• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kadar Homosistein Serum pada Pasien Vitiligo di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Kadar Homosistein Serum pada Pasien Vitiligo di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

Profil Kadar Homosistein Serum pada Pasien Vitiligo di RSUP H. Adam Malik

Medan

Dina Rizki Utami Hasibuan, Nelva Karmila Jusuf, Imam Budi Putra

Program Magister kedokteran Klinik

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Medan-Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Vitiligo adalah kelainan kulit didapat yang memiliki manifestasi berupa

makula atau bercak putih dan disebabkan oleh hilangnya fungsi melanosit epidermis.

Hingga saat ini, mekanisme patogenesis yang mendasari terjadinya vitiligo belum

ditemukan. Tiga hipotesis yang sering dikemukakan yaitu hipotesis genetik, autoimun,

dan biokimia.. Suatu senyawa yang diduga terlibat dalam teori

teori tersebut adalah

homosistein. Homosistein adalah asam amino yang memiliki gugus sulfur yang terlihat

dalam siklus metionin yaitu pada jalur remetilasi dan jalur transulfurasi. Pada pasien

vitiligo diduga terjadi peningkatan kadar homosistein serum.

Tujuan : Mengetahui profil kadar homosistein serum pasien vitiligo di RSUP H. Adam

Malik Medan.

Subjek dan metode: Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif dengan rancangan

potong lintang yang melibatkan 38 pasien vitiligo yang didiagnosis melalui pemeriksaan

klinis dan pemeriksaan lampu wood. Terhadap pasien vitiligo tersebut dilakukan

pengambilan darah da dilakukan pengukuran kadar homosistein serum.

Hasil: Dalam penelitian ini didapatkan rata-rata kadar homosistein serum adalah 11,54

µmol/L. Jika dibandingkan berdasarkan karakteristik pasien vitiligo dengan kadar

homosistein serum paling tinggi dijumpai pada jenis kelamin laki-laki (mean: 14,34

µmol/L), kelompok usia >60 tahun (mean: 15,58 µmol/L), dengan riwayat keluarga

negatif (mean: 11,63 µmol/L), dan pada pasien yang telah menderita vitiligo selama lebih

dari 20 tahun (mean: 17,17 µmol/L), dan pada vitiligo tipe segmental (mean: 14,54

µmol/L).

Kesimpulan: Kadar homosistein serum ditemukan tinggi pada pasien vitiligo dengan

jenis kelamin laki-laki, berusia > 60 tahun, dengan riwayat keluarga negatif, dan durasi

lama menderita lebih dari 20 tahun, dan pada vitiligo tipe segmental.

(2)

ii

Serum Homocysteine Level Profile in Vitiligo Patients at H. Adam Malik General Hospital Medan

Dina Rizki Utami Hasibuan, Nelva Karmila Jusuf, Imam Budi Putra

Programme of Clinical Medical Magister

Dermatovenereology Department

Faculty of Medicine University of Sumatera Utara

H. Adam Malik General Hospital-Indonesia

Abstract

Background

: Vitiligo is an acquired skin disorder which manifest as white macule or

patch and caused by loss of function in epidermal melanocyte. To these days, the

underlying pathogenesis of vitiligo is still unknown. Three hypothesis that mostly

described are genetic, autoimmune and biochemistry. One compound which thought is

involved in these theories is homocysteine. Homocysteine is amino acid that contain

sulphur involved at remethylation and transsulphuration pathways in methionine cycle.

Vitiligo patient is suspected to have elevated homocysteine serum.

Aim

: To determine serum homocysteine level profile in vitiligo patients in H. Adam

Malik general hospital Medan

Subject and method

: This was a cross-sectional descriptive study which involved 38

vitiligo patients that were diagnosed by clinical and Wood’s lamp examinations. We

conducted blood sampling and measurement of serum homocysteine level to the patients.

Results

: Mean of serum homocysteine level was 11,54 µ mol/L. When compared ba sed on

characteristics, we got mean of serum homocysteine level was higher in male group (

mean: 14,34 µ mol/L), older than 60 years old group (mean: 15,58 µ mol/L), negative

family history (mean: 11,63 µ mol/L), duration of disease longer than 20 years group

(mean: 17,7µ mol/L) and segmental group (mean : 14,54 µ mol/L).

Conclusion

: Serum homocysteine level was higher in male group, older than 60 years

old group, negative family history, and duration of disease longer than 20 years and in

segmental vitiligo.

Keywords

: vitiligo, serum homocysteine, pathogenesis

Referensi

Dokumen terkait

Bayam adalah jawaban yang tepat untuk melawan anemia karena kandungan zat besi pada sayuran bayam sangat baik untuk pembentukan sel darah merah.. Lebih dari

KEGIATAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA DI PROVINSI JAWA BARAT.

Selanjutnya, dalam buku pedoman pelatihan “Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum: Evaluasi Diri Sekolah” dikemukakan bahwa EDS

Kategori verba kejadian dalam kajian ini diilustrasikan dengan komponen semantis ‘sesuatu terjadi pada sesuatu/seseorang karena seseorang yang lain melakukan sesuatu’.. Verba

Abstrak: Penelitian kualitatif ini mendeskripsikan metakognisi mahasiswa perempuan dengan gaya kognitif reflektif dan impulsif dalam menyelesaikan masalah bangun datar. Subjek

Mengingat upaya peningkatan kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui pendekatan siklus hidup, dimana kebutuhan akan pelayanan kesehatan untuk setiap tahapan individu

Struktur Semantik Verba Proses Tipe Kejadian Bahasa Jawa: Kajian.. Metabahasa

Golongan remaja pada hari ini tidak boleh menghabiskan masa dengan melepak dan melakukan perbuatan yang negatif.. 6 Apabila berbincang, ahli-ahli mesyuarat menyuarakan pendapat