• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Teknik Menyikat Gigi Dengan Terjadinya Resesi Gingiva Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2015 dan 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Teknik Menyikat Gigi Dengan Terjadinya Resesi Gingiva Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2015 dan 2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Gingiva

Gingiva merupakan bagian dari jaringan pendukung gigi atau periodonsium yang menutupi prosesus alveolaris dari rahang dan mengelilingi leher gigi, serta memiliki fungsi melindungi jaringan dibawahnya. Secara klinis, gingiva dapat terlihat di dalam rongga mulut, sedangkan struktur periodonsium lainnya yaitu ligamen periodontal, tulang alveolar dan sementum tidak terlihat, kecuali sebagian sementum apabila telah terjadi resesi gingiva. Secara klinis gingiva terbagi atas tiga bagian yaitu gingiva bebas, gingiva cekat dan gingiva interdental.15,16

Warna gingiva normal adalah merah jambu atau coral pink. Warna gingiva dipengaruhi oleh vaskularisasi, ketebalan dan derajat keratinisasi epitel dan keberadaan sel-sel yang mengandung pigmen. Warna gingiva bervariasi antar individu dan tampaknya berkorelasi dengan pigmentasi pada kulit, artinya warna gingiva lebih gelap pada individu yang warna kulitnya lebih gelap (Gambar 1).16,17,18

Gambar 1. Gingiva normal.17

(2)

Tekstur permukaan gingiva bervariasi pada setiap individu, ada yang tebal (Gambar 2A) dan ada yang tipis (Gambar 2B).17 Pada gingiva yang tebal tekstur permukaannya seperti kulit jeruk atau stippling, sedangkan pada gingiva yang tipis tekstur permukaannya halus,licin dan hampir tidak terdapat stippling. Tekstur permukaan gingiva yang tebal merupakan kondisi yang baik dalam proses perawatan dan penyembuhan luka.17

Gambar 2. A. Gingiva tebal; B. Gingiva tipis.17

2.2 Resesi Gingiva

Resesi gingiva adalah hal yang sangat umum dan kondisi yang tidak diinginkan dari gingiva dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini di tandai dengan adanya pergeseran tepi gingiva ke arah apikal sehingga menyebabkan sementum pada akar terbuka (Gambar 7).20,21 Resesi gingiva dapat terjadi secara lokalisata maupun generalisata. Kondisi ini memiliki prevalensi yang tinggi, tetapi pada beberapa pasien, resesi mungkin merupakan tanda penyakit periodontal.10

Gambar 3. Resesi gingiva pada gigi kaninus kiri maksila.22

(3)

Gingiva yang mengalami resesi sering dalam keadaan terinflamasi, tetapi bisa juga resesi di temukan pada gingiva yang sehat. Dengan demikian resesi gingiva dapat di bedakan menjadi resesi akibat penyakit periodontal dan resesi akibat iritasi mekanis pada periodonsium yang sehat.23Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian resesi gingiva didasarkan pada pengamatan yang akurat mengenai prevalensi resesi gingiva yang dihubungkan dengan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangannya. Resesi bisa saja terdapat pada kondisi yang normal atau mungkin terjadi sebagai bagian dari patogenesis penyakit periodontal dimana tulang alveolarnya hilang.21

2.2.1 Dampak Resesi Gingiva

Tersingkapnya akar gigi akibat resesi gingiva dapat menimbulkan masalah, masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Masalah estetis : adanya resesi gingiva akan mempengaruhi penampilan atau estetika karena gigi tampak memanjang disebabkan gusi yang ada dibagian servikal gigi menipis dan turun.20 Terutama jika masalah tersebut mempengaruhi gigi anterior dan menyebabkan kecemasan kehilangan gigi.24

2. Karies akar dan abrasi: permukaan gigi yang tersingkap sehingga permukan akar terbuka akan rentan untuk terjadinya karies.24,25

3. Hipersensitivitas dentin : keausan sementum akar yang tersingkap oleh resesi akan menyebabkan sensitivitas pada dentin.24,25

4. Penumpukan plak : resesi pada permukaan interproksimal akan menjadi tempat akumulasi plak.24

2.2.2 Klasifikasi Resesi Gingiva

(4)

hilang. Klasifikasi Miller terdiri dari empat kelas, dimana klasifikasi tersebut merupakan klasifikasi yang signifikan dalam menentukan kemungkinan dan batas-batas modalitas terapi bedah.26

A. Kelas I Miller

Resesi pada tepi gingiva yang meluas ke batas mukosa-gingiva dan belum ada kehilangan tulang atau jaringan lunak pada daerah interdental. Resesi bisa sempit atau lebar (Gambar 8).8,26

Gambar 4. Resesi gingiva kelas I Miller.26

B. Kelas II Miller

Resesi tepi gingiva yang telah meluas ke atau melewati batas mukosa-gingiva, namun belum ada kehilangan tulang maupun kehilangan jaringan lunak pada daerah interdental. Resesinya bisa sempit atau lebar (Gambar 9).8,17

Gambar 5. Resesi gingiva kelas II Miller.26

C. Kelas III Miller

(5)

Gambar 6. Resesi gingiva kelas III Miller26

D. Kelas IV Miller

Resesi tepi gingiva yang telah meluas ke atau melewati batas mukosa-gingiva disertai oleh kehilangan tulang dan jaringan lunak yang parah pada daerah interdental, atau malposisi gigi yang berat (Gambar 11).8,17

Gambar 7. Resesi gingiva kelas IV Miller.26

2.2.3 Etiologi Resesi Gingiva

Penyebab terjadinya resesi gingiva disebabkan oleh banyak faktor, beberapa faktor yang diduga sebagai etiologi resesi gingiva adalah sebagai berikut :

1. Posisi gigi : apabila gigi rotasi, tilting atau labioversi, plat tulang akan tipis dan berkurang tingginya. Pada keadaan yang demikian, tekanan pengunyahan atau penyikatan gigi yang telah memungkinkan resesinya gingiva yang tidak didukung tulang alveolar tersebut.27,29

(6)

terlalu dekat ke tepi gingiva menyebabkan tarikan-tarikan pada tepi gingiva setiap kali berbicara, mengunyah maupun menyikat gigi.27

3. Friksi sikat gigi : friksi dari sikat gigi, terutama pada teknik penyikatan gigi dalam arah horizontal dengan bulu sikat yang keras disertai dengan tekanan yang agak kuat menyebabkan resesi gingiva. Resesi gingiva akibat kesalahan penyikatan gigi, disebut juga sebagai abrasi gingiva, lebih sering dijumpai dan lebih parah pada individu dengan gingiva yang relatif sehat, sedikit penumpukan plak dan higiene oral yang baik.27,28

4. Inflamasi gingiva : proses inflamasi lokal menyebabkan kehancuran jaringan ikat dan proliferasi epitel ke sisi-sisi yang mengalami perusakan jaringan ikat menyebabkan penyusutan permukaan epitel, yang secara klinis terlihat berupa resesi.29

5. Periodontitis : peridontitis dengan resesi gingiva terjadi akibat hilangnya tulang alveolar yang mendukung gingiva. Tulang alveolar tersebut hilang sehingga jaringan gingiva mengalami resesi karena tidak ada jaringan pendukungnya.29

6. Pergerakan gigi oleh pesawat ortodonti : pergerakan gigi seperti gigi insisivus yang mengalami proklinasi dan perluasan ekspansi lengkung rahang berhubungan dengan resiko resesi gingiva yang besar.27

7. Desain gigi tiruan sebagian yang salah : desain gigi tiruan sebagian yang salah akan menyebabkan trauma gingiva dan menyediakan ruang untuk retensi plak memiliki resiko untuk menyebabkan resesi gingiva.27

2.2.4 Cara Pengukuran Resesi Gingiva

Pemeriksaan klinis pasien perlu diketahui metode atau cara pengukuran resesi gingiva berikut tiga parameter dasarnya dan klasifikasi resesi gingiva itu sendiri. Memprediksi perkembangan jika kemungkinan adanya komplikasi, harus diketahui bagaimana cara melakukan probing pada sulkus gingiva dan melakukan uji warna pada gingiva.26

(7)

dibedakan berdasarkan faktor penyebabnya menjadi resesi gingiva inflamatori yang disebabkan oleh mikroba dan resesi gingiva non inflamatori yang bukan disebabkan oleh mikroba.26

Cara pengukuran resesi gingiva sebagai berikut :

a. Dimensi vertikal dari resesi diukur dengan alat prob periodontal dari batas semento enamel hingga margin gingiva (Gambar 12).26

b. Lebarnya diukur dengan prob periodontal pada bagian resesi terluas dari batas semento enamel (Gambar 12).26

c. Lebar papila interdental ditentukan dengan prob periodontal pada wilayah perbatasan semento enamel (Gambar 12).26

Gambar 8. (a) 26 Gambar 8. (b)26 Gambar 8. (c)26

2.3 Sikat Gigi

(8)

Gambar 9. Sikat gigi abad ke-19 dan ke-20.16,30

Berdasarkan suatu penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada desain sikat gigi yang dapat menghilangkan semua plak mikroba. Efektivitas dan potensi cedera dari berbagai jenis sikat gigi tergantung pada besarnya ukuran sikat dan cara penggunaan sikat gigi tersebut. Namun, penggunaan sikat gigi yang keras, menyikat secara horzontal dan penggunaan pasta gigi yang abrasif dapat menyebabkan lesi pada bagian servikal gigi dan resesi gingiva.30

(9)

Gambar 10. Desain bulu sikat gigi.16,30

Seiring berjalannya waktu, desain dari kepala sikat telah berkembang dan beberapa rumpun bulu sikat kadang-kadang miring di berbagai arah sudah digunakan (Gambar 14). Saat ini, masyarakat sudah mudah dalam menemukan sikat gigi dengan ukuran pegangan yang tepat untuk ukuran tangan, dan banyak penekanan yang di tempatkan pada desain ergonomi yang baru. Produsen sikat gigi harus berupaya dalam mempertimbangkan berbagai aspek ketika merancang model sikat gigi yang baru untuk meningkatkan kemampuan dalam menghilangkan plak.30

Bulu sikat yang lembut memiliki sifat yang lebih fleksibel dan dapat membersihkan bagian bawah margin gingiva ketika disikat dengan teknil sulculardan dapat menjangkau permukaan proksimal. Penggunaan sikat gigi berbulu keras sering dikaitkan dengan terjadinya ressi gingiva karena penggunaan bulu sikat yang keras memiliki resiko yang lebih besar terhadap terjadinya resesi dibandingkan dengan penggunaan sikat gigi berbulu halus. Namun, cara penggunaan sikat gigi dan pasta gigi yang abrasif memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap resesi gingiva daripada kekerasan bulu sikat itu sendiri.30

(10)

2.3.1 Metode Menyikat Gigi

Metode untuk menyikat gigi telah banyak dijelaskan dan di promosikan sebagai bentuk efisiensi dan efektifitas dalam pembersihan plak. Metode-metode tersebut dapat dikategorikan berdasarkan pola geraknya saat menyikat gigi. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut :16

- Roll : atau disebut sebagai teknik Stillman modifikasi - Vibratory: Stillman, Charters dan teknik Bass

- Circular : teknik Fones - Vertikal : teknik Leonard - Horizontal : teknik Scrub

Metode yang paling sering direkomendasikan adalah teknik Bass karena metode ini menekankan penempatan bulu sikat pada daerah sulkular, mengadaptasikan bulu sikat pada margin gingiva untuk menjangkau plak supragingiva dan mengakses plak subgingiva sejauh mungkin. Secara sistematis penyikatan dilakukan pada semua bagian gigi pada kedua lengkung rahang. Membersihkan rongga mulut individu dengan menyikat gigi disarankan setidaknya dua kali sehari dan durasinya selama 2-3 menit dengan kekuatan yang lembut dan menggunakan teknik Bass atau teknik Bass modifikasi seperti yang di rekomendasikan oleh American Dental Association (ADA).16

2.4 Hubungan Teknik Menyikat Gigi dengan Resesi Gingiva

(11)

Resesi gingiva lebih sering terjadi pada populasi orang dewasa, karena prevalensi resesi gingiva meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi resesi gingiva tidak selalu disebabkan oleh proses penuaan. Adanya resesi gingiva pada rongga mulut yang sehat menunjukkan bahwa etiologi resesi gingiva disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah cara menyikat gigi yang tidak tepat atau trauma akibat sikat gigi yang telah dipercaya selama bertahun-tahun.32

(12)

2.5 Kerangka Teori

Gingiva Teknik menyikat gigi

Metode menyikat gigi

Frekuensi menyikat gigi Durasi

menyikat gigi Tipe sikat

gigi

Resesi gingiva

(13)

2.6 Kerangka Konsep

Teknik menyikat gigi : - Metode

- Tipe sikat gigi - Durasi

- Frekuensi

Gambar

Gambar 1. Gingiva normal.17
Gambar 2. A. Gingiva tebal;  B. Gingiva tipis.      17
Gambar 4. Resesi gingiva kelas I Miller.26
Gambar 10. Desain bulu sikat gigi.16,30

Referensi

Dokumen terkait

Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.. USU Repository

PERBANDINGAN KOMBINASI MENYIKAT GIGI DAN OBAT KUMUR XYLITOL DENGAN MENYIKAT GIGI DAN OBAT KUMUR TANPA. XYLITOL TERHADAP INDEKS PLAK PADA MAHASISWA FKG UNAND

Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mozarta (2007) yang menyatakan bahwa selain penekanan berlebihan saat menyikat gigi, yang menjadi

Penelitian oleh Fitri 9 yang dilakukan pada 34 anak menyatakan bahwa status gingiva dapat diukur berdasarkan faktor kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resesi gingiva pada subjek yang menyikat gigi dengan menggunakan bulu sikat gigi lembut ( soft ) dan bulu sikat gigi

Hasil uji odds ratio terkait dengan resesi gingiva berdasarkan bulu sikat yang digunakan adalah 7,529, hal ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan jenis bulu

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kebiasaan menyikat gigi dan status kesehatan gingiva pada pengguna gigi tiruan sebagian

Resesi gingiva juga terkait dengan terjadinya abrasi dan erosi di bagian servikal gigi.1,2 Faktor yang berperan terhadap terjadinya resesi gingiva yaitu trauma akibat penyikatan gigi