• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Makisurat (2014)Melakukan Penelitian Tentang Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada CV. MULTI MEDIA PERSADA MANADO penelitian ini menyatakan bahwa CV. Multi Media Persada Manado memiliki sistem informasi yang baik, karena setiap pencatatan transaksi akuntansi pada perusahaan dilakukan secara terkomputerisasi sehingga proses pengolahan datanya lebih cepat dan tingkat akurasinya tinggi. Namun kelemahannya, tidak adanya catatan manual yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengantisipasi apabila terjadi kegagalan dalam sistem komputerisasi yang selalu digunakan oleh perusahaan. Kegiatan pengawasan setiap prosedur yang ada sudah cukup baik, karena diawasi oleh kepala gudang yang melakukan pemeriksaan dan penghitungan kembali barang dagangan serta memiliki tim audit yang ditugaskan untuk melakukan penghitungan fisik dan penelusuran dari dokumen dan laporan yang terkait, tanpa melibatkan bagian Gudang dan bagian Finance.

Sari dan Effendi (2014) Meneliti tentang peranan sistem informasi akuntansi dalam pengendalian persediaan barang dagang pada CV. Graha Gallery Palembang yang bergerak dalam bidang distribusi bahan bangunan.

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa dalam lingkungan pengendalian pemisahan tugas Cuma terdapat pada bagian fungsi pembelian dan

(2)

pengeluaran barang dagang akan tetapi perusahaan belum memberikan pemisahan tugas di bagian penerimaan barang dan penyimpanan barang dagang, hal itu dikhawatirkan bisa menjadi penyebab hilangnya barang dagang dan juga kecurangan lainya yang dapat berdampak buruk pada perusahaan.

Djuhara (2014) Meneliti tentang Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Terhadap Pengendalian Intern Persediaan barang Pada CV . Tri Multi Manunggal Bandung. Pengendalian Intern Persediaan Barang, Mengenai penetapan resiko, perusahaan sebaiknya lebih mengantisipasi jika terdapat perubahan dalam perusahaan dan lingkungan pengendalian. Apabila ada karyawan baru sebaiknya lebih selektif sehingga karyawan baru tersebut dapat mengikuti sistem yang sudah ada dan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Dalam struktur organisasi harus tergambar garis wewenang dan tanggung jawab di CV. Tri Multi Manunggal sehingga semua pegawai dapat mengerti wewenang dan tanggung jawabnya masing- masing. Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan pengamanan asset dan dokumen catatan agar tidak terjadi kerusakan dan kehilangan terkait persediaan barang.

Amanda (2015) Meneliti tentang Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagang Pada Grand Hardware Manado. Hasil penelitian sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang di Grand Hardware sudah efektif, dimana adanya pemisahan diantara fungsi-fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang.

(3)

Pemantauan terhadap persediaan barang dagangan juga dilakukan secara periodik oleh bagian logistik melalui kegiatan stok opname. Hanya ada beberapa faktor penyusun lingkungan pengendalian yang belum dimiliki oleh Grand Hardware seperti auditor internal yang merupakan faktor penting terciptanya pengendalian internal yang baik.

Zainal (2018) Peranan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang PadaUD. Anugerah Semeru Abadi (ASA) Lumajang. Hasil penelitian Sistem Informasi Akuntansi persediaan barang dagang yang telah dilakukan pada UD. ASA Lumajang sangat berperan penting guna untuk memudahkan staff karyawan untuk melaporkan laporan keuangan yang didalamnya terdapat transaksi pembelian dan penjualan barang dagang atas transaksi yang telah terjadi setiap hari untuk dilaporkan setiap bulannya dengan didukung adanya bukti nota pembelian, bukti nota penjualan serta catatan atas persediaan barang dagang yang ada.

Palandeng dan Karamoy (2015) meneliti tentang analisis penerapan sistem informasi akuntansi persediaan barang dagangan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Tendean merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi otomotif eksklusif dengan tingkat pengadaan barang yang relatif tinggi. Hasil dari penelitian yang di lakukan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Tadean menyatakan sudah cukup efektif, dapat di lihat dari setiap transaksi dan aktivitas perusahaan yang mempunyai kaitan dengan persediaan sudah di otorisasi oleh pimpinan yang berwenang, setelah di analisis kembali

(4)

ditemukan nya kelemahan perusahaan yaitu belum adanya fungsi penerimaan khusus yang menangani proses penerimaan persediaan barang dagangan.

Manengkey (2014) meneliti tentang sistem pengendalian intern persediaan barang dagang dan penerapan akuntansi pada PT. Cahaya Mitra Alkes perusahaan yang bergerak dalam bidang Suplieer alat-alat kesehatan.

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara keseluruhan sistem informasi akuntansi pada persediaan barang dagang pada PT. Cahaya Mitra Alkes berjalan cukup baik namun masih ada beberapa hal yang menjadi kelemahan pada perusahaan yaitu belum adanya pemisahan fungsi operasi, pencatatan, dan penyimpanan dalam penyediaan barang dagang dimana kasir hanya berfungsi sebagai penyimpanan kas perusahaan dan tidak boleh memiliki akses ke sistem komputer untuk melakukan pencatatan terhadap penjualan barang dagang.

Secara garis besar permasalahan yang ditemukan pada penelitian terdahulu dapat memicu peneliti untuk mengidentifikasi permasalah yang ada pada CV. Anugrah Tani Makmur mengenai Sistem Informasi Akuntansi Pada Persediaan Barang dagang. Hasil dari penelitian terdahulu yang masih menemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada perusahaan. Penelitian Aprilia Makisurat (2014) menjelaskan tentang kelemahan pencatatan yang terkomputerisasi yang sewaktu waktu terjadi error. Penelitian Sari dan Effendi (2014) menjelaskan mengenai masih belum adanya pemisahan tugas dalam penerimaan barang dan penyimpanan barang dan juga terdapat bagian- bagian yang kosong dalam struktur organisasi hal itu bisa mengakibatkan

(5)

terjadinya perangkapan jabatan pada karyawan dan untuk mencegah terjadinya kehilangan barang dagang. Djajun Djuhara (2014) mengenai tentang penanggulangan resiko terjadinya kerusakan dan kehilangan barang di gudang .Dimana penelitian ini didasarkan dengan penelitian terbaru di tahun 2019 dan dilakukan di perusahaan barang dagang sehingga penulis ingin menyajikan penelitian terbaru yang lebih updated dan juga memiliki perbedaan terhadap permasalahan yang ada di dalam perusahaan yang digunakan peneliti sebelumnya karena setiap perusahaan pasti memiliki masalah yang berbeda-beda

(6)

B. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem merupakan beberapa rangkaian komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan sedangkan informasi didefinisikan sebagai data yang telah dikelola dan diproses untuk mendukung proses pengambilan keputusan (Romney dan Steinbart, 2015).

Sistem akuntansi didefinisikan sebagai formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang diperlukan pihak manajemen untuk memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2016).

Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang dengan maksud untuk mengubah data keuangan dan data lainya menjadi sebuah informasi yang berguna untuk para pembuat keputusan (Bodnar dan Hopwood, 2006).

Sistem informasi akuntansi merupakan sebuah proses mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk para pembuat keputusan (Romney dan Steinbart, 2015).

Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen, yang diperoleh dari pengumpulan dan pemrosesan data keuangan menjadi informasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk pengambilan keputusan guna mencapai tujuan perusahaan.

a. Unsur-unsur Sistem informasi Akuntansi

Unsur-unsur sistem informasi akuntansi menurut Midjan dan Susanto (2015) adalah sebagai berikut :

a) Sumber daya manusia

Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data, bahan

(7)

pendukung, sumber daya manusia dan dana. Manusia merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam pengambilan keputusan dan mengendalikan jalannya sistem informasi.

b) Peralatan

Peralatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi.

c) Formulir

Formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat semua trasnsaksi yang tejadi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen. Karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas.

formulir terdiri dari 4 bagian pokok, yaitu:

1) Pengenalan (introduction)

Pengenalan disajikan pada bagian atas formulir dan harus memuat judul formulir dan nomor formulir.

2) Instruksi (Instruction)

Instruksi terdiri dari dua jenis, yaitu bagaimana mengisi formulir dan apa yang harus dikerjakan terhadap formulir setelah selesai pengisian.

3) Isi Utama (main body)

Informasi yang berhubung secara logis harus digolongkan bersama-sama pada formulir dengan memakai kolom dan tanda batas persegi (box)) yang digunakan sebanyak mungkin untuk menyediakan ruang (spasi) bagi data yang dicatat.

4) Kesimpulan (conclusion)

Kesimpulan disajikan pada bagian bawah formulir. Bagian ini harus memberikan ruang (spasi) yang cukup untuk menyangkut diposisi akhir dan atau persetujuan akhir transaksi yang dicatat pada formulir termasuk tanda tangan persetujuan dan tanggalnya.

(8)

d) Catatan

Catatan terdiri dari : 1. Jurnal

Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk mecatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya.

2. Buku besar

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.

e) Prosedur

Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk menjalankan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan. Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi berulang. Prosedur-prosedur yang termasuk dalam kegiatan persediaan bahan baku adalah sebagai berikut : 1. Prosedur Pembelian Persedian Bahan Baku

Pimpinan bagian produksi memberitahukan kepada bagian pembelian mengenai bahan baku apa saja yang harus dibeli, berapa banyak dan pada waktu mana harus dipesan, dengan menyerahkan surat atau daftar permintaan pembelian (purchase order). Bagian pembelian akan mengurus pesanan dan pembeliannya sampai barang-barang tersebut diterima.

Setelah permintaan pesanan datang dari bagian produksi, maka bagian pembelian mengirimkan surat pesanan (purchase order) kepada calon supplier. Isi dari surat pesanan ini adalah : a. Kuantitas pesanan yang harus dibeli

b. Spesifikasi barang yang dipesan c. Taksiran barang yang harus dibeli

d. Tanggal berapa barang tersebut diharapkan dating

(9)

2. Prosedur Penerimaan Persedian Bahan Baku

Setelah supplier mengirimkan barang yang dipesan, maka bagian penerimaan akan memeriksa apakah barang yang diterima tersebut sesuai dengan yang dipesan. Setelah diperiksa, maka bagian ini memberikan laporan kepada bagian pembelian.

Barang yang telah diperiksa dan terbukti sesuai dengan pesanan diteruskan ke bagian penyimpanan. Laporan penerimaan barang dibuat dalam beberapa rangkap (copy) yang antara lain dikirimkan ke :

(1) Bagian pembelian

(2) Bagian akuntansi (untuk inventory records) (3) Bagian Gudang

Di samping pengiriman barang yang dipesan, maka supllier juga akan mengirimkan faktur pembelian yang diterima oleh bagian pembelian dan diteruskan kepada bagian pembukuan/akuntansi.

3. Prosedur Penyimpanan dan Pengeluaran Persediaan Bahan Baku.

Pada Bagian ini barang yang telah diterima harus dikelompokan menurut jenis, ukuran dan sifatnya. Selanjutnya apabila bagian produksi memerlukan bahan baku tersebut untuk proses produksinya, maka bagian ini mengirimkan :

1. Surat permintaan pemakaian bahan baku kepada bagian gudang.

2. Rangkap (copy) dari surat permintaan ini dikirimkan pula kebagian pembukuan atau akuntansi untuk dipakai dalam pencatatan perubahan persediaan (inventory records) dan pencatatan akuntansi biaya.

Dengan adanya surat permintaan pemakaian bahan ini, maka : 1. Bagian gudang mengeluarkan bahan baku yang diminta oleh

bagian produksi.

2. Bagian akuntansi akan mencatat pengurangan jumlah bahan

(10)

baku serta pembebanan pada biaya produksi.

f) Laporan

Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan manajemen. Suatu laporan dihasilkan untuk kepentingan para pengguna (user) yang berlainan, semuanya tergantung dari laporan apa yang dibutuhkan para pengguna tersebut. Maka diharapkan laporan tersebut dapat memberikan gambaran yang memadai bagipihak yang memerlukan dan bagi pihak yang menggunakan terutama di dalam pengambilan sebuah keputusan.

(11)

b. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Sejalan dengan semakin banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan, maka Sistem informasi harus dapat memenuhi fungsi sistem informasi akuntansi yaitu memberikan informasi berupa laporan kepada pihak manajemen yang berguna sebagai dasar bagi perusahaan dalam mengambil keputusan (Mulyadi, 2008).

Tujuan utama sistem informasi akuntansi menurut Hall (2016: 8) adalah sebagai berikut:

a) Untuk memberikan sistem informasi yang cepat.

b) Untuk memberikan informasi yang efisien.

c) Untuk memberikan informasi akuntansi yang dapat dipercaya keandalannya.

d) Untuk memberikan informasi akuntansi yang berguna untuk perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen.

Menurut Midjan dan Susanto (2015: 30) fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : Mendorong seoptimal mungkin agar dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan, akurat (dapat dipercaya) dan lengkap yang secara keseluruhan informasi akuntansi tersebut mengandung arti dan berguna”.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi harus berguna, tepat waktu dan relevan untuk pengambilannya keputusan, serta meningkatkan pelayanan dalam memberikan informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam rangka mencapai tujuan suatu perusahaan (Mulyadi, 2008), (Hall, 2016).

(12)

2. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

Menurut IAI (2015) Persediaan barang dangang adalah aktiva : a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa ;

b. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan ;

c. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapannya (supplier) untuk digunakan dalam proses pemberian jasa”.

Midjan dan Susanto (2015) menyatakan Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku merupakan salah satu cara untuk menyajikan suatu informasi mengenai persediaan barang dagang kepada pihak manajemen di dalam suatu perusahaan dan berperan penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan menurut Mulyadi (2016: 468) adalah :

a. Prosedur Pencatatan Produk Jadi

Mencatat harga pokok produk jadi dan untuk di debit ke akun persediaan produk jadi dan dikredit ke dalam akun barang dalam proses. Dokumen terkait dengan prosedur ini berupa laporan produk selesai dan bukti memorial.

b. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli.

Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli. Dokumen terkait dengan prosedur ini berupa laporan penerimaan barang, dan bukti kas keluar.

c. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan Yang Dikembalikan Kepada Pemasok.

Prosedur ini dilakukan ketika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok. Dokumen yang terkait dengan prosedur ini berupa laporan pengiriman barang dan memo debit.

d. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang

Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan habis pakai. Dokumen terkait dengan prosedur ini

(13)

adalah Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat persediaan karena penggunaan intern.

e. Sistem perhitungan fisik persediaan

Pada umumnya perhitungan fisik persediaan digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang di simpan pada gudang, dan hasilnya akan digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, pertangunggjawaban bagian kartu persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang dibuat. Dokumen sumber yang biasa digunakan berupa kartu perhitungan fisik, daftar hasil perhitungan fisik, dan bukti memorial.

Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi persediaan menurut Widjajanto (2001: 290) yaitu :

1. Fungsi Pembelian

Bagian pembelian melaksanakan tugas pembelian sesuai dengan permintaan pembelian yang diajukan oleh petugas pencatat persediaan.

2. Fungsi Penguasaan dan Penanganan barang.

Fungsi ini dilakukan oleh bagian penerimaan dan penyimpanan barang.

3. Fungsi Pencatatan dan Pembebanan Utang

Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian Akuntansi sebagai akibat dari pembelian dan penerimaan barang.

Catatan akuntansi yang biasa digunakan dalam sistem perhitungan fisik persediaan menurut Mulyadi (2016: 486) adalah:

a) Kartu Persediaan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat penyesuaian data persediaan (kuantitas dan harga pokok total) yang tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan, berdasar hasil perhitungan fisik persediaaan.

b) Kartu Gudang

Catatan ini digunakan untuk mencatat penyesuaian kuantitas persediaaan yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang, berdasarkan hasil perhitungan

(14)

fisik persediaan.

c) Jurnal Umum

Dalam sistem perhitungan fisik persediaan jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal penyesuaian terhadap atas akun persediaaan karena adanya perbedaaan antara saldo yang dicatat pada akun persediaan dengan saldo menurut perhitungan fisik.

Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Menurut (Romney dan Steinbart, 2015)

1. Analisis input dari sistem informasi akuntansi persediaan. Menurut (Romney dan Steinbart, 2015) informasi yang bermanfaat harus memiliki karakteristik relevan, reliabel, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami, dapat diverifikasi dan dapat diakses. Sebelum mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan, kita perlu memahami terlebih dahulu bagaimana fungsi yang terlibat. Selanjutnya kita dapat menentukan jenis data dan prosedur yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menghasilkan informasi. Melalui formulir serta dokumen yang digunakan dalam pengadaan, penyaluran seperti surat pesanan, faktur, surat permintaan dan pengeluaran barang, apakah sudah mencantumkan nomor sesuai urutan transaksi, kesesuaian formulir dengan standar operasional prosedur.

Sistem persediaan harus didesain untuk mencegah terjadinya kecurangan atau kehilangan persediaan bahan baku melalui:

a. Pencatatan pembelian dan pemesanan yang tidak terdokumentasi.

b. Kehilangan persediaan melalui kelebihan penggunaan bahan baku karena tidak adanya standarisasi komposisi penggunaan bahan baku.

Maka diperlukan pemisahan tugas yang tepat untuk meminimalkan ancaman tersebut. Secara spesifik dengan membuat fungsi-fungsi berikut ini yang dijalankan oleh individu yang berbeda :

a. Mengotorisasi dan membuat surat pesanan pembelian, dan megadministrasikan baik dengan sistem atau manual.

(15)

b. Mencatat dan membuat perbandingan harga dari para pemasok.

c. Membuat surat permintaan dan pengeluaran barang.

d. Membuat kartu persediaan.

2. Menganalisis proses sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku.

Menurut Mulyadi (2016)terdapat 3 unsur pengendalian internal dalam sistem perhitungan fisik persediaan yaitu :

b. Organisasi

1. Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu perhitungan fisik, fungsi perhitung, dan fungsi pengecek.

2. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan.

c. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditandatangani oleh ketua panitia penghitungan fisik persediaan.

2. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua Perhitungan Fisik Persediaan

3. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu perhitungan fisik.

4. Harga satuan yang dicantumkan hanya dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan.

5. Penyesuaian terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kualitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik.

d. Praktik yang Sehat

1. Kartu penghitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu perhitungan fisik.

(16)

2. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen, pertama kali oleh penghitung dan dua kali oleh pengecek.

3. Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik.

4. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

3. Menganalisis output pada sistem informasi akuntansi persediaan. Menurut Romney dan Steinbart (2015) jika data yang dimasukkan ke dalam sistem tidak akurat dan tidak valid maka output yang dihasilkan juga akan demikian.

Maka dibutuhkan informasi yang bermanfaat yang harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Relevan yaitu mengurangi ketidak pastian dari laporan persediaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki bila ada kesalahan pada laporan sebelumnya.

b. Reliabel yaitu bebas dari kesalahan pada laporan persediaan serta menyajikan aktivitas dalam penggunaan bahan baku secara akurat.

c. Lengkap yaitu tidak menghilangkan aspek penting dari seluruh kegiatan dalam proses produksi sesuai dengan standar oprasional yang sudah ditetapkan.

d. Tepat waktu yaitu diberikan pada waktu yang tepat dan disajikan dalam laporan harian, Mingguan, dan direkap secara bulanan dan diberikan untuk pihak manajemen.

e. Dapat dipahami yaitu disajikan dalam format standar sesuai dengan desain laporan pada sistem sehingga memudahkan dalam memahami isi dari laporan.

(17)

f. Dapat diverifikasi oleh dua orang yang independen dan berpengetahuan dibidangnya seperti internal audit dan ekternal auditor.

g. Dapat diakses laporan tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat digunakan.

Serta dibutuhkan pengendalian yang memadai dan tersedia untuk mencegah ancaman baik dari dalam perusahaan atau pada pihak yang tidak bertanggung jawab

Referensi

Dokumen terkait

Standar Grafis Manual merupakan buku yang berisi penjelasan mengenai logo, warna, tipografi, proporsi ukuran dan juga panduan dasar untuk dapat mengaplikasikan logo

sistem drainase, yaitu Bidang Pematusan pada DPUBM dan Pematusan Kota Surabaya, dalam kaitannya dengan potensi penerapan sistem ecodrainage....

Hasil uji statistik pada tabel 3 menunjukkan adanya perbedaan nilai kekasaran permukaan yang bermakna antara kelompok SIK konvensional yang direndam dalam akuabides dengan

Musik Jazz Etnik di Kota Malang ini adalah: 1.5.1 Batasan Objek Objek Perancangan adalah Pusat Apresiasi Seni Musik Jazz Etnik yang dapat berisi beberapa fasilitas seperti

Karyawan yang memiliki kinerja buruk atau yang hasil penilaiannya tidak sesuai dengan kompetensi dasar yang seharusnya mereka miliki diberikan pelatihan kerja agar

Pada saluran tataniaga nol tingkat nilai efisiensi dapat dilihat pada perbandingan antara biaya tataniaga yang dikeluarkan dengan jumlah produksi yang dijual, maka

Untuk mengatasi timbulnya kecurangan, audit internal diperlukan keberadaannya di dalam perusahaan, yang bertugas untuk mengevaluasi suatu sistem dan prosedur yang

Dalam bab ini merupakan bagian terpenting dalam laporan akhir, karena penulis akan menganalisis permasalahan yang terjadi berdasarkan data pada Bab III, yaitu