• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Campuran Palm Fatty Acid Destillate (Pfad) Dan Crude Palm Oil (CPO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Campuran Palm Fatty Acid Destillate (Pfad) Dan Crude Palm Oil (CPO)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSPTAKA

2.1. Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit disebut dengan Elaeis guinensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak. Guinensis berasal dari kata Guinea yaitu Pantai Barat Afrika dan Jacq singkatan dari Jacquin seorang Botanist dari Amerika.(Soehardjodkk, 1996)

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama kali dari Afrika, ditanam di kebun raya Bogor. Percobaan – percobaan banyak dilakukan di berbagai tempat di Jawa dan Sumatera. Di Sumatera Selatan misalnya ditanam di muara Enim (1869), di Musi (1878), di Belitung (1890), dan lain-lain. Semuanya dilaporkan tumbuh dengan baik namun belum ada yang mulai membuka perkebunan secara komersil. (Naibaho, 1986)

Tanaman kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian pohon sampai 20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoecious yang artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. (Soehardjodkk, 1996)

(2)

salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas dan bakal akar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Kelapa sawit menyukai tanah yang subur dan tempat terbuka, dengan kelembaban tinggi.

Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting disamping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari dan lain sebagainya. Komoditass kelapa sawit merupakan komoditass yang sangat menjanjikan karena minyak kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai produk hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia. (Lubis, 2012)

Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, di antara varietas tersebut terdapat varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan di bandingkan dengan varietas lainnya, di antaranya tahan terhadap hama dan penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi.

(3)

Tabel 2.1. Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah

- Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung - Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap buah

- Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah - Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina

- Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hamper tidak ada - Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah Dura yaitu

91-97%

- Daging biji sangat tipis

- Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan

- Hasil dari persilangan Dura dan Pisifera - Tempurung tipis (0,5-4mm)

- Terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung - Daging buah sangat tebal (60-96% dari buah)

- Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif lebih kecil

(4)

Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24%, sedangkan pada varietas Dura hanya 16-18%. (Fauzi, 2004)

2.2. Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit

Devisi : Tracheopita

Subdevisi : Pteropsida

Kelas : Angiospermeae

Subkelas : Mono cotyledoneae

Ordo : Cocoideae

Famili : Palmae

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guinensis Jacq.

(5)

2.3. Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit telah luas digunakan sebagai bahan baku produk pangan dan non pangan. Untuk aplikasi menjadi beberapa produk minyak sawit harus memiliki mutu yang baik dan disesuaikan dengan karakteristiknya. Produk pangan lebih dititik beratkan pada titik leleh dan kandungan lemak padat sedangkan produk non pangan pada komposisi asam lemak. (Hasibuan, 2012)

Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit (palm kernel meal atau pellet).

Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter lebih kurang 8 mm.Setelah itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak.(Ketaren, 1986)

Crude Palm Oil yang diekstrak secara komersial dariTBS walaupun dalamjumlah

kecilmengandungkomponen danpengotor yang tidak diinginkan.Komponen ini termasuk serat

mesokrap,kelembaban, bahan-bahan tidak larut, asamlemak bebas, phospholipida, logam,

produkoksidasi, dan bahan-bahan yang memiliki bauyang kuat. Sehingga diperlukan

prosespemurnian sebelum digunakan.Pemurnian CPO dapat dilakukan dengandua metode yaitu

pemurnian fisik dan pemurniankimiawi. Perbedaan utama duajenis pemurnianini ada pada cara

menghilangkan asam lemakbebas. Akan tetapi kedua metode dapat menghasilkan refined

bleached deodorizedpalm oil (RBDPO) yang memiliki kualitas danstabilitas yang diinginkan.

(6)

Minyak kelapa sawit diekstraksi dari mesocarp buah kelapa mengandung sekitar 50% lemak dan 40% lemak tak jenuh. Kelapa sawit terdiri dari 16 karbon asam lemak jenuh, asam palmitat, asam oleat tak jenuh tunggal dan 10% asam linoleat, yang merupakan asam lemak omega-6 tak jenuh. Asam linoleat adalah salah satu dari dua asam lemak esensial yang manusia memerlukannya.

Ada beberapa perbedaan kecil antara metode ekstraksi minyak yang digunakan oleh petani kecil dan proses yang berlaku di pabrik minyak industri. Setelah dipanen, TBS diperbolehkan untuk fermentasi untuk waktu (1-6 hari) pada suhu kamar, sehingga memungkinkan mudah pemisahan buah dari kelompok itu. Buah kemudian direbus selama beberapa jam. Dalam metode tradisional, buah direbus ditumbuk menjadi bubur menggunakan mortir dan alu atau diinjak, dan minyak dipisahkan dengan menambahkan air dan menekanoff. Dalam banyak metode modern, menekan sekrup manual atau bermotor yang digunakan untuk memeras minyak dari buah direbus. Minyak akhirnya dipanaskan untuk menghilangkan air sisa.(Frank et al, 2011)

(7)

2.4. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40%. Minyak kelapa sawit merupakan lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tepat. Rata – rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawitdapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit

Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (%)

2.5. Sifat-Sifat Fisik Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak meskipun serupa dalam struktur kimianya menunjukkan keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisiknya :

(8)

2. Viskositas minyak dan lemak cair biasanya bertambah dengan bertambahnya panjang rantai karbon, berkurang dengan naiknya suhu, dan berkurang dengan tidak jenuhnya rantai karbon.

3. Berat jenisnya lebih tinggi untuk trigliserida dengan berat molekul rendah dan trigliserida yang tidak jenuh. Berat jenis menurun dengan bertambahnya suhu.

4. Lemak adalah campuran trigliserida dalam bentuk padat dan terdiri dari suatu fase padat dan fase cair. Kristal dari fase padat terpisah dan dengan tekanan memisah yang cocok, dapat bergerak sendiri lepas dari kristal lain. Jadi lemak mempunyai struktur seperti benda padat plastik. Sifat-sifat plastik dari lemak menyebabkan lemak digunakan dalam beberapa bahan pangan, misalnya pengoles dan pengempuk.

5. Oleh karna minyak dan lemak adalah campuran trigliserida, titik cairnya tidak tepat. Makin pendek rantai asam lemak makin rendah titik cair trigliserida itu. Cara-cara penyebaran asam-asam lemak dalam suatu lemak juga mempengaruhi titik cairnya.

(9)

2.6. Sifat Kimia dari Minyak dan Lemak

1. Dapat dihidrolisis oleh pemanasan yang tinggi, atau oleh asam atau basa serta oleh enzim lipase.

2. Radincidity (sifat tengik)

Adalah suatu sifat minyak dan lemak dimana bila dibiarkan berhubungan dengan udara akan timbul bau tengik. Hal ini disebabkan karena hidrolisis, terbentuk asam lemak, lemak yang rantai atom C nya pendek yang berbau sangat keras, atau bisa juga karena teroksidasinya ikatan rangkap. Bila ikatan rangkap teroksidasi maka akan pecah membentuk keton, aldehida atau asam karboksilat rantai pendek yang berbau sangat keras.

3. Hidrogenasi dari minyak

Karena minyak mengandung ikatan rangkap, maka bila dihidrogenasi akan menjadi padat. Sifat ini digunakan dalam pembuatan mentega tiruan dari minyak nabati. Demikian pula pembuatan sabun untuk menghilangkan bau tengik bisa digunakan hidrogenasi.

4. Auto Oksidasi

Karena adanya ikatan rangkap pada lemak dan minyak, maka bila terdapat oksidator akan terjadi oksidasi pada ikatan rangkap tersebut.

5. Trans Esterifikasi

(10)

2.7. Standar Mutu

Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu : kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida.

Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 % dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 %. Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (± 2% atau kurang), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. (Ketaren, 1986)

Tabel 2.3. Spesifikasi Mutu CPO Menurut PORAM

Asam lemak bebas (As. Palmitat) 5% maksimum Kadar air dan kadar kotoran 0.25% maksimum

Bilangan Iodin 56 minimum

Melting Point 36 – 50 deg. maksimum

(11)

Tabel 2.4. Spesifikasi Mutu PFAD Menurut PORAM

Asam lemak bebas (As. Palmitat) 70 minimum Kadar air dan kadar kotoran 1.0% maksimum

Saponifiable Matter 95% minimum (Basic 97%)

2.8. Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid)

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi, biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisis minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk.

Dalam perhitungan kadar asam lemak bebas minyak sawit dianggap sebagai Asam Palmitat (berat molekul 256). Daging kelapa sawit mengandung enzim lipase yang dapat menyebabkan kerusakan pada mutu minyak ketika struktur seluler terganggu. Enzim yang berada didalam jaringan daging buah tidak aktif karena terselubung oleh lapisan vakuola, sehingga tidak dapat berinteraksi dengan minyak yang banyak terkandung pada daging buah. Masih aktif di bawah 15 °C dan non aktif dengan temperatur di atas 50 °C. Apabila trigliserida bereaksi dengan air maka menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. (Sumarna, 2014)

Pada berbagai studi penggorengan, peningkatan asamlemak sangatdipengaruhi oleh kadar

air, jenis dan kandunganminyak, serta komponen lain pada bahan yang dapat bereaksi dengan

(12)

bebasselama pemanasan dilaporkan pada studi deodorisasi minyaksawit merah.Penurunan

kandungan asam lemak bebas selama pemanasan lanjut hanya terjadi bila kecepatan

pembentukan asamlemak bebas lebih lambat daripada penguraian atau perubahanasam lemak

bebas menjadi senyawa yang mudah menguap.Kemungkinan yang lain adalah keberadaan β

-karoten yang berfungsi sebagai antioksidan mampu memperlambat pembentukan asam lemak

bebas selamapemanasan. Ikatan rangkap yang ada pada struktur β-karotenmembuat senyawa

tersebut tidak stabil dan mudah bereaksidengan asam lemak bebas yang ada. (Budiyanto dkk,

2010)

Semakin rendah kadar ALB, air dan kotoran maka mutu minyak semakin baik. Apabila kadar air tinggi akan menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis trigliserida sehingga kadar ALB meningkat. (Hasibuan, 2012)

Gambar

Tabel 2.2. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit

Referensi

Dokumen terkait

Negara pemasok terbesar produk tersebut ke Nigeria pada tahun 2013 adalah Indonesia dengan nilai impor sebesar US$40,636,000 atau menguasai sebanyak 96% pangsa pasar Nigeria

Jurnal nasional terakreditasi adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai jurnal nasional dan mendapat status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya kerja, fasilitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan unit

Hasil analisis variabel penyerapan pangan memberikan pengaruh langsung terhadap variabel ketahanan pangan sebesar 0,640, artinya setiap kenaikan skor variabel penyerapan

[r]

Untuk itu penulis akan membahas Pemanfaatan Augmented Reality Pada Aplikasi Home Seekers 3D Sebagai Strategi Marketing Penjualan Rumah. Bagaimana sebuah aplikasi bisa

Untuk kajian QSAR dalam penelitian ini digunakan analisis regresi multilinear dengan data log (1/IC 50 ) sebagai variabel tidak bebas, sedangkan data muatan bersih atom pada

SPMI, yaitu kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkan