professionalism In The State Primary Schools”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan supervisi akademik dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Hasil penelitiannnya menunjukkan bahwa 1) pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan profesionalisme dilaksanakan dengan baik dengan adanya tindak lanjut dalam bentuk bimbingan, kegiatan pelatihan, pelatihan, dan lokakarya; 2) ada dua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah yaitu kesiapan, motivasi dan respon positif dari guru, ada kesadaran akan tugasnya sebagai kepala sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya masih berupa rasa takut dari guru untuk diawasi, dan jadwal yang padat.

(26)

26

Penelitian Ambarita & Siburian & Purba (2019).

”Development of Academic Supervision Model which Based on Educational Managemen” Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model supervisi akademik yang paling baik meningkatkan kinerja guru dalam pengajaran berbasis Bahasa Indonesia yang efektif dan efisien. Hasil penelitian di SMP Deli Serdang menemukan penerapan model artistik supervisi akademik dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru Bahasa Indonesia. Hasil penelitian di Tebing Tinggi menemukan bahwa penerapan supervisi akademik model klinis dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru Bahasa Indonesia di SMP di kota Tebing Tinggi.

Dari hasil-hasil penelitan tersebut dapat disimpulkan, secara konseptual supervisi akademik dapat peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian penelitian sekarang menerapkan konsep supervisi akademik tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemmpuan guru di SD Negeri Kenteng 01 Bandungan. Kepala sekolah dan pengawas sekolah perlu meningkatkan kapasitasnya agar dalam melaksanakan supervisi

(27)

27

akademik dari perencanaan, pelaksanaan, enaluasi dan tindak lanjut, berhasil dengan baik.

C. Rancangan Pemecahan Masalah

Pada kondisi awal sebelum penelitian ini dilakukan, dapat diperoleh data tentang kemampuan guru dalam menyusun instumen penilaian aspek pengetahuan masih kategori rendah.

Peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru. Secara umum diperoleh gambaran supervisi yang biasa dilakukan oleh kepala sekolah, masih bersifat pembinaan guru dan belum difokuskan secara khusus pada aspek penilaian pengetahuan. Untuk memecahkan masalah tersebut tindakan yang akan dilakukan adalah supervisi akedemik. Teknik yang akan dilakukan yaitu supervisi akademik oleh kepala sekolah dengan teknik kelompok melalui pendekatan kolaboratif karena permasalahan yang dihadapi secara umum relatif sama (homogen). Melalui teknik secara kelompok, diharapkan interaksi lebih dari dua arah lebih efektif bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang difokuskan pada

(28)

28

kemampuan guru menyusun instumen soal penilaian pengetahuan.

Berdasarkan tindakan yang diobservasi oleh peneliti, maka pada kondisi akhir supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru menyusun instrumen penilaian aspek pengetahuan.

Kerangka berpikir sebagai alternatif pemecahan melalui supervisI akademik dapat tergambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

Kondisi riil : - Perencanaan

Penilaian tidak dipersiapkan dengan baik - Guru tidak

menyusun instrumen sendiri . - Kualitas dan

kesesuaian instrumen daripenyedia LKS kurang sesuai..

- Supervisi akademik oleh KS bersifat pembinaan umum.

Masalah : - Kemampua

n guru menyusun instrumen penilaian kognitif masih kategori kurang - Perencanan

penilaian masih kurang

Rencana Tindakan :

Supervisi akademik dengan penmdekatan kolaboratif

Target : Kemampuan diharapkan:

- Meningkat nya kemampu an guru menyusun instrumen penilaian kognitif kriteria baik

Referensi

Dokumen terkait

Bulu kelenjar dijumpai pada dau kiurat, sambiloto, dan kumis kucing; terdapat pada daun samblloto; ronggal dijurnpai pada daun salam, daun jambu,. dan rimpang

Bahan setek bagian bawah batang (B 1 ) dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit setek tanaman buah naga merah dimana dapat dilihat bahwa setek bagian bawah batang

Pada gambar 5.1 bagian Bjuga menunjukkan adanya bangkai rayap yang tidak utuh, dimana bangkai tersebut hanya menyisakan badan atau kepala dari rayap yang sudah

Walau bagaimanapun, jika anda mempunyai isu tentang hal berkaitan etika atau pematuhan atau anda telah melihat sesuatu yang mungkin merupakan pelanggaran Dasar Syarikat dan anda

 Kuisioner yang berupa beberapa pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data pengendalian keuangan (x) dan efektifitas penggunaan anggaran (y) pada Keuangan

Setiap sasaran jangka pendek harus secara jelas terkait dengan satu atau beberapa sasaran jangka panjang dari strategi umum perusahaan. Kriteria Sasaran

Pada saat Uni Eropa melakukan larangan impor minyak sawit, maka kebijakan yang perlu dilakukan Pemerintah adalah mempercepat pelaksanaan kegiatan replanting karena

Hal ini terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Banda Aceh dimana masih terdapat berbagai masalah di Madrasah baik mengenai masih kurangnya pemahaman guru tentang