• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR LDPM 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN AKHIR LDPM 2015"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PEMANT AUAN

KEGIAT AN PENGUAT AN-LDPM

2015

Pus at Di s t r i bus i Dan Cadangan Pangan

Badan Ket ahanan Pangan

Kement er i an Per t ani an

(2)

i

Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2015 KATA PENGANTAR

Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, pengembangan, pemantapan dan pemantauan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas Bidang Distribusi Pangan, sesuai tugas dan fungsinya untuk mendukung Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan-Kementerian Pertanian dalam rangka penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantauan dan evaluasi kelembagaan pangan.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan pemantauan dan pengumpulan data; pembinaan dan pengendalian serta sinkronisasi dan konsolidasi salah satu kegiatan strategis Badan Ketahanan Pangan, yaitu mengimplementasikan kegiatan Penguatan-Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) sejak tahun 2009 sampai 2015 gapoktan yang telah dibina sejumlah 1.582 yang tersebar di 28 provinsi sentra produksi padi/jagung. Konsep kegiatan P-LDPM adalah memberikan bantuan sosial (bansos) untuk penguatan modal Gapoktan P-LDPM. Kegiatan P-LDPM dirancang dalam 3 tahap, yaitu (1) Tahap penumbuhan diberikan dana bansos untuk penguatan modal dan pendampingan; (2) Tahap pengembangan diberikan dana bansos untuk penguatan modal dan pendampingan, dan (3) Tahap kemandirian diberikan pendampingan.

Laporan akhir kegiatan P-LDPM tahun 2015 ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemantauan, pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P-LDPM untuk memberikan gambaran tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan P-LDPM dilapangan dan permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan bansos sebagai penguatan modal pengembangan usaha distribusi/pemasaran dan pengelolaan cadangan pangan serta penguatan posisi kelembagaan gapoktan dalam upaya stabilisasi harga minimal di tingkat petani anggotanya. Keterbatasan dan kekurangan dalam tulisan laporan ini akan dijadikan acuan pada masa datang.

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

(3)

iii

Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014 DAFTAR ISI

Halaman

TIM PENYUSUN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iV DAFTAR GAMBAR ... V DAFTAR GRAFIK ... Vi BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.LATAR BELAKANG ... 1

B.TUJUAN ... 2

C.RUANG LINGKUP PEMANTAUAN ... 3

BAB II METODE PEMANTAUAN ... 4

A.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN ... 4

B.METODE PENGUMPULAN DATA ... 4

C.METODE PENGOLAHAN DATA ... 5

BAB III KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT ... 6

A.KERANGKA PIKIR KEGIATAN LDPM ... 6

B.STRATEGI KEBERLANJUTAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN-LDPM ... 9

BAB IV HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM ... 12

A.PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA PEMBELIAN GABAH DAN JAGUNG OLEH GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM ... 12

B.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS KEGIATAN PENGUATAN-LDPM ... 17

B.1.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM ... 17

B.2.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM PERPROVINSI ... 21-90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

(4)

iv

Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014 DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1. HARGA RATA-RATA PEMBELIAN JAGUNG OLEH GAPOKTAN LDPM TAHUN 2014 ... 16 TABEL 2.REALISASI PENYALURAN DANA BANSOS PENGUATAN-LDPM

TAHUN 2014 ... 18 TABEL 3.GAPOKTAN P-LDPM KABUPATEN KARAWANG, JABAR ... 26 TABEL4.DAFTAR NAMA GAPOKTAN PELAKSANA KEGIATAN PENGUATAN

P– LDPM DI KABUPATEN TASIKMALAYA ... 26 TABEL 5.MODAL USAHA GAPOKTAN SUBUR TANI ... 38 TABEL6.ASET GAPOKTAN SUBUR TANI DESA BUDUR BERUPA

ALSINTAN, MODAL USAHA DAN MODAL TETAP ... 40 TABEL7.HASIL VERIFIKASI GAPOKTAN TAHAP PENGEMBANGAN TAHUN

2014 ... 60 TABEL8.GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM PROVINSI DIY TAHUN 2014 ... 69 TABEL9.RINCIAN TOTAL ALOKASI DANA BANSOS P-LDPM PROVINSI

JAWA TIMUR ... 87 TABEL10.LAPORAN PERKEMBANGAN DANA BANSOS GAPOKTAN

(5)

v

Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014 DAFTAR GAMBAR

Halaman

(6)

vi

Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014 DAFTAR GRAFIK

Halaman

GRAFIK 1. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKP OLEH GAPOKTAN LDPM TAHUN 2014 ... 13 GRAFIK 2. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKG OLEH GAPOKTAN

LDPM TAHUN 2014 ... 14 GRAFIK 3. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA BERAS OLEH GAPOKTAN

(7)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani, Poktan,

dan/atau Gapoktan terhadap jatuhnya harga gabah, beras,

dan/atau jagung di saat panen raya dan masalah aksesbilitas

pangan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian c.q. Badan

Ketahanan Pangan, sejak tahun 2009 telah melaksanakan

kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

(Penguatan-LDPM). Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan

stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan

di tingkat rumah tangga petani melalui: (i) pengembangan

unit-unit usaha (unit-unit usaha distribusi atau pemasaran atau

pengolahan dan pengelolaan cadangan pangan); dan (ii)

pembangunan sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat

meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah

produksi petani dan mendekatkan akses masyarakat terhadap

sumber pangan. Dana belanja bansos yang disalurkan ke

Gapoktan pada: (i) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk

pembangunan atau renovasi sarana penyimpanan (gudang);

pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya;

dan pembelian gabah, dan/atau beras terutama dari hasil

produksi petani anggotanya, (ii) Tahap Pengembangan wajib

digunakan untuk pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal

spesifik lainnya jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras

dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya.

Bagi provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana

dari APBD untuk pembangunan gudang, maka dana belanja

bansos tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha

penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau

untuk pengadaan cadangan pangan. Gapoktan Tahap

(8)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 2 wajib mengelola dana yang sudah diterimanya secara

berkelanjutan untuk terus digunakan dalam pembelian gabah,

beras dan/atau jagung sehingga terjadi pemupukan modal dari

kegiatan pembelian dan penjualan pangan. Pada tahun 2015

kegiatan Penguatan-LDPM dialokasikan kepada 203 Gapoktan

tahap penumbuhan, 38 Gapoktan tahap pengembangan, dan 117

Gapoktan tahap kemandirian. Agar pelaksanaan kegiatan

Penguatan LDPM tahap pengembangan dan tahap kemandirian

dapat berjalan sesuai ketentuan, perlu dilaksanakan

pemantauan, pembinaan, koordinasi, dan konsolidasi terhadap

seluruh stake holder yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan

tersebut.

Kegiatan pemantauan dalam laporan ini merupakan gambar

kegiatan yang mencakup pemantauan, pembinaan, koordinasi,

dan konsolidasi LDPM diharapkan dapat memberikan gambaran

hasil perkembangan pencairan dan pemanfaatan dana bansos

Gapoktan dan pelaksanaan kegiatan bansos Penguatan-LDPM,

serta terbinanya Gapoktan tahap penumbuhan, pengembangan,

kemandirian dan pasca kemandirian.

B. Tujuan

Tujuan Kegiatan Pemantauan Penguatan - LDPM adalah :

1. Menyusun informasi gambaran pelaksanaan pemberdayaan

Gapoktan dalam organisasi Gapoktan pelaksana kegiatan

Penguatan-LDPM dalam mengembangkan unit usaha

distribusi/pemasaran pangan dan unit pengelola penyediaan

cadangan pangan.

2. Memantau perkembangan Gapoktan dalam memanfaatkan dana

bansos sebagai penguatan modal usaha pada tahap penumbuhan

(9)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 3 3. Memantau perkembangan stabilisasi harga gabah dan jagung yang

dilakukan oleh Gapoktan Penguatan-LDPM

4. Menyampaikan hasil pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi

perkembangan kegiatan Penguatan-LDPM tahap penumbuhan,

pengembangan dan kemandirian bagi aparat, pendamping dan

pendampingan Gapoktan

C. Ruang Lingkup Pemantauan

1. Lokasi Pemantauan

Lokasi Pemantauan kegiatan dilaksankan di 15 (lima belas)

Provinsi yang terdiri dari : Banten, Jawa Barat, Sulawesi

Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur,

Lampung, Bengkulu, Riau, Kalsel, Sulawesi Selatan, Gorontalo,

Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah,Sumatera Barat.

2. Sasaran Pemantauan

Pemantauan dilaksanakan pada Gapoktan pelaksana kegiatan

Penguatan-LDPM tahun 2015 yang terdiri dari Gapoktan tahap

penumbuhan tahun 2015, Gapoktan tahap pengembangan yang

ditumbuhkan tahun 2015 dan Gapoktan tahap kemandirian yang

(10)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 4 BAB II

Metode Pemantauan

A. Kerangka Pikir Pemantauan

Yang dimaksud dengan kegiatan pemantauan dalam laporan

ini adalah kegiatan meliputi kegiatan pemantauan, koordinasi

dan sinkronisasi serta pembinaan kegiatan Penguatan-LDPM

tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan tahap

kemandirian tahun 2015. Kegiatan pemantauan, pembinaan

dan pengumpulan data P-LDPM dilakukan untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan kegiatan oleh Gapoktan (Tahap

Penumbuhan, Tahap pengembangan dan Tahap Kemandirian)

dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha

distribusi/pemasaran/ pengolahan pangan dan pengelola

cadangan pangan ditinjau dari 3 aspek yaitu : kelembagaan,

unit usaha distribus/pemasaran/pengolahan dan unit

cadangan pangan. (Gambar 1)

Gambar 1. Kerangka Pikir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM

Tahap Penumbuhan

201

Tahap Pengembangan

Tahap Kemandirian

Kelembagaan Unit

Distribusi/Pengolahan

Unit Cadangan Pangan Manfaat

(11)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 5

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pemantauan dilaksanakan melalui pengumpulan data

dan tatap muka. Pengumpulan data dengan menggunakan

Kuesioner (kuesioner terlampir) dengan sasaran pemantauan

adalah Gapoktan pelaksana Penguatan-LDPM tahap

penumbuhan, pengembangan dan tahap kemandirian tahun

2015.

Sumber data dan informasi dikumpulkan dengan melakukan

wawancara dengan aparat provinsi selaku Tim Pembina,

aparat kabupaten selaku Tim Teknis, pendamping dan

pengurus Gapoktan pelaksanaan Penguatan-LDPM. Materi

pemantauan antara lain meliputi pemanfaatan dana bansos

sebagai penguatan modal usaha sesuai dalam pedoman dan

manfaat yang diperoleh bagi anggota dan pengurus Gapoktan

Penguatan-LDPM serta berkembangnya membangun jejaring

kemitraan. Selain itu dalam laporan pemantauan ini juga

disampaikan hasil dari laporan Gapoktan Penguatan-LDPM

melalui SMS center.

C. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi tabulasi data dan pengolahan data

yang berasal dari SMS center dan pengumpulan data hasil

pemantauan di lapangan dengan menggunakan kuesioner.

Data dari sms center dianalisis untuk melihat perkembangan

harga rata-rata pembelian Gapoktan Penguatan-LDPM dalam

pemanfaatan bansos sebagai bantuan penguatan modal.

Sedangkan data dari kuesioner pemantauan langsung di

lapangan untuk melihat : (1) perkembangan pemanfaatan

dana bansos yang dilaksanakan oleh Gapoktan

Penguatan-LDPM untuk kegiatan pembangunan/renovasi gudang,

pengembangan unit usaha distribusi/pemasaran pangan dan

(12)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 6 kelembagaan Gapoktan dalam kiprahnya membanguan

organisasi Gapoktan melalui pemberdayaan, (3) manfaat

dana bansos bagi Gapoktan penguatan-LDPM, dan (4)

(13)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 7 BAB III

KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT

A. Kerangka Pikir Kegiatan LDPM

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian

Pertanian dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM

merupakan untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di

tingkat petani dan Ketahanan Pangan di tingkat rumah tangga

petani melalui: a) pengembangan unit-unit usaha (unit usaha

distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan pengelolaan

cadangan pangan); dan b) pembangunan sarana penyimpanan

milik Gapoktan agar dapat meningkatkan posisi tawar petani,

meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan

akses masyarakat terhadap sumber pangan (Gambar 1).

Unit Pengelolaan Cadangan

Pangan

Terwujudnya stabilitas harga pangan wilayah

Terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani

Unit Usaha Pengolahan

B A N S O S + Pendampingan

Akses pangan meningkat

Rendahnya posisi tawar petani pada saat panen raya

Rendahnya nilai tambah produk pertanian

Terbatasnya modal usaha Gapoktan

Terbatasnya akses pangan (beras) pada saat masa paceklik

Permasalahan

(14)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 8 Kebijakan tersebut diarahkan untuk: a) mendukung upaya petani

memperoleh harga yang lebih baik pada saat panen raya; b)

meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah

produk pangan dan usahanya melalui kegiatan

pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan

pendapatan di tingkat petani anggotanya; dan c)

memperkuat kemampuan Gapoktan dalam pengelolaan cadangan

pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan anggotanya

saat menghadapi paceklik atau tidak ada panen.

Dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan ke Gapoktan pada:

a) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau

renovasi sarana penyimpanan (gudang); pengadaan gabah, beras

dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah,

dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya;

b) Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk pengadaan

gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika

dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung

terutama dari hasil produksi petani anggotanya. Bagi

provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana dari

APBD untuk pembangunan gudang, maka dana Belanja Bantuan

Sosial tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha

penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau

untuk pengadaan cadangan pangan.

Gapoktan Tahap Kemandirian tidak lagi menerima dana Belanja

Bantuan Sosial tetapi wajib mengelola dana yang sudah

diterimanya secara berkelanjutan untuk terus digunakan dalam

pembelian gabah, beras dan/atau jagung sehingga terjadi

pemupukan modal dari kegiatan pembelian dan penjualan

(15)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 9 Dukungan pemerintah dalam rangka pemberdayaan Gapoktan di

daerah sentra produksi, dengan meningkatnya kegiatan

pembelian-penjualan diharapkan mampu meminimalkan tingkat

fluktuasi harga di wilayah pada saat panen raya sehingga

terwujud stabilisasi harga di tingkat petani. Dengan

terkendalinya tingkat harga pangan di wilayah tersebut

diharapkan mampu mengatasi inflasi, dan memotivasi

bekerjanya mekanisme pasar secara efektif dan efisien.

Sejalan dengan proses pemberdayaan, maka kegiatan

Penguatan-LDPM Tahun 2015 dilakukan melalui beberapa

tahapan yaitu: Penumbuhan, Pengembangan dan Kemandirian.

Dukungan dana Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari

APBN untuk kegiatan Penguatan-LDPM hanya diberikan ke

Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu pada

tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun

ketiga, Gapoktan hanya menerima pembinaan dari pendamping,

Tim Teknis maupun Tim Pembina

Pada Tahap Penumbuhan dan Tahap Pengembangan, Tim

Pembina provinsi dan Tim Teknis kabupaten/kota melakukan

verifikasi, identifikasi bagi calon Gapoktan yang akan

ditumbuhkan dan siap atau layak menerima tambahan Dana

Belanja Bantuan Sosial tahun 2015 sebesar Rp 150.000.000,00

(seratus lima puluh juta rupiah) serta melakukan evaluasi dan

seleksi terhadap Gapoktan yang sudah ditumbuhkan tahun 2015

untuk dinilai apakah siap atau layak untuk menerima tambahan

Dana Belanja Bantuan Sosial tahun 2015 sebesar Rp

75.000.000,00 ( tujuh puluh lima juta rupiah) sebagai tambahan

modal usaha.

Bagi Gapoktan yang sudah masuk Tahap Penumbuhan pada tahun

(16)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 10 Tahap Pengembangan, maka provinsi dan kabupaten/kota wajib

melakukan pembinaan teknis dan administrasi sehingga

Gapoktan dinyatakan layak masuk ke Tahap Pengembangan.

Selama masih dalam proses pembinaan, Dana Belanja Bantuan

Sosial sebesar Rp 75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah)

belum dapat dicairkan. Apabila sampai dengan akhir tahun

pelaksanaan, Gapoktan belum juga layak untuk dapat masuk ke

Tahap Pengembangan maka provinsi segera mengembalikan Dana

tersebut ke Kas Negara. Pada tahun berikutnya, Gapoktan tidak

akan lagi mendapat Dana Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp.

50.000.000 (lima puluh juta rupiah), namun daerah tetap harus

melakukan pembinaan lanjutan terhadap Gapoktan agar aset

yang telah diberikan oleh pemerintah masih dapat terus

berkembang.

Pada Tahap Kemandirian, pendamping, Tim Teknis

kabupaten/kota, dan Tim Pembina provinsi melanjutkan

pembinaan teknis dan administrasi terhadap Gapoktan Tahap

Kemandirian agar mereka dapat terus mengembangkan unit

usahanya sehingga akumulasi Dana Belanja Bantuan Sosial yang

dikelolanya akan terus meningkat melakukan kegiatan usaha

jual-beli gabah,beras dan/atau jagung.

Kegiatan Penguatan-LDPM dilaksanakan melalui pendekatan

pemberdayaan. Gapoktan dibina dan dibimbing agar melalui unit

usaha yang dikelolanya mampu mengatasi permasalahan petani

anggotanya, khususnya masalah ketidakmampuan anggotanya

dalam mengakses pangan di saat paceklik, masalah harga

pangan yang jatuh saat panen raya, dan masalah

pembiayaan/modal usaha.

(17)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 11 Gapoktan yang telah dibina oleh Badan Ketahanan Pangan,

Kementerian Pertanian melalui kegiatan penguatan-LDPM sejak

tahun 2009 sampai tahun 2015 berjumlah 1.582 Gapoktan di 270

kabupaten 29 provinsi. (Daftar rekapitulasi Gapoktan Tahun

2009 sd 2015 terlampir).

(18)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 12 BAB IV

HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM

A. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah dan Jagung oleh Gapoktan Penguatan-LDPM.

1. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering

Panen (GKP) Nasional

Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering panen

(GKP) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos

penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 1 berikut ini.

Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29

provinsi secara umum membeli GKP diatas harga pembelian

pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen yaitu Rp. 3700

per kg di tingkat petani. Harga pembelian tertinggi untuk

gabah kering panen yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM

adalah Rp. 5.733 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM

di Kalimantan Selatan. Sedangkan harga pembelian di bawah

HPP terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Gorontalo,

Sulawesi Tengah, Riau dan Banten. Pembelian di bawah HPP

di beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena harganya

mendekati HPP, dan pembelian dengan harga tersebut dapat

disebabkan oleh kualitas gabah kering panen yang dibeli oleh

Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga pembelian gabah

diluar kualitas mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012. Provinsi Kalimantan

Tengah, Maluku, NTB, Kepri, Papua, Kalimantan Timur,

(19)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 13

Grafik 1 Harga Pembelian Rata-rata GKP oleh Gapoktan LDPM Tahun

2015

2. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering

Giling (GKG) Nasional

Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering giling

(GKG) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos

penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 2 berikut ini.

Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29

provinsi secara umum membeli GKG di atas harga pembelian

pemerintah (HPP) untuk gabah kering giling yaitu Rp. 4600

perkg di tingkat penggilingan. Harga pembelian tertinggi

untuk gabah kering giling yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM

adalah Rp. 6705 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM

di Kalimantan Tengah. Sedangkan harga pembelian dibawah

HPP terjadi di Provinsi Maluku, Sulawesi Tengah, Gorontalo,

Jambi, Nusa Tenggara Timur. Pembelian di bawah HPP di

beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena mendekati

HPP, dan pembelian tersebut dan pembelian dengan harga

(20)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 14 yang dibeli oleh Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga

pembelian gabah diluar kualitas mengacu pada Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012.

Provinsi Aceh, Bali, Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat,

Sulawesi Tenggara, Papua tidak melaporkan.

Grafik 2 Harga Pembelian Rata-rata GKG oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015

3. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Beras Nasional

Perkembangan harga rata-rata pembelian beras yang

dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos

penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 3 berikut ini. Gapoktan

penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29 provinsi secara

umum membeli beras di atas harga pembelian pemerintah

(HPP) untuk beras yaitu Rp. 7300 per kg di gudang bulog.

Semua pembelian adalah diatas HPP Pemerintah dan Harga

pembelian tertinggi untuk beras yang dilakukan oleh

(21)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 15 Gapoktan LDPM di Kalimantan Tengah. Sedangkan ada

beberapa provinsi yang tidak melaporkan yaitu : Provinsi

Sulawesi Tenggara,Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat

dan Papua .

Grafik 3. Harga Pembelian Rata-rata Beras oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015

4. Harga Rata-rata Pembelian Jagung Gapoktan Penguatan-LDPM

Tahun 2015 .

Dari 29 provinsi pelaksana Penguatan-LDPM, 13 provinsi melaksanakan usaha jual beli jagung sebagai berikut:

No Provinsi Jagung Jagung

(22)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 16

1 Sumut NA NA

2 Lampung 1967 2343

3 DIY 1967 2343

4 Jabar 1362 3010

5 Jateng 645 2419

6 Jatim NA NA

7 N T T 645 1031

8 Kalbar NA NA

9 Kalsel NA NA

10 Sulsel 334 2419

11 Sulteng 5354 NA

12 Sulut 1297 NA

13 Gorontalo NA 3282

Tabel 2. Harga Rata-rata pembelian Jagung oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015

Sampai dengan Desember 2015 sesuai dengan pelaporan yang

bersumber dari sms center Penguatan-LDPM provinsi yang

tidak mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung baik

itu JGP atau JGT adalah provinsi Sumatera Utara, Jawa

Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, untuk provinsi

(23)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 17 harga rata-rata untuk JGP, sedangkan untuk Gorontalo tidak

mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung JGT.

Harga Rata-rata Pembelian tertinggi untuk JGT adalah

provinsi Sulawesi Tengah yaitu : Rp. 5354, sedangkan harga

rata-rata pembelian terendah untuk JGT adalah Sulawesi

Selatan yaitu : Rp. 334. Harga Rata-rata Pembelian tertinggi

untuk JGP adalah provinsi Gorontalo yaitu : Rp. 3282,

sedangkan harga rata-rata pembelian terendah untuk JGP

adalah Rp. 1031 untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Harga

komoditas jagung ditentukan berdasarkan harga perkiraan di

daerah dikarenakan untuk komoditas jagung memang belum

ada HPP yang pasti dari pemerintah .

B. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan

Penguatan-LDPM

Dalam laporan pemantauan perkembangan pemanfaatan dana

bansos oleh Gapoktan Penguatan-LDPM ini disampaikan

berdasarkan perkembangan pemanfaatan dana bansos secara

nasional dan perkembangan per provinsi.

Mengacu kepada dokumen Perjanjian Kinerja Pusat Distribusi

dan Cadangan Pangan Tahun 2015 (revisi), target

kelembagaan distribusi pangan masyarakat yang

diberdayakan (tahap penumbuhan, pengembangan dan

kemandirian) pada Tahun 2015 adalah sebanyak 358

Gapoktan. Jumlah tersebut terdiri dari 203 Gapoktan Tahap

Penumbuhan, 38 Gapoktan Tahap Pengembangan dan 117

Gapoktan Tahap Kemandirian. Meskipun untuk Gapoktan

Tahap Kemandirian sudah tidak menerima bantuan dana

bansos, tetapi masih dilakukan pembinaan yang didanai

APBN.

Realisasi pemberdayaan Gapoktan selaku lembaga distribusi

(24)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 18 99,4% dari target 343 Gapoktan. Jika ditinjau per tahapnya,

realisasi penumbuhan Gapoktan adalah 203 Gapoktan atau

100% dari target, realisasi pemberdayaan untuk tahap

pengembangan adalah 36 atau 94,7% dari target 38 Gapoktan

dan untuk tahap kemandirian terealisasi 102 Gapoktan atau

87.2% dari target 117 Gapoktan.

Gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2015 atau Tahap

Penumbuhan, seluruhnya sudah mencairkan dana Bansos yang

dialokasikan senilai Rp 150 juta. Sesuai pedoman kegiatan,

dana bansos tersebut digunakan untuk

pembangunan/rehabilitasi gudang, modal pembelian

gabah/jagung bagi kegiatan distribusi pangan dan penyediaan

cadangan pangan. Realisasi dana bansos Penguatan LDPM

Tahap Penumbuhan mencapai 100% (tersalur kepada 203

Gapoktan dari target 203 Gapoktan).

Gapoktan Tahap Pengembangan yang ditargetkan sejumlah

38 Gapoktan. Realisasi pencairan dana Bansos untuk tahap

pengembangan yang ditargetkan tersalur pada 38 Gapoktan

tersalur sebanyak 36 Gapoktan atau mencapai 94,7%.

Provinsi yang tidak mencapai 100% dalam pencairan dana

bansos Penguatan LDPM Tahap Pengembangan adalah

Sumatera Barat ada 2 Gapoktan.

Pembinaan terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian pada

Tahun 2015 yang ditargetkan terlaksana bagi 117 Gapoktan,

dikarenakan ada 15 Gapoktan pada tahun 2015 yang

seharusnya masuk pada tahap pengembangan tidak

memenuhi persayaratan pencairan LDPM maka pada tahun

2015 tidak masuk dalam tahap kemandirian, sehingga jumlah

Gapoktan tahap kemandirian pada tahun 2015 hanya

terealisasi sebanyak 102 Gapoktan.

Berdasarkan Pedoman Kegiatan Penguatan LDPM 2015, setiap

(25)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 19 kedua akan dinilai kelayakan dan kesiapannya oleh Tim

Pembina Provinsi untuk melaksanakan Tahap Pengembangan

dan menerima dana bansos tahap pengembangan. 2

Gapoktan tahap pengembangan di Sumatera Barat yang tidak

terealisasi pencairan dana bansosnya tersebut dinilai belum

memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan, yaitu:

1. Gapoktan belum memenuhi 2 kali putaran modal hingga

verifikasi dilaksanakan. Perputaran modal ini antara lain

sebagai tolak ukur kinerja Gapoktan dalam menyerap

gabah dan beras yang diproduksi anggotanya.

2. Kinerja Gapoktan tidak maksimal dalam menjalankan

pengembangan usaha dan dalam mencari peluang

kemitraan pemasaran sehingga menghadapi hambatan

untuk meningkatkan volume pemasaran berasnya. Dua

Gapoktan tersebut selanjutnya dibina kembali oleh Tim

Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten sehingga

pada tahun selanjutnya dapat kembali dinilai

kelayakannya dan dipertimbangkan kembali untuk

mendapatkan dana bansos Tahap Pengembangan.

Sebaran Gapoktan dan jumlah Bansos yang dialokasikan dan

pencairan dana Bansos untuk kegiatan Penguatan-LDPM

Tahun 2015 dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah

ini.

Tabel 1. Realisasi Penyaluran Dana Bansos Penguatan-LDPM Tahap Penumbuhan dan PengembanganTahun 2015

No Provinsi

Penumbuhan Pengembangan

Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %

1 Aceh 7 7 100 0 0 -

(26)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 20

3 Sumbar 8 8 100 4 2 100

4 Riau 4 4 100 0 0 -

5 Kepri 2 2 100 0 0 -

6 Jambi 3 3 100 0 0 -

7 Bengkulu 3 3 100 0 0 -

8 Sumsel 12 12 100 5 5 100

9 Lampung 11 11 100 6 6 100

10 Jabar 23 23 100 0 0 -

11 Banten 8 8 100 3 3 100

12 Jateng 23 23 100 0 0 -

13 DIY 6 6 100 4 4 100

14 Jatim 19 19 100 6 6 100

15 NTB 7 7 100 0 0 -

16 NTT 6 6 100 0 0 -

17 Kalbar 8 8 100 5 5 100

18 Kalsel 7 7 100 0 0 -

19 Sulsel 17 17 100 8 8 100

20 Sulteng 6 6 100 2 2 100

21 Sulbar 2 2 100 0 0 -

22 Sultra 3 3 100 0 0 -

23 Sulut 5 5 100 0 0 -

(27)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 21

Tabel 10. Perkembangan Sasaran Penguatan LDPM Tahun 2015

Sumber : Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

C. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan

Penguatan-LDPM Per Provinsi

a) Propinsi Jawa Barat

Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Jawa Barat telah

mempunyai 161 Gapoktan LDPM terdiri dari 49 LDPM pasca

kemandirian 2009, 33 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 21

LDPM tahap pasca kemandirian 2011 , 27 LDPM tahap pasca

kemandirian 2012, 8 LDPM tahap Kemandirian 2013, serta 23

LDPM tahap penumbuhan 2015 . Tahun 2015 Provinsi Jawa Barat

tidak memiliki alokasi penumbuhan dikarenakan adanya

pemotongan anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa

Gapoktan LDPM Provinsi Jawa Barat yang telah dipantau

tepatnya di kabupaten Garut, Jabar.

Kegiatan Penguatan-LDPM di Kabupaten Garut sudah mulai

dilaksanakan sejak tahun 2009. Hingga tahun 2015, jumlah

Gapoktan yang telah mendapatkan dukungan dana dan

pembinaan melalui kegiatan Penguatan-LDPM mencapai 12

Gapoktan yang berlokasi di kabupaten Garut diantaranya adalah

: 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2009, 3 Gapoktan

tahap pasca kemandirian tahun 2010, 2 Gapoktan tahap pasca

kemandirian tahun 2011, 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian

(28)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 22 tahun 2012, 1 Gapoktan tahap kemandirian tahun 2013 . 2

Gapoktan tahap penumbuhan 2015

J.Tabel 10. Daftar Gapoktan Kegiatan Penguatan LDPM

Kabupaten Garut , Provinsi Jawa Barat

No. Nama Gapoktan Th.

Penumbuhan Alamat

1 HARAPAN MUKTI JAYA 2010 Ds. Jagabaya - Mekarmukti

2 Mekarsari 2009 Ds,Mekarsari,Cibalong,Garut

3 Karya Mukti Tani* 2011 Cinta Damai,Sukaresmi,Garut

4 Muda Tani 2013 samarang samarang garut

5 Mekar Sari*** 2012 Cangkuang,Leles,Garut

6 Kancana Tani 2009 Ds. DUNGUSIKU

7 TANI MUKTI 2010 Ds. Karang Anyar - Leuwigoong

8 CIGAWIR 2010 Ds. Cigawir - Selaawi

9 Sukahurip*** 2012 Cikarag,Malangbong,Garut

10 Binangkit* 2011 Ds.Sakawayana,Malangbong,Garut

11 Agrimukti 2015 Kp.Kb.Kalapa,BungbulangGarut

12 Sukamaju 2015 Ds.Babakan,Kondang,Karang Tengah,Garut

Berikut ulasan hasil pemantauan yang dilakukan di kabupaten Garut:

1. Gapoktan Tahap Penumbuhan

1.1 Gapoktan Suka Maju yang beralamat di Kp. Babakan

Kondang RT. 001/05 Ds. Sindanggalis, Kec. Karang Tengah

merupakan Gapoktan Penumbuhan tahun 2015.

Kepengurusan Gapoktan terdiri dari Ketua : Piat Supriatna

No. HP 085321734742, Sekretaris : Sopandi, Bendahara : Dedi

(29)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 23 Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek

organisasi/kepengurusan Gapoktan sudah baik dan sudah

terbentuk pada 24 Juli 2007, dan Jumlah anggota Gapoktan

350 orang dari 8 Kelompoktani dengan luas lahan sawah 499.

Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah

mempunyai bekal materi pada saat acara apresiasi

pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk

pembukuan. Buku yang wajib dimiliki oleh Gapoktan

sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain

seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan.

Bukti kepemilikan lahan untuk gudang berupa surat Akte Jual

Beli No 4253/Kep.3211/V/2010 tanggal 07 Mei 2010. Dari

alokasi dana bansos telah di alokasikan untuk pembuatan

gudang sebesar Rp. 35.000.000,-, untuk unit usaha

distribusi/pemasaran Rp. 90.000.000,- dan untuk Unit usaha

cadangan pangan Rp 20.000.000,-.

Rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Suka Maju adalah

sbb:

- Unit Usaha Distribusi/Pemasaran Rp. 90.000.000,- untuk

pembelian beras 8 Kelompoktani kurang lebih 10 ton

- Unit Cadangan Pangan Rp. 25.000.000,- untuk pembelian

beras 8 Kelompoktani sebanyak kurang lebih 1,5 ton

- Untuk Pembangunan Gudang Rp.35.000.000,-

Perkembangan harga pada saat pemantauan untuk komoditas

beras Rp 9.000,-/kg, GKP Rp 3.700,-/kg dan GKG Rp

4.700,-/kg.

1.2 Gapoktan Muda Tani (Gapoktan Tahap Kemandirian

Tahun 2015)

Gapoktan Muda Tani beralamat di Kp. Lengkong Kaler RT.

002/02 Desa Samarang, Kec. Samarang, Kab. Garut, Provinsi

(30)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 24 : 085222916646), Sekertaris : Sungkana, Bendahara : Dindin

Kusnidar.

Apabila dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan

sampai dengan tahap kemandirian masih dipegang oleh

pengurus yang sama, permasalahan yang muncul dapat

diatasi secara bersama-sama dengan mengadakan rapat

pengurus Gapoktan serta tugas masing-masing pengurus

dapat dilaksanakan dengan baik.

Aspek administrasi, Pembukuan, Gapoktan Muda Tani sudah

memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas

Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian,

Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku

penyaluran dan buku penerimaan. Hanya saja buku

inventaris Gapoktan serta anggota belum ada. Pada unit

distribusi/ pemasaran/pengolahan terlihat bahwa adanya

kegiatan pembelian GKG sebanyak 4.335 kg dan beras

sebanyak 2.000 kg sebesar Rp. 38.344.250,-. Pada unit

Cadangan Pangan stock digudang ada 500 kg.

Bila dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan Muda Tani

memiliki dinamika kelompok yang cukup baik, jika dilihat sisi

kaderisasi, tetapi rencana ke arah sana sudah

ada.Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut :

perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran

( Posisi April 2015 ). Saldo di rekening Bank ada Rp

2.700.000,- dan di Buku Kas ada Rp 30.000.00,-. Sisa Barang

di unit usaha distribusi : Beras 1.215 kg, dan GKG 18.520 kg.

Jumlah cadangan pangan yang dipinjam : Beras 750 kg,

Perkembangan harga beras pada saat pemantauan sebesar Rp

8.700/kg dan GKG Rp 4.800,-/ kg.

Dalam pengadaan dan pemasaran Gapoktan belum

(31)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 25 Pendampingan Gapoktan yang dilakukan oleh pendamping

dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang

diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan serta

pengembangan usaha. Bimbingan teknis juga telah dilakukan

oleh Tim Teknis Kabupaten sebanyak 3 bulan sekali. Saran

dari Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan

dari Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon

didukung untuk menjebatani dengan instansi lain untuk

memberikan dukungan bantuan.

1.3 Kesimpulan dan Saran :

 Pengurus dan Pendamping Gapoktan sangat menentukan keberhasilan Gapoktan. Karena itu sangat

ditentukan oleh kerjasma Tim Pembina, Tim Teknis,

Pendamping dan Pengurus Gapoktan.

 Tim Tekhnis harus melakukan pembinaan langsung ke Gapoktan secara rutin agar bila terjadi kesalahan

pelaksanaan yang menyimpang dari pedoman dapat

langsung bisa diatasi.

b) Provinsi Jawa Tengah

Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Jawa Tengah telah

mempunyai 166 Gapoktan LDPM terdiri dari 54 LDPM pasca

kemandirian 2009, 24 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 26

LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 27 LDPM tahap pasca

Kemandirian 2012, 8 LDPM tahap kemandirian 2013, 23 LDPM

tahap penumbuhan 2015. Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah tidak

memiliki alokasi penumbuhan dikarenakan adanya pemotongan

anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM

(32)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 26 Pelaksanaan program kegiatan bansos Penguatan Lembaga

Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan LDPM) pada TA. 20015

Propinsi Jawa Tengah mendapat alokasi bansos LDPM tahap

penumbuhan sebanyak 23 Gapoktan dan dialokasikan ke 20

kabupaten, tetapi tidak alokasi bansos LDPM untuk tahap

pengembangan. Sampai dengan bulan September 2015 sudah

terealisasi 100%, karena masih ada satu Gapoktan yang

terlambat cair pada bulan September2015, dan rata-rata masih

dalam proses pembangunan gudang cadangan pangan dengan

tanah hibah dengan dasar legalitas dari notaries. Pemantuan dan

pengumpulan data penguatan LDPM dilaksanakan ke Kabupaten

Semarang (Gapoktan Al Barokah/Penumbuhan 2015) dan

Kabupaten Grobogan (Gapoktan Sidodadi/penumbuhan 2015),

dengan hasil sebagai berikut:

1. Gapoktan Al Barokah

Gapoktan Al Barokah di Desa Ketapang Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Berdiri pada tahu 2002 dan dikukuhkan

pada tahun 2004, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak

16 kelompok 500 orang. Sebelum menerima bansos LDPM

Gapoktan AL Barokah sudah bergerak dibidang pemasaran

beras organik dan bahan olahan kue-kue kering, dengan

tambahan bansos LDPM dapat menambah permodalan dalam

pemasaran beras organik, dan cadangan pangan untuk

membantu anggota Gapoktan saat paceklik. Gapoktan Al

Barokah menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar

Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,

unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20

jt. Telah dilaksanakan pembangunan gudang cadangan

pangan, dan telah dilaksanakan aktifitas pembelian dan

penjual beras, dan cadangan pangan. Aktifitas usaha unit

distribusi dalam pembelian dan penjualan beras pada beras

(33)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 27 Gapoktan dan telah dipasarkan ke wilayah kabupaten

Semarang, dan telah melakukan kerjasama dengan

Koperasi-koperasi instansi pemerintah di wilayah kabupaten, dengan

PT. Indosepirit di Kebun Jeruk Jakarta, dan menjual ke luar

propinsi ke Makasar. Gabah yang dibeli rata-rata varietas

Metik susu dengan harga Rp. 5.300,- s.d Rp. 5.600,- per kg

GKP, Rp. 7.000,- per Kg GKG, dan membeli gabah beras

merah/beras hitam dengan harga Rp. 9.000,- per kg. Dijual

dalam bentuk beras Rp. 14.000 per kg s.d Rp. 17.000 per kg

dalam bentuk kemasan 5 kg dan 10 kg dengan merek

Gapoktan al barokah. Seluruh anggota Gapoktan dan

rata-rata petani di wilayahnya menanam padi organik, dan

merupakan kebutuhan konsumsi buat petani dan masyarakat

sehingga usaha pemasaran unit distribusi melakukan

pembelian dan penjualan beras organik.

Dengan sistem pemasaran yang melakukan kemitraan

walaupun belum dengan sistem kontrak secara legal,

Gapoktan Al Barokah dapat memberikan pasokan beras

kepada mitra sesuai dengan permintaan, sehingga perputaran

dalam pemanfaatan dana LDPM dapat lebih dari dua putaran

sebagai persyaratan LDPM penembangan untuk tahun

berikutnya.

Telah melakukan pembukuan dengan baik sesuai dengan

pedoman dan panduan LDPM, walaupun masih perlu untuk

dilakukan pendampingan, pengawalan dan pembinaan dari

aparat propinsi maupun kabupaten, untuk lebih meningkatan

ketertiban administrasi, dan pengembangan usaha kemitraan.

Aset yang dimiliki; gudang, lantai jemur, RMU, alat kemasan,

sekretariat.

2. Gapoktan Sidodadi

Gapoktan Sidodadi di Desa Kropak Kecamatan Wirosari

(34)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 28 pada tahun 20010, menerima bantuan sosial Penguatan LDPM

Tahun 2015. Usaha dilakukan sebelum menerima bansos

LDPM, telah melakukan pembelian dan penjualan beras,

bawang merah, dan jagung, aktifitas pembelian dan

penjualan masih di wilayahnya sendiri. Sampai dengan saat

ini masih dalam proses pemabangunan gudang cadangan

pangan, sudah 90 persen hampir selesai, dan status tanah

adalah tanah hibah yang dinyatakan oleh camat dan lurah,

dan masih dalam proses legalitas ke notaris.Gapoktan

Sidodadi menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar

Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,

unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20

jt. Dana LDPM yang diterima untuk kegiatan unit distrbusi

belum dimanfaatkan untuk pembelian dan penjualan

gabah/beras dan jagung karena belum musim panen,

sehingga belum ada perputaran dana LDPM, diharapkan untuk

segera memanfaatkan untuk pembelian dan penjualan baik

diwilayah sendiri pada anggota Gapoktan maupun keluar

wilayah untuk optimalisasi pemanfaatan dan perputaran

dananya. Kelengkapan administrasi masih belum lengkap

untuk masing penangungjawab unit usaha

masing-masing, disarankan pendamping dan aparat kabupaten untuk

mendampingi dan mengawal pelaksanaan pemanfaatan dana

LDPM dan sekaligus penertiiban administrasi pembukuannya.

Belum adanya aktifitas pembelian dan penjualan maka belum

ada laporan SMS senter yang dilaporkan, dan disampaikan

bahwa laporan tetap disampaikan walaupun dalam posisi nol

atau tidak ada aktifitas pembelian dan penjualan.Aset yang

dimiliki; gudang, belum memiliki lantai jemur/RMU.

3. Kesimpulan dan saran;

(35)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 29 dalam pengembangan pemanfaatan dana LDPM, baik

dalam pengembangan usahanya maupun dalam

pelaksanaan administarsi pembukuannya dari masing

masing penanggungjawab unit usahanya.

 Pembangunan gudang cadangan pangan belum selesai

masih dalam proses pembangunan, namun demikian

diharapkan pemanfaatan dana cadangan pangan

maupun unit distribusi untuk segera dimafaatkan untuk

jual beli gabah/beras/jagung, sehingga akan dapat

mengoptimalkan perputaran dananya sebagai

persyaratan pada tahap pengembangan pada tahun

berikutnya.

 Pendamping perlu untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam pendamping Gapoktan sehingga Gapoktan dapat

lebih meningkatkan pelaksanaan pemanfaatan dana

LDPM sesuai dengan pedoman umum LDPM.

 Diperlukan adanya apresiasi pelatihan Gapoktan pada administrasi pembukuan, dan pola usaha kemitraan.  Pembinaan oleh tingkap propinsi dan kabupaten masih

sangat diperlukan, dan dierlukan adannya temu usaha

oleh Gapoktan sehingga dapat pengembangan wawasan

usaha oleh gapokta.

c) Provinsi Kalimantan Barat

Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Barat telah

mempunyai 46 Gapoktan LDPM terdiri dari 8 LDPM pasca

kemandirian 2009, 7 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 6

LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 7 LDPM tahap pasca

Kemandirian 2012, 5 LDPM tahap kemandirian 2013, 5 LDPM

tahap pengembangan 2015, dan 8 LDPM tahap penumbuhan

2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi

(36)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 30 1. Gapoktan Meteor ( Gapoktan calon Penumbuhan Th 2015

yang sudah lulus verifikasi Kabupaten dan Provinsi)

Beralamat di Desa Gelik, Kecamatan Selakuau Timur,

Kabupaten Sambas. Ketua Gapoktan : Muslimun Hadran ( No

hp : 085350722628 ), Sekertaris : Pauji Toin ( No. hp:

082351007529 ), Bendahara : Pendi Mastur ( No. hp:

082149870250 ), Ketua Unit Distribusi/Pengolahan hasil:

Husni, Ketua Unit Cadangan Pangan : Fauzi .S.

Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek

organisasi/kepengurusan Gapoktan merupakan bukan

bentukan baru karena Gapoktan berdiri 22 Desember 2006.

Dengan jumlah 18 Poktan dan beranggotakan 500 orang,

jumlah lahan yang dimiliki oleh Gapoktan sekitar 725 Ha.

Gapoktan sudah mempunyai unit usaha seperti unit distribusi

, unit cadangan pangan yang masing – masing sudah memiliki

pengurusnya. Gapoktan rutin melakukan pertemuan sekitar 8

kali dalam 1 musim/ 4 bulan. (2)

Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah

mempunyai bekal materi pada saat acara apresiasi

pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk

pembukuan. Buku yang wajib dimiliki oleh Gapoktan

sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain

seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan. Gapoktan

juga sudah mempersiapkan rekening atas nama Gapoktan

namun pada pelaksanaan nya nanti untuk Rekening bansos

LDPM disarankan agar Gapoktan membuka Rekening baru atas

nama Gapoktan P-LDPM. Bukti kepemilikan lahan yang

dimiliki oleh Gapoktan untuk gudangnya sudah ada di

pendamping berupa surat Hibah. Sesuai RUG sudah di

alokasikan dari dana bansos P-LDPM sebesar Rp. 30.000.000,-

( untuk pembelian material saja ) sedangkan untuk ongkos

(37)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 31 Rencana gudang seukuran 6 x 8 dengan kapasitas 30 Ton.

Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan Hasil: Ketua Unit

Bapak Husni dan mengenai pembukuan sudah dipersiapkan

oleh Gapoktan berdasarkan arahan pendamping Gapoktan.

Sesuai RUG yang disusun oleh Gapoktan untuk unit

distribusi/pengolahan sebesar Rp. 100.000.000,-. Untuk

pembelian gabah 18 Poktan. Kesiapan Unit Usaha Cadangan

Pangan: Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan Bapak Fauzi .

Sesuai RUG yang disusun oleh Gapoktan untuk cadangan

pangan sebesar 20 juta untuk membeli gabah 18 Poktan.

Berikut rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Meteor:

1).Unit Usaha Distribusi/Pengolahan hasil Rp.

100.000.000,- untuk pembelian Gabah 18 Poktan

sebesar kurang lebih 25 ton

2).Unit Cadangan Pangan Rp. 20.000.000,- untuk

pembelian Gabah 18 poktan sebesar 5 – 4 ton

3). Pembangunan Renovasi Gudang Rp.30.000.000,-

4).Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh Gapoktan

Swadaya Rp. 16.921.500,-

Perkembangan harga pembelian yang terjadi di wilayah

Gapoktan : a). Harga beras Rp. 8000,- ; Harga GKS Rp.

4000,-; Harga GKG Rp. 4000,- sd 4200,- 4000,-; Harga GKP Rp. 3800,-.

dengan Rata-rata panen 2 – 3 kali dalam setahun, mengenai

kemitraan yang terjadi di Gapoktan , Gapoktan sudah

memiliki mitra yang cukup banyak, Bantuan pemerintahpun

sudah sempat masuk ke Gapoktan berupa 1 unit mobil RMU,

power tresser dan traktor dari kementarian desa tertinggal (

pada saat itu Desa Gelik termasuk dalam wilayah desa yang

dipandang tertinggal, akses ke jalan utama sangat jauh dan

saran dan prasarana umumnya masih sangat minim dengan

(38)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 32 gabah dan menjual beras, sedangkan utk komoditas pangan

lokal strategis lain yang bisa dikembangkan di Desa Gelik

adalah daging ayam. Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan

yaitu Bapak Fauzi pernah mendapat penghargaan presiden

sebagai petani teladan dan Pendamping Gapoktan Bapak

Hanafi pernah juga mendapatkan penghargaan penyuluh

swadaya tahun 2013. di tingkat provinsi. Permasalahan dan

kendala Gapoktan saat ini adalah kurangnya

fasilitas/prasarana yang diberikan pemerintah untuk wilayah

Gapoktan padahal desa Gelik termasuk wilayah yang surplus

akan Gabah dan Gapoktan juga telah memiliki kemitraan

yang baik. Saran dari Gapoktan yang diberikan untuk Tim

Pembina dan Tim Teknis maupun Pusat adalah harapannya

dana Bansos P-LDPM Tahun 2015 untuk Alokasi Penumbuhan

bisa segera dicairkan pada kisaran Bulan Juli-Agustus 2015

mengingat karena Gapoktan sudah mulai bulan April 2015.

2. Gapoktan Mekar Bersatu ( Gapoktan Tahap Kemandirian

Tahun 2015)

Beralamat di Dusun Mawar Desa Tebas Sungai Rt. 36/ Rw. 18

Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan

Barat. Dengan ketua : Bapak Muslimin ( No HP :

081345724190 ), Sekertaris : Bapak Suyadi ( No. HP :

085245406517 ), Bendahara : Ibu Anita ( No. HP:

085288100257 ). Pendamping Pak Ibnu.

Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek

organisasi/kepengurusan Gapoktan sampai dengan tahap

kemandirian untuk kepengurusan Gapoktan masih dipegang

oleh pengurus yang sama, permasalahan yang selalu muncul

bisa diatasi dengan baik karena peran kuat dari ketua

Gapoktan serta tugas masing-masing penurus yang

(39)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 33 administrasi, Pembukuan , Gapoktan Mekar Bersatu sudah

memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas

Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian,

Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku

penyaluran dan buku penerimaan. Hanya saja untuk buku

harga , buku inventaris Gapoktan serta anggota belum ada.

Permasalahan yang ada pada saat mengisi pembukuan adalah

ada beberapa transaksi yang terlewat sehingga tidak time

series dan ada beberapa transaksi yang belum sempat

dicatat. Pada unit distribusi/pemasaran/pengolahan terlihat

bahwa adanya kegiatan pembelian sebesar Rp. 98.816.250,-

yaitu: berupa beras 2000 kg dan sisanya GKG. Pada unit

Cadangan Pangan stock digudang sementara kosong karena

semua sedang dipinjamkan hal ini dikarenakan sempat ada

puso 2 kali pada tahun 2015 ( terjadi di kabupaten sambas

sampai dengan kubu raya ) karenanya sempat pada saat th

2015 tepatnya Gapoktan pada saat mendapatkan dana

pengembangan sebagian dana Rp. 75 juta yang seharusnya

masuk ke unit distribusi terpaksa di masukkan Rp. 15 juta

untuk mengisi kekosongan Gudang, mengenai kebijakan ini

sudah mendapat persetujuan dari Tim Pembina karenanya

tahun ini setelah semua kembali normal kembali disarankan

dana 15 juta dikembalikan ke unit

distribusi/pemasaran/pengolahan. (pada tahun ini tepatnya

di Bulan Maret akan ada panen dan april akan mulai semai

benih).(3) Jika dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan

mekar bersatu memiliki dinamika kelompok yang cukup baik ,

jika dilihat sisi kaderisasi , kaderisasi belum dapat dilihat

karena belum ada pergantian pengurus dan sampai dengan

saat ini Gapoktan masih belum berbadan hukum ( masih

pengukuhan Bupati/Walikota saja).

(4). Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut :

(40)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 34 ( Posisi Maret 2015 ) . Saldo yang ada di rekening bank adalah

sebesar : Rp. 66.879.856,71; Saldo uang di buku kas Rp.

2.381.650,00; Sisa Barang di unit usaha distribusi/pengolahan

: Beras 2000 kg, GKG 794,792; Jumlah cadangan pangan yang

dipinjam : Beras 87 kg, GKG 6161 kg dengan kesepakatan

pengembalian ke Gudang sebesar 2 %. Perkembangan harga

pada saat pemantauan yaitu utk beras : 10000/ kg ; GKG :

4500/ kg ; GKS : 3600 / kg ; GKP : Rp. 3000 / kg. (5)

Kemitraan Gapoktan sudah terjalin walaupun belum dalam

bentuk kontrak tertulis dengan penggilingan dan sedang

dalam rintisan yaitu memasukkan beras ke dinas – dinas

kabupaten sambas. (6) Pendampingan Gapoktan yang

dilakukan oleh pendamping dilakukan secara rutin minimal 1

kali sebulan, materi yang diberikan mengenai seputar

pembukuan dan pelaporan serta pengembangan usaha.

Bimbingan tekhnis juga telah dilakukan oleh Tim Pembina

Provinsi pada Gapoktan tahun 2013 – 2015. Kendala yang

dihadapi oleh Gapoktan dalam pelaporan mingguan melalui

sms adalah walaupun mereka telah mengirim akan tetapi

banyak yang kosong absensi smsnya. Saran dari Gapoktan

adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan dari Tim Tekhnis

maupun Tim Pembina dan juga mohon didukung untuk

menjebatani dengan instansi lain untuk memberikan

dukungan bantuan. Agenda tahun ini Gapoktan akan bekerja

sama dengan kegiatan Resi Gudang.

3. Gapoktan Serasi ( Gapoktan Tahap Penumbuhan Tahun 2015)

Beralamat di Dusun Permai, Rt. 01 Rw. 01 Desa Sepadu,

Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan

Barat. Dengan ketua : Bapak Arifin Fauzi, Sekertaris :Bapak

Taryanto, Bendahara : Bapak Jayadi. Pendamping Pak Kasdi.

(41)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 35 bulan September 2006 , terdiri dari 15 kelompok tani ( 375

orang anggota ) dengan luas areal : 375 Ha.

Kesiapan Gapoktan dalam menghadapi tahap pengembangan :

Gapoktan Serasi belum mencapai dua kali putaran untuk dana

yang ada di unit distribusi/pengolahan/pemasaran. Dari dana

bansos untuk unit cadangan pangan ada sisa yang belum

digunakan sekitar Rp. 50 Juta dari alokasi awal sebesar Rp.

100 Juta. Bahkan sempat ada uang cash di bendahara sebesar

Rp. 26.860.000,- atas hal tersebut kami sudah sarankan untuk

tidak dilakukan karena jika terjadi hal yang tidak diinginkan

pertanggung jawabannya akan sulit. Pada saat awal

pencairan dana bansos penumbuhan pada Bulan Oktober 2015

tercatat Gapoktan baru 1 kali melakukan transaksi di bulan

November 2015 dan setelah itu di Bulan Desember 2015 di

wilayah Kabupaten Sambas terjadi Puso karena kemarau

panjang, dan pada awal tahun 2015 kegiatan baru dimulai

kembali. Pembukuan yang ada di Gapoktan serasi, ada

beberapa buku yang belum dibuat seperti buku harga, dan

ada beberapa pengisian di buku yang kurang tepat.

Perkembangan dana bansos sampai dengan saat kami

memantau Gapoktan sebagai berikut : (1) Unit

Distribusi/Pengolahan/Pemasaran : Penjualan Rp.

25.097.400,- ; Keuntungan : Rp. 1.960.350,- ; Pembelian Rp.

28.371.500,- .(2) Unit Pengelola Cadangan Pangan : alokasi

awal cadangan pangan di gudang ada 3700 ton yang berupa

GKG dan sampai dengan saat pemantaun sudah terpinjam

oleh 6 anggota dan sisa di gudang ada sekitar 1.550.5 kg .

mekanisme peminjaman adalah pada saat kembali ada

kelebihan sekitar 2% untuk 1 musim atau kurang lebih 4

bulan. Gapoktan sudah memiliki produk packing “ cap kujang

“ beras 5 kg, 10 kg Pembelian GKP : Rp. 4200/kg, Beras Rp.

8400/kg- Rp. 10.500/kg dan Gapoktan sudah ada perjanjian

(42)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 36 di hadapi oleh Gapoktan pada saat ini adalah kerusakan

mesin RMU yang berakibat produksi beras Gapoktan mandek,

sehingga rencananya Gapoktan akan mengejar ketertinggalan

dalam putaran pembelian/penjualan di unit distribusi dengan

beli gabah jual gabah. Dari sisi pendampingan Gapoktan

kurang cukup mendapatkan bimbingan dikarenakan faktor

kesehatan pendamping.

4. Kinerja Tim Pembina dan Tim Teknis

Tim Pembina

Berdasarkan data dan informasi yang ditemui di

lapangan, keterlibatan Tim Pembina dalam

mempersiapkan pelaksanaan kegiatan Penguatan

LDPM di Provinsi Kalimantan Barat sudah terkoordinasi

dengan baik , dalam perencanaan, penentuan

Gapoktan penerima Bansos , memasuki bulan ke 3

tahun 2015 verifikasi Gapoktan sudah rampung

dilakukan oleh Tim Pembina dan hanya tinggal

menunggu pencairan yang diperkirakan untuk nomer

Pedoman kegiatan dari pusat sekitar awal bulan April

2015.

Penetapan SK Gubernur mengenai Tim Pembina untuk

pelaksanaan P-LDPM Tahun 2015 sedang dalam proses

dikarenakan draf sudah dikirim per tanggal 3 Maret

2015. Pembinaan dan pemantauan dilakukan oleh tim

pembina sesuai jadwal yaitu 1 kali dalam 1 bulan.

Mengingat di kalbar jarak antara kabupaten dan

provinsi cukup memakan waktu yang lama mengingat

sebaran kabupaten yg ada alokasi kegiatan P- LDPM

ada sekitar 5 kabupaten dan dalam 1 kabupaten ada

sekitar 1 atau 2 lokasi Gapoktan P-LDPM yang harus di

(43)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 37 sempat kami lakukan pembinaan dan pemantauan

yaitu kabupaten sambas, di kabupaten sambas ada 2

Gapoktan yang mendapat alokasi dana kegiatan

P-LDPM tahap penumbuhan dan sudah lulus tahap

verifikasi baik dari tim tekhnis maupun tim pembina,

salah satunya Gapoktan meteor, Gapoktan yang

berdiri dari tahun 2006 dan dikukuhkan oleh kepala

desa pada tanggal 22 desember 2006 dengan

pendamping bapak Hanafiah, Ketua Bapak Fauzi S,

Sekertaris Bapak Fauzi T, Pengurus unit cadangan

pangan Bapak Husni. Gapoktan terdiri dari 18 Poktan

anggotanya sekitar 500 orang dengan luas lahan 725

Ha. Sesuai RUG yang di sepakati dana P-LDPM tahap

penumbuhan sebesar Rp. 150 Jt dialokasikan sebagai

berikut : (1). Sekitar 30 Juta untuk gudang dan

penggunannya adalah untuk membeli material

pembanguna saja dan untuk upah bangunnya swadaya

dari Gapoktan. (2). Sekitar 100 juta untuk unit

distribusi/pengolahan/pemasaran hasil. (3). Sekitar

20 Juta untuk unit cadangan pangan.

Penyusunan Juklak kegiatan P-LDPM Tahun 2015

untuk tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan

tahap kemandirian yang sesuai dengan Pedoman dan

panduan pelaksanaan kegiatan P-LDPM tahun 2015

sudah dilakukan draf nya sembari menunggu pedoman

pusat di tanda tangani oleh Mentan, di rencanakan

sekitar april 2015 akan di tanda tangani dan

dikeluarkan nomernya. Pada tahun 2015 sekitar Bulan

Mei 2015 juklak sudah dicetak, target untuk tahun ini

juga diperkirakan Bulan Mei 2015 sudah cetak juklak.

Verifikasi Gapoktan dilakukan sekitar tgl 23 februari

sampai dengan 7 maret 2015. Gapoktan yang terpilih

(44)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 38 di pedoman P-LDPM mereka sudah memiliki SK

pengukuhan bupati/kepala desa, memiliki RUG, dan

memiliki akta hibah tanah utk gudang . Namun untuk

pencairan dana akan tetap dilakukan setelah mereka

mendapatkan nomor pedoman dari pusat, yang

diperkirakan sekitar bulan april 2015.

Pelaporan yang dilakukan oleh Tim Pembina ke pusat

untuk laporan 2 bulanan sampai dengan saat ini selalu

dilakukan di akhir waktu pelaksanaan atau mendekati

evaluasi hal ini dikarenakan keterlambatan pelaporan

dari kabupaten yang juga pengaruh keterlambatan

oleh Gapoktan.

Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis kabupaten melakukan penjadwalan untuk

pembinaan dan pemantauan ke 9 Gapoktan yang

merupakan alokasi di kabupaten sambas, 2

diantaranya masih dalam proses menunggu untuk

pencairan. Salah satu Gapoktan yang kami kunjungi

adalah Gapoktan Meteor dimana terlihat dari hasil

kunjungan kami ke Gapoktan , bahwa tim teknis

dalam melakukan pencalonan dan akhirnya verifikasi

dilakukan sesuai dengan pedoman .

Juknis belum selesai disusun oleh tim teknis dan

masih dalam proses draf sambil menunggu dari

pedoman pusat di tanda tangani oleh Mentan dan

keluar nomornya.

Proses verifikasi untuk tahap penumbuhan dilakukan

bulan februari sd maret beriringan dengan verifikasi

yang dilakukan oleh tim pembina provinsi. Sedangkan

untuk tahap pengembangan akan dilakukan

(45)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 39 Beberapa Kendala yang ditemui oleh tim teknis adalah

persepsi masyarakat khususnya di kabupaten sambas

bahwa dana bansos adalah dana bantuan yang dibagi

habis, namun untuk P-LDPM ada perkecualian

dikarenakan dana bansos ini dituntut untuk

keberlanjutannya sesuai dengan pedoman bansosnya.

Gapoktan tahap pengembangan di kabupaten sambas

yang kami kunjungi di pegang oleh pengurus yang

sebelumnya adalah pembisnis handal di bidang

agrobisnis gabah/beras sehingga terkadang ada

kendala dalam hal penentuan kebijakan pelaksanaan

hal ini terlihat pada Gapoktan tahap pengembangan ,

karena ketua diposisi terlalu kuat sebagai pembisnis

karenanya peran pendamping seolah-olah tidak ada

apalagi dikarenakan kondisi pendamping yang sudah

sering sakit, padahal dalam kegiatan ini peran

pendamping adalah sebagai tali pengikat dan

penghubung mengenai segala informasi sesuai

pedoman. Gapoktan banyak mendapatkan bantuan

dari instansi terkait yang lain mulai dari RMU sampai

dengan alat packing oleh perindag. Permasalahan

perkembangan perputaran dana oleh Gapoktan sedikit

ada permasalahan dikarenakan efek panen puso di

tahun 2015 sekitar bulan september sd desember,

dana yang ada di unit distribusi bar dimanfaatkan

setengahnya dan itu pun ada seperempat di tangan

bendahara Gapoktan berbentuk uang cash. Kendala

yang dihadapi oleh Gapoktan penumbuhan th 2015

itupun terkait dengan rusaknya mesin penggiling padi.

Sehingga hal tersebut akan ditanggulangi dengan cara

Gapoktan membeli gabah dan menjual gabah,

mengingat untuk masalah kemitraan Gapoktan tidak

(46)

Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 40 sekitar bulan juni 2015 perputaran Gapoktan sudah

bisa 2 kali putaran minimal.

Proses melakukan evaluasi pendamping didapat 2

pendamping untuk masing Gapoktan di Kabupaten

Sambas yaitu : (1). Bapak M. Hanafiah, Amd (untuk

Gapoktan Meteor) (2). Bapak Saptino (untuk Gapoktan

Candra Kirana) .Tidak ada kendala yang dihadapi

pada saat melakukan evaluasi pendamping.

Pelaporan bulanan oleh tim teknis ke provinsi sering

mengalami keterlambatan dikarenakan keterlambatan

Gapoktan dalam mengirimkan ke kabupaten setiap

bulannya .

Pada tahun lalu 2015 setelah Gapoktan penumbuhan

tahun 2013 dan penumbuhan tahun 2015 mencairkan

dana sekitar bulan september di kabupaten sambas

terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan panen

merata di kabupaten itu mengalami puso, dikarenakan

hal tersebut sempat membuat alur perputaran dana di

unit distribusi terganggu dikarenakan tdk ada gabah

yang bisa dibeli oleh petani dan bahkan jika mencari

ke daerah lainpun sama masalahnya. Permasalahan di

Gapoktan penumbuhan tahun 2013 sempat karena

kejadian tersebut cadangan pangan yang dipinjamkan

tidak bisa dikembalikan akibatnya gudang kosong,

sehingga karena hal tersebut tim pembina sempat

menyarankan dana 75 juta yang harusnya menjadi

dana untuk distribusi dimasukkan sementara ke

cadangan pangan untuk menanggulangi paceklik

tersebut krn gagal panen, panen tahun 2015 ini dirasa

cukup bagus sehingga dana 15 juta yang terpakai

tersebut bisa dan harus langsung di kembalikan ke

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM
Tabel 2. Harga Rata-rata pembelian Jagung oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015
Tabel 1.  Realisasi Penyaluran Dana Bansos Penguatan-LDPM Tahap Penumbuhan dan PengembanganTahun 2015
Tabel 10. Perkembangan Sasaran Penguatan LDPM Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tunjangan alat kelengkapan DPRD adalah tunjangan yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan atau Anggota DPRD Kabupaten Brebes sehubungan dengan kedudukannya sebagai Ketua atau

(1) Pembayaran Ongkos Naik Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 digunakan untuk keperluan biaya penyelenggaraan urusan haji tahun yang bersangkutan di dalam dan di luar

Model permainan lintasan berhitung yang awalnya memiliki delapan lintasan yang mencakup lima konsep matematika, setelah dilakukan uji coba perorangan, uji coba kelompok

Berdasarkan data Tabel 8, dapat dilihat bahwa dalam kondisi kepercayaan terhadap otoritas pajak yang tinggi dan kekuatan otoritas pajak yang tinggi (High

Pada kriteria utama bobot prioritas tertinggi adalah kriteria Kualitas dengan nilai 0,465, nilai bobot tertinggi sub kriteria kualitas adalah 0,349 pada sub kriteria bentuk

1. Menambah potensi ketersediaan air tawar pada sumur gali / sumur dangkal. Menurunkan temperatur udara sekitar sehingga lebih nyaman bagi ternak. Jebakan air hujan

akuntabilitas pembiayaan, dan penilaian pengaruh pelayanan kesehatan terhadap kualitas kesehatan masyarakat menyebabkan peningkatan tuntutan terhadap penggunaan indikator sebagai

Konsentrasi tegangan; Pada saat beban embankment bekerja pada tanah yang diperbaiki dengan stone column, konsentrasi tegangan yang lebih besar terjadi pada stone