• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Fabaceae

Famili Fabaceae adalah anggota dari ordo Fabales yang memiliki ciri-ciri dengan buah bertipe polong. Famili ini tersebar luas di dunia dan mencakup 18.000 spesies dalam 650 marga. Berdasarkan ciri bunga dan bijinya, ahli botani membagi famili Fabaceae menjadi tiga subfamili, yaitu Caesalpinioideae, Faboideae dan Mimosoideae [6]. Fabaceae termasuk kedalam famili polong-polongan yang merupakan salah satu famili tumbuhan dikotil. Famili ini terdiri dari berbagai bentuk seperti perdu, pohon, semak dan herba. Daunnya terletak berhadapan, bertipe majemuk, uni atau bifoliate (Faboideae dan Caesalpinioideae) dan umumnya daun berupa duri [11]. Adapun tumbuhan budidaya yang termasuk ke dalam famili ini dengan berbagai macam kegunaan biji, buah (polong), bunga, kulit kayu, batang, daun, umbi, hingga akarnya digunakan manusia. Adapun pemanfaatannya sebagai bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan ternak dan bahan pengobatan dapat diproduksi. Semua tumbuhan anggota famili ini memiliki satu kesamaan yang jelas yaitu buahnya berupa polong [12].

2.2 Uraian Tanaman

Beberapa tanaman famili Fabaceae yang ada di Kebun Raya ITERA adalah tanaman Asoka (Saraca declinata), tanaman Hahapaan (Flemingia macrophylla), tanaman Merbau (Intsia palembanica), tanaman Balanak (Dendrolobium umbellatum), dan tanaman Namu-Namu (Cynometra mirabilis).

2.2.1. Saraca declinata (Jack) Miq.

Tanaman Saraca declinata biasa dikenal dengan tanaman Asoka. Saraca declinata adalah pohon yang biasanya tumbuh setinggi 10 meter, terkadang mencapai 29 meter dan terkadang hanya berupa perdu setinggi 3 - 6 meter. Contoh tanaman Asoka sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Batang tanaman asoka

(2)

5

biasanya memiliki penopang yang sangat kecil [13]. Pohonnya silindris dan kulit batangnya berwarna abu-abu kehitaman. Daunnya berbentuk bulat telur, majemuk, berlawanan, dan tanpa stipula. Bunganya secara morfologis seperti bunga matahari dikarenakan terdapat empat benang sari dan kepala sari yang ditemukan di puncak.

Umumnya bunga ini berwarna merah, namun ada juga yang berwarna kuning atau jingga [14]. Tanaman asoka memiliki klasifikasi sebagai berikut [15] :

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Saraca

Spesies : Saraca declinata (Jack) Miq.

Gambar 2.1 Daun Saraca declinata (Jack) Miq. [15]

Tanaman Saraca declinata ini terdapat kandungan tanin yang dipercaya dapat mengobati disentri. Saraca declinata ini tidak hanya mengobati disentri, tetapi juga dipercaya dapat mengobati kram kaki [14].

2.2.2. Flemingia macrophylla (Wild.) Kuntze

Flemingia macrophylla memiliki beberapa nama daerah yaitu apa apa (Jawa), hahapaan (Sunda) dan pok kepokan (Madura) [16]. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, dari India dan Sri Lanka ke Cina Selatan dan Indonesia.

Flemingia macrophylla tersebar secara luas di daerah tropis seperti Taiwan, Cina selatan, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Indonesia, Malaysia,

(3)

6

Bhutan, India, Nepal, Pakistan Utara, Sri Lanka, dan Papua Nugini [17]. Contoh Flemingia macrophylla sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Daun Flemingia macrophylla (Willd.) Kuntze [18]

Flemingia macrophylla adalah semak berkayu, berakar dalam dengan tinggi 3 m atau 4 m. daunnya berbentuk 3-foliolate, anak daun subcoriaceous, bentuknya lonjong dengan panjang 5-15 cm dan lebar 4-7 cm dan berwarna hijau. Permukaan bunga halus seperti sutra memiliki panjang 6-13 cm dengan 5 lobus lanset. Daun mahkota berwarna hijau dengan bercak merah dan memiliki puncak berwarna ungu.

Buah berbentuk polong dengan panjang 8-12 cm dan lebar 5 mm, ditutupi dengan rambut kelenjar halus, berwarna coklat tua dan berbiji 2. Biji tanaman ini berbentuk bulat dengan diameter 2 mm, berwarna hitam mengkilap [16]. Tanaman apa-apa memiliki klasifikasi sebagai berikut [18]:

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Flemingia

Spesies : Flemingia macrophylla (Wild.) Kuntze

Pada penelitian Begum dan kawan-kawan ekstrak metanol daun Flemingia macrophylla memiliki aktivitas antioksidan yang diukur terhadap larutan standar asam askorbat [19]. Flemingia macrophylla juga mengandung aktivitas analgesik dan antiinflamasi [20]. Tanaman hahapaan merupakan salah satu tanaman yang

(4)

7

telah digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat Dayak untuk pengobatan organ reproduksi wanita, perawatan kulit dan obat kanker. Daun dari tanaman Hahapaan banyak digunakan sebagai salah satu bahan ramuan obat Cina untuk obat kanker [21].

2.2.3. Intsia Palembanica Miq.

Intsia palembanica Miq. memiliki beberapa nama daerah di Indonesia yaitu di Maluku dan Papua tanaman ini dikenal dengan nama kayu besi atau kayu ipil dikarenakan kayunya yang keras, di Sumatera dikenal dengan nama merbau dan marbon, di Kalimantan dikenal dengan nama maharau, sedangkan di Sulawesi dikenal dengan nama bayam, gefi atau ogifi [22].

Gambar 2.3 Daun Intsia palembanica Miq. [23]

Intsia palembanica adalah pohon yang berukuran sedang hingga besar yang dapat tumbuh setinggi 50 meter. Saat tumbuh di hutan batangnya dapat bercabang hingga setinggi 22 meter dengan diameter 60-120 cm [24]. Contoh Intsia palembanica sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Pohonnya memiliki batang berkayu, memiliki warna abu-abu kecoklatan. Daunnya berselang-seling dengan panjang 9- 14 cm dengan lebar 2-11 cm, daunnya majemuk dengan pangkal lebar serta ujung yang runcing. Daunnya memiliki tulang yang menyirip dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini berwarna kuning pucat, memiliki bentuk yang spiral dan bercabang, memiliki 4-5 kelopak serat 2-3 benang sari yang panjang [22]. Buah Intsia palembanica berbentuk polong dengan panjang sekitar 9-22 cm dan lebar 5-9 cm memiliki batang pendek dan kulit buah yang keras, dan berwarna coklat tua ketika sudah matang. Bijinya berbentuk polong, keras, pipih dan terdapat kulit biji.

(5)

8

Tanaman ini dapat ditemukan di hutan Asia Timur [25]. Tanaman kayu besi memiliki klasifikasi sebagai berikut [23]:

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Intsia

Spesies : Intsia palembanica Miq.

Intsia palembanica memiliki beberapa kandungan kimia seperti flavonoid dan alkaloid. Pada penelitian yang dilakukan oleh Batubara dan kawan-kawan Intsia palembanica mengandung senyawa robidanol yang memiliki aktivitas dapat memutihkan kulit [26]. Daun, akar, kulit kayu tanaman Intsia palembanica dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional penyakit infeksi saluran kemih, peradangan pada sendi serta disentri [27].

2.2.4. Dendrolobium umbellatum (L.) Benth.

Dendrolobium umbellatum (L.) Benth. memiliki beberapa nama daerah yaitu Indonesia: blanakan, balanak (Jawa), kanyere laut (Sunda), gowou (Ternate), daun buaya (Maluku); Malaysia: petai laut, petai belalang, dendulang, dedulang;

Filipina: kabay-kabay, huyat-bagio, matang-ureng; Papua Nugini: urara;

Thailand: khamin naang, chamaep, thua rae thale; dan Vietnam: ba ohẽ tán, thóc lép tán, tràng qủa tán [28].

Dendrolobium umbellatum adalah tanaman semak dengan tinggi 7 m. Contoh Dendrolobium umbellatum sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.4. Daun tanaman ini berbentuk elips atau lonjong, memiliki stipula caducous dengan panjang tangkai daun 1-3 cm dan panjang rakis 1 cm. Permukaan bawah daun ditutupi oleh bulu halus yang menempel pada daun dan permukaan atasnya glabrescent. Bunga pada tanaman ini berjumlah sekitar 10-20, memiliki kelopak dengan panjang 3-5 mm, daun mahkota berwarna putih berbentuk bulat telur atau

(6)

9

elips. Androecium memiliki panjang sekitar 8-10 mm dan panjang gynoecium 13- 15 mm [29]. Tanaman blanakan memiliki klasifikasi sebagai berikut [30] :

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Dendrolobium

Spesies : Dendrolobium umbellatum (L.) Benth.

Gambar 2.4 Daun Dendrolobium umbellatum (L.) Benth. [30]

Dendrolobium umbellatum (L.) Benth. memiliki kandungan metabolit sekunder flavonoid, tanin, atau terpenoid [31]. Daun blanakan dapat berkhasiat sebagai obat pembesaran limpa, penurun demam, sakit kepala, dan malaria. Daun blanakan dapat digunakan pula sebagai astringent dan tonik [32]. Daun blanakan ini digunakan oleh masyarakat suku Banggai untuk menyembuhkan penyakit muntah darah. Cara pengolahannya daun blanakan tersebut dicuci hingga bersih kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga air rebusan menyusut menjadi kurang lebih 1 gelas lalu disaring dan diminum sehari sekali [33].

2.2.5. Cynometra mirabilis Meeuwen

Cynometra mirabilis Meeuwen memiliki beberapa nama daerah di Indonesia:

namu-namu, nam-nam, ka-namunamu (Manado, Sulawesi), lamuta, ulias (Ambon), nam-na (Jawa), nam-nam, kapi anjing, pukih (Sunda), Malaysia: katong-katong (Sabah), puki anjing, salah nama, buah katak puru, nam nam (Peninsular); Sri

(7)

10

Lanka: nam-nam (Sinhalese); Thailand: amphawa (Central), nang-ai (Bangkok), hima (Pattani) [34].

Gambar 2.5 Daun Cynometra mirabilis Meeuwen [35]

Cynometra mirabilis Meeuwen merupakan tumbuhan berbentuk pohon dengan tinggi 10-20 m. Contoh tanaman Cynometra mirabilis sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.5. Daun bulat telur hingga elips atau lonjong dengan panjang 6,5- 10 cm dan lebar 3-5 cm, meruncing di ujung, permukaan atas daun berwarna hijau tua mengkilat. Daun tanaman ini berbentuk bracts yakni daun-daun yang pada ketiaknya muncul ibu tangkai bunga dengan panjang 1-11 mm dan bracteoles yakni daun (1–2 helai) yang muncul pada pangkal tangkai bunga dengan panjang 1-4 mm.

Bunga tanaman ini berwarna putih atau merah muda pucat dengan tangkai-tangkai pada bunga melekat. Pedicel yakni tangkai masing-masing kuntum bunga memiliki panjang 18-26 mm. Panjang kelopak 7 mm. Benang sari dilindungi oleh beberapa helai rambut. Buah berbentuk polongan, elips miring sampai membentuk setengah lingkaran. Permukaan buah tidak rata (bergelombang), berwarna kuning coklat.

Daging buah berwarna putih, rasa manis masam [46,47]. Tanaman nam-na memiliki klasifikasi sebagai berikut [35]:

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Cynometra

Spesies : Cynometra mirabilis Meeuwen

(8)

11

Daun tanaman Cynometra mirabilis Meeuwen memiliki kandungan kimia yaitu alkaloid, tanin, dan flavonoid [38]. Daun tanaman ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dengan cara merebus daunnya. Air yang dihasilkan dari merebus daun ini akan berwarna seperti teh, tidak kental, dan rasanya manis seperti air rebusan biasa. Manfaat kesehatan dari daun jantan termasuk menghentikan diare, mengobati batu ginjal, penangkal tekanan darah tinggi dan diabetes dan penurun berat badan [39].

2.3 Anatomi Daun

Secara morfologi, daun merupakan salah satu bagian tumbuhan yang penting dan secara umum tiap tumbuhannya memiliki beberapa helai daun. Daun memiliki peran penting dalam proses fotosintesis. Jumlah daun pada setiap tumbuhannya berbeda sesuai dengan jenis tumbuhan tersebut. Secara biologis, daun terdiri dari beberapa sistem jaringan yaitu jaringan epidermis, jaringan mesofil, dan jaringan pembuluh [40], sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Anatomi daun dikotil [41]

2.3.1 Jaringan Epidermis

Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Jaringan epidermis berfungsi melindungi jaringan dari lingkungan luar, berperan dalam pengaturan pertukaran gas pada daun dan bagian permukaan luarnya dilapisi oleh kutikula. Sel epidermis berbentuk tubular dengan susunan rapat tanpa ruang interseluler. Permukaan daun yang menghadap ke atas dikenal dengan epidermis atas (sisi adaksial) dan permukaan

(9)

12

yang lain dikenal dengan epidermis bawah (sisi abaksial). Menurut Kartasapoetra (1988) berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikoma [42].

a. Stomata

Stomata adalah bentuk jamak dari kata stoma. Stoma dalam bahasa Yunani berarti lubang. Jadi stomata adalah pori-pori atau lubang-lubang pada epidermis yang masing-masing dikelilingi oleh dua buah sel-sel penutup. Stomata ini terdapat pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama pada lapisan epidermis. Dalam daun yang bisa melakukan proses fotosintesis, stomata bisa ditemukan dalam kedua permukaan daun atau permukaan daun bagian bawah saja, namun dalam tumbuhan air yang daunnya terapung stomata ada di permukaan daun bagian atas. Pada daun yang memiliki pertulangan daun menjala, stomata beredar secara tidak beraturan, sedangkan daun yang memiliki pertulangan sejajar stomata tersusun pada barisan sejajar. Biasanya jumlah stomata pada permukaan atas daun lebih sedikit daripada pada permukaan daun bagian bawah [54, 55].

Gambar 2.7 Tipe-tipe stomata pada permukaan daun adaksial.

Keterangan: (a) Anomositik: (b) Diasitik: (c) Anisositik: (d) Parasitik: (e) Aktinositik: (f) Siklositik [45].

Jenis stomata pada daun sangat berbeda sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.7. Berdasarkan hubungan stomata dengan sel epidermis dan sel tetangga, terdapat

(10)

13

banyak jenis stomata dengan tipe berbeda yang dapat muncul dalam famili yang sama atau dapat juga terjadi pada daun dari spesies yang sama. Menurut Metchalfe dan Chalk (1950), ada beberapa tipe stomata didasarkan atas susunan sel yang ada disekitar stomata, yaitu sebagai berikut [55, 56]:

1. Jenis Anomositik atau Ranunculaceae adalah bahwa setiap sel penjaga yang dikelilingi oleh epidermis dan tidak ada sel penjaga.

2. Jenis Anisositik atau Cruciferous adalah bahwa setiap sel penjaga dikelilingi oleh 3-4 sel tetangga dengan ukuran berbeda. Sel yang satu lebih kecil daripada sel yang lain.

3. Jenis Parasitik atau Rubiaceous berarti bahwa setiap sel penjaga dihubungkan oleh dua sel tetangga, sumbu longitudinalnya sejajar dengan sumbu sel tetangga.

4. Jenis Diasitik atau Cariophyllaceus, yaitu setiap bahwa setiap sel penjaga dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya memotong stomata.

5. Jenis Aktinositik adalah suatu variasi dari stomata tipe anomositik, yaitu setiap sel penjaga dikelilingi oleh sel-sel tetangga yang menyebar berbentuk lingkaran.

6. Jenis Siklositik adalah suatu variasi dari stomata tipe diasitik, yaitu setiap sel- selnya tersusun secara melingkar. Jenis ini memiliki sel tetangga empat atau lebih.

b. Trikoma

Trikoma merupakan salah satu turunan dari epidermis yang berasal dari bahasa yunani yang artinya rambut-rambut yang tumbuh dan berasal dari sel-sel epidermis dengan bentuk, susunan serta fungsinya yang memang bervariasi. Trikoma pada jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga, yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandular) atau tanpa kelenjar (non- glandular), kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakaan trikoma. Struktur maupun morfologi trikoma memiliki keragaman dan dapat dijadikan sebagai kunci dari identifikasi marga, spesies, subspesies dan varietas dari berbagai famili [47].

1. Trikoma tanpa kelenjar

Trikoma tanpa kelenjar atau trikoma non-glandular sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.8 adalah trikoma yang tidak mengeluarkan sekresi, trikoma jenis

(11)

14

ini memiliki satu atau banyak sel. Berikut ini beberapa macam struktur atau bentuk trikoma tanpa kelenjar [55, 59].

a) Trikoma yang uniseluler atau multiseluler dan tidak pipih, misalnya dalam famili Lauraceae, Moraceae, Triticum, Pelargonium, dan Gossypium.

b) Trikoma skuamiform (bersisik) yang multiseluler dan pipih. Jenis ini tidak memiliki tangkai (duduk) sehingga disebut sisik atau memiliki tangkai yang dikenal dengan rambut berbentuk perisai (peltata).

c) Trikoma bercabang dan multiseluler. Bentuknya bisa seperti bintang.

d) Trikoma kasar, trikoma kasar multiserat yang pangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih sederetan sel yang berdampingan.

Gambar 2.8 Tipe-tipe trikoma tanpa kelenjar dan ciri-cirinya.

Keterangan: (a) rambut tanpa kelenjar tipe multiseluler: (b) rambut tanpa kelenjar hooked:

(c) rambut tanpa kelenjar dengan dasar multiseluler: (d) subulate rambut non-kelenjar dengan tangkai multiseluler: (e,f) rambut non-kelenjar bercabang dengan basis multiseluler pulvinate: (g) rambut non-kelenjar berumbai/penicillate dengan multiseriat: (h) rambut non-kelenjar bercabang dengan subulate: (i) osteolate rambut non-kelenjar dengan tangkai multiseluler [49].

2. Trikoma berkelenjar

Trikoma berkelenjar atau trikoma glandular dapat berupa trikoma kapitat dan trikoma peltat. Trikoma ini dapat memproduksi kelenjar atau sekret yang biasa disebut dengan kelenjar. Trikoma kelenjar sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.9 memiliki sel kelenjar yang dapat mengeluarkan zat seperti larutan garam, larutan gula, dan terpen serta polisakarida [48].

a) Trikoma multiseluler terdiri dari tangkai uniseluler atau multiseluler.

(12)

15

b) Trikoma kelenjar yang dapat memproduksi kelenjar yang kental dan melekat, biasanya terdiri dari tangkai dan kepala multiseluler yang dikenal dengan koleter.

c) Rambut gatal dengan trikoma ditemukan di Urtica.

d) Rambut yang berpenghasil nektar uniseluler dan multiseluler ditemukan di bunga atau bagian lain di luar bunga.

Gambar 2.9 Tipe-tipe trikoma berkelenjar dan ciri-cirinya.

Keterangan: (a) rambut kelenjar subulate bengkok dengan tangkai multiseluler dan ujung kelenjar kecil: (b) rambut kelenjar subulate dengan tangkai bersendi multiseluler dan ujung kelenjar kecil: (c) rambut kelenjar yang tipis dengan ujung kelenjar kecil: (d) rambut kelenjar dengan kepala bulat besar: (e) dasar trikoma: (f) rambut kelenjar dengan tangkai tunggal dan sel leher dan kepala globular quadriseluler [49].

2.3.2 Jaringan Mesofil

Jaringan mesofil sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.10 adalah jaringan daun yang terletak di antara epidermis atas (adaksial) dan epidermis bawah (abaksial) yang terdiri dari jaringan parenkim berdinding tipis. Jaringan mesofil ini mengandung sebagian besar jaringan di dalam daun. Secara umum, ada dua jenis sel mesofil yaitu jaringan palisade dan jaringan spons [50].

Jaringan palisade umumnya terdiri dari parenkim silindris yang panjang dan posisinya tegak lurus dengan permukaan epidermis serta tersusun dengan rapat.

Jaringan palisade ini merupakan tempat fotosintesis dikarenakan pada jaringan ini

(13)

16

memiliki banyak kandungan kloroplas. Cahaya matahari memengaruhi perkembangannya klorofil [51].

Jaringan spons memiliki sel-sel yang berbentuk isodiametris dan banyak ruang antar sel serta tersusun secara longgar. Jaringan spons ini juga memiliki kandungan klorofil, namun tidak lebih banyak dibandingkan dengan jaringan palisade. Pada jaringan spons ini memiliki banyak rongga udara yang disebabkan oleh susunan sel dan bentuk yang tidak teratur sehingga rongga tersebut digunakan sebagai tempat pertukaran gas CO2 dan O2 [51].

Gambar 2.10 Jaringan mesofil pada tanaman Clintonia uniflora.

Keterangan : tampilan paradermal (sampai epidermis), bagian spons mesofil, (a) abaksial;

(b) adaksial [49].

2.3.3 Jaringan Pembuluh

Sistem jaringan pembuluh ini dapat dijumpai di tulang daun atau anak tulang daun.

Oleh karena itu berkas pembuluh ini memiliki keterkaitan dengan mesofil. Sistem berkas pembuluh dalam daun disebut dengan sistem tulang daun dan berkas pembuluhnya disebut tulang daun.

Berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem, terdapat pada tulang daun. Fungsi tulang daun tidak hanya sebagai penguat dan pemberi bentuk helai daun, tetapi merupakan sistem transpor yang berhubungan dengan sistem pembuluh pada bagian lain tumbuhan. Sel-sel xilem menyalurkan air dan mineral, sedangkan sel- sel floem mengedarkan zat-zat organik hasil fotosintesis. Gambar 2.11 memperlihatkan letak berkas pembuluh pada daun dikotil. Pada dikotil, cabang- cabang halus tulang daun menyebar hampir di seluruh bagian daun. Tulang daun yang paling besar terletak di pusat helai daun, berlanjut ke tangkai daun dan bergabung dengan sistem pembuluh batang. Pada kebanyakan monokotil, tulang

(14)

17

daun meluas secara paralel pada helai daun. Berdasarkan struktur, jaringan xilem berada di permukaan atas daun sedangkan floem berada di permukaan bawah daun.

Berdasarkan dinding selnya, jaringan xilem memiliki dinding yang lebih tebal dibandingkan dengan jaringan floem [52].

Gambar 2.11 Jaringan pembuluh pada daun dikotil [52]

2.4 Struktur Sekretori

Struktur sekretori adalah jaringan tumbuhan yang terdiri dari satu atau lebih sel yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa (sekresi) di dalam tumbuhan, seperti air, mineral, lendir, resin minyak, dan lemak. Jaringan sekretori ditemukan di semua bagian tubuh tumbuhan dalam berbagai bentuk, ukuran, dan produk.

Menurut bentuknya, struktur sekretori dapat dibagi menjadi rambut kelenjar, sel sekretori, ruang sekretori, kelenjar sekretori, dan saluran sekretori. Menurut produk yang diekresikan, struktur sekretori dibagi menjadi tiga jenis: struktur rekretori, struktur ekskresi dan struktur sekretori. Struktur rekretori adalah ketika senyawa telah meninggalkan tubuh tumbuhan tetapi belum memasuki proses metabolisme.

Struktur ekskresi adalah ketika senyawa yang dilepaskan merupakan produk akhir dari proses metabolisme, sedangkan struktur sekretori adalah ketika senyawa yang dilepaskan masih tersedia untuk proses metabolisme [53].

Berdasarkan lokasi, struktur sekretori dibedakan menjadi dua yaitu struktur sekretori intraseluler yaitu senyawa yang disekresikan disimpan dalam sel meliputi idioblas, rongga sekretori, saluran sekretori dan latisifer dan struktur ekstraseluler

(15)

18

yaitu senyawa yang disekresikan ke luar sel meliputi trikoma, hidatoda, stigma dan kelenjar nektar [53]. Setiap tanaman menghasilkan senyawa kimia. Senyawa yang dihasilkan dibagi menjadi metabolit primer dan metabolit sekunder. Sel sekretori adalah tempat produksi dan penyimpanan metabolit sekunder pada tumbuhan [54].

Semua jenis metabolit primer seperti gula, fosfat, asam amino, asam nukleat, klorofil dan senyawa organik merupakan senyawa yang diperlukan untuk kelangsungan hidup tanaman, tetapi metabolit sekunder adalah senyawa yang memiliki efek farmakologi seperti gangguan pencernaan, penyakit kulit, penyakit dalam, gangguan pernafasan, dan lain-lain [55].

2.5 Histokimia

Histokimia adalah pengujian kimia yang bertujuan untuk mengetahui kandungan suatu senyawa dalam jaringan tertentu. Pemeriksaan histokimia diamati secara deskriptif berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan berbagai reagen [56].

Metode histokimia merupakan metode yang cepat untuk mengidentifikasi kelompok senyawa metabolit sekunder pada jaringan [57]. Berikut ini beberapa senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman famili Fabaceae adalah senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, terpenoid, dan tanin.

2.5.1 Alkaloid

Alkaloid adalah metabolit sekunder yang mengandung nitrogen yang paling umum ditemukan pada jaringan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar senyawa alkaloid berasal dari tumbuhan, terutama angiospermae. Alkaloid dapat ditemukan di berbagai bagian tumbuhan, seperti bunga, biji, daun, ranting, akar, dan kulit kayu.

Alkaloid biasanya ditemukan dalam konsentrasi rendah dan harus diisolasi dari campuran senyawa kompleks yang berasal dari jaringan tumbuhan [58].

Identifikasi alkaloid dengan menggunakan berbagai reagen terdiri dari tiga reaksi yaitu reaksi pengendapan, reaksi warna dan reaksi kristal. Alkaloid dapat diendapkan oleh reagen Mayer, Wagner, Dragendorff, dan Bouchardat. Reaksi warna alkaloid dapat menggunakan reagen dengan asam kuat seperti H2SO4 pekat dan HNO3 pekat, reagen Marquis mengandung formaldehid dan H2SO4 pekat,

(16)

19

reagen warna AZO, reagen Frohde mengandung larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat dan reagen Mandelin mengandung amonium vanadat dalam air ditambah H2SO4 pekat. Alkaloid juga dapat dikristalisasi menggunakan reagen Mayer, Fe-compleks dan Cu-complex, Dragendorff, dan Bouchardat [59].

Alkaloid tanaman bertindak sebagai racun yang dapat melindungi tanaman dari serangga dan herbivora, zat pengatur tumbuh, dan penyimpan yang dapat memasok tanaman dengan nitrogen dan elemen lain yang mereka butuhkan [58]. Fabaceae adalah salah satu kelompok tanaman yang paling umum mengandung alkaloid.

Alkaloid memiliki pengaruh dalam bidang kesehatan yaitu sebagai pemicu sistem saraf, obat tekanan darah tinggi, pereda nyeri, obat penenang, obat penyakit kardiovaskuler, dan masih banyak lagi [60]. Selain itu alkaloid ini juga memiliki efek antibakteri, antijamur, antiinflamasi dan antifibrotik [61].

2.5.2 Flavonoid

Fabaceae diketahui mengandung sejumlah besar flavonoid dan senyawa terkait lainnya, dan keluarga tanaman berbunga ini diketahui menghasilkan sekitar 28%

total flavonoid dan 95% dari struktur aglikon isoflavon yang diketahui [61].

Flavonoid merupakan metabolit sekunder polifenol yang banyak terdapat pada tumbuhan dan makanan, serta memiliki berbagai efek biologis aktif seperti antivirus, antiinflamasi, kardioprotektif, antidiabetes, antikanker, anti penuaan, dan antioksidan [72, 75].

Identifikasi flavonoid secara kualitatif dengan menggunakan metode mikrokimiawi (uji warna) diketahui bahwa suatu ekstrak memiliki warna awal merah kemudian ditambahkan dengan aquades warnanya menjadi jernih sehingga hasil ujinya memiliki tanda negatif yang artinya bahwa tidak terdapat flavonoid pada pereaksi tersebut. Pereaksi yang sering digunakan untuk identifikasi flavonoid sebagai pereaksi adalah amoniak (NH4OH), NaOH, AlCl3, sitroborat akan memberikan warna. Uji senyawa flavonoid dinyatakan positif mengandung flavonoid jika reaksi yang terjadi menghasilkan perubahan warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol [66].

(17)

20

Senyawa flavonoid merupakan senyawa polifenol yang 15 atom karbonnya tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbon terdiri dari dua gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) yang dihubungkan oleh rantai alifatik tiga karbon [67]. Flavonoid ditemukan di semua tanaman hijau, sehingga bisa ditemukan pada semua ekstrak tumbuhan. Flavonoid merupakan golongan senyawa yang banyak ditemukan di alam. Sampai saat ini, lebih dari 8.990 flavonoid telah terdaftar, dan jumlah flavonoid yang dibutuhkan berkisar antara 21 mg hingga 499 mg, terutama ditemukan dalam teh, anggur merah, dan suplemen makanan termasuk apel, bawang, dan tomat. Flavonoid ditemukan pada tanaman yang mendorong produksi pigmen kuning, merah, oranye, biru dan ungu pada buah, bunga, dan daun. Flavonoid termasuk dalam keluarga polifenol yang larut dalam air [65].

2.5.3 Fenol

Senyawa fenolik seperti flavonoid merupakan metabolit sekunder yang terutama terdapat pada kacang-kacangan (Leguminosae, Liliaceae, Polygonaceae, Scrophulariaceae), dan terdapat pada semua bagian tumbuhan, termasuk daun, buah, biji, akar, dan kulit kayu [68]. Senyawa fenolik merupakan salah satu senyawa yang terdistribusi pada bagian tanaman, dengan kadar yang berbeda-beda pada setiap bagian tanaman. Senyawa fenolik terdapat juga di daun. Fenol adalah senyawa yang hanya mengandung satu hidroksil. Fenol merupakan metabolit sekunder yang berasal dari pentosa fosfat, shikimate dan fenilpropanoid yang terdapat pada tumbuhan [69]. Secara umum senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah senyawa fenolik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) dan gugus alkoksi (RO). Fenol yang banyak terdapat pada tumbuhan bermanfaat sebagai antioksidan dan biasa digunakan untuk mencegah reaksi radikal bebas.

Fenol adalah senyawa aromatik yang struktur kimianya berasal dari benzene [70].

2.5.4 Terpenoid

Senyawa terpenoid terbentuk dari molekul isoprena CH2 = C(CH3). CH = CH2 dan kerangka karbon dibuat dengan mengikat dua atau lebih unit C5 ini. Kedua senyawa tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah unit yang

(18)

21

dikandungnya. Blok 2 (C10), 3 (C15), 4 (C20), 6 (C30) atau 8 (C40). Terpenoid merupakan komponen minyak atsiri, yaitu monoterpenoid volatil dan seskuiterpenoid (C10 dan C15), diterpen yang lebih sukar menguap (C20), senyawa nonvolatil yaitu triterpenoid dan sterol (C30) dan pigmen karotenoid (C40) [71].

Terpenoid merupakan senyawa aktif yang merupakan bagian dari antioksidan lipofilik yang berperan sebagai antioksidan. Mekanisme antioksidan terpenoid adalah untuk menjebak spesies reaktif seperti peroksida dan logam pengkelat (Fe2+

dan Cu2+). Terpenoid memiliki aktivitas antioksidan dan dapat menghambat peroksidasi lipid. Terpenoid juga bertindak sebagai hepatoprotektor dan analgesik, dan memiliki efek antitumor, antiproliferatif dan imunomodulator. Golongan terpenoid termasuk metabolit sekunder nonfenolik yang terjadi dalam berbagai bentuk, seperti diterpen dan triterpen glikosida (saponin) [72].

2.5.5 Tanin

Tanin merupakan suatu senyawa yang memiliki banyak manfaat yaitu dapat sebagai antidiare, antibakteri, antioksidan, dan astringen. Tanin merupakan suatu senyawa polifenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksi dan karboksil. Tanin dikelompokkan menjadi dua yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Dalam biologis tanin mempunyai peran yang kompleks, mulai dari pengendap protein hingga pengkelat logam [72]. Uji tanin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan uji reaksi warna dengan penambahan FeCl3 dan uji gelatin.

Uji dengan penambahan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin. Sedangkan dengan penambahan larutan gelatin 1% dalam natrium klorida 10% akan terjadi endapan warna putih. Senyawa tanin adalah senyawa yang bersifat polar karena adanya gugus OH. Oleh karena itu ketika sampel ditambahkan FeCl3 10% akan terjadi perubahan warna menjadi biru tua atau hijau kehitaman yang menunjukkan adanya senyawa tanin [73].

Referensi

Dokumen terkait

Metode didalam pengumpulan data berguna untuk pengumpulan akan sumber data yang nantinya hendak digunakan dalam membuat sebuah sebuah aplikasi Decision Support System

Dalam hadits yang lain,.. Maka Allah berfirman: Ya. Bukankah kamu merasa senang Aku akan menyambung hubungan dengan orang yang menyambungmu dan memutuskan hubungan dengan

Model matematis Fulfillment Index (FI) yang sudah dirancang akan menghitung tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di level jabatan (l), departemen (i), serta perusahaan

a) Pasukan Penyiasat bertanggungjawab menyediakan Laporan Hasil Siasatan atau Laporan Akhir dan kemukakan kepada Urusetia Kehilangan dan Hapuskira dalam tempoh dua

Sehingga dalam Bercerita menggunakan wayang sebagai media selain sebagai komunikasi interaktif tetapi juga dapat melestarikan budaya dan memanfaatkan kearifan lokal,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, terdapat beberapa simpulan yaitu (1) Buku teks IPS yang dikembangkan dalam penelitian ini sesuai dengan

Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk menghitung seberapa besar pengaruh veriabel terikat dalam penelitian ini. Untuk mengetahui besarnya koefisien regresi

Sedangkan metode latihan acak juga memiliki pengaruh yang baik dalam latih- an untuk hasil keseluruhan baik pada atlet yang memiliki tingkat koordinasi tinggi maupun ting- kat