• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karimunjawa memiliki potensi yang sudah selayaknya memberikan kontribusi terhadap beberapa penerimaan pajak yang ada. Tabel 1 menjelaskan terkait

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Karimunjawa memiliki potensi yang sudah selayaknya memberikan kontribusi terhadap beberapa penerimaan pajak yang ada. Tabel 1 menjelaskan terkait"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Kabupaten Jepara merupakan akomodasi pariwisata yang memiliki potensi yang tinggi khususnya Karimunjawa untuk menambah penerimaan pendapatan asli daerah. Salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu berasal dari sektor pajak. Pajak hotel merupakan salah satu pajak daerah yang potensinya semakin berkembang seiring berkembangnya kebijakan pembangunan dalam komponen sektor jasa dan pariwisata dalam menunjang berkembangnya bisnis pariwisata.

Sebelum tahun 2000, kepulauan Karimunjawa jarang disebut-sebut, dan biasanya hanya dikunjungi sebagai private-tour bagi turis-turis kaya dari mancanegara. Ketika Indonesia mulai memasuki era komunikasi, keelokan Karimunjawa tidak mungkin disembunyikan lagi. Perlahan namun pasti, keindahan alam Karimunjawa mulai sering muncul di berbagai media elektronik dan internet. Karimunjawa mulai menjadi tujuan favorit dan memiliki tempat tersendiri bagi penggemar wisata dan para petualang (www.travelindonesia.orgunduhan tanggal 10 Oktober 2015).

Karimunjawa adalah kepulauan kecil yang sedang berkembang dan memiliki potensi menjadi tempat pariwisata unggulan untuk daerahnya.

Karimunjawa memiliki 4 desa yaitu Karimunjawa, Kemojan, Pulau Parang, dan Pulau Nyamuk. Karimunjawa kini telah menjadi Taman Nasional Karimunjawa dan menjadi tombak wisata di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Keindahan pantainya yang dapat diolah menjadi obyek wisata, mampu meningkatkan penerimaan Pendapata Asli Daerah (PAD). Karimunjawa memiliki 27 pulau-pulau kecil yang tersebar mengelilingi pulau terbesarnya. Keindahan Karimunjawa merupakan salah satu omzet pemerintah Jawa Tengah, hal ini dibuktikan dengan tercantumnya nama Karimunjawa di websiteVisit Jateng 2013.

(2)

2

Karimunjawa memiliki potensi yang sudah selayaknya memberikan kontribusi terhadap beberapa penerimaan pajak yang ada. Tabel 1 menjelaskan terkait berbagai jenis pajak yang ada di Kabupaten Jepara. Terlihat bahwa angka pertumbuhan pajak dominan memiliki angka pertumbuhan yang positif. Salah satunya yaitu pajak mineral bukan logam dan batuan dengan angka pertumbuhan yang cukup baik yaitu 96,4%. Beberapa pajak lainnya mengalami pertumbuhan yang kurang baik, salah satunya yaitu pajak hiburan dengan angka pertumbuhan senilai negatif 77,9% sepanjang tahun 2012-2015. Ini menjadi bukti bahwa beberapa pajak masih cukup tertinggal dalam proses pemaksimalan pemungutan pajak. Salah satunya pajak hotel itu sendiri yang masih dalam angka pertumbuhan yaitu hanya 27,1%. Meskipun pajak hotel menunjukkan angka pertumbuhan yang positif, akan tetapi apabila dibandingkan dengan potensi yang ada dalam pemanfaatan pemaksimalan pemungutan pajak hotel masih belum dilakukan dengan maksimal. Dengan adanya potensi pariwisata yang begitu tinggi seharusnya sanggup memberikan kontribusi lebih terhadap beberapa penerimaan pajak salah satunya yaitu pajak hotel.

(3)

3 Tabel 1

Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2012-2015

Jenis Pajak

Tahun Anggaran (Rp)

2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

(%)

Pajak Hotel 453.428.535 461.707.713 447.705.354 576.160.500 27,1

Pajak Restoran 579.237.368 638.873.339 767.368.995 918.691.849 58,6

Pajak Hiburan 65.716.300 88.090.250 58.548.625 14.552.000 -77,9 Pajak Reklame 315.332.872 292.656.389 255.255.753 340.113.686 7,9 Pajak Penerangan

Jalan 18.571.140.024 20.895.514.870 24.230.216.654 27.278.139.439 46,9 Pajak Mineral

Bukan

Logam dan Batuan 350.050.586 472.975.167 640.267.117 687.654.394 96,4

Pajak Parkir 37.533.100 40.654.500 39.384.500 54.303.000 44,7 Pajak Air Tanah 183.584.863 203.361.343 224.267.860 180.000.000 -2,0

Pajak Sarang

Burung Walet 53.000.000 19.350.000 22.000.000 18.800.000 -64,5 Pajak Bumi dan

Bangunan Pedesaan

dan Perkotaan 0 0 16.339.979.409 16.771.246.480 2,6

Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan 7.825.775.183 5.955.918.739 6.061.472.334 13.730.495.850 75,5 Sumber : Data DPPKAD Kab. Jepara, 2016

Pendapatan pajak hotel pondok pariwisata merupakan pendapatan pajak daerah yang berasal dari Karimunjawa. Tabel 2 menggambarkan pada tahun 2014 kontribusi pajak hotel pondok pariwisata terhadap pendapatan pajak hotel senilai 5,31% dan besarnya kontribusi pajak hotel pondok pariwisata terhadap PAD hanya sebesar 0,010% dengan nilai realisasi Rp 23.780.950. Pada tahun 2015, kontribusi pajak hotel pondok pariwisata terhadap pendapatan pajak hotel mengalami penurunan yaitu hanya senilai 4,25% serta besarnya kontribusi pajak

(4)

4

hotel pondok pariwisata terhadap PAD juga mengalami penurunan namun tidak begitu signifikan yaitu senilai 0,009%. Namun untuk pendapatan pajak hotel pondok pariwisata mengalami peningkatan yaitu senilai Rp 24.511.500.

Untuk mengetahui presentase dari kontribusi pajak hotel pondok pariwisata terhadap pendapatan pajak hotel, dapat dihitung dari realisasi pajak hotel pondok pariwisata dibandingkan dengan total realisasi pendapatan pajak hotel. Kontribusi pajak hotel pondok pariwisata terhadap pendapatan pajak hotel yaitu kontribusi pajak hotel yang berasal dari Karimunjawa terhadap pendapatan pajak hotel Kabupaten Jepara. Sedangkan untuk mengetahui kontribusi pajak hotel pondok pariwisata terhadap PAD Kabupaten Jepara, dapat dihitung presentase dari realisasi pajak hotel pondok pariwisata dibandingkan dengan total realisasi PAD.

Kontribusi pajak hotel terhadap PAD yaitu kontribusi yang berasal dari pendapatan pajak hotel Kabupaten Jepara untuk PAD. Dalam klasifikasi kriteria kontribusi yang bersumber pada Tim Litbang Depgri-fisipol UGM 1991 (Halim dalam Ricart dan Hendrik, 2013) menunjukkan bahwa kontribusi pajak hotel yang ada di Karimunjawa terhadap PAD masih sangat kurang yaitu hanya memberikan kontribusi sebesar 0,010% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 memberikan kontribusi pajak hotel sebesar 0,009%.

Dengan potensi Karimunjawa yang begitu tinggi, diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih terhadap beberapa penerimaan pajak daerah khususnya yaitu pajak hotel. Akan tetapi kenyataan yang terjadi penerimaan pajak

Tabel 2

Kontribusi Pajak Hotel Pondok Pariwisata Karimunjawa Terhadap PAD Kabupaten Jepara Tahun 2014-2015

Tahun Anggaran

Realisasi Pajak Hotel

Pondok Pariwisata

(Rp)

Pendapatan Pajak Hotel

(Rp)

Kontribusi Pajak Hotel Pondok Pariwisata Terhadap Pendapatan

Pajak Hotel (%)

Pendapatan Asli Daerah

(PAD) (Rp)

Kontribusi Pajak Hotel

Terhadap PAD

(%)

2014 23.780.950 447.705.354 5,31 231.673.059.919 0,010

2015 24.511.500 576.160.500 4,25 271.434.442.877 0,009 Sumber : Data DPPKAD Kab. Jepara, 2016

(5)

5

daerah dari sisi pajak hotel masih memiliki nilai kontribusi cukup kecil bahkan penerimaan pajak hotel memiliki angka pertumbuhan yang hanya 27,1%. Hal ini membuktikan bahwa potensi pajak hotel pondok pariwisata masih belum tergali secara optimal atau masih berada di bawah potensi yang sebenarnya berdasarkan potensi yang dimiliki Karimunjawa.

Dijelaskan pada Tabel 3 mengenai data statistik kunjungan wisatawan di Kabupaten Jepara khususnya untuk jumlah pengunjung Karimunjawa dari tahun 2009-2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu mencapai jumlah 79.750 orang.

Dalam penelitian ini, lebih berfokus untuk meneliti pajak daerah khususnya pajak hotel pondok pariwisata di Karimunjawa dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Jepara, karena kontribusi dari pajak hotel pondok pariwisata di Karimunjawa, belum sesuai dengan potensi yang bisa dioptimalkan. Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian yaitu penelitian ini akan meneliti tentang kontribusi pajak hotel yang ada di Karimunjawa. Seberapa besar potensi pajak hotel di Karimunjawa terhadap penerimaan pendapatan asli daerah.

Mengapa penerimaan pendapatan pajak hotel pondok pariwisata masih menunjukkan angka pertumbuhan yang masih rendah.

Tabel 3

Jumlah Pengunjung Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara Tahun 2009-2014

Tahun Objek Wisata

Jumlah Pengunjung (Orang) Wisatawan

Nusantara

Wisatawan

Mancanegara Jumlah

2009 Kepulauan Karimunjawa 12.812 879 13.691

2010 Kepulauan Karimunjawa 15.070 1.567 16.637

2011 Kepulauan Karimunjawa 53.633 5.005 58.638

2012 Kepulauan Karimunjawa 37.208 2.016 39.224

2013 Kepulauan Karimunjawa 65.568 5.372 70.940

2014 Kepulauan Karimunjawa 71.081 8.669 79.750

Sumber : TIC Jepara Your Gateway to Jepara Tourism

(6)

6

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besar potensi dan kontribusi pajak hotel yang ada di Karimunjawa terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Jepara khususnya bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan khususnya masyarakat Karimunjawa. Adapun manfaat bagi DPPKAD Kabupaten Jepara diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada instansi terkait dalam upaya meningkatkan pendapatan pajak hotel dalam meningkatkan PAD Kabupaten Jepara. Bagi masyarakat Karimunjawa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih tentang pentingnya pembayaran pajak khususnya pajak hotel guna dalam mengembangkan potensi yang ada di Karimunjawa.

TELAAH PUSTAKA

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah pasal 3 menjelaskan bahwa sumber- sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Penerimaan Lain-lain yang syah berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan Perundang-Undangan. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157 tentang Pemerintahan Daerah yaitu bersumber pada hasil pajak daerah, hasil restribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah. Penerimaan asli daerah yang bersumber dari pajak daerah itu sendiri salah satunya yaitu pajak hotel. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak hotel dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah diperlukan upaya yang lebih intensif dalam menggali potensi yang tersedia.

(7)

7 Pajak Daerah

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, menyebutkan bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan kemandirian daerah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10.

Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud kedalam objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang (fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya) sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan Hotel. Dasar pengenaan Pajak Hotel meliputi jumlah atau yang seharusnya dibayarkan kepada hotel. Berdasarkan peraturan daerah tersebut terdapat tarif Pajak Hotel yang ditetapkan sebesar 10%. Sehingga cara untuk menghitung besaran pokok Pajak Hotel yang terutang yaitu mengalikan tarif Pajak Hotel dengan dasar pengenaan Pajak Hotel.

(8)

8

Adapun yang tidak termasuk dalam objek Pajak Hotel yaitu (a) jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah; (b) jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

(c) jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan; (d) jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan (e) jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

Potensi Pajak Hotel

Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada hanya belum dapat atau diperoleh di tangan. Dalam suatu daerah jika dilihat dari kepemilikan potensi dan kemampuan mengelola potensi yang ada dapat dikategorikan menjadi empat hal yaitu (1) memiliki potensi dan kemampuan mengelola yang tinggi; (2) memiliki potensi yang tinggi tetapi kemampuan mengelolanya rendah; (3) memiliki potensi yang rendah tetapi mempunyai kemampuan mengelola tinggi; dan (4) memiliki potensi yang rendah dan kemampuan mengelola yang rendah (Khotimah, 2014).

Maka potensi pajak hotel yaitu suatu hasil temuan di lapangan yang memiliki peluang untuk dijadikan salah satu pendapatan daerah yang berkaitan dengan jumlah pengunjung, tarif rata-rata yang kemudian dikalikan dengan tarif dasar pajak hotel.

Terdapat empat kriteria untuk menilai potensi pajak daerah (Davey, 1988) yaitu (1) kecakupan dan elastisitas; (2) keadilan; (3) kemampuan administrasi; dan (4) kesepakatan politis. Kecakupan dan elastisitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan tambahan pendapatan agar dapat menutup tuntutan yang sama atas kenaikan pengeluaran pemerintah dan dasar pengenaan pajaknya berkembang secara otomotis. Prinsip keadilan yang dimaksud disini bahwa pengeluaran pemerintah haruslah dipikul oleh semua golongan masyarakat sesuai dengan kekayaan dan kesanggupan masing-masing golongan. Kemampuan administrasi yang dimakud mengandung pengertian bahwa waktu yang diberikan dan biaya yang dikeluarkan dalam menetapkan dan memungut pajak sebanding dengan hasil

(9)

9

yang mampu dicapai. Kesepakatan politis disini diperlukan dalam pengenaan pajak, penetapan struktur tarif, memutuskan siapa yang harus membayar dan bagaimana pajak tersebut ditetapkan dan memberikan sanksi bagi yang melanggar.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data baik data primer maupun data sekunder. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari hasil wawancara dengan pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Jepara terkait realisasi pajak hotel dari target yang sudah ditetapkan, data klasifikasi hotel yang ada di Karimunjawa didukung dengan hasil wawancara dengan pemilik hotel atau yang mewakili terkait dengan harga sewa kamar per malam, tingkat pemakaian kamar pada kondisi-kondisi tertentu, lama menginap tamu hotel, jumlah kamar yang ada, sistem pengelolaan serta pembayaran pajak hotel kepada DPPKAD Kabupaten Jepara.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari DPPKAD Kabupaten Jepara tentang realisasi dan target penerimaan pajak hotel, data pajak daerah, data Pendapatan Asli Daerah (PAD), jumlah hotel dan jumlah kamar serta instansi terkait dalam memberikan informasi tambahan seperti jumlah pengunjung yang datang ke Karimunjawa.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua hotel yang berada di Karimunjawa baik kategori jenis hotel maupun jenis homestay. Kategori jenis hotel berjumlah 9 hotel sedangkan kategori jenis homestay berjumlah 91 homestay. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangannya adalah untuk kategori jenis hotel maupun jenis homestay akan

(10)

10

diambil sampel dari desa Karimunjawa yaitu untuk kategori hotel yang berjumlah 9 hotel akan diambil sempel sebanyak 100% dan kategori homestay yang berjumlah 91 homestay akan diambil sampel sebanyak 50%. Dengan pertimbangan, sampel dapat mewakili semua kategori baik jenis hotel maupun jenis homestay.

Langkah Analisis

Langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menentukan potensi pajak hotel baik menggunakan data primer maupun data sekunder yang disertai dengan berbagai asumsi yang mendasari. Langkah pertama untuk kepentingan potensi pajak hotel yaitu menganalisis tingkat hunian hotel pada bulan maret 2015 sampai april 2016. Tingkat hunian hotel dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah hunian kamar dengan total kamar yang tersedia.

Tingkat Hunian = (Jumlah hunian kamar ÷ Total kamar tersedia) × 100 Langkah berikutnya yaitu menentukan potensi pajak hotel pondok pariwisata yang diperoleh dari tarif pajak dengan proyeksi penggunaan kamar hotel. Proyeksi penggunaan kamar hotel merupakan tingkat hunian kamar yang disesuaikan dengan jumlah kamar yang berlaku. Dalam menentukan potensi pajak hotel dapat menggunakan formula (Damayanti et al, 2013) sebagai berikut:

Potensi pajak hotel = tp × ro × k ×tk

Notasi:

tp : tarif pajak hotel yang berlaku di Kabupaten Jepara khususnya di Karimunjawa yaitu 10%

(sepuluh persen)

ro : rata-rata tingkat hunian hotel, yang diperoleh dari observasi langsung pada hotel terpilih yang mewakili kategori jenis hotel. Observasi dilakukan pada hari-hari biasa dan pada akhir pekan pada jam-jam mendekati jam check-in. Rata-rata tingkat hunia hotel = 5 hunian hari biasa + 2 hunian reguler) / 7

k : jumlah kamar yang tersedia di masing-masing hotel tk : tarif kamar

(11)

11

Untuk penentuan potensi setiap kategori hotel, akan dilakukan analisis berdasarkan tiga skenario yaitu pesimis, moderat, dan optimis. Dimana skenario moderat didasarkan pada tingkat hunian kamar hasil observasi, sedangkan dalam penentuan skenario optimis dan skenario pesimis diperoleh dengan menambah dan mengurangi (+/-) 10% dari tingkat hunian kamar hasil observasi. Hasil analisis akan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Penelitian ini dilakukan pada semua hotel baik kategori hotel maupun homestay yang ada di Karimunjawa dan dilakukan pada bulan Juni 2016, karena tingkat hunian hotel mencapai tingkat hunian tinggi (tabel 5) yaitu sesuai dengan data historis yang menunjukkan pada bulan Juni 2015 tingkat hunian mencapai 2,46% dengan rata-rata tingkat hunian mencapai 2,19%, mengartikan tingkat hunian pada bulan Juni 2015 hampir mendekati rata-rata tahunan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian ini didapat dari hasil observasi langsung kepada pemilik atau pengelola hotel di Karimunjawa yang telah terdaftar di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Jepara, didukung dengan adanya Pendapatan Asli Daerah yang mampu memberikan informasi guna menunjukkan upaya pemerintah Kabupaten Jepara dalam mengoptimalkan segala potensi yang ada, serta data PAD diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk perencanaan pembangunan pada masa mendatang bagi daerah Kabupaten Jepara khususnya Karimunjawa.

Analisis Rata-rata Tingkat Hunian

Dalam pengelompokannya, jumlah hotel di Karimunjawa dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kategori yaitu hotel dan homestay dengan total

Skenario Pesimis

Skenario Moderat

Skenario Optimis

Hotel ××× ××× ×××

Homestay ××× ××× ×××

Total Potensi Pajak Hotel ××× ××× ×××

(12)

12

keseluruhan sebanyak 100 hotel. Tabel 4 menjelaskan jumlah hotel sesuai dengan pengelompokannya. Pengelompokan tersebut berdasarkan fasilitas yang diberikan.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah telah menjelaskan besaran pajak hotel didasarkan pada jumlah atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Dengan hal tersebut seharusnya besaran pajak yang diterima oleh pemerintah daerah ditentukan oleh harga sewa kamar, jumlah kamar yang tersedia, dan banyaknya tamu yang menginap atau tingkat hunian hotel. Tabel 5 menjelaskan jumlah kamar yang tersedia pada tahun 2015-2016.

Tabel 5

Jumlah Kamar Tersedia di Karimunjawa Tahun 2015-2016

Bulan Jumlah

Kamar

Jumlah Hari

Total Kamar Tersedia

Maret 570 31 17.670

April 570 30 17.100

Mei 570 31 17.670

Juni 570 30 17.100

Juli 570 31 17.670

Agustus 570 31 17.670

September 570 30 17.100

Oktober 570 31 17.670

Nopember 570 30 17.100

Desember 570 31 17.670

Januari 570 31 17.670

Februari 570 29 16.530

Maret 570 31 17.670

April 570 30 17.100

Sumber : Data Wisma Wisata Karimunjawa, 2015-2016

Tabel 4

Jumlah Hotel di Karimunjawa Sesuai dengan Kategori

Kategori Jumlah

Hotel 9

Homestay 91

Jumlah 100

Sumber : Data DPPKAD Kab. Jepara, 2016

(13)

13

Tabel 6 menunjukkan tingkat hunian dari bulan Maret 2015 sampai bulan April 2016. Dari tabel tersebut menggambarkan tidak terjadinya fluktuasi pada tingkat hunian hotel, dimana tingkat hunian paling rendah berkisar antara 0,97%

pada bulan Maret 2015, paling tinggi terjadi pada bulan Mei 2015 mencapai 4,22% dan rata-rata tingkat hunian 2,19%.

Tabel 6

Tingkat Hunian Hotel di Karimunjawa Tahun 2015-2016

Bulan Jumlah Kamar

Jumlah Hari

Total Kamar Tersedia

Jumlah Kamar Dihuni per

Bulan

Tingkat Hunian

Maret 570 31 17.670 172 0,97%

April 570 30 17.100 504 2,95%

Mei 570 31 17.670 746 4,22%

Juni 570 30 17.100 420 2,46%

Juli 570 31 17.670 545 3,08%

Agustus 570 31 17.670 383 2,17%

September 570 30 17.100 300 1,75%

Oktober 570 31 17.670 432 2,44%

Nopember 570 30 17.100 300 1,75%

Desember 570 31 17.670 558 3,16%

Januari 570 31 17.670 215 1,22%

Februari 570 29 16.530 249 1,51%

Maret 570 31 17.670 243 1,38%

April 570 30 17.100 271 1,58%

Rata-rata Tingkat Hunian 2,19%

Sumber : Data Wisma Wisata Karimunjawa, 2015-2016

Terlepas pada tabel, dari hasil wawancara yang mendalam pada beberapa pemilik maupun pengelola dari pihak hotel ataupun homestay diperoleh informasi bahwa tingkat hunian pada kisaran waktu tertentu paling rendah mencapai dibawah 0,97% ini dikarenakan ada beberapa kendala salah satunya keadaan cuaca yang kurang baik. Akan tetapi pada masa puncak dapat mencapai lebih dari 100%. Dalam kondisi ini biasanya berdampak pada kelebihan kapasitas dan akan dilimpahkan kepada hotel yang memiliki kategori sama.

(14)

14

Analisis Potensi Perolehan Pajak Hotel Karimunjawa

Analisis perhitungan potensi mutlak diperlukan dalam mengefektifkan dan mengoptimalkan pajak daerah dalam hal ini pajak hotel. Potensi pajak hotel dapat diartikan sebagai kekuatan sebenarnya dari pajak hotel. Karena pemungutan pajak hotel yang diawali dengan perhitungan potensi sebenarnya dapat membantu mengetahui seberapa besar pajak hotel yang seharusnya dapat dipungut dari hasil pajak hotel tersebut setiap tahunnya. Sehingga dalam penentuan target pajak untuk tahun kedepannya tidak berdasarkan penentuan target dari tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 7 dan 8 memaparkan rata-rata tingkat hunian hotel yang ada di Karimunjawa, dimana tingkat hunian di analisis dalam 2 kondisi yaitu pada hari biasa dan pada hari libur. Hari biasa mencakup yaitu hari senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat. Sedangkan hari libur mencakup hari sabtu dan minggu.

Tabel 7

Rata-rata Tingkat Hunian di Karimunjawa Kategori Hotel

Nama Hotel

Hunian Kamar

Rata-rata Tingkat Hunian Hari Biasa Hari Libur

Jiwa Quest 2 1 2

Escape 1 15 5

Karimunjawa House 4 8 5

The Kelapa 5 17 8

D' season 10 20 13

Asri 1 3 2

Omah Alchy 4 4 4

Blue Laguna INN 2 5 3

Dewadaru 0 6 2

Sumber : Data Primer, 2016

(15)

15 Tabel 8

Rata-rata Tingkat Hunian di Karimunjawa Kategori Homestay

Nama Homestay

Hunian

Kamar Rata-rata Tingkat Hunian

Nama Homestay

Hunian Kamar

Rata-rata Tingkat Hunian Hari

Biasa Hari Libur

Hari Biasa

Hari Libur

Gemilang 3 7 4 Miawandri 0 3 1

Ariyani 3 1 2 Ilham 2 0 1

Aulia 5 5 5 Prapatan 5 0 4

Tri Putra 0 0 0 The Coconut House 4 5 4

Salami 1 3 2 Griya Citra 0 3 1

Berkah Ilahi 0 6 2 Pak Ilyas 2 0 1

Kalimasada 3 2 3 Wisma Apung 1 8 3

Filtra 0 6 2 Waru 3 1 2

Liandri 5 5 5 Hamfah 5 2 4

Pondok Pak Deh 0 3 1 Joyce 0 0 0

Anais 0 0 0 Saputra 0 3 1

Asia Jaya 1 3 2 Abjay Sejahtera 3 5 4

Hiu 1 2 1 Dua Putra 0 4 1

Antika 0 2 1 Explore Karimunjawa 0 5 1

Cikal 2 3 2 JS 6 7 6

Dafista 5 5 5 RG JS 8 0 6

Sadewa 4 4 4 Lishafah 3 9 5

Raja 0 4 1 Makom 2 2 2

Karimun Indah 3 7 4 Sunrise 1 8 3

Mulya Indah 4 5 4 Mangrove INN 7 12 8

Griya Maisha 6 1 5 Cocohut's 6 2 5

Puri Karimun 5 10 6 Ayu 4 4 4

Jojo 0 0 0 Azza 3 7 4

Sumber : Data Primer, 2016

(16)

16

Tabel 9 dan 10 menunjukkan analisis perhitungan potensi pajak hotel pondok pariwisata berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui jumlah kamar, rata-rata tarif kamar, serta rata-rata tingkat hunian yang akan menentukan besarnya potensi pajak hotel pondok pariwisata.

Tabel 9

Jumlah Kamar, Tarif Kamar, dan Rata-rata Tingkat Hunian di Karimunjawa

Kategori Hotel

Nama Hotel Jumlah Kamar

Tarif Kamar (Rp)

Rata-rata Tingkat Hunian

Potensi Pajak Hotel (Rp)

Jiwa Quest 12 2.420.000 2 5.808.000

Escape 15 350.000 5 2.625.000

Karimunjawa House 8 350.000 5 1.400.000

The Kelapa 28 600.000 8 13.440.000

D' season 36 600.000 13 28.080.000

Asri 21 300.000 2 1.260.000

Omah Alchy 4 700.000 4 1.120.000

Blue Laguna INN 8 400.000 3 960.000

Dewadaru 11 433.333 2 953.333

Jumlah Potensi Pajak Hotel Pondok Pariwisata 55.646.333 Sumber : Data Primer, 2016

(17)

17 Tabel 10

Jumlah Kamar, Tarif Kamar, dan Rata-rata Tingkat Hunian di Karimunjawa Kategori Homestay

Nama Homestay

Jumlah Kamar

Tarif Kamar

(Rp)

Rata-rata Tingkat Hunian

Potensi Pajak Hotel

(Rp)

Nama Homestay

Jumlah Kamar

Tarif Kamar

(Rp)

Rata-rata Tingkat Hunian

Potensi Pajak Hotel

(Rp)

Gemilang 7 90.000 4 252.000 Miawandri 3 70.000 1 21.000

Ariyani 5 90.000 2 90.000 Ilham 3 75.000 1 22.500

Aulia 5 80.000 5 200.000 Prapatan 5 85.000 4 170.000

Tri Putra 5 80.000 - - The Coconut House 5 155.000 4 310.000

Salami 3 165.000 2 99.000 Griya Citra 3 80.000 1 24.000

Berkah Ilahi 7 75.000 2 105.000 Pak Ilyas 4 100.000 1 40.000

Kalimasada 7 110.000 3 231.000 Wisma Apung 17 316.667 3 1.615.000

Filtra 6 110.000 2 132.000 Waru 5 175.000 2 175.000

Liandri 6 70.000 5 210.000 Hamfah 6 80.000 4 192.000

Pondok Pak Deh 4 70.000 1 28.000 Joyce 4 100.000 - -

Anais 4 60.000 - - Saputra 3 70.000 1 21.000

Asia Jaya 15 151.667 2 455.000 Abjay Sejahtera 5 125.000 4 250.000

Hiu 4 100.000 1 40.000 Dua Putra 5 70.000 1 35.000

Antika 2 80.000 1 16.000 Explore Karimunjawa 5 100.000 1 50.000

Cikal 5 300.000 2 300.000 JS 7 100.000 6 420.000

Dafista 5 100.000 5 250.000 RG JS 9 102.500 6 553.500

Sadewa 7 175.000 4 490.000 Lishafah 9 146.667 5 660.000

Raja 4 90.000 1 36.000 Makom 2 400.000 2 160.000

Karimun Indah 12 260.000 4 1.248.000 Sunrise 8 291.667 3 700.000

Mulya Indah 6 80.000 4 192.000 Mangrove INN 12 350.000 8 3.360.000

Griya Maisha 5 90.000 5 225.000 Cocohut's 8 450.000 5 1.800.000

Puri Karimun 10 408.333 6 2.450.000 Ayu 4 437.500 4 700.000

Jojo 2 80.000 - - Azza 12 133.333 4 639.998

Jumlah Potensi Pajak Hotel Pondok Pariwisata 18.968.000

Sumber : Data Primer, 2016

(18)

18

Dari Tabel 11 diketahui berdasarkan hasil observasi ke hotel maupun homestay yang berada di Karimunjawa, maka dapat dihitung besarnya potensi pajak hotel yang terdapat di Karimunjawa.

Tabel 11

Potensi Pajak Hotel Pondok Pariwisata Di Karimunjawa

Pesimis Moderat Optimis

Hotel 50.081.699 55.646.333 61.210.966

Homestay 17.071.200 18.968.000 20.864.800

Total Potensi Pajak Hotel 67.152.899 74.614.333 82.075.766 Sumber : Data Primer, 2016

Besarnya potensi pajak hotel pondok pariwisata di Karimunjawa dilihat dari perhitungan pada tabel diatas dan realisasi PAD tahun 2015 (lihat Bab 1), hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat potensi yang cukup besar dari pajak hotel pondok pariwisata di Karimunjawa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jepara. Pada Laporan PAD tahun 2015 tercatat realisasi pajak hotel pondok pariwisata sejumlah Rp 24.511.500. Jumlah ini masih terpaut jauh di

bawah perhitungan potensi pajak hotel pondok pariwisata yang sebesar Rp 74.614.333 (skenario moderat), yaitu baru 32,85%nya. Hal ini menjelaskan

bahwa sejalan dengan matrik potensi pajak daerah seperti yang disajikan pada Bab 1 yang menunjukkan bahwa pajak hotel masih dalam kategori terbelakang karena kontribusi dan tingkat pertumbuhan yang masih rendah.

Perbandingan Berdasarkan Realisasi dan Potensi Penerimaan Pajak Hotel Pondok Pariwisata

Perbandingan antara realisasi dan potensi penerimaan pajak hotel pondok pariwisata yang dapat digali di Karimunjawa dapat dilihat pada Tabel 12, dari hasil perbandingan tersebut dapat diperoleh hasil rata-rata sebesar 33,07% dan jika dilihat dari kategori moderat perbandingan antara realisasi dan potensi pajak mencapai nilai 32,85%.

(19)

19 Tabel 12

Perbandingan Berdasarkan Realisasi dan Potensi Penerimaan Pajak Hotel Pondok Pariwisata di Karimunjawa

Kategori Realisasi Tahun 2015 (Rp)

Potensi (Rp)

Prosentasi Efektivitas (%) Pesimis 24.511.500 67.152.899 36,50 Moderat 24.511.500 74.614.333 32,85 Optimis 24.511.500 82.075.766 29,86 Jumlah 73.534.500 223.842.998 33,07 Sumber : Data Primer, 2016

Dengan Tabel 12 tentang perbandingan berdasarkan realisasi dan potensi penerimaan pajak hotel pondok pariwisata di Karimunjawa menjelaskan bahwa di tahun 2015 perhitungan realisasi hanya memberikan angka Rp 24.511.500 dibandingkan dengan hasil potensi yang bisa mencapai angka Rp 74.614.333 (moderat), dari hasil tersebut dapat di artikan bahwa potensi penerimaan pajak lebih tinggi dari realisasi penerimaan pajaknya.

Sistem pembayaran pajak hotel yang diterapkan oleh DPPKAD Kabupaten Jepara yaitu pembayaran pajak hotel dilakukan oleh wajib pajak dengan menyetorkan pajak terhutang ke rekening Kas Umum Daerah (RKUD) yang terdapat di Bank Jateng Cabang Jepara. Dalam pelaporan omzet masih dilakukan secara manual yaitu dengan formulir penjualan kamar atau formulir SPTDP (Surat pemberitahuan Pajak Daerah). Dengan sistem pemungutan pajak berbasis self assesment system diduga bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah, sehingga pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan dari wajib pajak itu sendiri, dengan cara memasang alat yang sudah tersistem dapat menghubungkan langsung antara hotel yang ada di Karimunjawa dengan DPPKAD Kabupaten Jepara untuk mengetahui jumlah pengunjung yang datang ke hotel. Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara juga diharapkan dapat melakukan penyuluhan kembali kepada masyarakat khususnya wajib pajak yang ada di Karimunjawa.

(20)

20

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari observasi, maka dapat diambil kesimpulan yaitu berdasarkan perhitungan diperoleh fakta bahwa terdapat selisih yang sangat besar antara potensi pajak hotel pondok pariwisata dengan realisasi penerimaan pajak hotel pondok pariwisata yang terjadi dalam memberikan kontribusi untuk penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jepara.

Jika dilihat dari perbandingan antara realisasi dengan potensi pajak hotel pondok pariwisata terdapat selisih yang cukup signifikan, dengan realisasi

penerimaan pajak hotel pondok pariwisata (skenario moderat) sebesar Rp 24.511.500 di tahun 2015 dan potensi Pajak Hotel pondok pariwisata sebesar

Rp 74.614.333 maka terdapat selisih sebesar Rp 50.102.833 atau masih terpaut jauh yaitu 32,85% dari potensi pajak hotel pondok pariwisata yang sebenarnya.

Pemerintah Kabupaten Jepara secara tidak langsung sudah kehilangan potensi penerimaan pajak hotel khususnya yang berasal dari Karimunjawa sebesar Rp 50.102.833.

Dalam meningkatkan PAD di Kabupaten Jepara, kontribusi pajak hotel pondok pariwisata masih belum sesuai dengan target yang diharapkan karena perhitungan potensi pajak tidak digunakan, serta dalam penetapan target penerimaan pajak hotel yang hanya didasarkan pada anggaran tahun-tahun sebelumnya serta masih belum optimalnya penerimaan pendapatan pajak hotel pondok pariwisata yang mengakibatkan penerimaan pajak hotel pondok pariwisata masih menunjukkan angka pertumbuhan yang belum maksimal yaitu hanya 0,009% pada tahun 2015. Serta kondisi cuaca dapat mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang ke Karimunjawa.

(21)

21 Implikasi

Dari analisis hasil observasi maka dapat diketahui penerimaan pendapatan asli daerah khususnya dari pajak hotel pondok pariwisata yang berada di Karimunjawa belum tergali secara optimal. Hal tersebut diperkuat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak pondok pariwisata lebih kecil dibandingkan dengan potensi penerimaan pajak hotel pondok pariwisata. Beberapa saran yang dapat diperuntukan untuk pihak DPPKAD Kabupaten Jepara maupun masyarakat yang ada di Karimunjawa.

Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak hotel pondok pariwisata di Karimunjawa maka dari pihak DPPKAD Kabupaten Jepara dapat memasang alat yang sudah tersistem yang dapat menghubungkan langsung ke hotel di Karimunjawa dengan DPPKAD Kabupaten Jepara guna mengetahui jumlah pengunjung yang datang ke hotel serta melakukan penyuluhan yang lebih intensif kembali kepada wajib pajak dan masyarakat pada umumnya khususnya di Karimunjawa. Serta memberikan sanksi tegas kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran pajak sebagai mana mestinya.

Untuk pihak masyarakat Karimunjawa khususnya yang mempunyai kewajiban atas pembayaran pajak harus lebih menyadari akan pentingnya pembayaran pajak, serta dalam memberikan tarif hotel masyarakat harus dapat mempertimbangkan dengan baik sehingga tidak ada pihak yang merasa di rugikan.

Keterbatasan

Adapun keterbatasan atas analisis potensi pajak hotel Karimunjawa yaitu lamanya mencari data obsevarsi di setiap hotel maupun homestay di Karimunjawa yang bersedia untuk memberikan informasi dan bersedia untuk menjadi objek penelitian guna melengkapi data analisi.

Referensi

Dokumen terkait

Imam Malik bin Anas berpendapat bahwa untuk melakukan rujuk ada dua hal, yaitu dengan perkataan, baik yang sharih (jelas) maupun kinayah (sindiran) dan perbuatan yang

Berangkat dari elaborasi di atas dapat dipahami bahwa menurut Soekarno, agama Islam adalah agama yang sangat dinamis, sehingga jika disebarluaskan secara ilmu

Rasio kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) pada tahun 2009 adalah perbandingan antara jumlah seluruh

Hal ini terlihat jelas dari analisis tingkat aktivitas guru untuk siklus I dengan kategori baik yaitu (75,51) dan meningkat pada siklus II baik sekali yaitu (91,66). Data

MARKETINŠKO KOMUNICIRANJE AVK TRIGLAV KRANJ 6.1 Cilji raziskave 6.2 Hipoteze 6.3 Uporabljene metode raziskovanja 6.4 Za etki in zgodovina vaterpola 6.5 Za etki in zgodovina AVK

Dari uraian tersebut, penulis sebagai calon pendidik sangat tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul “MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN PUTRA DAN

Affixation is morphological process whereby a bound morpheme or affix is attached to morphological base word. It is divided into two primary of affixation, they are prefixation to

(1) Pada setiap pengadilan tata usaha negara dibentuk pos bantuan hukum untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum. (2) Bantuan hukum