BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai
dengan kenaikan kadar gula dalam darah/hiperglikemia (Smeltzer, 2002). Hal ini terjadi karena kelainan atau kerusakan sel-sel beta pankreas yang menghasilkan insulin sehingga mengakibatkan insufisiensi insulin atau kurang efektifnya
jumlah hormon insulin dalam tubuh (Price & Wilson, 2006).
Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit kronik terbanyak di dunia,
jumlah penderitanya terus meningkat secara signifikan sebagai akibat dari perubahan gaya hidup berupa berkurangnya aktivitas fisik dan peningkatan jumlah individu yang menderita obesitas (Shaw, Sicree, & Zimmet, 2008).
Prevalensi diabetes mellitus di dunia pada tahun 2010 adalah 6,4 % dari jumlah seluruh penduduk dunia atau 285 juta orang dan jumlah ini diperkirakan
akan terus meningkat menjadi 7,7 % atau 439 juta penderita diabetes mellitus pada tahun 2030. Terjadi peningkatan 69 % jumlah penderita diabetes mellitus di negara berkembang dan 20 % peningkatan di negara maju (Shaw dkk., 2008).
Lebih dari 60% jumlah penderita diabetes mellitus dari seluruh populasi diabetes mellitus dunia berada di Asia (Ramachandran, Snehalatha, Shetty, & Nanditha,
2012).
Penelitian terbaru yang dilakukan Shaw dkk. (2009) menyebutkan bahwa Indonesia pada tahun 2010 menempati posisi 9 sebagai negara dengan penduduk
diabetes mellitus terbanyak di dunia dengan jumlah 7 juta penderita dan diprediksi menempati posisi 6 dengan 12 juta penderita pada tahun 2030. Diabetes mellitus
merupakan pembunuh nomor 6 terbanyak di Indonesia setelah stroke,
tuberkulosis, hipertensi , cedera, dan perinatal (RISKESDAS, 2007).
Penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi akut maupun
komplikasi jangka panjang. Komplikasi akut berupa hipoglikemia, ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik sedangkan komplikasi jangka panjang diabetes dapat berupa penyakit mikrovaskular dan makrovaskular serta
neuropati (Smeltzer, 2002)
Risiko kematian pada pasien diabetes mellitus dua kali lebih tinggi
dibandingkan individu yang tidak menderita diabetes mellitus. Sekitar 50-80% kematian penderita diabetes mellitus disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskular dan gagal ginjal. Penyakit lain yang muncul sebagai
komplikasi jangka panjang yang mengganggu aktivitas hidup adalah penyakit mata diabetes, terutama retinopati yang menjadi penyebab kebutaan utama di
seluruh dunia dan ulser kaki diabetik yang menjadi penyebab utama amputasi ekstremitas bawah pada penyakit nontraumatik (Liu, Fu, Wang, & Xu, 2010).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien diabetes mengalami
gangguan mobilitas dan gangguan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari (AHS) lebih besar dibandingkan individu yang tidak menderita diabetes (Bruce,
2012)
Aktivitas hidup sehari-hari (AHS) adalah aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup
sehari-hari (Smeltzer, 2002) diklasifikasikan menjadi dua yaitu AHS dasar dan AHS intrumental (Fricke, 2012).
Sebuah penelitian yang membandingkan AHS dasar dan AHS instrumental
pasien diabetes dengan pasien tanpa diabetes menunjukkan bahwa pasien diabetes 74 % mengalami keterbatasan dalam melakukan AHS dasar dan 50 % lebih
terhambat dalam melakukan AHS instrumental (Wu, Haan, Liang, Ghosh, Gonzalez, & Herman, 2003).
Pasien diabetes mellitus dengan retinopati diabetik mengalami penurunan
ketajaman penglihatan sehingga menimbulkan gangguan dalam melakukan aktivitas hidup yang penting seperti bekerja, membaca dan berolahraga. Selain itu,
juga mengganggu aktivitas perawatan diabetes seperti latihan, membaca label gizi pada bungkus makanan, menyiapkan injeksi insulin dan memeriksa kadar gula darah, serta kehilangan kepercayaan diri untuk melakukan mobilitas karena takut
cedera (Coyne, Margolis, Martin, Baker, Klein, Paul, & Revicki, 2004).
Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi
pada pasien diabetes mellitus. Pasien diabetes dengan ulkus yang tidak terobati dan berkembang semakin parah akan kehilangan fungsi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari (Maderal, Vivas, Zwick, & Kirsner, 2012).
Data pendahuluan yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa orang penderita diabetes mellitus yang rawat jalan di Rumah Sakit
Pirngadi Medan, di peroleh hasil bahwa terdapat gangguan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari sejak mereka menderita diabetes melitus.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang bagaimana gambaran aktivitas hidup sehari-hari pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Pirngadi Medan.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah gambaran aktivitas hidup sehari-hari pasien
diabetes mellitus di Rumah Sakit Pirngadi Medan.
1.3Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran aktivitas
hidup sehari-hari pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Pirngadi Medan.
1.4Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi Rumah Sakit Pirngadi Medan
Memberikan gambaran status fungsional pasien diabetes mellitus rawat jalan di rumah sakit Pirngadi dalam melakukan akivitas hidup sehari-hari. 1.4.2 Bagi Pendidikan
Sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dalam
meningkatkan pengetahuan mengenai aktivitas hidup sehari-hari pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Pirngadi Medan.
1.4.3 Bagi peneliti
Sebagai sumber penambah wawasan peneliti dan sebagai sumber informasi kepada peneliti selanjutnya tentang aktivitas sehari-hari pada
pasien diabetes mellitus.