• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung proses

belajar bagi siswa. Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sumber belajar

yang tersedia di lingkungan sekolah. Jika dikaitkan dengan proses belajar

mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memiliki sumbangan yang sangat

berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kualitas

pendidikan siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, siswa dapat terlibat

langsung dalam proses belajar dimana siswa dapat belajar mandiri dengan

menggunakan koleksi perpustakaan.

Perpustakaan khusus berada di lingkungan suatu lembaga tertentu.Dalam

Undang Undang No.43 Bab I Pasal I “Perpustakaan adalah institusi pengelola

koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan

sisitem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi dan rekreasi para pemustaka”.

Menurut Hasugian (2009, 74), timbulnya berbagai bentuk perpustakaan

disebabkan oleh berbagai faktor yakni :

1. Koleksi atau bahan perpustakaan

(2)

Maka dengan adanya berbagai faktor tersebut diatas timbul berbagai jenis

perpustakaan,yang salah satu diantaranya ialah perpustakaan sekolah. Berikut ini

merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai definisi perpustakaan sekolah.

Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah

dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan. Menurut Soetminah

(1992, 34),

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut Samosir (2003) Perpustakaan Sekolah adalah:

Semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.Perpustakaan Sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Menurut Darmono (2001, 2) Perpustakaan Sekolah adalah:

Pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan Sekolah dapat diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku-buku dihimpun dan diorganisasikan sebagi media belajar siswa. Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.

Sehingga Perpustakaan Sekolah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh

lembaga atau instansi pemerintah ataupun swasta yang koleksinya bersifat khusus

dan diperuntukkan khusus bagi pengguna di lingkungan lembaga atau instansi

yang bersangkutan serta merupakaan tempat penelitian dan penunjang pendidikan

(3)

Luar Biasa (SLB) merupakan perpustakaan yang koleksinya bersifat khusus dan

diperuntukkan khusus bagi siswa yang berkebutuhan khusus.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sebagai sebuah unit kerja, baik yang berdiri sendiri maupun

yang tergabung dalam unit organisasi yang membawahinya, harus menetapkan

tujuan dan fungsinya.Semua itu merupakan pedoman, arah, dan tuntunan untuk

mencapai tujuan akhir.

1. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Untuk menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sarana penting bagi seluruh

penggunanya, maka perpustakaan sekolah harus memiliki tujuan. Menurut Yusuf

(2005, 3) tujuan Perpustakaan Sekolah adalah:

a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa

b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan

c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa

d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum

e. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa

f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan

g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.

Perpustakaan Nasional RI ( 1992, 10) membagi tujuan kedalam dua bagian yaitu

(4)

Tujuan perpustakaan sekolah secara umum adalah:

Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan system pendidikan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan perpustakaan secara khusus diselenggarakan sebagai berikut yaitu :

1. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sector kehidupan.

2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi.

3. Mendidik murid agar dapat mempelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna.

4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.

Berdasarkan pendapat di atas dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah

adalah untuk menumbuhkan semangat dan kebiasaan membaca siswa. Tujuan

tersebut dapat diwujudkan dengan menyediakan sumber informasi yang sesuai

dengan kebutuhan siswa baik yang mendukung proses belajar di sekolah maupun

yang bersifat hiburan yang bermutu dan kreatif yang dapat memperluas wawasan

dan pengetahuan mereka.

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Biasanya tugas perpustakaan telah dicantumkan dalam bagan organisasi.Dan

Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas

perpustakaan.Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi

(5)

a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah

b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).

Menurut Yusuf (2005, 4-6) fungsi Perpustakaan Sekolah adalah:

1. Fungsi edukatif, maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada di Perpustakaan Sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar.

2. Fungsi informatif, berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi

perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan para siswa dan guru.

3. Fungsi rekreasi, dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya yang dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan.

4. Fungsi riset atau penelitian, maksudnya koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

Menurut Soeatminah (1992, 12) “Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai sarana

yang dapat :

a. Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakatdan perkembangannya.

b. Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata pelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah.

c. Menaikkan prestasi keilmuanmelalui bahan bacaan.

Berdasarkan pendapat diatas dikemukakan bahwa fungsi perpustakaan

sekolah yaitu sebagai sarana pendidikan, penyedia informasi yang berhubungan

dengan kebutuhan siswa dan guru, sebagai sarana penghibur pembacanya disaat

yang memungkinkan dan perpustakaan sekolah juga dapat dijadikan bahan untuk

(6)

2.2 Pendidikan Pemakai

Semakin berkembangnya metode pendidikan di sekolah, kebutuhan akan

perpustakaan semakin dirasakan. Tetapi dengan semakin cepatnya perkembangan

ilmu pengetahuan, jumlah dan macam koleksi juga semakin bertambah, sehingga

pemakai perpustakaan terutama mahasiswa, makin bingung dalam usahanya

menemukan informasi.Dengan demikian mereka tidak dapat memanfaatkan

perpustakaan semaksimal mungkin. Namun di lain pihak, keberadaan suatu

perpustakaan sebagai pusat pendidikan dan bahkan tempat pendidikan seumur

hidup (Lifelong Learning) sudah terpatri di hati pengguna.

Dalam rangka memenuhi kebutuhannya di bidang informasi dan ilmu

pengetahuan yang dapat ditemukan dan dipenuhi di perpustakaan, maka

perpustakaan dapat membuat suatu kegiatan untuk mengajak dan menarik

pengguna agar dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.Salah

satunya yaitu melakukan kegiatan pembinaan masyarakat pemakai.

Sutarno NS (2006, 113) mengemukakan bahwa pembinaan masyarakat

pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara:

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan 2. Memberikan pendidikan pemakai

3. Melakukan sosialisasi, publikasi, dan promosi perpustakaan

Dalam hal ini, perpustakaan dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan

dengan melakukan pendidikan pemakai.Pendidikan pemakai dilakukan dalam

(7)

memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa banyak menghadapi

kesulitan.

Menurut Sutarno (2006,113) pendidikan pemakai adalah “Kegiatan yang

dilakukan oleh petugas layanan untuk menjelaskan tentang seluk beluk

perpustakaan”.

Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987, 121) adalah

sebagai berikut:

Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok.

Sedangkan definisi pendidikan pemakai dalam buku Perpustakaan

Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994, 75), dinyatakan bahwa:

Pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau memberikanpetunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan untuk memberikan

bimbingan atau penjelasan individu ataupun kelompok mengenai seluk beluk dan

(8)

2.2.1 Tujuan Pendidikan Pemakai

Kegiatan pendidikan pemakai yang dilakukan oloeh setiap perpustakaan

memiliki tujuan tersendiri bagi pengguna maupun bagi perpustakaan yang

melaksanakan pendidikan pemakai tersebut. Secara umum tujuan pendidkan

pemakai dicantumkan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman

(2004, 95) yaitu:

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

Sulistyo-Basuki (2004, 392) menyatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai

adalah sebagai berikut:

Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa

tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk

meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian

pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan

(9)

sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara

objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis

informasi ke dalam kehidupannya.

Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 95) juga

menjabarkan beberapa peran petugas perpustakaan yang perlu diperhatikan untuk

mencapai tujuan pendidikan pemakai diatas, antara lain:

1. Petugas harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

3. Petugas perlu melibatkan guru.

4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu

2.2.2 Metode pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang dilaksanakan perpustakaan selayaknya

memiliki metode. Menurut Subagyo (1997, 50) metode adalah suatu cara atau

jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah.Jadi dengan

demikian dapatdirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara

penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.

Kosterman (1978, 269) menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat.

2. Dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan.

(10)

5. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.

Sementara itu Hills yang dikutip oleh Fjallbrant (1978, 33)menyebutkan ada

empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media

pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:

1. Motivation

Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

2. Activity

Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

3. Understanding

Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

4. Feedback

Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan

pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna

perpustakaan itu sendiri. Adapun metode atau teknik pendidikan pemakai tersebut

antara lain: ceramah atau pengajaran umum di kelas, wisata perpustakaan,

penggunaan audio visual, permainan dan tugas mandiri, penggunaanbuku

pedoman atau pamphlet.

Menurut Fjallbrant (1978, 38) Adapun bimbingan yang dapat digunakan

seseorang yang berkebutuhan khusus yaitu bimbingan insidentil. Bimbingan

(11)

dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut

konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut

konseling) yang bermuara pada teratasinyamasalah yang dihadapi konseling serta

dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,

sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri

untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan

masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup dan berbeda

dengan kegiatan mengajar.

2.2.3 Ragam Pendidikan Pemakai

Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 95)

dijelaskan 2 macam ragam pendidikan pemakai, antara lain :

1. Orientasi Perpustakaan

Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademika. Pendidikan ini meliputi kunjungan ke perpustakaan atau peragaan dengan sarana multi media mengenai fasilitas dan pelayanan perpustakaan.

Tujuan orientasi perpustakaan adalah agar peserta:

a. Mengetahui lokasi dan berbagai fasilitas perpustakaan

b. Termotivasi untuk memanfaatkan perpustakaan secara optimal c. Mengetahui peraturan dan tata tertib perpustakaan

d. Mengetahui sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan e. Mengenal staf perpustakaan dan tugas utama mereka

Sarana yang harus disiapkan adalah:

a. Peta tata ruang perpustakaan b. Brosur dan sejenisnya c. Perlengkapan multi media

Materi pendidikan pengguna untuk orientasi perpustakaan adalah:

(12)

d. Fasilitas perpustakaan

e. Prosedur pelayanan perpustakaan f. Ragam dan fungsi alat penelusuran g. System klasifikasi bahan perpustakaan h. Tata tertib dan peraturan perpustakaan i. Sumber informasi perpustakaan

j. Pelayanan dan jenis bahan perpustakaan

k. Fungsi, bentuk, jenis, dan cara menggunakan catalog l. Fungsi dan kegunaan bibliografi, indeks dan abstrak m. Sistem jaringan informasi

n. Pangkalan data dan system penelusuran informasi

o. Macam bahan perpustakaan rujukan dan kegunaan masing-masing

2. Tutorial perpustakaan

Tutorial perpustakaan mendidik pengguna agar dapat mengggunakan perpustakaan serta sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi.

Setelah mengikuti kegiatan ini, pengguna diharapkan mampu:

a. Memanfaatkan berbagai media informasi yang tersedia b. Memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik

c. Memanfaatkan bahan perpustakaan primer, sekunder, tersier dengan benar d. Menyusun strategi penelusuran informasi, baik secara manual maupun

elektronik

e. Memilih dan mengevaluasi informasi dengan tepat

Sarana yang disediakan adalah:

a. Ruang pertemuan dengan perlengkapannya

b. Bahan perpustakaan rujukan dari berbagai disiplin ilmu c. Meja informasi

d. Brosur dan sejenisnya

Materi pendidikan pengguna untuk tutorial perpustakaan adalah:

a. Macam bahan perpustakaan ilmiah dan perkembangannya b. Macam bahan perpustakaan rujukan dan penggunaannya c. Teknik membaca cepat

d. Tata cara pennulisan karya tulis ilmiah

e. Sistem jaringan informasi dan kerja sama perpustakaan

f. Komputerisasi data bahan perpustakaan dan jennies pangkalan data g. Strategi penelusuran

(13)

Dalam menyelenggarakan pendidikan pemakai perpustakaan, unsur yang

paling penting adalah mengupayakan bagaiamana sebagian besar koleksi dan

layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik.Tugas

perpustakaan adalah untuk mengajak, menarik dan mengundang masyarakat

pengguna berkunjung ke perpustakaan atas kesadaran dan kemauannya sendiri,

agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan

berbudaya tinggi.

Masyarakat yang demikian senantiasa mengikuti peristiwa dan

perkembangan mutakhir karena menguasai sumber informasi dan ilmu

pengetahuan, sehingga masyarakat pengguna tersebut mempunyai pandangan dan

wawasan yang luas, bersikap mandiri, percaya diri dan dapat mengikuti kemajuan

zaman.

2.2.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu

memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting

karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan

waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan

program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang

tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan

perpustakaan. Darmono (2001,168-169) menyatakan bahwa:

(14)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung

dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan

sekolah sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik diadakan

pada saat les tambahan.

Lokasi untuk pelakasanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih

yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan

pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program

pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih

pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi

perpustakaan SLB-C Santa Lusia.

Soedibyo (1987,108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi perpustakaan

sebagai berikut :

1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.

2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang,sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungannya.

3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang-buang waktu secara sia-sia.

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa inti dari

lokasi perpustakaan, dimana juga biasanya dipakai untuk pelaksanaan program

pendidikan pemakai, harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak, yaitu

anggota perpustakaan. Oleh sebab itu jika lokasi perpustakaan sudah memenuhi

(15)

Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas

perpustakaan untuk memberikan bimbingan atau penjelasan individu ataupun

kelompok mengenai seluk beluk dan tatacara pemanfaatan perpustakaan secara

efektif dan efisien.

Adapun indikator dari pendidikan pemakai yaitu:

1. Metode pendidikan pemakai

2. Ragam pendidikan pemakai ( Orientasi dan Tutorial )

Referensi

Dokumen terkait

Etika berbusana dengan mengacu pada etika umum yang dikemukakan pada pendahuluan, maka etika berbusana dapat diartikan suatu ilmu yang memikirkan bagaimana kita mengambil

Bila berlaku atau disyaki berlaku penyakit wajib lapor, Pengarah Perkhidmatan Veterinar Negeri hendaklah menasihatkan Menteri Besar atau Ketua Menteri untuk mengisytihar

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh Lima, bulan Juli, tahun dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pembukaan Dokumen

Dari jumlah penyedia barang / jasa yang memasukkan (upload) Dokumen Penawaran dan Tabel Kualifikasi melalui Aplikasi SPSE di atas, Panitia Pengadaan Barang / Jasa

pada pendapat pihak berkuasa veterinar, dijangkiti dengan apa-apa penyakit atau kemungkinan telah terdedah dengan apa-apa jangkitan atau haiwan atau karkas yang

Pada hari ini, Kamis, tanggal Dua Puluh Enam, bulan Juli, tahun dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pemberian Penjelasan

Colorful fish swim among coral in one of the many tanks at the Monterey Bay

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Sebagian besar responden