• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Potensi Ekowisata Danau Toba di Pantai Paris Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Potensi Ekowisata Danau Toba di Pantai Paris Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Danau

Danau adalah badan air pedalaman yang tidak memiliki pertukaran langsung dengan laut. Ekosistem danau terdiri dari fisik, kimia dan biologi yang ada di badan air tersebut. Danau terdiri dari air tawar dan air garam (di daerah kering). Danau bersifat dalam maupun dangkal, permanen atau sementara. Pada semua jenis danau mengalami proses ekolodi dan biogeokimia dan danau dikaji dalam ilmu limnologi Danau merupakan habiat yang bagus untuk penelitian dinamika ekosistem: interaksi antara proses biologi, kimia dan proses fisik baik secara kuantitatif maupun kualitatif, perbedaan antar di udara dan di darat. Karena baatas air dan tanah, air dan udara berbeda, ada pengelompokan pada beberapa komponen ekosistem (Hairston dan Fussman, 2002).

Danau dicirikan dengan arus yang sangat lambat (0,001 – 0.01 m/detik) atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal (residence time)air dapat berlangsung lama. Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai arah. Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertical. Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim (Effendi, 2003).

(2)

juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2009).

Ekowisata

Ekowisata merupakan bentuk wisata bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dan memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat yang telah menyebar ke seluruh dunia sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ekowisata di Indonesia belum begitu berkembang, tetapi mengingat potensi yang besar dan kemampuan pemerintah yang terbatas, maka pengembangan ekowisata di Indonesia perlu dilakukan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan (Purwanti, 2010).

Menurut PERMEN DAGRI no 33 tahun 2009, Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

(3)

Pembangunan Wisata Berkelanjutan

Ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ide-ide tersebut selanjutanya diturunkan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi

pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang, oleh sebab itu, pengembangan infrastruktur pariwisata harus memberikan keuntungan jangka panjang bagi pelaku wisata. Ide pembangunan yang berkelanjutan tersebut sejalanan dengan konsep pengelolaan ekowisata yang tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia (Damanik dan Weber 2006).

Menurut Ridwan (2012) diacu Aria (2014), Pengembangan pariwisata dapat menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem. Kerusakan dan masalah ekosistem yang ditimbulkan dapat berupa sedimentasi. Bangunan yang dibuat kadang-kadang menghalangi arus sungai dan drainase serta pencemaran langsung yang disebabkan oleh limbah hotel dan restoran. Masalah lingkungan terbesar bagi bangunan dan fasilitas pariwisata adalah penggunaan energi dan pembuangan limbah. Sampah padat yang dihasilkan dari pembangunan dan konstruksi sarana akomodasi menjadi limbah beracun yang mencemari air, udara dan tanah.

(4)

untuk pariwisata, perkiraan tentang berbagai dampak terhadap lingkungan, hubungan sebab akibat dari berbagai macam tata guna lahan disertai dengan perincian kegiatan untuk masing-masing tata guna, serta pilihan pemanfaatannya (Dahuri dkk., 1996).

Parameter Fisik dan Kimia Perairan a. Kecepatan Arus

Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arur laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja (Barus,2004).

b. Kecerahan

(5)

Penentuan kecerahan air dengan keping Secchi adalah berdasarkan batas pandangan ke dalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping Secchi berupa suatu kepingan yang berwarna hitam-putih, yang dibenamkan ke dalam air. Keping itu berupa suatu piringan yang diameternya sekitar 25 cm. piringa n ini dapat dibuat dari plat logam yang tebalnya sekitar 3 mm pada tengah piringan dibuat satu lubang untuk tempat meletakkan tali dan logam pemberatnya. Tali inilah yang berfungsi sebagai penentu kedalaman (Suin, 2002).

c. Warna dan Bau

Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi di suatu perairan. rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan air, baik yang masih hidup maupun yang mati (Nugroho, 2006).

d. Kedalaman Perairan

Kedalaman perairan berhubungan dengan intensitas cahaya yang masuk kedalam kolom perairan. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom air semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman perairan (Effendi, 2003). e. pH

(6)

hydrogen dalam mol perliter larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion hydrogen akn menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa (Barus, 2004).

f. DO

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup

untuk pernapasan, proses metabolisme ataupertukaran zat yang kemudian

menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.Disamping itu,

oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik

dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari

suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang

hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2005).

g. BOD

Kebutuhan oksigen biologi suatu badan air adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh organisme yang terdapat di dalamnya untuk bernafas selama lima hari. untuk itu maka perlu diukur kadar oksigen terlarut pada saat pengambilan contoh air. selama dalam penyimpanan itu harus tidak ada penambahan oksigen melalui proses fotosintesis, dan selama lima hari itu semua organisme yang berada dalam contoh air itu bernafas menggunakan oksigen yang ada dalam contoh air tersebut (Suin, 2002).

h. Substrat

Substrat dasar perairan merupakan salah satupotensi abiotik yang luar biasa.

Substrat berguna sebagai habitat, tempat mencari makan, dan memijah bagi

sebagian besar organisme akuatik. Selain itu dasar perairan memiliki komposisi

(7)

Berdasarkan ukuran partikelnya, substrat dibedakan atas kerikil/batu (> 2,00

mm), pasir (0,05-2,00 mm), geluh (silt) (0,002-0,05 mm) dan lempung (clay)

(< 0,002 mm) (Ningsih, dkk., 2013).

Indeks Kesesuaian Wisata

Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa setiap kegiatan wisata memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata.

Penentuan daerah wisata pada setiap kawasan mempunyai persyaratan sumberdaya dabn lingkungan yang sesuai dengan obyek wisata yang akan dikembangkan. Setiap jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda. Parameter kesesuaian tersebut disusun kedalam sebuah kelas keseuaian untuk setiap jenis kegiatan wisata. Kelas kesesuaian diperoleh dari perkalian antara bobot dan skor masng-masing parameter. Pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter,sedangkan pemberian skor berdasarkan kualitas setiap parameter (Irawan, dkk., 2014).

(8)

1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sangat diperlukan atau parameter kunci.

2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.

3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau parameter ini tidak penting.

Daya Dukung Kawasan

Daya dukung lingkungan itu merupakan nilai kualitas lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia, dan biologi dalam suatu kesatuan ekosistem. Sebagai dasar penentuan daya dukung lingkungan ini adalah keterkaitannya dengan kelas kesesuaian lahan. Kesesuaian lahan bersifatkualitatif yang dinyatakan dengan sangat sesuai, sesuai, sesuai marjinal dan tidak sesuai sedangkan daya dukung bersifat kuatitatif yang menyatakan ukuran kemampuan lingkungan dalam mendukung kegiatan pemanfaatan di suatu daerah. Oleh karena itu, nilai daya dukung lingkungan merupakan kuantifikasi dari kelas kesesuaian lahan (Prasita, dkk., 2007).

(9)

fungsional ekosistem yang relevan. Analisis daya dukung lingkungan merupakan suatu alat perencanaan pembangunan yang memberikan gambaran hubungan antara penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan. dari semua hal tersebut, analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam menilai tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia yang ada di wilayah yang bersangkutan (Afni, 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada jamur tiram, Dimana sistem mampu untuk menentukan jenis

The experiment proce- dure was done by investigating the sanitation networks as a function of type of pipes, concrete used, and waste concen- tration (as sulfates and hydrogen

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dilakukan uji statistik menggunakan Chi-Square dengan fasilitas Exact- fisher.. Hasil penelitian

elusidasi struktur dengan spektroskopi inframerah, spektroskopi resonansi magnet inti proton, dan spektrometri massa menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah asetil

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) tingkat kepercayaan diri para siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, dan (2) memberikan

Metode yang digunakan dalam zonasi ini adalah metode Aquifer Vulnerability Index (AVI) dengan mengumpulkan data berupa peta geologi regional, peta rencana tata ruang

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keterkaitan antara hasil penelitian di lapangan dengan variabel yang diteliti yaitu pengaruh motivasi dengan nilai

disodium phosphat dihydrat dari batuan phosphat dan dari soda ash untuk. kemudian direaksikan dengan asam seperti : asam sulfat atau