• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS RE Oleh: Prisma Yogiswari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS RE Oleh: Prisma Yogiswari"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS – RE092340

STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM

ECODRAINAGE

ECODRAINAGE PADA KECAMATAN PADA KECAMATAN GAYUNGAN KOTA SURABAYA

GAYUNGAN KOTA SURABAYA

Oleh:

Prisma Yogiswari - 3311 202 808

Dosen Pembimbing: Dosen Penguji:

Prof Dr Ir Sarwoko Mangkoedihardjo MscES IPM-IATPI

Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, ST, MT, PhD

Program Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Jurusan Teknik Lingkungan - Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Prof. Dr. Ir. Sarwoko Mangkoedihardjo, MscES, IPM IATPI

Ir. Mas Agus Mardyanto, ME, PhD

g g p

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(2)

1. Mengetahui kemampuan saluran

d l li k li i

MANFAAT PENELITIAN

dalam mengalirkan limpasan air.

2. Mengetahui potensi pengurangan

genangan setelah sistem ecodrainage genangan setelah sistem ecodrainage diterapkan.

3. Mengetahui dukungan lembaga

l l d i h d

pengelola drainase terhadap

penarapan sistem ecodrainage.

4. Dapat digunakan pemerintah kota

4. Dapat digunakan pemerintah kota

sebagai masukan dalam menyusun jakstra penerapan sistem ecodrainage yang aplikatif sesuai dengan keadaan yang aplikatif sesuai dengan keadaan wilayah.

(3)

y Saluran tempat studi adalah saluran pada Sub

RUANG LINGKUP

Sa u a te pat stud ada a sa u a pada Sub sistem Pematusan Kebon Agung bagian hulu, yaitu dari STA 0+000 sampai dengan STA 2+800.

y Pada aspek teknis, melakukan evaluasi

saluran tempat studi dengan membandingkan antara debit banjir rancangan PUH 10 dan kapasitas eksisting saluran .

y Pada aspek lingkungan, melakukan analisis

potensi reduksi genangan dengan penerapan sistem ecodrainage.

y Pada aspek kelembagaan, analisis pengelola

sistem drainase, yaitu Bidang Pematusan pada DPUBM dan Pematusan Kota Surabaya, dalam kaitannya dengan potensi penerapan sistem ecodrainage.

(4)

2

(5)

Genangan (Inundation)

Berdasarkan Permen PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang:

y Air hujan yang terperangkap di daerah rendah/cekungan di

y Air hujan yang terperangkap di daerah rendah/cekungan di

suatu kawasan, yang tidak bisa mengalir ke badan air terdekat.

y Terendamnya suatu kawasan permukiman lebih dari 30 cm

selama lebih dari 2 jam Terjadinya genangan tidak boleh selama lebih dari 2 jam. Terjadinya genangan tidak boleh lebih dari 2 kali pertahun.

(6)

Sistem Drainase Perkotaan

y Sistem drainase yang berada dalam wilayah administrasi

kota dan daerah perkotaan.

y Berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi

y Berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi

mengendalikan dan mengeringkan kelebihan air

permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan

l k l j b d i bid d k

lokal menuju badan air atau bidang resapan terdekat, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi kegiatan manusia (Ditjen Ciptag g ( j p

(7)

Sistem Drainase Perkotaan

y Berdasarkan pembagian kewenangan pengelolaan dan

fungsi pelayanan, sistem drainase terbagi menjadi 3:

1. Sistem Drainase Lokal

Si t D i Ut

2. Sistem Drainase Utama

3. Pengendalian Banjir

y Berdasarkan fisik, sistem drainase terdiri atas:

1. Sistem Saluran Primer

2. Sistem Saluran Sekunder

(8)

Sistem Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan

(Ecodrain)

(

)

Dalam buku “Sistem Drainase Perkotaan” Ditjen Cipta Karya (2012), sistem drainase perkotaan berwawasan lingkungan adalah:

y Upaya mengelola air kelebihan dengan cara meresapkan

y Upaya mengelola air kelebihan dengan cara meresapkan

sebanyak-banyaknya air ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan air ke sungai dengan tanpa melampaui

k i i b l ( i j i )

kapasitas sungai sebelumnya (Ditjen Cipta Karya, 2012).

y Pola yang umum digunakan adalah pola detensi

y Pola yang umum digunakan adalah pola detensi

(menampung air sementara) dan pola retensi (meresapkan air).

(9)

Sistem Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan

(Ecodrain)

(

)

y Manfaat:

1. Kemungkinan banjir dan/atau genangan di hilir dan

kekeringan di hulu dapat dikurangi.

M i l di h l

2. Mengurangi longsor di hulu.

3. Meningkatkan kualitas ekosistem dan lingkungan.

4 Mengisi/konservasi air tanah

4. Mengisi/konservasi air tanah.

(10)

Sistem Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan

(Ecodrain)

(

)

y Metode ecodrainage, antara lain:

1. Kolam Pengumpul Air Hujan

2. Parit Resapan

3. Sumur Resapan

4. Areal Peresapan Air Hujan

Penetapan Daerah Konservasi Air Tanah

5. Penetapan Daerah Konservasi Air Tanah

(11)

Lembaga Pengelola Drainase Perkotaan

Payung hukum lembaga pengelola drainase perkotaan:

y Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang

Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah

Pekerjaan Umum Kepada Daerah.

“Sebagian urusan seperti perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan di bidang pekerjaan umum (Pengairan, Bina Marga, dan Cipta Karya) diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I (Pemerintah Provinsi) dan Pemerintah Daerah Tingkat II (Pemerintah Kabupaten/Kota) dengan Daerah Tingkat II (Pemerintah Kabupaten/Kota) dengan tidak mengurangi tugas dan tanggung jawab Menteri Pekerjaan Umum (Pemerintah Pusat)”

(12)

Outline

1. Pendahuluan

2. Tinjauan Pustaka

3. Metode Penelitian

4. Gambaran Umum Wilayah Studi

5. Analisis dan Pembahasan

6 Kesimpulan

6. Kesimpulan

(13)

Lembaga Pengelola Drainase Perkotaan

Payung hukum lembaga pengelola drainase perkotaan:

y Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai Drainase Wilayah dan Sebagai Pengendalian sebagai Drainase Wilayah dan Sebagai Pengendalian Banjir.

“Menteri Pekerjaan Umum mengatur pembagian tugas wewenang, dan tanggung jawab terhadap pengaturan, pembinaan, dan pengembangan drainase kota”

(14)

3

(15)

DIAGRAM Id ifik i M l h DIAGRAM ALIR TAHAPAN PENGERJAAN Identifikasi Masalah:

Genangan di Kecamatan Gayungan

PENGERJAAN PENELITIAN

Pengumpulan Data dan Survai Lapangan Studi Literatur

Data Primer: Data Sekunder: Pengumpulan Data dan Survai Lapangan

Data Primer:

-Hasil wawancara -Hasil survai

lapangan

Data Sekunder:

-Data kependudukan, peta topografi, rencana tata guna

lahan, rencana

pengembangan kota & pengembangan kota & pengembangan wilayah, RTRW, SDMP, data curah hujan, data sistem drainase A

(16)

DIAGRAM

Analisis & Pembahasan Aspek

A

DIAGRAM ALIR TAHAPAN

PENGERJAAN Analisis & Pembahasan Aspek

PENGERJAAN PENELITIAN

Aspek Teknis Aspek Non Teknis

Aspek Kelembagaan Aspek Lingkungan

Kesimpulan & Saran

(17)

3

(18)

Wilayah Studi

y

Saluran primer STA 0+000 – STA 2+800 sub sistem

p

pematusan Kebonagung bagian hulu, yang dibagi

menjadi 7 ruas.

y

Termasuk dalam wilayah Sistem/Rayon Jambangan.

y

Terletak di wilayah Surabaya Selatan yang secara

d i i

if

k d l

K l

h

K b

S i

administratif termasuk dalam Kelurahan Kebon Sari

dan Kelurahan Gayungan.

(19)

Sebaran Tinggi Genangan Rayon Jambangan Tahun 2011

Sumber: DPU Bina Marga dang

(20)
(21)

Catchment Area Wilayah Studi

(22)

Topografi Lahan Wilayah Studi

(23)

1

(24)

DIAGRAM Data Curah Hujan B DIAGRAM

ALIR TAHAPAN

PENGERJAAN Uji Konsistensi Data

Data Curah Hujan 10 tahun terakhir

Uji Keselarasan/ Kecocokan • Chi-Square

•Smirnov- Kolmogorov

PENGERJAAN PENELITIAN

Uji Homogenitas Data

Perhitungan Distribusi Hujan (dipilih nilai terbesar) • Metode Bell

•Metode Van Breen

Perhitungan Curah Hujan Rata-rata Daerah menggunakan polygon

Thiessen

ASPEK TEKNIS

•Metode Van Breen

•Metode Hasper Weduwen Perhitungan Intensitas Hujan

(dipilih nilai ΔI terkecil) M t d T lb

Thiessen

Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum (dipilih

nilai terbesar) Perhitungan Debit Rencana

• Metode Talbot •Metode Ishiguro •Metode Sherman

nilai terbesar) •Metode Gumbel •Metode Iway Kadoya

•Metode Log-Pearson III Debit Rencana Saluran

Perhitungan Debit Rencana Qrencana= Qair hujan+ Qair limbah

(25)

DIAGRAM Data DIAGRAM ALIR TAHAPAN PENGERJAAN • Dimensi Saluran • Slope Saluran • Bahan Saluran PENGERJAAN

PENELITIAN Perhitungan Kapasitas

Saluran Eksisting 1 2 1 ASPEK TEKNIS A V Q S R n V = 1 23 12 ⇒ = ⋅ Debit Saluran

(26)

DIAGRAM D bit AliData DIAGRAM ALIR TAHAPAN PENGERJAAN • Debit Aliran (Analisis Hidrologi) • Debit Saluran (Analisis Hidrolika) PENGERJAAN PENELITIAN Kapasitas memenuhi? Debit Saluran •Pengerukan Sedimen •Pembersihan Sampah E d i tidak ASPEK TEKNIS > Debit Aliran •Ecodrain •Normalisasi Saluran ya Pemeliharaan Saluran

(27)

5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ASPEK TEKNIS

(28)

Data curah hujan harian maksimum berasal dari

R R R

Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur, UPT PSDAWS Buntung Paketingan

Sta. Kebon hi ANALISIS HIDROLOGI No. Tahun S . ebo Agung (Stasiun Utama) Sta. Gunung Sari Sta. Wonorejo Perhitungan Rata-rata 1 2003 75 98 76 83 HIDROLOGI (i) 2 2004 92 103 85 93 3 2005 105 114 85 101 4 2006 98 110 153 120 5 2007 100 96 71 89 6 2008 85 81 68 78 7 2009 76 78 65 73 8 2010 109 114 98 107 9 2011 97 102 94 98 10 2012 114 102 95 104 Jumlah 951 998 890 946 Rata-rata 95,1 99,8 89 95

(29)

ANALISIS HIDROLOGI

Data curah hujan di uji konsistensinya kemudian hasilnya terlihat pada grafik sebagai berikut.

HIDROLOGI

(ii) Uji Konsistensi Sta. Kebon Agung

900 1000 Hasil Uji Konsistensi 300 400 500 600 700 800 K ebo n Ag ung Rata-rata S ta. Pembanding S tasiun Utama Konsistensi 0 100 200 300 100 200 300 400 500 600 700 800 900 000 St a . 1

Rata-rata S ta. Pembanding

(30)

ANALISIS HIDROLOGI

Setelah uji konsistensi, dilakukan uji homogenitas terhadap data curah hujan harian maksimum. Mencari titik homogenitas kemudian didapatkan

HIDROLOGI

(ii) ordinat dan absis sebagai berikut:

y Ordinat Æ 1,8 2,59 1 , 95 137 10 × = × = = r R T R R T Hasil Uji Homogenitas y Absis Æ n = 10

Dapat disimpulkan bahwa koordinat titik

Homogenitas Dapat disimpulkan bahwa koordinat titik homogenitas adalah (10; 2,59) yang setelah di plotting pada grafik homogenitas hasilnya

HOMOGEN. HOMOGEN.

(31)

Hasil plotting titik Yo, Y5, R0, R5

ANALISIS HIDROLOGI HIDROLOGI

(32)

Hasil plotting absis dan ordinat ANALISIS HIDROLOGI HIDROLOGI (iii) (10; 3,93)

(33)

Data yang telah homogen digunakan untuk

R R R

mencari Curah Hujan Harian Maksimum (HHM) Perencanaan menggunakan metode Gumbel, Log-Pearson Tipe III, dan Iwai Kadoya.

ANALISIS HIDROLOGI (ii) PUH HHM Gumbel HHM

Log-Pearson Tipe III

HHM Iwai Kadoya 2 92,68 93,882 93,645 (ii) , , 5 109,85 106,615 106,543 10 121,22 113,776 113,978 25 135,59 121,82 122,478 Hasil Perhitungan HHM , , , 50 146,24 127,212 128,304 100 156,82 132,264 133,781 HHM

Dipilih metode Gumbel karena rentang nilainya paling besar. Berikut adalah grafik perbandingan ketiga metode.

(34)

y Infrastruktur air perkotaan meliputi 3 (tiga)

i t li t k it (S i i ) LATAR

BELAKANG

sistem yang saling terkait (Suripin, 2004)

a. Sistem air bersih (Urban water supply) b. Sistem sanitasi (Waste water system)

c. Sistem drainase (Strom water

system)

y Kota Surabaya tumbuh dan berkembang,

aktifitas masyarakat pun semakin meningkat, pembangunan infrastruktur kota, yang salah satunya adalah infrastruktur air, belum dapat mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan Kota Surabaya sehingga

i b lk l h menimbulkan permasalahan.

y Infrastruktur air kota Surabaya untuk sektor

d i ih k i d i

drainase masih menerapkan sistem drainase konvensional dan tercampur.

(35)

Grafik Perbandingan Nilai HHM R R R ANALISIS HIDROLOGI (ii) PUH HHM Gumbel HHM

Log-Pearson Tipe III

HHM Iwai Kadoya 2 92,68 93,882 93,645 (ii) , , 5 109,85 106,615 106,543 10 121,22 113,776 113,978 25 135,59 121,82 122,478 Hasil Perhitungan HHM , , , 50 146,24 127,212 128,304 100 156,82 132,264 133,781 HHM

(36)

R R R

y Uji Chi-Square

Diperoleh nilai X2 hitung = 1,2 < X2 tabel 3,84. Dapat disimpulkan bahwa Hipotesa

ANALISIS

HIDROLOGI 3, 4 p p p

Metode Gumbel dapat diterima.

y Uji Smirnov Kolmogorov

HIDROLOGI (ii)

y Uji Smirnov Kolmogorov

Diperoleh Δmaks = 0,07 < Δkritis = 0,41. Dapat disimpulkan bahwa Hipotesa Metode Gumbel diterima

Hasil Uji

Keselarasan Gumbel diterima. Keselarasan

(37)

Berikut merupakan Hasil Perhitungan Distribusi

R R R

Intensitas Hujan (PUH 10) yang dihitung menggunakan metode Van Breen, Hasper Weduwen, dan Bell.

ANALISIS HIDROLOGI (ii) Durasi (menit) 5 10 20 40 60 120 240 Van Breen 140,92 125,46 111,83 87,28 73,64 46,37 27,27 (ii) Hasper Weduwen 178,65 142,94 109,45 79,05 63,48 40,27 24,15 Bell 151,82 113,63 79,24 52,96 41,27 26,48 16,72 Hasil Perhitungan Di t ib i

Dipilih metode Van Breen karena memiliki rata-rata nilai paling besar. Berikut adalah grafik perbandingan ketiga metode

Distribusi Intensitas

Hujan

(PUH ) perbandingan ketiga metode. (PUH 10)

(38)

Grafik Perbandingan Intensitas Hujan R R R ANALISIS HIDROLOGI (ii) Durasi (menit) 5 10 20 40 60 120 240 Van Breen 140,92 125,46 111,83 87,28 73,64 46,37 27,27 (ii) Hasper Weduwen 178,65 142,94 109,45 79,05 63,48 40,27 24,15 Bell 151,82 113,63 79,24 52,96 41,27 26,48 16,72 Hasil Perhitungan Di t ib i Distribusi Intensitas Hujan (PUH ) (PUH 10)

(39)

Berikut merupakan Hasil Perhitungan Intensitas

R R R

Hujan Rencana (PUH 10) menggunakan Metode Talbot, Sherman, dan Ishiguro.

ANALISIS HIDROLOGI (ii) (ii) Hasil Perhitungan I t it

Dari tabel di atas, Metode Talbot menjadi metode terpilih karena memiliki ΔI terkecil.

Intensitas Hujan Rencana (PUH ) (PUH 10)

Gambar

DIAGRAM  Id ifik i M l hDIAGRAM  ALIR  TAHAPAN  PENGERJAAN  Identifikasi Masalah:
DIAGRAM  Data Curah Hujan B
DIAGRAM  Data DIAGRAM  ALIR  TAHAPAN  PENGERJAAN  • Dimensi Saluran• Slope Saluran• Bahan SaluranPENGERJAAN
DIAGRAM  D bit Ali Data DIAGRAM  ALIR  TAHAPAN  PENGERJAAN  • Debit Aliran (Analisis Hidrologi)• Debit Saluran(Analisis Hidrolika)PENGERJAAN  PENELITIAN Kapasitas memenuhi? Debit Saluran •Pengerukan Sedimen •Pembersihan Sampah E d itidak ASPEK  TEKNIS &gt;
+3

Referensi

Dokumen terkait

17 Saya merasa sayang meminjamkan barang-barang saya pada orang lain yang membutuhkan karena takut rusak.. 18 Saya membantu orang tua

Buku kumpulan infografis materi sejarah kerajaan Islam di Jawa dan bentuk akulturasi efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah Indonesia, hal ini dibuktikan

Kalau upaya agar kinerja karyawan dapat mencapai target biasanya kita menentukan berapa banyak orderan yang masuk setelah itu karyawan tanggung jawab dengan orderan

Penyelenggaraan pendidikan di Kota Padangsidimpuan dikembangkan untuk mendorong peningkatan daya saing, melalui penyediaan sistem penyelenggaraan pendidikan yang

Cash flow ratios analysis penting untuk dilakukan karena: (1) kewajiban financial dibayar dengan kas bukan laba, (2) aktivitas yang profitable tidak selamanya mencerminkan kas

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana peran peran pemerintah berkaitan dengan pemagangan

Kajian ini juga mengkaji kesan kaedah PBM dalam talian berbantukan persembahan masalah berbentuk grafik (PBM-G) dan kesan kaedah PBM dalam talian berbantukan

Hal ini juga didukung dengan rekomendasi penelitian dari studi Udo et al (1997) untuk melakukan penelitian terkait intensi turnover dengan melibatkan faktor – faktor yang