• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mental Berwirausaha dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Restoran dan Cafe di Jalan Dr. Mansyur Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Mental Berwirausaha dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Restoran dan Cafe di Jalan Dr. Mansyur Medan)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan

Menurut Caarson & Cromie (2008) menyatakan Kewirausahaan

merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan kebenaran menghadapi resiko

yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha

baru. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah

bertindak melakukan sesuatu yang baru. Secara etimologi, kewirausahaan

hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dn berperilaku inovatif

yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, dan kiat

dalam menghadapi tantangan hidup.

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai

menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan

fisik, serta resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang

dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. (Hisrich, 2008:78). Sikap

inovatif dan kreatif hanya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai jiwa

berwirausaha. Jiwa berwirausaha disini adalah sifat dan karakter wirausaha yang

telah tertanam dalam diri individu sebagai akibat dari proses belajar individu

seumur hidupnya.

Kao dalam Umimu (2015) menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses

yakni proses penciptaan sesutu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang

berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Pendatapat tersebut juga selaras dengan

(2)

yang sangat penting dalam mengkonversi suatu pengetahuan yang di miliki oleh

seorang wirausaha menjadi suatu barang atau jasa yang baru.

Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah

bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan

proses penciptaan kesejahteraan/ kekayaan dan nilai tambah, melalui penelusuran

dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan

tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain, seorang wirausaha adalah orang

yang mampu meretas gagasan menjadi realitas.

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan

usaha dan kemampuan menciptakan itu membutuhkan adanya kreativitas dan

inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang

sudah ada sebelumnya, dimana kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya

mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.Setiap pikiran, langkah

dan tindakannya adalah binis, bahkan mimpi seorang wirausahawan sudah

merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis

baru (Saban, 2013: 56).

Peran dari seorang wirausaha menurut Suryana (2014: 34) secara umum

memiliki 2 peran, yaitu: sebagai penemu dan sebagai perencana. Sebagai penemu,

wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru,

ide-ide baru dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha

berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru,

(3)

dalam Tama (2012) menyatakan proses wirausaha diawali dengan adanya inovasi.

Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berasal dari diri

pribadi maupun luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan

dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk control diri, kreativitas,

keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembang

menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh

faktor yang berasal dari individu, seperti toleransi, pendidikan, pengalaman, dan

sopan santun.Sedangkan faktor yang dari lingkungan mempengaruhi model peran,

aktivitas, dan peluang.

2.2 Mental Berwirausaha

Perilaku kewirausahaan di pengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal.Faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi, dan

insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Menurut Hendro (2011

:165) seseorang yang memiliki mental berwirausah tergambar dari sikap dan

perilaku dalam kehidupannya. Mental berwirausaha merupakan unsur penting

sebagai dasar dan titik tolak mencapai hasil dalam perjuangan hidup. (Riani,

2006:23)

Mental merupakan hal yang paling mendasar yang dimiliki oleh sesorang

.defenisi mental yaitu sikap sesorang dalam berperilaku. Ciri-ciri sesorang yang

mempunyai mental wirausaha memiliki tujuh kekuatan pribadi menurut Purnomo

dalam Turkesoh (2013), yaitu kemauan keras, mempunyai kekuatan pribadi,

adanya pengenalan diri, percaya diri, dan pemahaman tujuan dan kebutuhan

(4)

sendiri, ketahanan fisik, seperti kesehatan jasamani dan rohani, kesabaran dan

ketabahan, ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras, pemikiran yang

konstruktif dan kreatif dan berorientasi ke masa depan.

Menurut Scumpeter dalam Suryana (2014:49) mental berwirausaha adalah

suatu kemampuan berfikir kreatif dan berperilaku inovatif (menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda) yang dijadikan dasar, sumber daya, kiat dan proses

menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberaniaan

mengambil risiko.

Berdasarkan berbagai defenisi yang telah dikemukakan oleh para ahli

dapat disimpulkan bahwa mental berwirausaha adalah kemampuan individu

dalam mengani usaha yang mengarah pada mencari, menerapkan cara kerja baru,

teknologi baru dan produk baru atau menerapkan cara kerja baru dan produk baru

atau member nilai tambah barang.

Menurut Setiadi dalam Turkesoh (2013) sesorang yang memiliki mental

berwirausaha memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut: kemauan keras,

percaya diri, jujur, tanggung jawab, disiplin, sabar dan kreatif. Sedangkan

menurut Alma (2016 :52) seorang yang memiliki mental bewirausaha memiliki

sikap dan perilaku yang meliputi percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil,

pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan.

Berdasarkan pemaparan tentang mental berwirausaha diatas, maka peneliti

menentukan dimensi mental berwirausaha adalah sikap dan perilaku, sedangkan

indikator mental berwirausaha adalah kemauan keras, percaya diri, jujur,

(5)

2.3 Motivasi Berwirausaha

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai

tujuan (Handoko, 2003: 33).Selain itu menurut Siswanto (2003: 65) mengartikan

motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah atau

menyalurkan perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau

mengurangi ketidakseimbangan.

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow dalam Mahesa (2012)

pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau

hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs),

seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety

needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan

intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan

harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai

simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya

kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam

dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua

(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan

menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal

pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat

klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan

(6)

manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu

tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual

dan bahkan juga spiritual. motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada

faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri;

(c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi

kerja yang dihasilkan.

Teori motivasi juga dikembangkan oleh McClelland dalam Mahesa

(2012).Dalam teori ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

motivasi memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi.Kebutuhan untuk

berprestasi ini ada karena orang-orang memiliki dorongan kuat untuk

berhasil.Mereka lebih mengejar prestasi pribadi ketimbang imbalan terhadap

keberhasilannya.Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih

efisien dibandingkan sebelumnya.

Mc Clelland dalam Mahesa (2012) menemukan bahwa mereka dengan

dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat

mereka untuk melakukan hal - hal dengan lebih baik. Mereka mencari

kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam

menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah.Mereka yang memiliki

kebutuhan berprestasi lebih suka pekerjaan-pekerjaan yang dimana mereka

memiliki tanggung jawab pribadi, akanakan memperoleh balikan dann tugas

pekerjaannya memiliki resiko yang sedang.

(7)

keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang

lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Orang yang ingin

kekuasaannya besar adalah mereka yang suka untuk menjadi

pemimpin.Kebutuhan untuk berafiliasi adalah orang dengan kebutuhan berafiliasi

yang tinggi. Mereka ingin disukai orang lain dan menghindari konflik.

Berdasarkan semua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah semua kekuatan yang memberi energi, daya, arah, dan dorongan untuk

melakukan atau tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai

tujuan, baik pemenuhan kebutuhan atau pencapaian kepuasan.

Adapun jenis motivasi menurut Davis & Strom dalam Mahesa (2012)

adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.

1. Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam diri

seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam

mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila

mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi

atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila

mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.

2. Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk

berhubungan dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang

bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap

dan kerja sama mereka yang menyenangkan.

3. Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan untuk

(8)

memecahkan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Umumnya,

mereka cenderung melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan

batin yang mereka rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan

yang diperoleh dari orang lain.

4. Motivasi kekuasaan (power motivation), adalah dorongan untuk

mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang

bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau memikul

resiko untuk melakukan hal itu.

Motivasi menjadi entrepreneur adalah sesuatu yang melatar belakangi atau

mendorong seseorang melakukan aktivitas dan memberi energi yang mengarah

pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi

ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha atau bisnis (Zimmerer dalam

Tama, 2010).Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

dimensi motivasi adalah motivasi berprestasi, motivasi afiliasi, motivasi

kekuasaan, dan motivasi kompetensi. Sedangakan indikator penelitian ini adalah

adanya kebutuhan mencapai prestasi, inovatif, memiliki jiwa kepemimpinan,

berorientasi pada masa depan, efektif dan efisien, memiliki tujuan yang jelas, dan

bertindak dan berfikir secara bebas.

2.4 Minat Berwirausaha

Menurut Slameto, minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

(9)

Crow & Crowdalam Djaali(2008: 78), mengatakan minat berhubungan dengan

gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan

orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Winkel (2004: 212), minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang

menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa

senang mempelajari materi itu.Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu

topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah

“perhatian”.Perhatian dalam arti “minat momentan”, perlu dibedakan dari

perhatian dalam arti “konsentrasi”, sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat

dan berperasaan senang terhadap hubungan timbal balik, sehingga tidak

mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang, akan kurang berminat,

dan sebaliknya

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari

perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau

kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Sedangkan cita-cita merupakan perwujudan dari minat, dalam hubungan dengan

prospek (jangkauan masa depan dimana seseorang merencanakan dan

menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan. (Mappiare dalam Mahesa,

2012).

Menurut Yanto dalam Suryamannim (2006), minat wirausaha adalah

kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta

memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha

(10)

keberanian untuk menciptakan usaha baru.Menurut Santoso dalam Suryamannim

(2006), minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan

berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa

manfaat bagi dirinya.Inti dari pendapat tersebut adalah pemusatan perhatian yang

disertai rasa senang.

MenurutMahesa (2012), minat wirausaha adalah kecenderungan hati

dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian

mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang

diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk

menciptakan sebuah bidang usaha.

Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pada pengalaman,

minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan yang akan menjadi

sebab yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Menurut Crow dalam

Kristsada(2010), menyebutkan faktor yang mempengaruhi minat:

a. The factor inner urge adalah rangsangan yang datang dari lingkungan

atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan

seseorang akan mudah menimbulkan minat.

b. The factor of social motive adalah minat seseorang terhadap obyek atau

sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia

juga dipengaruhi oleh motif sosial.

c. Emotional factor adalah faktor perasaan dan emosi mempunyai

pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu

(11)

dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.

Minat bukan merupakan suatu hal yang didapat sejak lahir, namun minat

merupakan keseluruhan yang dapat berubah-ubah karena sejak kecil minat

anak itu selalu mengalami perubahan.Jadi, minat dapat dikembangkan

sesuai potensi pada diri seseorang.

Menurut Fatrika, et. al dalam Mahanani (2014) minat berwirausaha tidak

dibawa sejak lahir namun berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha

meliputi karakteristik (jenis kelamin dan usia), lingkungan (lingkungan keluarga,

lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat), kepribadian (ektraversi,

kesepahaman / Agreebleness, berani mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan

independen, evaluasi diri serta overconfidence / kepercayaan diri yang lebih) dan

motif berwirausaha (bekerja dan penyaluran ide kreatif). Berdasarkan penjelasan

diatas maka dapat disimpulkan bahwa dimensi minat berwirausaha adalah

lingkungan, kepribadian individu, dan motivasi berwirausaha. Sedangkan

indikator dalam penelitian ini adalah tertarik untuk berwirausaha, perasaan senang

untuk berwirausaha,dorongan dari diri sendiri, dorongan untuk memenuhi

(12)

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Variabel Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Alvian Dhian Agung

(2015). “Pengaruh

Motivasi dan Mental Berwirausaha terhadap

Secara partial motivasi yang hanya berpengaruh

terhadap minat berwirausaha. Secara simultan motivasi dan mental berwirausaha berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

2 Tuskeroh

(2013).Universitas Raja

Ali Haji. “Pengaruh

Motivasi Dan Mental Berwirausaha Pada berpengaruh terhadap jiwa

berwirausaha pada mahasiswa akuntansi.

3 Mahesa Dion Aditya

(2012). Univerisitas Dipenogoro

Semarang. “Analisis

Faktor-Faktor

Motivasi Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha(Studi Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomika

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh variable bebas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur. Hasil uji ANOVA untuk uji beda variance menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat mahasiswa dalam berwirausaha.

4 Alan Casrud & Malin

Branback (2011). “Entrepreneurial Motivations: What Do We Still

(13)

”sbm_ 312 9..2 6

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Variabel Metode Penelitian Taking : Challenging Conventional

SEM Seseorang yang memiliki

mental berwirausaha cenderung lebih berhasil dalam membangun sebuah usaha.

6 Frederic Delmar

(1996).“Entrepreneurial

Behavior And Business Performance:

A Study Of The Impact Of Individual Differences And Environmental Characteristics On

Business Growth And Efficiency”

SEM Kemampuan individu

danmental berwirausaha membedakan kemampuan seorang wirausaha atau tidak.

2.6 Kerangka Konseptual

Dalam mencapai tingkat objektivitas penelitian maka penulis menentukan

kerangka konseptual yang disesuaikan dengan variabel dan penelitian

terdahulu.Berikut ini adalah hubungan antar variabel di dalam penelitian ini.

2.6.1 Hubungan Mental Wirausaha dengan Minat Wirausaha

Manusia yang bemental wirausaha mempunyai keberanian diri untuk

mencapai suatu tujuan dengan kemampuan keras untuk mencapai tujuan dan

kebutuhan hidupnya.Ciri – ciri seseorang yang mempunyai mental wirausaha

memiliki tujuh kekuatan pribadi.Menurut Purnomo dalam Turkeroh (2013) mental

berwirausaha yaitu sikap dalam berperilaku sesorang yang bermental wirausaha

mempunyai kemauan keras, percaya diri, jujur, tanggung jawab, disiplin, sabar

dan kreatif yang mempengaruhi minat berwirausaha (Tuskeroh, 2013).Penelitian

dari Eko (2010) menunjukan bahwa mental berwirausaha memiliki pengaruh

(14)

Penelitian dari Frederic (1996) menghasilkan bahwa kemampuan individu

dan mental berwirausaha membedakan kemampuan seorang wirausaha atau

tidak.Leslie (1995) dalam penelitiannya menemukan bahwa seseorang yang

memiliki mental berwirausaha cenderung lebih berhasil dalam membangun

sebuah usaha.

2.6.2 Hubungan Motivasi Berwirausaha dengan Minat Wirausaha

Motivasi adalah sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi

seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasmeatau

keterkaitan dalam hal hal melaksanakan kegaiatan – kegiatan tertentu

(Winardi,2002: 89). Suatu dorongan terdiri dari percaya diri, inovatif dan krreatif

yang mendorong sesorang untuk meciptakan suatu bisnis atau usaha (Tuskeroh,

2013). Penelitian Alan (2011) menemukan bahwa motivasi untuk seseorang

wirausaha sangat penting karena dengan motivasi yang tinggi maka seorang

wirausaha akan mampu menghadapi setiap rintangan dalam menjalankan

usaha/bisnis.

2.6.1 Hubungan Mental Wirausaha dan Motivasi Berwirausahadengan Minat Berwirausaha

Dalam menjalankan setiap kegiatan bisnis motivasi dan mental sangat

penting bagi seseorang yang ingin memulai suatu usaha ataupun seseorang yang

sedang menjalankan usaha yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki mental

dan motivasi yang tinggi akan membantu seseorang yang memiliki usaha untuk

menghadapi setiap rintangan dan masalah didalam kegiatan bisnis. (Alvian,

(15)

Berdasarkan hasil penelitian dari Tuskeroh (2013) diperoleh hasil bahwa

motivasi dan mental berwirausaha memiliki pengaruh yang simultan terhadap

minat berwirausaha.Berdasarkan hasil penjabaran tentang hubungan antar variabel

dalam penelitian ini yang didasarkan hasil penelitian dari peneliti terdahulu, maka

dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Sumber :Tuskeroh (2013);Alan (2011); (Alvian, 2015)

2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka Konsep penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebgai berikut :

H1

H

: Mental Berwirausaha Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Minat

Berwirausaha.

2

H

: Motivasi Berwirausaha Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Minat

Berwirausaha.

3: Mental Berwirausaha dan Motivasi Berwirausaha Berpengaruh Secara

Simultan dan Positif Terhadap Minat Berwirausaha.

Mental Berwirausaha (X1)

Motivasi Berwirausaha (X2)

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Sel epitel rongga pipi yang sudah kami amati mempunyai bentuk pipih dan tidak beraturan karena hanya terdiri dari membran sel yang bentuknya tidak beraturan.. Sel tumbuhan lebih

Dalam hal ini Kepala Desa Toapaya Selatan mengoptimalkan implementasi kebijakan Raskin yang menitikberatkan kepada penyediaan sumber daya, baik pegawai yang

Pada ember kontrol tidak diberi penambahan algae Chlorella pyrenoidosa ke dalam limbah Cu (tembaga), karena ember ini digunakan sebagai perbandingan antara limbah Cu

Faktor pendukung dalam implementasi program raskin di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol adalah instrumen atau peraturan didalam implementasi yang jelas tertulis

[r]

1) Sumber daya manusia sebagai pelaksana dan sumber daya fisik yang berupa fasilitas pendukung pelaksanaan program Jampersal sudah cukup memadai, baik dari segi

Factors that could cause actual results to differ include, but are not limited to, economic, social and political conditions inIndonesia; the state of the property industry

maka didapatkan hasil sebesar 8,9 , maka dapat dikatakan menggunakan rasio skewness data tidak berdistribusi normal.. Namun tidak menghalangi uji distribusi normal