• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KENYAMANAN PENGUNJUNG TAMAN JASDAM SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MEDAN TESIS OLEH TENGKU FAHRI REZA /AR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN KENYAMANAN PENGUNJUNG TAMAN JASDAM SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MEDAN TESIS OLEH TENGKU FAHRI REZA /AR"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KENYAMANAN PENGUNJUNG TAMAN JASDAM SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MEDAN

TESIS OLEH

TENGKU FAHRI REZA 167020011/AR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)

KAJIAN KENYAMANAN PENGUNJUNG TAMAN JASDAM SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Teknik Arsitektur Pada Fakultas Teknik Universitas Sumaterta Utara

Oleh

TENGKU FAHRI REZA 167020011/AR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(3)

PERNYATAAN

KAJIAN KENYAMANAN PENGUNJUNG TAMAN JASDAM SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 24 Juli 2020

( Tengku Fahri Reza )

(4)
(5)

Telah Diuji Pada Tanggal : 24 Juli 2020

Panitia Penguji Tesis

Ketua Komisi Penguji : Beny O.Y Marpaung, ST, MT, PhD, IPM Anggota Komisi Penguji : 1. Amy Marisa, ST, M.Sc, PhD

2.Ir. Nurlisa Ginting, M. Sc, PhD, IPM 3. Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, IPM 4. Dr. Imam Faisal Pane, ST, MT

(6)

ABSTRAK

Kawasan ruang terbuka publik/taman telah menjadi kebutuhan penting dalam perkembangan kota tersebut. Kota Medan saat ini telah mengalami pertumbuhan dalam hal jumlah penduduk yang berdampak pada perubahan dalam memanfaatkan lahan di kota Medan, dengan terus bertambahnya pembangunan berbagai fasilitas dan infrastruktur perkotaan. Penurunan kualitas udara pada sebuah kota dapat ditanggulangi dengan pemeliharaan taman-taman kota dengan lebih baik. Faktor kenyamanan merupakan bagian yang dapat menjadi pertimbangan perencanaan atau perancangan taman yang juga sebagai produk arsitektur yang berhubungan dengan segala interaksi manusia dengan lingkungannya, untuk itu perlu dikaji pendapat dari pengguna taman kota sebagai salah satu cara untuk mengetahui kualitas kenyamanan taman kota agar dapat digunakan secara maksimal.

Salah satu taman kota atau ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan masyarakat ialah taman Jasdam I/BB. Taman Jasdam I/BB ini merupakan taman yang berfungsi sebagai ruang terbuka bagi masyarakat yang ada di sekitar Kecamatan Helvetia. Secara umum keberadaan taman ini bertujuan memberikan tempat bagi masyarakat untuk berolahraga dan berinteraksi. Namun kondisi fasilitas serta jumlah sarana dan prasarana yang terdapat pada taman ini dinilai masih kurang mendapat perhatian maksimal, hal lain terkait kebersihan dan perawatan tanaman yang kurang maksimal.

Untuk itu peneliti mencoba menganalisis bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau? Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji kriteria taman kota yang mempengaruhi kenyamanan penguna taman Jasdam yang selanjutnya dapat memberikan masukan dalam peningkatan kualitas taman kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik berdasarkan pandangan para pengguna/pengunjungnya.

Kata kunci : Kenyamanan, Pengunjung, Taman kota

(7)

ABSTRACT

Public open space areas / parks have become an important requirement in the development of the city. The city of Medan is currently experiencing growth in terms of population which has an impact on changes in land use in the city of Medan, with the continued development of various urban facilities and infrastructure. The decrease in air quality in a city can be overcome by better maintenance of city parks.

The comfort factor is a part that can be considered in planning or designing a park which is also an architectural product related to all human interactions with the environment, for this reason it is necessary to study the opinions of city park users as a way to determine the quality of the comfort of a city park so that it can be used optimally. .

One of the city parks or green open spaces that can be utilized by the community is the Jasdam I / BB park. Jasdam I / BB Park is a park that functions as an open space for the people around Helvetia District. In general, the existence of this park aims to provide a place for people to exercise and interact. However, the condition of the facilities and the number of facilities and infrastructure in this park are considered to have not received maximum attention, other things related to the less than optimal cleanliness and maintenance of plants.

For this reason, researchers try to analyze how comfortable visitors are to Jasdam Park as a green open space? As for the purpose of this research is to examine the criteria of city parks that affect the comfort of Jasdam park users which can then provide input in improving the quality of city parks as public green open spaces (RTH) based on the views of users / visitors.

Keywords : Comfort, Visitors, City park

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan, inspirasi, dan ridhaNya selama berlangsung pengerjaan tesis ini.

Tesis ini mengambil judul : “ Kajian Kenyamanan Pengunjung Taman Jasdam Sebagai Ruang Terbuka Hijau Di Kota Medan ” yang disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Teknik dalam Program Teknik Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih penulis tujukan kepada Komisi Pembimbing Ibu Beny O.Y Marpaung, ST, MT, PhD, IPM, dan Ibu Amy Marisa ST, MT, PhD sebagai pembimbing Tesis, atas kesediaannya membimbing, memotivasi, pengarahan, dan waktu beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.

Dengan ini pula, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, PhD, IPM selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara, para dosen pengajar Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan materi pengajaran yang bermanfaat selama proses perkuliahan dan staf pegawai yang telah banyak membantu dalam hal administrasi yang diperlukan.

Ucapan terimakasih yang tulus kepada Ayah dan Ibu tercinta yang sudah memberikan dukungan dan doa yang selalu dipanjatkan demi kelancaran setiap

(9)

proses perkuliahan dan penyelesaian tesis ini. Serta, kepada Istri dan anak yang menjadi motivasi penulis, juga kepada saudara-saudara saya tercinta yang sudah memberikan dukungan dan semangat dalam setiap proses. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh responden atas kesediaan waktu dan tenaganya demi kelancaran tesis ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan kiranya laporan hasil penelitian ini dapat berguna baik masyarakat maupun instansi yang telah memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri, pembaca, dan untuk kita semua.

Medan, 24 Juli 2020 Penulis,

Tengku Fahri Reza NIM : 167020011

(10)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Tengku Fahri Reza Tempat/Tanggal lahir : Medan / 09 Juni 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah Agama : Islam

Alamat : Jl. A R Hakim GG. Belanga No 3 Medan Golongan Darah : A

PENDIDIKAN

SD Taman Harapan Medan (1993 s/d 1999)

SMP Negeri 1 Lubuk Pakam (1999 s/d 2002)

SMK Negeri 1 Lubuk Pakam (2002 s/d 2005)

S1 – Teknik Arsitektur Institut Teknologi Medan (2005 s/d 2010)

PEKERJAAN

Staff Perencanaan Taman Dinas Kebersihan (2010 s/d Sekarang) dan Pertamanan Kota Medan

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Permasalahan ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Batasan Penelitian ... 4

1.6. Kerangka Berpikir ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Kenyamanan ... 6

2.1.1. Faktor Kenyamanan Penguna ... 6

2.2. Taman Kota ... 11

2.2.1. Kebutuhan Taman Kota ... 11

(12)

2.2.2. Estetika Taman Kota ... 14

2.2.3. Aksesbilitas Pada Taman Kota ... 15

2.2.4. Keamanan Pengguna Taman Kota ... 17

2.3. Rangkuman Kajian Teori ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1. Pendekatan Penelitian ... 19

3.2. Metoda Penentuan Objek Penelitian ... 20

3.3. Metoda Penentuan Variable ... 20

3.4. Metoda Pengumpulan Data ... 21

3.5. Metoda Penentuan Sampel Penelitian ... 22

3.6. Metoda Analisa ... 23

BAB IV KAWASAN PENELITIAN ... 26

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

4.1.1. Gambaran Umum Kota Medan ... 26

4.1.2. Lingkup Kecamatan Helvetia ... 27

4.2. Lokasi Penelitian ... 28

4.2.1. Kedudukan Taman Jasdam I/BB ... 28

4.2.2. Kondisi Existing Taman Jasdam I/BB ... 29

4.2.2.1. Besaran Taman Jasdam ... 29

4.2.2.2. Kondisi dan Penataan Taman Jasdam ... 30

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN... 32

5.1. Profil Pengunjung Taman Jasdam ... 32

5.2. Kriteria Taman Kota yang Nyaman Bagi Pengunjung ... 33

5.3. Kenyamanan Taman Kota ... 39

(13)

5.4. Rangkuman Penelitian ... 49

BAB VI KESIMPULAN ... 51

6.1. Kesimpulan ... 51

6.2. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 57

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Hal

1.1 Gambar Kerangka Berfikir ... 5

3.1 Metoda Analisa ... 25

4.1 Lokasi Penelitian ... 28

4.2 Sketsa Besaran Ukuran Taman Jasdam ... 29

4.3 Kondisi Fasilitas dan Penatan Taman ... 30

5.1 Frekuensi Kategori ... 36

5.2 Kondisi Kebersihan Taman ... 41

5.3 Kondisi Unsur Vegetasi Taman Jasdam ... 44

5.4 Kondisi sarana prasarana fasilitas taman Jasdam ... 46

5.5 Terbatasnya Fasilitas Tempat Duduk ... 48

(15)

DAFTAR TABEL

No Hal

2.1 Rangkuman Kajian Teori ... 18

3.1 Variable Penelitian ... 21

3.2 Metoda Pengumpulan Data ... 22

5.1 Jenis Kelamin Narasumber ... 32

5.2 Usia Narasumber ... 32

5.3 Axial Coding Kriteria Taman Yang Nyaman ... 35

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal 1.1 Lampiran Hasil Wawancara Tertulis Pengunjung Taman Jasdam ... 57

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan ruang terbuka publik pada suatu kota telah menjadi kebutuhan penting dalam perkembangan kota tersebut, Kota Medan saat ini telah mengalami pertumbuhan dalam hal jumlah penduduk yang berdampak pada perubahan dalam memanfaatkan lahan di kota Medan, dengan terus bertambahnya pembangunan berbagai fasilitas dan infrastruktur perkotaan. Penurunan kualitas udara pada sebuah kota akan bisa ditanggulangi dengan pemeliharaan taman-taman yang ada dengan lebih baik. Faktor kenyamanan merupakan bagian yang dapat menjadi pertimbangan perencanaan atau perancangan taman yang juga merupakan produk arsitektur yang berhubungan dengan segala interaksi manusia dengan lingkungannya, disamping fungsinya sebagai penyuplai oksigen dan juga sebagai pelengkap kebutuhan ruang terbuka hijau pada suatu kota. Widyastri et al. (2012)

Taman yang juga sebagai ruang terbuka publik harus dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat. Penyedian fasilitas seperti taman merupakan kebijakan pemerintah terkait kepedulian pada lingkungan. Tingkat kesadaran akan pentingnya lingkungan yang asri dan taman sebagai paru-paru kota serta sarana

(18)

rekreasi, diwujudkan dalam sistem kebijakan operasional terkait perancangan taman kota. (Adi, 2008).

Berdasarkan pendapat Wenk (2010), Taman kota seharusnya dapat mengakomodasi 3 (tiga) Fungsi utama yakni : Pertama ialah taman meupakan koridor sistem yang secara alamiah itu berguna bagi lingkungan. Kedua, fungsi taman sebagai ruang terbuka yang dimanfaatkan untuk rekreasi, dan kegiatan umum lainnya.

Ketiga, taman juga memberikan nilai-nilai warisan budaya & sejarah. Kenyamanan merupakan bagian dari respon pengguna yang sangat perlu dikaji, faktor kenyamanan dapat menjadi sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan taman yang terkait dengan interaksi antar manusia dan lingkungan. Karena peran kenyamanan pengguna taman/ruang terbuka sebagai salah satu pembentuk karakter masyarakat perkotaaan, maka perlu ditingkatkan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan taman sebagai sarana untuk berinteraksi dan beraktifitas. (Siregar dan Kusuma, 2015)

Sebagai salah satu taman kota atau ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan masyarakat ialah taman Jasdam I/BB. Taman Jasdam I/BB ini merupakan taman yang berfungsi sebagai ruang terbuka bagi masyarakat yang ada di sekitar Kecamatan Helvetia. Secara umum keberadaan taman ini bertujuan memberikan tempat bagi masyarakat untuk berolahraga dan berinteraksi. Namun kondisi fasilitas serta jumlah sarana dan prasarana yang terdapat pada taman ini dinilai masih kurang mendapat perhatian maksimal, hal lain terkait kebersihan dan

(19)

perawatan tanaman yang kurang maksimal. Kondisi tersebut membuat keberadaan taman ini tidak maksimal dalam perannya sebagai ruang publik yang dapat membentuk karakter masyarakat. Oleh sebab itu penulis menilai penting untuk mengetahui pendapat pengguna taman tentang kenyamanan taman Jasdam ini. Peran serta dan pendapat dari pengguna taman kota merupakan cara untuk mengetahui kualitas kenyamanan taman kota agar dapat dipergunakan secara baik, adanya tanggapan dari penguna taman ini agar peran taman ini lebih berhasil dalam fungsinya sebagai ruang terbuka publik.

Untuk itu peneliti mencoba menganalisis bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau? Adapun yang merupakan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji kriteria taman kota yang mempengaruhi kenyamanan penguna taman Jasdam yang selanjutnya dapat memberikan masukan dalam peningkatan kualitas taman yang juga sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik berdasarkan pandangan para pengguna/pengunjungnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian yang dilakukan, peneliti merumuskan isu permasalahan yang dapat menjadi acuan untuk menemukan kriteria kenyamanan pengunjung pada Taman Jasdam I/BB Gaperta. Rumusan masalah yang ingin dikaji yaitu Bagaimana kenyamanan pengunjung/pengguna Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau di kota Medan?

(20)

1.3 Tujuan penelitian

Berdasar pada latar belakang dan juga permasalahan yang terdapat pada lokasi penelitian maka dapat disimpulkan tujuan dari kajian ini ialah:

Untuk mengkaji kriteria taman kota yang mempengaruhi kenyamanan penguna taman Jasdam yang selanjutnya dapat memberikan masukan dalam peningkatan kualitas taman kota.

1.4 Manfaat penelitian

Secara umum kajian ini diharapkan akan memberikan manfaat dalam 2 aspek yaitu : 1. Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini mempertegas

teori pengaruh persepsi masyarakat untuk keberhasilan suatu ruang terbuka publik yang berperan sebagai taman, kelengkapan sarana prasarana juga menentukan persepsi masyarakat yang mengunakan taman.

2. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengelola taman dalam rangka meningkatkan keberhasilan taman kota sebagai ruang berkumpul dan berinteraksi masyarakat.

1.5 Batasan Penelitian

Pada kajian ini pembahasan penelitian difokuskan pada aspek kenyamanan Taman Jasdam I/BB ditinjau dari pendapat pengunjung atau pengguna taman tersebut.

(21)

1.6 Kerangka Berpikir

Adapun langkah atau alur berpikir yang dilakukan peneliti dalam mengerjakan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Latar Belakang

Ruang terbuka publik pada suatu kota telah menjadi kebutuhan penting dalam perkembangan kota tersebut, pada kota Medan terjadi perubahan fungsi lahan dan ruang terbuka hijau (RTH).

Penurunan kualitas udara pada sebuah kota dapat ditanggulangi dengan pemeliharaan taman-taman kota dengan lebih baik. Faktor kenyamanan merupakan bagian yang dapat menjadi pertimbangan perencanaan atau perancangan taman yang juga sebagai produk arsitektur yang berhubungan dengan segala interaksi manusia dengan lingkungannya. Salah satu taman kota atau ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan masyarakat ialah taman Jasdam.

Taman Jasdam ini merupakan taman yang berfungsi sebagai ruang terbuka bagi masyarakat yang ada di sekitar Kecamatan Helvetia.

Secara umum keberadaan taman ini bertujuan memberikan tempat bagi masyarakat untuk berolahraga dan berinteraksi.

- Kondisi fasilitas serta jumlah sarana dan prasarana yang terdapat pada taman ini kurang mendapat perawatan, hal lain terkait kebersihan dan perawatan tanaman yang kurang maksimal.

- Dampak dari kondisi tersebut membuat keberadaan taman ini tidak maksimal dalam perannya sebagai ruang terbuka publik yang dapat membentuk karakter masyarakat.

- Oleh karena itu penting untuk mengetahui pandangan pengunjung terhadap kenyamanan taman Jasdam ini. Peran serta pengguna taman kota digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui kualitas kenyamanan taman kota,

- untuk itu peneliti mencoba menganalisis bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau?

Adapun hal yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji kriteria taman kota yang mempengaruhi kenyamanan penguna taman Jasdam.

Landasan Teori

1. Menurut Frick (2006) tentang keberadaan sebuah taman agar memenuhi fungsinya yakni tersedianya fasilitas, kondisi dari fasilitas, ketersediaan vegetasi, serta aksesbilitas.

2. Kenyamanan pengguna taman/ruang terbuka hijau sebagai salah satu pembentuk karakter masyarakat perkotaaan, maka perlu ditingkatkan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan taman sebagai sarana untuk berinteraksi dan beraktifitas. (Siregar & Kusuma, 2015)

3. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan pada taman kota yaitu Sirkulasi, iklim termasuk sinar matahari, angin, curah hujan, temperature, aroma, kebisingan, bentuk, serta keamanan. (Hakim, 2003)

Rumusan Masalah

Bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau?

Analisa dan Pembahasan Menganalisa kriteria taman yang nyaman bagi masyarakat yang menggunakannya

Data

Identifikasi dari hasil wawancara tertulis dan observasi Data sekunder

- Teori dan Peraturan

Metode Penelitian - Kualitatif

- Wawancara

Kesimpulan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kenyamanan

2.1.1 Faktor Kenyamanan Pengguna/Pengunjung

Suatu taman kota yang juga sebagai sarana pembentuk karakter masyarakat perkotaan, maka perlu ditingkatkan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan taman sebagai sarana berinteraksi dan beraktifitas. (Siregar, Kusuma, 2015) Menurut Zhang et al. (1996), kenyamanan ialah membangun kualitas diri dan ini bersifat subjektif untuk menentukannya, kenyamanan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan berbagai kondisi, seperti fisik, psikologis dan fisiologis serta hal yang beraksi terhadap lingkungan. Faktor kenyamanan akan dirasakan secara fisik dan non fisik.

Secara fisik dirasakan berdasarkan pada kebutuhan standar, sedangkan faktor yang berkaitan non fisik cenderung berdasarkan kepada pendapat manusia. Kenyamanan fisik terdiri dari (Mangunwijaya,1997) :

1. Kenyamanan ruang, hal ini terkait antropometri tubuh manusia dan gerak tubuh manusia yang disesuaikan dengan ruang gerak. Sebagai contohnya ialah tempat duduk yang memiliki bentuk yang tepat dan juga ukuran

(23)

tempat duduk sesuai dengan standarisasi tubuh manusia. Hal ini untuk memberikan kenyamanan bagai yang menggunakannya.

2. Kenyamanan visual, kualitas harus sesuai dengan fungsinya, serta kuantitas yang memadai.

3. Kenyamanan thermal (suhu) merupakan kondisi dimana manusia tidak terganggu oleh kondisi suhu lingkungan disekitarnya. Nilai suhu yang dimaksud pada rentang temperatur udara 24°-28°C, kelembaban 40-60%

aliran udara 0-0,20 m/detik. Adapun contohnya yaitu terhindarnya dari sinar langsung matahari yang berlebih, maka itu perlu adanya peneduh berupa pepohonan rindang.

4. Kenyamanan audio/suara, maksudnya ialah kebisingan yang berlebih merupakan masalah utama yang mengganggu kenyamanan. Untuk itu sebagai antisipasi mengurangi kebisingan dapat digunakan tanaman dengan pola dan ketebalan yang rapat.

Kenyamanan non fisik lebih cenderung pada perasaan yang dirasakan masing- masing individu (manusia). Dalam kaitan kenyamanan psikis merupakan kondisi dari pikiran yang mengekspresikan tentang tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan. Sehingga usaha dalam pengumpulan data informasi terkait kenyamanan akan melibatkan proses sensasi kenyamanan itu sendiri. Pendapat Giffort (1987)

(24)

dalam Sugini (2004) mengatakan bahwa proses sensasi merupakan bagian awal dari proses adanya persepsi keseluruhan.

Dalam pembahasan tentang kenyamanan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh. Adapun beberapa faktor yang berpengaruh terhadap nyaman atau kenyamanan (Hakim, 2003) :

1. Sirkulasi

Suatu sistem sirkulasi akan berhubungan dengan cara penempatan aktifitas dan penghunjungan tapak merupakan pergerakan dari suatu tempat atau ruang menuju tempat lainnya. Kenyamanan dapat berkurang akibat dari tidak baiknya sirkulasi. Sebaiknya dalam perencanaan terdapat pembagian sirkulasi antar manusia dengan kendaraan.

2. Iklim atau kekuatan alam

 Radiasi pancaran sinar matahari

Pancaran sinar matahari yang berlebih dapat mengurangi rasa nyaman terutama pada daerah tropis, maka diperlukannya vegetasi sebagai peneduh.

 Angin

Arah angin pada suatu daerah perlu diperhatikan dalam pengelolaan tata ruang luar. Pada ruang terbuka yang luas jika

(25)

diperlukan dapat ditempatkan material atau elemen penghalang angin (wind break) untuk mengurangi atau memperlambat kecepatan angin sehingga memberikan suasana yang nyaman.

 Curah hujan

Kejadian alam ini sering menjadi faktor yang membuat tergangunya aktifitas manusia di ruang luar. Untuk itu perlu adanya disediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan (shelter, gazebo).

 Temperatur

Pada daerah tropis, temperatur di siang hari relatif cukup panas.

Apalagi pada ruang terbuka yang memiliki sedikit vegetasi. Untuk mendapatkan iklim mikro yang sejuk perlu ditempatkan pohon peneduh dengan tajuk lebar.

3. Kebisingan

Faktor kebisingan merupakan salah satu yang dapat menggangu rasa nyaman. Untuk itu cara yang dapat dilakukan ialah menanam tanaman denga pola ketebalan yang rapat.

(26)

4. Aroma atau bau-bauan

Hal ini dilakukan pada kawasan yang terdapatnya pembuangan sampah maka bau yang tidak enak akan tercium. Untuk dapat bisa mengatasi hal itu perlu diadakannya relokasi dan ditempatkan pada ruang yang tertutup dari pandangan visual serta dihalangi tanaman semak ataupun dengan peninggian permukaan tanah.

5. Bentuk

Bentuk material atau elemen furnitur disesuaikan dengan proporsi bentuk standar manusia agar memberikan rasa nyaman. Contohnya, bentuk bangku harus mempunyai fungsi yang jelas dan sesuai ukuran.

6. Keamanan

Faktor keamanan menjadi masalah yang penting, karena faktor ini dapat menggangu dan menghambat aktifitas yang dilakukan. Yang dimaksud keamanan tidak hanya mencakup segi kriminalitas tetapi juga termasuk keamanan konstruksi dari material atau elemen taman, tata letak fasilitas, bentuk dan fungsinya.

(27)

7. Kebersihan

Faktor ini merupakan daya tarik dari suatu lokasi, karena suatuyang bersih akan memberikan dampak pada kenyamanan pada suatu tempat. Untuk memenuhi hal tersebut perlu adanya disediakan bak sampah sebagai elemen taman.

8. Keindahan

Keindahan pada sebuah desain dapat dilihat dari bentuk dan ekspresi, dimana keindahan suatu bentuk menyangkut pertimbangan terhadap prinsip terkait aspek keindahan suatu bentuk menyangkut keteraturan, keterpaduan, proporsi dan skala. Dalam hal kenyamanan maka keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk, warna dan komposisi elemen perkerasan.

Pada dasarnya penutupan vegetasi yang rimbun pada kawasan lanskap kota, akan memberikan kesan sejuk dan nyaman. Hal ini dikatakan pada penelitian Meliawati (2003) bahwa karakter yang menonjol dari suatu lanskap dengan estetika tinggi ialaha terdapatnya jumlah vegetasi yang cukup dominan, sehingga terkesan teduh dan nyaman. Pendapat lain di ungkapkan Richards (1980) dalam Rahmadi, (2017) kenyamanan merupakan keadaan seorang yang melibatkan rasa sejahtera subjektif, sebagai reaksi terhadap lingkungan atau situasi.

(28)

2.2. Taman Kota

2.2.1 Fungsi dan kebutuhan taman kota

Dalam pengertiannya sebuah taman kota merupakan lahan terbuka yang memiliki fungsi estetik dan sosial sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota. Menurut pendapat Suharto (1994) dalam penyempurnaan suatu taman sebagai tempat yang mempunyai fasiltas yang baik, tempat tersebut harus mempunyai material atau elemen penunjang yang menciptakan kondisi taman tersebut menjadi tempat yang layak disebut taman. Dimana terdapatnya fasilitas jalur pejalan kaki yang dapat diakses sehingga memungkinkan untuk digunakan pengguna untuk menikmati taman dengan berjalan ataupun berlari, kemudian adanya danau, pepohonan, bunga, maupun aktivitas olahraga.

Penyediaan sarana fasilitas kota seperti taman merupakan salah satu kepedulian pemerintah terkait kelestarian lingkungan. Hal ini sangat berpengaruh kepada masyarakat, Taman/Ruang terbuka sebagai tempat untuk dilakukannya berbagai kegiatan, pemanfaatan ruang terbuka publik yang baik akan memberikan dampak bagi kualitas hidup, contohnya seperti kesehatan psikologis dan fisik, manfaat rekreasi dan pemenuhan kebutuhan akan lingkungan perkotaan yang menyenangkan (Maller et al, 2009 dalam Nasution, dan Zahra, 2014). Sedangkan menurut Djamal (2005), Taman merupakan suatu kawasan atau lahan terbuka yang memiliki luas tertentu dan terdapatnya pepohonan, jenis tanaman perdu-perduan,

(29)

semak dan area padang rumput yang dikombinasikan dengan material lainnya. Taman pada umumnya digunakan untuk bersantai, bermain, olah raga dan kegiatan umum lainnya. Penyediaan untuk kebutuhan akan sarana prasarana taman kota atau ruang terbuka akan memberika efek baik bagi masyarakat sebagai peningkatan kualitas hidup masyarakat kota dan juga dapat mendorong interaksi sosial pada kota tersebut.

Taman kota bisa diklasifikasikan berdasarkan pada kondisi fisiknya dan luasanya, sebuah taman kota merupakan RTH non alami dikarenakan keberadaan taman kota sengaja dibuat/dirancang sesuai kebutuhan dalam perencanaan suatu perkotaan. Dalam perkembangannya peran taman kota tidak dapat dipisahkan dari pola perkembangan kota secara keseluruhan. Menurut Frick (2006) terkait kota ekologis pada daerah iklim tropis dan penghijauan kota, tersedianya taman kota agar memenuhi kebutuhan fungsi dari taman/ruang terbuka ialah :

1. Ketersediaan fasilitas

Fasilitas yang tersedia pada taman digunakan untuk memenuhi fungsi taman yakni sebagai fungsi sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini dilakukan agar kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya para pengguna taman. Adapun yang dimaksud fasilitas taman yakni fasilitas bermain, tempat duduk, panggung terbuka, gazebo, dan warung makan/ kios.

(30)

2. Kondisi fasilitas

Kondisi fasilitas yang dimaksud ialah tingkat terawatnya fasilitas, dan daya tahan elemen fasilitas yang berada di taman. Ini dilakukan untuk memastikan kondisi dari fasilitas agar tetap pada kondisi yang baik. Ini juga merupakan indikator yang berkaitan dengan nilai estetika taman kota.

3. Ketersediaan vegetasi

Tersedianya vegetasi dalam hal ini dikaitkan pada jenis vegetasi, jumlah pohon, kerapatan vegetasi, terawatnya vegetasi, dan keberadaan tanaman peneduh.

4. Aksesbilitas

Untuk faktor aksesbilitas dapat dikaitkan pada dua aspek yaitu aksesbilitas internal yakni dalam kawasan taman kota dan aksesbilitas eksternal aksesibilitas atau diluar kawasan taman. Untuk aksesbilitas pada bagian dalam taman di fokuskan pada sarana prasarana yang ada didalam taman seperti jalan setapak, sanntelban (trek lari) dan pedestrian. Ketiga sarana tersebut diidentifikasi kondisi dan keterawatannya.

Kajian teori yang dapat diinterpretasi peneliti bahwa peranan sarana prasarana taman menjadi faktor penting untuk keberhasilan dari taman tersebut, adanya fasilitas dengan kondisi yang memadai pada taman menjadi daya tarik untuk masyarakat

(31)

menggunakan taman tersebut. Penataan vegetasi yang baik memberikan dampak psikis yang baik pada pengguna secara langsung dimana tampilan visual yang didapat mampu membentuk rasa nyaman. Aksesbilitas yang baik didalam taman memberikan dampak mudahnya mobilisasi pengguna mengunakan setiap sisi dari taman, aksesbilitas dari dan menuju taman menjadi nilai penting walaupun masyarakat tidak melihat itu menjadi faktor utama mereka berkunjung ke taman.

2.2.2 Estetika taman kota

Hal lainya yakni mengenai fungsi estetika, salah satu peranan taman kota yaitu menjadikan wajah suatu kota menjadi lebih indah dan menarik. Menurut pendapat Sunaryo (2004) seluruh sistem kota merupakan bagian yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi masyarakat, hal ini meliputi tempat bermukim, bekerja dan rekreasi. Keberadaan suatu ruang terbuka publik yang baik memiliki arti penting bagi suatu wilayah atau kawasan perkotaan, karena salah satu peran ruang terbuka publik ialah menyelaraskan pola kehidupan masyarakat suatu kota (Kustianingrum, 2013). Pendapat lain disampaikan Marisa (2018), bahwa estetika memiliki peran yang penting untuk memenuhi kebutuhan pengguna terhadap kualitas suatu tempat. Oleh karena itu, estetika taman kota menjadi salah satu indikator dalam menentukan kenyamanan pengguna taman.

Penilaian terhadap suatu kota akan dipengaruhi oleh keadaaan dari lingkungan yang nyaman. Kondisi dari taman kota yang memiliki aneka warna dan konsep

(32)

penataan yang baik dan indah akan memiliki dampak bagi mereka yang berkunjung dan dapat menghilangkan penat. Keberadaan taman yang baik dari segi estetika akan berdapak positif terhadap kawasan sekitarnya. Frances Kuo (2003) Landscape and Human Health Laboratory University of Illinois menyimpulkan bahwa tanpa akses ke rerumputan dan pepohonan, manusia merupakan mahluk yang berbeda. Maksudnya mereka yang tinggal atau bermukim di gedung dan berada dekat kawasan areal hijau akan memiliki rasa kemasyarakatan yang lebih baik dalam mengatasi tekanan dan kesulitan hidup. Pepohonan dan rerumputan hijau akan memberi pengaruh pada kesehatan mental masyarakat kota karena memberikan tempat yang ramah dan nyaman untuk berkumpul, beraktifitas, dan kegiatan rekreasi lainnya.

2.2.3 Aksesbilitas pada taman kota

Menurut Tamin (2000) aksesbilitas ialah konsep yang mengabungkan sistem tata guna lahan dengan sisitem jaringan jalan yang menghubungkannya. Pendapat lain disampaikan Black dalam Tamin (2000) bahwa aksesbilitas merupakan salah satu ukuran kenyamanan ataupun kemudahan untuk mencapai suatu lokasi dalam interaksi dengan tata guna lahan melalui sistem jaringan transportasi.

Frick (2006) menyimpulkan bahwa aksesibilitas ditekankan pada dua aspek yakni aksesbilitas internal/didalam kawasan taman dan aksesbilitas external/diluar kawasan. Aksesbilitas pada dalam kawasan difokuskan pada kondisi sarana prasarana yang ada seperti pedestrian (jalan setapak) dan santleban (trek lari). Sarana tersebut

(33)

diidentifikasi terkait kondisi dan keterawatan. Peran dari aksesibilitas internal agar pengunjun/pengguna taman mudah untuk memasuki taman dan merasa bebas untuk beraktivitas di dalam taman. (Zefanya, 2014)

Project for Public Spaces (2000) menyampaikan beberapa kriteria fisik yang dapat menjamin keberhasilan taman, dalam hal ini terkait Aksesbilitas taman dikatakan bahwa mudahnya pencapaian pada ruang publik merupakan suatu hal yang sangat esensia. Dekatnya posisi sarana aksesbilitas dengan beberapa jalan akan membuat ruang publik ini sering dilewati merupakan salah satu nilai positif untuk keberhasilan dalam perancangan taman terkait aksesbilitas. Kemudahan aksesibilitas ini juga harus memberikan kemudahan bagi pejalan kaki untuk mengakses ruang publik tersebut. Selanjutnya keamanan dari aksesbilitas juga merupakan kebutuhan dasar agar terpenuhinya kenyamanan pengguna dalam mengakses ruang terbuka publik.

2.2.4 Keamanan pengguna taman kota

Taman sebagai ruang terbuka bagi publik dalam penyediaannya harus memperhatikan kebutuhan pengguna yang heterogen. sehingga, ada beberapa kriteria yang digunakan dalam menjaga kualitas taman lingkungan. Zefanya (2014) mengatakan kriteria-kriteria yang dimaksud ialah: (1) keamanan, agar pengguna taman merasa aman ketika beraktivitas di dalam kawasan taman dan dapat mencegah terjadinya tindak kriminalitas pada kawasan taman. (2) keselamatan, yaitu sedapat

(34)

mungkin melindungi pengguna taman dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam kawasan taman lingkungan; (3) kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan pengguna taman lingkungan baik secara jasmani maupun rohani; (4) daya tarik,agar taman lingkungan dapat menjadi tempat interaksi masyarakat; (5) kenyamanan, menyangkut penyediaan berbagai sarana dan prasarana di dalam taman lingkungan yang bertujuan agar pengguna taman merasa nyaman dalam beraktivitas.

2.3 Ruang terbuka publik

2.3.1. Manfaat ruang terbuka publik

Pada kaitan kenyamanan sebuah ruang terbuka publik diperlukan pemahaman tentang bagaimana fungsi dan manfaat ruang terbuka publik untuk masyarakat, pendapat Carr et al (1992) dalam Haryanti (2008) mengatakan bahwa ruang terbuka publik sebagai ruang milik bersama, dimana tempat ini dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan aktifitas fungsional yang baik kehidupan sehari-hari maupun dalam suatu perayaan yang bersifat umum dan terbuka untuk masyarakat lainnya, tempat masyarakat melakukan aktivitas pribadi dan kelompok. Keberadaan ruang terbuka publik akan sangat dirasakan manfaatnya ketika kegiatan atau aktifitas masyarakat sedang berlangsung di kawasan ruang terbuka tersebut. Kegiatan-kegiatan rekreasi, olahraga, pertunjukan dan kegiatan seremonial lain-lain. Dampak dari kegiatan tersebut akan memberikan pemanfaatan ruang terbuka secara maksimal. Untuk waktu yang lebih lama lagi pemanfaatan ruang terbuka publik bisa dimanfaatkan sebagai

(35)

upaya dalam meningkatkan produktifitas masyarakat terkait sosial, ekonomi dan budaya serta bermanfaat untuk pelestarian lingkungan.

2.4 Rangkuman Kajian Teori

Adapun rangkuman dari kajian teori yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Rangkuman Kajian Teori

No Permasalahan Landasan Teori Kajian Teori

1. Bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau?

1. Frick (2006) mengatakan

tentang keberadaan suatu taman kota agar memenuhi kebutuhan yakni ketersediaan fasilitas, kondisi fasilitas, ketersediaan vegetasi, serta aksesbilitas.

2. Kenyamanan pengguna taman/ruang terbuka hijau sebagai salah satu pembentuk karakter masyarakat perkotaaan, maka perlu ditingkatkan

kenyamanan masyarakat dalam menggunakan taman sebagai sarana untuk berinteraksi dan beraktifitas. (Siregar & Kusuma, 2015)

3. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan pada taman kota yaitu Sirkulasi, iklim termasuk sinar matahari, angin, curah hujan, temperature, aroma, kebisingan, bentuk, serta keamanan. (Hakim, 2003)

Banyaknya vegetasi yang tertata dengan baik dapat menjadi

faktor yang

memberikan

kenyamanan bagi pengunjung taman.

Indikator lainnya yakni kebersihan taman, ketersediaan sarana fasilitas dan sirkulasi pada taman tersebut dapat memberikan

kenyamanan untuk pengguna taman.

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam rangka menyelesaikan penelitian tentang pendapat pengunjung terkait kenyamanan taman Jasdam peneliti mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan Grounded Theory (Creswell, 1998). Penelitian kualitatif ini lebih bersifat emik, dimana peneliti mengumpulkan data teks dari hasil wawancara para pengunjung dan diungkapkan berdasar pada pendapat ataupun pandangan peengunjung. Lembar wawancara yang dibagikan berisikan pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended), hal ini bertujuan untuk memperoleh kata-kata kunci yang berkaitan dengan rasa nyaman yang dirasakan oleh pengunjung/pengguna taman Jasdam.

Data yang diperoleh hasil dari wawancara tertulis ini yakni kata-kata kunci yang diungkap pengunjung dihubungkan dengan hasil observasi yang dilakukan penulis, berkenaan dengan permasalahan bagaimana kriteria kenyamanan pengunjung terhadap Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau? Adapun pendekatan deskrifti kualitatif digunakan untuk dapat mendeskripsikan secara rinci dan komprehensif mengenai pendapat pengunjung/pengguna terkait kenyaman taman Jasdam.

(37)

3.2 Metoda Penentuan Objek Penelitian

Adapun beberapa metode yang dilakukan peneliti untuk menentukan lokasi penelitian yakni :

1. Dalam menentukan lokasi penulis melakukan secara sengaja (purposive), dimana pengambilan daerah penelitian ini dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui oleh penulis terkait lokasi penelitian.

2. Lokasi penelitian merupakan fasilitas yang bersifat umum dan dapat dipergunakan secara gratis.

3. Lokasi penelitian berada di area perkantoran dan merupakan asset yang dikuasai secara penuh oleh Negara melalui Kodam I/BB

4. Kawasan atau area penelitian berada pada kawasan yang padat akan hunian atau pemukiman masyarakat.

3.3 Metoda Penentuan Variable

Penentuan variable pada penelitian ini didasarkan pada landasan teori yang sudah di interpretasi, mengacu pada permasalahan bagaimana kriteria kenyamanan pengunjung terhadap Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau? Adapun variable yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 Variable Penelitian berikut ini.

(38)

Tabel 3.1 Variable Penelitian

Permasalahan penelitian Variable Indikator

Bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau?

- Kenyamanan Taman Jasdam

- Kondisi sarana prasarana - Kondisi fasilitas

- Kenyamanan ruang gerak pengguna yang sesuai fungsinya

- Kenyamanan visual

- Kenyamanan Thermal (suhu) - Kenyamanan audio

(kebisingan)

- Kondisi penataan taman - Jumlah vegetasi

Sumber : Olah data Penulis, Mei 2020

3.4 Metoda Pengumpulan Data

Terkait cara atau teknik pengumpulan data yang merupakan langkah strategis dalam penelitian mempertimbangkan tujuan utama penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan accidental sampling. Peneliti menentukan data yang diperlukan berdasarkan variable yang telah di tentukan sebelumnya, metoda pengumpulan data dalam rangka menyelesaikan penelitian tentang bagaimana kriteria kenyamanan pengunjung terhadap Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau? Dapat dilihat pada Tabel 3.2 :

(39)

Tabel 3.2 Metoda Pengumpulan Data

Variable Sub Variable Data yang diperlukan Teknik Pengumpulan Data

- Kenyamanan Taman Jasdam

- Kondisi sarana prasarana

- Kondisi fasilitas

- Kenyamanan pengguna

- Kondisi Penataan Taman

- Vegetasi

- Terkait kondisi sarana prasarana lainnya

- Terkait kondisi fasilitas

- Situasi dan Kondisi taman terkait Kenyamanan ruang gerak (aksesbilitas), Kenyamanan visual, Kenyamanan thermal (suhu),

Kenyamanan audio (kebisingan).

- Kondisi penataan taman

- Jumlah Vegetasi - Jenis Vegetasi

- Melakukan observasi - Wawancara

tertulis

- Melakukan observasi - Wawancara

tertulis

- Melakukan observasi - Wawancara

tertulis

Sumber : Olah data Penulis, Mei 2020

3.5 Metoda penentuan sampel penelitian

Lokasi objek penelitian ini terletak di kawasan atau area perkantoran yang berbatasan dengan kawasan pemukiman yang cukup padat, metoda yang digunakan ialah accidental sampling dimana peneliti menetukan secara kebetulan, yakni mereka

(40)

yang secara kebetulan bertemu di area penelitian dalam hal ini pengunjung yang berada di dalam taman Jasdam. Para pengunjung taman Jasdam dipilih secara acak sebagai narasumber untuk menjawab wawancara yang telah peneliti persiapkan.

Adapun pertanyaan yang diberikan peneliti untuk menjawab permasalahan mengenai kenyamanan pengunjung terhadap taman Jasdam yaitu :

1. Bagaimana kriteria taman yang nyaman menurut anda?

2. Bagaimana pendapat anda terkait kenyamanan taman Jasdam (kondisi/kelengkapan fasilitas atau sarana prasarana taman)?

Jawaban jawaban pengunjung/informan yang bersifat terbuka (open ended) akan dikumpulkan penulis dan mencari kata-kata kunci dari jawaban para pengunjung terkait persepsi mereka tentang kenyamanan sebuah taman, dan kemudian pandangan/persepsi mereka terkait kenyamanan di taman Jasdam.

3.6 Metoda analisa

Untuk pengelolaan data analisis penulis mengunakan dengan metode analisis isi (content analysis), ini dilakukan untuk mengunpulkan semua jawaban dari wawancara tertulis yang terkait dengan kenyamanan pengunjung taman Jasdam.

Penulis melakukan analisis dengan tiga tahapan analisis yakni Open coding, Axial coding, Selective coding.

(41)

Langkah awal yang dilakukan yaitu tahap open coding, tahap ini merupakan tahap peneliti mengidentifikasi kata kunci-kata kunci yang diperoleh dari jawaban wawancara pengunjung, yang berupa data teks yang terkait dengan kriteria taman yang nyaman menurut pengunjung, serta tingkat kenyamanan pengunjung pada taman Jasdam, untuk tahap selajutnya ialah axial coding, tahap ini peneliti mengumpulkan kata kunci-kata kunci yang didapat dari data teks kemudian mengelompokannya kedalam kategori-kategori, kemudian melakukan selective coding, dari tahap ini dapat dianalisis berdasarkan hubungan antar kategori dan perhitungan frekuensi mana yang paling sering disebutkan oleh pengunjung, yang disebut juga analisis frekuensi. Sehingga dapat dilihat apakah frekuensi kategori berkaitan dengan kriteria kenyamanan menurut persepsi pengunjung. Serta dapat menjelaskan persepsi pengguna taman terhadap bagaimanakan kenyamanan pada taman Jasdam. adapun metoda analisa yang dilakukan penulis dapat dilihat pada gambar 3.1 metoda analisa berikut :

(42)

Rumusan permasalahan Bagaimana kriteria kenyamanan pengunjung terhadap Taman Jasdam sebagai ruang terbuka hijau?

Data

Pengelolaan data hasil wawancara tertulis kepada pengunjung taman jasdam, dilakukan dengan metoda content analisys/analisis isi.

Langkah awal melakukan tahap open coding, yakni memilih kata-kata kunci yang disebutkan pengunjung terkait kriteria kenyamanan taman yang berupa data teks.

Tahap selanjutny axial coding, pada tahap ini penulis

mengumpulkan kata-kata kunci dari jawaban yang diungkapkan pengunjung pada lembar wawancara tertulis, kemudian mengelompokkan kedalam kategori yang berkaitan dengan kenyamanan taman seperti Bersih (kebersihan), Unsur vegetasi, dan Sarana prasarana. Pengelompokkan kata kunci didasari oleh persamaan makna dari yang diungkapkan para pengunjung.

Kemudian penulis melakukan tahap selective coding, yakni penulis menganalisis hubungan antar kategori dan

perhitungan frekuensi mana yang paling sering

disebutkan oleh

pengunjung, yang disebut juga analisis frekuensi.

Sehingga dapat dilihat apakah frekuensi kategori berkaitan dengan kriteria kenyamanan menurut pendapat/pandangan pengunjung.

Teori

- Suatu taman yang bersih selain menambah daya tarik juga menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah dan bau yang tidak menyenangkan.

(Hakim, 2003)

- Frick (2006) mengatakan tentang keberadaan taman agar memenuhi tuntutan fungsi yakni Ketersediaan fasilitas, Kondisi fasilitas, Ketersediaan vegetasi, serta Aksesbilitas.

- Karakter yang menonjol dari lanskap dengan kualitas estetika tinggi ialah proporsi vegetasi yang cukup dominan, sehingga terkesan teduh dan nyaman.(Meliawati, 2003)

- Kondisi fasilitas dapat mempengaruhi keindahan taman kota karena fasilitas yang terjaga dengan baik akan tampak menarik dan semakin mewadahi aktivitas pengguna.

(Lynch, 1977)

Kajian Hal pertama dilakukan yakni menganalisa

- Faktor kebersihan pada taman menjadi salah satu poin yang terkait dengan pendapat pengunjung tentang kenyamanan pada taman. Hasil dari wawancara mengungkapkan secara umum bahwa kebersihan menjadi salah satu kriteria terkait nyaman atau tidaknya pengunjung berada di taman. menghubungkan dengan pendapat yang dikatakan Hakim (2003) bahwa sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik juga menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah dan bau yang tidak menyenangkan.

- Kemudian berkaitan dengan pendapat pengunjung tentang kenyamanan pada taman yakni Unsur vegetasi, Penyediaan elemen vegetasi yang rimbun pada suatu kawasan taman kota, memberi kesan yang sejuk dan nyaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Meliawati (2003) bahwa karakter yang menonjol dari lanskap dengan kualitas estetika tinggi ialah proporsi vegetasi yang cukup dominan, sehingga terkesan teduh dan nyaman.

- Adapun kriteria lain yang menjadi kategori yakni Sarana Prasarana Taman fasilitas yang terdapat pada taman juga merupakan aspek kenyamanan dalam hal ini termasuk fasilitas tempat duduk, alat olah raga, dan fasilitas pendukung lain. Selain ketersediaan fasilitas, faktor lain yang mempengaruhi kenyamanan taman kota ialah kondisi fasilitas. Menurut Lynch (1977) kondisi fasilitas dapat mempengaruhi keindahan taman kota karena fasilitas yang terjaga dengan baik akan tampak menarik dan semakin mewadahi aktivitas pengguna.

Kenyamanan yang terpenuhi oleh sebuah taman akan mempengaruhi pendapati dari pengunjung untuk

mengunakan dan beraktifitas pada taman tersebut, karena menurut (Thaif, 2011) Persepsi/pendapat pengunjung akan berpengaruh pada perilaku dan sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung terhadap obyek/tempat yang ada, daya tarik, fasilitas dan pelayanan ruang publik tersebut.

(43)

BAB IV

KAWASAN PENELITIAN

4.1. Tinjauan umum kota Medan

4.1.1. Gambaran umum kota Medan

Kota Medan merupakan Ibu Kota dari Propinsi Sumatera Utara, secara umum kota Medan ialah kota ketiga terbesar di Indonesia dan juga merupakan kota terbesar yang ada di pulau sumatera. Dalam laporan yang ada perkembangan kota Medan mengalami pasang surut. Namun sejak hadirnya industri perkebunan di Sumatera Utara atau tepatnya di kawasan Sumatera Timur, hal ini berdampak pada pertumbuhan kota Medan yang mengalami peningkatan yang cukup drastis. Medan muncul sebagai pusat kegiatan ekonomi, administrasi pemerintahan, kebudayaan dan politik. Sebagai salah satu daerah otonom yang berstatus kota di propinsi Sumatera Utara dengan kedudukan, fungsi dan peranan.

Kota Medan adalah ibukota Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada 3°27’

- 3°47’ LU dan 98°35’ - 98°BT dengan ketinggian 2,5 – 37,5 m di atas permukaan laut. Kota Medan sendiri berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang hampir pada seluruh kawasannya dan Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas 265,10 km². Administrasi pemerintahan Kota

(44)

Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota, pada saat ini Kota Medan terdiri atas 21 Kecamatan dan memiliki 151 kelurahan yang terbagi dalam 2.001 lingkungan.

Dari data BPS Kota Medan (2019) didapatkan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebesar 2.264.145 jiwa, sehingga kepadatan penduduk mencapai 8.541 jiwa/km².

Kota Medan sendiri mempunyai iklim tropis, suhu minimum menurut stasiun BBMKG Wilayah I yaitu 22,40C dan suhu maksimum yaitu 34,50C. Serta menurut Stasiun Sampali hari hujan per bulan adalah 21,50 hari dengan rata-rata curah hujan per bulan 18,75 - 216,33 mm.

4.1.2 Lingkup Kecamatan Helvetia

Kecamatan Medan Helvetia merupakan satu dari 21 (dua puluh satu) kecamatan yang ada di wilayah administratif pemerintah kota Medan, Kecamatan Helvetia yang berada di bagian barat kota Medan ini memiliki luas area 13.16 M2 atau 4.97 % dari luasan kota Medan. Kecamatan Medan Helvetia berbatasan dengan Medan Sunggal di sebelah barat, Medan Barat di timur, Medan Petisah di selatan, dan Medan Marelan di utara. Berdasarkan sejarahnya kecamatan Helvetia merupakan nama latin untuk negara Swiss. Pada tahun 1865 dua pemilik perkebunan asal swiss, adalah Mots dan Breker mereka mendirikan perkebunan tembakau di deli (daerah sekitar Medan kini) bernama Konigsgrätz, yang kemudian namanya diubah menjadi Helvetia. Nama ini hingga kini masih tetap bertahan dan digunakan sebagai nama kecamatan ini. Jumlah penduduk di kecamatan ini mencapai 153.989 Jiwa dengan tingkat kepadatan 11.701 M2 menurut data BPS pada tahun 2018. Kecamatan

(45)

Helvetia ini memiliki 7 Kelurahan yakni Kelurahan Dwikora, Kelurahan Cinta Damai, Kelurahan Sei sikambing, Kelurahan Tanjung Gusta Kelurahan Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah, dan Kelurahan Helvetia Timur. Lokasi penelitian ini berada pada Kelurahan Helvetia Tengah, Tepatnya Pada Jalan Gaperta, yang juga merupakan Komplek Perkantoran dan Perumahan TNI-AD KODAM Bukit Barisan.

4.2. Lokasi Penelitian

4.2.1. Kedudukan Taman Jasdam I/BB

Taman Jasdam berada pada jalan Gaperta, kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Helvetia, Kota Medan. Taman ini berada tepat di dalam Komplek perkantoran dan perumahan TNI-AD Komando Daerah Militer Bukit Barisan, pembuatan dan pengelolaan taman ini di lakukan oleh komando dibawah satuan Jasdam yakni Jasmani Kodam. Selain pengunaan untuk kepentingan prajurit di kesatuan Angkatan Darat taman ini juga dapat digunakan oleh masyarakat umum, namun dengan pembatasan pada lokasi-lokasi tertentu.

(46)

4.2.2. Kondisi Existing Taman Jasdam I/BB 4.2.2.1. Besaran Taman Jasdam

Adapun besaran Taman Jasdam ini dapat dilihat pada gambar 4.2 Sketsa besaran ukuran taman Jasdam, Area Taman Jasdam ini memiliki luasan mencapai ± 29.3311 m2.

Gambar 4.2 Sketsa besaran ukuran taman Jasdam

U

(47)

4.2.2.2. Kondisi dan penataan taman Jasdam

Adapun kondisi existing yang terdapat pada taman Jasdam dapat dilihat pada Gambar 4.3 terkait kondisi fasilitas dan penataan taman Jasdam :

Gambar 4.3 Kondisi fasilitas dan penataan taman Jasdam

(48)

Pada Gambar 4.3 di perlihatkan kondisi dari taman Jasdam, poin a merupakan pintu masuk dari taman Jasdam, selanjutnya poin b merupakan salah satu spot menarik pada taman jasdam, kemudian poin c merupakan lapangan untuk bermain skateboard, poin d ialah salah satu tempat duduk di taman ini yang didisain berbentuk lingkaran, poin e ialah spot panjat tebing yang disediakan pengelola, poin f merupakan salah satu contoh alat olah raga yang ada, poin g merupakan lapangan sepak bola, poin h merupakan lintasan lari altletik, poin i ialah jogging track yang dapat digunakan pengunjung untuk mengelilingi taman Jasdam, dan poin j merupakan tempat duduk untuk pengunjung taman.

Penataan dan kondisi pada taman ini cukup baik secara umum hal ini juga dilatar belakangi oleh peraturan yang ditetapkan oleh pengelola taman Jasdam dalam hal ini satuan Jasdam I/BB. Penatan pohon penghijauan yang ada di taman ini baik, dimulai dari jenis pohon-pohon peneduh yang di tata mengelilingi taman, serta hamparan rumput yang mendominasi area taman Jasdam. Penambahan sarana prasarana seperti tempat duduk dan alat olah raga memang masih kurang pada taman ini. Area bermain anak-anak juga belum memadai jumlahnya.

(49)

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1. Profil Pengunjung Taman Jasdam

Dalam pembagian lembaran wawancara tertulis yang dilakukan kepada pengunjung taman Jasdam, lembaran wawancara tertulis dibagikan kepada 30 orang yang merupakan pengunjung taman Jasdam. Untuk data penunjang pada penelitian ini, peneliti menyajikan komposisi pengunjung taman Jasdam berdasarkan jenis kelamin, dan usia pengunjung.

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Narasumber

Jenis Kelamin Jumlah Narasumber Frekuensi

Laki-Laki 9 Orang 30 %

Perempuan 21 Orang 70 %

Jumlah 30 Orang 100 %

Berdasarkan tabel 5.1 jumlah pengunjung perempuan lebih banyak berpartisipasi dalam memberikan pendapat mereka dalam wawancara tertulis ini.

Tabel 5.2 Usia Narasumber

Usia Narasumber Jumlah Narasumber Frekuensi

15 s/d 25 Tahun 21 Orang 70 %

26 s/d 40 Tahun 9 Orang 30 %

Jumlah 30 Orang 100 %

(50)

Sedangkan untuk usia pengunjung yang berpartisipasi untuk diwawancarai dapat dilihat pada Tabel 5.2 terlihat usia pengunjung taman secara umum pengguna taman yaitu usia dibawah 25 tahun dan taman ini banyak dikunjungi tingkatan pelajar.

5.2. Kriteria Taman Kota Yang Nyaman Bagi Pengunjung

Pada tahap awal dilakukan penulis melakukan tahap identifikasi terhadap kata kunci-kata kunci hasil jawaban tertulis pengunjung, tahapan ini merupakan tahap open coding. Setiap satu pengunjung dapat menyebutkan lebih dari satu kata kunci dari jawaban mereka. Berikut beberapa hasil dari wawancara tertulis yang dilakukan pada pengunjung taman/informan terkait isu permasalahan yakni tentang bagaimana kriteria taman yang nyaman menurut anda?

“Taman yang bersih, Bebas dari pungutan liar, Terdapat tempat duduk, dan Arena bermain anak-anak, juga banyak terdapat bunga- bunga di dalam taman tersebut”. (Wawancara tertulis 2, Pengunjung taman, Raisa Sari, Pr, 25 Tahun, Wiraswasta,11 Februari 2020)

Selajutnya hasil wawancara kepada pengunjung taman yang lain seperti dibawah ini :

“Taman kota yang dapat memberikan rasa tenang (tidak bising), Sejuk dan Hijau, Bersih, Memiliki fasilitas untuk bermain dan

(51)

beristirahat diruang terbukanya". (Wawancara tertulis 4, Pengunjung taman, Subandi, Lk, 28 Tahun, Wiraswasta, 11 Februari 2020)

“Banyak pepohonan biar sejuk, Fasilitas olahraga lengkap, Ada internet gratis, Banyak tempat duduk, Bersih tamannya”.

(Wawancara tertulis 7, Pengunjung taman, Widya, Pr, 19 Tahun, Mahasiswi, 11 Februari 2020)

Berdasarkan data teks dari jawaban pengunjung yang diwawancarai diperoleh kata- kata kunci yang terkait kriteria taman kota yang nyaman dan pendapat pengunjung terkait kenyamanan taman Jasdam, seperti beberapa contoh ini “Taman yang bersih”,

“Ada tempat duduk”, “Banyak pohon”, “alat olah raga”, “Sejuk, banyak bunga- bunga”, “perbanyak tempat sampah”, “ada kamar mandi”, “Bebas dari polusi udara” dan kata-kata kunci dari jawaban pengunjung lainnya.

Setelah semua kata-kata kunci jawaban pengunjung diidentifikasi, tahap selanjutnya axial coding. Yaitu kata-kata kunci tersebut dikelompokan berdasarkan kesamaan makna. Pengelompokan dilakukan untuk menyimpulkan kategori-kategori yang berkaitan dengan kriteria nyaman pada taman. Kriteria taman yang nyaman dapat kita lihat pada tabel 5.3 Axial coding kriteria taman yang nyaman :

(52)

Tabel 5.3 axial coding kriteria taman yang nyaman

No Kategori Kata Kunci

1

2

3

Bersih (Kebersihan)

Sarana Prasaranan Taman

Unsur Vegetasi

Taman yang bersih Tidak ada sampah berserakan

Perbanyak tempat sampah Tidak becek Petugas Kebersihan

Tempat duduk Alat olah raga Kamar mandi Fasilitas Internet/WIFI Mempunyai jalur pejalan kaki

Fasilitas pendukung lengkap Banyak Pohon

Sejuk Banyak bunga Pepohonan rindang Areal rumput hijau

Hasil kata kunci akan dikelompokan menjadi beberapa kategori, dengan melakukan pengelompokan akan dapat dianalisis kategori mana yang frekuensi penyebutannya paling tinggi oleh pengunjung taman yang disebut juga sebagai analisis distribusi.

Frekuensi kategori yang paling tinggi atau mendominasi dijadikan penulis sebagai data untuk menginterpretasi tentang pendapat pengunjung terkait bagaimana kriteria taman yang nyaman, serta bagaimana kaitanya dengan kenyamanan pada taman Jasdam.

(53)

Dari hasil analisis distribusi dapat dilihat kategori yang frekuensinya tinggi disebutkan oleh pengunjung, Bersih merupakan kategori dengan frekuensi tertinggi yang disebutkan oleh pengunjung sebanyak 30 kali, sedangkan kategori unsur vegetasi disebutkan sebanyak 26 kali, dan kategori sarana dan prasarana taman disebutkan sebanyak 24 kali, selain itu terdapat juga kategori yang frekuensi penyebutannya lebih rendah seperti Aman yang disebutkan sebanyak 8 kali, serta Akses mudah disebutkan pengunjung sebanyak 8 kali kemudian kategori Luas yang disebutkan 2 kali, hal ini juga dapat dilihat pada Gambar 5.1

Gambar 5.1 Frekuensi Kategori

Dari gambar 5.1 penulis menginterpretasikan bahwa kriteria taman kota yang nyaman menurut pendapat pengunjung yakni Bersih, kemudian terdapatnya Unsur Vegetasi yang mendominasi sarta ketersediaan Sarana Prasarana seperti fasilitas yang cukup mengakomodir pengguna sarta kondisi fasilitas yang baik dan aman

8

24

2

26

30

8

0 5 10 15 20 25 30 35

Akses Mudah Sarana &

Prasarana Taman

Luas Unsur

Vegetasi

Bersih Aman

(54)

untuk digunakan oleh pengunjung taman. Seperti dikatakan Abdurahman (1999) bahwa pendapat/persepsi merupakan cara mengakui adanya interpretasi individual yang unik terhadap situasi, oleh karena itu bisa terjadi stimulis yang sama ataupun berbeda pada tiap individu, stimulis yang dimaksud ialah pengalaman dan tingkat pengetahuan. Kondisi taman yang bersih atau kebersihan taman dapat mempengaruhi kenyamanan para pengunjung, dalam hal ini penyediaan tempat sampah pada setiap sudut lokasi taman dan pengumuman yang dapat mengedukasi pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya, serta adanya petugas kebersihan yang berjaga.

Kemudian berdasarkan data frekuensi kategori terdapat unsur lain yang mempengaruhi kenyamanan ialah unsur vegetasi dalam hal ini pohon-pohon peneduh yang dominan, serta penataan tanaman yang baik memberikan sensasi kenyamanan terutama kenyamanan visual pada pengunjung.

Selanjutnya kenyamanan sebuah taman juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang terdapat pada taman tersebut, penyediaan fasilitas yang baik dan nyaman akan memberikan dampak positif bagi pengunjung taman, fasilitas-fasilitas pendukung berkondisi baik dan memiliki jumlah yang banyak memiliki nilai lebih untuk memberikan kenyamanan pada pengunjung taman untuk beraktivitas. Pada kaitannya dengan kriteria taman yang nyaman sebagai ruang terbuka publik, dapat penulis jelaskan berdasarkan pada subbab sebelumnya tentang kaitan jenis kelamin dan usia pengunjung terhadap pendapat mereka mengenai kenyamanan. Penulis menyimpulkan berdasarkan pada jawaban-jawaban wawancara tertulis yang

(55)

dilakukan, penulis menemukan bahwa kategori sarana prasarana menjadi kategori yang menjadi tolak ukur pengunjung dalam memilih kriteria taman yang nyaman.

Fasilitas publik yang berada di kawasan Taman/Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan faktor utama masyarakat untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

Kenyamanan fasilitas yang diberikan oleh pengelola serta didukung keamanan fasilitas yang ada di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan membawa masyarakat yang ada lebih menikmati.

Peneliti melihat dari jawaban pengunjung terkait kriteria taman yang nyaman, pengunjung perempuan lebih memberikan pandangan terhadap kategori sarana prasarana taman termasuk fasilitasnya sebagai salah satu kriteria taman yang nyaman, pengunjung perempuan menilai kombinasi perkerasan, tanaman yang ada serta kondisi fasilitas yang baik menjadi poin penting untuk tingkat kenyamanan pada taman. Berikut seperti yang dikatakan salah satu pengunjung.

“Memiliki fasilitas olahraga yang banyak dan terawat, juga banyaknya tempat istirahat, Terdapatnya tanaman dan bunga”.(Wawancara tertulis 1, Pengunjung taman, Debora Hutauruk, Pr, 20 Tahun, Mahasiswi, 11 Februari 2020)

Hal ini sama dengan yang ditemukan pada penelitian Mariski et al (2017) bahwa pengunjung perempuan lebih selektif dalam menilai kondisi fisik terkait sarana prasarana dan fasilitas taman. Hasil pengamatan pada lokasi penelitian

(56)

menemukan bahwa jenis tanaman dan fasilitas yang ada harus mendapat perhatian lagi, hal yang perlu dilakukan ialah dengan penambahan jenis tanaman hias agar memberikan kesan indah, serta perawatan dan penambahan jumlah fasilitas taman.

Secara arsitektural suatu kawasan ruang terbuka hijau dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan, hal ini dapat dilakukan dengan taman-taman kota dan jalur-jalur hijau di jalan-jalan kota. Taman yang aman dan jauh dari tindak kriminalitas merupakan kombinasi ideal yang memberikan nilai kenyamanan bagi pengunjung untuk berinteraksi dengan nyaman.

5.3 Kenyamanan Taman Jasdam

Setelah diperoleh hasil dari data analisis distribusi, tahapan selanjutnya melakukan analisis korespondensi atau disebut juga selective coding, tahap yang berkaitan pada kriteria kenyamanan taman dengan kenyamanan taman Jasdam berdasar pada persepsi pengunjung. Tahapan ini bertujuan untuk dapat mengetahui hubungan kategori-kategori tersebut dengan pendapat atau pandangan yang disampaikan pengunjung terhadap teori terkait kenyamanan taman.

Kategori pertama yang bisa diinterpretasikan ialah terkait kategori Bersih atau kebersihan, faktor kebersihan pada taman menjadi salah satu poin yang terkait dengan perdapat pengunjung tentang kenyamanan pada taman. Terkait masalah kebersihan sangat erat kaitanya dengan pemeliharaan taman. Terkait kebersihan pada taman Jasdam, para pengunjung/informan yang diwawancarai mengungkapkan bahwa

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Latar Belakang
Gambar 4.2 Sketsa besaran ukuran taman Jasdam
Gambar 4.3 Kondisi fasilitas dan penataan taman Jasdam
Gambar 5.1 Frekuensi Kategori
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian ini.

 Saling tukar informasi tentang materi kejadian yang menunjukkan hubungan kausalitas dalam teks eksplanasi dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya

Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja. karyawannya, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan

It is somewhat surprising that P300 amplitude did not moderate or mediate the familial risk effect on early-onset drinking in view of the frequently noted reduction in P300 seen

Adanya tindakan atau perbuatan pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk menghilangkan salah satu prosedur/ mekanisme yang sangat penting dalam melakukan

[r]

[r]

Hasil yang diperoleh dalam pengabdian ini adalah seluruh dewan guru di SMP Budimulia Pakisaji Kepanjen Malang, telah mampu memahami materi tentang pengertian dan