• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan kemajuan teknologi, ada beberapa orang yang mendefinisikan

mengenai hukum udara, bahwa hukum udara adalah serangkaian ketentuan nasional

dan internasional mengenai pesawat, navigasiudara, pengangkutan udara komersial

dan semua hubungan hukum publikataupun perdata, yang timbul dari navigasi udara

domestik dan internasional.1Hukum udara adalah cabang hukum yang menentukan dan mempelajari hukum dan peraturan hukum mengenai lalu lintas udara dan

penggunaan pesawat udara dan juga hubungan-hubungan yang timbul dari hal-hal

tersebut.2

1

I. Diederiks-Verschoor, “Hukum Udara dan Hukum Ruang Angkasa”, (Sinar Grafika, Jakarta, 1991), hal.7

2

H.K. Martono, Hukum Udara Nasional dan Internasional Publik, (Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2012), hal 4

(2)

menetapkan program keselamatan penerbangan, program budaya tindak keselamatan yang mengacu pada standard ICAO.Dalam UU ini juga memuat peraturan keselamatan penerbangan, sistem pelaporan keselamatan, analisis data dan informasi keselamatanpromosi keselamatan, pengawasan keselamatan, dan lain-lain.Yang dalam banyak hal diarahkan untuk melindungi Air Trafic Control(ATC) dari eksploitasi, pencegahan dari tindak kesalahan atau kelalaian dalam bertugas, pengabaian atas hak-haknya, dll.

Menteri Perhubungan juga telah mengesahkan Peraturan Menhub berupa CASR (untuk Air Trafic Control(ATC) ada CASR 69 dan 170 serta 172 dll).Dalam CASR ini juga sangat jelas usaha Pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum bagi ATC yang sedang melaksanakan tugas, berupa kepastian-kepastian hukum dalam menjalankan tugas profesinya. Dirjen Perhubungan Udara juga telah mengeluarkan Peraturan Dirjen Hubud berupa Staff Instruction (SI) dan Advisory Circular (AC) yang disana juga dengan jelas menuntun dan mengarahkan kita (ATC Indonesia) bagaimana agar mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat terhindar dari kesalahan - kesalahan yang merugikan diri Air Trafic Control(ATC) tersebut secara pribadi, yang dapat merugikan masyarakat penerbangan, bangsa dan negara RI.

(3)

dapat berbahaya dan membahayakan dirinya, orang lain, pengguna jasa penerbangan dll.3

Tujuan dari pengaturan lalu lintas udara adalah untuk menghindari tabrakan antar pesawat terbang, menghindarkan pesawat terbang yang berada di daerah pergerakan pesawat dengan penghalang lainnya dan terciptanya kelancaran serta keteraturan lalu lintas udara.

Air Trafic Control(ATC) merupakan pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation, Air Trafic Control(ATC) juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca,

traffic information, navigation information, dll).

4

Air Trafic Control(ATC) sangat berperan penting dan memiliki otoritas penuh terhadap pilot yang sedang menerbangkan pesawatnya. Pasalnya semua aktivitas pesawat di area manouevring harus mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC. Tujuannya tidak lain adalah agar tercapai keselamatan dalam penerbangan. Semua komunikasi yang dilakukan antara pilot dan Air Trafic Control(ATC) menggunakan alat yang sesuai dengan aturan.5

(4)

pesawat mendapat gambaran yang salah mengenai posisi pesawat pada saat itu dan ditambah komunikasi dengan pengendali lalu lintas udara yang membingungkan.Para awak pesawat kurang berkonsentrasi pada penerbangan dan lebih berkonsentrasi pada komputer sebab permasalahan disebabkan pada database navigasi.

Pengawas lalu lintas udara (Air Trafic Control) adalah orang-orang yang terlatih untuk mempertahankan jalur yang aman, tertib dan cepat dari lalu lintas udara dalam sistem kontrol lalu lintas udara global.Posisi pengendali lalu lintas udara adalah salah satu yang sangat memerlukan pengetahuan khusus, keterampilan, dan kemampuan.Pengawas lalu lintas udara menerapkan aturan pemisahan untuk menjaga daerah mereka tanggung jawab dan pengawas berhati-hati memindahkan semua pesawat dengan aman dan efisien melalui sektor mereka ditugaskan dari wilayah udara, serta di lapangan, karena pengendali memiliki tanggung jawab sangat besar saat bertugas (seringkali dalam penerbangan, "pada posisi") dan membuat banyak keputusan sepersekian detik setiap hari, profesiAir Trafic Control(ATC) secara konsisten.6

Jalur penerbangan bertujuan untuk mengatur arus lalu lintas penerbangan.7

Pelayanan lalu lintas penerbangan sebagaimana mempunyai tujuan yaitu mencegah terjadinya tabrakan antarpesawat udara di udara, mencegah terjadinya tabrakan antarpesawat udara atau pesawat udara dengan halangan (obstacle) di daerah manuver (manouvering area), memperlancar dan menjaga keteraturan arus

7

(5)

lalu lintas penerbangan, memberikan petunjuk dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan efisiensi penerbangan; dan memberikan notifikasi kepada organisasi terkait untuk bantuan pencarian dan pertolongan (search and rescue).8Pelayanan lalu lintas penerbangan terdiri atas pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan (airtraffic control service); pelayanan informasi penerbangan (flight informationservice), pelayanan saran lalu lintas penerbangan (air trafficadvisory service); dan pelayanan kesiagaan (alerting service).9

Kemajuan di bidang hukum udara erat kaitannya dengan kepadatan arus lalu lintas udara yang semakin dirasakan dengan kebutuhan masyarakat. Peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat tersebut merupakan peringatan bagi petugas pengawas lalu lintas udara atau Air Trafic Control(ATC) dan para pilot perusahaan penerbangan nasional maupun internasional agar lebih berhati-hati terhadap semua kemungkinan/halangan yang membahayakan keselamatan penerbangan mulai dari persiapan penerbangan, lepas landas, sampai pada setelah melaksanakan penerbangan hingga mendarat, kewaspadaan tersebut.Air Trafic Control(ATC) dibentuk untuk mengatasi lajunya lalu lintasudara, namun masih terjadi kecelakaan-kecelakaan penerbangan baik padapenerbangan domestik maupun pada penerbangan internasional.Tidak semua kecelakaan yang terjadi disebabkan karena kesalahan dari pihak pengatur lalu lintas udara saja, tetapi ada pihak lain yang dapat mengakibatkan kecelakaan pesawat udara, misalnya: penumpang, pilot, perusahaan penerbangan, petugas navigasi dan lain-lainnya

8

Ibid, Pasal 278 9

(6)

yang dengan sendirinya harus ada pihak yang bertanggung jawab untuk keselamatan penerbangan tersebut.

Air Traffic Control (ATC) dengan perannya sebagai pengatur lalulintas udara secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap semuakecelakaan lalu lintas udara sejauh hal tersebut tidak menyimpang dari tugasAir Trafic Control(ATC).Tanggungjawab Air Traffic Control (ATC) sebagai pengawas lalulintas udara terhadap kecelakaan pesawat yang dikarenakan kesalahannyadapat dipertanggungjawabkan secara perdata.Pertanggungjawaban secara perdata dapat berupa ganti rugi berdasarkan padaPasal 1365 KUHPerdata.

Bekerja sebagai air traffic controller (ATC) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan, membutuhkan kewaspadaan yang sangat tinggi serta tanggung jawab yang besar.Seringkali seorang Air Trafic Control(ATC) melanggar dokumen-dokumen tersebut baik disengaja maupun tidak, untuk itu perlu adanya upaya agar seorang Air Trafic Control(ATC) selalu bekerja berdasarkan peraturan, yaitu dengan cara:Pertama memastikan bahwa seorang Air Trafic Control(ATC) memahami semua peraturan yang berlaku dalam memberikan pelayanan lalu lintas udara dengan cara melakukan sosialisasi dan refreshing

kepada Air Trafic Control(ATC).Kedua memberikan reward bagi Air Trafic Control(ATC) yg melaksanakan peraturan dengan baik serta memberikan

(7)

membudayakan berkerja berdasarkan peraturan yang berlaku.Dengan bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku maka pelayanan lalu lintas udara yang diberikan oleh Air Trafic Control(ATC) dapat berjalan dengan aman, lancar dan efisien.10

Tidak semua kecelakaan yang terjadi disebabkan karena kesalahan dari pihak pengatur lalu lintas udara saja, tetapi ada pihak lain yang dapat mengakibatkan kecelakaan pesawat udara, misalnya: penumpang, pilot, perusahaan penerbangan, petugas navigasi dan lain-lainnya yang dengan

Peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat tersebut merupakan peringatan bagi petugas pengawas lalu lintas udara atau Air Trafic Control(ATC) dan para pilot perusahaan penerbangan nasional maupun internasional agar lebih berhati-hati terhadap semua kemungkinan/halangan yang membahayakan keselamatanpenerbangan mulai dari persiapan penerbangan, lepas landas, sampai pada setelah melaksanakan penerbangan hingga mendarat, kewaspadaan tersebut harus diperhatikan demi keselamatan penerbangan. Dalam hal ini tidak dapat dihindarkan lagi, bahwasanya yang membahayakan jalur penerbangan harus dicegah sedini mungkin.Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi terjadinya kecelakaan pesawat udara adalah dengan mengadakan suatu sistem pengawasan atau pengendalian lalu lintas udara atau Air Trafic Control(ATC).Air Trafic Control(ATC)dibentuk untuk mengatasi lajunya lalu lintas udara, namun masih terjadi kecelakaan-kecelakaan penerbangan baik pada penerbangan domestik maupun pada penerbangan internasional.

(8)

sendirinya harus ada pihak yang bertanggung jawab untuk keselamatan penerbangan tersebut.

Pertanggungjawaban secara perdata dapat berupa ganti rugi berdasarkan pada Pasal 1365 KUHPerdata sedangkan pertanggungjawaban secara pidana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan. Dalam Peraturan Pemerintah ini sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang Penerbangan memberikan sanksi berupa sanksi administrasi kepada personil/petugas Air Trafic Control(ATC) yang apabila dalam menjalankan tugasnya telah melakukan kelalaian sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat.Sanksi administrasi dapat berupa pemberian peringatan, pemberhentian sementara dari tugasnya, atau pencabutan sertifikat kecakapan.

Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul “Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International).”

B. Permasalahan

Adapun yang merupakan permasalah yang timbul dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

(9)

2. BagaimanakahPelaksanaan FungsiLalu Lintas Udara (air traffic control) diBandar Udara Kuala Namu International dalam memberikan Keselamatan dan Kenyamanan bagi Penerbangan?

3. BagaimanakahTanggung jawab pengawas lalu lintas udara (air traffic control) terhadap lalu lintas udara?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahuiPengaturan Lalu Lintas Udara di Indonesia.

2. Untuk mengetahuiPelaksanaan FungsiLalu Lintas Udara (air traffic control) diBandar Udara Kuala Namu International dalam memberikan Keselamatan dan Kenyamanan bagi Penerbangan.

3. Untuk mengetahuiTanggung jawab pengawas lalu lintas udara (air traffic control) terhadap lalu lintas udara.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Menambah literatur yang membahas tentang lalu lintas udara,khususnya tanggungjawab pengawaslalu lintas udara Air Traffic Control (ATC) yangdiatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan.

(10)

b) Sarana untuk mengembangkan hukum udara.

2. Manfaat Praktis

Merupakan informasi awal yang dapat dikembangkan untukpenelitian berikutnya, dan diharapkan dapat memberikan pandanganserta sumbangsih secara umum bagi masyarakat, dan khususnya bagipara petugas Air Traffic Control (ATC).

a) Dapat digunakan sebagai masukan bagi para petugas Air TrafficControl (ATC) untuk melaksanakan tugasnya dalam halsumbangan pemikiran terhadap tanggungjawab pengawas.

b) Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenaitanggungjawab pidana Air Traffic Control (ATC)sebagai pelaksana lalu lintas udara.

E. Metode Penelitian

Metode adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu.Sementara itu metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.Dengan demikian metodologi penelitian adalah sebuah materi pengetahuan untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai sistematisasi atau langkah-langkah penelitian.11Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa bahasa Inggris yaitu research, yang berasal dari kata re (kembali) dan

to search (mencari).Dengan demikian secara logika berarti “mencari kembali”.12 Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara

11

Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Penerbit Citapustaka Media, 2012), hal 37

12

(11)

sistematis, metodologis dan konsisten karena melalui proses penelitian tersebut dilakukan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.13

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif.Langkah pertama dilakukan penelitian hukum normatif yang didasarkan pada bahan hukum sekunder yaitu inventarisasi peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penerbangan.

2. Sumber Data Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan sehingga data yang dikumpulkan pada dasarnya merupakan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelaahan kepustakaan berupa peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan masalah yang dikaji.

Sumber data kepustakaan dan dokumen diperoleh dari :

a. Bahan hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Bahan hukum primer, terdiri dari :14

13

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta: Penebit Rajawali Pres, 2013), hal 1. 14

Bambang Sunggono, Op.Cit, hal 185

(12)

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai hukum bahan hukum primer,15

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan atau petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder.

seperti: hasil-hasil penelitian, artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum.

16

Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder tersier (penunjang) di luar bidang hukum, misalnya yang berasal dari: Sosiologi, Ekologi, Teknik, Filsafat, dan lainnya yang dipergunakan untuk melengkapi atau menunjang data penelitian.17

3. Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh bahan hukum yang diperlukan dalam penelitian ini, maka digunakan metode pengumpulan bahan hukum tersebut dengan penelitian kepustakaan (library Research) dan alat untuk mengumpulkan bahan hukum tersebut adalah melalui studi dokumen. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dilakukan dengan informan.

4.Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu dengan

15

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Rajawali Pers, 2013), hal 118 dan 119

16

Ibid

17

(13)

mendeskripsikan permasalah hukum yang ditemukan melalui penelitian kepustakaan dengan menggunakan peraturan-peraturan di bidang penerbangan.

F. Keaslian Penulisan

Adapun judul tulisan ini adalahTanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara yang aman dan lancar (Studi pada Bandar Udara Kuala Namu International), judul skripsi ini belum pernah ditulis oleh mahasiswa, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Pemasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan dan Sistematika Penulisan.

(14)

Controller) di mata dunia, Pengaturan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Lalu Lintas Udara berdasarkan Undang-undang penerbangan.

BAB III : EKSISTENSI AIR TRAFFIC CONTROL DALAM PELAKSANAAN LALU LINTAS UDARA DI BANDARA. Bab ini berisikan tentangAir Traffic Control Dalam Pelaksanaan Lalu Lintas Udara, Fungsi dan Peranan Petugas Pengawas Lalu Lintas Udara Air Traffic Control, dan Pengawas lalu Lintas Udara Sebagai Kewajiban Perlindungan bagi semua yang bersangkutan. BAB IV : TANGGUNGJAWAB PENGAWAS LALU LINTAS UDARA

(AIR TRAFFIC CONTROL) TERHADAP LALU LINTAS UDARA YANG AMAN DAN LANCAR (STUDI PADA BANDAR UDARA KUALA NAMU INTERNATIONAL). Bab ini berisi tentangPengaturan Lalu Lintas Udara di Indonesia, Pelaksanaan FungsiLalu Lintas Udara (air traffic control) diBandar Udara Kuala Namu International dalam memberikan Keselamatan dan Kenyamanan bagi Penerbangan, dan Tanggung jawab pengawas lalu lintas udara (air traffic control) terhadap lalu lintas udara.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data persediaan dan jumlah permintaan, maka dirancang suatu sistem penunjang keputusan menggunakan metode tsukamoto.Dalam sistem penunjang keputusan ini ada tiga

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena penelitian ini melihat aspek lain yaitu kemampuan infusa daun ceplikan (Ruellia tuberosa Linn.) dalam

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model make a match dengan siswa yang diajar menggunakan metode

Apakah ada hubungan antara jenis sumber air bersih yang digunakan untuk mencuci alat makan dan alat masak dengan kejadian diare pada balita di Wilayah kerja

mempermudah dan mempercepat para siswa untuk mencari informasi baik itu judul buku maupun referensi buku yang bisa diakses langsung oleh siswa tanpa harus datang

1) Pada saat diawal akad, permohonan fasilitas pembiayaan yang diajukan oleh PT. X adalah fasilitas pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik, sehingga ketentuan penyusutan

Hal ini memberikan arti bahwa ketergantungan pemerintah daerah Kabupaten Mamuju Utara terhadap bantuan pemerintah pusat sangat rendah, ditandai dengan kecilnya persentase

tentang faktor-faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi konservatisme akuntansi dalam suatu perusahaan masih sangat terbatas, oleh sebab itu penelitian ini akan