• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

48

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Metode Ekstraksi. Diakses tanggal 29 maret 2015. http://acepqurnadi.wordpress.com/2012/02/28/rangk-farmakognosi-part2/

Ackerman, A.B. (1987). Structure and fungtion of The Skin, Penerjemah: Syarief M. W. Edisi II. Philadelphia: WB Saunder Company. Halaman.1-64.

Anief, M. (2000). Farmasetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Halaman 118-120.

Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit UI Press. Halaman 162, 490, 491, 492.

Arisanty, I.P. (2013). Konsep Dasar Manajemen Perawatan Luka. Jakarta: EGC. Halaman 29.

Asadi SY, Parsaei P, Karimi M, Ezzati S, Zamiri A, Mohammadizadeh F, Rafieian-Kopaei M. (2013)Effect of green tea (Camellia sinensis) extract on healing process of surgical wounds in rat.Int J Surg;11(4):332-7.

Baroroh, D.B. (2011). Konsep Luka. Malang: Basic Nursing Department PSIK FIKES UMM . Halaman. 2.

Boyle, M. (2009). Wound Healing in Midwifery. Abingdon: Radcliffe Publishing Ltd. Halaman 14.

Carter, J.S. (1975). Dispensing For Pharmaceutical Student. Edisi dua belas. London: Pitman Medical. Halaman 184.

Dewi, I.A.L.P., Damriyasa, I.M., dan Dada, I.K.A. (2013). Bioaktivitas Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus) Terhadap Periode Epitelisasi Dalam Proses Penyembuhan Luka Pada Tikus Wistar. Indonesia Medicus Veterinus. 2(1): 71-72.

Djajadisastra, J., Mun’im., dan Dessy, N.P. (2007). Formulasi Gel Topikal dari Ekstrak Nerii Folium dalam Sediaan Antijerawat. Jurnal Farmasi Indonesia. 4(4): 210-216.

Ditjen POM. ( 2008). Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 88-89

Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 300- 306, 321, 325, 333-337.

(2)

49

Ditjen POM. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman. 159, 161-171.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1, 10-11.

Gennaro, R.A. (2000). Remington: The Science and Practice of Pharmacy. Edition 20th. New York:Lippincot Williams & Wilkins. Halaman 1629.

Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. K. Sigla. (2002). Spreading of Semisolid Formulation. USA: Pharmaceutical Technology. Halaman 84-104.

Ida, N., dan Noer, S. F. (2012). Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) Majalah Farmasi Dan Farmakologi. 16 (2): 2,4

Kertadjaja, W. (2002). Pengaruh Air Seduhan Teh Hijau (Camellia sinensis., L) Terhadap Epidermisasi Pada Penyembuhan Luka Kulit Mencit (Mus musculus L) Galur C3H. Universitas Kristen KMBA Wacana.

Meditek.Vol. 10

Lachman, L., Lieberman H.A., dan Kanig J.L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit UI Press. Halaman 1092, 1122.

Meyvis, T.K.L., S.C Dsmetd and J. Demeester. (2000). Influence of the Degradation Mechanism of Hydrogels on Their Elastic and Swelling Properties during Degradation. ACS Publications

Qin Y, Wang HW, Karuppanapandian T, Kim W.(2010) Chitosan green tea polyphenol complex as a released control compound for wound healing.Chin J Traumatol;13(2):91- 5.

Rawlins, E.A. (2003). Bentleys of Pharmaceutics, Edition 18. London: Baillierre Tindall. Halaman 22, 35.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C. (2009). Handbook of Pharmaucetical Excipiens.Pharmaceutical Press, American pharmaceutical Association. 5rd edition. Halaman 346, 466 dan 624.

Rukmana, H. R dan Herdi Y. (2015). Untung Selangit Dari Agribisnis Teh.Yogyakarta. Lily Publisher

Suryono. (2013). Potensi Teh Hijau Dalam Menyembuhkan Luka : Sistematik review. Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah 2013.

Tranggono, R.L., dan Latifah, F (2007). Buku Pengangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama . Halaman 19

(3)

50

Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Halaman 170, 343, 436

World Health Organization. (1992). Quality Control Methods For Medical Plant Materils. Journal of WHO. 92(4): 25-28.

Yuliani, N.S. (2012). Efek Ekstrak Etanol Daun (Chromolaena Odorata) Terhadap Kesembuhan Luka Insisi pada Tikus Sprague Dawley.[Tesis]. Yogyakarta: Program Studi Sain Veteriner, Universitas Gadjah Mada.

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kembang sepatu dalam sediaan gel terhadap proses penyebuhan luka pada tikus putih galur wistar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran gel ekstrak daun pandan wangi dalam proses penyembuhan luka pasca gingivektomi pada tikus wistar melalui pengamatan jumlah

mempercepat waktu penyembuhan luka sayat pada mukosa rongga mulut tikus.

IV.. Hasil uji aktivitas gel ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis , L.) terhadap pertumbuhan rambut tikus setelah 14 hari

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan ekstrak segar daun beluntas mempunyai aktivitas dalam proses penyembuhan luka sayat pada

Uji aktivitas penyembuhan luka ekstrak etanol daun binahong ( Anredera scandens (L.) Moq.) dilakukan pada tikus jantan galur Wistar yang diberikan luka eksisi..

Media Sains – September 2019 Krim Ekstrak Daun Binahong Anredera condifolia ten steenis Mempercepat Penyembuhan Luka Insisi Tikus Wistar Jantan Extract Cream Of Binahong Leaves

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia catappa L DALAM SEDIAAN SALEP SEBAGAI PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS Rattus norvegicus SKRIPSI Oleh : MUHAMMAD HAFIZ