BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keutamaan untuk beribadah dan memakmurkan mesjid banyak dijabarkan
pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36
“Bertasbih kepada Allah di mesjid-mesjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan
dan disebut nama-Nya di dalamnya”. Fenomena di Indonesia umumnya bertolak
belakang dengan perintah Allah untuk memakmurkan mesjid, banyak mesjid-mesjid
yang sepi jamaah dan tidak ada kegiatan di dalamnya. Hasil riset Kementrian Agama
Tahun 2011 yang dipimpin oleh Mentri Agama Surya Darma Ali menyebutkan
bahwa dari 800 mesjid yang ada di Indonesia sekitar 89,9% diantaranya sepi
kegiatan keagamaan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah mesjid menjadi sepi jamaah
diantaranya adalah (Syuhada, 2007):
1. Faktor Manusia (jamaah)
Sifat masyarakat yang pasif terhadap kegiatan mesjid serta mesjid sering
digunakan atau dikunjungi oleh golongan atau pihak tertentu yang kurang
sepaham dengan jamaah.
2. Faktor Ta’mir (kepengurusan)
2
pembangunan, jarang shalat berjamaah di mesjid, sering menyinggung jemaah
atau aib masyarakat lewat khotbah dan pengajian, Imam mesjid bacaannya
banyak yang salah, baik tajwid maupun makharijul huruf menyebabkan
jemaah enggan atau malas memakmurkan mesjid mereka.
3. Faktor Kondisi Fisik Mesjid
Hal ini berkaitan dengan kebersihan, pemeliharaan, dan kenyamanan
beribadah di dalam mesjid. Mesjid perlu untuk dipersiapkan menjadi tempat
yang pantas dan nyaman bagi jamaah agar dapat melaksanakan ibadah
shalatnya dengan khusuk (Hakim, 2012). Salah satu cara agar dapat
melaksanakan shalat yang khusuk adalah dengan menyediakan tempat yang
nyaman secara thermal, tidak bising dan bersih.
Mesjid Ar-Rauddah Medan yang merupakan objek kajian penelitian
menggunakan material atap dari dak beton, dinding kaca, dan tanpa ventilasi.
Penggunaan material tersebut berdasarkan keinginan pemilik (owner) yang
menginginkan konsep bangunan mesjid yang transparan, ringan dan berbeda dari
bangunan mesjid pada umumnya di Kota Medan.
Konservasi energi pada bangunan saat sekarang merupakan hal wajib yang
harus dilaksanakan oleh berbagai pihak-pihak yang terkait. Arsitek sebagai seorang
perencana bangunan merupakan bagian yang paling berperan dalam
mensosialisasikan hal ini. Strategi penghematan energi dapat ditekankan pada
3
mereduksi panas yang berasal dari luar bangunan seperti radiasi matahari dan
konduksi pada selubung bangunan.
Seperti yang dijelaskan oleh Karyono (2001) secara garis besar suatu karya
arsitektur seharusnya memenuhi tiga sasaran utama). Pertama, bahwa bangunan harus
merupakan produk dari suatu kerja seni (work of art). Kedua, bahwa bangunan harus
memberikan kenyamanan (baik fisik maupun psikis) kepada penghuni atau
pemakainya. Ketiga, bangunan perlu hemat terhadap pemakai energi. Bangunan yang
gagal menjadi produk dari work of art akan sulit mendapat tempat di dalam sejarah
arsitektur. Bangunan yang gagal dalam mewadahi berbagai aktifitas penghuni dan
pemakainya akan diganti dengan yang lebih tepat sehingga memenuhi standar
kenyamanan yang dibutuhkan sedangkan bangunan yang gagal dalam pemakaian
energi yang sehemat mungkin akan menjadi mahal secara operasional bangunan
tersebut.
Kenyamanan fisik (Karyono, 2001) terdiri dari: kenyamanan ruang (spatial
comfort), kenyamanan penglihatan (visual comfort), kenyamanan pendengaran
(audial comfort) dan kenyamanan thermal (thermal comfort). Kenyamanan thermal
sangat erat hubungannya dengan penghematan energi.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan penelitian adalah :
1. Bagaimana kinerja kenyamanan thermal di dalam mesjid Ar-Rauddah
4
2. Bagaimana konsep rancangan mesjid Ar-Rauddah yang memenuhi
standar kenyamanan tanpa mengubah konsep arsitektur bangunan?
1.2 Batasan Penelitian
Faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal diantaranya adalah faktor
iklim, metabolisme, dan pakaian yang digunakan. Di dalam penelitian ini difokuskan
pada faktor iklim berupa suhu, kelembaban, angin serta radiasi matahari.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah:
1. Memperbaiki kondisi kenyamanan thermal mesjid Ar-Rauddah kota
Medan.
2. Menghasilkan model rancangan yang memenuhi standar kenyamanan
thermal tanpa mengubah konsep arsitektur.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai acuan untuk
meningkatkan kenyamanan beribadah bagi jamaah mesjid Ar-Rauddah kota Medan.
1.5 Keluaran
Keluaran dari tesis desain ini adalah model rancangan bangunan mesjid
5
1.6 Metodologi
Dalam perancangan, secara umum metode yang digunakan adalah:
1. Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data-data eksisting bangunan.
Adapun variabel data ukur yang diambil antara lain, data iklim berupa
temperatur, kelembaban udara, kecepatan angin, radiasi dan data fisik
bangunan berupa luas bidang dinding, atap dan lingkungan sekitar.
2. Pemodelan
Hasil data pengukuran di lapangan digunakan sebagai bahan untuk
membuat simulasi bangunan eksisting berupa model bangunan pada
program Autodest Ecotect 2011. Selanjutnya dilakukan analisa pada
bangunan yang terkait dengan pengaruh elemen faktor iklim dan elemen
arsitektur mesjid terhadap temperatur efektif (skala kenyamanan thermal).
3. Pengujian
Dari hasil pendekatan/uji dengan simulasi program Autodest Ecotect 2011
di lanjutkan dengan membuat alternatif konsep perencanaan dengan
penggunaan elemen arsitektur yang berbeda, untuk membandingkan
besarnya pengaruh elemen arsitektur terhadap kenyamanan thermal di
dalam bangunan mesjid. Setiap alternatif konsep perencanaan di uji
kembali dengan program Ecotect untuk mendapatkan alternatif konsep
yang paling optimal terhadap kenyamanan thermal ruang dalam mesjid
6
1.7 Kerangka Berfikir
Landasan pemikiran bahwa kenyamanan thermal di dalam mesjid sangat
diperlukan untuk memperoleh kekhusukan dalam beribadah. Untuk memperoleh
kenyamanan thermal bangunan mesjid dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal bangunan. Faktor yang
mempengaruhi secara garis besar dibagi menjadi faktor Iklim dan faktor arsitektural
bangunan. Setelah memahami kedua faktor tersebut maka dilanjutkan dengan
mengumpulkan data eksisting bangunan, berupa data iklim dan eksisting bangunan.
Langkah selanjutnya ialah menganalisa kedua data tersebut dengan menggunakan
variabel-variabel pendukung sehingga hasil analisa tersebut dapat menjadi acuan
untuk menghasilkankonsep perancangan bangunan yang nyaman dari segi thermal
bangunan akan tetapi tidak bertentangan dengan konsep awal arsitek yang
merancangnya. Sehingga pada akhirnya diperoleh bangunan mesjid yang nyaman
secara thermal serta tetap mempertahankan identitas konsep awal Arsitek perencana.
Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka berfikir teisi ini dapat dilihat pada
7 “Mesjid sebagai salah
satu fasilitas umum yang penting bagi masyarakat unutk melaksanakan kegitan ibadah bagi umat islam. Kenyamanan di dalam mesjid diperlukan agar tercipta suasana yang khusuk saat shalat. Dengan adanya kajian kenyamanan thermal di dalam bangunan mesjid diharapkan mesjid-mesjid di kota Medan dapat menjadi tempat yang lebih nyaman untuk
beribadah.”
KAJIAN TEORI KENYAMAN THERMAL
Faktor – faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal. 1. Iklim
2. Elemen Arsitektural Bangunan
KONSEP
Rancangan arsitektural mesjid Ar-Rauddah, sebagai upaya peningkatan tingkat kenyamanan thermal pengguna /jamaah mesjid melalui perbaikan elemen arsitektural.
PENGUJIAN KONSEP
Ilustrasi rancangan massa banguann mesjid Ar-Rauddah Medan dan di uji dengan program Ecotect 2011, untuk mengetahui perubahan tingkat kenyamanan thermal
bangunan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ANALISIS
1. Analisis faktor Iklim (suhu,kelembaban, kecepatan angin dan radiasi)
2. Analisis Elemen Arsitektur
PENGUMPULAN DATA Data eksisting bangunan
Data iklim (suhu, kelembaban, kecepatan angin dan radiasi) di mesjid Ar-Rauddah
8
1.9 Sistematika Penulisan Tesis
Pembahasan penelitiaan ini dibagi menjadi 7 (tujuh) Bab, yaitu:
1. Bab Pertama, membahas tentang latar belakang dan fungsi awal sebuah
bangunan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, lingkup pembahasan,
metode pembahasan, sistematika pembahasan.
2. Bab Kedua, menjelaskan tentang landasan teori yang mendukung
pemecahan permasalahan dan penelitian-penelitian sebelumnya yang
telah ada yang berhubungan dengan permasalahan kenyamanan thermal
bangunan.
3. Bab Ketiga, menjelaskan tentang deskripsi kasus proyek, kerangka
pendekatan dan pemecahan masalah yang ada serta pencabaran tentang
permasalahan yang ditemukan di dalam penelitian yang dikaji.
4. Bab Keempat, berisi tentang uraian yang menjelaskan evaluasi masalah,
analisa dan pembahasan hasil penelitiaan berdasarkan data hasil
pengukuran yang kemudian diolah.
5. Bab Kelima, berisi tentang strategi yang digunakan dalam pemecahan
masalah yang ditemukan pada kasus studi penelitian, altenatif konsep
pemecahan masalah serta evaluasi konsep yang diajukan.
6. Bab Keenam, berisi tentang rancangan skematik bangunan yang
digambarkan dalam bentuk gambar, diagram, tabel serta penerapannya di
lapangan berupa pengujian akhir terhadap kriteria yang direncanakan
9
7. Bab Ketujuh, berisi tentang kesimpulan akhir penelitian dan rekomendasi