• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPLORASI PENERAPAN SAK ETAP PADA UMKM CARICA YUASA FOOD BERKAH MAKMUR. Aldiaz Bima Kurniawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EKSPLORASI PENERAPAN SAK ETAP PADA UMKM CARICA YUASA FOOD BERKAH MAKMUR. Aldiaz Bima Kurniawan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI PENERAPAN SAK ETAP PADA UMKM CARICA YUASA FOOD BERKAH MAKMUR

Aldiaz Bima Kurniawan

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

232018156@student.uksw.edu

PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah sektor usaha yang memberikan kontribusi besar pada perekonomian baik secara nasional maupun global (Rapih, 2015). UMKM biasanya bergerak pada sektor industri lokal dan menghasilkan berbagai macam produk yang unik serta bermacam-macam. UMKM merupakan usaha padat karya yang tidak memerlukan banyak modal, penggunaan teknologi masih cenderung sederhana, dan tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti keahlian khusus, dan tingkat pendidikan tertentu (Trihudiyatmanto, 2021a).

Keberadaan UMKM sebagai sektor industri lokal dapat memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing daerah di Indonesia (Rahmawati &

Puspasari, 2017). Perkembangan UMKM di Kabupaten Wonosobo sudah cukup baik jika dibandingkan dengan Kabupaten Temanggung yang merupakan kabupaten tetangga. Dinas Koperasi dan UKM Prov. Jateng (2021) menyatakan per triwulan II 2021 jumlah UMKM di Wonosobo lebih unggul 469 perusahaan.

UMKM di Wonosobo berkembang dengan memanfaatkan potensi lokalnya, baik dari sektor pariwisata hingga terutama sektor pangan (Purwanto &

Trihudiyatmanto, 2018). Carica adalah buah khas yang berasal dari Kabupaten Wonosobo dan biasanya diolah menjadi manisan, keripik, dan sirup. Penelitian ini dilakukan di CV Yuasa Food Berkah Makmur (selanjutnya disebut sebagai CV YFBM), yang merupakan salah satu UMKM yang bergerak di bidang pangan dengan memproduksi olahan buah carica yang terletak di Kabupaten Wonosobo.

Tingginya persaingan pada produksi olahan carica membuat para pelaku UMKM terus menciptakan berbagai macam inovasi baru untuk mengembangkan usahanya.

(2)

Inovasi-inovasi yang dikembangkan berupa bauran usaha, kualitas sumber daya manusia, karakteristik wirausaha, dan pengetahuan tentang sistem akuntansi (Trihudiyatmanto, 2021b)

Sistem pelaporan keuangan yang sesuai standar sangat diperlukan untuk semua jenis entitas bisnis tidak terkecuali UMKM. Pelaporan keuangan yang baik dapat membantu CV YFBM untuk melakukan perencanaan bisnis yang baik pula.

Dengan pelaporan keuangan yang baik, CV YFBM dapat melihat jalannya usaha dari pencatatan yang dilakukan, sehingga perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis dapat lebih akurat dan relevan (Trihudiyatmanto, 2021b). Alasan lain UMKM harus menerapkan sistem pelaporan keuangan yang baik adalah untuk mempermudah mendapatkan bantuan permodalan baik dari pemerintah maupun dari perbankan. Kebanyakan dari kreditur menginginkan laporan keuangan yang baik untuk mengetahui arus keuangan dari suatu usaha (Rahmawati & Puspasari, 2017).

Dalam penerapannya, masih banyak pelaku UMKM yang belum melakukan pencatatan pelaporan keuangan yang sesuai standar untuk usahanya karena pemahaman mereka tentang sistem pelaporan keuangan yang masih minim (Ramdani et al., 2018), tidak adanya tenaga akuntansi profesional (Alfitri et al., 2014), dan anggapan bahwa melakukan pencatatan laporan keuangan sesuai standar hanya akan membuang waktu dan biaya saja (Kurniawanysah, 2016). Hal tersebut sangat disayangkan karena pemerintah dan berbagai pihak perbankan menawarkan fasilitas bantuan permodalan, khususnya bagi usaha kecil contohnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang salah satu syaratnya adalah dengan memiliki laporan keuangan yang memadai. Pihak penyalur modal membutuhkan informasi laporan keuangan yang baik untuk mengetahui arus keuangan dari jalannya suatu usaha.

Sehingga masih banyak usaha yang digerakkan UMKM hanya sebatas dengan tingkat modal pemilik usaha dan perputaran hasil usaha yang diperolehnya saja (Narsa & Widodo, 2012). KUR yang diberikan pemerintah untuk menunjang permodalan UMKM kurang dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku UMKM karena laporan keuangan mereka yang belum memadai.

Dalam PP No. 17 Tahun 2013 pemerintah menyatakan bahwa seluruh pelaku UMKM diwajibkan memiliki laporan keuangan yang memadai, namun

(3)

peraturan tersebut tidak serta merta membuat para pelaku UMKM menaatinya. Hal ini mendorong diterbitkan dan disahkannya Standar Akuntansi untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tahun 2009 untuk mempermudah pelaku UMKM membuat laporan keuangannya sendiri, yang dapat diaudit dan mendapat opini sesuai dengan audit yang dilakukan (Rahmawati & Puspasari, 2017). Pada tahun 2016, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan kembali standar akuntansi yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK ETAP bernama SAK EMKM. CV YFBM memilih untuk menerapkan SAK ETAP daripada SAK EMKM karena pemilik usaha merasa informasi yang disediakan SAK ETAP lebih lengkap dan lebih relevan untuk keperluan bisnis.

Faktor pendukung diterapkannya SAK ETAP pada UMKM adalah untuk membantu pelaku UMKM untuk melakukan perencanaan bisnis (Trihudiyatmanto, 2021b) dan mempermudah mendapat bantuan permodalan baik dari pemerintah maupun dari perbankan (Narsa & Widodo, 2012). Adapun faktor penghambat diterapkannya SAK ETAP pada UMKM adalah kurangnya motivasi dari pelaku UMKM untuk bersaing dengan kompetitor (Munandar & Hidayatulloh, 2019), SAK ETAP dianggap masih terlalu memberatkan (Andhika & Damayanti, 2017), dan kurangnya pemahaman pelaku UMKM tentang SAK ETAP (Mahmudah &

Bersama, 2017).

Perkembangan UMKM di Kabupaten Wonosobo yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan persaingan antar pelaku UMKM meningkat juga.

Sehingga untuk mengembangkan usahanya, perlu mendapatkan sumber pendanaan dari pihak kreditur baik dari pemerintah maupun perbankan. Kesesuaian laporan keuangan dengan SAK ETAP dilihat dari segi pengakuan, pengukuran, dan penyajiannya. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri dan menganalisis penerapan SAK ETAP pada para pelaku UMKM dalam pengambilan keputusan dan kemudahan permodalan perbankan. Adapun manfaat praktis bagi UMKM adalah sebagai bahan evaluasi kesesuaian sistem pencatatan keuangan dengan SAK ETAP serta sebagai bahan informasi mengenai manfaat yang didapatkan apabila menerapkan SAK ETAP dalam melakukan pencatatan keuangan, sedangkan untuk

(4)

manfaat teoritis diharapkan penelitian dapat menjadi landasan dan sumber literatur penelitian-penelitian berikutnya untuk para akademisi.

KAJIAN PUSTAKA

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

UMKM adalah salah satu penggerak ekonomi Indonesia sektor terkecil dan dapat dijalankan oleh individu, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. Dalam UU No. 20 Tahun 2008, penggolongan UMKM didasarkan pada jumlah omzet pendapatan per tahun, jumlah karyawan, serta jumlah total kekayaan. UMKM biasanya bergerak pada sektor industri lokal dan menghasilkan berbagai macam produk yang unik dan bermacam-macam. Keberadaan UMKM sebagai sektor industri lokal dapat memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing daerah di Indonesia (Rahmawati & Puspasari, 2017).

Mudjahidin (2004) menyatakan terdapat 5 siklus akuntansi yang terdapat pada bisnis UMKM, yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus produksi, siklus manajemen SDM/penggajian, dan sistem buku besar dan pelaporan. Siklus pendapatan adalah aktivitas bisnis dengan menyediakan barang atau jasa kepada pelanggan, serta menagih kembali penjualan-penjualan tersebut dalam bentuk kas.

Siklus pengeluaran adalah siklus yang berkaitan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Siklus produksi adalah siklus yang berkaitan dengan pembuatan produk. Siklus manajemen SDM/penggajian adalah siklus yang berkaitan dengan cara efektif dalam mengelola pegawai. Sistem buku besar dan pelaporan adalah sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan dan mengatur informasi akuntansi dari tiap transaksi yang terjadi di perusahaan.

Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2009) menyatakan SAK ETAP adalah standar akuntansi yang dibuat untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas signifikan, dan menerbitkan laporan keuangan hanya untuk kepentingan general bagi pengguna eksternal khususnya pihak penyedia modal. Tujuan dibuatnya SAK ETAP adalah untuk menciptakan fleksibilitas untuk penerapannya dan

(5)

mempermudah UMKM atau ETAP melakukan kegiatan pendanaan dari perbankan.

Narsa & Widodo (2012) mengungkapkan SAK ETAP dibuat lebih sederhana, mudah digunakan, dan cenderung tidak berubah untuk beberapa tahun dalam penelitiannya tentang kesiapan UMKM dalam penerapan SAK ETAP.

Dalam SAK ETAP ada beberapa proses akuntansi, seperti pengakuan, pengukuran, dan penyajian. Pengakuan adalah pembentukan suatu pos yang nilainya dapat diukur dengan andal dalam laporan laba rugi, yang membawakan manfaat ekonomi baik keluar maupun masuk entitas. Pengukuran adalah penentuan jumlah uang berdasarkan biaya historis dan nilai wajar yang digunakan dalam aset, liabilitas, pendapatan, dan beban dalam laporan keuangan. Sedangkan penyajian tentang kinerja keuangan, posisi keuangan, dan arus kas suatu entitas harus disajikan secara wajar sesuai dengan transaksi yang terjadi (Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2009).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2009), entitas yang mengacu SAK ETAP dalam pencatatan keuangannya harus setidaknya memiliki 5 laporan keuangan. Laporan-laporan tersebut antara lain seperti Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas yang juga menunjukkan seluruh perubahan ekuitas atau perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) yang berisi tentang ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di . Yuasa Food Berkah Makmur yang merupakan salah satu UMKM produsen carica yang terletak di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan kualitatif dipilih untuk penelitian ini karena dengan pendekatan ini fenomena mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan SAK ETAP di CV YFBM dapat dieksplorasi secara mendalam.

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus karena pada desain penelitian ini peneliti difokuskan pada satu fenomena saja yaitu pencatatan laporan keuangan

(6)

sesuai dengan SAK ETAP. Data primer penelitian diambil dengan wawancara kepada Pak Udin selaku sekretaris dan Bu Haryati selaku bendahara yang bekerja di perusahaan. Narasumber diberi pertanyaan bersifat terbuka mengenai penerapan pelaporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Proses pelaporan keuangan yang diteliti meliputi pengakuan, pengukuran, dan penyajian.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis triangulasi. Triangulasi dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber data seperti hasil observasi langsung dan hasil wawancara dengan lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Teknik triangulasi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mereduksi data. Data yang sudah didapat akan direduksi atau diseleksi sesuai dengan kebutuhan penelitian ini. Data yang berkaitan dengan penelitian akan digunakan sedangkan data yang tidak berkaitan dengan penelitian akan dibuang. Langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Data-data yang sudah direduksi akan disajikan secara runtut untuk mempermudah dalam pengambilan kesimpulan. Langkah terakhir dalam menganalisis data di penelitian ini adalah penarikan kesimpulan. Data-data yang sudah disajikan secara runtut akan diproses kembali untuk dianalisis sehingga dapat menarik kesimpulan yang sesuai. Semua proses penganalisisan data dalam penelitian ini berupa kalimat naratif dengan harapan agar mudah dipahami.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

CV YFBM didirikan oleh Bapak Trisila Juwantara pada tanggal 21 Juni 2001. Bapak Trisila mendirikan perusahaan ini dengan visi untuk mendapatkan kemandirian finansial dalam keluarganya. Diberhentikannya pemilik perusahaan dari tempat bekerjanya dulu adalah hal yang melatarbelakangi perusahaan ini terbentuk. Bapak Trisila gigih mengembangkan potensi buah Carica agar lebih dikenal oleh masyarakat dengan berbekal dari pengalamannya saat masih bekerja.

(7)

Pengambilan nama “Yuasa” pada Yuasa Food Berkah Makmur diambil dari singkatan nama anggota keluarganya yang apabila digabung membentuk kata

“Yuasa”, “Food” memiliki arti perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan, sedangkan “Berkah Makmur” adalah sebuah harapan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan agar perusahaannya dapat mendatangkan keberkahan dan kemakmuran baik untuk keluarganya maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Seiring berkembangnya perusahaan, CV YFBM juga memproduksi produk pangan lain selain Carica seperti keripik jamur, kacang dieng, keripik buah, dan berbagai macam jenis jus buah dan selai buah.

CV YFBM terletak di Jalan Dieng Km. 3.5, Kelurahan Krasak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Pabrik pengolahan pangan sekaligus memiliki outlet untuk berjualan dan bersebelahan langsung dengan rumah pemilik perusahaan. Letak perusahaan berada di jalur strategis yang menghubungkan Kota Wonosobo dengan Dataran Tinggi Dieng. Selain strategis di bidang penjualan, lokasi ini juga strategis di bidang produksi karena cenderung dekat dengan Dataran Tinggi Dieng yang merupakan pusat tempat pembudidayaan buah Carica. YFBM dulu merupakan perusahaan berbentuk Usaha Dagang (UD), seiring berkembangnya perusahaan YFBM berubah menjadi Persekutuan Komanditer atau Commanditaire Vennootschap (CV).

Gambar 1. Struktur Organisasi CV YFBM

(8)

Pemimpin perusahaan yang saat ini dipegang oleh Bapak Trisila Juwantara memiliki tanggung jawab untuk memimpin, mengkoordinasi jalannya perusahaan, dan mengambil keputusan bisnis yang terjadi di perusahaan. Sekretaris yang saat ini dipegang oleh Bapak Udin memiliki tanggung jawab pada pemantauan proses produksi, keperluan administrasi, dan penyusunan rencana kegiatan perusahaan.

Bendahara sekaligus kepala bagian sales dan marketing yang saat ini dipegang oleh Ibu Haryati memiliki tanggung jawab untuk mengatur arus kas yang terjadi pada departemen penjualan dan pembelian, mencatat dan melakukan penggajian, dan mengelola laporan keuangan sebagai bentuk tanggung jawab pada pimpinan perusahaan. Kepala bagian produksi yang saat ini dipegang oleh Pak Muhaimin bertanggung jawab membuat jadwal produksi dan membuat rencana produksi agar sesuai dengan target pemasaran. Kepala bagian gudang yang saat ini dipegang oleh Bu Muflikhatun bertanggung jawab pada jumlah bahan baku dan produk siap jual, mengatur efisiensi output input material, dan mengadministrasi barang gudang.

Kepala bagian quality control yang saat ini dipegang oleh Pak Miftakhudin bertanggung jawab untuk memastikan kualitas produk sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Kepala bagian pengadaan dan umum yang saat ini dipegang oleh Pak Doni bertanggung jawab pada pengadaan kebutuhan perusahaan dan perawatan fasilitas perusahaan.

Setiap tahunnya CV YFBM menghasilkan omzet antara 300.000.000 hingga 450.000.000 rupiah sehingga menggolongkannya ke dalam usaha kecil. Jumlah tenaga kerja CV YFBM adalah sebanyak 50 orang yang terdiri dari 11 orang laki- laki dan 39 perempuan. Jam kerja pada CV YFBM terbagi menjadi 2 bagian, untuk karyawan harian bekerja dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00, sedangkan untuk karyawan borongan bekerja sesuai dengan lamanya produksi dengan jam istirahat pukul 12.00 hingga pukul 13.00. Sistem rekrutmen karyawan CV YFBM menggunakan sistem kekeluargaan, yaitu karyawan diambil dari masyarakat sekitar dan keluarga karyawan lain tanpa melihat batasan pendidikan sejauh karyawan mau bekerja keras dan bersungguh-sungguh. Semua karyawan di CV YFBM mendapatkan tunjangan berupa BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan, liburan bersama setiap 2 tahun sekali, dan siraman rohani berupa pengajian sebulan sekali.

(9)

Terdapat 5 proses bisnis pada CV YFBM yaitu pengeluaran, produksi, pendapatan, penggajian dan pembukuan. Pengeluaran dilakukan ketika CV YFBM membeli bahan baku (carica) dan mengeluarkan biaya overhead (air, air kapur, pewarna sintetis dan asam sitrat). Proses produksi dilakukan ketika membuat carica menjadi manisan yang siap dijual kepada konsumen. Proses pendapatan terjadi ketika manisan carica yang siap jual dijual kepada konsumen. Proses penggajian adalah ketika karyawan diberi upah atau gaji setelah melakukan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Proses pembukuan adalah ketika CV YFBM mengumpulkan dan mengatur informasi akuntansi dari tiap transaksi siklus yang terjadi di perusahaan.

Proses produksi manisan carica terdiri dari 10 langkah yaitu penyimpanan suhu ruang, sortasi, pengupasan, perendaman air kapur, perebusan, pewadahan, sterilisasi komersial, pendinginan, pelabelan dan penyimpanan. Penyimpanan suhu ruang dilakukan karena bahan baku yang didatangkan dari para supplier tidak diolah secara langsung, akan tetapi disimpan dalam gudang penyimpanan pada suhu ruang. Buah carica yang sudah masak dan sudah memenuhi syarat maka siap untuk diolah menjadi manisan. Buah carica yang didatangkan memiliki batas maksimal waktu penyimpanan dalam gudang, yaitu selama 7 hari. Hal ini untuk menjaga kualitas dari bahan baku dan produk yang akan dibuat. Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan buah berdasarkan tingkat kematangannya. Parameter yang digunakan dalam proses seleksi ini adalah tekstur, ukuran, dan warna. Pengupasan bertujuan untuk mengelompokkan buah berdasarkan tingkat kematangannya.

Parameter yang digunakan dalam proses seleksi ini adalah kenampakan, tekstur, ukuran, dan warna. Perendaman air kapur bertujuan untuk mempertahankan kerenyahan buah tersebut. Perebusan bertujuan untuk membunuh mikroba sehingga proses pengkaratan pada kaleng bisa berkurang. Pewadahan dilakukan berbeda setiap jenis kemasannya. Manisan buah yang telah diwadahi ditutup dengan menggunakan cup sealing pada kemasan cup. Pada kemasan pouch penutupan dilakukan dengan menggunakan sealer plastik. Pada kemasan glas jar penutupan dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pada saat sterilisasi komersial, waktu dan suhu yang diperlukan pada tiap kemasan berbeda-beda, tergantung dari jenis kemasan yang digunakan. Pendinginan bertujuan untuk

(10)

mempermudah serta mempercepat proses pengangkutan dan pelabelan. Setelah manisan didinginkan, maka dilakukan proses penirisan dan perapihan pada kemasan cup plastik. Pengeringan dilakukan untuk mencegah debu dan mikroba yang lebih mudah menempel pada kemasan yang basah, dan juga mempermudah proses pelabelan. Penyimpanan produk manisan carica untuk menjaga kualitas produk agar terhindar dari kontaminasi udara serta untuk persiapan pemasaran manisan carica.

Ruang lingkup SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik dibuat untuk pencatatan laporan keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, dan menerbitkan laporan keuangan hanya untuk penggunaan umum bagi pengguna eksternal (general purpose financial statement). Pengguna eksternal adalah pengguna yang tidak memiliki pengaruh langsung dalam pengelolaan perusahaan, contohnya seperti kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.

“Ya itu mas, kalo laporan yang biasa ditanyakan Pak Tri tu ya paling laporan laba rugi, neraca gitu-gitu. Dalam sebulan tu kadang Pak Tri minta kadang ngga minta, tergantung Pak Tri lah pokoknya. Tapi kami selalu bikin kok”

(Udin, wawancara, 23 Maret 2022)

Pernyataan dari Pak Udin menunjukkan bahwa penerapan tujuan pembuatan laporan keuangan pada CV YFBM sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP.

Tujuan pembuatan laporan keuangan CV YFBM adalah untuk mempermudah pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis. Di akhir periode pelaporan, pemilik perusahaan selalu menanyakan laporan arus kas kepada bendahara untuk melihat kinerja perusahaannya dalam masa periode tertentu.

“Kalo selain sama Pak Tri, laporan keuangan tu biasanya diminta sama bank, kalo pas mau pinjem modal, terus sama mitra-mitra kami mas sebangsane pemasok gitu-gitu, terus sama pemilik modal juga sering diminta. Kan kami juga ada kerja sama bagi hasil sama pemilik tempat yang di daerah Kertek juga si mas.” (Haryati, wawancara, 23 Maret 2022)

(11)

Pernyataan dari Bu Haryati menunjukkan bahwa pembuatan laporan keuangan di CV YFBM juga bertujuan untuk pengguna eksternal seperti bank dan investor. Laporan keuangan untuk bank berfungsi sebagai salah satu syarat dalam peminjaman modal. Investor menggunakan laporan keuangan bulanan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari kinerja perusahaan dalam periode tersebut. Selain investor dan kreditur, informasi laporan keuangan juga digunakan oleh mitra-mitra yang bekerja sama dengan perusahaan khususnya para pemasok bahan baku.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan SAK ETAP

“Oalah hooh mas, kalo masalah akun udah sesuai sama standarnya. Soalnya kan dulu sebelum kerja ada pelatihane, nah disitu diajari kalo ada transaksi kaya gini, akunnya gini.” (Haryati, wawancara, 23 Maret 2022)

Pengakuan dalam SAK ETAP diartikan sebagai penambahan akun-akun atau pos-pos yang memenuhi suatu kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria-kriteria pengakuan suatu akun dalam pelaporan laporan keuangan adalah adanya kemungkinan nilai ekonomis dari suatu akun mengalir dari atau ke dalam entitas dan nilainya dapat diukur secara andal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Haryati, CV YFBM sudah melakukan pengakuan pos sesuai dengan ketentuan SAK ETAP.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan SAK ETAP

Dasar pengukuran laporan keuangan yang mengacu SAK ETAP adalah biaya historis dan nilai wajar. Biaya historis adalah nilai aset berdasarkan harga perolehannya maupun nilai moneter secara riil. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai saat mempertukarkan suatu aset, atau saat menyelesaikan suatu liabilitas oleh pihak-pihak yang bersangkutan dalam suatu transaksi dengan wajar.

“Kalo pengukuran kan setiap transaksi ada nominalnya si mas, gampangane ada angkanya gitu lah. Nah yang dicatet ke buku tu ya angka-angka itu.

Biasane yang dicatet tu bagian penjualan produk, pembelian bahan baku gitu- gitu mas. Soale kan transaksi paling sering kan dua itu mas.” (Haryati, wawancara, 2022)

(12)

Berdasarkan pernyataan Bu Haryati, pada praktiknya CV YFBM melakukan pengukuran berdasarkan biaya historis dan nilai wajar. Narasumber kurang memahami apa itu nilai wajar dan biaya historis namun berdasarkan hal yang diceritakan narasumber, CV YFBM lebih sering menerapkan nilai wajar dalam pengukurannya karena lebih sering mencatat aset yang bersifat likuid seperti penjualan produk dan pembelian bahan baku.

Bu Haryati juga menyatakan dalam pengukuran persediaan barang dagang, CV YFBM menggunakan metode harga eceran rumus FIFO (First In First Out), karena nilai persediaan akhir menggunakan rumus FIFO biasanya akan menghasilkan harga pokok penjualan yang kecil sehingga laba kotor yang diperoleh menjadi besar. Pada pengukuran aset tetap, CV YFBM melakukan pengukuran saat aset tetap diperoleh dengan metode biaya. Dimana setelah pengakuan awal, aset tetap dicatat pada biaya historis dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Pada pengukuran produksi, CV YFBM menggunakan metode full costing. Dalam memproduksi carica, penentuan harga pokok produk memperhitungkan semua unsur biaya produksi, seperti biaya bahan baku dalam hal ini buah carica, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang bersifat variabel seperti gula, air dan pouch kemasan maupun yang bersifat tetap seperti gaji karyawan non produksi dan pajak.

Penyajian Laporan Keuangan SAK ETAP

“Di kami tu laporan keuangan ada 4 mas, tapi yang kepake sebenernya cuma 3: neraca, arus kas sama laba rugi. Jadi yang kami buat sesuai standar ya 3 itu tok. Kalo yang lain cuma buat sekedar ada aja, wong gapernah kepake.”

(Udin, wawancara, 23 Maret 2022)

Proses penyajian dalam laporan keuangan entitas yang mengacu SAK ETAP dalam sistem pencatatan keuangannya memiliki 5 laporan keuangan standar.

Laporan-laporan tersebut meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas atau saldo laba, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi dan informasi penjelasan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Udin, diketahui informasi bahwa CV YFBM hanya menggunakan 4 dari 5 laporan

(13)

keuangan dalam melakukan pencatatan keuangannya, namun hanya 3 laporan yang sesuai SAK ETAP.

“Laporan posisi keuangan kan yang aktiva pasiva itu si mas? Kalo itu semua akunnya udah sesuai sama standar. Semua akun pokoke dari aset, utang, modal ada semua udah.” (Haryati, wawancara, 23 Maret 2022)

Laporan posisi keuangan entitas yang mengacu SAK ETAP dalam pencatatan laporan keuangannya minimal mencakup akun-akun seperti kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, dan yang terakhir ekuitas. Entitas menyajikan akun-akun tersebut beserta judul dan sub jumlah lainnya apabila informasi tersebut berpengaruh relevan terhadap proses pengambilan keputusan bisnis pengguna laporan keuangan. SAK ETAP tidak menentukan urutan akun-akun dan format yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Berdasarkan pernyataan Bu Haryati, pelaporan laporan posisi keuangan yang dilakukan CV YFBM sudah mengikuti SAK ETAP. Standar minimal akun yang harus disebutkan dalam SAK ETAP sudah tercantum dalam laporan posisi keuangan milik CV YFBM.

“Laporan laba rugi tu harus paling sesuai sama standar mas, soalnya Pak Tri kan sering minta laporannya kalo pas dibutuhin. Kalo urusannya sama peminjaman modal tu bank ga minta macem-macem mas, yang penting laba rugi, neraca sama jaminan, udah. Yang penting tu jaminane mas” (Haryati, wawancara, 23 Maret 2022)

SAK ETAP mewajibkan entitas untuk menggunakan laporan laba rugi sebagai bentuk dari kinerjanya selama periode tertentu. Pada bagian ini juga mengatur tentang bagaimana cara menyajikannya dan juga apa saja informasi yang disajikan.

Secara garis besar, laporan laba rugi menyajikan pendapatan dan beban entitas untuk suatu periode tertentu. SAK ETAP menyatakan bahwa setidaknya akun-akun yang disajikan adalah pendapatan, beban keuangan, bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas, beban pajak, dan laba atau rugi neto.

Berdasarkan pernyataan Bu Haryati, laporan laba rugi milik CV YFBM sudah sesuai dengan SAK ETAP. Bu Haryati mengaku laporan yang dikerjakan paling

(14)

sesuai dengan standar adalah laporan laba rugi. Hal ini dikarenakan laporan laba rugi sangat berpengaruh untuk keputusan perusahaan kedepannya dan merupakan laporan yang paling sering diminta saat melakukan peminjaman modal.

“Kalo laporan perubahan ekuitas kami ga buat mas, ya paling kadang-kadang tok kalo pas ada petugas dari kantor pajak. Kalo hari-hari biasa ngga pernah buat mas wong ga kepake, malah jadi boros waktu boros tenaga.” (Haryati, wawancara, 23 Maret 2022)

SAK ETAP juga mengatur pada bagian laporan perubahan ekuitas entitas selama suatu periode tertentu. Peraturan ini berlaku baik untuk laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas maupun laporan laba rugi dan saldo laba apabila memenuhi kondisi tertentu. SAK ETAP mengizinkan entitas untuk melaporkan laporan laba rugi dan saldo laba apabila perubahan ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi. Berdasarkan pernyataan Bu Haryati, CV YFBM tidak membuat laporan perubahan ekuitas dalam pencatatan laporan akuntansinya.

Laporan perubahan ekuitas hanya dibuat sesekali saja ketika diminta oleh fiskus pajak dari pemerintah. Pencatatan laporan perubahan ekuitas tidak dilakukan secara rutin karena jarang dipakai dalam penggunaan laporan keuangan baik oleh pihak internal maupun eksternal, sehingga dianggap sebagai pemborosan.

“Kalo laporan arus kas kami selalu bikin mas. Laporan inikan sering banget diminta Pak Tri buat tau rata-rata pendapatan pengeluarane. Ibarate orang jadi tau lah paling ngga kami jualan tu ngga rugi gitu lo. Nah lewat laporan arus kas Pak Tri jadi tau jalannya perusahaan tu kayak gimana.” (Udin, wawancara, 2022)

SAK ETAP mengatur tentang apa saja akun yang disajikan dalam laporan arus kas dan bagaimana cara menyajikannya. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang perubahan historis baik arus kas maupun setara kas selama periode tertentu.

Perubahan yang terjadi terdiri dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Berdasarkan pernyataan Pak Udin, laporan arus kas yang dibuat oleh CV YFBM sudah sesuai dengan SAK ETAP. Pak Udin mengaku pembuatan laporan arus kas sangat dibutuhkan dalam peminjaman modal. Selain peminjaman modal, laporan

(15)

arus kas juga diminta oleh pemilik perusahaan untuk melihat kinerja perusahaannya selama satu periode tertentu.

“CALK? Wah saya malah kurang tau mas. Kami ga pernah bikin yang kaya gitu. Soale dengan bikin laporan-laporan yang lain aja kan udah cukup si, wong ga pernah ditanyain petugas pajak juga, jadi kami ga pernah bikin.”

(Haryati, wawancara, 23 Maret 2022)

Standar penyajian yang terakhir dalam SAK ETAP adalah Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). CALK memberikan informasi naratif tentang prinsip- prinsip yang mendasari dalam proses penyajian laporan keuangan. Dengan adanya CALK, pengguna laporan keuangan dapat mengetahui tentang perhitungan akun tertentu yang terdapat dalam laporan keuangan, sehingga kondisi keuangan sebuah perusahaan dapat dinilai secara komprehensif. Berdasarkan hasil wawancara, CV YFBM sama sekali tidak membuat CALK dalam pelaporan keuangannya. Hal ini dikarenakan Bu Haryati selaku pencatat laporan keuangan tidak mengetahui adanya CALK.

Faktor-Faktor Penyebab Belum Tercapainya Laporan Keuangan yang Sesuai dengan SAK ETAP

Pelatihan dan penyuluhan penerapan SAK ETAP pada UMKM sudah sering dilakukan, namun beberapa faktor menyebabkan penerapan SAK ETAP pada UMKM belum berjalan maksimal. Beberapa UMKM di daerah bahkan sama sekali tidak melakukan pencatatan laporan keuangan. Ada 2 faktor penyebab belum tercapainya laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP pada CV YFBM, yaitu SDM yang rendah dan regulasi syarat peminjaman modal yang tergolong mudah. Karyawan CV YFBM rata-rata terdiri dari lulusan SD hingga SMA/SMK saja. Latar belakang pendidikan memiliki pengaruh yang besar terhadap pencatatan laporan keuangan pada CV YFBM karena dengan pengetahuan yang minim mengenai pelaporan keuangan menyebabkan semakin jauhnya gap standar laporan keuangan milik perusahaan dengan SAK ETAP, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang kurang sempurna dan kurang relevan.

(16)

“Iya mas intinya tu jaminan sama lancar. La wong seapik-apike laporan kalau ngga ada jaminannya ya susah.” (Udin, wawancara, 23 Maret 2022)

Berdasarkan pernyataan Pak Udin, dapat disimpulkan bahwa faktor belum tercapainya laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP selain SDM yang rendah adalah regulasi syarat peminjaman modal dari perbankan yang tergolong sangat mudah. Pihak perbankan tidak menghendaki laporan keuangan entitas yang sesuai dengan SAK ETAP. Hal yang ditekankan oleh perbankan kepada perusahaan ketika meminjam modal adalah jaminan. Ketika ada jaminan yang kuat dan history pembayaran utang oleh perusahaan di masa lalu tergolong lancar, maka permodalan di masa yang akan datang akan dipermudah oleh bank.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana kesesuaian pelaporan keuangan suatu entitas dengan standar pelaporan keuangan. Standar pelaporan keuangan yang digunakan adalah Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Kesesuaian dilihat dari 3 standar dasar pelaporan keuangan yaitu pengakuan, pengukuran, dan penyajian. Penelitian yang dilakukan di CV YFBM ini menyimpulkan bahwa laporan keuangan milik CV YFBM belum sesuai sepenuhnya dengan SAK ETAP. Pengakuan dan pengukuran yang dilakukan sudah sesuai dengan standar, namun pada poin penyajian belum sepenuhnya sesuai dengan standar. Laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan laporan laba rugi sudah sesuai dengan standar karena laporan-laporan tersebut merupakan laporan yang paling sering dipakai para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Namun untuk laporan perubahan ekuitas masih belum sesuai standar karena laporan perubahan ekuitas hanya dibuat sesekali saja ketika diminta oleh fiskus pajak dari pemerintah. CV YFBM juga tidak membuat CALK dikarenakan pemahamanan mereka tentang CALK masih sangat minim. Faktor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP

(17)

adalah faktor SDM yang rendah dan regulasi bank dalam peminjaman modal yang mudah.

Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan saat pandemi COVID-19 berlangsung sehingga sulit untuk membuat janji dengan narasumber untuk melakukan wawancara dan observasi langsung. Topik pembahasan yang dibicarakan dalam penelitian ini tergolong sensitif karena membicarakan tentang laporan keuangan suatu perusahaan. Narasumber tidak mau memberikan data primer dokumen pendukung wawancara berupa laporan keuangan perusahaan secara langsung. Walaupun sumber data juga didapatkan dari hasil observasi langsung, tetapi tidak menutup kemungkinan hasil wawancara tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.

Saran

Penelitian berikutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan dokumen asli laporan keuangan perusahaan agar hasil penelitian lebih relevan dan dapat diandalkan. Bagi CV YFBM, diharapkan lebih meningkatkan lagi pengetahuan dan penerapan mengenai pelaporan keuangan berbasis SAK ETAP untuk mendapatkan manfaat yang lebih maksimal, baik untuk pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

15 Tahun 2008, yaitu mempunyai tugas pokok melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan teknis, pemantauan, pembinaan Administrasi, Evaluasi serta Pengendalian Pelaksanaan

Untuk mengetahui apakah variabel variasi jenis elektroda dan kuat arus mempunyai pengaruh terhadap kekuatan tarik terhadap baja ST 41 setelah dilakukan analisa variasi

Upload pada cuaca mendung dan cerah Berdasarkan data Laju Transfer Rata-rata Upload pada cuaca mendung dan cerah pada tabel 2 dan tabel 4, dibuatlah grafik 4 untuk menganalisa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan persiapan dan penguasaan materi serta pengetahuan tentang prinsip-prinsip dalam bertanya, dapat meningkatkan keterampilan dosen dalam

1) Prodi doktor MAS Unsyiah sangat berorientasi pada penelitian dengan kapasitas belajar yang besar dan kemandirian yang tinggi, hal ini dapat terlihat juga dengan mata

Mentorship, padukan antara yang diminati anak gifted dan talented dengan ahlinya yang ada. di

Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu apakah pemberian informasi dan sosialisasi, latar belakang pendidikan, jenjang pendidikan, lama

- Memberikan pertanyaan yang mengarahakan siswa untuk memahami manfaat energi listrik pada berbagai bidang terutama pada rumah tangga, perkantoran, informatika dan