• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar CaO pada Kapur pada Pengolahan Air Di PDAM Tirtanadi Delitua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar CaO pada Kapur pada Pengolahan Air Di PDAM Tirtanadi Delitua"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar

tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat

bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga

dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang

ada disekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,

pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain.

Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui

air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.

Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65 % dari total berat badannya,

dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga

bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia

mengandung banyak air, antara lain, otak 74%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot

75,6% dan darah 83& (Chandra, 2007).

Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan

minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan

pembawa bahan buangan industri. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat,

penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit

(2)

berkisar antar 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi

dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat

(Chandra,2007).

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh

dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber

air pada setiap tempat berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan

manusia yang terdapat didaerah tersebut. Penduduk yang tinggal didaerah dataran

rendah dan berawa seperti Sumatera dan Kalimantan menghadapi kesulitan

memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga, terutama air minum. Hal

ini karena sumber air di daerah tersebut adalah air sungai yang berdasarkan

parameter baku mutu air tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih.

Air sungai mengandung senyawa organik terlarut yang menyebabkan air

menjadi berwarna coklat dan bersifat asam, sehingga perlu pengolahan khusus

sebelum siap untuk dikonsumsi. Senyawa organik tersebut adalah asam humus

yang terdiri dari asam humat, asam vulvat dan humin. Asam humus adalah

senyawa organik dengan berat molekul tinggi dan berwarna coklat sampai

kehitaman, terbentuk karena pembusukan tanaman dan hewan, sangat tahan

terhadap mikroorganisme dalam waktu yang cukup lama (Nainggolan,2011).

2.2. Kualitas Air

Air dialam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air

(3)

diatas permukaan bumi dan dalam tanah. Kualitas air merupakan tingkat

kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup

manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum,

mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, perikanan, rekreasi dan transportasi.

Kualitas air mencakup tiga karakteristik, yaitu fisik, kimia, fisik kimia dan

biologi.

a. Karakteristik fisik

Karakteristik fisik yang terpenting yang mempengaruhi kualitas air ditentukan

oleh:

 Bahan padat keseluruhan. Koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses

koagulasi dan filtrasi. Material layang dapat diukur dengan melakukan

penyaringan, sedangkan material terlarut dapat diukur dengan penguapan.

 Pengaruh kandungan sendimen dalam air terhadap pertanian bergantung pada

sifat-sifat dan asal usul bahan sedimen yang berasal dari erosi lahan yang subur

akan mempersubur dan memperbaiki tekstur tahan tempat yang mengendap.

Sebaiknya sedimen yang berasal dari erosi lahan tandus akan memiskinkan

lahan yang akan diendapinya. Untuk keperluan air minum, kandungan sedimen

akan mempengaruhi biaya pengolahan. Kandungan sedimen yang tinggi pada

air akan mempercepat pendangkalan saluran, sungai, waduk, bahan-bahan air

lainnya. Sementara itu tahan dan air yang berasal dari waduk kurang

mengandung sedimen kurang baik untuk irigasi, tapi lebih menguntungkan

sumber air minum.

 Kekeruhan. Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan disebut

(4)

mikroorganisme. Kekeruhan terutama disebabkan oleh terjadinya erosi tanah di

DAS maupun disaluran / sungai. Air sungai biasanya lebih keruh pada saat

terjadi hujan lebat dibandingkan pada kondisi normal. Kekeruhan tergantung

pada konsentrasi partikel-partikel padat yang ada di dalam air. Tingkat

kekeruhan air biasanya diukur dengan alat yang disebut turbidimeter,

kekeruhan untuk air minum dibatasi tidak lebih dari 10mg/lt ( skala silika),

lebih baik kalau tidak melebihi 5mg/lt

 Warna. Air murni tidak berwarna. Warna dalam air diakibat oleh adanya

material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Air yang mengalir

melewati rawa atau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk

mengambil warna material tersebut. Batas intensitas warna yang dapat diterima

adalah 5mg/L. Sinar matahari secara alamia mempunyai sifat disenfeksi dan

menggelantang pada bahan pewarna air, tetapi pengaruhnya hanya kedalaman

beberapa cm dari permukaan air keruh. Untuk air yang jernih, pengaruh

penggelantangan dapat mencapai kedalam 1,5m.

 Bau dan rasa. Air murni tidak berbau dan tidak berasa, tetapi air minum

idealnya tidak berbau boleh berasa. Rasa dalam air biasanya adanya

garam-garam terlarut. Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran

mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Polusi

dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki. Untuk

menghilangkan bau dan rasa dapat dilakukan dengan aerasi, pemakaian

potasium permanganat, pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi dan

(5)

 Temperatur. Tempereatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya

dengan tujuan penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan

pencemar serta pengangkutannya. Temperatur air tergantung pada sumbernya.

Temperatur normal air dialam ( tropis) sekitar 200c -300c. Untuk sistem air

bersih, temperatur ideal berkisar antara 50C sampai 100C.

b. Karakteristik kimia

Air yang baru turun dari langit dalam bentuk hujan dan salju relatif murni.

Begitu air mencapai dan mengalir diatas permukaan bumi yang berupa lahan

pertanian, permukiman, hutan dan sebagainya, atau meresap dan mengalir

dibawah muka tanah, air melarutkan dan membawa serta bahan-bahan yang

mudah larut tempat-tempat yang dilaluinya.

Kandungan bahan-bahan kimia yang ada dalam air berpengaruh terhadap

kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi air meliputi pH,

alkalinitas, kation dan anion, dan kesadahan

 pH. Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai

pH, yang didefenisikan sebagai logaritma dari pulang baliknya konsentrai ion

hidrogen dalam moles per liter. Air murni pada 24 ditimbang berkenaan

dengan ion-ion H+ dan ion-ion OH- masing-masing mempuyai kandungan 10-7

moles per liter. Dengan demikian pH air murni adalah 7. Air dengan pH di atas

7 bersifat asam, dan pH dibawah 7 bersifat basa. Nilai pH air dapat diukur

dengan potosintesis, yang mengukur

 Alkalinitas. Kebanyakan air bersifat alkalin karena garam-garam alkaline

sangat umum berada ditanah. Ketidakmurnian air ini akibat adanya Karbonat

(6)

dalam mg/liter ekivalen Kalsium Karbonat. Keasaman air disebabkan adanya

Karbon dioksida dalam air. Hal ini diukur berdasar banyaknya kalsium

karbonat yang diperlukan untuk menetralkan asam karbonat dan dinyatakan

dalam mg/lt.

 Kesadahan. Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam

penyediaan air bersih. Air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih

banyak sebelum berbentuk busa.

c. Karakteristik Biologi Air

Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organisme hidup,

sedangkan air tanah biasanya lebih bersih, karena jenis penyaringan oleh akifer.

Jenis-jenis organisme hidup yang mungkin terdapat dalam air meliputi

makroskopik, mikroskopik, dan bakteri. Spesies organisme makroskopik dapat

dibedakan dengan mata telanjang sedangkan organisme mikroskopik memerlukan

alat bantu mikriskop untuk membedakan spesiesnya. Bakteri adalah organisme

hidup yang sangat kecil dimana spesiesnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun

dengan alat bantu mikroskop (Suripin,2002).

2.3. Manfaat Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

mahkluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh

senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah

sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

(7)

badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi

sekitar 80%.

Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zuat

yang diperlukan tubuh.oksigen juga perlu dilarutkan sebelum dapat memasuki

pembuluh-pembuluh darah yang ada di sekitar alveoli. Begitu juga zat-zat

makanan hanya dapat diserap apabila dapat larut didalam cairan yang meliput

selaput ledir usus. Air juga ikut mempertahankan suhu tubuh dengan cara

penguapan keringat pada tubuh manusia. Disamping itu juga, transportasi zat-zat

makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air.

Sehingga dapat disimpulakan bahwa air sangat memegang peranan penting dalam

setiap aktivitas manusia.

Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang

dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya.di Indonesia,

umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah

(ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air

danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam

maupun mata air. Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan

kompisisi air yang dihasilkannya.sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan

mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Disamping itu juga,

pada air tanah terjadi penyaringan sebagian besar mikroorganisme sewaktu air

meresap dalam tanah. Sedangkan pada air permukaan tidak terjadi penyaringan

(8)

2.4. Pengolahan air

Menurut Kusnaedi (2002), tujuan pengolahan air merupakan upaya untuk

mendapatkan air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air. Proses

pengolahan air merupakan proses perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi air

baku agar memenuhi syarat untuk digunakan. Pada dasarnya, pengolahan air dapat

diawali dengan penjernihan air, pengurangan kadar bahan-bahan kimia terlarut

dalam air sampai batas yang dianjurkan.

Penjernihan air dapat dilakukan dengan penambahan tawas, gas klor dan kapur.

a. Tawas

Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena

bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran serta mudah

penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidti air

(kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbiditi air baku maka semakin besar

jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakaian tawas juga tidak terlepas dari

sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut.

b. Gas Klor

Gas klor adalah desinfektan yang bisa digunakan pada pengolahan air.

Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai

oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk

menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih.

c. Kapur

Bahan dasar kapur ialah batu kapur. Batu kapur mengandung kalsium

karbonat. Dengan pemanasan kira-kira 9800C karbon oksidanya keluar dan tinggal

(9)

kapur ini berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan dalam satu tempat pun

belum tentu sama. Kalsium oksida yang diperoleh ini biasa disebut quicklime.

Sifat-sifat fisik dan kimia kapur :

 Bentuk kristal, powder.

 Warna, sebagian besar umumnya berwarna putih dan pada tinhkat tinggi dapat

berwarna abu-abu.

 Kepadatan, Kalsium Hydrated lime memiliki tingkat kepadatan kira-kira 2,3

g/gm3.

 Kelarutan, tingkat kelarutan dari kira-kira 1,85 Ca(OH)2/l air pada suhu 00C

sampai0,7 g/l pada suhu 1000C.

 Netralisasi asam , Hydrate lime siap bereaksi dengan asam dan gas sehingga

tentu saja berkemampuan menetralisasi asam.

 pH, karena kalsium hidroksida adalah termasuk basa kuat, konsentrasi 0,10 g

Ca(OH)2/l dapat memberi pH kira-kira 11,3 pada suhu 250C. Pada larutan

250C, kandungan 1,8/l memberikan pH sebesar 12,7.

2.5. Kapur Tohor (CaO)

Kalsium Oksida (CaO), secara umum dikenal sebagai kapur mentah atau kapur

bakar, adalah senyawa kimia yang digunakan secara luas. Kalsium oksida

merupakan kristal basa, kaustik, zat padat putih pada suhu kamar. Istilah yang

luas digunakan “kapur” berkonotasi bahan anorganik yang mengandung kalsium,

(10)

aluminium, dan besi mendominasi, seperti batu gamping. Sebaliknya, “kapur

mentah” khusus berlaku untuk senyawa kimia tunggal.

Nama IUPAC kapur tohor ialah Kalsium oksida, nama lainnya Kapur mentah,

kapur bakar, kapur tohor. Adapun sifat-sifatnya adalah:

 Rumus molekul: CaO

 Berat molekul: 56,0774 gr/mol

 Penampilan: Serbuk putih sampai kuning pucat/coklat

 Bau: Tidak berbau

 Densitas: 3,34 gr/cm3

 Titik lebur: 2613 °C, 2886 K, 4735 °F

 Titik didih: 2850 °C, 3123 K (100 hPa)

 Kelarutan dalam air: 1,19 g/L (25 °C); 0,57 g/L (100 °C); reaksi eksoterm

 Kelarutan dalam asam: Larut (juga dalam gliserol, larutan gula)

 Kelarutan dalam methanol: Tidak larut (juga dalam dietil eter, n-oktanol)

 Keasaman (pKa): 12,8

 Entropi molar standar So298: 40 J·mol−1·K−1

 Entalpi pembentukan standar ΔfHo298: −635 kJ·mol−1

 Titik nyala: Tidak terbakar

Kadar CaO dalam kapur menurut SNI dibatasi antara 60-70 % (SNI

(11)

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Kapur

Oksida Komposisi (% Berat)

CaO

SiO2

Al2O3

Fe2O3

MgO

Na2+K2O

TiO2

P2O5

SO3

60-70

17-25

3-8

0,5-6

0,1-5,5

0,5-1,3

0,1-0,4

0,1-0,2

1,0-3,5

Sumber : SNI 15-2049-1994

Pada tabel diatas terdapat komposisi kimia dimana ditetapkan kadar CaO

(12)

2.5.1. Pembuatan Kapur Tohor

Kalsium oksida biasanya dibuat melalui dekomposisi termal bahan-bahan seperti

batu gamping (limestone), atau cangkang kerang (atau cangkang molluska

lainnya), yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3; mineral kalsit) sebagai

kapur bakar (lime kiln). Hal ini dilakukan dengan memanaskan material ini di atas

825 °C (1.517 °F), sebuah proses yang disebut kalsinasi atau pembakaran-kapur,

untuk membebaskan molekul karbon dioksida (CO2); meninggalkan kapurmentah.

Kapur ini tidak stabil dan, ketika didinginkan, secara spontan akan bereaksi

dengan CO2 dari udara sampai, setelah cukup waktu, itu akan benar-benar diubah

kembali menjadi kalsium karbonat kecuali dipuaskan dengan air untuk ditetapkan

sebagai kapur plester.

Produksi tahunan kapur mentah di seluruh dunia sekitar 283 juta metrik

ton. Cina sejauh ini adalah produsen terbesar di dunia, dengan total sekitar 170

juta ton per tahun. Amerika Serikat adalah yang terbesar berikutnya, dengan

sekitar 20 juta ton per tahun.

2.5.2. Kegunaan Kapur Tohor

Ada beberapa kegunaan kapur tohor diantaranya menghasilkan energi panas,

memancarkan cahaya, semen dan basa, industri minyak bumi, industri kertas,

plaster, produksi zat kimia atau daya, industri budidaya udang, dan penggunaan

(13)

a. Menghasilkan energi panas

Kapur mentah menghasilkan energi panas dengan pembentukan hidrat, kalsium

hidroksida, dengan persamaan sebagai berikut:

CaO (s) + H2O (l) = Ca(OH)2(aq) (ΔHr= −63.7 kJ/mol CaO)

Seperti hidrat, sebuah hasil reaksi eksotermis dan zat padat membengkak. Hidrat

dapat diubah menjadi kapurmentah dengan menghilangkan air dengan

memanaskannya sampai kemerahan untuk membalikkan reaksi hidrasi. Satu liter

air yang bergabung dengan sekitar 3,1 kilogram (6,8 lb) dari kapur untuk

memberikan kalsium hidroksida ditambah 3,54 MJ energi. Proses ini dapat

digunakan untuk menyediakan sumber panas portabel nyaman, seperti untuk

pemanasan makanan dengan segera dalam tempat pemanasan sendiri.

b. Memancarkan cahaya

Bila kapur mentah dipanaskan sampai 2400 °C (4.350 °F), kapur ini

memancarkan cahaya yang intens. Bentuk pencahayaan ini dikenal sebagaicahaya

kapur (limelight), dan digunakan secara luas dalam produksi teater sebelum

penemuan penerangan listrik.

c. Semen dan Basa

Kalsium oksida merupakan bahan kunci untuk proses pembuatan semen. Kalsium

(14)

d. Industri Minyak Bumi

Pasta pendeteksi air mengandung campuran kalsium oksida dan fenolftalein. Pasta

ini harus hadir untuk mengadakan kontak dengan air dalam tangki penyimpanan

bahan bakar. CaO bereaksi dengan air untuk membentuk kalsium hidroksida.

Kalsium hidroksida memiliki pH yang cukup tinggi untuk mengubah fenolftalein

menjadi berwarna merah muda – keunguan yang jelas, sehingga menunjukkan

keberadaan air tersebut.

e. Industri Kertas

Kalsium oksida digunakan untuk menghasilkan natrium hidroksida dari natrium

karbonat dalam perolehan kembali zat kimia di pabrik pulm Kraft.

f. Plaster

Terdapat bukti arkeologi bahwa manusia Neolitik B PrePottery (batang

tembikar) menggunakan plester berbasis kapur untuk lantai dan penggunaan

lainnya. Lantai abu-kapur tersebut tetap digunakan sampai akhir abad kesembilan

belas.

g. Produksi Zat Kimia atau Daya

Semprotan padatan atau bubur kalsium oksida dapat digunakan untuk

menghilangkan sulfur dioksida dari knalpot aliran dalam satu proses yang disebut

desulfurisasi gas buang

(15)

h. Industri Budidaya Udang

Dalam industri budidaya udang tiger atau udang kelong, kapur tohor popular

digunakan sebagai zat basa untuk mengantisipasi penurunan pH air kolam akibat

hujan. Biasanya kapur tohor ditaburkan di lereng tepi kolam udang di musim

hujan.

i. Penggunaan senjata

Sejarawan dan filsuf David Hume, dalam bukunya tentang sejarah Inggris,

menceritakan bahwa di awal masa pemerintahan Henry III, Angkatan Laut

Inggris menghancurkan menyerang armada Perancis dengan membutakan armada

musuh dengan kapur:

D’Albiney melakukan tipu-daya melawan mereka, yang dikatakan telah

memberikan kontribusi untuk kemenangan: Setelah mendapatkan angin dari

Perancis, ia turun kepada mereka dengan kekerasan; dan melemparkan kapur di

wajah mereka dalam jumlah besar, yang sengaja ia bawa di kapal, ia begitu

membutakan mereka, bahwa mereka tidak berdaya untuk membela diri.

Kapur mentah juga dianggap merupakan komponen dari api Yunani. Pada

persentuhannya dengan air, kapur akan meningkatkan suhunya di atas 150 °C dan

menyalakan bahan bakar (Ansari, 2014).

2.5.3. Analisa Penentuan Kadar Kapur

Analisa penetuan kadar kapur dilakukan dengan cara menghitung kadar CaO,

(16)

sampai mendidih, didinginkan, ditambahkan indikator penolpthalein dan dititrasi

dengan NaOH hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi warna

merah jambu. Takaran kapur yang digunakan disesuaikan dengan nilai pH.

Keefektifan material kapur tergantung bentuk dan ukuran partikel. Kapur dengan

ukuran partikel yang lebih kecil adalah lebih efektif, karena luas permukaan yang

lebih besar (Tancung,2002).

2.6. Proses Produksi Air Bersih

Proses produksi air bersih melalui tahapan/tempat sebagai berikut :

1. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan Sungai Belawan yang diambil melalui

bendungan dengan panjang 25 meter dan tinggi 4 meter. Pada sisi kanan

bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 meter

dilengkapi pintu pengatur ketinggian masuk ke intake.

2. Intake

Bendungan ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen

(saringan kasar) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah

masuknnya kotoran yang terbawa arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi

dengan pintu (sluice gate) pengatur ketinggian air dan penggerak electromotor.

Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk

(17)

3. Raw Water Tank (RWT)

Bangunan RWT (bak pengendap) dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit

(4 sel) setiap unit berdimensi 23,3 meter x 20 meter x 5 meter yang dilengkapi

dengan sluice gate dan pintu biasa 2 buah, berfungsi sebagai tempat pengendapan

lumpur, pasir dan lain-lain yang bersifat sedimen.

4. Raw Water Pump (RWP)

RWP (pompa air baku) berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke clearator

terdiri dari 18 unit pompa air baku dengan kapasitas setiap pompa 110 liter/detik

dengan rata-rata head 18 meter memakai motor AC nominal daya 75 KVA.

5. Clearator

Bangunan clearator (proses penjernihan air) terdiri dari 5 unit, dengan kapasitas

masing-masing 350 liter/detik berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok

yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai hasil olahan. Dilengkapi dengan

agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan

flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalan secara

otomatis.

6. Filter

Dari clearator air dialirkan untuk menyaring kekeruhan berupa flok-flok halus dan

kotoran lain yang lolos dari clerator melalui pelekatan pada media filter yang

berjumlah 32 unit menggunakan jenis saringan cepat masing-masing

(18)

7. Reservoir

Reservoir adalah bangunan beton dengan dimensi panjang 50 m x 40 m x 7m

yang berfungsi untuk menampung air minum/ air olahan setelah melewati media

filter dengan kapasitas 12000 m3 . Air yang mengalir dari filter ke reservoir

dibubuhi klor untuk proses netralisasi dan dibubuhi larutan kapur jenuh atau soda.

8. Finish Water Pump

FWP berjumlah 14 unit yang berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari

reservoir instalasi ke reservoir distribusi cabang melalui pipa transmisi yang

dibagi menjadi 5 jalur Q1 sampai Q5 dengan kapasitas masing-masing 150

liter/detik dan total head 50 meter yang menggunakan motor AC dengan rata-rata

nominal daya 132 KW.

9. Sludge Lagoon

Daur ulang adalah paling tepat dan aman dalam mengatasi dan dapat

meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak 2002 di unit

instalasi pengolahan air yaitu dengan membangun unit pengendapan berupa

Gambar

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Kapur

Referensi

Dokumen terkait

Consequently, the work on the transport system will integrate efforts from WP3 (for the privacy preservation framework), WP4 (for the semantic data storage and the

Pada interval 3 jam -15 menit sebelum olahraga, air putih dapat menjadi pilihan, namun jika latihan/pertandingan olahraga akan berjalan dengan intensitas tinggi

Tinggi dan berat badan paling sering digunakan dalam pengukuran karena dapat membantu mengevaluasi pertumbuhan anak-anak dan menentukan status gizi orang

Berdasarkan penelitaian atas pengelolaan barang/aset daerah pada Pemerintah Kabupaten Sampang tersebut diketahui hal-hal: (1) Secara umum, masih banyak Pengguna Barang

[r]

Sedangkan untuk sumber tegangan tidak langsung disini adalah baterai, yang banyak digunakan oleh banyak orang untuk membangkitkan suatu tegangan yang stabil, saat dipakai pada

[r]

[r]