• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Massa Ragi dan Waktu Fermentasi terhadap Bioetanol dari Biji Durian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Massa Ragi dan Waktu Fermentasi terhadap Bioetanol dari Biji Durian"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ketersediaan energi merupakan syarat mutlak khususnya dalam pelaksanaan

pembangunan nasional baik pada saat ini maupun masa yang akan datang, guna

menjamin pemenuhan pasokan energi yang merupakan tantangan utama bagi bangsa

Indonesia. Kebutuhan energi umumnya didominasi oleh energi fosil seperti minyak

bumi, gas bumi dan batu bara. Sumber energi fosil ini merupakan sumber energi

yang terbatas yang memerlukan antisipasi untuk mengurangi ketergantungan

terhadap energi tersebut [26].

Sudah saatnya Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar

fosil dengan mengembangkan sumber energi alternatif terbarukan. Bioenergi

(biofuel) dirasa cocok untuk mengatasi masalah energi karena beberapa

kelebihannya. Kelebihan bioenergi, selain bisa diperbarui, adalah bersifat ramah

lingkungan, dapat terurai, mampu mengeliminasi efek rumah kaca dan kontinuitas

bahan bakunya terjamin [12].

Salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil adalah dengan bioenergi

seperti bioetanol. Bioetanol adalah bahan bakar nabati yang tak pernah habis selama

mentari masih memancarkan sinarnya, air tersedia, oksigen berlimpah dan kita mau

melakukan budidaya pertanian. Sumber bioetanol dapat berupa singkong, ubi jalar,

tebu, jagung, sorgum biji, sorgum manis, sagu, aren, nipah, lontar, kelapa dan padi

[18].

Sebagai bahan pensubsidi motor bensin, bioetanol dapat diaplikasikan dalam

bentuk bauran dengan minyak bensin , misalnya gasohol E10 atau E100 sebagai

bahan bakar. Penggunaan E100 membutuhkan modifikasi mesin mobil. Brasil telah

sukses mengembangkan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif pensubsidi bensin.

Bioetanol merupakan etanol yang terbuat dari tanaman yang mengandung pati, gula

dan tanaman berselulosa lainnya. Indonesia sangat kaya akan bahan mentah untuk

memproduksi bioetanol. Indonesia memiliki banyak tanaman yang berpotensi

menghasilkan nira bergula, tanaman berpati, ataupun tanaman berselulosa [12].

(2)

2

Alasan penulis menggunakan biji durian sebagai bahan baku dalam

pembuatan etanol karena biji durian merupakan salah satu sumber pati yang mudah

diperoleh dan terus menerus dikembangkan. Pati merupakan senyawa karbohidrat

yang komplek yang dapat diubah menjadi alkohol. Menurut Indraswari (2003) biji

durian mengandung kadar amilum yang cukup tinggi yakni sebesar 43,6 % dari

bobot totalnya. Ini merupakan angka yang potensial guna pengolahan amilum

menjadi etanol. Amilum yang berbentuk polisakarida dapat dihidrolisis menjadi

glukosa dalam kadar yang tinggi melalui pemanasan. Glukosa inilah yang

selanjutnya difermentasi untuk menghasilkan etanol. Selain itu, biji durian

merupakan hasil samping dari buah durian itu sendiri yang belum dimanfaatkan

secara maksimal.

Dari penelitian yang dilakukan Nurfiana, dkk pada tahun 2009 [10] selain

tidak menyebutkan kadar etanol yang dihasilkan, penelitian tersebut juga melakukan

hidrolisis biji durian hanya dengan pemanasan tanpa penambahan katalis. Agar kadar

etanol yang dihasilkan optimal, biji durian (setelah dikukus) dan yeast

Saccharomyces cerevisiae (merk “DK”) yang digunakan memiliki perbandingan 25:1. Produksi bioetanol dengan bantuan mikroba dipengaruhi oleh kadar glukosa

sebagai substrat dan kondisi lingkungan proses fermentasi seperti suhu dan pH.

Peneliti terdahulu juga membuat bioetanol dengan menggunakan bahan baku

berpati (mengandung karbohidrat) dengan variasi jumlah ragi antara lain :

1. Elly Prasetyo (2011) [17] menggunakan biji durian sebagai bahan baku

bioetanol dan melalui tahap hidrolisis asam sulfat (H2SO4 0,03M) menghasilkan rendemen bioetanol sebesar 5,8% kadar bioetanol 99,21%

dengan konsentrasi ragi 9% dan lama fermentasi 4 hari.

2. Joi Saputra (2011) [22] menggunakan kimpul sebagai bahan baku

bioetanol dan melalui tahap hidrolisis enzim (enzim alfa amilase)

menghasilkan kadar bioetanol 41% dengan konsentrasi ragi 7% dan lama

fermentasi 4 hari.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menghidrolisis

biji durian menggunakan katalis asam klorida, dengan variasi ragi S.cerevisiae dan

waktu serta mengatur pH fermentasi untuk mengetahui kadar etanol yang dihasilkan.

(3)

3

1.2 PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah ragi tape dapat digunakan secara langsung tanpa mengisolasi

Saccharomyces cerevisiae terlebih dahulu dalam pembuatan bioetanol dari fermentasi glukosa hasil hidrolisis tepung biji durian dengan HCl 1 M.

2. Bagaimana pengaruh konsentrasi ragi dan lama waktu fermentasi terhadap

kadar bioetanol yang dihasilkan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ragi dan lama waktu fermentasi

terhadap kadar bioetanol yang diperoleh

2. Untuk memanfaatkan limbah biji durian menjadi suatu produk yang bernilai

ekonomi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya

kepada masyarakat tentang bagaimana kualitas bioetanol yang dihasilkan dari proses

fermentasi biji durian sebagai bahan akar alternatif dan juga dapat menjadi salah satu

solusi dalam penanganan limbah biji durian yang selama ini hanya dibuang begitu

saja khususnya di wilayah Sumatera Utara agar lebih bernilai guna

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Teknik

Kimia, Fakutas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan-bahan yang

digunakan antara lain biji durian yang diperoleh dari pedagang durian yang berada di

jalan Jamin ginting, Padang bulan, Medan, tepung biji durian, asam klorida (HCl)

dan ragi (Saccharomyces Cerevisiae). Peralatan yang digunakan adalah rangkaian

alat fermentasi dan destilasi.

(4)

4

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

Variabel tetap

1. Temperatur fermentasi 28-320C

2. pH yang digunakan adalah pH optimum ragi yaitu 4,5

3. massa tepung biji durian untuk tiap sampel 100 gr

4. Konsentrasi HCl 1 M

Variabel berubah

1. Konsentrasi ragi (3; 6; 9)%

2. Lama fermentasi (24; 48; 72; 96) jam

Parameter uji yang dilakukan adalah

1. Kadar alkohol setelah proses distilasi,

2. Jumlah bioetanol,

3. Densitas,

4. Nilai kalor bioetanol.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perkembangan dunia musik yang begitu cepat maka dibutuhkan sarana yang dapat menampung informasi tersebut, kita sebagai masyarakat yang menyukai musik sangat

Pengadaan Biaya Akomodasi dan Konsumsi Kompetisi Keterampilan I nstruktur Nasional Kelima Balai Besar Latihan Kerja I ndustri Medan Tahun Anggaran 2015.. Berdasarkan Berita Acara

Pekerjaan : Pengadaan Ulang Jasa Pelaksana Kompetisi Keterampilan I nstruktur Nasional (KKI N) 2015 Balai Besar Latihan Kerja I ndustri Medan Pengadaan Biaya Akomodasi dan

Oracle 8i merupakan pengembangan daro Oracle versi sebelumnya, dengan harapan program aplikasi database ini lebih mudah dipakai, mudah diintegrasikan dengan berbagai program

Merpati Remu Utara Sorong - Papua Barat 98412, bersama ini kami mengundang Penyedia Barang/Jasa Konstruksi (Pemborongan) & Jasa Konsultansi untuk mengikuti

Proses pembelajaran yang mengunakan penerapan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle pada kelas eksperimen dan ceramah bervariasi berbantuan game puzzle terhadap

(9) Apabila dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi pada OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dipandang perlu untuk melakukan cek fisik

Adapun judul dari skripsi ini yaitu ” PENGUJIAN PERFORMANSI MESIN PENGERING TENAGA SURYA DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERSIRIP DAN PRODUK YANG DIKERINGKAN CABAI