• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAITAN KONDISI GEOGRAFIS DAN PENDUDUK IN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAITAN KONDISI GEOGRAFIS DAN PENDUDUK IN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KAITAN KONDISI GEOGRAFIS

DAN PENDUDUK INDONESIA

1. Dataran Tinggi

A. Keadaan kondisi alam

Dataran tinggi merupakan daerah dataran yang memilki ketinggian diatas 200 mdpl

(diatas permukaan laut). Hal ini menyebabkan lokasi dataran tinggi atau yang juga

dikenal dengan nama plateu merupakan lokasi yang berdekatan dengan daerah gunung.

Dataran tinggi lokasi sekitarnya mirip seperti pegunungan dan juga perbukitan.

Lokasi yang tinggi menyebabkan dataran tinggi juga banyak berada di dekat hulu

sungai, sumber mata air pegunungan, dan juga banyak terdapat air terjun.

Dilihat dari iklim dan cuacanya dataran tinggi merupakan lokasi yang memiliki

kelembaban udara dan juga kelembaban tanah yang tinggi, suhu udara yang cenderung

sejuk, namun memiliki curah hujan yang relative rendah. Meski demikian, lokasi

dataran tinggi merupakan lokasi yang pas untuk lahan pertanian dan juga perkebunan,

karena memilki kualitas unsur hara di dalam tanah yang baik.

Dari segi kontur tanah dan permukaan tanahnya dataran tinggi kebanyakan memiliki

kontur dan juga permukaan tanah yang tidak merata. Hal ini memuat lokasi perkotaan

yang berada pada dataran tinggi memiliki banyak tanjakan dan turunan, serta

membutuhkan biaya lebih untuk perataan tanah ketika akan dibangun suatu perumahan

(2)

B. Kehidupan Penduduk

- Mata Pencaharian

Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini,

berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi

lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka

beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah

pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian

penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.

- Pola Pemukiman

Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah gunung api dan

daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau daerah gunung api

penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang

tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan pada daerah kapur

pemukiman penduduk akan tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi air yang

baik. Mata pencaharian penduduk pada pola pemukiman ini sebagian besar dalam

(3)

- Karakteristik Penduduk

Ciri-ciri masyarakatnya akan mengkondisikan iklim di dataran tinggi dan juga

pegunungan pada umumnya ukuran sedang atau dingin. Hal ini biasanya dilakukan oleh

masyarakat di pegunungan akan melakukan kegiatan ekonomi seperti :

Pertanian dan perkebunan, terutama untuk bercocok tanam padi, sayuran, kopi, teh,

buah-buahan, serta berbagai jenis bunga dan tanaman hias lainnya

Peternakan tujuan wisata, karena pada umumnya didaerah dataran tinggi dan daerah

pegunungan memiliki pemandangan alam yang indah dan asri, seperti air terjun,

danau dan juga agrowisata. Maka ini sangat cocok di lakukan oleh masyarakat di

daerah pegunungan dan secara umum di indonesia masyarakat di daerah pegunungan

ada yang melakukan kegiatan peternakan.

Pada bagian lereng-lereng pegunungan biasanya masyarakat yang tinggal di daerah

tersebut akan memanfaatkan area yang terbatas tersebut sebagai area hutan lindung

yang fungsinya telah dikembangakan lebih lanjut menjadi hutan produksi ataupun

hutan wisata

- Bentuk Rumah Penduduk

Rumah di dataran tinggi biasanya pendek-pendek, rapat, dan berventilasi kecil dan

dibuat tertutup agar hangat. Umumnya rumah mereka mengelompok pada daerah yang

agak datar. Rumah yang berkelompok ini membentuk ikatan kekeluargaan yang erat,

rukun, dan damai.

2. Pegunungan (Plato)

A. Keadaan kondisi alam

Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung yang tinggi dibandingkan

(4)

Daerah pegunungan bisa berupa pegunungan berapi yang masih aktif, pegunungan

ataupun pegunungan kapur. Untuk daerah pegunungan, secara umum masyarakatnya

adalah petani, yang tentu saja pola pertaniannya berbeda-beda sesuai dengan kondisi

pegunungan tersebut.Petani biasanya menanam palawija, sayur-mayur dan bunga.

selain itu, ada juga petani yang bertanam berupa perkebunan, misalnya teh, kopi,

cengkeh, pala dan buah-buahan. Karena terdapat perkebunan besar, banyak penduduk

yang bekerja sebagai buruh perkebunan. Misalnya buruh di perkebunan teh, kopi dan

cengkeh .Selain itu banyak juga lapangan pekerjaan yang muncul sesuai

perkembangan zaman, misal di pegunungan berapi potensi pasirnya sangat berlimpah

dan itu akan menjadi lahan pekerjaan bagi masyarakat wilayah itu yaitu sebagai

penambang pasir.

Daerah pegunungan mempunyai iklim yang cukup dingin. Kondisi demikian cocok

untuk memelihara ternak. misalnya sapi perah, kambing, kelinci, ayam pedaging dan

ayam petelur.

Untuk pola permukiman penduduk sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan

tingkat kesuburan tanah. Pola pemukiman penduduk di daerah pegunungan biasanya

menyebar mengikuti lereng dan mengelompok pada daerah yang mempunyai lahan

subur dan relatif datar.

B. Kehidupan Penduduk

- Mata Pencaharian

Penduduk daerah pegunungan plato mayoritas mempunyai mata pencaharian sebagai

petani dan pedagang hasil pertanian. Misalnya di daerah Dieng. Sepanjang perjalanan

dari Wonosobo menuju Dieng dan di wilayah Dieng sendiri, terbentang luas di

lereng-lereng mengikuti kontur bukit dan pegunungan kebun sayur mayur seperti kentang,

(5)

tanaman pepaya lokal yang disebut Carica. Buah Carica sendiri menjadi oleh-oleh

khas dari dataran tinggi Dieng setelah diolah menjadi manisan Carica.

- Pola Pemukiman

Pola pemukiman di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar,

dan terkadang daerahnya terisolir umumnya mengelompok membentuk unit-unit yang

kecil dan menyebar. Di daerah pegunungan pola pemukiman memusat mengitari mata

air dan tanah yang subur. Sedangkan daerah pertambangan di pedalaman pemukiman

memusat mendekati lokasi pertambangan. Penduduk yang tinggal di pemukiman

terpusat biasanya masih memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan dalam

pekerjaan. Pola pemukiman ini sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi

antarkeluarga atau antarteman bekerja.

- Karakteristik Penduduk

Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas

untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih

dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dikembangkan biasanya adalah sayuran dan

buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam

beberapa jenis kayu untuk dijual.

Aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas, hanya pada bagian tertentu saja

yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah

yang dekat dengan sumber air, terutama di lereng bawah atau di kaki gunung. Selain

pertanian, aktvitas penduduk daerah pegunungan lainnya yang berkembang adalah

pariwisata.

- Bentuk Rumah Penduduk

Ciri ciri bentuk rumah di daerah pegunungan antara lain :

- besar

(6)

- minim ventilasi

ciri ini dimaksudkan agar suasana rumah tetap hangat atau tidak dingin

dan juga bisa bertahan di kerasnya daerah pegunungan

3. Dataran Rendah

A. Keadaan kondisi alam

Dataran rendah merupakan daerah datar yang memiliki ketinggian hampir sama, yaitu

0-200 m di atas permukaan laut. Dataran rendah di Indonesia kebanyakan berupa

dataran rendah alluvial, yaitu dataran rendah yang terbentuk akibat pengendapan hasil

proses sedimentasi sungai. Oleh karena itu, umumnya daearah dataran rendah

dijadikan sebagai tempat permukiman penduduk, mendirikan pabrik, membangun

gedung, dan membangun jalan raya.

Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan

kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat beragam. Daerah dataran rendah

cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, kegiatan, industri, dan

sentra-sentra bisnis.

Lokasi yang datar, menyebabkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas

mungkin. Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan saran transportasi

ini telah mendorong daerah dataran rendah menjadi pusat ekonomi penduduk.

Kemudahan transportasi dan banyaknya pusat-pusat kegiatan di daerah dataran rendah

menarik penduduk untuk menetap disana. Oleh karena, itu penduduknya semakin

bertambah dan kebutuhan tempat tinggal serta tempat usaha juga meningkat.

Lahan-lahan seperti sawah dan hutan sebagai penyangga keseimbangan alam semakin

berkurang digantikan oleh tumbuhnya bangunan bertingkat. Hal ini banyak

menimbulkan permasalahan, seperti daerah resapan air berkurang yang

mengakibatkan banjir pada saat musim hujan dan kekeringan pada saat musim

(7)

B. Kehidupan Penduduk

- Mata Pencaharian

Daerah rendah yang landai merupakan lahan yang baik untuk pembudidayaan

pertanian, perkebunan, palawija, dan lain-lain. Kondisi yang demikian makin

mendukung karena iklim Indonesia yang tropis menyebabkan lamanya penyinaran

sinar matahari terhadap bumi banyak menyebabkan turunnya curah hujan dan

banyaknya proses pelapukan, baik yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan maupun yang

terjadi pada bebatuan. Hal ini memungkinkan suburnya tanah yang ada di wilayah

Indonesia. Selain dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau palawija, dataran

rendah yang landai juga menyimpan potensi yang lain, misalnya terdapat

sungai-sungai dan danau yang airnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kehidupan.

- Pola Pemukiman

Pola pemukiman di dataran rendah biasanya memiliki pola linear (memanjang) karena

mengikuti jalan, sungai, rel kereta api

- Karakteristik Penduduk

a. Topografinya yang relatif datar membuat kawasan ini layak untuk semua bentuk

penggunaan lahan, baik itu untuk pertanian, permukiman, industri, ataupun

(8)

b. Sebagai lahan pertanian, daerah dataran rendah pada umumnya subur karena

proses sedimentasi. Jenis tanaman yang cocok, antara lain, padi, palawija,

kacang-kacangan, dan buah-buahan.

c. Sebagai lokasi permukiman, daerah ini dapat cepat mengalami perkembangan

ke segala arah.

d. Dari segi pembangunan sarana dan prasarana sosial, daerah dataran rendah

lebih mudah diusahakan. Hal ini dikarenakan reliefnya datar sehingga sedikit

ditemui barier alam serta kondisi tanah yang cukup stabil.

e. Sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dataran rendah juga

sangat cocok digunakan sebagai kawasan industri.

- Bentuk Rumah Penduduk

Rumah-rumah di dataran rendah biasanya dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat

dari genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas

4. Daerah Pantai

A. Keadaan kondisi alam

Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah

pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang

garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial

suatu negara.

Menurut koreksi PBB tahun 2008, Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang

keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia. Panjang garis

pantai Indonesia tercatat sebesar 95.181 km.

Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi

air laut pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu

pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya

(9)

Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan dalam mengamankan garis pantai

seperti pemecah gelombang dan pengembangan vegetasi di pantai.

Untuk mengatasi abrasi/penggerusan garis pantai dari gelombang/ombak dapat

digunakan pemecah gelombang yang berfungsi untuk memantulkan kembali energi

gelombang. Berbagai cara yang ditempuh untuk memecahkan gelombang di antaranya

dengan menggunakan tumpukan tetrapod yang terbuat dari beton pada jarak tertentu

dari garis pantai.

Hutan bakau dapat membantu mengatasi gelombang serta sekaligus bermanfaat untuk

kehidupan binatang serta tempat berkembang biak ikan-ikan tertentu. Hutan bakau

disebagian besar pantai Utara sudah hilang karena ulah manusia, yang pada gilirannya

akan menggerus pantai.

Terumbu karang juga merupakan pemecah gelombang alami, sehingga sangat perlu

untuk dilestarikan dan dikembangkan dalam mempertahankan garis pantai.

B. Kehidupan Penduduk

- Mata Pencaharian

Penduduk memilih mata pencaharian mereka sesuai dengan ketersediaan yang

terkandung di alam. Sebagian besar penduduk memilih bekerja sebagai nelayan

dibandingkan bercocok tanam. Hal ini disebabkan kondisi tanah yang kurang baik

untuk dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Daerah pantai juga merupakan tempat

wisata yang menarik, sehingga sebagian penduduk bekerja sebagai penjual jasa.

Disamping itu, daerah pantai juga dapat dijadikan sebagai tempat budidaya tanaman,

meskipun penggunaannya hanya sebagai mata pencaharian sampingan. Beberapa jenis

tanaman yang cocok di daerah pantai diantaranya adalah kelapa, semangka, melon dan

buah naga.

Aktivitas lain dari penduduk di daerah pantai adalah perikanan air payau.

Perikanan ini diusahakan dalam bentuk kolam luas yang disebut tambak. Ikan yang

banyak dibudidayakan pada tambak adalahh ikan yang bernilai tinggi, seperti bawal,

(10)

- Pola Pemukiman

Sebagian besar penduduk di daerah pantai bermata pencaharian sebagai nelayan,

maka pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear) mengikuti

garis pantai. Pola pemukiman linear memudahkan para nelayan untuk pergi melaut.

- Karakteristik Penduduk

Suhu udara di daerah pantai terasa sangat panas. Suhu rata di daerah pantai pada siang hari bisa lebih dari 27°C. Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan penduduk daerah pantai berwarna kulit agak gelap. Selain itu, jika berbicara

penduduk pantai agak keras, karena harus beradu dengan suara gemuruh ombak

yang tak kunjung henti.

- Bentuk Rumah Penduduk

Rumah-rumah di daerah pantai memiliki atap rumah yang lebih tinggi daripada

rumah-rumah di daerah pedalaman. Hal ini disebabkan karena daerah pantai

cenderung memiliki suhu tinggi di kala siang hari sehingga atap yang rendah bisa

membuat rumah menjadi panas dan tidak nyaman. Selain untuk menghindari suhu

ruangan yang terlalu panas, rumah dengan atap tinggi juga bisa mencegah suhu di

rumah menjadi terlampau dingin ketika malam hari karena lebih banyak mengandung

udara daripada rumah yang beratap rendah dan suhu bisa dipertahankan lebih baik di

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian sistem proteksi power supply dengan metode single voltage regulator with time delay protection and alarm diperlihatkan pada Gambar 7. Terjadi drop

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

mengenai pengaruh waktu aktivasi pernah dilakukan oleh Hartoyo et al (1990) yang menyimpulkan bahwa makin lama waktu aktivasi daya serap arang aktif makin

Pada Tabel 9 dapat dilihat nilai rasio ketidakseimbangan yang terbesar adalah pada gangguan dua fasa terbuka dan hubung singkat satu fasa ke tanah maka nilai setting arus urutan

Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK).Mahkamah

Perpustakaan Reksopustaka, Pura Mangkunegaran, Surakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimanakah struktur naskah wayang Serat Kresna Kembang Waosan

Berdasarkan distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin, usia, diagnosis dan gambaran histopatologi yang telah dilakukan diperoleh bahwa mayoritas penderita kanker

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam