Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
PENUTUPAN AKAR GIGI YANG TERSINGKAP
AKIBAT RESESI GINGIVA DENGAN TEKNIK
CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
ARNITA ABDIANTI LUBIS NIM : 030600015
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2007
Arnita Abdianti Lubis
Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel
x + 32 halaman
Resesi gingiva dapat menimbulkan masalah serta keluhan dari pasien
diantaranya yaitu mengganggu estetis, menimbulkan hipersensitif dentin, kontur
restorasi yang tidak baik, erosi sementum dan karies akar, hal ini merupakan tanda
dari penyakit periodontal dan masalah ini dapat dirawat dengan teknik bedah
mukogingiva.
Beberapa teknik bedah telah digunakan untuk penutupan akar gigi yang
tersingkap akibat resesi gingiva diantaranya yaitu cangkok gingiva bebas, flep posisi
koronal, flep posisi lateral, regenerasi jaringan terarah, cangkok jaringan ikat
subepitel, dan cangkok matriks dermal aselular, sehingga memberikan banyak pilihan
dalam perawatan pada pasien yang mengalami resesi gingiva.
Cangkok jaringan ikat subepitel yang merupakan pilihan dalam penutupan
akar gigi yang tersingkap, pertama kali diperkenalkan oleh Langer dan Langer
dengan memperoleh jaringan donor dari daerah palatum. Kemudian oleh para ahli
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
kauntungan dalam hal suplai darah yang baik ke daerah cangkok, serta hasil akhir
estetik yang baik pula.
Penutupan akar gigi yang tersingkap akibat resesi gingiva dengan teknik
cangkok jaringan ikat subepitel menunjukkan hasil yang lebih baik untuk perawatan
resesi gingiva pada rahang atas dari pada rahang bawah. Sedangkan cangkok jaringan
ikat subepitel dengan teknik modifikasi Tunnel menunjukan persentasi penutupan
akar yang lebih baik dari pada teknik Langer dan Langer.
Cangkok jaringan ikat subepitel lebih diindikasikan untuk perawatan resesi
gingiva dengan kedalaman resesi <5 mm dan gingiva yang tipis, sebaliknya teknik
regenerasi jaringan terarah diindikasikan untuk perawatan resesi gingiva dengan
kedalaman resesi >5 mm. Teknik cangkok jaringan ikat subepitel juga lebih
signifikan dalam hal pertambahan ketebalan jaringan berkeratin sedangkan
keuntungan dari teknik flep posisi koronal tidak menimbulkan rasa sakit pada daerah
donor. Terdapat pula keuntungan dari kombinasi antara cangkok jaringan ikat
subepitel dengan flep posisi koronal dalam hal perolehan jaringan berkeratin,
ketebalan gingiva dan mukosa alveolar.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan , 24 Januari 2007
Tanda tangan
Pembimbing :
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
Pada tanggal 24 Januari 2007
TIM PENGUJI
KETUA : Saidina Hamzah Daliemunthe, drg., Sp.Perio ...
ANGGOTA : 1. Irma Ervina, drg., Sp.Perio ...
2. Pitu Wulandari, drg., S.Psi ...
Disetujui Kepala Departemen :
Zulkarnain, drg., M.Kes
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim, segala puji bagi Allah yang Maha pemberi
nikmat, Maha pemberi petunjuk dan hanya kepada-Nya kami berlindung, selawat dan
salam kita sanjungkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabat beliau yang tetap setia hingga akhir hayat.
Dengan segala limpahan nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi kewajiban penulis untuk diajukan sebagai
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril
maupun materil serta dukungan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat disusun
dengan sebaik-baiknya, untuk itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg., Sp.Perio selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dosen penguji skripsi (Irma Ervina, drg.,Sp.Perio dan Pitu Wulandari, drg., S.Psi)
atas saran dan masukkan sehingga skripsi ini dapat lebih baik.
3. Zulkarnain, drg., M.Kes selaku kepala bagian Departemen Periodonsia serta
seluruh dosen dibagian Periodonsia FKG USU.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai perpustakaan FKG USU atas segala bimbingan
dan bantuan selama penulis melaksanakan perkuliahan dan penyusunan skripsi di
Fakultas Kedokteran gigi.
6. Ucapan terima kasih dan penghargaan teristimewa untuk keluarga penulis
tercinta, ayahanda (Drs.H.Arifin Lubis) dan ibunda (Hj.Endang Mainingsih) atas
segala bimbingan, dorongan yang diberikan serta doa restu yang tulus untuk
membantu penulis mulai dari awal hingga akhir masa studi, serta adik-adik
tersayang (Ari, Putri, Ade).
7. Neneknda serta seluruh keluarga di Riau, atas doa dan semangat yang diberikan
pada penulis.
8. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan doa (Ratih, Nina, k’ Imay,
Dewi, Eca, dan yeyen), teman seperjuangan skripsi diperio (Lanna & Lola)
melihat semangat kalian membangkitkan semangat bagi penulis juga. (Y Andri)
atas dukungan, doa dan semangat yang sangat berarti. (Dian ’03) thanks atas
bantuannya, teman seangkatan 03 yang tidak dapat disebut satu persatu.
9. Terima kasih kepada para senior (k’Silvi dan K’vera) atas lagu-lagu nasyid yang
membangkitkan semangat juang penulis, kakak-kakak seperjuangan dijalan Nya
(k’Endang, k’Tati, k’Inun, k’Fitri dan k’Kiki) semoga hati kita disatukan dalam
cinta Nya. (B’Andre ’00) thank’s atas pinjaman buku dan segala bantuannya
selama ini, para senior dan adik-adik di BKM Al- Ikhlas FKG USU yang tidak
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Penulis menyadari keterbatasan ilmu pengetahuan dalam penulisan skripsi ini
sehingga diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
dimasa mendatang. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan sumbangan fikiran dan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan para pembaca.
Medan, januari 2007
Penulis
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
BAB 2 TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL ... 3
2.1 Prosedur Kerja Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel 2.1.1 Teknik Langer dan Langer ... 4
2.1.2 Teknik –teknik modifikasi ... 7
2.2 Keuntungan Bedah Cangkok Jaringan Ikat Subepitel ... 12
BAB 3 EVALUASI PENUTUPAN AKAR GIGI YANG TERSINGKAP DENGAN TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL ... 13
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Pembanding ... 13
3.2 Evaluasi Hasil Penutupan Akar Dengan Cangkok Jaringan Ikat
Subepitel Teknik Langer dan Langer Dengan Teknik Modifikasi
Tunnel ... 16
BAB 4 PERBANDINGAN HASIL PENUTUPAN AKAR GIGI YANG TERSINGKAP ANTARA TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL DENGAN BEBERAPA TEKNIK LAIN ... 19
4.1 Perbandingan Hasil Penutupan Akar Gigi Antara Teknik Cangkok
Jaringan Ikat Subepitel Dengan Teknik Regenerasi Jaringan
Terarah ... 19
4.2 Perbandingan Antara Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel
Dengan Teknik Flep Posisi Koronal ... 22
4.3 Perbandingan Antara Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel
Dengan Atau Tanpa Kombinasi Flap Posisi Koronal ... 25
BAB 5 DISKUSI DAN KESIMPULAN
5.1 Diskusi ... 27
5.2 Kesimpulan ... 30
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengukuran klinis mulai dari awal dan 6 bulan pasca bedah ... 15
2. Pengukuran klinik dengan teknik modifikasi tunnel dan teknik
Langer dan Langer mulai dari awal dan 6 bulan pasca bedah ... 17
3. Penutupan akar dan perolehan perlekatan pada 6 bulan pasca bedah ... 18
4. Hasil perbandingan antara cangkok jaringan ikat subepitel dengan
regenerasi jaringan terarah dari variabel klinik ... 20
5. Hasil perbandingan antara teknik cangkok jaringan ikat subepiteldengan
regenerasi jaringan terarah evaluasi setelah 18 bulan perawatan ... 21
6. Parameter klinis (mean±SD) pada awal dan 6 bulan pasca bedah ... 23
7. Intensitas sakit dan banyak pil yang diberikan pada 3 hari pertama
pasca bedah ... 24
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Harris double blade……… 6
2. Teknik Langer dan Langer (A) desain flep (B) gambaran klinik Teknik Langer dan Langer ... 7
3. Desain flep teknik Raetzke ... 8
4. . Desain teknik Nelson ... 9
5. Desain flep teknik Bruno ... 9
6. Teknik Blanes dan Allen (A) desain flep (B) gambaran klinik ... 10
7. Desain pengambilan bahan cangkok teknik trap door oleh Edel ... 11
8. Resesi multipel pada (A) rahang atas dan (B) rahang bawah ... 14
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
Resesi gingiva merupakan suatu keadaan yang dapat menimbulkan masalah
bagi pasien karena dapat mengakibatkan sensitifitas pada akar gigi, masalah estetis,
erosi sementum, kontur restorasi yang tidak baik dan kemungkinan terjadinya karies
akar. 1,2 Hal tersebut terjadi karena bergeraknya tepi gingiva kearah apikal melewati batas sementum enamel, disertai hilangnya jaringan tepi gingiva, serta jaringan ikat
periodontal, sementum gigi dan tulang alveolar. 3-8
Prinsip perawatan resesi gingiva adalah penutupan akar gigi yang terbuka
semaksimal mungkin dan memperbaiki masalah estetis. Selain mencegah lanjutnya
resesi, penutupan akar gigi yang tersingkap akan melebarkan gingiva cekat dan
mengurangi atau menghilangkan hipersensitif dentin. 5
Berbagai teknik bedah plastik periodontal telah dikembangkan untuk
menutupi permukaan akar gigi yang tersingkap akibat resesi gingiva, salah satunya
teknik cangkok jaringan ikat subepitel. 1-10
Untuk lebih memahami teknik cangkok jaringan ikat subepitel, pada bab 2
akan dijelaskan gambaran umum cangkok jaringan ikat subepitel teknik Langer dan
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Kemudian pada bab 3 akan diuraikan evaluasi penutupan akar gigi yang
tersingkap dengan teknik cangkok jaringan ikat subepitel tanpa kelompok
pembanding dan dengan perbandingan antara teknik Langer dan Langer dan teknik
modifikasi Tunnel.
Pada bab 4 akan dikemukakan perbandingan hasil penutupan akar gigi yang
tersingkap antara teknik cangkok jaringan ikat subepitel dengan regenerasi jaringan
terarah, flep posisi koronal dan kombinasi antar cangkok jaringan ikat subepitel
dengan flep posisi koronal.
Tulisan ini akan ditutup dengan diskusi dan kesimpulan pada bab 5.
Dengan pembahasan, evaluasi hasil, dan perbandingan hasil pada bab-bab
tersebut, diharapkan adanya pemahaman mengenai teknik cangkok jaringan ikat
subepitel untuk penutupan akar gigi yang tersingkap.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
BAB 2
TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL
Teknik perawatan periodontal mukogingiva saat ini berkembang secara terus
menerus. Sehingga memberikan alternatif perawatan kepada pasien yang memiliki
masalah umum seperti resesi gingiva. Saat ini cangkok jaringan ikat subepitel adalah
teknik yang banyak digunakan dalam perawatan penutupan akar gigi yang tersingkap.
Ditahun 1963 Bjorn menemukan teknik cangkok gingiva bebas, merupakan
salah satu dari teknik cangkok jaringan ikat yang pertama di Eropa kemudian Miller
dkk mengembangkan teknik ini dengan memperluas jaringan keratin sehingga
menutupi akar gigi yang tersingkap.1
Teknik cangkok jaringan ikat sebagaimana digambarkan oleh Langer dan
Langer sebagai salah satu cara penutupan akar gigi yang tersingkap akibat resesi
gingiva memberikan keberhasilan hingga 90%, keberhasilan teknik ini ditandai
dengan suplai darah ganda pada sisi resipien yaitu dari basis jaringan ikat subepitel
dan flep di atasnya. 1,9
Teknik cangkok jaringan ikat subepitel ini telah menjadi pilihan dalam
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
2.1 Prosedur Kerja Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel
Prosedur teknik cangkok jaringan ikat subepitel pertama kali dikenalkan oleh
Burton Langer dan Laurent Langer yang lebih dikenal dengan teknik Langer dan
Langer, serta terdapat pula beberapa teknik-teknik modifikasi lainnya. 9
2.1.1 Teknik Langer dan Langer
Langer dan Calagna adalah orang yang pertama mengusulkan cangkok
subepitel untuk ridge augmentation (peninggian linggir alveolaris) yang
dikombinasikan dengan cangkok jaringan ikat, teknik ini mirip dengan cangkok
gingiva bebas dan flep pedikel. Cangkok jaringan ikat subepitel ini memberikan
keuntungan dimana suplai darah yang baik dari jaringan ikat diatas permukaan flep.
Langer dan Langer kemudian memodifikasi teknik tersebut untuk menutup akar gigi
yang tersingkap, terutama digunakan pada daerah dengan resesi yang multipel, seperti
di maksila dimana perawatan resesi sulit untuk dilakukan. Teknik cangkok jaringan
ikat subepitel dengan melakukan insisi yang minimal pada bagian palatal sehingga
meninggalkan luka yang kecil pasca bedah. Teknik ini di desain khusus untuk resesi
gingiva yang multipel didaerah maksila. 9
Indikasi cangkok jaringan ikat subepitel adalah :
• Daerah donor yang inadekuat untuk horizontal sliding flep.
• Resesi gingiva yang luas melibatkan beberapa gigi (multipel) dan terisolasi.
• Kombinasi akar yang tersingkap multipel dimana gingiva cekat yang minimal.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Tahapan prosedur teknik ini adalah sebagai berikut : 9 1. Anastesi.
2. Penyiapan daerah resipien.
Flep ketebalan sebagian dibuat dengan dua insisi vertikal ditempatkan
sekurang-kurangnya setengah sampai satu gigi seluas mesiodistal dari daerah gingiva
yang mengalami resesi. Tepi koronal flep pertama diinsisi sulkular horizontal, papila
interproksimal sebelah kiri utuh. Pada pembedahan flep ketebalan sebagian ini akan
meninggalkan jaringan ikat diatas tulang dan atau permukaan akar. Perawatan harus
dilakukan untuk memperpanjang flep sampai kelipatan mukobukal tanpa
menimbulkan perforasi yang dapat berakibat serius bagi suplai darah.
3. Penyiapan daerah donor.
Pada sisi donor pembedahan dilakukan di palatum, dengan membuat insisi
pertama, yaitu insisi horizontal dibagian aproksimal seluas 5-6 mm dari tepi gingiva
gigi rahang atas, dilanjutkan pada daerah apikal dengan insisi bevel terbalik terhadap
tulang alveolar. Insisi paralel horizontal yang kedua dibuat 1,5-2 mm dibagian
koronal sampai insisi pertama dilanjutkan ke apikal sampai pertemuan dasar insisi
original. Insisi vertikal dapat dibuat diatas insisi kedua horizontal tersebut dimana
pemotongan jauh dari cangkok jaringan ikat dan dapat membentuk penutupan luka.
Jaringan ikat dan epitelium diantara dua insisi horizontal di eksisi dan semua jaringan
adiposa (lemak) disingkirkan. Bagian epitel yang melekat pada cangkok tidak
disingkirkan dan akan dipakai untuk menutupi akar gigi yang tersingkap. Hal ini akan
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
palatum dikembalikan sampai keposisi semula dengan segera setelah pemberian
jaringan donor dan dilakukan penjahitan, hal ini untuk mengurangi ketebalan blood
clot yang dapat menyebabkan terjadinya nekrose pada jaringan. Teknik ini dapat
dipermudah dengan menggunakan pisau khusus ”Harris double blade” yaitu sebuah
instrumen dengan dua mata pisau yang terpisah sejauh 1,5 mm. Keterbatasan dari
instrumen pisau ganda ini adalah tidak fleksibelnya pisau pada daerah anatomis
seperti pada palatum dan jaringan yang tipis.
Gambar 1. Harris double blade. The Subepithelial connective tissue graft: Part 1 Patient selection and surgical techniques.
(8 Oktober 2006)
4. Penempatan cangkok jaringan ikat pada daerah resipien.
Epitel dan cangkok jaringan ikat ditempatkan di atas akar yang tersingkap dan
kemudian dijahit. Donor dari jaringan ikat dan epitel dijahit sampai ke bawah
interproksimal jaringan ikat, dengan menggunakan benang 4-0 yang terbuat dari sutra
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Flep ketebalan sebagian diposisi ke koronal sedemikian rupa sehingga menutupi
cangkok sebanyak mungkin dan dilakukan penjahitan pada daerah ini.
5. Penutupan cangkok jaringan ikat pada daerah resipien.
Sisi resipien ditutup dengan pembalut periodontal dan pada hari ke tujuh
pembalut periodontal dibuka. Kepada pasien dijelaskan tentang perawatan pasca
bedah. Teknik kontrol plak yang baik dijelaskan dan diajarkan kembali kepada
pasien. Selama fase penyembuhan dari cangkok ada kemungkinan terjadi penebalan
dari gingiva namun hal ini akan berkurang seiring waktu, sehingga gingivoplasti
mungkin diperlukan untuk membentuk kembali ketebalan yang berlebihan dari
gingiva.
A B
Gambar 2. Teknik Langer dan Langer (A) Desain flep (B) gambaran klinik. The Subepithelial connective tissue graft : Part 1. Patient selection and surgical techniques.
2.1.2 Teknik-Teknik Modifikasi
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Terdapat beberapa teknik-teknik modifikasi dari cangkok subepitel yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu:
Raetzke Memperkenalkan sebuah cangkok jaringan ikat subepitel dengan
menggunakan teknik “amplop”. Teknik amplop merupakan suatu flep ketebalan
sebagian yang dilepaskan, lalu cangkok jaringan diselipkan pada daerah resipien.
Flep ketebalan sebagian dibuat dengan insisi horizontal pada ujung papila mesial dan
distal dari daerah yang cacat, pada atau sedikit ke koronal dari batas sementum
enamel dari gingiva yang resesi. Lalu dibuat insisi sulkular untuk menghubungkan
insisi horizontal. Flep dibuka kearah apikal melewati batas mukogingival dan
diperluas ke mesiodistal daerah yang cacat. Keuntungan teknik amplop adalah
melindungi suplai darah lateral dan apikal dari flep yang di insisi. 1,5
Gambar 3. Desain flep teknik Raetzke. The Subepithelial connective tissue graft : Part 1. Patient selection and surgical techniques.
Nelson sukses dalam menggunakan preparasi flep ketebalan penuh. Nelson
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
gigi yang tersingkap. Adapun cangkok yang digunakan yaitu flep pedikel ketebalan
penuh. Flep pedikel ketebalan penuh memperbaiki kedua gigi dari daerah yang cacat
dengan melindungi papilla interdental atau penutupan jaringan periodontal dari gigi
yang berdekatan. Dua insisi vertikal dibuat pada puncak distal dari batas papilla
interdental ke dasar vestibular. Insisi horizontal dibuat untuk menghubungkan insisi
vertikal dan insisi sulkular, dibuat diatas akar gigi yang tersingkap. Flep pedikel
dijahit bersamaan dan digunakan untuk menutupi daerah cangkok, dan kemudian
dijahit dengan jahitan sling. 1,2,5
Gambar 5. Desain teknik Nelson. The Subepithelial connective tissue graft: Part 1. Patient selection and surgical techniques.
Bruno memodifikasi teknik cangkok jaringan ikat subepitel dengan
menggunakan insisi sulkular pada gigi yang berdekatan tanpa menggunakan insisi
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 4. Desain flep teknik Bruno. The Subepithelial connective tissue graft: Part 1. Patient selection and surgical techniques. <http://www. Thejcdp.com/ issue021/ sedon. pdf>
(8 Oktober 2006).
Allen Memperkenalkan teknik “amplop subperiosteal”, digunakan untuk
perawatan pada daerah yang mengalami resesi gingiva multipel yang berdekatan.
Teknik ini digunakan untuk melindungi gingiva yang ada. Teknik amplop
subperiosteal dengan ketebalan sebagian dibuat 3-5 mm dari lateral dan apikal untuk
cacat multipel yang berdekatan. Kemudian dibuat sebuah terowongan di daerah
apikal papila yang akan mempertahan bahan cangkok agar bertambah rapat dengan
akar yang tersingkap. Tepi bahan cangkok dibevel dan benang dijahit pada tepi satu
sisi untuk memudahkan menarik cangkok di terowongan tersebut.1,5
Blanes dan Allen dengan menggunakan teknik kombinasi sebuah terowongan
dengan flep pedikel lateral untuk perawatan daerah resesi yang berdekatan. Sebuah
terowongan dibuat dibawah sisa jaringan antara dua flep pedikel. Cangkok
ditempatkan di terowongan dengan teliti dan dijahit pada tempat tersebut. Flep
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
A
B
Gambar 6. Teknik Blanes dan Allen (A) desain flep (B) gambaran klinik. The Subepithelial connective tissue graft : Part 1. Patient selection and surgical techniques.
Tozum ditahun 2003 mengubah teknik yang dikemukakan oleh Allen dengan
memperkenalkan teknik amplop lateral dengan ketebalan sebagian untuk perawatan
resesi dan teknik amplop apikal ketebalan penuh sampai ke daerah resesi. 1
Setelah teknik pengambilan cangkok sebagaimana yang dikemukakan oleh
Langer dan Langer terdapat pula teknik pengambilan cangkok subepitel lainnya, yaitu
yang dikemukakan oleh :
Edel adalah orang pertama yang membuat teknik ”trap door” dimana bukan
epitel yang dilepaskan dari palatum melainkan jaringan ikat. Teknik ini dengan
menggunakan pisau khusus untuk cangkok gingiva bebas dan gunting. Jadi instrumen
dapat menjadi pendorong ke distal sepanjang palatum untuk memperbaiki trap door
ketebalan sebagian. Ketika menggunakan pisau cangkok gingiva bebas flep jaringan
ikat yang jauh di bawah trap door dapat ditarik ke mesial sehingga menghasilkan
pembesaran insisi pada tepi mesial cangkok.1
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 7. Desain pengambilan bahan cangkok teknik trap door oleh Edel. The Subepithelial connective tissue graft : Part 1. Patient selection and surgical techniques <http://www. Thejcdp.com/ issue021/ sedon.pdf> (8 Oktober 2006).
Harris telah membandingkan pengambilan bahan cangkok dengan teknik trap
door dan insisi paralel dan ternyata hasil dari kedua teknik tersebut disertai dengan
penutupan akar yang signifikan. 1
2.2 Keuntungan Bedah Cangkok Jaringan Ikat Subepitel.
Adapun keuntungan dari bedah cangkok jaringan ikat subepitel adalah:
• Menghasilkan penutupan akar gigi yang baik dan memberikan keberhasilan hingga 90% ditandai dengan suplai darah ganda pada sisi resipien. 1-3,5
• Warna dan tekstur yang dihasilkan dari gingiva estetis. 1-3,5.
• Tidak adanya keloid dari jaringan yang dicangkok. 9
• Dapat diindikasikan untuk perawatan resesi gingiva yang multipel pada maksila, dimana perawatan resesi pada regio tersebut sulit untuk dilakukan. 1,5,9.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
--- oo0oo ---
BAB 3
EVALUASI PENUTUPAN AKAR GIGI YANG TERSINGKAP DENGAN TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hasil penutupan akar
gigi yang tersingkap dengan berbagai teknik. Pada bab ini akan dibahas mengenai
evaluasi hasil penutupan akar gigi yang tersingkap dengan cangkok jaringan ikat
subepitel tanpa pembanding serta evaluasi hasil penutupan akar gigi dengan cangkok
jaringan ikat subepitel antara teknik Langer dan Langer dengan teknik modifikasi
Tunnel. Untuk mengetahui hasil penelitian tersebut diatas akan dikutip hasil
penelitian beberapa orang peneliti.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Untuk mengetahui hasil perawatan resesi gingiva dengan teknik cangkok
jaringan ikat subepitel akan dikutip penelitian yang dilakukan oleh Chambrone LA
dan Chambrone L, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
hasil penutupan akar dengan menggunakan teknik cangkok jaringan ikat subepitel
dan coronally advanced flaps (CAF) untuk perawatan resesi yang melibatkan lebih
dari satu gigi (multipel) pada rahang atas dan pada rahang bawah. Dengan
menggunakan sampel 28 pasien yaitu 5 pria dan 23 wanita, usia 18-54 tahun
(rata-rata usia 36,1 ± 9,5 tahun), sehat secara sistemik, tidak merokok, dengan resesi Miller
kls I atau II dan sedikitnya resesi melibatkan dua gigi yang berdekatan. Pasien dibagi
menjadi dua kelompok terdiri dari 14 pasien dengan resesi multipel pada rahang atas
dan 14 pasien dengan resesi multipel pada rahang bawah. 4
A B
Gambar 8. Resesi multipel pada (A) rahang atas dan (B) rahang bawah (Tozum TF, Keceli HG, Guncu GN, Hatipoglu H, Sengun D. J Periodontol 2005; 76: 912-3 )
Pengukuran hasil perawatan dilakukan mulai dari awal (baseline) sampai 6
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
• Kedalaman resesi, diukur dari pertemuan sementum dan enamel sampai batas tepi gingiva.
• Kedalaman probing, diukur dari tepi gingiva ke bawah sulkus gingiva.
• Level perlekatan klinis, diukur dari pertemuan sementum dan enamel ke dasar sulkus gingiva.
• Lebar dari jaringan berkeratin, diukur dari tepi gingiva ke batas mukogingiva. Hasil pengukuran dilakukan mulai dari awal sampai 6 bulan pasca bedah
dengan parameter yang sama, disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Pengukuran klinis mulai dari awal dan 6 bulan pasca bedah ( Tozum TF, Keceli HG, Guncu GN, Hatipoglu H, Sengun D. J Periodontol 2005; 76: 912 )
Semua sisi Nilai p Mandibula
mean;SD
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Pada tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa adanya pengurangan kedalaman resesi,
kedalaman saku, dan level perlekatan klinis serta terjadi pertambahan lebar jaringan
berkeratin yang menunjukan hasil yang signifikan pada 6 bulan pasca bedah, baik
pada rahang atas, rahang bawah maupun pada semua sisi (p = 0,000). Selain dari hasil
yang ditampilkan pada tabel peneliti juga mengemukakan bahwa persentasi hasil
penutupan akar menunjukan rahang atas lebih baik dari pada rahang bawah.
Hasil penelitian tersebut memberi kesan bahwa perawatan resesi gingiva yang
multipel dengan cangkok jaringan ikat subepitel lebih efektif dilakukan untuk
perawatan pada rahang atas dari pada rahang bawah.4
3.2 Evaluasi Hasil Penutupan Akar Gigi Dengan cangkok Jaringan Ikat Subepitel teknik Langer dan Langer dengan Teknik Modifikasi Tunnel.
Untuk mengetahui evaluasi hasil perawatan resesi gingiva dengan cangkok
jaringan ikat subepitel teknik Langer dan Langer dan teknik modifikasi Tunnel, akan
dikutip penelitian yang dilakukan olehTozum TF. dkk dengan menggunakan sampel
31 pasien (21 wanita dan 10 pria), dengan resesi gingiva kls I dan II Miller, tidak ada
kelainan sistemik serta pasien tidak merokok, keluhan utama pasien pada estetis dan
hipersensitif dentin. 5
Pasien sebelumnya dilakukan pemeriksaan, mengikuti program kontrol plak
termasuk instruksi higiene oral, penskeleran dan pemolisan gigi sebelum
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
(15 wanita dan 2 pria), berusia antara 16-59 tahun (rata-rata 35,06 tahun) dengan
teknik Langer dan Langer dan 14 pasien (6 wanita dan 8 pria), berusia antara 21-50
tahun (rata-rata 33,79 tahun) dengan teknik modifikasi Tunnel.
Pengukuran klinis meliputi :
• Kedalaman probing.
• Level perlekatan pada pertengahan daerah bukal dengan menggunakan prob periodontal.
• Resesi vertikal, diukur dari pertemuan sementum dan enamel sampai tepi gingiva bebas. Pengukuran dilakukan pada awal perawatan sampai 6 bulan pasca bedah
dengan parameter yang sama.
Hasil analisa statistik dari kedua grup diatas dari awal perawatan sampai
setelah 6 bulan pasca bedah akan disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Pengukuran klinik dengan teknik modifikasi Tunnel dan teknik Langer dan Langer mulai dari awal dan 6 bulan pasca bedah ( Tozum TF, Guncu GN, Keceli HG, HatipogluH, Sengun D. J Periodontol 2005; 76: 1845 ).
Perawatan Keadaan awal Setelah 6 bulan
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
kedalaman probing
(mm) 1.24 ± 0.14# 1 3 1.29 ± 0.17 1 3
* p <0.0001 dibandingkan dengan nilai awal. ` p <0.01 dibandingkan dengan nilai awal.
*+ p <0.01 dibandingkan dengan 6 bulan dari teknik modifikasi Tunnel. #
p <0.05 dibandingkan dengan nilai awal dari teknik modifikasi Tunnel.
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa perawatan resesi gingiva dengan
menggunakan teknik modifikasi Tunnel dan teknik Langer dan Langer terjadi
pengurangan terhadap resesi vertikal, serta perbaikan level perlekatan yang signifikan
(p <0,001) dari keadaan awal. Pengurangan resesi vertikal dan level perlekatan
dicapai dengan modifikasi Tunnel lebih signifikan dari pada teknik Langer dan
Langer (p <0,01). Sedangkan pengurangan kedalaman probing dari kedua teknik
tidak menunjukan perubahan yang signifikan terhadap keadaan awal, namun
pengurangan kedalaman probing menunjukan hasil yang lebih baik pada modifikasi
Tunnel.
Perbandingan hasil antara teknik modifikasi Tunnel dengan teknik Langer dan
Langer setelah 6 bulan perawatan terdapat perbedaan statistik yang signifikan dalam
penutupan akar dan perolehan perlekatan, disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Penutupan akar dan perolehan perlekatan pada 6 bulan pasca bedah ( Tozum TF, Keceli HG, Guncu GN, Hatipoglu H, Sengun D. J Periodontol 2005; 76: 1845 ).
Teknik Modifikasi Tunnel Teknik Langer dan Langer
mm % Mm %
Penutupan akar 3.36 ± 0.17* 96.43 ± 3.57+ 2.56 ± 0.19 75.53 ± 6.57
Perolehan Perlekatan 3.93 ± 0.27* 77.14 ± 2.97# 2.44 ± 0.34 56.47 ± 5.22
* p <0,005 dibandingkan dengan teknik Langer dan Langer. +
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009 #
p <0,0001 dibandingkan dengan teknik Langer dan Langer.
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa penutupan resesi dan perolehan perlekatan
dengan menggunakan teknik modifikasi Tunnel baik dalam satuan milimeter (mm)
maupun persentasi (%) memperoleh hasil yang signifikan dari pada teknik Langer
dan Langer.
Dari kedua teknik penutupan akar diatas dapat dilihat bahwa penutupan akar
dengan teknik modifikasi Tunnel menunjukan hasil yang lebih baik dari pada teknik
Langer dan Langer. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan prosedur preparasi
didearah resipien. 5
--- oo0oo ---
BAB 4
PERBANDINGAN HASIL PENUTUPAN AKAR GIGI YANG TERSINGKAP ANTARA TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL DENGAN
BEBERAPA TEKNIK LAIN
Begitu banyak alternatif yang dapat dipilih dalam memberi perawatan
penutupan akar gigi yang tersingkap diantaranya yaitu cangkok gingiva bebas, flep
posisi koronal, cangkok jaringan ikat subepitel, regenerasi jaringan terarah, dan lain
sebagainya, serta terdapat beberapa kombinasi antara satu teknik dengan teknik yang
lain, hal ini semua dilakukan untuk menghasilkan penutupan akar gigi yang terbaik.
Pada bab ini akan dibahas mengenai perbandingan hasil penutupan akar gigi
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
regenerasi jaringan terarah dan dengan flep posisi koronal semilunar serta
perbandingan hasil antara teknik flep posisi koronal dengan atau tanpa dikombinasi
cangkok jaringan ikat subepitel. Untuk mengetahui perbandingan hasil tersebut diatas
akan dikutip hasil penelitian beberapa orang peneliti.
4.1 Perbandingan Hasil Penutupan Akar Gigi Antara Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel Dengan Teknik Regerasi Jaringan Terarah.
Teknik regenerasi jaringan terarah (RJT) adalah suatu teknik penutupan akar
dengan menggunakan barier membran yang diletakan sedemikian rupa sehingga
menghalangi kontak antara epitel sulkus maupun jaringan ikat gingiva dengan
permukaan akar. Membran ini berguna dalam menuntun regenerasi ligamen
periodontal selama penyembuhan untuk menghasilkan perlekatan baru. 6
Rosetti EP. dkk melakukan penelitian untuk membandingkan hasil penutupan
akar gigi antara teknik cangkok jaringan ikat subepitel dengan teknik regenerasi
jaringan terarah. Penelitian dilakukan terhadap 12 pasien (3 pria dan 9 wanita), umur
antara 25-60 tahun (rata-rata umur 39 tahun). Kriteria pemilihan pasien adalah:
Pasien sehat secara sistemik dan tidak ada kontra indikasi terhadap bedah periodontal,
tidak merokok, kedalaman probing 3-4 mm dengan resesi gingiva kls I atau II Miller
pada pertengahan bukal mulai dari gigi kaninus rahang atas atau premolar kedua, gigi
dalam keadaan vital dan tidak ada gangguan oklusi pada sisi perawatan. Pasien
sebelumnya mengikuti program kontrol plak, termasuk instruksi hiegene oral,
penskeleran, dan pemolesan gigi. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4. 6
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
jaringan terarah dari variabel klinik ( Rosetti EP, Carlos RJ, Marcantonio RA, Chaves ES, Goissis G, Elcio MJ. J Periodontol 2000; 71: 1445)
Variabel perawatan Periode Rata-rata Perbedaan Range p
Regenerasi jaringan terarah
- Kedalaman probing Awal
18 bulan
- jaringan berkeratin Awal
18 bulan
- Kedalaman probing Awal
18 bulan
2.50
1.66 0.84
1.0 – 3.0
1.0 – 3.0 <0.0001
- jaringan berkeratin Awal
18 bulan
1.04
4.58 3.54
0.0 – 2.0
3.0 – 6.0 <0.0001 Resesi gingiva, kedalaman probing, dan jaringan berkeratin dalam milimeter (mm).
Pada tabel 4 menunjukan penurunan dalam hal resesi gingiva dan kedalaman
probing serta peningkatan lebar jaringan berkeratin yang signifikan setelah 18 bulan
perawatan (p <0,0001). Selain data yang ditampilkan pada tabel, peneliti juga
mengemukakan bahwa pasien puas terhadap hasil akhir dari perawatan yang
diberikan oleh kedua teknik tersebut. 6
Dari kedua teknik penutupan akar gigi tersebut terdapat pula perbedaan hasil
statistik yang signifikan pada parameter pengukuran yang sama dengan sebelumnya
setelah 18 bulan perawatan, hasil penelitian tersebut disajikan pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Hasil perbandingan antara teknik cangkok jaringan ikat subepitel dengan regenerasi jaringan terarah evaluasi setelah 18 bulan perawatan (Rosetti EP, Marcantonio RAC, Rossa C Jr, Chaves ES, Goissis G, Marcantonio E Jr. J Periodontol 2000; 71: 1446)
Variabel / perawatan Rata – rata SD p
Resesi gingiva (mm)
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
- regenerasi jaringan terarah 1.12 0.90
Kedalaman probing (mm) - cangkok jaringan ikat subepitel - regenerasi jaringan terarah - cangkok jaringan ikat subepitel - regenerasi jaringan terarah
- cangkok jaringan ikat subepitel - regenerasi jaringan terarah
Adapun hasil yang diperoleh yaitu terdapat perbedaan hasil statistik yang
signifikan setelah 18 bulan perawatan dalam hal resesi gingiva (p = 0.02), jaringan
berkeratin (p <0,0001), dan kedalaman probing (p = 0,01). Namun hasil persentasi
penutupan akar secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,073).
Dari kedua teknik penutupan akar diatas memberi kesan bahwa hasil yang
diperoleh dengan teknik cangkok jaringan ikat subepitel lebih signifikan terhadap
lebar jaringan berkeratin dan resesi gingiva, sedangkan teknik regenerasi jaringan
terarah lebih signifikan terhadap evaluasi kedalaman probing pada 18 bulan pasca
bedah. 6
4.2 Perbandingan Antara Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel dengan Teknik Flep Posisi Koronal Semilunar.
Untuk mengetahui perbandingan hasil antara teknik cangkok jaringan ikat
subepitel dengan teknik flep posisi koronal semilunar, akan dikutip penelitian yang
dilakukan oleh Bittencourt S dkk. 7
Penelitian dilakukan pada 17 pasien (11 wanita dan 6 pria) yang dirawat di
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
umur 21-25 tahun (rata-rata umur 33,5 tahun).Pasien dibagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok teknik cangkok jaringan ikat subepitel dan kelompok teknik flep
posisi koronal semilunar. Kriteria pemilihan pasien yaitu :
• Pasien sehat sistemik, tidak merokok serta tidak kontraindikasi dengan bedah periodontal. Gigi dalam keadaan vital dan tidak ada karies atau restorasi pada
daerah yang akan dirawat
• Pasien dengan keadaan resesi bilateral kls I Miller (≤4 mm) pada kaninus atau premolar rahang atas.
• Kedalaman probing (<3 mm) tanpa adanya perdarahan pada waktu di prob dan lebar jaringan berkeratin ≥ 2 mm. Hasil penelitian disajikan pada tabel 6 dibawah.
Tabel 6. Parameter klinis ( mean ± SD ) pada awal dan 6 bulan pasca bedah (Bittencourt S, Ribeiro EDP, Sallum EA, Sallum AW, Francisco HN, Casati MZ. J Periodontol 2006; 77: 179)
Parameter Cangkok jaringan ikat
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok * Perbandingan dalam kelompok (p <0.05)
#
Perbandingan antar kelompok (p <0.05) semua perbandingan dalam dan antar kelompok tidak signifikan ( p >0.05).
Adapun hasil yang terlihat adanya perubahan yang signifikan dari kedua
kelompok dalam hal tinggi resesi, lebar resesi, lebar jaringan berkeratin, serta
perbaikan level perlekatan klinis. Namun dalam hal ketebalan jaringan berkeratin
terjadi pertambahan yang signifikan hanya dijumpai pada kelompok cangkok jaringan
ikat subepitel saja sehingga terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok
cangkok jaringan ikat subepitel dengan flep posisi koronal semilunar.
Setelah pembedahan dengan teknik cangkok jaringan ikat subepitel terdapat
keluhan sakit dari pasien oleh karena luka didaerah donor yang diambil dari palatum
sehingga pemberian analgetik diperlukan setelah pembedahan, namun pada teknik
flep posisi koronal semilunar tidak ada keluhan rasa sakit pasca bedah. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 7 berikut. 7
Tabel 7. Intensitas sakit dan banyak analgetik yang diberikan pada 3 hari pertama pasca bedah ( Bittencourt S, Ribeiro EDP, Sallum EA, Sallum AW, Francisco HN, Casati MZ. J Periodontol 2006; 77: 179 )
Day Intensitas sakit Banyak analgetik yang diberikan
CJIS FPKS P CJIS FPKS p
1 1.44 0.00 0.02* 0.53 0.00 0.02*
2 0.24 0.00 0.32 0.06 0.00 0.32
3 0.18 0.00 0.32 0.06 0.00 0.32
* hasil statistic signifikan ( p <0.05)
Dari hasil penelitian diatas menunjukan bahwa perawatan resesi gingiva
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
teknik flep posisi koronal semilunar, namun rasa sakit yang ditimbulkan pada sisi
donor setelah pembedahan terjadi pada kelompok cangkok jaringan ikat subepitel
sehingga diperlukan pemberian analgetik setelah pembedahan sedangkan pada
kelompok flep posisi koronal semilunar tidak ada menimbulkan rasa sakit dan tidak
diperlukan pemberian analgetik.
4.3 Perbandingan Antara teknik Flep Posisi Koronal Dengan Atau Tanpa Kombinasi Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel.
Penelitian yang dilakukan oleh Robert CS dkk, dilakukan untuk mengetahui
hasil perbandingan dari flep posisi koronal yang dikombinasi dengan teknik cangkok
jaringan ikat subepitel dengan flep posisi koronal tanpa kombinasi. 8
Penelitian dilakukan pada 11 pasien (6 pria dan 5 wanita), umur 18-43 tahun.
Pasien dengan resesi bilateral kls I Miller (dengan kedalaman ≥ 3mm) mulai dari gigi
kaninus atau premolar rahang atas. Pasien secara acak dibagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok uji (cangkok jaringan ikat subepitel + flep posisi koronal) dan
kelompok kontrol (flep posisi koronal).
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah yang menunjukan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dari kedua kelompok dalam hal
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
perlekatan klinis, namun dalam hal lebar jaringan berkeratin, ketebalan gingiva dan
ketebalan mukosa alveolar terdapat perbedaan yang signifikan dimana lebih baik
pada kelompok kombinasi cangkok jaringan ikat subepitel dengan flep posisi koronal
sehingga terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok flep posisi koronal
dengan kelompok kombinasi flep posisi koronal dan cangkok jaringan ikat subepitel.
Selain data yang ditampilkan pada tabel peneliti juga mengemukakan beberapa data
bahwa pada kelompok kontrol (flep posisi koronal) penutupan akar sempurna hanya
mencapai 1 dari 11 kerusakan sedangkan pada kelompok uji (cangkok jaringan ikat
subepitel + flep posisi koronal) penutupan akar sempurna mencapai 2 dari 11
kerusakan. 8
Tabel 8. Parameter klinik ( Mean ± SD) pada awal dan 6 bulan pasca bedah ( Silva RC, Joly JC, Lima AFM, Tatakis DN. J Periodontol 2004; 75: 417)
Parameter FPK FPK + CJIS Perbandingan
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
- Perbedaan -0.22 ± 0.49 -0.81 ± 0.42* -0.59 ± 0.44#
* perbandingan dalam kelompok (p <0.05). #
perbandingan antar kelompok (p <0.05) semua perbandingan dalam dan antar kelompok tidak signifikan ( p >0.05).
Dari penelitian diatas memberi gambaran perbandingan antara kedua
kelompok pada 6 bulan terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dalam hal
lebar jaringan berkeratin, ketebalan gingiva, dan ketebalan mukosa alveolar. Dimana
pada kelompok uji (FPK + CJIS) terdapat peningkatan secara statistik signifikan pada
lebar jaringan berkeratin, tebal gingiva dan mukosa alveolar. Persentasi penutupan
akar menunjukan bahwa kelompok uji (FPK + CJIS) lebih baik dari pada kelompok
kontrol (FPK).
--- oo0oo ---
BAB 5
DISKUSI DAN KESIMPULAN
5.1 Diskusi
Permukaan akar gigi yang tersingkap karena resesi gingiva dapat
menimbulkan berbagai masalah serta keluhan dari pasien diantaranya yaitu
mengganggu estetis dan menimbulkan hipersensitif gigi, masalah ini dapat dirawat
dengan teknik bedah mukogingiva. Tahun 1963 Bjorn memperkenalkan teknik
cangkok gingiva bebas yang kemudian dikembangkan oleh Miller untuk penutupan
akar gigi yang tersingkap. Kemudian Langer dan Langer memperkenalkan cangkok
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
baik kedaerah cangkok, dapat digunakan untuk perawatan resesi yang multipel pada
rahang atas dimana perawatan sulit untuk dilakukan, serta warna gingiva yang
dihasilkan sesuai dengan warna gingiva disekitarnya dan tidak adanya keloid dari
jaringan yang dicangkok sehingga hasilnya secara estetis lebih baik.
Selain dari teknik Langer dan Langer terdapat pula beberapa teknik-teknik
modifikasi diantaranya teknik amplop yang dikemukakan oleh Raetzke yaitu tanpa
menggunakan insisi vertikal sehingga suplai darah lateral dan apikal dari flep dapat
terlindungi, Mormann dkk. menjelaskan bahwa jaringan gingiva mayoritas menerima
suplai darah dari arah apikal sehingga insisi vertikal tidak begitu membahayakan
suplai darah, sebaliknya Tarnow berpendapat bahwa suplai darah kejaringan lebih
banyak berasal dari lateral dan apikokoronal sehingga insisi vertikal membahayakan
bagi suplai darah lateral. Dengan demikian keuntungan dari teknik amplop adalah
terlindungnya suplai darah lateral. Teknik modifikasi Allen memperkenalkan teknik
amplop subperiosteal tanpa adanya insisi, namun dibuat sebuah terowongan (tunnel)
didaerah apikal papila. Keuntungan dari teknik ini yaitu dipertahankannya bahan
cangkok tetap rapat dengan akar yang tersingkap tanpa adanya penekanan. Hal yang
sama juga dicapai dengan teknik kombinasi Allen dan Blanes yang memperkenalkan
teknik kombinasi sebuah terowongan (tunnel) dengan flep pedikel lateral.
Selain dari teknik pengambilan cangkok dengan teknik Langer dan Langer
terdapat pula teknik pengambilan cangkok jaringan ikat subepitel lainnya yaitu teknik
trap door yang dikemukakan oleh Edel dengan menggunakan pisau bedah khusus
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
teknik Langer dan Langer, dimana pada daerah donor masih ada sebagian epitel yang
tertinggal. Harris melaporkan perbandingan pengambilan bahan cangkok dengan
teknik trap door dan teknik Langer dan Langer menunjukan hasil penutupan akar
yang signifikan.
Hasil evaluasi penutupan akar gigi yang tersingkap dengan teknik cangkok
jaringan ikat subepitel untuk perawatan resesi gingiva membandingkan perawatan
pada rahang atas dan rahang bawah menunjukan persentasi penutupan akar rata-rata
94% pada sisi mandibula dan 98% pada sisi maksila. Hal ini memberi kesan bahwa
perawatan resesi gingiva multipel dengan cangkok jaringan ikat subepitel lebih
efektif dilakukan pada rahang atas dari pada rahang bawah.
Sedangkan hasil evaluasi dari penelitian lain mengenai perbandingan cangkok
jaringan ikat subepitel teknik Langer dan Langer dengan teknik modifikasi Tunnel
menunjukan persentasi penutupan akar rata-rata 96% pada teknik modifikasi Tunnel
dan 75% pada teknik Langer dan Langer. Hal ini disebabkan oleh perbedaan prosedur
preparasi didaerah resipien dimana teknik Langer dan Langer melakukan insisi
sedangkan teknik modifikasi Tunnel tidak adanya insisi melainkan membuat suatu
terowongan.
Hasil penutupan akar gigi yang tersingkap dengan teknik cangkok jaringan
ikat subepitel dibandingkan dengan teknik regenerasi jaringan terarah, menunjukan
hasil dari cangkok jaringan ikat subepitel lebih signifikan dalam hal pertambahan
lebar jaringan berkeratin dan pengurangan resesi gingiva, sebaliknya teknik
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
disebabkan regenerasi jaringan terarah lebih diindikasikan untuk perawatan resesi
gingiva dengan kedalaman resesi > 5mm. Hal tersebut yang menjadi sebab tidak
signifikannya teknik regenerasi jaringan terarah terhadap pengurangan resesi gingiva.
Hasil penutupan akar gigi dari penelitian lain yang membandingkan teknik
cangkok jaringan ikat subepitel dengan teknik flep posisi koronal serta kombinsi dari
cangkok jaringan ikat subepitel dan flep posisi koronal semilunar menunjukan bahwa
perawatan resesi gingiva dengan teknik cangkok jaringan ikat subepitel lebih baik
dari pada flep posisi koronal semilunar dalam hal pertambahan ketebalan jaringan
berkeratin namun keuntungan dari flep posisi koronal adalah tidak menimbulkan rasa
sakit pada daerah donor, terdapat pula keuntungan dari kombinasi antara teknik
cangkok jaringan ikat subepitel dengan flep posisi koronal semilunar dalam hal
perolehan lebar jaringan berkeratin, ketebalan gingiva dan mukosa alveolar.
5.2 Kesimpulan
Dari hasil diskusi diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik
cangkok jaringan ikat subepitel menunjukan hasil penutupan akar yang baik dan
efektif terutama pada perawatan resesi gingiva multipel pada rahang atas dan dapat
digunakan untuk merawat resesi gingiva dengan kedalaman resesi < 5 mm, gingiva
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
Pasien dengan keadaan resesi gingiva dengan kedalaman resesi < 5 mm
dimana gingiva cekat yang ada minimal dapat diberikan perawatan berupa bedah
cangkok jaringan ikat subepitel.
--- oo0oo ---
DAFTAR RUJUKAN
1. Sedon CL, Breault LG, Covington LL, and Bishop BG. The Subepithelial
Connective Tissue Graft : Part I. Patient Selection and Surgical Techniques.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
2. Sedon CL, Breault LG, Covington LL, and Bishop BG. The Subepithelial
Connective Tissue Graft : Part II.Histologic Healing and Clinical Root
Coverage.
2006).
3. Novaes AB Jr, Grisi DC, Molina GO, Souza SLS, Taba M Jr, and Grisi MFM. Comparative 6-Month Clinical Study of a Subepithelial Connective
Tissue Graft and Acellular Dermal Matrix Graft for The Treatment of
Gingival Recession. J Periodontol 2001; 72: 1477-84.
4. Chambrone LA and Chambrone L. Subepithelial Connective Tissue Graft
In the Treatment of Multiple Recession –Type Defects. J Periodontal 2006; 77:
909-16.
5. Tozum TF, Keceli HG, Guncu GN, Hatipoglu H, and Sengun D.
Treatment of Gingival Recession: Coparison of Two Techniques of
Subepithelial Connective Tissue Graft. J Periodontal 2005; 76: 1842-8.
6. Rosetti EP, Marcantonio RAC, Rossa C Jr, Chaves ES, Goissis G, and
Marcantonio E Jr. Treatment of Gingival Recession: Comparative Study
Between Subepithelial Connective Tissue Graft and Guided Tissue
Regeneration. J Periodontol 2000; 71: 1441-7.
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
CoronallyPositioned Flap and Subepithelial Connective Tissue Graft for the
Treatment of Gingival Recession. J Periodontol 2006; 77: 174-81.
8. Silva RC, Joly JC, Lima AFM, and Tatakis DN. Root Coverage Using the
Coronally Positioned Flap With or Without a Subepithelial Connective Tissue
Graft. J Periodontol 2004; 75: 413-9.
9. Langer B and Langer L. Subepithelial Connective Tissue Graft Technique
for Root Coverage. J Periodontol 1985; 56: 715-20.
10. Borghetti A, Glise JM, Corti VM, and Dejou J. Comparative Clinical Study
of a Bioabsorbable Membrane and Subepithelial Connective Tissue Graft in
the Treatment of Human Gingival Recession. J Periodontol 1999; 70: 123-4.