• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Potensi Produksi Padi pada Daerah Irigasi Persaguan Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Potensi Produksi Padi pada Daerah Irigasi Persaguan Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Irigasi

Salah satu faktor dari pada usaha peningkatan produksi pangan khususnya

padi adalah tersedianya air irigasi di sawah-sawah sesuai dengan kebutuhan.Jika

penyediaan air irigasi dilakukan dengan tepat dan benar maka dapat menunjang

peningkatan produksi padi sehingga kebutuhan pangan nasional dapat

terpenuhi.Untuk itu jaringan irigasi, baik saluran pembawa maupun saluran

pembuang dan bangunan irigasinya harusdapat beroperasi dengan baik (Mawardi,

2007).

Metode irigasi bervariasi dalam berbagai bagian dunia dan pada berbagai

tanah pertanian dalam suatu lingkungan karena perbedaan pada tanah, topografi,

persediaan air, tanaan dan kebiasaan.Metode irigasi penggenangan maupun

metode galengan dan pengolaman cocok untuk tanaman makanan ternak maupun

padi.Tanaman yang berderet diberi air dengan alur.Setiap atau kombinasi

beberapa metode bisa baik sekali diterapkan pada satu tanah pertanian

(Hansen, dkk., 1992).

Dari segi konstruksi jaringan irigasinya, Pasandaran dan Taylor (1984)

mengklasifikasikan sistem irigasi menjadi empat jenis yaitu :

1. Irigasi sederhana

adalah sistem irigasi yang sistem konstruksinya dilakukan dengan

sederhana, tidak dilengkapi dengan pintu pengatur dan alat pengukur

(2)

2. Irigasi setengah teknis

adalah suatu sistem irigasi dengan konstruksi pintu pengatur dan alat

pengukur pada bangunan pengambilan saja dengan demikian efisiensinya

sedang.

3. Irigasi teknis

adalah suatu sistem irigasi yang dilengkapi alat pengatur dan pengukur air

pada bangunan pengembalian, bangunan bagi dan bangunan sadap

sehingga air terukur dan teratur sampai bangunan bagi dan sadap sehingga

diharapkan efisiensinya tinggi.

4. Irigasi teknis maju

adalah suatu sistem irigasi yang airnya dapat diatur dan terukur pada

seluruh jaringan dan diharapkan efisiensinya tinggi sekali.

Tanaman Padi

Siregar (1981) menyatakan bahwa tumbuhan padi adalah tumbuhan yang

tergolong tanaman air (waterplant). Sebagai tanaman air bukanlah berarti bahwa

tanaman padi itu hanya bisa tumbuh di atas tanah yang terus menerus digenangi

air, baik penggenangan itu terjadi secara alamiah sebagai terjadi pada tanah

rawa-rawa, maupun penggenangan itu disengaja sebagai terjadi pada tanah-tanah

sawah. Dengan megahnya juga tanaman padi itu dapat tumbuh di tanah daratan

atau tanah kering, asalkan curah hujan mencukupi kebutuhan tanaman akan air.

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan

(3)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monotyledonae

Famili : Gramineae (Poaceae)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sp. (ada 25 spesies), diantaranya:

Oryza sativa L.

Oryza glabirena Steund

Sedangkan subspesies Oryza sativa L., dua diantaranya:

Indica (padi bulu)

Sinica (padi cere) atau Japonica

(AAK, 1990).

Alternatif untuk pengembangan lingkungan pertanaman padi adalah

dengan mengubah hidrologi pada tanah di daerah itu. Setelah dibuatkan tanggul,

selanjutnya penggenangan dengan air tawar, baik yang berasal dari sungai pasang,

ataupun air tawar yang disalurkan melalui saluran irigasi-irigasi, memungkinkan

tanaman padi tumbuh dengan baik,dengan hasil yang lebih memuaskan

(Sutedjo dan Kartasapoetra, 1988).

Budidaya Tanaman Padi

Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman-tanaman

anak-beranak. Demikianlah umpamanya: Bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan

(4)

terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas-tunas baru. Kecepatan anak-beranak yang

begitu pesat bisa menimbulkan kesulitan untuk mengetahui manakah di antara

sejumlah batang-batangnya dalam satu rumpun itu yang merupakan batang

utamanya, dan mana yang merupakan batang-batang dari anak/tunas baru

(Siregar, 1981).

Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis maupun subtropis.Untuk

padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman

sangat penting.Oleh karena air menggenang terus-menerus maka tanah sawah

harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah

lempung.Untuk kebutuhan air tersebut, diperlukan sumber mata air yang

besar kemudian ditampung dalam bentuk waduk (danau).Dari waduk ini

kemudian air akandialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah (Suprayono

dan Setyono, 1997).

Potensi Produksi Padi Per Satuan Luas Lahan

Di dalam suatu set sistem produksi terdapat suatu nilai batas maksimum

produktifitas yang tidak dapat dilampaui tanpa merubah set sistem produksi

itusendiri. Sampai dengan satu dasawarsa yang akan datang (sampai dengan tahun

2000) secara pasti dapat ditetapkan bahwa energi surya yang dapat sampai ke

permukaan bumi akan merupakan faktor penentu batas produktifitas lahan akan

budidaya padi sawah. Yoshida (1983) dalam Pusposutardjo (1991) menyatakan

bahwa secara kasar produksi maksimum padi yang ditentukan oleh faktor

pembatas energi radiasi surya yang sampai di bumi dapat dihitung dengan rumus :

W=Eu×T×Rs

K ×10

4gm/m2………(1)

(5)

W = pertambahan berat kering tumbuhan (kg/ha)

T = lama waktu pengisian bulir padi sampai masak (hari)

Rs = rerata radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi (kal/cm2 hari)

K = tetapan (4000kal/gr)

Eu = koefisien konversi energi surya (untuk kawasan tropis 0,025)

Hansen, dkk (1980) dalam Pusposutardjo (1991) menyatakan bahwa Nilai

Rsdapatdihitungdengan memakairumusempiris Hargreaves

Rs=0,10 Rso (S)1/2kal/cm2hari………(2)

Dengan

Rso = energi surya yang diterima dipuncak atmosfir (kal/cm2hari)

S = persen lama penyinaran

Untuk daerah yang mempunyai Badan Meteorologi dan Geofisika salah

satu unsur iklim yang penting dan di ukur adalah nilai RS.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Padi

AAK (1992) menyatakan bahwa tanaman padi dapat hidup dengan baik di

daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain,

padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Pengertian ini

menyangkut curah hujan, suhu, ketinggian tempat, sinar matahari, angin dan

musim.

1. Curah Hujan

Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200

mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan

(6)

akanmembawa dampak positif dalam pengairan, sehingga penggenangan air yang

diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi.

2. Suhu

Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman.Suhu yang

panas merupakan temperatur yang sesuai bagi tanaman padi, misalnya daerah

tropika yang dilalui garis khatulistiwa seperti negara kita ini.Tanaman padi dapat

tumbuh dengan baik pada suhu 230C ke atas, sedangkan negara di Indonesia

pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hampir konstan sepanjang

tahun.Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi yaitu kehampaan

pada biji.

3. Tinggi tempat

Menurut Junghun dalam AAK (1992), hubungan antara tinggi tempat

dengan tanaman padi adalah sebagai berikut :

a. Daerah antara 0-650 meter dengan suhu antara 26,50C-22,50C

termasuk 96% dari luas tanah di Jawa, cocok untuk tanaman padi.

b. Daerah antara 650-1500 meter dengan suhu antara 22,50C-18,70C

masih cocok untuk tanaman padi.

4. Sinar matahari

Tanaman padi memerlukan sinar matahari.Hal ini sesuai dengan syarat

tumbuh tanaman padi yang hanya dapat hidup di daerah berhawa panas. Di

samping itu, sinar matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses fotosintesis,

terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses

pembungaan dan kemasakan buah berkaitan erat dengan intensitas penyinaran

(7)

5. Angin

Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman padi.

Pengaruh positifnya, terutaman pada proses penyerbukan dan pembuahan. Tetapi

angin juga berpengaruh negatif, karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri

atau jamur dapat ditularkan oleh angin, dan apabila terjadi angin kencang pada

saat tanaman berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. Hal ini

akan lebih terasa lagi apabila penggunaan pupuk N berlebihan, sehingga tanaman

tumbuh terlalu tinggi.

6. Musim

Musim berhubungan erat dengan hujan yang berpengaruh di dalam

penyediaan air, dan hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan buah (ingat

penyerbukan dan pembuahan) sehingga sering terjadi bahwa penanaman padi

pada musim kemarau mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada penanaman

padi pada musim hujan, dengan catatan apabila pengairan baik.

Potensi Sistem Irigasi Untuk Mendukung Budidaya Padi Sawah

Kinerja jaringan irigasi sangat tergantung pada cara eksploitasi dan

pemeliharaan jaringan irigasi serta pengelolaan air. Dengan demikian, kinerja

jaringan irigasi akan ditentukan oleh empat faktor utama yang disebut sebagai

sistem irigasi, yaitu keadaan fisik jaringan, kemampuan petugas dalam

pengoperasian jaringan oleh Dinas Pertanian, petani pemanfaatan air dan

ketentuan atau aturan mengenai pengoperasian dan pemanfaatan. Dalam analisis

(8)

irigasi sebagai sarana pendukung budidaya padi sawah yaitu luas dan

perkembangan lahan irigasi, nisbah (ratio) antara luas lahan Panen dengan

lahanberirigasi dan keandalan sistem irigasi untuk stabilisasi produksi

(Pusposutardjo, 1991).

Pengembangan teknologi irigasi modern sasarannya adalah untuk dapat

memanfaatkan air di dalam suatu sistem irigasi secara efektif dan

efisien.Keefektifan dan efisiensi sistem irigasi dapat ditinjau berdasarkan kinerja

jaringan irigasi dan manajemen irigasinya (Saragih,2014).

1. Luas dan perkembangan lahan irigasi

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padisawah,

baik terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman

palawija.Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air

cukuptersedia.Disamping itu padi sawah juga ditemukan pada berbagaimacam

iklim yang jauhlebih beragam dibanding dengan jenis tanamanlain, dengan

demikian sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya

(Wahyunto, 2009).

Lahan irigasi ialah luasan lahan yang dirancang untuk dapat dialiri air

irigasi di dalam suatu daerah irigasi.Sementara, lahan Panen ialah luasan lahan

yang diPanein sebagai media tanam dalam budidaya tanaman pangan (padi) yang

merupakan bagian dari lahan irigasi sawah. Perkembangan luas lahan irigasi

secara keseluruhan irigasi merupakan nisbah antara lahan irigasi teknis dengan

semi teknis dan sederhana dapat ditulis secara matematis:

Perkembangan Luas Lahan Irigasi =

Luas Lahan Irigasi Teknis

(9)

(Pusposutardjo, 1991).

2. Nisbah antara luas lahan Panen dengan luas lahan beririgasi

Nisbah antara luas lahan Panen dengan luas lahan beririgasi dapat

digunakan sebagai petunjuk kemampuan pelayanan jaringan irigasi sebagai sarana

budidaya padi di lahan sawah.Kemampuan pelayanan irigasi secara umum dinilai

atas perkembangan luas Panen pada suatu daerah irigasi.Apabila nisbah rata-rata

luas Panen dengan luas lahan beririgasi mencapai 2,0 maka hal ini menunjukkan

bahwa penanaman padi dapat dilakukan 2x setahun (Pusposutardjo, 1991).

3. Keandalan Jaringan Irigasi untuk Stabilisasi Produk Padi Sawah

Keandalan fungsional jaringan irigasi terhadap perubahan iklim dapat

dilihat melalui fluktuasi luas Panein per satuan luas lahan irigasi.Selain itu,

keandalan jaringan irigasi ini juga dapat dilihat dari angka kerusakan luas areal

Panein pada luasan tertentu selama periode tertentu pula.Jika angka kerusakan

semakin tahun cenderung meningkat maka dapat dikatakan bahwa keandalan

jaringan irigasi untuk menunjang stabilisasi produksi padi sawah masih perlu

ditingkatkan (Pusposutardjo, 1991).

Keandalan fungsional jaringan irigasi dapat pula ditentukan oleh

manajemen irigasinya.Varley (1993) mengemukakan bahwa kemajuan

pembangunan fisik jaringan irigasi di Indonesia tidak diimbangi dengan kemajuan

manajemen irigasinya. Kenyataan di lapangan banyak jaringan irigasi yang tidak

(10)

lemahnya perawatan dan pemeliharaan jaringan irigasi, distribusi air yang tidak

merata, serta jadwal giliran pemakaian air yang yang tidak tertib.

Pusposutardjo (1991) mengemukakan bahwa keandalan fungsional

jaringan irigasi dapat pula ditentukan oleh manajemen irigasinya.Varley (1995)

mengemukakan bahwa kemajuan pembangunan fisik jaringan irigasi di Indonesia

tidak diimbangi dengan kemajuan manajemen irigasinya. Kenyataan di

lapanganbanyak jaringan irigasi yang tidak berfungsi dengan baik, terjadi

kebocoran dalam penyaluran dan pemberian air, lemahnya perawatan dan

pemeliharaan jaringan irigasi, distribusi air yang tidak merata, serta jadwal giliran

pemakaian air yang yang tidak tertib.

Beberapa kendala dalam meningkatkan keandalan jaringan irigasi dalam

stabilisasi produk padi sawah, antara lain:

1. sumber air irigasi umumnya berasal dari air limpasan yang diambil dengan

bendung ( run offon the river system)

2. sistem irigasi yang ada dirancang untuk dioperasikan atas dasar jadwal

waktu operasi yang tetap sedangkan pasok air hujan berlangsung secara

stokhastik

3. perubahan lingkungan yang mempengaruhi sifat hubungan hujan-limpasan

berlangsung cepat

4. keterbatasan data dan sarana pengumpulan data klimatologi dan hidrologi

yang sangat menentukan berhasilnya pencapaian fungsional jaringan

(Pusposutardjo, 1991).

(11)

Aras pencapaian produksi padi dapat diartikan sebagai target atau angka

pencapaian hasil produksi padi per satuan luas lahan untuk suatu daerah atau

lahan pertanian. Angka pencapaian ini dapat dibandingkan dengan angka teoritis

produksi padi per ha (rerata produksi maksimum) untuk memperoleh persentase

angka produksi padi. Angka ini menunjukkan tingkat nilai produksi padi dan

efisiensi penerapan teknologi. Jika aras pencapaian produksi padi mencapai

≥ 90% maka berarti nilai produksi padi sangat tinggi dan penerapan teknologi

sangat efisien. Namun, dengan nilai produksi ≥ 90 % dari nilai potensial padi

akan sulit menaikkan produktivitas lahan per satuan luas tanpa merubah set

teknologi yang ada guna memperoleh pasokan energi surya yang lebih banyak

lagi, seperti penggunaan varietas baru yang mampu memasok energi surya lebih

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Barang Jasa Pemerintah, serta sesuai Dokumen Kualifikasi perusahaan saudara, setelah dilakukan evaluasi yang berdasarkan

Di dalam penulisan ilmiah ini membahas perancangan Ujian Memperoleh SIM dengan menggunakan Java dan dihubungkan dengan Microsoft Access untuk mengambil soal dan menyimpan nilai

Dalam pembuatan situs tampilan halamannya dapat dibuat lebih menarik dengan menggunakan Dreamweaver MX, Dreamweaver MX pun memberikan kemudahan-kemudahan bagi perancang situs web

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS.. BALAI BESAR LATIHAN KERJA

Dalam mencapai tujuan MDGs khususnya poin 4 dan 5 tahun 2015 dimana salah satu tujuannya adalah memperbaiki kondisi kelompok rentan ibu dan anak yang masih

Isilah identitas sasaran (responden) monev pada kolom yang telah disediakan.. Lakukanlah diskusi dan atau wawancara terhadap minimal 5 (lima) orang siswa

[r]

Solo sebagai kota heritage tersusun oleh elemen elemen pembentuk kota antara lain kawasan hunian khususnya kampung, kawasan karya (tempat kerja, industri,