• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL PENELITIAN Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 1. Sebanyak 41 responden yang dihimpun pada penelitian ini ditemukan lebih dominan perempuan (61%) dibandingkan laki-laki (39%).

Pada kategori umur lebih didominasi pada rentang usia 17 – 35 tahun (73%). Demikian pula ditemukan lebih banyak responden dengan pendidikan lulusan perguruan tinggi (73%). Dilihat dari kategori pekerjaan, responden lebih banyak bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan persentase sebesar 51%.

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-Laki 16 39

Perempuan 25 61

Umur

17-35 tahun 30 73

36-55 tahun 8 20

>55 tahun 3 7

Pendidikan

Tamat Perguruan Tinggi 30 73

Tamat SMA 11 27

Pekerjaan

IRT 4 10

ASN 21 51

Pegawai Swasta 6 15

Pelajar 2 5

Wiraswasta 4 10

Petani 1 2

Lainnya 3 7

Hubungan karakteristik responden dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 ditunjukkan pada Tabel 2. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, sebagian besar memiliki pengetahuan baik, diantaranya laki-laki sebesar 81,25% dan perempuan sebesar 96%. Secara statistik tidak ada perbedaan bermakna pada kategori gender, diperoleh nilai p=0,120 (nilai p>0,05). Pada semua kategori umur dominan memiliki pengetahuan baik, dengan persentase berada pada kisaran 86,67 - 100%. Pada karakteristik pendidikan, sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik dengan persentase lulusan perguruan tinggi sebesar 94,33% dan SMA sebesar 81,82%. Dilihat dari nilai signifikansinya (p=0,271) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada pengetahuan responden. Demikian pula pada karakteristik pekerjaan, sebagian besar memiliki pengetahuan baik. Perolehan nilai p=0,756 (nilai p>0,05) memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan nyata pengetahuan antar karakteristik pekerjaan responden.

(2)

Tabel 2. Hubungan jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid 19

Karakteristik Pengetahuan

Baik (%) Cukup (%) P Jenis Kelamin

Laki-Laki 81,25 18,75

0,120

Perempuan 96 4

Umur

17-35 tahun 86,67 13,33

0,444

36-55 tahun 100 0

>55 tahun 100 0

Pendidikan

Tamat Perguruan Tinggi 93,33 6,67

0,271

Tamat SMA 81,82 18,18

Pekerjaan

IRT 100 0

0,756

ASN 90,48 9,52

Pegawai Swasta 83,33 16,67

Pelajar 100 0

Wiraswasta 100 0

Petani 100 0

Lainnya 66,67 33,33

Hubungan jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga dengan sikap terhadap keluarga yang terkena Covid-19 dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, sebagian besar memiliki sikap baik dengan persentase laki-laki 81,25% dan perempuan 92%. Nilai signifikansi p=0,305 (nilai p>0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dari variabel sikap keluarga pada kategori gender. Demikian pula pada karakteristik umur lebih dominan pada kategori baik dengan persentase setiap rentang usia berturut-turut 17 – 35 tahun (90%), 36 – 55 tahun (87,5%), dan >55 tahun (66,67%). Berdasarkan karakteristik pendidikan, sebagian besar responden memiliki sikap baik dengan persentase tamat perguruan tinggi 86,67% dan SMA 90,91%.

Secara statistik tidak ada perbedaan dari sikap antar kategori pendidikan responden (p=0,713, nilai p>0,05). Pada karakteristik pekerjaan sebagian besar memiliki sikap baik dengan nilai p=0,798 artinya tidak ada perbedaan bermakna antara sikap dari beberapa kategori karakteristik pekerjaan responden.

Tabel 3. Hubungan jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga dengan sikap terhadap keluarga yang terkena Covid-19

Karakteristik Sikap P

Baik (%) Cukup (%) Jenis Kelamin

Laki-Laki 81,25 18,75

0,305

Perempuan 92 8

Umur

(3)

17-35 tahun 90 10

0,500

36-55 tahun 87,5 12,5

>55 tahun 66,67 33,33

Pendidikan

Tamat Perguruan Tinggi 86,67 13,33

0,713

Tamat SMA 90,91 9,09

Pekerjaan

IRT 75 25

0,798

ASN 90,48 9,52

Pegawai Swasta 83,33 16,67

Pelajar 100 0

Wiraswasta 100 0

Petani 100 0

Lainnya 66,67 33,33

Pada Tabel 4 digambarkan adanya hubungan bermakna secara statistik antara pengetahuan anggota keluarga tentang pencegahan Covid-19 dengan sikap terhadap keluarga yang terkena Covid-19, diperoleh nilai p=0,014 (nilai p<0,05). Pada penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi (r) bersifat positif yaitu 0,380 (kategori korelasi cukup) sehingga menunjukkan hubungan kedua variabel yang bersifat searah. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin baik pengetahuan anggota keluarga tentang pencegahan Covid-19, maka semakin baik pula sikap terhadap anggota keluarga yang terkena Covid-19.

Tabel 4. Hubungan pengetahuan anggota keluarga tentang pencegahan Covid-19 dengan sikap terhadap keluarga yang terkena Covid-19

Pengetahuan Sikap

N Nilai p Koefisien korelasi (r)

Baik Cukup

Baik 34 (91,9) 3 (8,1) 37

0,014 0,380

Cukup 2 (50) 2 (50) 4

Jumlah 36 5

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini tingkat pengetahuan anggota keluarga pasien terkait pencegahan Covid-19 lebih didominasi pada kategori baik. Hasil tersebut sejalan dengan sejumlah penelitian yang menyatakan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan baik tentang Covid- 19. Sembiring & Meo (2020) menemukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Sulawesi Utara tentang Covid-19 mayoritas berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 95,8%. Responden memiliki pengetahuan baik (71,2%) tentang Covid-19 pada studi di wilayah Mataram (Gunawan et al., 2021). Menurut Soeratinoyo et al. (2021), pengetahuan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang untuk melakukan

(4)

pencegahan penyebaran Covid-19. Aspek positif yang tumbuh dari pengetahuan yang diperoleh seseorang akan membantu individu tersebut untuk memiliki sikap positif, demikian pula sebaliknya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang menjadi dasar untuk bertindak sehingga membantu dalam pengambilan keputusan saat menghadapi suatu masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara umur dengan pengetahuan anggota keluarga mengenai pencegahan Covid-19. Hal ini dimaknai dari sebaran data yang memiliki proporsi yang hampir sama antar kelompok umur dengan pengetahuan baik. Temuan ini sejalan dengan penelitian Wulandari et al.

(2020) yang mengukur pengetahuan masyarakat di Kalimantan Selatan mengenai pencegahan Covid-19. Penjelasan yang relevan dengan hasil penelitian tersebut adalah umur bukan menjadi faktor penghambat sumber informasi masyarakat di Kalimantan Selatan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai pencegahan Covid-19, sehingga pada semua kategori umur tersebut memungkinkan untuk memiliki keaktifan dan keterpaparan informasi yang sama. Terkait penyebaran informasi tentang Covid-19 di Kabupaten Halmahera Utara, Gugus Tugas Covid-19 menjalin kerjasama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) untuk program edukasi Covid-19 bagi masyarakat melalui talkshow bersama narasumber berkompeten di Radio lokal (Radio SPB 103.6 FM dan Radio Syallom 90.2 FM) dan disiarkan langsung pada laman Facebook HUMAS Pemda Halut.

Kegiatan lain yang dipelopori Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Utara yakni mendorong Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dalam upaya memberikan penyadaran masyarakat dalam mengkampanyekan hidup sehat.

Temuan pada karakteristik lain seperti gender, pendidikan, dan pekerjaan ditemukan tidak berbeda secara signifikan dengan pengetahuan responden mengenai pencegahan Covid-19. Hal ini bermakna bahwa masing-masing karakteristik tersebut didominasi pada himpunan pengetahuan baik tentang Covid-19. Menurut Podungge et al. (2021), kemajuan teknologi dan informasi yang tidak terbatas saat ini dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini memungkinkan bagi orang yang lebih muda yang lebih sering mengakses teknologi dan informasi seperti internet cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Meskipun dari tingkat pendidikan rendah dan usia yang relatif muda, namun jika mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio, surat kabar atau internet maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuannya.

Pengetahuan yang baik tentang Covid-19 diketahui memiliki korelasi positif dengan kasus resiko rendah Covid-19. Menurut Yanti et al. (2020), sebagian besar masyarakat Desa Simerta Kelod telah memahami dan mengamalkan berbagai pengetahuan dan perilaku terkait pandemi Covid-19. Sebanyak 70% pengetahuan masyarakat berada pada kategori baik dan sebagian besar ada pada kategori kasus risiko rendah dengan persentase 85,33%.

Hasil analisis diperoleh bahwa adanya hubungan signifikan antara pengetahuan anggota keluarga tentang pencegahan Covid-19 dengan sikap terhadap keluarga yang terkena Covid-19. Hal ini bermakna bahwa semakin baik pengetahuan anggota keluarga tentang pencegahan Covid-19, maka semakin baik pula sikap terhadap anggota keluarga yang terkena Covid-19. Menurut Widayanti (2021), pengetahuan dan perilaku merupakan dua hal yang saling berkaitan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik akan

(5)

berdampak positif pada aspek perilaku atau sikapnya. Studi tentang hubungan pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap Covid-19 sudah banyak dilaporkan seperti aspek pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan perilaku pencegahan Covid-19 di masyarakat Bantul Yogyakarta (Mujiburrahman et al., 2020). Hal senada dijelaskan Wulandari et al. (2021) bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan responden dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada masyarakat di Desa Lebak Peniangan, Lampung.

Hasil penelitian lain ditemukan bahwa pengetahuan masyarakat di Kabupaten Wonosobo tentang Covid 19 berada pada kategori baik dengan persentase 90%. Untuk perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo terkait Covid-19 seperti menggunakan masker, kebiasaan cuci tangan, dan menjaga jarak menunjukkan perilaku yang baik sebanyak 95,8% dan hanya 4,2% masyarakat berperilaku cukup baik. Lanjut dijelaskan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat tentang Covid-19 diperoleh nilai p=0,047 (Purnamasari & Rahary, 2020). Pada penelitian ini responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pencegahan Covid-19 mampu bersikap baik terhadap keluarganya yang terkena Covid-19 dengan riwayat gangguan kardiometabolik. Hal ini diperoleh dari sikap keluarga yang tidak mengacuhkan anggota keluarganya yang terkena Covid-19, berharap keluarga yang terkena Covid-19 dirawat sebaik mungkin dari tim kesehatan, serta sikap mawas diri (self awereness) dengan mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  frekuensi  responden  berdasarkan  jenis  kelamin,  umur,  pendidikan,  dan   pekerjaan
Tabel 2. Hubungan jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga dengan   pengetahuan tentang pencegahan Covid 19
Tabel  4.  Hubungan  pengetahuan  anggota  keluarga  tentang  pencegahan  Covid-19  dengan  sikap terhadap keluarga yang terkena Covid-19

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, dari masing-masing akar permasalahan tersebut akan diperoleh beberapa rekomendasi perbaikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan performansi supply

Pada setiap pertanaman memiliki kondisi lahan yang mendukung seperti menanam jenis klon yang termasuk pada aksesi „agak tahan‟ dan „peka‟ sehingga memicu perkembangan

Jika dianalisis dengan teori deviasai tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan kehamilan di luar nikah. Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat

Jika penghapusan Agobot dilakukan terlebih dahulu pada file Agobot atau registry Windows, maka service Agobot akan melakukan perbaikan dengan cara menambah/mengubah registry dan

Hubungan suhu udara dengan kejadian demam berdarah dengue di di Kota Malang pada Tahun 2002-2011 apabila dilihat dari data perbulan menunjukkan bahwa secara

5 Saya sering memposting nama musuh saya sebagai orang yang telah melakukan perbuatan jahat kepada saya untuk mendorong orang lain ikut mengganggunya 6 Saya akan

Buku Mutasi Penduduk Sementara yang selanjutnya disingkat BMPS adalah buku yang digunakan untuk mencatat perubahan setiap peristiwa penting dan peristiwa kependudukan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam