• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Berkelanjutan Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Determinan Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Berkelanjutan Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.7. Latar Belakang Masalah

Dalam merencanakan pengembangan suatu wilayah, minimal ada tiga komponen yang perlu diperhatikan yaitu : Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Teknologi. Selanjutnya ini disebut dengan tiga pilar pengembangan wilayah. Salah satu pilar yang cukup penting adalah Sumber Daya Manusia, karena dengan kemampuannya akan mampu menggerakkan sumber wilayah yang ada. Justru itu kualitas Sumber Daya Manusia harus mendapat perhatian di posisi terdepan.

Kemampuan penduduk untuk berbuat terkait dengan kehidupan sangat ditentukan oleh kualitas Umber Daya Manusia yang selalu diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Justru karena itu perhatian tentang kualitas SDM harus mendapat perhatian di posisi terdepan. Pembangunan atau pengembangan dalam arti development, bukanlah suatu kondisi atau suatu keadaan yang ditentukan oleh apa yang dimiliki manusianya, dalam hal ini penduduk setempat. Sebaliknya pengembangan itu adalah kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat mereka lakukan dengan apa yang mereka miliki guna meningkatkan kualitas hidupnya dan juga kualitas hidup orang lain.

(2)

nasional yang sedang berlangsung, berbagai daerah telah diberi kesempatan oleh pemerintah pusat untuk membenahi diri dalam menentukan sikapnya sendiri yang diwujudkan dalam bentuk pemekaran wilayah dengan berbagai alasan kepentingan yang menyertainya, seperti: latar belakang sejarah, peningkatan pelayanan pada masyarakat, pemerataan pembangunan dan perimbangan keuangan antara pusat – daerah yang diformat dalam suatu wadah politik dengan kemasan yang berlabelkan ”Pemerintahan Otonomi Daerah”.

Di dalam pembenahan daerah tersebut perlu adanya perencanaan wilayah yang berkelanjutan (susatinable), yang dapat melihat jauh ke depan. Bagaimanapun pesatnya pembangunan yang dilaksanakan di daerah, dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Jika tidak disejajarkan dengan pembenahan kualitas hidup penduduk dikhawatirkan tidak hanya dapat menimbulkan kesenjangan di bidang sosial, ekonomi, namun juga akan terjadi pemakaian sumber daya alam yang berlebihan. Hal tersebut belum tentu dapat meningkatkan kwantitas pemenuhan kebutuhan hidup dan juga kualitas hidup penduduk.

Kesalahan yang selalu dilakukan dalam kalkulasi pertumbuhan ekonomi adalah tidak diperhitungkannya kerusakan lingkungan yang diakibatkan aktifitas dalam exploitasi sumber daya alam. Pada era dibawah tahun 1980 Labuhanbatu selatan memiliki hutan yang cukup luas terutama di daerah kecamatan torgamba dan kampung rakyat. Setelah era diatas 1980, perkebunan kelapa sawit baik swasta maupun PTPN, masuk ke Labuhanbatu Selatan, disertai penebangan hutan tidak terkendali.

(3)

percepatan pemulihannya, tidak sebanding antara sumber daya alam yang dikelola dengan produk yang dihasilkan (tidak ekonomis). Pada hakekatnya terjadi pemborosan penggunaan sumber daya alam. Lebih dikhawatirkan lagi produk yang diperoleh dari eksploitasi sumber daya alam tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkannya. Ketidakseimbangan antara aktivitas pembangunan yang dilakukan dengan keberlanjutan tatanan ekosistem alami yang ada sebelumnya. Ketidakseimbangan tersebut pada akhirnya menjurus pada suatu keadaan yang tidak terpola dan tidak pernah sampai pada titik balik minimum ke arah peningkatan kualitas hidup penduduk. Kehawatiran berbagai permasalahan di atas mengharuskan daerah, sebelum memulai aktivitas pembangunan terlebih dahulu membuat suatu perencanaan yang baik (sustainable).

Pada tahun 1967 “The Smithsonian Institution” menyelenggarakan sebuah symposium dengan tema The Quality of Man’s Environment. Sejak itu masalah kelestarian hidup merupakan topik yang makin seru dan pada masa sekarang sudah diangkat menjadi masalah international. Akhirnya tercetus masalah kualitas hidup (quality of life), yang pada hakikatnya diartikan sebagai suatu komposit antara kualitas lingkungan (quality of environment) dengan kualitas manusia (quality of man).

(4)

berkenaan dengan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan juga sangat diperlukan untuk membuat dan melengkapi suatu piranti perencanaan wilayah ke depan dalam memantau keterkaitan antara kependudukan dan lingkungan hidup yang sudah semestinya harus diimplementasikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Budianto pada tahun 2008 tentang Pelaksanaan Sistem Kebijaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Pengelolaan Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan. Dalam penelitiannya Budianto menyatakan bahwa salah satu upaya pemerintah kota Semarang dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan ini adalah dengan memberikaan suatu peraturan yang didalamnya mengatur tentang pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan pada lingkungan yang baik serta dalam pelaksanaan undang-undang nomor 23 tahun 1997 dan analisis mengenai dampak lingkungan ini tentunya mengandung suatu pemikiran bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengatur dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Adapun dalam pelaksanaannya, pemerintah kota Semarang berusaha untuk menerapkan UULH dan AMDAL dalam menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

(5)

berkelanjutan (sustainable development). Salah satu unsur dalam konsep pembangunan berkelanjutan tersebut adalah pendidikan lingkungan hidup (environment education).

Pitono (2007) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dapat membantu pengelolaan lingkungan yang seksama dan pembangunan demi kelangsungan hidup sehari – hari dan masa depan kemanusiaan. Pemahaman para ilmuan tentang masalah seperti perubahan iklim, peningkatan konsumsi sumber daya, kecenderungan populasi, dan degredasi lingkungan semakin bertambah. Dunia membutuhkan analisis ilmiah jangka panjang tentang penipisan sumber daya, pemakaian energy, dampak kesehatan, dan kecenderungan populasi. Informasi ini dapat digunakan dalam analisis mengenai pembangunan dan lingkungan pada tingkat lokal, regional, dan global. Kita perlu mengembangkan sarana untuk pembangunan berkelanjutan, misalnya a).indikator mutu kehidupan yang mencakup kesehatan, pendidikan, mkesejahteraan social, dan keadaan lingkungan dan perekonomian; b). insentif ekonomi yang akan mendorong pengelolaan sumber daya yang lebih baik; c). cara mengukur ketepatan teknologi – teknologi baru dari segi lingkungan.

(6)

manusia itu sendiri (human development) yaitu pembangunan yang berorientasi pada manusia (people center development), dimana manusia dianggap sebagai sasaran sekaligus sebagai

pelaku pembangunan. Jumlah penduduk yang banyak tidak menjadi masalah bilamana penduduknya memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas, justru itu merupakan modal, sehingga berbagai masalah yang muncul dapat segera diselesaikan.

Pembangunan manusia adalah sebuah konsep dalam lingkup studi tentang kondisi manusia, pengembangan khusus internasional, berkaitan dengan pembangunan internasional dan ekonomi. Konsep pembangunan manusia yang lebih luas pertama kali diungkapkan oleh Amartya Sen, pemenang Nobel tahun 1998, dan diperluas oleh Martha Nussbaum, Sabina Alkire, Ingrid Robeyns, dan lain-lain. Pembangunan manusia mencakup lebih dari sekedar naik atau turun dari pendapatan nasional. Pembangunan demikian tentang perluasan pilihan orang, untuk memimpin kehidupan yang mereka nilai, dan memperbaiki kondisi manusia sehingga orang memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan yang penuh. Dengan demikian, pembangunan manusia adalah sekitar lebih dari pertumbuhan ekonomi, yang hanya sarana memperluas pilihan rakyat.

(7)

bagi dirinya. Kualitas hidup dari segi hukum, ditentukan oleh tingkat kesadarannya mentaati hukum yang berlaku. Dilihat dari sudut pandang sosiologi, kualitas hidup tergantung kepada kepatuhannya terhadap tuntutan adat dan kebiasaan dalam masyarakatnya. Ditinjau dari segi psikologi, kualitas hidup manusia tercermin dari tingkat kepuasan hidupnya. Ditinjau segi agama, kualitas hidup manusia ditentukan oleh ketaqwaannya kepada Tuhan yang Maha Pencipta, serta ajaran-ajarannya (Hartono dan Sunaryti, 1993:182-190). Ditinjau dari sudut politik, kualitas hidup penduduk ditentukan dari besarnya peluang yang diberikan pemerintah kepada masyarakat untuk ikut dalam proses pemerintahan, sekaligus memberikan hak kepada masyarakat untuk mengurus kepentingan mereka sendiri dengan kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki (Imawan, 1993:442-451). Dari sudut pandang ekologi kualitas hidup dapat ditinjau dari kemampuan penduduk dalam memanfaatkan sumber-sumber daya secara optimal dengan lebih mengedepankan kemampuan dalam pelestarian fungsi-fungsi ekologi, kemampuan dalam pengaturan tata ruang dan kemampuan dalam pengendalian pencemaran (Setyabudi, 1995:5).

(8)

nilai agregat. Pendapat yang paling optimis beranggapan bahwa, kualitas hidup penduduk yang terdiri dari berbagai dimensi dapat saja diwakili oleh suatu angka agregat yang merupakan penggabungan skor untuk masing-masing komponen kualitas hidup. Menurut pendapat yang terakhir ini, dengan tersedianya teknik analisis statistik dan fasilitas komputer akan memudahkan penciptaan angka agregat tersebut (Ancok, 1993:44). Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup penduduk, Ananta dan Hatmadji, (1985:7) membedakan antara indikator kualitas hidup dengan determinan kualitas hidup. Penentuan indikator dimaksud sebagai variabel terukur yang variasinya dapat menentukan faktor-faktor kualitas hidup, sedangkan determinan kualitas hidup adalah suatu variabel fisikologis terukur yang variasinya dapat mempengaruhi kualitas hidup.

(9)

Kecenderungan yang sekarang terjadi, ketika tuntutan kebutuhan pembangunan tersebut harus segera terpenuhi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama dari sektor kualitas fisik yakni: ekonomi, pendidikan dan kesehatan, selalu saja disertai dengan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan terjadinya pencemaran lingkungan serta munculnya ketegangan sosial. Hal ini dikarenakan kualitas penduduk yang terlibat dalam pembangunan itu tidak berkualitas. Jika kecendrungan ini terus berlangsung pada suatu ketika daya dukung lingkungan pasti terlampaui. Konsekuensi dari hal ini adalah terjadinya keambrukan kehidupan manusia. Untuk menghindari terjadinya hal ini harus diusahakan agar kenaikan kualitas hidup tidak hanya dari faktor kualitas fisik saja melainkan juga harus disejajarkan dengan sikap masyarakat dalam pengelolaan lingkungan (Salim, 1985).

Kehidupan di bumi ini diisi oleh sejumlah makhluk hidup dalam interaksi, hubungan timbal balik, dan adaptasi satu sama lain, jenis serta dengan benda – benda mati di sekitarnya. Di antara sekian banyak makhluk hidup itu terdapat satu jenis yang disebut manusia. Jadi kalau kita mempelajari kehidupan secara keseluruhan sekaligus juga mempelajari kehadiran manusia di dalamnya. Karena manusia adalah juga anggota rumah tangga makhluk hidup itu sendiri.

(10)

keterbatasan dan harus toleran terhadap berbagai perubahan; bagaimana individu – individu dalam spesies itu mengalami perumbuhan sebagai bagian dari suatu populasi atau komunitas.

Semua ini berlangsung dalam suatu proses yang mengikuti tatanan, prinsip, dan ketentuan alam yang rumit, tetapi cukup teratur, yang dengan ekologi kita mencoba memahaminya. Dimana perlu dengan menyederhanakannya, walaupun kita menyadari bahwa di balik kesederhanaan itu tetap tersimpan kerumitan yang mendalam. Manusia Indonesia dalam kenyataannya lebih akrab dengan lingkungan alamnya daripada dengan lingkungan teknologi. Keadaan alam masih lebih menentukan untuk sebagian besar masyarakat Indonesia daripada upaya teknologi. Perkembangan teknologi yang mengelola sumber daya alam harus memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi kesejahteraan rakyat, dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya, sehingga akan tetap bermanfaat bagi generasi – generasi mendatang. Pemanfaatan tanah agar sungguh – sungguh membantu usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. Untuk itu sangatlah penting melakukan inventarisasi dan evaluasi tentang sumber daya alam yang ada dengan tujuan untuk lebih mengetahui dan dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam baik di darat, laut maupun udara, berupa tanah, air, energy, flora, fauna dan lain – lain yang sangat diperlukan bagi pembangunan.

(11)

regional. Terhadap sumber daya alam yang sudah terlanjur rusak atau memang buruk karena kondisi alamnya perlu diadakan rehabilitasi. Daerah aliran sungai sebagai satu kesatuan perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan.

Kabupaten Labuhanbatu Selatan, merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. memiliki lima kecamatan yakni Kecamatan Sungai Kanan, Kecamatan Silangkitang, Kecamatan Kotapinang, Kecamatan Kampung Rakyat, dan Kecamatan Torgamba yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Labuhan Batu. Secara geografis wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dibelah atau dipisahkan oleh Sungai Barumun yang kerap kali menimbulkan luapan banjir tahunan. Potensi sumber daya alam pada umumnya daerah perkebunan ( kelapa sawit, karet, dll ) baik Penanaman Modal Asing, Perusahaan Nasional, Swasta dan Rakyat, yang luasnya ± 62,04% dari luas wilayah Labuhanbatu Selatan.

(12)

peningkatan, sarana dan prasarana pendidikan yang telah ada serta menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada tahun 2013 urusan wajib pendidikan dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp 72,531 miliar dengan realisasi Rp 65,566 miliar atau 90,4%.

Untuk pengembangan Agro Ekonomi tidak memungkinkan lagi melalui perluasan lahan, karena peruntukan untuk lahan perkebunan sudah tereksploitasi habis. Hal yang lebih memungkinkan dilakukan adalah membangun ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan sinergisitas masyarakat dengan pihak perkebunan dan membangun Industri Hilir yang dapat mengolah CPO dan karet ke dalam berbagai turunan. Kemajuan Industri Hilir akan berdampak positif terhadap pembangunan berkelanjutan dari sisi ekonomi. Dalam upaya membangun perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Selatan menjadi daerah industri perlu suatu kehati-hatian dan kecerdasan. Ketaatan terhadap RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) wajib ditaati.

Menurut Eka (2012), yang menjadi penyebab permasalahan tata ruang kota di

Indonesia ada tiga hal penting mengenai persoalan perkotaan:

1) Indonesia tidak punya perencanaan terintegrasi, sehingga berbagai macam persoalan muncul berkaitan dengan pembangunan kota

(13)

3) Pemerintah kurang memiliki kemampuan mengantisipasi persoalan-persoalan di

masa yang akan datang.

Bukti nyata dari masalah-masalah inkonsistensi pemerintah dalam penataan kota

adalah urbanisasi yang tidak terkontrol oleh pemerintah. Pemerintah terus melakukan

pembiaran yang akan berakibat anggapan bahwa jika pemerintah diam berarti masyarakat

berada di posisi yang benar. Selain masalah tersebut adalah masalah transportasi yaitu

semakin banyaknya masyarakat yang mempunyai kendaraan bermotor pribadi.

Masalah-masalah tersebut menambah kacaunnya keadaan tata kota yang dari infrastrukturnya masih

belum baik.

Permasalahan penataan ruang wilayah yang masih belum sesuai dengan peruntukannya di satu sisi dan rendahnya kualitas sumber daya manusia di sisi lain merupakan dua hal yang menarik untuk dikaji dalam rangka mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi saat ini. Disinilah pentingnya membangun kualitas hidup penduduk yang dapat dikembangkan ke dalam bentuk manusia yang berkarakter dan mempunyai daya saing secara kualitas. Sebagai daerah yang baru terbentuk, Kabupaten Labuhanbatu Selatan tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik di bidang infrastruktur, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan yang kesemuanya dipengaruhi oleh kualitas hidup penduduk.

(14)

dilakukannya berkelanjutan. Indikator kualitas hidup manakah yang harus segera diperbaiki, indikator kualitas hidup manakah yang masih perlu dipertahankan dan indikator kualitas hidup apakah yang perlu ditingkatkan serta indikator apakah yang merupakan karakteristik masyarakat kabupaten Labuhanbatu Selatan. Sehingga dari pendekatan indikator kualitas hidup penduduk inilah nantinya pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat menempatkan posisinya di tengah-tengah keinginan masyarakat yang dapat dijadikan sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Selama ini Bank Dunia menggunakan tolak ukur pendapatan per kapita sebagai suatu

ukuran pokok dari pertumbuhan suatu negara. Dengan tolak ukur yang digunakan oleh Bank

Dunia tersebut, posisi Indonesia berada antara urutan tiga puluh dan empat puluh dari bawah.

Srilanka berada dibawah Indonesia. Laporan terakhir United Nations Development

Programme (UNDP), seperti dikutip oleh Tempo (9 Juni 1990), menyebutkan adanya

perbedaan urutan yang lain dari berbagai negara tentang pertumbuhannya. Disebutkan, posisi

Indonesia dan 82 negara lainnya berada dibawah Srilanka. Perbedaan tersebut disebabkan oleh

perbedaan tolak ukur yang digunakan. UNDP menggunakan tolak ukur yang disebut HDI

(Human Development Index), yang tidak hanya menggunakan pendapatan per kapita sebagai

indikator, tetapi juga usia harapan hidup, angka melek huruf, dan daya beli masyarakat.

Namun dalam penelitian ini indikator-indikator tersebut didekati dengan cara yang lebih komprehenship.

(15)

apakah yang merupakan faktor determinan dari kualitas hidup penduduk yang dapat mempengaruhi keberlanjutan pembangunan daerah kabupaten Labuhanbatu Selatan dan sekaligus dapat mengidentifikasi faktor determinan dari kualitas hidup penduduk yang dapat menyebabkan ketidakberhasilan program pembangunan, faktor-faktor kualitas hidup apa sajakah yang harus secepatnya diperbaiki serta ditingkatkan sehinga dari berbagai faktor pembentuk kualitas hidup tersebut dapat berjalan seirama dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk yang nantinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap keberlanjutan pembangunan di kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengkaji secara ilmiah tentang faktor-faktor determinan peningkatan kualitas hidup penduduk dan pengaruhnya terhadap pembangunan berkelanjutan di kabupaten Labuhanbatu Selatan ditinjau dari kajian kualitas fisik, dan sikap masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan melalui sebuah penelitian dengan tema “Determinan Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk dan Pengaruhnya Terhadap

Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.”

1.8. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka berbagai masalah yang dapat diidentifikasi dan perlu dipertanyakan antara lain:

1. Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan potensi sumber daya alam yang dimilikannya seharusnya mampu membangun wilayahnya secara berkelanjutan.

(16)

3. Proses percepatan pembangunan yang dilaksanakan selama ini oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup penduduk berdampak kepada timbulnya permasalahan lingkungan, baik pada tataran lingkungan sosial, lingkungan alam maupun pada lingkungan binaan.

4. Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam upaya pelaksanaan pembangunan berkelanjutan belum memperhatikan kearifan lokal sebagai potensi dalam mengelola lingkungan.

5. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat membentuk kualitas fisik dan sikap tentang pengelolaan lingkungan sehingga berpengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

6. Faktor-faktor manakah yang merupakan faktor determinan dari kualitas hidup penduduk yang dapat mempengaruhi pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

1.9. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, banyak masalah yang sebenarnya harus diteliti namun pada kesempatan ini peneliti membatasi penelitiannya hanya pada faktor-faktor dominan yang dapat membentuk kualitas fisik, dan sikap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan yang diyakini dapat berpengaruh terhadap Pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

(17)

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah faktor-faktor kualitas hidup fisik berpengaruh secara langsung terhadap Pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan?

2. Apakah faktor-faktor sikap masyarakat dalam pengelolaan lingkungan oleh masyarakat berpengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan? 3. Apakah faktor-faktor sikap Kualitas fisik berpengaruh secara langsung terhadap Sikap

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara?

4. Apakah faktor-faktor kualitas hidup fisik berpengaruh secara tidak langsung terhadap Pembangunan berkelanjutan melalui sikap masyarakat dalam pengelolaan lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan?

1.11. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh faktor-faktor pembentuk kualitas hidup fisik, faktor-faktor pembentuk sikap masyarakat dalam pengelolaan lingkungan terhadap pembangunan berkelanjutaan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui besarnya pengaruh langsung kualitas hidup fisik, terhadap pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara.

(18)

3. Mengetahui besarnya pengaruh langsung kualitas hidup fisik terhadap sikap masyarakat dalam pengelolaan lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara. 4. Mengetahui pengaruh tidak langsung kualitas hidup fisik melalui sikap masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan terhadap pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

1.12. Manfaat Penelitian 1.12.1. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari temuan penelitian Determinan Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebagai bahan informasi / masukan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di masa akan datang. Dengan demikian Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan diharapkan dapat dengan tepat melaksanakan berbagai kebijakan pembangunan khususnya terkait dengan pembangunan berkelanjutan atas dasar kualitas hidup penduduk yang dimilikinya.

1.12.2. Manfaat Teoritik

(19)

Referensi

Dokumen terkait

yang valid, sehingga didapatkan 18 item valid pada skala emosi negatif. Distribusi persebaran item valid dan gugur sebagai

Rangkaian ini terbentuk oleh beberapa blok diagram, penyidik, comparator, rangkaian logika dan LED, dimana LED merupakan penampil untuk menunjukan baik atau tidaknya suatu

[r]

Uraikan materi yang menurut Anda anggap esensial tetapi tidak dijelaskan dalam bagian ini.. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam

Salah satu cara dengan Alarm (Sistem Pengaman Kendaraan Menggunakan Alarm), merupakan suatu alat yang dapat membantu kita dalam mengamankan sebuah kendaraan.. Alat ini terdiri dari

And it will help you work out what sorts of help you might need to get yourself better prepared for going into business?. Have you got what

Sugiyono mengatakan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

Terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan pendekatan permaianan “ games situation” dalam pembelajaran bolavoli terhadap pengembangan nilai