Tim Dosen Stabilitas Obat 2021
CPL
• Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur; humaniora dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah terkait obat berdasarkan analisis informasi dan data, menggunakan pendekatan berbasis bukti dalam perancangan, pembuatan/penyiapan, pendistribusian, pengelolaan dan/ atau
pelayanan sediaan farmasi untuk mengoptimalkan keberhasilan terapi
• Menguasai teori, metode, aplikasi ilmu, dan teknologi farmasi (farmasetika, kimia farmasi, farmakognosi, farmakologi) konsep dan aplikasi ilmu biomedik (biologi, anatomi manusia, mikrobiologi, fisiologi,
patofisiologi, etik biomedik, biostatistik), konsep farmakoterapi, pharmaceutical care, pharmacy practice serta prinsip pharmaceutical calculation, epidemiologi, pengobatan berbasis bukti dan farmakoekonomi.
CPMK
• Mampu mengumpulkan dan merangkum informasi mengenai stabilitas obat (CPL1, CPL2, CPL4)
• Mampu menilai permasalahan stabilitas pada sediaan obat dan merancang formula sediaan obat dalam upaya peningkatan stabilitas obat
• Mampu menunjukkan penjelasan mengenai prosedur pengujian stabilitas obat berdasarkan pedoman yang berlaku (CPL1, CPL3)
Sub-CPMK
• Mahasiswa mampu merangkum permasalahan stabilitas sediaan cair dan menyusun upaya-upaya peningkatan stabilitas sediaan
• Mahasiswa mampu merangkum permasalahan stabilitas sediaan semipadat dan menyusun upaya-upaya peningkatan stabilitas sediaan
• Mahasiswa mampu merangkum permasalahan stabilitas sediaan padat dan menyusun upaya-upaya peningkatan stabilitas sediaan
Stabilitas
Kemampuan suatu produk untuk
mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas,kekuatan, kualitas,
kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan (shelf-life) Upaya untuk
meningkatkan stabilitas
• Formulasi
• Pemilihan bentuk sediaan
• Pemilihan bahan tambahan/eksipien
yang sesuai
• Proses pembuatan formula Formulasi
• Komposisi: bahan aktif/berkhasiat dan bahan tambahan/eksipien Formula
• Karakteristik, khasiat, dosis, ES dll Bahan aktif
• Karakteristik, Konsentrasi Bahan tambahan
Praformulasi
Praformulasi
Kajian yang dilakukan terhadap sifat obat, yang akan menentukan pendekatan formulasi dan kelak menunjang keberhasilan suatu bentuk sediaan
Tujuan praformulasi :
memprediksi masalah yang mungkin akan timbul akibat sifat zat dan menetapkan pendekatan formulasi
Preformulasi dilakukan sebelum merancang sediaan dengan penelusuran pustaka/ percobaan lab.
Sediaan cair
Sediaan semipadat Sediaan padat
Steril
Non steril
Sediaan cair
Dispersi molekular
relatif lebih stabil
Bentuk ketidakstabilan : terbentuknya endapan,
kontaminasi mikroba, perubahan pH sediaan
Dispersi koloid
Bentuk ketidakstabilan : pemisahan fase,
perubahan pH, perubahan viskositas, kontaminasi mikroba,
perubahan ukuran globul
Dispersi kasar
Bentuk ketidakstabilan : terbentuk endapan, pertumbuhan mikroba,
perubahan ukuran partikel, pH, viskositas,
rheologi dan redispersibility sediaan
8
SIFAT KIMIA FISIKA ZAT AKTIF
LARUTAN → JENIS PELARUT
LINGKUNGAN DAN KEASAMAN (pH)
SUSPENSI/EMULSI → JENIS PEMBAWA, BAHAN PENDISPERSI DAN PENGENTAL
BAHAN TAMBAHAN LAIN
KEMASAN DAN PENYIMPANAN
Sifat fisika
• Kelarutan, ukuran partikel
Sifat kimia
• Gugus-gugus fungsional dan struktur bangun molekul → mempengaruhi kelarutan dan
kemungkinan terjadinya proses degradasi (exp:
hidrolisis, oksidasi)
▪ Dalam emulsi maupun suspensi selalu ada pendispers, harus menjamin stabilitas kimia
▪ Mempengaruhi ukuran partikel → kestabilan fisik dan kimia
▪ Melindungi partikel bahan aktif → menaikkan stabilitas zat aktif
▪ Bisa merubah kelarutan → bisa mengganggu stabilitas
▪ Inert
STABILITAS OBAT 10
▪ Sangat berpengaruh terhadap zat aktif
▪ Inert
▪ Sebaiknya membantu memperlambat degradasi zat aktif
▪ Harus diketahui stabilitasnya baik dalam kondisi tunggal maupun campuran dengan bahan lain dan zat aktif
STABILITAS OBAT 11
• Pemilihan bentuk sediaan yang sesuai dengan sifat fisikokimia zat aktif
• Penambahan bahan tambahan yang sesuai, exp:
antioksidan, pengawet, emulgator, suspending agent
• Untuk zat aktif yang mudah terhidrolisis dapat
dibuat dalam bentuk kering sebelum digunakan
• Kemasan dan penyimpanan yang sesuai
Upaya peningkatan stabilitas sediaan
▪
Pengawet (preservatif): bahan tambahan yang mampu menjaga
pertumbuhan mikroba dalam sediaan non steril selama atau setelah produksi, atau untuk sediaan multi dosis selama penyimpanan
▪
Antioksidan menjaga stabilitas dengan cara menunda atau memperlambat terjadinya oksidasi
13
▪ Preservatif/Pengawet:
Dipakai bila ada kemungkinan kontaminasi dan pertumbuhan bakteri selama pemakaian dan penyimpanan oleh pasien
Menjaga stabilitas sediaan obat karena pengaruh pertumbuhan mikroba
STABILITAS OBAT 14
Preservatif Antimikroba Menurut USP
Benzalkonium Klorida, Asam Benzoat, Benzil Alkohol, Butil Paraben, Cetylpiridium Klorida, Klorbutanol, Klor Kresol, Kresol, Asam
Dehidroasetat, Etil Paraben, Metil Paraben, Fenol, Feniletil Alkohol, Fenilmerkuri, Kalium Benzoat, Kalium Sorbat, Natrium Benzoat,
Natrium Propionat, Asam Sorbat, Dan Timol
15
Preservatif sediaan oral:
▪
etanol, efektif pada kadar 15 – 17,5 % tergantung kadar air dan pH
▪
Propilen glikol, efektif pada kadar 10% b/v
▪
Gliserin, efektif kadar >50%
▪
Benzil alkohol, efektif kadar 1–2%
▪
Asam organik
▪
Ester paraben
16
Preservatif topikal:
Alkohol dan glikol Asam ORGANIK Ester paraben
Derivat etil merkuri
Garam dari basa amonum kuartener
17
Preservatif opthalmik
•
Produk optalmik harus steril, untuk multidose harus diberi pengawet yang cocok
•
Beberapa pngawet optalmik a.L: benzalkonium klorid, benzetonium klorid, cetylpiridium klorida, klorheksidin, klorobutanol, di-na-edta, metilparaben, feniletil alkohol, fenilmerkuri asetat, fenilmerkuri nitrat, propil paraben, na- benzoat, na-propionat, asam sorbat dan thimerosal
18
▪
Antioksidan adalah zat yang ditambahkan untuk menghindari degradasi akibat oksidasi
▪ Pertimbangan:
▪
Degradasi zat aktif
▪
Rusak bentuk sediaan
▪
Target delivery system
▪
Packaging
▪
Kondisi penyimpanan
▪
Waktu periode antara pembuatan - pemakaian
19
▪
Mekanisme antioksidan → kompleks
▪
Auto oksidasi 3 tahap:
▪ Inisiasi: insiator → R* + H*
▪ Propagasi: R* + O2 → RO2* (peroksi radikal)
▪ Terminasi: RO2* + RO2* → produk stabil
RO2* + R*→ produk stabil R* + R* → produk stabil
▪
Mekanisme pencegahan dalam sediaan:
▪ Chelating → senyawa kompleks mengikat logam berat
▪ Penambahan senyawa lebih mudah teroksidasi, senyawa terminator, reduktor
20
▪ Antioksidan sediaan cair aqueous:
▪ Asam askorbat / vitamin c
▪ Natrium bisulfit dan metabisulfit
▪ Natrium tiosulfat
▪ Natrium faormaldehid sulfoksilat
▪ Antioksidan cair-minyak
▪ Askorbil palmitat
▪ Butilat hdroksi toluen (bht), dan butilat hidroksianisol (bha)
▪ Propil galat
▪ Alfa-tokoferol
▪ Chelating agent:
▪ Asam edta
▪ Di-na-edta
▪ Asam sitrat
▪ Asam tatrat
21
Sediaan semi padat
• Relatif tidak stabil bila dibandingkan sediaan padat
• Merupakan sistem dispesi koloid dan/atau dispersi kasar yang viskositasnya lebih tinggi dibanding sediaan cair
• Stabilitas → tergantung basis dan sifat kimia zat aktifnya
• Komposisi dan kondisi pembuatan (terutama suhu) sediaan perlu menjadi perhatian
• Wadah / kemasan harus tepat
• Sifat fisikokimia zat aktif dan basis yang digunakan
• Bahan tambahan yang digunakan
• Kondisi pembuatan
• Kemasan
• Penyimpanan
FAKTOR YANG
BERPENGARUH PADA
SEDIAAN SEMIPADAT
Sifat fisika
• Bentuk partikel (exp: serbuk, kristal atau amorf) → kemungkinan terjadinya polimorfisme.
• Ukuran partikel → mempengaruhi proses pencampuran dan homogenitas sediaan.
• Titik leleh → merupakan parameter penting dalam pembuatan sediaan, terutama untuk bahan-bahan yang berbentuk kristal.
Sifat kimia
• Gugus-gugus fungsional yang ada
• Struktur bangun molekul
25
Basis gel, basis salep, basis krim
Bahan tambahan yang digunakan sebaiknya inert
dan membantu
memperlambat degradasi
Konsentrasi dan kadar yang digunakan harus
sesuai dengan kegunaannya dalam formula dan masih dalam
batas aman
Kondisi pembuatan yang mempengaruhi pembentukan dan stabilitas sediaan semipadat antara lain:
▪ Suhu
▪ Kecepatan pengadukan
▪ Bahan wadah harus seuai
▪ Bentuk kemasan yang cocok
▪ Kekedapan kemasan baik terhadap cahaya maupun udara
27
▪ Penyimpanan pada suhu dan kelembapan yang sesuai dengan keterangan pada wadah (hasil uji stabilitas)
28
Sediaan padat
• merupakan sediaan yang di anggap paling stabil karena:
• kandungan air rendah, <5% sehingga bakteri tidak tumbuh → perlu diperhatikan kadar air sediaan
• Hidrolisa dan oksidasi dapat terjadii dengan laju yang lambat
• Bentuk sediaan merupakan sediaan padat yang paling tidak stabil adalah serbuk
Serbuk → luas permukaan besar → kemungkinan terjadinya
penguraian smkn besar
Faktor yang berpengaruh thdp stabilitas sediaan padat
• Faktor lingkungan: udara, cahaya, uap air, pH
• Bentuk dan ukuran partikel →
mempengaruhi sifat alir, waktu hancur dan disolusi (kelarutan) sediaan
• Kemasan yang digunakan
UPAYA PENINGKATAN STABILITAS SEDIAAN PADAT
PENYUSUNAN KOMPOSISI
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
PADAT
PEMILIHAN EKSIPIEN
CARA PEMBUATAN
YANG TEPAT
WADAH DAN PENYIMPANAN
▪ Pilih bahan yang tidak higroskopis
▪ Pilih bahan paling inert dan dapat melindungi bahan aktif dari pengaruh lingkungan
▪ Pertimbangkan bahan yang dapat meningkatkan stabilitas
STABILITAS OBAT 32
▪ Bentuk padat kompak lebih stabil dibanding bentuk padat serbuk
▪ Tablet efervescen relatif kurang stabil
▪ Partikel berpori lebih tidak stabil: serbuk/granul efervescen kurang stabil dibanding serbuk biasa
STABILITAS OBAT 33
▪ Pembuatan sediaan dengan proses panjang menyebabkan gangguan stabilitas
▪ Sistem tertutup lebih dapat menjaga stabilitas
▪ Menghindari kontak udara dan air sejauh mungkin selama proses → pilihan terbaik
STABILITAS OBAT 34
▪ Wadah yang kedap udara dan kedap cahaya merupakan pilihan untuk menjaga stabilitas
▪ Penyimpanan selalu di tempat yang bebas dari pengaruh lingkungan, sekalipun wadahnya sudah baik
STABILITAS OBAT 35
1. Buatlah 4 kelompok/kelas
2. Tiap kelompok mencari 1 artikel penelitan di jurnal Nasional Terakreditasi(Terindeks Sinta) atau jurnal internasional bereputasi (Scopus) mengenai:
▪ Kelompok 1: Stabilitas Sediaan Suspensi
▪ Kelompok 2: Stabilitas Sediaan Emulsi
▪ Kelompok 3: Stabilitas Sediaan Krim
▪ Kelompok 4: Stabilitas Sediaan Gel
3. Artikel yang diperoleh kemudian di review dan bahas mengenai:
▪ Bab 1: Sifat Fisikokimia Zat Aktif dan Permasalahan zat aktif sehingga diformulasikan kedalam bentuk sediaan
▪ Bab 2: Pengertian bentuk sediaan, komponen bentuk sediaan dan evaluasi yang perlu dilakukan terhadap bentuk sediaan
▪ Bab 3: Prosedur pengujian stabilitas yang dilakukan serta jelaskan hasil yang diperoleh peneliti
4. Tugas dikumpulkan dalam bentuk makalah dengan urutan bab sesuai yang tertera pada Poin 3 dan dikumpulkan paling lambat Kamis, 16 Juni 2022 pukul 08.00 WIB