BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung proses
belajar bagi siswa. Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sumber belajar
yang tersedia di lingkungan sekolah. Jika dikaitkan dengan proses belajar
mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memiliki sumbangan yang sangat
berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kualitas
pendidikan siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, siswa dapat terlibat
langsung dalam proses belajar dimana siswa dapat belajar mandiri dengan
menggunakan koleksi perpustakaan.
Perpustakaan khusus berada di lingkungan suatu lembaga tertentu.Dalam
Undang Undang No.43 Bab I Pasal I “Perpustakaan adalah institusi pengelola
koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan
sisitem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi dan rekreasi para pemustaka”.
Menurut Hasugian (2009, 74), timbulnya berbagai bentuk perpustakaan
disebabkan oleh berbagai faktor yakni :
1. Koleksi atau bahan perpustakaan
Maka dengan adanya berbagai faktor tersebut diatas timbul berbagai jenis
perpustakaan,yang salah satu diantaranya ialah perpustakaan sekolah. Berikut ini
merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai definisi perpustakaan sekolah.
Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah
dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan. Menurut Soetminah
(1992, 34),
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Samosir (2003) Perpustakaan Sekolah adalah:
Semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.Perpustakaan Sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Menurut Darmono (2001, 2) Perpustakaan Sekolah adalah:
Pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan Sekolah dapat diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku-buku dihimpun dan diorganisasikan sebagi media belajar siswa. Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.
Sehingga Perpustakaan Sekolah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh
lembaga atau instansi pemerintah ataupun swasta yang koleksinya bersifat khusus
dan diperuntukkan khusus bagi pengguna di lingkungan lembaga atau instansi
yang bersangkutan serta merupakaan tempat penelitian dan penunjang pendidikan
Luar Biasa (SLB) merupakan perpustakaan yang koleksinya bersifat khusus dan
diperuntukkan khusus bagi siswa yang berkebutuhan khusus.
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sebagai sebuah unit kerja, baik yang berdiri sendiri maupun
yang tergabung dalam unit organisasi yang membawahinya, harus menetapkan
tujuan dan fungsinya.Semua itu merupakan pedoman, arah, dan tuntunan untuk
mencapai tujuan akhir.
1. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Untuk menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sarana penting bagi seluruh
penggunanya, maka perpustakaan sekolah harus memiliki tujuan. Menurut Yusuf
(2005, 3) tujuan Perpustakaan Sekolah adalah:
a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa
b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan
c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa
d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum
e. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa
f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan
g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.
Perpustakaan Nasional RI ( 1992, 10) membagi tujuan kedalam dua bagian yaitu
Tujuan perpustakaan sekolah secara umum adalah:
Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan system pendidikan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan perpustakaan secara khusus diselenggarakan sebagai berikut yaitu :
1. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sector kehidupan.
2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi.
3. Mendidik murid agar dapat mempelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna.
4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
Berdasarkan pendapat di atas dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah
adalah untuk menumbuhkan semangat dan kebiasaan membaca siswa. Tujuan
tersebut dapat diwujudkan dengan menyediakan sumber informasi yang sesuai
dengan kebutuhan siswa baik yang mendukung proses belajar di sekolah maupun
yang bersifat hiburan yang bermutu dan kreatif yang dapat memperluas wawasan
dan pengetahuan mereka.
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Biasanya tugas perpustakaan telah dicantumkan dalam bagan organisasi.Dan
Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas
perpustakaan.Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).
Menurut Yusuf (2005, 4-6) fungsi Perpustakaan Sekolah adalah:
1. Fungsi edukatif, maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada di Perpustakaan Sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar.
2. Fungsi informatif, berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi
perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan para siswa dan guru.
3. Fungsi rekreasi, dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya yang dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan.
4. Fungsi riset atau penelitian, maksudnya koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
Menurut Soeatminah (1992, 12) “Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai sarana
yang dapat :
a. Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakatdan perkembangannya.
b. Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata pelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah.
c. Menaikkan prestasi keilmuanmelalui bahan bacaan.
Berdasarkan pendapat diatas dikemukakan bahwa fungsi perpustakaan
sekolah yaitu sebagai sarana pendidikan, penyedia informasi yang berhubungan
dengan kebutuhan siswa dan guru, sebagai sarana penghibur pembacanya disaat
yang memungkinkan dan perpustakaan sekolah juga dapat dijadikan bahan untuk
2.2 Pendidikan Pemakai
Semakin berkembangnya metode pendidikan di sekolah, kebutuhan akan
perpustakaan semakin dirasakan. Tetapi dengan semakin cepatnya perkembangan
ilmu pengetahuan, jumlah dan macam koleksi juga semakin bertambah, sehingga
pemakai perpustakaan terutama mahasiswa, makin bingung dalam usahanya
menemukan informasi.Dengan demikian mereka tidak dapat memanfaatkan
perpustakaan semaksimal mungkin. Namun di lain pihak, keberadaan suatu
perpustakaan sebagai pusat pendidikan dan bahkan tempat pendidikan seumur
hidup (Lifelong Learning) sudah terpatri di hati pengguna.
Dalam rangka memenuhi kebutuhannya di bidang informasi dan ilmu
pengetahuan yang dapat ditemukan dan dipenuhi di perpustakaan, maka
perpustakaan dapat membuat suatu kegiatan untuk mengajak dan menarik
pengguna agar dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.Salah
satunya yaitu melakukan kegiatan pembinaan masyarakat pemakai.
Sutarno NS (2006, 113) mengemukakan bahwa pembinaan masyarakat
pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan 2. Memberikan pendidikan pemakai
3. Melakukan sosialisasi, publikasi, dan promosi perpustakaan
Dalam hal ini, perpustakaan dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan
dengan melakukan pendidikan pemakai.Pendidikan pemakai dilakukan dalam
memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa banyak menghadapi
kesulitan.
Menurut Sutarno (2006,113) pendidikan pemakai adalah “Kegiatan yang
dilakukan oleh petugas layanan untuk menjelaskan tentang seluk beluk
perpustakaan”.
Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987, 121) adalah
sebagai berikut:
Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok.
Sedangkan definisi pendidikan pemakai dalam buku Perpustakaan
Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994, 75), dinyatakan bahwa:
Pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau memberikanpetunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan untuk memberikan
bimbingan atau penjelasan individu ataupun kelompok mengenai seluk beluk dan
2.2.1 Tujuan Pendidikan Pemakai
Kegiatan pendidikan pemakai yang dilakukan oloeh setiap perpustakaan
memiliki tujuan tersendiri bagi pengguna maupun bagi perpustakaan yang
melaksanakan pendidikan pemakai tersebut. Secara umum tujuan pendidkan
pemakai dicantumkan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman
(2004, 95) yaitu:
1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.
2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan
5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.
Sulistyo-Basuki (2004, 392) menyatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai
adalah sebagai berikut:
Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa
tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk
meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian
pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan
sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara
objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis
informasi ke dalam kehidupannya.
Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 95) juga
menjabarkan beberapa peran petugas perpustakaan yang perlu diperhatikan untuk
mencapai tujuan pendidikan pemakai diatas, antara lain:
1. Petugas harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.
2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
3. Petugas perlu melibatkan guru.
4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu
2.2.2 Metode pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang dilaksanakan perpustakaan selayaknya
memiliki metode. Menurut Subagyo (1997, 50) metode adalah suatu cara atau
jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah.Jadi dengan
demikian dapatdirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara
penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.
Kosterman (1978, 269) menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat.
2. Dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan.
5. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
Sementara itu Hills yang dikutip oleh Fjallbrant (1978, 33)menyebutkan ada
empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media
pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:
1. Motivation
Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.
2. Activity
Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.
3. Understanding
Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
4. Feedback
Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan
pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna
perpustakaan itu sendiri. Adapun metode atau teknik pendidikan pemakai tersebut
antara lain: ceramah atau pengajaran umum di kelas, wisata perpustakaan,
penggunaan audio visual, permainan dan tugas mandiri, penggunaanbuku
pedoman atau pamphlet.
Menurut Fjallbrant (1978, 38) Adapun bimbingan yang dapat digunakan
seseorang yang berkebutuhan khusus yaitu bimbingan insidentil. Bimbingan
dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseling) yang bermuara pada teratasinyamasalah yang dihadapi konseling serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup dan berbeda
dengan kegiatan mengajar.
2.2.3 Ragam Pendidikan Pemakai
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 95)
dijelaskan 2 macam ragam pendidikan pemakai, antara lain :
1. Orientasi Perpustakaan
Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademika. Pendidikan ini meliputi kunjungan ke perpustakaan atau peragaan dengan sarana multi media mengenai fasilitas dan pelayanan perpustakaan.
Tujuan orientasi perpustakaan adalah agar peserta:
a. Mengetahui lokasi dan berbagai fasilitas perpustakaan
b. Termotivasi untuk memanfaatkan perpustakaan secara optimal c. Mengetahui peraturan dan tata tertib perpustakaan
d. Mengetahui sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan e. Mengenal staf perpustakaan dan tugas utama mereka
Sarana yang harus disiapkan adalah:
a. Peta tata ruang perpustakaan b. Brosur dan sejenisnya c. Perlengkapan multi media
Materi pendidikan pengguna untuk orientasi perpustakaan adalah:
d. Fasilitas perpustakaan
e. Prosedur pelayanan perpustakaan f. Ragam dan fungsi alat penelusuran g. System klasifikasi bahan perpustakaan h. Tata tertib dan peraturan perpustakaan i. Sumber informasi perpustakaan
j. Pelayanan dan jenis bahan perpustakaan
k. Fungsi, bentuk, jenis, dan cara menggunakan catalog l. Fungsi dan kegunaan bibliografi, indeks dan abstrak m. Sistem jaringan informasi
n. Pangkalan data dan system penelusuran informasi
o. Macam bahan perpustakaan rujukan dan kegunaan masing-masing
2. Tutorial perpustakaan
Tutorial perpustakaan mendidik pengguna agar dapat mengggunakan perpustakaan serta sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi.
Setelah mengikuti kegiatan ini, pengguna diharapkan mampu:
a. Memanfaatkan berbagai media informasi yang tersedia b. Memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik
c. Memanfaatkan bahan perpustakaan primer, sekunder, tersier dengan benar d. Menyusun strategi penelusuran informasi, baik secara manual maupun
elektronik
e. Memilih dan mengevaluasi informasi dengan tepat
Sarana yang disediakan adalah:
a. Ruang pertemuan dengan perlengkapannya
b. Bahan perpustakaan rujukan dari berbagai disiplin ilmu c. Meja informasi
d. Brosur dan sejenisnya
Materi pendidikan pengguna untuk tutorial perpustakaan adalah:
a. Macam bahan perpustakaan ilmiah dan perkembangannya b. Macam bahan perpustakaan rujukan dan penggunaannya c. Teknik membaca cepat
d. Tata cara pennulisan karya tulis ilmiah
e. Sistem jaringan informasi dan kerja sama perpustakaan
f. Komputerisasi data bahan perpustakaan dan jennies pangkalan data g. Strategi penelusuran
Dalam menyelenggarakan pendidikan pemakai perpustakaan, unsur yang
paling penting adalah mengupayakan bagaiamana sebagian besar koleksi dan
layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik.Tugas
perpustakaan adalah untuk mengajak, menarik dan mengundang masyarakat
pengguna berkunjung ke perpustakaan atas kesadaran dan kemauannya sendiri,
agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan
berbudaya tinggi.
Masyarakat yang demikian senantiasa mengikuti peristiwa dan
perkembangan mutakhir karena menguasai sumber informasi dan ilmu
pengetahuan, sehingga masyarakat pengguna tersebut mempunyai pandangan dan
wawasan yang luas, bersikap mandiri, percaya diri dan dapat mengikuti kemajuan
zaman.
2.2.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu
memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting
karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan
waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan
program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang
tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan
perpustakaan. Darmono (2001,168-169) menyatakan bahwa:
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung
dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan
sekolah sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik diadakan
pada saat les tambahan.
Lokasi untuk pelakasanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih
yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan
pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program
pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih
pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi
perpustakaan SLB-C Santa Lusia.
Soedibyo (1987,108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi perpustakaan
sebagai berikut :
1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.
2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang,sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungannya.
3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang-buang waktu secara sia-sia.
4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa inti dari
lokasi perpustakaan, dimana juga biasanya dipakai untuk pelaksanaan program
pendidikan pemakai, harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak, yaitu
anggota perpustakaan. Oleh sebab itu jika lokasi perpustakaan sudah memenuhi
Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas
perpustakaan untuk memberikan bimbingan atau penjelasan individu ataupun
kelompok mengenai seluk beluk dan tatacara pemanfaatan perpustakaan secara
efektif dan efisien.
Adapun indikator dari pendidikan pemakai yaitu:
1. Metode pendidikan pemakai
2. Ragam pendidikan pemakai ( Orientasi dan Tutorial )