• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hiperurisemia di dapat hasil dari peningkatan produksi atau penurunan

ekskresi asam urat atau kombinasi dari dua proses. Mempertahankan predisposisi

hiperurisemia beberapa individu dapat mengembangkan manifestasi klinik

termasuk artritis gout, urolitiasis, dan ginjal disfungsi. Hiperurisemia didefnisikan

sebagai plasma (atau serum) konsentrasi urat > 6,8 mg/dL. Risiko arthritis atau

urolitiasis gout meningkat dengan kadar asam urat tinggi dan meningkat dalam

proporsi tingkat elevasi. Hiperurisemia hadir dalam antara 2,0% dan 13,2% dari

orang dewasa rawat jalan dan bahkan lebih sering pada individu dirawat di rumah

sakit (Harisson’s, 2010). Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi

peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Berdasarkan studi epidemiologi

selama ini, patokan kadar asam urat normal adalah < 7 mg/dL pada laki-laki dan <

6 mg/dL pada perempuan (Putra, 2009). Hiperurisemia dapat menyebabkan

gangguan pada ginjal yaitu berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut, dan kronis

akibat asam urat (Wortmann, 2005).

Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan

Zaman Mesir Kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukan batu pada

kandung kemih seorang mumi (Purnomo, 2011). Penyakit batu saluran kemih atau

urolistiasis adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi

yang terdapat dalam air kemih yang kadarnya berlebihan atau adanya faktor lain

yang menyebabkan peningkakan daya larut substansi. Nefrolitiasis merupakan

suatu penyakit dengan gejala ditemukannya satu atau beberapa massa keras

seperti batu yang terdapat di dalam tubuli ginjal, infundibulum, pelvis ginjal, serta

seluruh kaliks ginjal (Ridwan et al, 2014).

Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan penyebab terbanyak kelainan di

saluran kemih. Di negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, batu

saluran kemih banyak dijumpai pada batu saluran kemih bagian atas, sedangkan

(2)

bawah. Menurut Sukahatya dan Muhammad Ali (1975) dalam Mohammad

Sja’bani (2009) melaporkan dari 96 batu saluran kemih ditemukan dengan

kandungan asam urat tinggi, bentuk murni sekitar 24 (25%) dan campuran

bersama kalsium oksalat/kalsium fosfat sebesar 76 (79%), sedangkan batu

kalsium oksalat/kalsium fosfat sebesar 71 (73%) (Sja’bani, 2009).

Di Amerika Serikat 5-10 % penduduknya menderita penyakit ini,

sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12 % penduduk yang menderita

batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang

urologi di samping penyakit infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat

benigna (Purnomo, 2011).

Prevalensi penderita batu ginjal berdasar wawancara terdiagnosis dokter di

Indonesia sebesar 0,6 persen. Prevalensi tertinggi di DI Yogyakarta (1,2%),

diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah

masing-masing sebesar 0,8 persen. Sumatera utara sendiri memiliki prevalensi penyakit

batu ginjal sebesar 0,3 persen (RISKESDA, 2013).

Prevalensi penyakit batu ginjal berdasarkan wawancara meningkat seiring

dengan bertambahnya usia, tertinggi pada kelompok usia 55-64 tahun (1,3%),

menurun sedikit pada kelompok usia 65-74 tahun (1,2%) dan usia ≥75 tahun

(1,1%). Prevalensi lebih tinggi pada laki-laki (0,8%) dibanding perempuan

(0,4%). Prevalensi tertinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan tidak tamat SD

(0,8%) serta masyarakat wiraswasta (0,8%) dan status ekonomi hampir sama

mulai 96 kuintil indeks kepemilikan menengah bawah sampai menengah atas

(0,6%). Prevalensi di perdesaan sama tinggi dengan perkotaan (0,6%)

(RISKESDA, 2013).

Keluhan-keluhan yang disampaikan pasien berupa rasa sakit di daerah

pinggang, keluhan ini timbul mendadak atau jika batu terdapat pada daerah distal

ureter akan dirasakan nyeri pada saat usaha membuang urin. Kadang

keluhan-keluhan ini diikuti olah adanya demam akibat adanya urosepsis dan hal ini

merupakan kedaruratan urologi (Carter, 2011).

Terbentuknya batu saluran kemih diduga akibat adanya hubungannya

(3)

gangguan metabolisme, gannguan pada faktor diet dan adanya beberapa penyebab

yang belum diketahui penyebab pastinya (idiopatik) (Purnomo, 2011).

Gangguan metebolisme merupakan salah satu penyebab terjadinya batu

saluran kemih. Salah satunya adalah asam urat yang merupakan sisa metabolisme

dari purin (Harisson’s, 2010).

Asam urat lebih mudah larut dalam urin dibanding dalam air, karena

adanya urea, protein dan mukopolisakarida. Kelarutannya sangat dipengaruhi oleh

pH urin. Pada pH 5,0 urin menjadi jenuh dengan asam urat pada konsentrasi antara 360 sampai 900 μmol/L. Pada pH 7,0 saturasi mencapai 9480 dan 12000 μmol/L (Harison, 2010). Hal inilah yang dapat menyebabkan penumpukan yang memacu proses kristalisasi. Kristal-kristal yang terbentuk inilah yang dapat

menyebabkan batu ginjal dan batu di saluran kemih (Harisson’s, 2010). Asam urat

tidak hanya berperan dalam pembentukan kasus batu ginjal asam urat tetapi juga

berperan dalam pembentukan jenis batu ginjal lainnya, dimana pada beberapa

pasien non gouty arthritis yang hyperuricemia didapatkan batu ginjal jenis

kalsiaum oksalat atau batu kalsium fosfat (Wortmann, 2005).

Oleh karena hal-hal yang dipaparkan di atas, adanya faktor risiko

gangguan kadar asam urat yang dapat menyebabkan terjadinya batu saluran

kemih, peneliti ingin melakukan pengamatan mengenai hubungan peningkatan

kadar asam urat (hiperurisemia) dengan batu ginjal (nefrolitiasis) di RSUP H.

Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan Masala

Berdasarkan pendahuluan yang telah dipaparkan di atas penulis ingin

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara peningkatan kadar asam urat dengan kejadian

(4)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya hubungan

antara peningkatan kadar asam urat (hiperurisemia) dengan kejadian batu ginjal

(nefrolitiasis).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi pasien dengan peningkatan kadar asam urat

(hiperurisemia) yang disertai dengan batu ginjal (nefrolitiasis) di RSUP H.

Adam Malik.

2. Mengetahui penyakit-penyakit yang terjadi pada pasien dengan peningkatan

kadar asam urat di RSUP H. Adam Malik.

3. Mengetahui distribusi frekuensi jenis kelamin pada pasien dengan batu ginjal

(nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik.

4. Mengetahui distribusi frekuensi usia pada pasien dengan batu ginjal

(nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Klinik

Manfaat klinik yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai acuan bahwa peningkatan kadar asam urat (hiperurisemia)

merupakan faktor risiko terjadinya batu ginjal (nefrolitiasis).

2. Sebagai acuan untuk melakukan pencegahan terbentuknya batu ginjal

(nefrolitiasis).

3. Sebagai masukan kepada dokter dan petugas kesehatan kedepannya tentang

pentingnya pemeriksaan kadar asam urat (hiperurisemia) pada pasien

(5)

1.4.2 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data untuk

penelitian berikutnya, serta dijadikan sebagai pendorong bagi pihak yang

Referensi

Dokumen terkait

Dari secara keseluruhan mulai dari strategi perusahaan, strategi pemasaran, hingga pada strategi promosi, konsistensi Air Asia jelas terlihat dalam menampilkan

Peralatan yang digunakan antara lain timbangan kapasitas 5 kg dengan merk Electronic Kitchen Scale untuk menimbang bahan pakan, 20 unit kandang baterai dengan

Setiap orang atau instansi pasti menginginkan suatu keamanan data yang sangat kuat agar suatu informasi yang dianggap sangat rahasia dapat terjamin kerahasiaanya,maka dengan

Desain penelitian explanatory dengan jenis penelitian deskriptif dan kausal di mana peneliti ingin melakukan pengujian terhadap hipotesis- hipotesis dan menguji

Memfasilitasi manajemen Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah yang transparan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan

Then, let us assume that co-ordinate vector { X } of all the points of the cloud is associated with a final cloud position, when the source cloud is fit to the target surface and

Kepala Bidang berada dibawah kendali dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan program

Untuk mengetahui sistem akuntansi penerimaan kas pada lembaga pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan standar sistem akuntansi yang telah ditetapkan maka penulis